Anda di halaman 1dari 23

ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN PERTUMBUHAN

EKONOMI TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

DI PROVINSI BENGKULU

SKRIPSI

OLEH :

VEVITA YOLANDA

C1A017046

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BENGKULU

2020
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
1.5 Ruang Lingkup penelitian
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pendapatan Asli Daerah
2.1.2 Pertumbuhan Ekonomi
2.1.3 Kesejahtreraan Masyarakat
2.2 Penelitian Terdahulu
2.3 Keranga Analisis
2.4 Hipotesis Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
3.2 Jenis dan Sumber Data
3.3 Definisi Operasional
3.4 Metode Pengumpulan Data
3.5 Metode Analisis
3.1.1 Uji Assumsi Klasik
3.1.2 Metode Pengujian Statistik
3.1.3 Koefisien Determinasi
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

ii
DAFTAR TABEL

No Judul Tabel Halaman

1.1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu


Tahun 2016-2017 8
1.2 Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu (persen) Tahun 2014-2018 9
1.3 PAD Provinsi Bengkulu Menurut Pemda Kabupaten/Kota Tahun 2014-2018 10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan nasional merupakan proses pengembangan keseluruhan sistem


penyelenggaraan negara untuk mewujudkan tujuan nasional yang tercantum dalam UUD
1945. Pada hakikatnya pembangunan ekonomi bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, dalam hal ini diperlukan pertumbuhan ekonomi yang meningkat dan distribusi
pendapatan yang lebih merata. Dikutip dari Wikipedia bahwasanya dalam istilah umum
kesejahteraan menunjuk ke keadaan yang baik, kondisi manusia simana orang-orang dalam
keadaan makmur, sehat, dan damai. Menurut Prawoto (2012) keberhasilan dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dapat diukur dengan parameter yaitu Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Indeks (HDI). Indeks Pembangunan
Manusia merupakan suatu konsep dari United nation for Development Programm) untuk
menanggulangi kemiskinan dengan prioritas yaitu pendidikan, kesehatan, dan daya beli.

Berbagai upaya yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah untuk meningkatkan


pertumbuhan didaerahnya yang diharapkan mampu memberi dampak positif bagi
kesejahteraan masyarakatnya. Adanya pelaksanaan pembangunan sebagai bentuk dari
desentralisasi merupakan upaya yang dilaksanakan pemerintah daerah untuk mencapai
tujuannya. Desentralisasai sendiri merupaka suatu upaya dari pemerintah pusat yang
memberikan tanggungb jawab atau wewenang kepada pemerintah daerah dalam mengatur
dan mengelola rumah tangganya sendiri sesuai denga perundang-undangan dan prinsip-
prinsip otonomi daerah yang berlaku. Maka pembangunan daerah merupakan proses yang
berjalan antara pemerintah daerah dengan masyarakat melalui pengelolaan potensi dan juga
sumber daya yang dimiliki suatu daerah serta menjalin kerjasama pihak lain yang dikira
mampu menstimulus pekembangan pelaksanaan kegiatan ekonomi. Tata pemerintahn yang
baik akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi, dalam artian pemerintah daerah akan
menyesuaikan segala bentuk pengeluarannya dengan perubahan penerimaan daerahnya.

Salah satu indikator pertumbuhan ekonomi ialah Produk Domestk Regional Bruto
(PDRB) karena PDRB dapat menggambarkan aktivitas perekonomian yang dilaksanakan dan
dapat dicapai pada satu periode. Pertumbuhan ekonomi dapat dicapai dengan usaha yang
dilaukan pemerintah daerah dalam mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang tinggi

4
serta mampu mengelolanya dengan baik sehingga peran otonomi daerah dalam
memberdayakan potensi daerah telah berjalan dengan baik.

Kesejahteraan masyarakat merupakan cita-cita luhur yang semua daerah berkeinginan


untuk mencapainya termasuk kabupaten/kota yang ada di Provinsi Bengkulu. Seperti
penjabaran sebelumnya bahwa perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakat Bengkulu
dapat diamati dari angka IPM yang diperoleh masing-masing kabupaten/kota di Provinsi
Bengkulu.

Tabel 1.1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi


Bengkulu Tahun 2016-2017

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu

Keterangan :

UHH : Umur Harapan Hidup saat lahir

HLS : Harapan Lama Sekolah

RLS : Rata-rata Lama Sekolah

Secara umum pembangunan manusia di kabupaten/kota provinsi Bengkulu tahun 2017


berada pad kategori sedang, dari 10 kabupaten/kota yang ada di provinsi Bengkulu hanya
pembangunan manusia di Kota Bengkulu yang berada pada kategori tinggi, sedangkan
sembilan kabupaten lainnya berada pada kategori sedang. Peningkatan IPM ditingkat provinsi
Bengkulu juga tercermin dari level kabupaten/kota. Selama periode 2016-2017, seluruh
kabupaten/kota mengalami peningkatan IPM. Pada periode ini terlihat 3 kabupaten yang
mengalami kemajuan pembangunan manusia paling cepat, yaitu kabupaten Seluma (1,50 %),

5
kota Bengkulu (1,13%), dan kabupaten Muko-Muko (0,83%). Kemajuan pembangunan
manusia di Kabupaten Seluma dan Muko-Muko didorong oleh dimensi pendidikan (Harapan
Lama Sekolah), sementara di Kota Bengkulu lebih didukung oleh perbaikan dimensi
pendidikan dan standar hidup layak. Disamping itu kemajuan pembangunan manusia di
Kabupaten Rejang Lebong (0,40%), Kabupaten Kepahiang (0,38%), dan Kabupaten
Bengkulu Utara (0,25%) tercatat paling lambat selama periode 2016-2017.

Indikator yang dapat digunakan untuk melihat keberhasilan pembangaunan manusia


suatu daerah salah satunya dengan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dimana peningkatan
pertumbuhan ekonomi dapat mendorong persediaan sumberdaya yang dapat menunjang
pembangunan manusia menjadi lebih baik.

Tabel 1.2 Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga
Konstan 2010 Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu (persen) Tahun 2014-2018

N Kabupaten/Kota 2014 2015 2016 2017 2018


O
1 Bengkulu Selatan 5,67 5,14 5,32 5,01 4,95
2 Rejang Lebong 5,30 5,15 5,27 5,01 4,96
3 Bengkulu Utara 5,47 5,07 5,01 5,00 4,81
4 Kaur 4,82 4,96 5,34 5,11 4,97
5 Seluma 5,30 4,31 5,02 5,01 4,80
6 Muko-Muko 6,01 5,54 5,69 5,31 5,01
7 Lebong 5,44 4,99 5,21 5,14 5,01
8 Kepahiang 5,89 5,65 5,71 5,23 5,00
9 Bengkulu Tengah 546 5,01 5,04 5,01 4,97
10 Kota Bengkulu 6,12 6,02 6,17 5,64 5,48
Provinsi 5,48 5,13 5,28 4,98 4,99
Sumber : badan pusat statistik provinsi bengkulu

Berdasarkan Tabel 1.2 pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bengkulu mengalami fluktuasi


selama periode 2014-2018. Perbedaan antara laju pertumbuhan ekonomi disetiap
kabupaten/kota dipicu oleh belum seimbangnya pembangunan antar kabupaten sebagai
dampak dari tidak meratanya elemen penunjang aktivitas ekonomi yang belum memadai
hingga ke daerah pelosok. Pada dasarnya setiap daerah memiliki kemampuan yang berbeda
untuk mengelola potensi daerahnya sebagai sumber penerimaan, upaya menigkatkan
penerimaan daerah diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi yang kemudian
membantu mencapai tingkat kesejahteraan yang baik.

Pasal 157 Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 menyatakan bahwa sumber-sumber


pendapatan daerah terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, dan

6
pendapatan daerah lainnya. Salah satu tolok ukur kemandirian suatu daerah yaitu kemampuan
dalam membiayai pembangunan daerahnya melalui PAD, seperti pembangunan manusia
dimana yang selanjutnya memungkinkan terjadinya peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Tabel 1.3 PAD Provinsi Bengkulu Menurut Pemda Kabupaten/Kota Tahun 2014-2018

NO Kabupaten/Kota 2014 2015 2016 2017 2018


1 Bengkulu Selatan 36 083 665 36 083 665 36 083 665 36 083 665 67 396 285
2 Rejang Lebong 64 936 984 64 936 984 64 936 984 64 936 984 84 508 250
3 Bengkulu Utara 52 653 936 52 653 936 52 653 936 52 653 936 117 430 306
4 Kaur 15 835 972 15 835 972 15 835 972 15 835 972 38 688 344
5 Seluma 25 596 721 25 596 721 25 596 721 25 596 721 58 028 361
6 Mukomuko 35 071 496 35 071 496 35 071 496 35 071 496 85 747 718
7 Lebong 17 498 314 17 498 314 17 498 314 17 498 314 35 309 105
8 Kepahiang 28 183 724 28 183 724 28 183 724 28 183 724 34 444 903
9 Bengkulu Tengah 10 860 244 10 860 244 10 860 244 10 860 244 23 470 120
10 Kota Bengkulu 81 754 842 81 754 842 81 754 842 81 754 842 182 884 786
Provinsi 1 040 540 1 040 540 1 040 540 1 040 540 1 600 165
Bengkulu 366 366 366 366 917
Sumber : badan pusat statistik provinsi bengkulu

PAD merupakan salah satu sumber penerimaan/pendapatan daerah selain dana


perimbangan dan lain-lain pendapatan yang sah. Pada tabel 1.3 laju pertumbuhan pendapatan
asli daerah cukup berfluktuasi selama kurun waktu 2014-2018 namun pada tahun 2018 relatif
lebih merata antar kabupaten/kota dibanding tahun 2017. Peringkat pertama diraih oleh Kota
Bengkulu, diikuti oleh Kabupaten Kabupaten Rejang Lebong dan Bengkulu Utara berturut-
turut pada posisi kedua dan ketiga. Sementara itu, Kabupaten Bengkulu Tengah menduduki
posisi terendah.

Jika pengalokasian pendapatan daerah tepat dan berjalan sesuai target juga sasaran maka
meningkatnya PAD diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada
masing-masing kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu, sehingga penulis mengangkat judul
penelitian skripsi “Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah terhadap Pertumbuhan
Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat di Provinsi Bengkulu”.

7
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah sebelumnya, maka rumusan masalah pada
penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana pengaruh pendapatan asli daerah terhadap pertumbuhan ekonomi di


provinsi Bengkulu?
2. Bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi yang merupakan variabel mediasi
pengaruh pendapatan asli daerah terhadap kesejahteraan masyarakat?

1.3 Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh pendapatan asli
daerah terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di Provinsi Bengkulu.

1.4 Manfaat Penelitian


Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :
1. Bagi pemerintah Provinsi Bengkulu sebagai bahan informasi berkenaan dengan
pengaruh pendaapatan asli daerah terhadap pertumbuhan ekonomi dan
kesejahteraan masyarakat untuk pengalokasian pendapatan selanjutnya.
2. Bagi Badan Perencanaan Daerah Provinsi Bengkulu sebagai bahan pertimbangan
dalam merumuskan kebijakan-kebijakan perencanaan pembangunan khususnya
pembangunan manusia guna memicu peningkatan kesejahteraan masyarakat.
3. Bagi penulis sebagai media pembelajaran dan pengembangan keilmuan dalamupaya
peningkatan kualitas intektual.
4. Penelitan ini diharapkan mampu menjadi bahan referensi bagi penelitian
selanjutnya sehingga penelitian ini ldapat dikembangkan dan diaplikasikan.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian


Untuk membatasi masalah yang akan dibahas, maka penelitian ini difokuskan pada
Pendapatan Asli Daerah, pertumbuhan ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat di
Provinsi Bengkulu dimana informasi tersebut diperoleh dari berbagai literatur terkait
kemudian diolah dengan analisis regresi linear berganda sehingga dapat mengetahui
pengaruh antara masing-masing variabel.

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Menurut Abdul Halim (2004:94), Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah
penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri
yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Sektor pendapatan daerah memegang peranan yang sangat
penting, karena melalui sektor ini dapat dilihat sejauh mana suatu daerah dapat
membiayai kegiatan pemerintah dan pembangunan daerah.
A. Sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Menurut Abdul Halim (2007:96), kelompok Pendapatan Asli Daerah (PAD)
dipisahkan menjadi empat jenis pendapatan, yaitu:
1. Pajak Daerah
a. Pajak Provinsi
b. Pajak Kabupaten/Kota
2. Retribusi daerah, terdiri dari :
Retribusi jasa umum, retribusi jasa usaha, dan retribusi perijinan tertentu.
3. Hasil Perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah
yang dipisahkan
4. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang sah, yaitu
Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan, hasil
pemanfaatan atau pendayagunaan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan,
jasa giro, pendapatan bunga, tuntutan ganti rugi, keuntungan selisih nilai
tukar rupiah terhadap mata uang asing, dan komisi, potongan, ataupun
bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan/ atau pengadaan barang dan
atau jasa oleh daerah.

B. Dasar Hukum
Peraturan perundangan mengenai pajak daerah mengalami beberapa
kali perubahan. Peraturan perundangan di bidang pajak daerah antara lain UU
No. 11 Drt Tahun 1957 tentang Peraturan Umum Pajak Daerah, UU No. 18

9
Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, UU No 34 Tahun
2000 tentang Perubahan atas UU No 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah. Kemudian pada tahun 2009 pemerintah pusat
mengeluarkan UU No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah
menggantikan UU No. 34 Tahun 2000.

C. Objek Pajak Daerah Kabupaten/Kota


Objek pajak daerah Kabupaten/ Kota sesuai Undang-undang nomor 1
tahun 2011 tentang Pajak Hotel, Undang-undang nomor 2 tahun 2011 tentang
Pajak Restoran, Undang-undang nomor 3 tahun 2011 tentang Pajak Hiburan,
Undang-undang nomor 4 tahun 2011 tentang Pajak Reklame, Undang-undang
nomor 6 tahun 2011 tentang Pajak Penerangan Jalan, Undang-undang nomor
8 tahun 2011 tentang Pajak Parkir, Undang-undang nomor 10 tahun 2011
tentang Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, Undang-undang nomor 13
tahun 2011 tentang Pajak Air Tanah, dan Undang-undang nomor 14 tahun
2011 tentang Pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.

2.1.2 Pertumbuhan Ekonomi


Pertumbuhan ekonomi merupakan upaya peningkatan kapasitas produksi
untuk mencapai penambahan output, yang diukur menggunakan Produk
BM;Domestik Bruto (PDB) maupun Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
dalam suatu wilayah. Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output
perkapita dalam jangka panjang. Tekanannya pada tiga aspek, yaitu: proses,
output perkapita dan jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses,
bukan suatu gambaran ekonomi pada suatu saat. Disini kita melihat aspek
dinamis dari suatu perekonomian, yaitu bagaimana suatu perekonomian
berkembang atau berubah dari waktu ke waktu. Tekanannya ada pada perubahan
atau perkembangan itu sendiri. Menurut Prof. Simon Kuznets, pertumbuhan
ekonomi adalah kenaikan kapasitas jangka panjang dari negara yang
bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekonomi kepada penduduknya.
Kenaikan kapasitas tersebut dimungkinkan oleh adanya kamajuan atau
penyesuaian penyesuaian teknologi, intitusional dan ideologi terhadap berbagai
keadaan yang ada. Perkembangan ekonomi mengandung arti yang lebih luas serta
mencakup perubahan pada susunan ekonomi masyarakat secara menyeluruh.

10
Pembangunan ekonomi pada umunya didefinisikan sebagai suatu proses yang
menyebabkan kenaikan pendapatan riil perkapita penduduk suatu negara dalam
jangka panjang yang disertai oleh perbaikan sistem kelembagaan.
Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang berarti perubahan yang
terjadi terus menerus, usaha untuk menaikkan pendapatan perkapita, kenaikan
pendapatan perkapita harus terus berlangsung dalam jangka panjang dan yang
terakhir perbaikan sistem kelembagaan disegala bidang (misalnya ekonomi,
politik, hukum, sosial, dan budaya). Sistem ini bisa ditinjau dari dua aspek yaitu:
aspek perbaikan dibidang organisasi (institusi) dan perbaikan dibidang regulasi
baik legal formal maupun informal. Dalam hal Ini, berarti pembangunan ekonomi
merupakan suatu usaha tindakan aktif yang harus dilakukan oleh suatu negara
dalam rangka meningkatkan pendapatan perkapita. Dengan demikian, sangat
dibutuhkan peran serta masyarakat, pemeritah, dan semua elemen yang terdapat
dalam suatu negara untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembangunan

Dari berbagai teori pertumbuhan yang ada yakni teori Harold Domar,
Neoklasik, dari Solow, dan teori, endogen oleh Romer, bahwasanya terdapat tiga
faktor atau komponen utama dalam pertumbuhan ekonomi. Ketiganya adalah:
Akumulasi modal, yang meliputi semua bentuk atau jenis investasi baru yang
ditanamkan pada tanah, peralatan fisik, dan modal atau sumber daya manusia.
Pertumbuhan penduduk yang beberapa tahun selajutnya akan memperbanyak
jumlah angkatan kerja. Kemajuan teknologi, Pembangunan daerah dilaksanakan
untuk mencapai tiga tujuan penting, yaitu mencapai pertumbuhan(growth),
pemerataan (equity), dankeberlanjutan (sustainability). Pertumbuhan (growth),
tujuan yang pertama adalah pertumbuhan ditentukan sampai dimana kelangkaan
sumber daya dapat terjadi atas sumber daya manusia, peralatan, dan sumber daya
alam dapat dialokasikan secara maksimal dan dimanfaatkan untuk meningkatkan
kegiatan produktif. Pemerataan (equity), dalam hal ini mempunyai implikasi
dalam pencapaian pada tujuan yang ketiga, sumber daya dapat berkelanjutan
maka tidak boleh terfokus hanya pada satu daerah saja sehingga manfaat yang
diperoleh dari pertumbuhan dapat dinikmati semua pihak dengan adanya
pemerataan. Berkelanjutan (sustainability), sedangkan tujuan berkelanjutan,
pembangunan daerah harus memenuhi syarat-syarat bahwa penggunaansumber
daya baik yang ditransaksikan melalui sistem pasar maupun diluar sistem pasar

11
harus tidak melampaui kapasitas kemampuan produksi. Pembangunan daerah dan
pembangunan sektoral perlu selalu dilaksanakan dengan selaras, sehingga
pembangunan sektoral yang berlangsung didaerah-daerah, benar-benar dengan
potensi dan prioritas daerah. Untuk keseluruhan pembangunan, daerah juga
benar-benar merupakan satu kesatuan politik, ekonomi, sosial, budaya dan
pertahanan keamanan didalam mewujudkan tujuan nasional.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi secara
umum, antara lain:
a. Sumber daya alam
b. Jumlah dan mutu pendidikan penduduk
c. Ilmu pengetahuan dan teknologi
d. Sistem sosial
e. Pasar

Untuk menilai prestasi pertumbuhan ekonomi haruslah terlebih dahulu


dihitung pendapatan nasional riil yaitu PNB atau PDB yang dihitung menurut
harga-harga yang berlaku dalam tahun dasar. Nilai yang diperoleh dinamakan
PNB atau PDB harga tetap yaitu harga yang berlaku dalam tahun dasar. Tingkat
pertumbuhan ekonomi dihitung dari pertambahan PNB atau PDB riil yang
berlaku dari tahun ke tahun. Untuk mengetahuiperkembangan pertumbuhan
ekonomi setiap periodenya

2.1.3 Kesejahteraan Masyarakat


Menurut Undang-undang No 11 Tahun 2009, tentang Kesejahteraan
masyarakat. Kesejahteraan masyarakat adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan
material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu
mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.
Permasalahan kesejahteraan sosial yang berkembang dewasa ini menunjukkan
bahwa ada warga negara yang belum terpenuhi hak atas kebutuhan dasarnya
secara layak karena belum memperoleh pelayanan sosial dari negara. Akibatnya,
masih ada warga negara yang mengalami hambatan pelaksanaan fungsi sosial
sehingga tidak dapat menjalani kehidupan secara layak dan bermartabat. Konsep
kesejahteraan menurut Nasikun (1993) dapat dirumuskan sebagai padanan makna
dari konsep martabat manusia yang dapat dilihatdari empaat indicator yaitu:
a. Rasa Aman

12
b. Kesejahteraan
c. Kebebasan
d. Jati diri

Biro Pusat Statistik Indonesia (2000) menerangkan bahwa guna melihat


tingkat kesejahteraan rumah tangga suatu wilayah ada beberapa indicator yang
dapat dijadikan ukuruan, antara lain adalah

a. Tingkat pendapatan keluarga;


b. Komposisi pengeluaran rumah tangga dengan membandingkan
pengeluaran untukpangan dengan non-pangan;
c. Tingkat pendidikan keluarga
d. Tingkat kesehatan keluarga, dan;
e. Kondisi perumahan serta fasilitas yang dimiliki dalam rumah tangga.
Menurut Kolle (1974) dalam Bintarto (1989), kesejahteraan dapat diukur dari
beberapa aspek kehidupan antara lain:
a. Dengan melihat kualitas hidup dari segi materi, seperti kualitas rumah,
bahan pangan dan sebagianya;
b. Dengan melihat kualitas hidup dari segi fisik, seperti kesehatan tubuh,
lingkungan alam, dan sebagainya;
c. Dengan melihat kualitas hidup dari segimental, seperti fasilitas pendidikan,
lingkungan budaya, dan sebagainya;
d. Dengan melihat kualitas hidup dari segi spiritual, sepertimoral, etika,
keserasian penyesuaian, dan sebagainya.
“Kesejahteraan sosial adalah sistem yang terorganisir dari pelayanan-
pelayanan sosial dan lembaga-lembaga yang bertujuan untuk membantu individu
dan kelompok untuk mencapai standar hidup dan kesehatan yang memuaskan dan
relasi-relasi pribadi dan sosial yang memungkinkan mereka mengembangkan
kemampuannya sepenuh mungkin dan meningkatkan kesejahteraannya secara
selaras dengan kebutuhan keluarga dan masyarakat.” Definisi-definisi di atas
mengandung pengertian bahwa kesejahteraan sosial mencakup berbagai usaha yang
dikembangkan untuk meningkatkan taraf hidup manusia manusia, baik itu di bidang
fisik, mental, emosional, sosial, ekonomi dan spiritual.

13
2.2 Penelitian Terdahulu
Studi mengenai pengaruh PAD terhadap pertumbuhan ekonomi dan ksejahteraan
masyarakat telah banyak dilakukan oleh banyak peneliti. Secara ringkas disajikan
ringkasan penetian-penelitian sejenis yang menjadi referensi dan inspirasi dalam
penelitian ini sebagai berikut :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Desak Nyoman Utami dan Gusti Bagus
Indrajaya (2017) dengan judul “Pengaruh PAD dan Belanja Modal Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat Di Provinsi Bali”.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pendapatan asli
daerah dan belanja modal terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan
masyarakat di Kabupaten/Kota Provinsi Bali. Metode analisis yang digunakan
adalah teknik analisis jalur (path analysis) dengan menggunakan SPSS dan
menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statisik (BPS)
Provinsi Bali selma periode 2012-2017. Sedangkan data yang digunakan dalam
penelitian ini anara lain pendapatan asli daerah, belanja modal, perumbuhan
ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Hasil analisis menunjukkan pendapatan asli daerah dan belanja modal
berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Pendapatan asli daerah,
belanja modal dan pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif terhadap
kesejahteraan masyarakat. Pada penelitian ini pertumbuhan ekonomi adalah
variabel mediasi pengaruh pendapatan asli daerah terhadap kesejahteraan
masyarakat, tetapi pertumbuhan ekonomi bukan variabel mediasi pengaruh
belanja modal terhadap kesejahteraan masyarakat.
2. Ni Kadek Herni Wijayanti dan Ida Bagus Darsana melakukan penelitian yang
berjudul “Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum Terhadap
Kesejahteraan Masyarakat Melalui Pertumbuhan Ekonomi (Studi
Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Periode 2008-2013). Tujuan penelitian ini
yaitu untuk menganalisis pengaruh langsung maup un pengaruh tidak langsung
pendapatan asli daerah dan dana alokasi umum terhadap kesejahteraan
masyarakat melalui pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bali. Penelitian ini
menggunakan data sekunder dan Path analysis sebagai teknik analisis. Hasil
analisis menunjukkan PAD dan DAU memiliki pengaruh signifikan positif
terhadap pertumbuhan ekonomi. PAD dan DAU tidak berpengaruh langsung

14
terhadap kesejahteraan masyarakat, sedangkan pertumbuhan ekonomi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat.
Pertumbuhan ekonomi merupakan variabel yang memediasi secara penuh dalam
pengaruh PAD dan DAU terhadap kesejahteraan masyarakat
3. Penelitian yang dilakukan oleh Lily Kusumawati dan Gusti Bagus Wiksuana
yang berjudul “Pengaruh Pendapatan Daerah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
di Wilayah Sarbagita Provinsi Bali”. Tujuan penelitian ini mengetahui pengaruh
Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi
Khusus (DAK) dan Dana Bagi Hasil (DBH) terhadap pertumbuhan ekonomi di
wilayah Sarbagita Provinsi Bali. Penelitian ini dilakukan di wilayah Sarbagita
Provinsi Bali menggunakan metode sampling jenuh dalam penentuan sampel
dengan populasi dan sampel adalah wilayah Kota Denpasar, Kabupaten Badung,
Kabupaten Gianyar dan Kabupaten Tabanan pada tahun 2012-2016.
Pengumpulan data dilakukan melalui teknik observasi nonpartisipan. Analisis
data dilakukan menggunakan analisis deskriptif daan regresi linier berganda.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa Pendapatan Asli
Daerah(PAD) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) berpengaruh positif terhadap
pertumbuhan ekonomi di wilayah Sarbagita Provinsi Bali. Sedangkan Dana
Alokasi Umum (DAU) dan Dana Bagi Hasil (DBH) berpengaruh negatif
terhadap pertumbuhan ekonomi di wilayah Sarbagita Provinsi Bali.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Novita Dwi Astuti (2014) yang berjudul
“Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum Terhadap Belanja
Modal pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Bengkulu”. Penelitian ini bertujuan
untuk: 1) Mengetahui pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap
Belanja Modal pada Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu tahun 2010-2014, 2)
Mengetahui pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) terhadap Belanja modal
pada Kabupaten/Kota pada Provinsi Bengkulu tahun 2010-2014, 3) Mengetahui
Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi Umum (DAU) terhadap
Belanja Modal pada Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu tahun 2010-2014.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi
Bengkulu tahun 2010-2014 yang berjumlah 10 kabupaten/kota. Teknik
pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi. Uji prasyarat analisis
data menggunakan uji multikolonieritas, uji heterokedastisitas, dan uji
autokorelasi. Uji hipotesis menggunakan regresi linier sederhana dan analisis

15
regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1)Pendapatan
Asli Daerah (PAD) berpengaruh positif terhadap Belanja Modal. Hal ini
ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,279, koefisien regresi
sebesar 0,587, koefisien determinasi (r2) 0,078; 2) Dana Alokasi Umum (DAU)
berpengaruh positif terhadap Belanja Modal, ditunjukkan dengan nilai koefisien
korelasi (r) bernilai positif sebesar 0,426, koefisien regresi sebesar 0,155,
koefisien determinasi 0,181; 3) Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana
Alokasi Umum (DAU) secara simultan berpengaruh positif terhadap Belanja
Modal, ditunjukkan dengan koefisien korelasi (R) sebesar 0,476, koefisien
determinasi sebesar 0,227

2.3 Kerangka Analisis


Variabel-variabel yang dianalisis dalam penelitian ini meliputi: 1) Variabel terikat
(dependent variabel) yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lainnya atau oleh
variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kesejahteraan
masyarakat(Y2). 2) Variabel bebas (independent variabel) yaitu variabel yang tidak
dipengaruhi variabel lainnya atau variabel yang mempengaruhi variabel terikat.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendapatan asli daerah(X1). 3) Variabel
mediasi/intervening yaitu variabel yang secara teoritis memediasi hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen melalui hubungan yang tidak langsung
(Utama, 2016:160). Variabel mediasi dalam penelitian ini adalah pertumbuhan
ekonomi(Y1)

Pendapatan Asli Daerah

Kesejahteraan Masyarakat

Pertumbuhan Ekonomi

2.4 Hipotesis Penelitian


Hipotesis penelitian ini akan menelusuri fakto-faktor yang mempengaruhi
kesejahteraan masyarakat di Provinsi Bengkulu, oleh karena itu hipotesis ini meliputi :

16
1. Pendapatan Asli Daerah (PAD) berpengaruh positif secara signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di Provinsi Bengkulu.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian penjelasan ( Eksplanatory Research ) yaitu
penelitian yang menggunakan model yang sudah ada/dilakukan, dimana hasil penelitian
ini nantinya diharapkan dapat mempertajam hasil penelitian terdahulu. Perbedaan
penelitian ini dengan terdahulu terletak pada lingkup, daerah, variabel, dan periode
waktu penelitian.

3.2 Jenis dan Sumber Data


Penelitian ini menggunakan data sekunder. Data yang diambil adalah data runtun waktu
tahunan ( time series ) dari tahun 2014 – 2018 yang bersifat kuantitatif yang meliputi
data Pendapatan Asli Daerah, Produk Domestik Regional Bruto, dan Indeks
Pembangunan Manusia. Data – data tersebut diperoleh dari Badan Pusat Statistik ( BPS
) Provinsi Bengkulu dan BAPPEDA Kota Bengkulu

3.3 Definisi Operasional


1. Kesejahteraan Masyarakat
Kesejahteraan masyarakat adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material,
spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu
mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Keberhasilan
dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dapat diukur dengan parameter
yaitu Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Indeks
(HDI), dalam hal ini terdapat tiga komponen yaitu pendidikan, kesehatan, dan daya
beli, meliputi data tahun 2014-2018.
2. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian di
Provinsi Bengkulu yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam
masyarakat bertambah. Dalam hal ini dinyatakan dalam satuan persen, dan meliputi
data tahun 2014 -2018.

17
3. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Keseluruhan pendapatan daerah yang diperoleh dari sumber-sumber wilayah
Provinsi Bengkulu periode 2014-2018 dinyatakan dalam juta rupiah.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
dokumentasi. Metode dokumentasi merupakan dokumentasi data yang dihimpun dari
badan lembaga dan instansi di Provinsi Bengkulu yang terkait dengan permasalah yang
diteliti, studi pustaka dan penelitian sebelumnya secara kuantitatif deskriptif.

3.5 Metode Analisis


Model analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis
inferensial, yaitu analisis regresi berganda untuk mengetahui pengaruh investasi,
jumlah angkatan kerja, dan belanja modal terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota
Bengkulu yang dinyatakan dalam bentuk fungsi Cobb-Douglas berikut :

Y1 = β0 X1β1Y2β2

Untuk mengestimasi koefisien regresi, Feldstein (1999) mengadakan transformasi ke


bentuk linear dengan menggunakan logaritma natural (ln) guna menghitung nilai
elastisitas dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat ke dalam model
sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut:

Ln Y1= β0+ β1LnX1+ β2LnY2 + e

Dimana :
Y1 = Variabel pertumbuhan ekonomi
Y2 = Variabel kesejahteraan masyarakat
X1 = Variabel pendapatan asli daerah
β0 = Intercep/ Konstanta
β1 = Koefisien variabel pendapatan asli daerah
e = error term
β1 adalah koefisien regresi variabel dependen. Pengujian hipotesis dilakukan secara
simultan dan parsial. Perhitungan dan analisis data menggunakan komputer dengan
program SPSS 16 for windows. Syarat yang digunakan sebelum melakukan analisis

18
regresi linier berganda adalah uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik adalah suatu
pengujian yang dilakukan agar model regresi yang diajukan menunjukkan persamaan
yang mempunyai hubungan yang valid atau BLUE (Best Linear Unbiased Estimation).
Model tersebut harus memenuhi asumsi-asumsi dasar klasik Ordinary Least Square
(OLS).

3.5.1 Uji Asumsi Klasik


Uji asumsi klasik ini menggunakan software SPSS.16.
a. Uji Multikolenearitas
Uji multikolinearitas ini digunakan untuk menunjukkan adanya hubungan
linier variabel-variabel bebas dalam model regresi, menunjukkan adanya
hubungan antara variabel PAD, dan pertumbuhan ekonomi dalam metode
regresi. Dalam pengujian ini bila variabel PAD, dan pertumbuhan ekonomi
berkorelasi dengan sempurna, makadisebut “multikolinearitas
sempurna”(perfect multicollinearity). Dalam hal ini Penggunaan kata
multikolinearitas dimaksudakan untuk menunjukkan adanya derajat
kolinearitas yag tinggi di antara variabel-variabel bebas. Bila variabel PAD,
dan pertumbuhan ekonomi bekorelasi sempurna maka metode kuadrat
terkecil tidak bisa digunakan.
Masalah Multikolinearitas bisa timbul karena berbagai sebab (Sumodinigrat,
2003: 282) antara lain:
1. Sifat-sifat terkandung dalam kebanyakan variabel ekonomi berubah
bersama-sama sepanjang waktu.
2. Pengunaan nilai lag (lagged value) dari variabel-variabel bebas tertentu
dalam model regresi.

Menurut Setyadharma (2010:8) untuk melihat masalah multikolinearitas


dapat dilakukan dengan melakukan uji VIF dan bila nilai dari hasil uji VIF
memiliki nilai lebih besar dari 1 dan lebih kecil dari 10 maka persamaan
tersebut diindikasikan memiliki masalah multikolinearitas. Selain itu untuk
melihat apakah terdapat masalah multikolinearitas yaitu dengan cara yaitu:

1. Melihat Nilai R2yang tinggi (signifikan), namun nilai standar error dan
tingkat signifikansi masing-masing variabel sangat rendah.

19
2. Nilai koefisien variabel tidak sesuai dengan hipotesis, misalnya variabel
yang seharusnya memiliki pengaruh positif(nilai koefisien positif),
ditunjukkan dengan nilai negatif.
3. Nilai significance ( 2-tailed)lebih besar dari 0,05.
b. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dengan model regresi yang dikembangkan sebelumnya
mempunyai asumsi bahwa model komponen- komponen error adalah
variabel random yang tidak berkorelasi. (Douglas dan William, 1990:499).
Dalam mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dalam persamaan model
yang dilakukan dapat diketahui dengan melakukan uji Durbin Watson.
Kemudian nilai Durbin Watson dibandingkan dengan nilai d tabel. Hasil
perbandingan akan menghasilkan kesimpulan seperti kriteria sebagai
berikut(Setyadharma (2010:4).
1. jika DW berada diantara dl sampai dengan 4-dl artinya tidak terdapat
autokorelasi.
2. Jika DW < dl artinya terdapat autokorelasi positif
3. Jika DW berada diantara dl dan du artinya tidak dapat disimpulkan
4. jika DW > dl artinya terdapat autokorelasi positif

c. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah kondisi dimana varian dari variabel pengganggu
tidak sama untuk semua observasi, akibat yang timbul apabila terjadi
heteroskedastisitas dalam penaksiran OLS tetap tidak bisa dan tidak lagi
efisien baik dalam sampel besar maupun dalam sampel kecil, serta uji t-test
dan uji F-test akan menyebabkan kesimpulan yang salah. Untuk menguji ada
tidaknya heteroskedastisitas, maka salah satu cara yang ditempuh dengan uji
white. Jika variabel independen tidak signifikan secara statistik tidak
mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi tidak terjadi
heteroskedastisitas.

3.5.2 Uji Statistik


1. Uji F
Pengujian hipotesis secara keseluruhan dilakukan untuk melihat pengaruh
variabel–variabel independen terhadap variabel dependen secara keseluruhan.

20
Untuk menguji hipotesis diterima atau ditolak digunakan tingkat signifikan
95% (α) = 0,05 dengan kriteria pengujian sebagai berikut :
H0: b1,b2,b3= 0, berarti tidak ada pengaruh variabel investasi, jumlah
angkatan kerja, dan belanja modal terhadap variabel pertumbuhan ekonomi
Ha: b1,b2,b3> 0 berarti paling tidak ada satu variabel berpengaruh positif
antara variabel investasi, jumlah angkatan kerja, dan belanja modal terhadap
variabel pertumbuhan ekonomi
Kriteria pengujian
Jika Fhitung > Ftabel ; Ho ditolak, berarti variabel di antara investasi, jumlah
angkatan kerja dan belanja modal berpengaruh positif secara signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi
Jika Fhitung < Ftabel ; Ho diterima, berarti variabel di antara investasi, jumlah
angkatan kerjadan belanja modal tidak berpengaruh positif secara signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi
2. Uji t
Pengujian hipotesis secara individu dilakukan untuk melihat pengaruh
variabel–variabel independen terhadap dependen secara individu. Dengan
menganggap variabel independen lainnya konstan. Dalam pengujian hipotesis
ini yang digunakan adalah sebagai berikut.
H0: b1,b2,b3= 0, berarti tidak ada pengaruh variabel independen terhadap
variabel pertumbuhan ekonomi
Ha: b1,b2,b3> 0 berarti ada pengaruh positif antara variabel independen
terhadap variabel pertumbuhan ekonomi.

3.5.3 Koefisien Determinasi (R2)


Nilai R-squared (R2) statistik mengukur tingkatkeberhasilan model regresi yang
digunakan dalam memprediksi nilai variabel terikat atau dengan kata lain, R2
menunjukan berapa persen variabel bebas yang digunakan dalam model tersebut
dapat menjelaskan variabel terikatnya. R2 merupakan fraksi dari variasi yang
mampu dijelaskan oleh model. Nilai R2 terletak antara 0 (nol) hingga 1 (satu).
Semakin mendekati satu maka model dapat dikatakan membaik. Perlu
diperhatikan bahwa nilai R2 dapat bernilai negatif jika kita tidak menggunakan
intersep atau konstanta. Kriteria yang menunjukkan kuat lemahnya korelasi
ditunjukkan dengan nilai-nilai sebagai berikut :
21
a. 0 – 0,25 : Korelasi sangat lemah
b. > 0,25 – 0,5 : Korelasi Cukup
c. > 0,5 – 0,75 : Korelasi Kuat
d. > 0,75 – 1 : Korelasi sangat kuat
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu. (2018). Provinsi Bali Dalam Angka 2018.
______. (2017). Provinsi Bengklu Dalam Angka 2017.
______. (2018). Laju Pertumbuhan Ekonomi Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu.
Diunduh dari website: https: //bengkulu. bps.go.id/ link Table Dinamis/ view/id/103
Diakses pada tanggal 8 November 2019
______. (2018). Indeks Pembangunan Manusia Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi
Bengkulu. Diunduh dari website: https://bengkulu.bps.go.id/ linkTableDinamis
/view/id/137Diakses pada tanggal 8 November 2019
Fajrii, Muhammad, Arman Delis dan Yohanes Vyn Amzar. Dampak Otonomi Fiskal,
Pertumbuhan Ekonomi dan Keterbukaan Daerah terhadap Ketimpangan Wilayah di
Sumatera. Jurnal Ekonomi Kuantitatif Terapan, 9 (2), hal. 99-107.
Lumbantoruan, Eka Pratiwi dan Hidayat, Paidi. (2014). Analisis Pertumbuhan Ekonomi dan
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi-Provinsi di Indonesia (Metode
Kointegrasi). Jurnal Ekonomi dan Keuangan, 2 (2), 14-27.
Lincoln,Arsyad. 2004, Ekonomi Pembangunan, Penerbit STIE YKPN, Yogyakatra.
Rakyat Bengkulu.2013,28 November. Rancangan APBD Kota Bengkulu 2014, hal.19
Swandewi, Anak Agung Istri Agung. 2014. Pengaruh Dana Perimbangan dan Kemandirian
Keuangan Daerah terhadap Keserasian Anggaran dan Kesejahteraan Masyarakat pada
Kabupaten/Kota di Provinsi Bali.E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Universitas Udayana
Pratowo, Nur Isa. (2012). Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Indeks
Pembangunan Manusia. Jurnal Studi Ekonomi Indonesia, 1 (1), 15-31.
Putra, Ardhansyah. (2016). Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Belanja Modal Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi dan Dana Perimbangan sebagai Pemoderasi di
Kabupaten/Kota Sumatera Utara. Jurnal Konsep Bisnis dan Manajemen, 3 (1), 12-25
Rimbawan, Nyoman Dayuh . 2012. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kesempatan
Kerja (Kasus Provinsi Bali, 2001-2011. PIRAMIDA, 3 (2), 76-84.
Rosita, Ida Ayu Putu Mega dan I Ketut Sutrisna. (2018). Pengaruh Pendapatan Asli Daerah
dan Dana Perimbangan terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Kesejahteraan

22
Masyarakat pada Kabupaten/Kota di Provinsi Bali. E-Jurnal Ekonomi Pembangunan
Universitas Udayana, 7 (7), 1445-1471.

23

Anda mungkin juga menyukai