DI PROVINSI BENGKULU
SKRIPSI
OLEH :
VEVITA YOLANDA
C1A017046
UNIVERSITAS BENGKULU
2020
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
1.5 Ruang Lingkup penelitian
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pendapatan Asli Daerah
2.1.2 Pertumbuhan Ekonomi
2.1.3 Kesejahtreraan Masyarakat
2.2 Penelitian Terdahulu
2.3 Keranga Analisis
2.4 Hipotesis Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
3.2 Jenis dan Sumber Data
3.3 Definisi Operasional
3.4 Metode Pengumpulan Data
3.5 Metode Analisis
3.1.1 Uji Assumsi Klasik
3.1.2 Metode Pengujian Statistik
3.1.3 Koefisien Determinasi
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
ii
DAFTAR TABEL
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu indikator pertumbuhan ekonomi ialah Produk Domestk Regional Bruto
(PDRB) karena PDRB dapat menggambarkan aktivitas perekonomian yang dilaksanakan dan
dapat dicapai pada satu periode. Pertumbuhan ekonomi dapat dicapai dengan usaha yang
dilaukan pemerintah daerah dalam mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang tinggi
4
serta mampu mengelolanya dengan baik sehingga peran otonomi daerah dalam
memberdayakan potensi daerah telah berjalan dengan baik.
Keterangan :
5
kota Bengkulu (1,13%), dan kabupaten Muko-Muko (0,83%). Kemajuan pembangunan
manusia di Kabupaten Seluma dan Muko-Muko didorong oleh dimensi pendidikan (Harapan
Lama Sekolah), sementara di Kota Bengkulu lebih didukung oleh perbaikan dimensi
pendidikan dan standar hidup layak. Disamping itu kemajuan pembangunan manusia di
Kabupaten Rejang Lebong (0,40%), Kabupaten Kepahiang (0,38%), dan Kabupaten
Bengkulu Utara (0,25%) tercatat paling lambat selama periode 2016-2017.
Tabel 1.2 Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga
Konstan 2010 Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu (persen) Tahun 2014-2018
6
pendapatan daerah lainnya. Salah satu tolok ukur kemandirian suatu daerah yaitu kemampuan
dalam membiayai pembangunan daerahnya melalui PAD, seperti pembangunan manusia
dimana yang selanjutnya memungkinkan terjadinya peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Tabel 1.3 PAD Provinsi Bengkulu Menurut Pemda Kabupaten/Kota Tahun 2014-2018
Jika pengalokasian pendapatan daerah tepat dan berjalan sesuai target juga sasaran maka
meningkatnya PAD diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada
masing-masing kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu, sehingga penulis mengangkat judul
penelitian skripsi “Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah terhadap Pertumbuhan
Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat di Provinsi Bengkulu”.
7
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah sebelumnya, maka rumusan masalah pada
penelitian ini yaitu :
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. Dasar Hukum
Peraturan perundangan mengenai pajak daerah mengalami beberapa
kali perubahan. Peraturan perundangan di bidang pajak daerah antara lain UU
No. 11 Drt Tahun 1957 tentang Peraturan Umum Pajak Daerah, UU No. 18
9
Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, UU No 34 Tahun
2000 tentang Perubahan atas UU No 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah. Kemudian pada tahun 2009 pemerintah pusat
mengeluarkan UU No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah
menggantikan UU No. 34 Tahun 2000.
10
Pembangunan ekonomi pada umunya didefinisikan sebagai suatu proses yang
menyebabkan kenaikan pendapatan riil perkapita penduduk suatu negara dalam
jangka panjang yang disertai oleh perbaikan sistem kelembagaan.
Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang berarti perubahan yang
terjadi terus menerus, usaha untuk menaikkan pendapatan perkapita, kenaikan
pendapatan perkapita harus terus berlangsung dalam jangka panjang dan yang
terakhir perbaikan sistem kelembagaan disegala bidang (misalnya ekonomi,
politik, hukum, sosial, dan budaya). Sistem ini bisa ditinjau dari dua aspek yaitu:
aspek perbaikan dibidang organisasi (institusi) dan perbaikan dibidang regulasi
baik legal formal maupun informal. Dalam hal Ini, berarti pembangunan ekonomi
merupakan suatu usaha tindakan aktif yang harus dilakukan oleh suatu negara
dalam rangka meningkatkan pendapatan perkapita. Dengan demikian, sangat
dibutuhkan peran serta masyarakat, pemeritah, dan semua elemen yang terdapat
dalam suatu negara untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembangunan
Dari berbagai teori pertumbuhan yang ada yakni teori Harold Domar,
Neoklasik, dari Solow, dan teori, endogen oleh Romer, bahwasanya terdapat tiga
faktor atau komponen utama dalam pertumbuhan ekonomi. Ketiganya adalah:
Akumulasi modal, yang meliputi semua bentuk atau jenis investasi baru yang
ditanamkan pada tanah, peralatan fisik, dan modal atau sumber daya manusia.
Pertumbuhan penduduk yang beberapa tahun selajutnya akan memperbanyak
jumlah angkatan kerja. Kemajuan teknologi, Pembangunan daerah dilaksanakan
untuk mencapai tiga tujuan penting, yaitu mencapai pertumbuhan(growth),
pemerataan (equity), dankeberlanjutan (sustainability). Pertumbuhan (growth),
tujuan yang pertama adalah pertumbuhan ditentukan sampai dimana kelangkaan
sumber daya dapat terjadi atas sumber daya manusia, peralatan, dan sumber daya
alam dapat dialokasikan secara maksimal dan dimanfaatkan untuk meningkatkan
kegiatan produktif. Pemerataan (equity), dalam hal ini mempunyai implikasi
dalam pencapaian pada tujuan yang ketiga, sumber daya dapat berkelanjutan
maka tidak boleh terfokus hanya pada satu daerah saja sehingga manfaat yang
diperoleh dari pertumbuhan dapat dinikmati semua pihak dengan adanya
pemerataan. Berkelanjutan (sustainability), sedangkan tujuan berkelanjutan,
pembangunan daerah harus memenuhi syarat-syarat bahwa penggunaansumber
daya baik yang ditransaksikan melalui sistem pasar maupun diluar sistem pasar
11
harus tidak melampaui kapasitas kemampuan produksi. Pembangunan daerah dan
pembangunan sektoral perlu selalu dilaksanakan dengan selaras, sehingga
pembangunan sektoral yang berlangsung didaerah-daerah, benar-benar dengan
potensi dan prioritas daerah. Untuk keseluruhan pembangunan, daerah juga
benar-benar merupakan satu kesatuan politik, ekonomi, sosial, budaya dan
pertahanan keamanan didalam mewujudkan tujuan nasional.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi secara
umum, antara lain:
a. Sumber daya alam
b. Jumlah dan mutu pendidikan penduduk
c. Ilmu pengetahuan dan teknologi
d. Sistem sosial
e. Pasar
12
b. Kesejahteraan
c. Kebebasan
d. Jati diri
13
2.2 Penelitian Terdahulu
Studi mengenai pengaruh PAD terhadap pertumbuhan ekonomi dan ksejahteraan
masyarakat telah banyak dilakukan oleh banyak peneliti. Secara ringkas disajikan
ringkasan penetian-penelitian sejenis yang menjadi referensi dan inspirasi dalam
penelitian ini sebagai berikut :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Desak Nyoman Utami dan Gusti Bagus
Indrajaya (2017) dengan judul “Pengaruh PAD dan Belanja Modal Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat Di Provinsi Bali”.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pendapatan asli
daerah dan belanja modal terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan
masyarakat di Kabupaten/Kota Provinsi Bali. Metode analisis yang digunakan
adalah teknik analisis jalur (path analysis) dengan menggunakan SPSS dan
menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statisik (BPS)
Provinsi Bali selma periode 2012-2017. Sedangkan data yang digunakan dalam
penelitian ini anara lain pendapatan asli daerah, belanja modal, perumbuhan
ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Hasil analisis menunjukkan pendapatan asli daerah dan belanja modal
berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Pendapatan asli daerah,
belanja modal dan pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif terhadap
kesejahteraan masyarakat. Pada penelitian ini pertumbuhan ekonomi adalah
variabel mediasi pengaruh pendapatan asli daerah terhadap kesejahteraan
masyarakat, tetapi pertumbuhan ekonomi bukan variabel mediasi pengaruh
belanja modal terhadap kesejahteraan masyarakat.
2. Ni Kadek Herni Wijayanti dan Ida Bagus Darsana melakukan penelitian yang
berjudul “Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum Terhadap
Kesejahteraan Masyarakat Melalui Pertumbuhan Ekonomi (Studi
Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Periode 2008-2013). Tujuan penelitian ini
yaitu untuk menganalisis pengaruh langsung maup un pengaruh tidak langsung
pendapatan asli daerah dan dana alokasi umum terhadap kesejahteraan
masyarakat melalui pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bali. Penelitian ini
menggunakan data sekunder dan Path analysis sebagai teknik analisis. Hasil
analisis menunjukkan PAD dan DAU memiliki pengaruh signifikan positif
terhadap pertumbuhan ekonomi. PAD dan DAU tidak berpengaruh langsung
14
terhadap kesejahteraan masyarakat, sedangkan pertumbuhan ekonomi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat.
Pertumbuhan ekonomi merupakan variabel yang memediasi secara penuh dalam
pengaruh PAD dan DAU terhadap kesejahteraan masyarakat
3. Penelitian yang dilakukan oleh Lily Kusumawati dan Gusti Bagus Wiksuana
yang berjudul “Pengaruh Pendapatan Daerah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
di Wilayah Sarbagita Provinsi Bali”. Tujuan penelitian ini mengetahui pengaruh
Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi
Khusus (DAK) dan Dana Bagi Hasil (DBH) terhadap pertumbuhan ekonomi di
wilayah Sarbagita Provinsi Bali. Penelitian ini dilakukan di wilayah Sarbagita
Provinsi Bali menggunakan metode sampling jenuh dalam penentuan sampel
dengan populasi dan sampel adalah wilayah Kota Denpasar, Kabupaten Badung,
Kabupaten Gianyar dan Kabupaten Tabanan pada tahun 2012-2016.
Pengumpulan data dilakukan melalui teknik observasi nonpartisipan. Analisis
data dilakukan menggunakan analisis deskriptif daan regresi linier berganda.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa Pendapatan Asli
Daerah(PAD) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) berpengaruh positif terhadap
pertumbuhan ekonomi di wilayah Sarbagita Provinsi Bali. Sedangkan Dana
Alokasi Umum (DAU) dan Dana Bagi Hasil (DBH) berpengaruh negatif
terhadap pertumbuhan ekonomi di wilayah Sarbagita Provinsi Bali.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Novita Dwi Astuti (2014) yang berjudul
“Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum Terhadap Belanja
Modal pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Bengkulu”. Penelitian ini bertujuan
untuk: 1) Mengetahui pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap
Belanja Modal pada Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu tahun 2010-2014, 2)
Mengetahui pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) terhadap Belanja modal
pada Kabupaten/Kota pada Provinsi Bengkulu tahun 2010-2014, 3) Mengetahui
Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi Umum (DAU) terhadap
Belanja Modal pada Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu tahun 2010-2014.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi
Bengkulu tahun 2010-2014 yang berjumlah 10 kabupaten/kota. Teknik
pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi. Uji prasyarat analisis
data menggunakan uji multikolonieritas, uji heterokedastisitas, dan uji
autokorelasi. Uji hipotesis menggunakan regresi linier sederhana dan analisis
15
regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1)Pendapatan
Asli Daerah (PAD) berpengaruh positif terhadap Belanja Modal. Hal ini
ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,279, koefisien regresi
sebesar 0,587, koefisien determinasi (r2) 0,078; 2) Dana Alokasi Umum (DAU)
berpengaruh positif terhadap Belanja Modal, ditunjukkan dengan nilai koefisien
korelasi (r) bernilai positif sebesar 0,426, koefisien regresi sebesar 0,155,
koefisien determinasi 0,181; 3) Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana
Alokasi Umum (DAU) secara simultan berpengaruh positif terhadap Belanja
Modal, ditunjukkan dengan koefisien korelasi (R) sebesar 0,476, koefisien
determinasi sebesar 0,227
Kesejahteraan Masyarakat
Pertumbuhan Ekonomi
16
1. Pendapatan Asli Daerah (PAD) berpengaruh positif secara signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di Provinsi Bengkulu.
BAB III
METODE PENELITIAN
17
3. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Keseluruhan pendapatan daerah yang diperoleh dari sumber-sumber wilayah
Provinsi Bengkulu periode 2014-2018 dinyatakan dalam juta rupiah.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
dokumentasi. Metode dokumentasi merupakan dokumentasi data yang dihimpun dari
badan lembaga dan instansi di Provinsi Bengkulu yang terkait dengan permasalah yang
diteliti, studi pustaka dan penelitian sebelumnya secara kuantitatif deskriptif.
Y1 = β0 X1β1Y2β2
Dimana :
Y1 = Variabel pertumbuhan ekonomi
Y2 = Variabel kesejahteraan masyarakat
X1 = Variabel pendapatan asli daerah
β0 = Intercep/ Konstanta
β1 = Koefisien variabel pendapatan asli daerah
e = error term
β1 adalah koefisien regresi variabel dependen. Pengujian hipotesis dilakukan secara
simultan dan parsial. Perhitungan dan analisis data menggunakan komputer dengan
program SPSS 16 for windows. Syarat yang digunakan sebelum melakukan analisis
18
regresi linier berganda adalah uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik adalah suatu
pengujian yang dilakukan agar model regresi yang diajukan menunjukkan persamaan
yang mempunyai hubungan yang valid atau BLUE (Best Linear Unbiased Estimation).
Model tersebut harus memenuhi asumsi-asumsi dasar klasik Ordinary Least Square
(OLS).
1. Melihat Nilai R2yang tinggi (signifikan), namun nilai standar error dan
tingkat signifikansi masing-masing variabel sangat rendah.
19
2. Nilai koefisien variabel tidak sesuai dengan hipotesis, misalnya variabel
yang seharusnya memiliki pengaruh positif(nilai koefisien positif),
ditunjukkan dengan nilai negatif.
3. Nilai significance ( 2-tailed)lebih besar dari 0,05.
b. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dengan model regresi yang dikembangkan sebelumnya
mempunyai asumsi bahwa model komponen- komponen error adalah
variabel random yang tidak berkorelasi. (Douglas dan William, 1990:499).
Dalam mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dalam persamaan model
yang dilakukan dapat diketahui dengan melakukan uji Durbin Watson.
Kemudian nilai Durbin Watson dibandingkan dengan nilai d tabel. Hasil
perbandingan akan menghasilkan kesimpulan seperti kriteria sebagai
berikut(Setyadharma (2010:4).
1. jika DW berada diantara dl sampai dengan 4-dl artinya tidak terdapat
autokorelasi.
2. Jika DW < dl artinya terdapat autokorelasi positif
3. Jika DW berada diantara dl dan du artinya tidak dapat disimpulkan
4. jika DW > dl artinya terdapat autokorelasi positif
c. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah kondisi dimana varian dari variabel pengganggu
tidak sama untuk semua observasi, akibat yang timbul apabila terjadi
heteroskedastisitas dalam penaksiran OLS tetap tidak bisa dan tidak lagi
efisien baik dalam sampel besar maupun dalam sampel kecil, serta uji t-test
dan uji F-test akan menyebabkan kesimpulan yang salah. Untuk menguji ada
tidaknya heteroskedastisitas, maka salah satu cara yang ditempuh dengan uji
white. Jika variabel independen tidak signifikan secara statistik tidak
mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi tidak terjadi
heteroskedastisitas.
20
Untuk menguji hipotesis diterima atau ditolak digunakan tingkat signifikan
95% (α) = 0,05 dengan kriteria pengujian sebagai berikut :
H0: b1,b2,b3= 0, berarti tidak ada pengaruh variabel investasi, jumlah
angkatan kerja, dan belanja modal terhadap variabel pertumbuhan ekonomi
Ha: b1,b2,b3> 0 berarti paling tidak ada satu variabel berpengaruh positif
antara variabel investasi, jumlah angkatan kerja, dan belanja modal terhadap
variabel pertumbuhan ekonomi
Kriteria pengujian
Jika Fhitung > Ftabel ; Ho ditolak, berarti variabel di antara investasi, jumlah
angkatan kerja dan belanja modal berpengaruh positif secara signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi
Jika Fhitung < Ftabel ; Ho diterima, berarti variabel di antara investasi, jumlah
angkatan kerjadan belanja modal tidak berpengaruh positif secara signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi
2. Uji t
Pengujian hipotesis secara individu dilakukan untuk melihat pengaruh
variabel–variabel independen terhadap dependen secara individu. Dengan
menganggap variabel independen lainnya konstan. Dalam pengujian hipotesis
ini yang digunakan adalah sebagai berikut.
H0: b1,b2,b3= 0, berarti tidak ada pengaruh variabel independen terhadap
variabel pertumbuhan ekonomi
Ha: b1,b2,b3> 0 berarti ada pengaruh positif antara variabel independen
terhadap variabel pertumbuhan ekonomi.
Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu. (2018). Provinsi Bali Dalam Angka 2018.
______. (2017). Provinsi Bengklu Dalam Angka 2017.
______. (2018). Laju Pertumbuhan Ekonomi Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu.
Diunduh dari website: https: //bengkulu. bps.go.id/ link Table Dinamis/ view/id/103
Diakses pada tanggal 8 November 2019
______. (2018). Indeks Pembangunan Manusia Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi
Bengkulu. Diunduh dari website: https://bengkulu.bps.go.id/ linkTableDinamis
/view/id/137Diakses pada tanggal 8 November 2019
Fajrii, Muhammad, Arman Delis dan Yohanes Vyn Amzar. Dampak Otonomi Fiskal,
Pertumbuhan Ekonomi dan Keterbukaan Daerah terhadap Ketimpangan Wilayah di
Sumatera. Jurnal Ekonomi Kuantitatif Terapan, 9 (2), hal. 99-107.
Lumbantoruan, Eka Pratiwi dan Hidayat, Paidi. (2014). Analisis Pertumbuhan Ekonomi dan
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi-Provinsi di Indonesia (Metode
Kointegrasi). Jurnal Ekonomi dan Keuangan, 2 (2), 14-27.
Lincoln,Arsyad. 2004, Ekonomi Pembangunan, Penerbit STIE YKPN, Yogyakatra.
Rakyat Bengkulu.2013,28 November. Rancangan APBD Kota Bengkulu 2014, hal.19
Swandewi, Anak Agung Istri Agung. 2014. Pengaruh Dana Perimbangan dan Kemandirian
Keuangan Daerah terhadap Keserasian Anggaran dan Kesejahteraan Masyarakat pada
Kabupaten/Kota di Provinsi Bali.E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Universitas Udayana
Pratowo, Nur Isa. (2012). Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Indeks
Pembangunan Manusia. Jurnal Studi Ekonomi Indonesia, 1 (1), 15-31.
Putra, Ardhansyah. (2016). Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Belanja Modal Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi dan Dana Perimbangan sebagai Pemoderasi di
Kabupaten/Kota Sumatera Utara. Jurnal Konsep Bisnis dan Manajemen, 3 (1), 12-25
Rimbawan, Nyoman Dayuh . 2012. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kesempatan
Kerja (Kasus Provinsi Bali, 2001-2011. PIRAMIDA, 3 (2), 76-84.
Rosita, Ida Ayu Putu Mega dan I Ketut Sutrisna. (2018). Pengaruh Pendapatan Asli Daerah
dan Dana Perimbangan terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Kesejahteraan
22
Masyarakat pada Kabupaten/Kota di Provinsi Bali. E-Jurnal Ekonomi Pembangunan
Universitas Udayana, 7 (7), 1445-1471.
23