PROVINSI RIAU
mencapai suatu kondisi kehidupan yang lebih baik. Pembangunan menjadi hal yang
perbedaan yang relatif besar dalam mengukur taraf kemakmuran di antara negara
maju dan negara berkembang. Sebagai suatu proses, pembangunan tentu saja
lebih maju.
peningkatan kualitas sumber daya manusia. Indikator yang dapat dipakai untuk
Indeks (HDI) atau Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang diukur melalui kualitas
1
Indeks pembangunan manusia dihitung berdasarkan empat komponen yaitu
capaian umur panjang dan sehat yang mewakili bidang kesehatan, harapan lama
pokok yang dilihat dari rata-rata besarnya pengeluaran perkapita sebagai pendekatan
dengan metode baru yaitu pada tahun 2010 dan berlaku hingga sekarang.
Provinsi Riau telah menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi di Pulau
Sumatera. Bukan hanya karena letak geografisnya yang berada di jalur lintas pulau
Sumatera, namun juga angka pertumbuhan ekonominya yang selalu meningkat setiap
tahunnya. Tingginya tingkat pertumbuhan ekonomi itu juga diikuti dengan tingginya
kuantitas dan kualitas sumber daya manusianya. Hal itu dapat terlihat dari
bertambahnya jumlah penduduk Riau setiap tahunnya dan juga Indeks Pembangunan
peningkatan selama 9 tahun terakhir terhitung mulai dari tahun 2010 sebesar 68.65%
dan terus meningkat sampai tahun 2018 mencapai 72.44%. Dengan demikian nilai
2
Tabel 1 : Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Riau Periode 2010-2018
masalah yang kompleks yang sebenarnya bermula dari kemampuan daya beli
kebutuhan yang lain seperti pendidikan dan kesehatan terabaikan. Hal tersebut
menjadikan gap pembangunan manusia diantara keduanya pun menjadi besar dan
pada akhirnya target capaian IPM yang ditentukan oleh pemerintah menjadi tidak
terealisasikan dengan baik. Jumlah penduduk miskin yang terus meningkat akan
3
mempengaruhi pembangunan ekonomi suatu negara, namun jika jumlah penduduk
sejumlah penduduk yang tidak mampu mendapatkan sumber daya yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan dasar dimana penduduk hidup di bawah tingkat pendapatan riil
dilakukan oleh para peneliti sebelumnya antara lain, Usmaliadanti (2011) yang
Tengah tahun 2004-2009. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini bahwa kemiskinan
penelitian tersebut bertolak belakang dengan penelitian Astuti (2013) yang meneliti
Riau.
4
Tabel 2 : Persentase Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Riau Tahun 2010-
2018
yang dilaksanakan oleh pemerintah. Salah satu perangkat yang banyak digunakan
dalam peraturan menteri dalam negeri yang menyatakan bahwa dalam rangka
5
peningkatan bidang kesehatan, pemerintah daerah secara konsisten dan
dari total belanja APBD diluar gaji, sesuai amanat pasal 171 ayat (2) undang-undang
36 Tahun 2009 tentang kesehatan. Dengan kata lain aspek kesehatan turut
terhadap IPM.
seseorang dengan menambah tingkat pengetahuan akan hal tertentu baik bidang
akademik atau non akademik. Sebagai pendidikan harus diperoleh setiap lapisan
Ketika suatu daerah memiliki penduduk dengan pendidikan yang baik maka akan
pembangunan manusia yang baik. Berikut ini tabel pengeluaran pemerintah bidang
6
Tabel 3 : Persentase Pengeluaran Pemerintah Bidang Kesehatan dan Bidang
Pendidikan di Provinsi Riau Tahun 2010-2018
APBD setiap tahunnya di bidang pendidikan dan kesehatan masih rendah. Hal ini
melakukan penelitian untuk melihat faktor mana yang lebih berpengaruh terhadap
indeks pembangunan manusia di Provinsi Riau. Oleh karena itu, Penelitian ini
C. RUMUSAN MASALAH
7
1. Bagaimana pengaruh jumlah penduduk miskin terhadap Indeks Pembangunan
a. Tujuan Penelitian
b. Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi pemerintah pusat dan pemerintah
daerah dan juga sebagai tolak ukur atau gambaran pembangunan Manusia di
Riau.
8
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri dari enam bab, yaitu :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi mengenai lokasi penelitian, jenis dan sumber data,
hasil.
Pada bagian ini berisi tentang data penelitian, hasil dari penelitian
9
Pada bagian ini berisi simpulan-simpulan yang diambil dari analisis
F. TINJAUAN PUSTAKA
1. Landasan Teori
keahlian. Maka diperlukan tolak ukur yang digunakan untuk menilai kualitas
pembangunan manusia. Hal ini mendasari adanya ukuran yang ditetapkan oleh
Manusia yaitu suatu pendekatan yang digunakan sebagai tolak ukur tinggi rendahnya
pembangunan manusia.
bidang pendidikan, kesehatan, dan pendapatan riil per kapita yang disesuaikan
(Todaro, 2009).
IPM, namun secara umum metode perhitungan pembangunan manusia sama dengan
10
Indeks Kesehatan
Angka harapan hidup saat lahir dapat diketahui melalui rata-rata angka kelahiran
wilayah. Besarnya nilai maksimum dan minimum untuk menghitung kesehatan telah
disepakati oleh semua negara. Batas angka tertinggi menghitung komponen ini adalah
85 tahun dan terendah pada angka 20 tahun. Angka ini telah sesuai dengan standar
yang telah di tetapkan UNDP. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
AHH-AHHmin
Ikesehatan =
AHHmaks - AHHmin
Adapun data angka harapan hidup di Provinsi Riau dari tahun 2010-2018
11
Meranti
Pekanbaru 71.42 71.46 71.51 71.54 71.55 71.65 71.70 71.75 71.94
Dumai 69.93 69.95 70.02 70.04 70.05 70.25 70.31 70.37 70.55
Riau 70.15 70.32 70.49 70.67 70.76 70.93 70.97 70.99 71.19
Sumber : BPS Provinsi Riau 2019
Indeks Pendidikan
Perhitungan indeks ini berdasarkan dua indikator yaitu, Harapan Lama Sekolah
(Expected years of schooling) dan Rata- Rata Lama Sekolah (Mean Years Schooling).
Angka Harapan Lama Sekolah diartikan sebagai harapan yang dapat di tempuh oleh
anak. Angka harapan lama sekolah di hitung pada anak yang usia 7 tahun keatas.
umur 7 tahun keatas, kemudian menghitung banyaknya penduduk yang masih sekolah
menurut umur 7 tahun keatas. Setelah itu, menghitung rasio penduduk masih sekolah
pendidikan yang sedang di tempuh atau telah ditempuh. Dalam menghitung angka
nilai pendidikan, terdapat batasan yang telah di sepakati oleh beberapa negara. Batas
maksimum untuk untuk Angka Harapan Lama Sekolah adalah 18 tahun dengan batas
minimum 0 tahun. Sementara untuk Rata-rata Lama Sekolah adalah 15 tahun untuk
batas maksimum dan 0 tahun untuk batas minimum. Setelah mendapatkan nilai dari
Angka Harapan Lama Sekolah dengan Rata-Rata Lama Sekolah, maka Pendidikan
12
IHLS + I RLS
Ipendidikan =
2
Adapun data harapan lama sekolah di Provinsi Riau dari tahun 2010-2018
Adapun data rata-rata lama sekolah di Provinsi Riau dari tahun 2010-2018
13
Tabel : Rata-rata Lama Sekolah Provinsi Riau Periode 2010-2018
konsumsi yang dianggap paling dominan dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional
antar daerah dan waktu sesuai indeks daya beli (Purchasing Power Parity / PPP).
Terdapat 96 komoditi yang dipilih, terdiri dari 66 komoditi adalah jenis makanan
sedangkan 30 komoditi lainya adalah jenis non makanan. Rata-rata pengeluaran per
kapita dibuat konstan/riil dengan tahun dasar 2012=100. Perhitungan paritas daya beli
(PPP) menggunakan metode Rao. Untuk menghitung rata-rata pengeluaran per kapita
14
riil yang telah disesuaikan dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: (Analisis
Menghitung harga rata-rata setiap komoditas. Harga yang tidak dapat diperoleh
dari Susenas modul konsumsi diproksi dengan harga dari Indeks Harga
Konsumen (IHK).
menggunakan formula :
m
PPPj = ∏ Pij I/m
i=1
Pik
Dimana :
M : Jumlah Komoditas
Adapun data Purchasing Power Parity (PPP) di Provinsi Riau dari tahun
15
Tabel : Purchasing Power Parity (PPP) Provinsi Riau Periode 2010-2018
individu atau kelompok tidak memiliki pilihan atau peluang untuk meningkatkan
taraf hidupnya guna menjalani kehidupan yang sehat dan lebih baik sesuai standar
hidup, memiliki harga diri dan dihargai oleh sesamanya. Standar rasio tingkat
kemiskinan yang ditetapkan oleh World Bank sebesar $2/day atau sekitar Rp
22,000.00/hari.
kekurangan yang dialami seorang atau rumah tangga sehingga tidak mampu
16
memenuhi kebutuhan minimal atau yang layak bagi kehidupannya. Kebutuhan dasar
minimal yang dimaksud adalah yang berkaitan dengan kebutuhan pangan, sandang,
perumahan dan kebutuhan sosial yang diperlukan oleh penduduk atau rumah tangga
kehidupan yang bermartabat. Kebutuhan dasar yang menjadi hak seseorang atau
perumahan, air bersih, pertahanan, sumber daya alam, lingkungan hidup, rasa aman
dari perlakuan atau ancaman tindak kekerasan, dan hak untuk berpartisipasi dalam
menerangkan pula bahwa kondisi yang disebut miskin ini juga berlaku pada mereka
yang bekerja akan tetapi pendapatannya tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan
pokok/dasar.
rupiah berupa makanan yaitu 2100 kalori per orang per hari. Patokan tersebut berlaku
untuk semua jenis kelamin, umur, fisik, berat badan. Menurut sayogyo, tingkat
konsumsi dan dalam bentuk kilogram (kg) beras per orang per tahun dan dibagi
dalam wilayah pedesaan dan perkotaan. Di daerah pedesaan dikatakan miskin jika
pengeluaran rumah tangga kurang dari 320 kg nilai tukar beras per orang per tahun.
17
Miskin sekali, jika pengeluaran rumah tangga kurang dari 240 kg nilai tukar
Paling miskin, jika pengeluaran rumah tangga kurang dari 180 kg nilai tukar
Di daerah perkotaan :
Miskin, jika pengeluaran rumah tangga kurang dari 480 kg nilai tukar beras
Miskin sekali, jika pengeluaran rumah tangga kurang dari 380 kg nilai tukar
Paling miskin, jika pengeluaran rumah tangga kurang dari 270 kg nilai tukar
c. Pengeluaran Pemerintah
(APBN) untuk nasional dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) untuk
daerah atau regional. Tujuan dari kebijakan fiskal ini adalah dalam rangka
menstabilkan harga, tingkat output, maupun kesempatan kerja dan memacu atau
18
Dalam pengukuran IPM, kesehatan dan pendidikan adalah salah satu komponen
utama selain pendapatan. Kesehatan serta pendidikan juga merupakan investasi untuk
pemerintah pusat dialokasikan minimal 5 persen dari APBN di luar gaji, sementara
19
berpengaruh kecil terhadap terhadap IPM hal ini menandakan bahwa pengeluaran
untuk sektor tersebut belum optimal baik dari penggunaannya maupun alokasinya.
Menurut Todaro (2000), ada dua biaya pendidikan yaitu : biaya-biaya pendidikan
individual ini yang kemudian berkenaan langsung pada pendapatan per kapita
masyarakat. Biaya pendidikan langsung individual adalah segenap biaya moneter atau
uang yang harus dipikul oleh siswa dan keluarganya untuk membiayai pendidikan.
pendidikan formal didalam pasar kerja. Hal ini akan berpengaruh langsung terhadap
gedung maupun tenaga pengajar, tenaga administrasi dan buku-buku pelajaran oleh
2. Penelitian Terdahulu
20
Pembangunan Manusia, sedangkan pengeluaran pemerintah sektor kesehatan tidak
Jawa Tengah. Metode yang digunakan adalah regresi data panel. Hasil dari penelitian
Studi Kasus Kab/Kota DIY”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-
digunakan adalah regresi data panel. Hasil dari penelitian tersebut mengatakan bahwa
pengeluaran pemerintah untuk fasilitas umum, rasio gini dan jumlah penduduk
21
Chalid & Yusuf (2014), melakukan sebuah penelitian dengan judul “Pengaruh
Riau”. Alat analisis yang digunakan adalah regresi berganda. Hasil dari penelitian ini
indeks pembangunan manusia adalah laju pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu,
pembangunan manusia di Provinsi Riau. Alat analisis yang dipakai dalam penelitian
ini adalah regresi linear berganda. Hasil dari penelitian tersebut mengatakan bahwa
Riau”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kemiskinan dan
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan model regresi linear
22
berganda dengan fasilitas program SPSS versi 20.0 (Statistic Package for Social
Sciences). Hasil dari penelitian ini adalah kemiskinan berpengaruh negative dan
Provinsi Riau.
Melliana & Zain (2013), dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Statistika
Provinsi Jawa Timur”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor
analisis yang dipakai dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda. Hasil dari
penelitian tersebut mengatakan bahwa variabel APS, rumah tangga dengan akses air
pembangunan manusia, variabel jumlah sarana kesehatan dan rasio guru terhadap
manusia dan variabel rasio sekolah terhadap siswa dan kepadatan penduduk setiap
manusia.
Septian Jefri, dkk (2015), melakukan penelitian yang diuji dari studi kasus oleh
karesidenan Besuki yang berjudul “Pengaruh PDRB, Belanja Modal dan Kemiskinan
manusia. Pengamatan pada penelitian ini menggunakan data panel. Hasil analisis
dalam penelitian ini menunjukan bahwa variabel PDRB signifikan dan berpengaruh
23
positif. Jadi apabila PDRB meningkat pada daerah penelitian ini masing-masing
dengan variabel belanja modal berpengaruh signifikan dan positif terhadap Indeks
Pembangunan Manusia didaerah Eks Karesidenan. Jadi apabila alokasi untuk belanja
Karesidenan.
Sugiarto A, dkk (2013), dalam penelitian yang dilakukan dengan judul “Analisis
ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari BPS Provinsi Aceh dan Public
penelitian ini berupa Time Series dari tahun 2005-2010. Hasil penelitian
jika pada uji individu diketahui bahwa variabel pengeluaran pemerintah sektor
pendidikan tidak signifikan dan bernilai koefisien negatif. Jadi pada kasus penelitian
ini bahwa hal ini diakibatkan oleh pengalokasian yang tidak tepat dalam penggunaan
alokasi dana yang lebih banyak melihat pembangunan secara fisik dan kurang melihat
24
G. KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
Pengeluaran Pemerintah
Bidang Kesehatan Indeks Pembangunan Manusia
Pengeluaran Pemerintah
Bidang Pendidikan
Manusia
Pembangunan Manusia
Tjiptoherijanto dalam Astri (2013), melihat mutu manusia dari sisi kesehatan
dimana kesehatan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi sumber daya
manusia, dengan kata lain aspek kesehatan turut mempengaruhi kualitas manusia.
25
Kekurangan kalori, gizi, ataupun rendahnya derajat kesehatan bagi penduduk
akan menghasilkan kualitas manusia yang rendah dengan tingkat mental yang
terbelakang.
sektor anggaran kesehatan yang di keluarkan untuk memenuhi salah satu hak
minimal 5 persen dari APBN di luar gaji, sementara besar anggaran kesehatan
Pembangunan Manusia
26
dengan anggaran APBN yang disisihkan khusus untuk bidang pendidikan sebesar
20%, dengan harapan peningkatan pendidikan yang didapat oleh masyarakat agar
Adapun Hipotesis yang didapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Pembangunan Manusia.
H. METODE PENELITIAN
1. Lokasi Penelitian
Lokasi tempat penelitian ini adalah Provinsi Riau. Penelitian ini dilaksanakan di
data tersebut adalah agar dapat menghasilkan kesimpulan yang benar dan akurat.
Jenis data dalam penelitian ini adalah data time series dan sumber data yang
digunakan adalah data sekunder. Data yang dipilih adalah data jumlah penduduk
bersumber dari laporan Badan Pusat Statistik (BPS) Riau dan Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Riau dan informasi lain yang didapatkan oleh
penulis dalam penelitian ini juga diambil dari berbagai jurnal dan buku teks.
27
3. Definisi Operasional dan Indikator Variabel
yaitu indeks pembangunan manusia serta variabel independen yaitu jumlah penduduk
manusia berbasis sejumlah komponen dasar kulitas hidup. Selain itu, Indeks
sebagainya (BPS, 2017). Dimana data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang
tinggal di wilayah tertentu dan tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar (basic needs
mampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan
makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Data jumlah penduduk miskin yang
(X2)
28
Pengeluaran pemerintah bidang kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah
satu hak dasar rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuai
dengan Undang-undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat (1) dan Undang-undang Nomor
23 Tahun 1992 tentang kesehatan. Perioritas kesehatan harus dipandang sebagai suatu
(X3)
tertentu baik bidang akademik atau non akademik. Pemerintah sebagai paratur yang
pelayanan pendidikan. Seperti halnya yang telah diatur dalam undang-undang tentang
pada tingkat Provinsi Riau Tahun 2010-2018 yang dinyatakan dalam satuan
JutaRupiah (Rp).
Metode analisis yang digunkan adalah dengan menggunakan pendekatan model uji
statistik linear berganda. Uji statistik linear berganda digunakan untuk menguji
signifikan atau tidaknya hubungan linear antara dua atau lebih variabel melalui
metode regresi. Regresi linear berganda yaitu hubungan secara linear antara dua atau
lebih variabel bebas atau independen (X1, X2, X3...Xn) dengan variabel terikat atau
29
dependen (Y). Uji analisis ini digunakan untuk menganalisa hubungan antar variabel-
variabel bebas dalam hal ini jumlah penduduk miskin (X1), pengeluaran pemerintah
bidang kesehatan (X2), dan bidang pendidikan (X3) dengan variabel terikatnya dalam
hal indeks pembangunan manusia (Y). Semua variabel tersebut dapat dirangkum
Dimana :
a = Konstanta
Agar pengujian hipotesis berdasarkan model analisis tidak bisa atau bahkan
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam
30
penelitian dan sebaiknya dilakukan sebelum data diolah berdasarkan model-
model penelitian. Metode yang baik yang layak digunakan dalam penelitian ini
adalah metode Kolmogrov Smirnov untuk mengetahui normal atau tidaknya data
yang digunakan. Uji Kolmogrov Smirnov adalah uji beda antara data yang di uji
b. Uji Multikolinieritas
pada model regresi tersebut. Pedoman suatu model regresi yang bebas
lemah dibawah 0,05 Jika korelasi kuat maka terjadi problem multikolineritas.
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier
ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Uji
autokorelasi hanya dilakukan pada data time series (runtut waktu). Beberapa
yang sering digunakan adalah uji durbin watson, uji dengan run test dan jika
yang muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu
sama lainya.
d. Uji Heteroskedastisitas
31
Uji heteroskedastisitas ditujukan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dan residual satu pengamatan yang lain. Jika
variance dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka
Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi
tertentu pada grafik scaterplot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED)
a. Uji F Statistik
tabel. Jika F-hitung > F-tabel, maka H0 ditolak artinya variabel dependen
32
bersama-sama tidak mempengaruhi variabel dependen. Nilai F-hitung
F-hitung = R2 = K-1
1-(R2) = (n-K)
Dimana :
R2 = Koefisien determinasi
N = Jumlah sampel
b. Uji t Statistik
sebagai berikut
Ho : bi = b
H1 : bi ≠ b
33
DAFTAR PUSTAKA
Asri, M., Nikensari, S. I., & Kuncara, H. (2013). Pengaruh pengeluaran pemerintah
daerah pada sektor pendidikan dan kesehatan terhadap indeks
pembangunan manusia di indonesia. Jurnal pendidikan ekonomi dan
bisnis.Vol. 1 no. 1, 77-102.
Astuti, Maulida, 2018. Skripsi : Analisis Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Indeks
Pembangunan Manusia Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun
2010-2016, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta
34
Chalid, Nursiah. dan Yusbar, Yusuf, 2014. Pengaruh Tingkat Kemiskinan, Tingakat
Pengangguran, Upah Minimum Kabupaten/Kota dan Laju Pertumbuhan
Ekonomi Terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Riau, Jurnal
Ekonomi,Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Riau, Jurnal Ekonomi,
Volume 22, No.2, Hal 1-12.
Elfindri, Dr. Prof. dan Nasri Bachtiar. Phd, 2004. Ekonomi Ketenagakerjaan.
Padang : Andalas University Press
Melliana, Ayunandi, dan Zain, Ismail, 2013. Analisis Statistika Faktor Yang
Mempengaruhi IPM di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur Dalam
Menggunakan Regresi Panel. Jurnal Sains dan Seni Polimes. Volume 2 No
3
35
Nachrowi, N. D. & Usman, H. (2006). Pendekatan Populer dan Praktis
Ekonometrika Untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Jakarta: Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia.
Sukirno, Sadono, 2009. Mikro Ekonomi, Teori Pengantar, Edisi ketiga, Rajawali
Pers, Jakarta
Sukirno, Sadono 2010. Makro Ekonomi Teori Pengantar. Rajawali Pers, Jakarta.
Sanggelorang, S.M. M., Rumate, V.A., dan Siwu, H.F.DJ, 2015. Pengaruh
pengeluaran pemerintah di sektor pendidikan dan kesehatan terhadap
indeks pembangunan manusia di Sulawesi Utara. Jurusan Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi Unsrat Manado.
UNDP, 1990. Human Development Report. New York: Oxford University Press.
36