Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KEPENDUDUKAN

KUALITAS PENDUDUK INDONESIA

HELMI AYURADI MIHARJA


I353130041

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI PEDESAAN


SEKOLAH PASCASARJANA
ISNTITUT PERTANIAN BOGOR
2013
A. Latar Belakang

Indeks pembangunan manusia yang selanjutnya disingkat menjadi IPM adalah Indeks
ukuran yang menunjukkan seberapa besar tingkat kemajuan suatu daerah dilihat dari
pembangunan manusia Salah satu tujuan dari pembangunan nasional adalah pembangunan
sumber daya manusia, baik laki-laki maupun perempuan. Sudah banyak kemajuan yang dicapai,
namun dengan dinamika perubahan global, kualitas manusia Indonesia masih harus mengejar
ketertinggalannya dari banyak negara di kawasan regional maupun internasional. Negara
merupakan suatu bentuk kesatuan dalam masyarakat yg telah berdaulat dan resmi diakui oleh
dunia.Peraturan perundang-undangan dan kesejahteraan bagi masyarakat adalah salah bentuk
eksistensi suatu negara. Kewajiban dalam mensejahterakan rakyat tidak begitu mudah, karena
disebabkan oleh jumlah penduduk yang sangat benyak dan tersebar di berbagai wilayah.Oleh
karena itu diperlukan suatu data kependudukan berupa jumlah penduduk, data kelahiran, data
kematian, dsb.Data tersebut dapat digunakan untuk mengetahui jumlah penduduk dalam suatu
wilayah dan mendistribusikan berupa subsisdi dari permerintah, seperti beras untuk rakyat
miskin, bantuan langsung tunai, dan berbagai bantuan pemerintah untuk mensejahterakan
rakyatnya.Penggunaan data tidak hanya untuk mengetahui jumlah penduduk tetapi juga untuk
mengetahui tingkat pendidikan dalam suatu masyarakat.Rendahnya pendidikan dalam suatu
wilayah dapat dilihat dari jumlah penduduk yang Melek Huruf. Komposit indikator ini bukan
saja pertumbuhan yang diukur, tetapi juga pemerataan. Terlepas dari tolak ukur mana yang
dianggap lebih memadai, yang penting ialah adanya alternatif untuk menilai. Yang menarik lagi
dari HDI atau indeks pertumbuhan manusia, ialah adanya kesamaan dengan IMH (indeks mutu
hidup).Oleh karena itu untuk mengetahui kualitas penduduk dalam suatu negara seperti negara
Indonesia, kita harus lebih dahulu mengetahui indeks mutu hidup dan indeks pembangunannya.

B. Pembahasan
a. Indeks Mutu Hidup

Kualitas hidup adalah sebuah konsep luas yang berhubungan dengan keseluruhan
kesejahteraan dalam suatu masyarakat. Konsep pendekatan melampaui kondisi hidup, yang
cenderung berfokus pada sumber daya material (uang, akses terhadap barang dan jasa) yang
tersedia untuk individu dan mempertimbangkan indikator seperti kebahagiaan, kebebasan untuk
memilih gaya hidup seseorang dan subjektif kesejahteraan. Konsep ini demikian multi-dimensi,
dan diukur oleh indikator objektif dan subjektif.

Menurut Faturochman,1990 Indikator kualitas hidup juga merupakan topik yang sedang
diperdebatkan. Pada awalnya GNP dianggap sebagai indikator yang memadai. Namun kemudian
banyak ahli yang menyanggahnya (Mukhar, 1988). Sejak tahun 1978 kualitas hidup dinyatakan
dalam indikator, yaitu tingkat kematian bayi, harapan hidup usia satu tahun, dan melek huruf.
Dalam Repelita III ada Penjabaran Trilogi Pembangunan yaitu Delapan Jalur Pemerataan.
Menurut Sajogyo (1984) haltersebut merupakan satu set indikator ekonomi. Bahkan akhir-akhir
ini kualitas hidup tidak hanya diindikasikan oleh hal-hal tersebut diatas, tetapi juga melibatkan
indikator psikologis (Andrews, 1986; Mukharjee, 1988). Laporan terakhir United Nations
Development Programme (UNDP) belum lama ini menyebutkan adanya perbedaan urutan yang
lain dari berbagai negara tentang pertumbuhannya. Disebutkan posisi Indonesia dan 82 negara
lainnya berada dibawah Srilanka. Perbedaan tersebut disebabkan oleh perbedaan tolak ukur yang
digunakan. UNDP menggunakan tolak ukur yang disebut HDI (Human Development Index)
yang tidak hanya menggunakan pendapatan per kapita sebagai indikator, tetapi juga usia harapan
hidup, angka melek huruf dan daya beli masyarakat. Konon, dengan komposisi indikator yang
terakhir ini bukan saja pertumbuhan yang diukur tetapi juga pemerataan. Terlepas dari tolak ukur
mana yang dianggap lebih memadai yang penting adalah adanya alternatif untuk menilai. Yang
menarik lagi dari HDI atau indeks pertumbuhan manusia adalah adanya kesamaan dengan IMH
(Indeks Mutu Hidup). Ada dua indikator yang sama-sama digunakan pada kedua indeks tersebut,
yaitu usia harapan hidup dan angka melek huruf. Dengan catatan IMH yang dimaksudkan adalah
versi yang diusulkan Morris yang dianut Biro Pusat Statistik.

.Istilah kualitas hidup digunakan untuk mengevaluasi kesejahteraan umum individu dan
masyarakat.Istilah ini digunakan dalam berbagai konteks, termasuk bidang pembangunan
internasional , kesehatan, dan politik.Kualitas hidup tidak harus bingung dengan konsep standar
hidup , yang terutama didasarkan pada pendapatan.Sebaliknya, indikator standar kualitas hidup
meliputi tidak hanya kekayaan dan pekerjaan, tetapi juga lingkungan binaan, fisik dan kesehatan
mental, pendidikan, rekreasi dan waktu luang, dan sosial milik.

Indeks kualitas hidup adalah ukuran kesejahteraan yang lain di samping pendapatan nasional
adalah indeks mutu hidup (PQLI). PQLI adalah indeks non ekonomi yang merupakan kombinasi
dari 3 indikator. Untuk mendapatkan PQLI masing – masing indeks diberi skor 1 sampai 100,
skor 1 mendapatkan kinerja paling jelek dan skor 100 mendapatkan kinerja terbaik. Indikator
kualitas hidup adalah salah satu yang memungkinkan seseorang untuk memperkirakan derajat
kesejahteraan. IKH merupakan indeks gabungan dari 3 indikator : Tingkat harapan hidup,angka
kematian, dan tingkat melek huruf.sejak tahun 1990 United nations for development program
UNDP mengembangkan suatu indeks yang sekarang dikenal dengan istilah IPM (Lincolin
37:1999).

Nilai dan peringkat IPM Indonesia


Nilai IPM Indonesia untuk 2012 adalah 0.629-di dalam manusia pengembangan kategori-
posisi negara menengah pada 121 dari 187 negara dan wilayah. Peringkat dibagi dengan Kiribati
dan Afrika Selatan. Antara 1980 dan 2012, nilai IPM Indonesia meningkat 0,422-0,629,
meningkat 49 persen atau peningkatan tahunan rata-rata sekitar 1,3 persen. Nilai IPM Indonesia
untuk 2012 adalah 0.629-dalam manusia pengembangan kategori-posisi negara menengah pada
121 dari 187 negara dan wilayah. Peringkat dibagi dengan Kiribati dan Afrika Selatan. Antara
1980 dan 2012, nilai IPM Indonesia meningkat 0,422-0,629, meningkat 49 persen atau
peningkatan tahunan rata-rata sekitar 1,3 persen.
Peringkat HDI Indonesia untuk 2011 berdasarkan data yang tersedia pada tahun 2012 dan
metode yang digunakan pada tahun 2012 adalah 124 dari 187 negara. Pada tahun 2011 HDR,
Indonesia menduduki peringkat 124 dari 187 negara. Namun, menyesatkan untuk
membandingkan nilai-nilai dan peringkat dengan orang-orang dari laporan yang diterbitkan
sebelumnya, karena data yang mendasari dan metode telah berubah.
Tabel A ulasan kemajuan Indonesia di masing-masing indikator IPM. Antara 1980
sampai 2012, harapan hidup di Indonesia saat lahir meningkat sebesar 12,2 tahun, rata-rata tahun
sekolah meningkat sebesar 2,7 tahun dan diharapkan tahun bersekolah meningkat sebesar 4,6
tahun. Di Indonesia PDRB (GNI) per kapita meningkat sekitar 225 persen antara tahun 1980 dan
2012.
Table A:
Tren IPM Indonesia berdasarkan data time series yang konsisten, indikator komponen baru dan
metodologi baru

Life Life expectancy at Mean years GNI per


Years expectancy birth Expected of schooling capita (2005 HDI value
at birth years of schooling PPP$)

1980 57.6 8.3 3.1 1,278 0.422


1985 60 9.3 3.5 1,478 0.456
1990 62.1 9.9 3.3 1,911 0.479
1995 64 9.9 4.2 2,630 0.525
2000 65.7 10.3 4.8 2,390 0.540
2005 67.1 11.2 5.3 2,950 0.575
2010 68.9 12.9 5.8 3,775 0.620
2011 69.4 12.9 5.8 3,973 0.624
2012 69.8 12.9 5.8 4,154 0.629
Gambar 1 di bawah ini menunjukkan kontribusi masing-masing indeks komponen IPM di Indonesia sejak
tahun 1980.
Figure 1: Trends in Indonesia’s HDI component indices 1980-2012

Grafik diatas dapat dilihat perbandingan indeks mutu hidup di Indonesia pada tahun 2006
dan tahun 2008.Indonesia memiliki indeks IMR pada tahun 2008 mengalami peningkatan sampai
90,50 dari angka 89,55 pada tahun 2006. Indeks harapan hidup dan indeks angka melek huruf
juga mengalami peningkatan, walaupun tidak begitu pesat. Sehingga indeks mutu hidup
Indonesia mengalami peningkatan dari 59,58 pada tahun 2006 menjadi 60,46 pada tahun 2008.
Adapun untuk melihat data table indeks mutu hidup Indonesia, dapat dilihat di lampiran 1.
Peningkatan indeks mutu hidup di Indonesia dapat dilihat dari berbagai factor seperti
dengan meningkatknya angka melek huruf dalam suatu wilayahmaka berpeluang dalam
masyarakatnya untuk menggunakan pengetahuan dan teknologi yang tersedia dari berbagai
sumber, termasuk dari media tertulis (media cetak) guna mengembangkan kepribadiannya dan
upaya-upaya perbaikan kehidupannya. Pendidikan dapat sekaligus menjadi output dan input
pembangunan (Rusli, 210:2012).

b. Indeks Pembangunan Masyarakat

Indeks kualitas hidup merupakan indeks gabungan dari 3 indikator : Tingkat harapan
hidup,angka kematian, dan tingkat melek huruf.sejak tahun 1990 United nations for development
program UNDP mengembangkan suatu indeks yang sekarang dikenal dengan istilah IPM.
Menurut ekonom ekologis Robert Costanza : Sementara Kualitas Hidup (kualitas hidup) telah
lama menjadi tujuan kebijakan eksplisit atau implisit, definisi yang memadai dan pengukuran
telah sulit dipahami. Beragam "objektif" dan "subyektif" indikator di berbagai disiplin ilmu dan
skala, dan bekerja baru pada kesejahteraan subyektif (SWB) survey dan psikologi kebahagiaan
telah memacu minat baru.Juga sering istimewa adalah konsep-konsep seperti kebebasan, hak
asasi manusia , dan kebahagiaan . Namun, karena kebahagiaan adalah subyektif dan sulit untuk
diukur, langkah-langkah lainnya umumnya diberikan prioritas.Ini juga telah menunjukkan bahwa
kebahagiaan, sebanyak itu dapat diukur, tidak berarti meningkatkan Sejalan dengan kenyamanan
yang dihasilkan dari peningkatan pendapatan.Akibatnya, standar hidup tidak boleh diambil untuk
menjadi ukuran kebahagiaan.

Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan indeks pembangunan Indonesia

72,77
72,27
71,76
71,17 2005
2006
70,1 2007
69,6
2008
68,7 2009
2010
2011

ipm indonesia tahun 2005-2011

Sumber: Data Badan Pusat Statistik Indonesia

Grafik di atas menunjukkan pada tahun 2005 IPM sebesar 68,7 selanjutnya IPM
Indonesia mengalami peningkatan hingga mencapai 72,77 pada tahun 2011. Pembentuk Kualitas
Hidup Pembangunan nasional ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup, kecerdasan dan
kesejahteraan seluruh rakyat. Disamping itu pembangunan nasional juga diharapkan dapat
meletakkan dasar yang kokoh untuk meningkatkankualitas hidup bangsa secara
berkesinambungan dari generasi ke generasi (BPS 1988). Jumlah penduduk Indonesia yang
banyak merupakan suatu modal pembangunan. Pembangunan akan berhasil bila mmelihat
penduduk tidak saja sebagai modal tetapi juga sebagai komponen pembangunan. Pembangunan
akan berhasil bila melihat penduduk tidak saja sebagai komponen pembangunan. Di sisi lain
manusia adalah konsuen pembangunan karena pembangunan tersebut bertujuan meningkatkan
kesejahteraan manusia itu sendiri. Oleh karena itu agar jumlah penduduk yang besar maka
kualitas penduduk perlu ditingkatkan.untuk tiap wilayah IPM dapat dilihat dari grafik di bawah
ini.
GRAFIK PERINGKAT INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA INDONESIA
(IPM) MENURUT PROVINSI TAHUN 2011

Sumber Data :
Pembangunan Manusia Berbasis Gender Tahun 2012
Kerjasama BPS dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Grafik peringkat indeks pembangunan manusia indonesia (ipm) menurut provinsi tahun 2011di
atas menunjukkan tingkat yang paling tinggi (terbaik) diperoleh daerah DKI Jakarta sebesar
79,7% dan tingkat sedang di daerah meliputi : Jawa Tengah, Bali dan Jawa Barat sebesar 72 %.
Kemudian tingkat paling rendah (jelek) diperoleh dari daerah Papua sebesar 65,36% . hal ini
senada dengan Indeks kualitas hidup adalah ukuran kesejahteraan yang lain di samping
pendapatan nasional adalah indeks mutu hidup (PQLI). PQLI adalah indeks non ekonomi yang
merupakan kombinasi dari 3 indikator. Untuk mendapatkan PQLI masing – masing indeks diberi
skor 1 sampai 100, skor 1 mendapatkan kinerja paling jelek dan skor 100 mendapatkan kinerja
terbaik. Indikator kualitas hidup adalah salah satu yang memungkinkan seseorang untuk
memperkirakan derajat kesejahteraan. IKH merupakan indeks gabungan dari 3 indikator :
Tingkat harapan hidup,angka kematian, dan tingkat melek huruf.sejak tahun 1990 United nations
for development program UNDP mengembangkan suatu indeks yang sekarang dikenal dengan
istilah IPM (Lincolin 37:1999).

c. Peningkatan Kualitas Hidup Manusia Di Indonesia

Bila penduduk dilihat sebagai obyek kriteria kualitas seperti yang diinginkan GBHN
sebagai hasil yang dicapai setelah obyek “diolah’, maka perlu dipikirkan suatu masukan yang
dibutuhkan untuk “mengelolah” penduduk agar menjadi bekualiatas (KLH, 1988). Kualitas fisik
dan non fisik serta keluarannya memerlukan suatu masukan yang mencukupi agar tumbuh dan
berkembang dengan baik.Diantaranya gizi, penidikan lingkungan yang meliputi fisik, sosial,
biologis.Gizi merupakan hal yang terpenting disamping masukan lainnya (Gani, 1984 dalam
Said Rusli 2012). Bahan makanan yang cukup dan tersedia dalam jumlah dan mutu, perbaikan
rumah, peningkatan pelayanan kesehatan dan tingkat pendidikan merupakan factor yang banyak
memperngaruhi usia harapan hidup.

Kebijakan pemerimtah dalam hal pendidikan terutama pemberantasan buta huruf untuk
meningkatkan angka melek huruf, hendaknya ditunjang dengan kebijakan mendorong minat
penduduk untuk memanfaatkan keterampilan tersebut, misalnya dengan memperbaiki fasilitas
sekolah di daerah terpencil, peningkatan kualitas guru mengajar, pengadaan perpustakaan desa,
meningkatkan program Koran masuk desa yang memang sudah berjalan selama ini. Pemerintah
diharapkan untuk lebih memperhatikan wilayah yang kekurangan sumber daya alam dan
manusia, agar tingkat kesenjangan kesejahteraan tidak terlalu tinggi dalam rangka pemerataan
pembangunan.

C. Kesimpulan
Berdasarkan hasil kualitas penduduk indonesia dapat di simpulkan :

 Indeks pembangunan Manusia (IPM) pada tahun 2005 sebesar 68,7% selanjutnya IPM
pada tahun 2011 Indonesia mengalami peningkatan sebesar 72,77%
 Indeks Pembangunan Manusia Indonesia (IPM) menurut provinsi tahun 2011 di atas
menunjukkan tingkat yang paling tinggi (terbaik) diperoleh daerah DKI Jakarta sebesar
79,7% dan tingkat sedang di daerah meliputi : Jawa Tengah, Bali dan Jawa Barat sebesar
72 %. Kemudian tingkat paling rendah (jelek) diperoleh dari daerah Papua sebesar
65,36%.
 3 indikator Indeks Pembangunan Manusia Indonesia (IPM) : Tingkat harapan hidup,
angka kematian, dan tingkat melek huruf.
 Upaya peningkatan kualitas hidup indonesia meliputi Kualitas fisik dan non fisik serta
keluarannya memerlukan suatu masukan yang mencukupi agar tumbuh dan berkembang
dengan baik.Diantaranya gizi, pendidikan lingkungan yang meliputi fisik, sosial, biologis.
Daftar Pustaka

BPS : http://www.menegpp.go.id/v2/index.php/datadaninformasi/indikator-
gender/ipm/nasional?download=347%3Aipm-nasional Diakses pada tanggal 1 November
2013 di Bogor

Lincolin Arsyad, Ekonomi pembangunan 1999 edisi 4 hal. 37.

Rusli said,2012. Pengantar ilmu kependudukan LP3ES.Jakarta.

UNDP,2013. http://www.unicef.org/indonesia/id/Facts_Sheet_on_Girls_Education_IND_.pdf
Diakses pada tanggal 1 November 2013 di Bogor

Anda mungkin juga menyukai