PENDAHULUAN
meningkatkan investasi baik dari dalam negeri maupun luar negeri, dan mampu
akan mudah dicapai jika hanya mengandalkan sumber daya alam yang ada, tetapi
harus disertai dengan kualitas sumber daya manusia yang baik, agar tujuan-tujuan
daya manusia baik dari segi fisik ataupun mental maka akan berpengaruh positif
terhadap tingkat kemandirian bangsa dan daya saing Indonesia (Aryo, 2020).
ASEAN dan peringkat ke-empat di dunia sebagai negara dengan jumlah penduduk
akan banyak tenaga kerja produktif yang ditawarkan dan pada akhirnya akan
1
menyebabkan banyak masalah sosial yang terjadi seperti pengangguran yang pada
digunakan untuk mengukur kualitas sumber daya manusia. Alat yang digunakan
(HDI). Ada tiga indikator yang digunakan untuk mengukur kualitas sumber daya
manusia yaitu kesehatan, pendidikan, dan standar hidup yang layak. Tinggi
rendahnya nilai IPM diklasifikan menjadi empat yaitu dikategorikan sangat tinggi
apabila IPM > 80, tinggi IPM > 70, sedang IPM > 60, dan rendah IPM < 60
Nations Development Programme dalam mengukur nilai HDI adalah berkisar dari
apabila nilai HDI adalah 0,8 – 1, High Human Development apabila nilai HDI
adalah 0,7 – 0,79, Medium Human Development apabila nilai HDI adalah 0,6 –
0,69, dan Low Human Development apabila nilai HDI adalah 0 – 0,59.
2
Tabel 1.1 Indeks Pembangunan Manusia di Masing-masing Negara ASEAN
Berdasarkan Peringkat Dunia tahun 2016 – 2020.
2016 2017 2018 2019 2020
No Negara P N P N P N P N P N
1. Singapura 8 0,93 9 0,932 9 0,935 11 0,938 9 0,935
2. Brunei D 40 0,852 39 0,853 43 0,845 47 0,838 43 0,845
3. Malaysia 47 0,799 57 0,8 61 0,804 62 0,81 61 0,804
4. Thailand 86 0,784 83 0,755 77 0,765 79 0,77 77 0,765
5. Indonesia 115 0,694 116 0,698 101 0,707 107 0,718 108 0,719
6. Filipina 113 0,696 133 0,69 101 0,707 110 0,710 112 0,712
7. Vietnam 116 0,689 116 0,691 118 0,693 117 0,7 118 0,693
8. Myanmar 147 0,574 148 0,578 145 0,584 147 0,583 143 0,584
9. Laos NA NA 140 0,602 140 0,604 NA NA 138 0,604
10. Kamboja 146 0,576 146 0,582 146 0,581 144 0,594 144 0,581
Sumber : United Nations Development Programme, 2021
Keterangan : P = Peringkat, N = Indeks Pembangunan Manusia
negara ASEAN pada tahun 2016. Singapura terus masuk dalam kategori Very
High Human Development dengan nilai rata-rata IPM sebesar 0,934. Pada tahun
dunia. Perubahan nilai IPM singapura sangatlah kecil, yaitu hanya sebesar 0,03
Negara ASEAN dengan nilai IPM terbaik setelah Singapura adalah Brunei
Darussalam. Dimana dari tahun 2016 hingga 2020 terus masuk dalam kategori
Very High Human Development karena rata-rata nilai IPM adalah sebesar 0,847.
Perubahan nilai IPM Brunei adalah sebesar 0,01 persen yang berarti bahwa
peningkatan dan penurunan IPM masih sangat kecil. Selain itu, Singapura berhasil
menduduki posisi negara terbaik kedua di ASEAN dan peringkat 50 besar dunia
3
Malaysia juga merupakan negara ASEAN yang termasuk unggul dalam
kualitas sumber daya manusia yang dibuktikan dengan kategori Very High
Human Development dari tahun 2017 hingga 2020 dengan rata-rata nilai IPM
sebesar 0,803. Turunnya nilai IPM hanya terjadi pada tahun 2020 dengan
penurunan sebesar 0,006 persen dan rata-rata peningkatan IPM adalah sebesar
0,01 persen. Meskipun di tahun 2016 hingga 2019 nilai IPM terus meningkat,
peringkatnya pada 50 besar dunia, justru di tahun 2017 hingga 2020 Malaysia
sebagai negara dengan IPM tertinggi di ASEAN merupakan negara yang memiliki
nilai IPM yang berkategori Very High Human Development yang berskala 0,8
hingga 1 yang berarti bahwa ketiga negara tersebut memiliki capaian kualitas
hidup atau pembangunan standar hidup layak dengan indikator Angka Harapan
tahun 2016 hingga 2017, tetapi pada tahun 2018 hingga 2020 Indonesia mampu
dengan rata-rata nilai IPM sebesar 0,707 dan berada pada peringkat 101 dunia di
tahun 2018 atau peringkat 5 di ASEAN. Meskipun peringkat Indonesia masih jauh
4
negara-negara tersebut. IPM Indonesia tahun 2016 hingga 2020 meningkat
kualitas hidup atau pembangunan standar hidup yang layak di Indonesia belum
1,2 persen yang tidak menyelesikan pendidikannya. Selisih angka tersebut sangat
buku, transportasi dan lain-lain yang belum dilakukan oleh Indonesia. Malaysia
masyarakat yang belum memiliki kesadaran yang tinggi terhadap cara hidup sehat,
meskipun jika dilihat dari gizi ibu dan anak terlihat cukup baik dan adanya
5
Pembangunan Manusia haruslah diperhatikan secara seimbang karena capaian
indikator yang satu tidak dapat ditutupi dengan capaian indikator yang lain.
Jika dilihat lebih dekat terjadi ketimpangan jumlah unit medis antar daerah
di Indonesia, unit medis yang ada di Jawa dengan Papua yang berselisih sebesar
69.879 unit dan selisih paling kecil terjadi di pulau Jawa dan di Sumatera yaitu
sebesar 45.129 unit. Hal ini membuktikan bahwa rendahnya nilai IPM Indonesia
juga disebabkan oleh masih belum meratanya fasilitas kesehatan pada pulau-pulau
yang ada di Indonesia. Hal ini juga mejadi penyebab mengapa nilai IPM yang
tertinggi berada dipulau jawa yaitu sebesar 0,751 dikarenakan terpusatnya fasilitas
negara terburuk. Filipina adalah negara ASEAN yang memiliki posisi yang
hampir sama dengan Indonesia dimana Filipina dikategorikan negara High Human
Development pada tahun yang sama dengan Indonesia yaitu di tahun 2018.
Sedangkan negara yang berada dibawah Indonesia adalah Vietnam, Myanmar, dan
Laos dengan nilai IPM berada pada skala 0,5 hingga 0,6 dan dikategorikan
ASEAN dengan rata-rata nilai IPM hanya sebesar 0,582 atau dikategorikan
6
kedalam Low Human Development dan berada pada peringkat 146 dunia atau
kualitas hidup atau pembangunan hidup layak yang maih buruk dengan komponen
Angka Harapan Hidup , Lama Sekolah, dan Pengeluaran riil perkapita yang masih
rendah.
Indonesia adalah yang paling besar nominalnya yaitu mencapai Rp 406 miliar jika
pengeluaran pemerintah bidang pendidikan hanya sebesar 2,95 persen dari GDP
pada tahun 2016 hingga 2020. Selain itu, diketahui bahwa Indonesia juga
merupakan negara yang paling besar nilai nominalnya untuk pengeluaran pada
bidang kesehatan meskipun jika dilihat dari persentase GDP masih cukup kecil
7
yaitu sebesar 1,5 persen atau sama setara dengan Rp 206 Miliar. Negara ASEAN
dari 4 persen dari GDP. Malaysia sebagai negara yang mengalokasikan anggaran
paling tinggi pada sektor pendidikan yaitu sebesar 4,81 persen dari GDP atau
setara dengan Rp 228 juta. Di ikuti oleh negara Vietnam yang mengalokasikan
anggaran pada sektor pendidikan sebesar 4,53 persen dari GDP atau setara dengan
Rp 156 juta. Brunei Darussalam juga berinvestasi pada sektor pendidikan sebesar
4,08 persen dari GDP yang setara dengan Rp 7 miliar. Meskipun Indonesia
memiliki nominal yang paling besar dalam pengeluaran bidang pendidikan tetapi
jika dilihat dari besaran GDP Indonesia masih lebih rendah dibandingkan negara
mengalokasikan dana tersebut untuk sarana fisik dan sarana bukan fisik yang
pendidikan yang paling kecil jika dilihat dari persenan GDP. Myanmar hanya
8
anggaran yang cukup besar karena jumlah penduduk yang dimiliki pun cukup
untuk bidang pendidikan sebesar 4,7 persen dari GDP atau setara dengan Rp 167
Begitu juga dengan Malaysia yang berinvestasi pada bidang kesehatan sebesar
3,76 persen dari GDP atau setara dengan Rp 177 juta. Persenan GDP malaysia
untuk kesehatan lebih besar tetapi nominalnya lebih kecil dibandingkan dengan
Indonesia.
dan kesehatan nya dengan mengeluarkan anggaran sebesar 4,8 dari GDP untuk
pendidikan dan 3,76 persen dari GDP untuk kesehatan. Dua indikator penting
Indonesia yang sudah mengeluarkan nominal yang besar untuk sektor pendidikan
dan kesehatan tetapi masih belum mampu menjadi negara dengan kategori Very
9
Nominal pengeluaran pemerintah bidang pendidikan dan kesehatan di
berarti bahwa terdapat lebih banyak jumlah penduduk berusia 0-19 tahun dimana
didalamnya terdapat penduduk berusia 7-19 tahun yang masih akan menempuh
yang dibuktikan oleh besarnya pengeluaran pemerintah dilihat dari persenan GDP
yang lebih kecil jika dibandingkan dengan Indonesia dilihat dari besaran nominal
Rupiahnya. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan jumlah penduduk pada
masing-masing negara itu sendiri, dimana nilai nominal anggaran pendidikan dan
kesehatan Indonesia lebih besar karena jumlah penduduknya juga tinggi sehingga
butuh biaya yang besar untuk memberikan pelayanan pendidikan dan kesehatan
Vietnam, dan Brunei Darussalam lebih kecil karena penduduk yang akan
penduduk Malaysia hanya sebesar 31.562.000 jiwa, dimana angka ini bahkan
tidak mencapai satu per empat dari jumlah penduduk Indonesia. Begitu juga
10
dengan Vietnam yang memiliki penduduk cukup besar tetapi masih tidak sebesar
rata-rata jumlah penduduk Indonesia yaitu sebesar 95.532.000 jiwa, dan Brunei
dari tahun 2018 hingga 2019 terus mengalami peningkatan meskipun masih
dikategorikan rendah karena nilai gini rasio kecil dari empat. Meskipun masih
akan semakin kecil bagian dari jumlah penduduk yang memenuhi syarat dalam
mendapatkan pinjaman atau bentuk kredit lainnya sebagai akibat dari tingginya
Smith, 2013).
11
Ketimpangan pendapatan yang terjadi di Indonesia secara umum disebabkan
oleh terus meningkatnya akumulasi kekayaan kelas atas, dimana kondisi tersebut
termiskin hanya mengalami peningkatan yang lebih kecil dari 2 persen (Ringo,
2021).
sebesar 0,005. Selain itu, Indonesia berada diperingkat dua di ASEAN mengenai
Darusalam merupakan negara terbaik di ASEAN jika dilihat dari segi kemerataan
nasional juga dapat dilihat laju pendapatan perkapita. GDP perkapita Indonesia
tahun 2018-2020 terus mengalami penurunan dan yang paling signifikan terjadi
pada tahun 2020 dimana pertumbuhan GDP perkapita adalah sebesar -3,107.
dengan Brunei darussalam sebagai negara dengan kategori Very High Human
Development dimana GDP perkapita Brunei tahun 2015, 2016, dan 2018 adalah
Indonesia tahun 2019 ke 2020 adalah sebesar 2,76 juta jiwa. Pengangguran di
12
Indonesia disebabkan oleh banyaknya jumlah pencari kerja dibandingkan dengan
permintaan tenaga kerja di pasar tenaga kerja. Kondisi ini semakin buruk karena
pencari kerja kembali memasuki dunia kerja, dan terus bertambahnya pekerja baru
di dunia kerja karena setiap tahun Indonesia memiliki ribuan bahkan jutaan
cerminan dari penurunan jumlah pengangguran pada tahun yang sama. Banyaknya
tahun 2018 mencapai 5,1 persen yang jika dibandingkan dengan negara ASEAN
lainnya memiliki selisih yang signifikan. Bahkan tingkat kemiskinan yang berada
di Brunei Darussalam, Malaysia, dan Thailand berkisar antara 0,0 hingga 0,1.
permasalahan, yaitu :
Indonesia?
13
2. Bagaimana strategi pemerintah dalam mengatasi masalah mengenai
manusia di Indonesia
Indonesia.
1. Manfaat Akademis
merupakan salah satu fokus mata kuliah Ekonomi Sumber Daya Manusia.
Selain itu, penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman dan rujukan
14
2. Manfaat Praktis
15