Anda di halaman 1dari 13

Diterjemahkan dari bahasa Afrikans ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

Jurnal Manajemen Bisnis Lintas Batas Vol. 1 Tidak. 2 Juli p-ISSN: 2775-538X
- Desember 2021, halaman 244- 256

ANALISIS HUMAN DEVELOPMENT INDEX (HDI) DI INDONESIA

Yuliansyah
Politeknik Negeri Sambas, Indonesia
yoelashshidiqie@yahoo.co.id

ABSTRAK

Pembangunan Manusia adalah suatu proses pembangunan yang bertujuan


untuk dapat memiliki lebih banyak pilihan, terutama dalam bidang kesehatan,
pendidikan, dan taraf hidup yang layak. Salah satu tolok ukurnya bisa dilihat dari
Human Development Index. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat
pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia dan bagaimana
pencapaian IPM di setiap provinsi di Indonesia pada tahun 2016-2020.
Metodologi penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis
penelitian evaluatif. Data IPM dalam penelitian ini berupa data sekunder yang
dikeluarkan dari Badan Pusat Statistik. Hasil penelitian ini, bahwa Indonesia
memiliki nilai IPM yang meningkat setiap tahunnya selama periode 2016-2020.
Dan capaian IPM masing-masing Provinsi meningkat sangat baik karena pada
tahun 2020 di Indonesia tidak ada lagi yang memiliki IPM rendah.

Kata kunci: Indeks Pembangunan Manusia, Kesehatan, Pendidikan, Standar


Hidup Layak.

PENGANTAR
Pembangunan manusia merupakan hal yang penting, terutama bagi negara-
negara berkembang. Hal ini dikarenakan banyak negara berkembang dengan tingkat
pertumbuhan yang tinggi masih gagal mengatasi masalah ketimpangan sosial dan
kemiskinan yang tinggi. Selain itu, pembangunan manusia sebenarnya merupakan
investasi tidak langsung dalam mencapai tujuan ekonomi nasional. Tantangan utama
pembangunan di negara berkembang adalah pembangunan manusia. Menurut Sen,
masalah terpenting di negara berkembang yang harus diselesaikan adalah kualitas
hidup, bukan pendapatan rendah (Kuncoro, 2010).
Ketiadaan pembangunan manusia membuat suatu negara tidak dapat
mengembangkan apa-apa. Pembangunan manusia harus dilakukan agar menghasilkan
sumber daya manusia yang memadai untuk melaksanakan pembangunan. Dengan
sumber daya manusia yang baik dan memadai, pelaksanaan pembangunan akan lebih
lancar di berbagai sektor. Pemerintah harus memperhatikan

244
Jurnal Manajemen Bisnis Lintas Batas Vol. 1 Tidak. 2 Juli p-ISSN: 2775-538X
- Desember 2021, halaman 244- 256

Hal ini terutama jika memandang manusia sebagai subjek dan objek pembangunan,
sehingga pembangunan manusia akan mendukung pembangunan di berbagai
sektor. Hal ini akan menciptakan kesejahteraan bagi manusia yang berada di
wilayah pemerintahan.
Masih banyak hal lain yang harus diperjuangkan, yakni pendidikan yang
lebih baik, peningkatan standar kesehatan dan gizi, pengentasan kemiskinan,
perbaikan kondisi lingkungan, pemerataan kesempatan, peningkatan kebebasan
individu, dan pelestarian keanekaragaman kehidupan budaya. Meskipun Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) tidak dapat mengukur semua dimensi
pembangunan manusia, setidaknya ketiga dimensi tersebut mampu melihat
kualitas kemampuan dasar manusia. Ketiga dimensi tersebut meliputi umur
panjang, sehat, berilmu, terampil, sehingga mencapai taraf hidup yang layak.

IPM diperkenalkan oleh United Nations Development Programme (UNDP)


pada tahun 1990, sedangkan di Indonesia IPM telah dihitung sejak tahun 2014.
Pembangunan di Indonesia menganut prinsip pembangunan manusia yang
memperluas pilihan penduduk dalam hal pendapatan, kesehatan , pendidikan,
pemerataan, dll. Sumber Daya Manusia merupakan modal dalam pembangunan
yang harus diperhatikan kualitasnya agar tidak menjadi beban dalam
pembangunan. Untuk mencapai IPM yang tinggi harus ada campur tangan
pemerintah, seperti dalam menciptakan sarana dan prasarana yang mendukung
pembentukan sumber daya manusia yang produktif.
Pada masa kepemimpinan Jokowidodo, Soekarno sangat berpegang pada
cita-cita Soekarno, yang disebut Nawacita. Poin kelima dalam Nawacita adalah
mengutamakan kualitas manusia, dengan menjalankan beberapa program yaitu
Indonesia Pintar, Indonesia Bekerja dan Indonesia Sejahtera. dengan
mendorong land reform dan program pemilikan tanah seluas 9 hektar, program
rumah petak bersubsidi dan jaminan sosial bagi rakyat pada tahun 2019 (BPS,
2016).
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk membahas
tentang pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia dan
bagaimana perbandingan 34 provinsi di Indonesia pada tahun 2016-2020. Oleh
karena itu, penulis akan memaparkan terkait dengan perkembangan IPM
tersebut. di berbagai provinsi, mengklasifikasikan pencapaian IPM di Indonesia.

KAJIAN TEORI
Perkembangan manusia
Human Development Report (HDR) menyatakan bahwa, Pembangunan
manusia adalah tentang memperluas kekayaan hidup manusia, tidak hanya
kekayaan ekonomi tetapi juga berfokus pada manusia, peluang dan
245
Jurnal Manajemen Bisnis Lintas Batas Vol. 1 Tidak. 2 Juli p-ISSN: 2775-538X
- Desember 2021, halaman 244- 256

pilihan. UNDP mengatakan pembangunan manusia adalah tentang memberi orang kebebasan
untuk menjalani kehidupan yang mereka inginkan. dan memberikan kesempatan kepada
manusia untuk mengembangkan potensinya secara maksimal tanpa ada paksaan, terutama
dalam membantu dan menciptakan kondisi yang tepat untuk pengembangan diri (UNDP, 2020).

Dari sekian banyak pilihan tersebut, yang paling penting adalah panjang
umur dan sehat, berpendidikan, dan memiliki akses ke sumber daya yang
dibutuhkan untuk hidup layak. (Kuncoro, 2006: 67). Dalam konsep pembangunan
manusia, pembangunan harus dianalisis dan dipahami dari sisi manusia, tidak
hanya dari segi pertumbuhan ekonomi (Magdalena et al, 2020). Munculnya
konsep pembangunan manusia berarti bahwa tujuan akhir dalam pembangunan
adalah manusia, dengan menciptakan lingkungan yang efektif untuk
produktifitas sehingga dapat berumur panjang dan sehat, menguasai banyak
ilmu pengetahuan dan memenuhi taraf hidup yang layak (Yoyo Karyono, dkk.,
2021). ) sehingga terbentuk manusia yang berkualitas. Kualitas manusia dapat
direpresentasikan dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Indeks
Pembangunan Manusia (IPM).
Menurut Badan Pusat Statistik, HDI mengukur pencapaian pembangunan
manusia berdasarkan sejumlah komponen dasar kualitas hidup. Sebagai ukuran
kualitas hidup, IPM dibangun melalui pendekatan dasar tiga dimensi. Dimensi ini
mencakup umur panjang dan kesehatan yang diwakili oleh indikator harapan
hidup saat lahir, pengetahuan yang diwakili oleh rata-rata lama sekolah dan
lama sekolah yang diharapkan, dan kehidupan layak yang diwakili oleh indikator
pengeluaran per kapita yang disesuaikan. Ketiga dimensi tersebut memiliki arti
yang sangat luas karena memiliki banyak faktor diantaranya (Yoyo Karyono, dkk,
2021).

Dimensi Umur Panjang dan Kesehatan


Salah satu komponen yang menentukan kualitas hidup manusia adalah
kesehatan. Kualitas hidup manusia sangat tergantung pada derajat kesehatannya.
Peningkatan derajat kesehatan merupakan salah satu target pembangunan pemerintah
saat ini. Untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya,
pemerintah telah menyusun program kesehatan yang sejalan dengan Nawacita (BPS,
2016). Salah satu indikasi meningkatnya derajat kesehatan suatu daerah adalah rata-rata
usia harapan hidup yang lebih panjang.
Dengan melihat Angka Harapan Hidup (UHH) bahwa manusia yang berumur
panjang memiliki kesehatan yang baik, seperti gizi selama hidupnya. UHH adalah
perkiraan lama rata-rata seseorang telah hidup dalam beberapa tahun. Jika nilai UHH
meningkat, berarti bayi yang lahir memiliki usia harapan hidup yang lebih panjang,
246
Jurnal Manajemen Bisnis Lintas Batas Vol. 1 Tidak. 2 Juli p-ISSN: 2775-538X
- Desember 2021, halaman 244- 256

dalam hal ini menunjukkan semakin baiknya kesehatan masyarakat di Indonesia.


Dalam meningkatkan kesehatan, Pemerintah telah menetapkan berbagai
program yang tercantum dalam RPJM 2015-2019 diantaranya (PPRI, 2015):
Sebuah. peningkatan status kesehatan dan gizi ibu dan anak;
B. pengendalian penyakit yang lebih baik;
C. peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan,
terutama di daerah terpencil, tertinggal, dan perbatasan;
D. peningkatan cakupan pelayanan kesehatan semesta melalui Kartu Indonesia
Sehat dan kualitas pengelolaan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
Kesehatan
e. pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin; dan meningkatkan
daya tanggap sistem kesehatan.

Dimensi Pengetahuan
Selain dimensi kesehatan, IPM juga dibentuk oleh dimensi lain, yaitu
dimensi pendidikan. Dimensi dalam menghitung IPM ini terdiri dari dua
indikator, yaitu Harapan Lama Sekolah (SLT) dan Rata-Rata Lama Sekolah (RLS).

HLS adalah perkiraan lama sekolah (dalam tahun) yang akan ditempuh
oleh seorang anak berusia 7 tahun. HLS dihitung berdasarkan jumlah penduduk
berusia 7 tahun ke atas agar sesuai dengan acuan usia dalam program wajib
belajar yang dicanangkan pemerintah. Sedangkan HLS merupakan indikator
proses pembangunan yang menggambarkan ukuran keberhasilan program
pendidikan dalam jangka pendek (Yoyo Karyono, dkk, 2021).

RLS adalah rata-rata lama waktu yang digunakan warga dalam menjalani
pendidikan formal. Cakupan penduduk untuk menghitung RLS adalah penduduk
yang berusia 25 tahun ke atas, dengan asumsi proses pendidikan seseorang
telah berakhir sebelum mencapai usia 25 tahun, hal ini dikarenakan pada usia
7-25 tahun adalah usia sekolah, sedangkan 25 tahun ke atas dianggap siap
memasuki dunia kerja. Perhitungan RLS berdasarkan penduduk berusia 25
tahun ke atas juga mengikuti standar internasional yang digunakan oleh UNDP.
RLS menggambarkan indikator keluaran pembangunan dalam jangka panjang.

HLS dan RLS dapat memberikan gambaran tentang penambahan (flow)


dan pencapaian (stock) kualitas sumber daya manusia di suatu daerah.
Peningkatan kemampuan dasar penduduk di bidang pendidikan dapat dilakukan
dengan berbagai upaya (BPS, 2020).
Pemerintah Republik Indonesia berkonsentrasi penuh pada peningkatan
kualitas pendidikan di Indonesia. Presiden Jokowi juga
247
Jurnal Manajemen Bisnis Lintas Batas Vol. 1 Tidak. 2 Juli p-ISSN: 2775-538X
- Desember 2021, halaman 244- 256

memberikan perhatian khusus pada pendidikan di Indonesia melalui komitmennya


terhadap Nawacita. Untuk mewujudkan hal tersebut, pemerintah telah menyusun
Program Indonesia Pintar (PIP) yang secara hukum tertuang dalam dokumen
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. (PPRI, 2015).

Melalui PIP, pemerintah sangat serius meningkatkan partisipasi


pendidikan dasar dan menengah. Tidak hanya itu, pemerintah juga berusaha
memperkecil kesenjangan antar kelompok masyarakat. Selain itu, kualitas
layanan pendidikan, pemerataan sarana dan prasarana pendidikan, serta
peningkatan kualitas tenaga pengajar juga menjadi sasaran program
pemerintah. Dengan adanya PIP ini, pemerintah berharap masyarakat yang
terdidik dapat terwujud karena pemerintah bertanggung jawab mencerdaskan
kehidupan bangsa sesuai dengan amanat UUD 1945 (PPRI, 2015).

Dimensi Kehidupan yang Layak


Dimensi terakhir dalam pembentukan nilai IPM adalah dimensi taraf
hidup yang layak. Dimensi ini dihitung berdasarkan angka pengeluaran per
kapita yang disesuaikan. Indikator ini menggambarkan daya beli masyarakat dan
lebih menggambarkan pendapatan masyarakat selama periode tertentu. Data
pengeluaran per kapita riil yang disesuaikan lebih menggambarkan tingkat
kesejahteraan penduduk sebagai output dari perbaikan ekonomi. Data
pengeluaran riil diambil dari data Susenas model konsumsi, indeks harga
konsumen dan harga masyarakat non-makanan (Yoyo Karyono, dkk, 2021).

Dari ketiga dimensi tersebut dapat mengukur tingkat IPM di suatu wilayah baik
tinggi, sedang maupun rendah. Dengan referensi sebagai berikut:
1. IPM <60 = IPM rendah
2. 60≤IPM <70 = IPM sedang
3. 70≤IPM <80 = HDI tinggi
HDI≥80 = HDI sangat tinggi

Dalam konsep ini penduduk ditempatkan sebagai tujuan akhir, sedangkan upaya
pembangunan dipandang sebagai sarana (principal means) untuk mencapai tujuan
tersebut. Untuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan manusia, empat hal utama
yang perlu diperhatikan adalah produktivitas, pemerataan, keberlanjutan, dan
pemberdayaan. 4 hal tersebut adalah sebagai berikut: (Lumbantoruan & Hidayat, 2015):

Produktivitas berarti penduduk harus mampu bekerja untuk menghasilkan


sesuatu sehingga mereka dapat berpartisipasi dalam proses
248
Jurnal Manajemen Bisnis Lintas Batas Vol. 1 Tidak. 2 Juli p-ISSN: 2775-538X
- Desember 2021, halaman 244- 256

mendapatkan penghasilan.

2. Pemerataan berarti penduduk harus memiliki kesempatan yang sama dalam


memperoleh akses ke semua sumber daya ekonomi dan sosial.
3. Keberlanjutan adalah akses yang dinikmati oleh penduduk saat ini juga dapat
dinikmati oleh generasi yang akan datang, baik berupa lingkungan maupun
lainnya.
4. Pemberdayaan berarti masyarakat harus mampu berperan serta dalam menentukan
kehidupannya dan memperoleh manfaat dari proses pembangunan

Manfaat HDI
Kemajuan pembangunan manusia dapat dilihat dari dua sisi, yang
pertama menggambarkan apa yang telah dicapai. Dengan adanya prestasi-
prestasi yang besar, berarti ada kemajuan yang lebih baik pada manusia. Kedua
adalah kecepatan perubahan pembangunan manusia, biasanya capaian
pembangunan manusia di daerah yang sudah tinggi cenderung dengan
kecepatan rendah dan sebaliknya (Adi Nugroho, 2020)
Indeks pembangunan manusia merupakan salah satu indikator penting
dalam melihat sisi lain pembangunan. Setiap komponen indikator perhitungan
IPM dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan pembangunan kualitas
hidup manusia (masyarakat/penduduk). Menurut Mudrajad, IPM berguna untuk
membandingkan kinerja pembangunan manusia, baik antar negara maupun
antar wilayah (Yoyo Karyono, dkk, 2021).
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indikator yang menjelaskan
bagaimana penduduk suatu daerah memiliki kesempatan untuk mengakses hasil
pembangunan sebagai bagian dari haknya atas pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan
sebagainya (Kuncoro, 2006).
Manfaat lain dari IPM adalah sebagai indikator sasaran pembangunan
dan salah satu pengalokasi dalam penentuan Dana Alokasi Umum (DAU). Selain
itu, IPM juga digunakan sebagai salah satu indikator kinerja utama Dana Insentif
Daerah (DID) dalam mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat serta
salah satu indikator dalam pengalokasian DID (Yoyo Karyono, dkk, 2021).

METODOLOGI
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian evaluatif, yaitu penelitian
yang mengevaluasi kegiatan atau program yang bertujuan untuk mengukur
keberhasilan suatu kegiatan, apakah telah mencapai keberhasilan yang
diharapkan (Kantun, 2017).Menurut Sukmadinata dalam Endang, kajian utama
penelitian evaluatif adalah pengukuran atau pengumpulan data, membandingkan
hasil pengukuran dan pengumpulan data dengan standar yang digunakan. Itu
249
Jurnal Manajemen Bisnis Lintas Batas Vol. 1 Tidak. 2 Juli p-ISSN: 2775-538X
- Desember 2021, halaman 244- 256

hasil perbandingan ini baru dapat disimpulkan apakah program-program yang


dilaksanakan selama ini berhasil atau tidak, efektif atau tidak, dan seterusnya
(Yektiningsih, 2018).
Data yang dikumpulkan merupakan data sekunder dari publikasi resmi
yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Data yang digunakan berupa
data time series yaitu tahun 2016-2020 dan data cross section yaitu 34 provinsi di
Indonesia.
Dalam menentukan capaian IPM di Indonesia dan pemetaan wilayah di
Indonesia menggunakan acuan yang dibuat oleh BPS antara lain:
1. IPM <60 = IPM rendah
2. 60≤IPM <70 = IPM sedang
3. 70≤IPM <80 = HDI tinggi
HDI≥80 = HDI sangat tinggi

HASIL DAN DISKUSI


Pencapaian IPM di Indonesia
IPM merupakan indikator yang menunjukkan kualitas manusia suatu daerah
dari hasil pembangunan. Sejak metode baru diperkenalkan, BPS telah menghitung
IPM Indonesia mulai tahun 2014 hingga sekarang. Tercatat bahwa pembangunan
manusia di Indonesia telah menunjukkan perkembangan positif dari tahun ke tahun,
yang dapat dilihat sebagai berikut:

IPM di Indonesia 2016-2020

Gambar 1 IPM di Indonesia 2016-2020

Dari angka 1, dari tahun 2016 – 2020 terjadi peningkatan setiap tahunnya,
dan pencapaian IPM Indonesia cukup tinggi karena rata-ratanya melebihi 70. Pada
tahun 2016, IPM di Indonesia telah mencapai 70,18 atau meningkat 0,63 poin
dibandingkan tahun sebelumnya. Artinya, IPM di Indonesia tumbuh sebesar 0,91
persen. Pada tahun 2017, IPM di Indonesia telah mencapai
250
Jurnal Manajemen Bisnis Lintas Batas Vol. 1 Tidak. 2 Juli p-ISSN: 2775-538X
- Desember 2021, halaman 244- 256

70,81, meningkat 0,63 poin dibandingkan tahun sebelumnya. Artinya, IPM tumbuh
sekitar 0,9%. Pada tahun 2018, IPM di Indonesia mencapai 71,39, meningkat 0,58
poin dibandingkan tahun sebelumnya atau tumbuh sekitar 0,82 persen. Pada
tahun 2019 meningkat lagi sekitar 71,92, tumbuh sekitar 0,74%, walaupun
meningkat namun pertumbuhannya sedikit melambat, seperti pada tahun 2020
dimana pertumbuhan melambat menjadi hanya sekitar 0,03%, nilai IPM tahun ini
hanya 70,94.
Penyebab lambatnya pertumbuhan IPM tahun ini karena seluruh dunia
mengalami penurunan kesehatan yaitu penyebaran Corona Virus Diseases
COVID-19. Akibat COVID ini, semua indikator makro dan sosial berada di bawah
tekanan yang sangat berat. Pada tahun 2020 jumlah penduduk yang bekerja
128,45 juta orang, turun 0,31 juta orang dibandingkan tahun sebelumnya (128,76
juta orang), sedangkan angka TPT mencapai 7,07 persen, meningkat 1,84 persen
dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 5,23 persen. . Pandemi COVID-19
juga menurunkan persentase pekerja formal dari 44,12 persen pada 2019 menjadi
39,53 persen. Penurunan penyerapan tenaga kerja dan peningkatan TPT selama
pandemi berdampak pada peningkatan kemiskinan. Akibat dari tekanan tersebut
pendapatan perkapita mengalami penurunan sehingga akan berdampak pada
penurunan pengeluaran perkapita riil. Akibat turunnya pengeluaran per kapita
berarti penurunan dimensi standar hidup layak yang merupakan salah satu
dimensi IPM (BPS, 2020).

Pencapaian IPM di 34 Provinsi di Indonesia


Indonesia memiliki 34 provinsi dengan pencapaian IPM di setiap provinsi pada
periode 2016-2020 dapat dilihat di bawah ini:

IPM di 34 Provinsi tahun 2016

Gambar 2. IPM 34 Provinsi di Indonesia Tahun 2016

251
Jurnal Manajemen Bisnis Lintas Batas Vol. 1 Tidak. 2 Juli p-ISSN: 2775-538X
- Desember 2021, halaman 244- 256

Pada tahun 2016, daerah dengan kriteria tinggi adalah DKI Jakarta, Bali, Jawa
Barat, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, DI Yogyakarta, Banten, Kalimantan
Timur dan Sulawesi Utara. Masing-masing IPM rendah berada di Wilayah Papua,
sedangkan IPM lainnya memiliki IPM sedang.

IPM di 34 Provinsi tahun 2017

Gambar 3. IPM 34 Provinsi di Indonesia Tahun 2017


Pada tahun 2017, daerah dengan kriteria sangat tinggi adalah DKI Jakarta, untuk
daerah dengan IPM tinggi di Bali, Jawa Barat, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Riau,
Kepulauan Riau, DI Yogyakarta, Banten, Kalimantan Timur, Jawa Tengah, Jawa Timur,
Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara. Masing-masing IPM rendah berada di Wilayah
Papua, sedangkan IPM lainnya memiliki IPM sedang.

IPM di 34 Provinsi tahun 2018

Gambar 4. IPM 34 Provinsi di Indonesia Tahun 2018


Pada tahun 2018, daerah dengan kriteria sangat tinggi adalah DKI Jakarta, untuk IPM tinggi
252
Jurnal Manajemen Bisnis Lintas Batas Vol. 1 Tidak. 2 Juli p-ISSN: 2775-538X
- Desember 2021, halaman 244- 256

wilayah di Bali, Jawa Barat, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan
Riau, DI Yogyakarta, Banten, Kalimantan Timur, Jawa Tengah, Jawa Timur,
Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan,
Kalimantan Tengah, Kep. Bangka Belitung, Bengkulu, Jambi dan Sulawesi Utara.
Sedangkan yang lain memiliki IPM sedang termasuk Papua. Pada tahun 2018
Papua mengalami peningkatan nilai IPM.

IPM di 34 Provinsi tahun 2019

Gambar 5. IPM 34 Provinsi di Indonesia Tahun 2019


Tahun 2019, daerah dengan kriteria sangat tinggi adalah DKI Jakarta, untuk
daerah IPM tinggi di Bali, Jawa Barat, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Riau,
Kepulauan Riau, DI Yogyakarta, Banten, Kalimantan Timur, Jawa Tengah, Jawa
Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Kalimantan Utara, Kalimantan
Selatan, Kalimantan Tengah, Kep. Bangka Belitung, Bengkulu, Jambi, Sumatera
Selatan dan Sulawesi Utara. Sedangkan yang lain memiliki IPM sedang termasuk
Papua. Pada tahun 2019 Papua mengalami peningkatan nilai IPM.

253
Jurnal Manajemen Bisnis Lintas Batas Vol. 1 Tidak. 2 Juli p-ISSN: 2775-538X
- Desember 2021, halaman 244- 256

IPM di 34 Provinsi pada tahun 2020

Gambar 6. IPM 34 Provinsi di Indonesia Tahun 2020


Pada tahun 2020 tidak ada perubahan kategori pada tahun 2019 untuk
masing-masing wilayah, namun mengalami perlambatan. Perlambatan IPM
Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2020 disebabkan oleh penurunan belanja per
kapita riil yang disesuaikan. Indikator ini mengalami penurunan sebesar 1,62
persen dibandingkan tahun 2019. Banyaknya kasus terkonfirmasi COVID-19 yang
mengakibatkan pelemahan aktivitas ekonomi berkontribusi terhadap
perlambatan angka IPM Provinsi DKI Jakarta. Hingga akhir tahun 2020, kasus
positif COVID-19 di Provinsi DKI Jakarta menjadi yang tertinggi di Indonesia
dengan kontribusi 25 persen dari seluruh kasus. Di sisi lain, Provinsi Papua
menempati posisi terakhir dalam pencapaian pembangunan manusia pada
periode 2010-2020.
Secara spasial, Indonesia terdiri dari lima kelompok pulau besar, yaitu
Sumatera, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku,
Papua. Pada tahun 2020, sembilan dari sepuluh provinsi di Sumatera memiliki
status pembangunan manusia “tinggi” (70≤IPM <80) dan hanya satu provinsi
yang masih berstatus “sedang” (60≤IPM <70), yaitu Provinsi Lampung.
Sedangkan di pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara terdapat dua provinsi dengan
status pembangunan manusia “sedang”, yaitu NTT dan NTT.
254
Jurnal Manajemen Bisnis Lintas Batas Vol. 1 Tidak. 2 Juli p-ISSN: 2775-538X
- Desember 2021, halaman 244- 256

Provinsi NTB, salah satu provinsi dengan status pembangunan manusia “sangat
tinggi” (IPM≥80) yaitu Provinsi DKI Jakarta dan menjadi satu provinsi. satu-satunya
provinsi dengan pencapaian ini, sedangkan provinsi lain memiliki status
pembangunan manusia yang “tinggi”.

KESIMPULAN
Perkembangan IPM setiap tahunnya selalu meningkat selama periode
2016-2020. Namun, pada tahun 2020 pertumbuhan IPM di Indonesia mengalami
perlambatan. Hal ini disebabkan oleh lingkungan yang tidak sehat yaitu
penyebaran Virus Corona Desiases COVID-19, sehingga berdampak negatif pada
semua indikator makro dan sosial. Untuk setiap provinsi di Indonesia terjadi
perubahan kategori IPM pada periode 2016-2020.
Pada tahun 2016, 11 daerah memiliki IPM tinggi, 22 daerah memiliki IPM sedang,
dan 1 daerah memiliki IPM rendah. Pada tahun 2017 terdapat 1 daerah yang sudah
memiliki IPM sangat tinggi, 13 daerah dengan kategori tinggi, 19 daerah dengan kriteria
sedang dan masih ada 1 daerah yang masih rendah. Pada tahun 2018 terdapat 1 daerah
yang sudah memiliki IPM sangat tinggi, 20 daerah dengan kriteria tinggi, 13 daerah
dengan kriteria sedang dan tidak ada satu pun dengan kriteria rendah. Pada tahun 2019
terdapat 1 daerah yang sudah memiliki IPM sangat tinggi, 21 daerah dengan kriteria
tinggi, 12 daerah dengan kriteria sedang dan tidak ada satu pun dengan kriteria rendah.
Pada tahun 2020 terdapat 1 daerah yang sudah memiliki IPM sangat tinggi, 22 daerah
dengan kriteria tinggi, 11 daerah dengan kriteria sedang dan tidak ada satu pun dengan
kriteria rendah.

255
Jurnal Manajemen Bisnis Lintas Batas Vol. 1 Tidak. 2 Juli p-ISSN: 2775-538X
- Desember 2021, halaman 244- 256

REFERENSI

Kuncoro, Mudjarat. (2006).Ekonomi Pembangunan, Teori, Masalah dan


Kebijakan, Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2006

Laode, Magdalena dkk, (2020).Analisis Efek pertumbuhan


Ekonomi, Kimia dan Pengeluaran Pemerintah Sektor
Pendidikan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Di Provinsi
Sulawesi Utara (2015-2018). Dalam jurnal berkala Ilmiah Evisiensi Vol.20,
No.02 hal 61

Nugroho, Adi, (2016).Indeks Pembangunan Manusia 2016. Badan Pusat


Statistik, https://www.bps.go.id

========, (2020).Indeks Pembangunan Manusia 2019. Badan Pusat


Statistik, https://www.bps.go.id

Lumbantoruan, EP, & Hidayat, P. (2015). Analisis Analisis Ekonomi


dan Index Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi-provinsi di
Indonesia (Metode Kointegrasi).Ekonomi Dan Keuangan,2(2).

PPRI. (2015).Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)


2015-2019. https://djsn.go.id

Yektiningsih, E. (2018). Analisis Indeks Pembangunan Manusia (IPM)


Kabupaten Pacitan Tahun 2018.Jurnal Ilmiah Sosio Agribis,18(2).

Yoyo Karyono, dkk. (2021).Indeks Pembangunan Manusia 2020.

https://www.bps.go.id

Laporan Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP), 2020 “Tentang Manusia


Pengembangan ”, http://hdr.undp.org/en/humandev

256

Anda mungkin juga menyukai