PEREKONOMIAN INDONESIA
KELOMPOK 7 :
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
JAKARTA
2023
DAFTAR ISI
1
kesejahteraan rakyat. Dengan kata lain, Indeks Pembangunan Manusia
merupakan tolok ukur keberhasilan pembangunan sosial, ekonomi dan
bidang-bidang lain.
2
manusia sebagai macam “model” pembangunan tentang penduduk, dan
oleh penduduk, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
3
prevalensi kontrasepsi, dan sebagainya. Indeks ini memang hanya disusun
dari tiga indikator dasar yang data umumnya umumnya tersedia di setiap
negara sehingga bisa diperbandingkan.
4
1.3. IPM untuk Perencanaan Pembangunan
Usia hidup diukur dengan angka harapan hidup waktu lahir (eo)
yang dihitung menggunakan metode tidak langsung (metode brass atau
varian trussel) berdasarkan variabel rata-rata anak lahir hidup dan rata-rata
anak yang masih hidup per wanita usia 15-49 tahun. Komponen
pengetahuan di ukur dengan menggunakan dua indikator yaitu melek
huruf penduduk 16 tahun ke atas dan rata-rata lama sekolah. Indikator
melek huruf diperoleh dari variabel kemampuan membaca dan menulis,
sedangkan indikator rata-rata lama sekolah dihitung dengan menggunakan
tiga variabel secara simultan yaitu partisipasi sekolah, tingkat kelas yang
sedang/pernah dijalani, dan jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan.
5
perhitungan dari indikator-indikator lain. Sehingga tidak dapat dibentuk
suatu model yang terdiri dari indikator-indikator pembentukan setiap
komponen. Karena itu, pemanfaatan IPM dalam perencanaan
pembangunan daerah harus dilengkapi dengan kajian dan analisis situasi
terhadap indikator-indikator yang mempengaruhi perkembangan nilai
IPM.
6
1.4. Fungsi dan Keterbatasan
7
Disamping itu, IPM juga masih mempunyai kelemahan
sebagaimana yang terkandung dalam IMH, yaitu dari segi data dan arti.
Dari segi data kelemahannya terletak pada kenyataan bahwa
konsep/definisi dan kualitas data yang digunakan antar negara sangat
beragam sehingga mengurangi kekuatan IPM sebagai alat banding
international.
8
BAB II
METODOLOGI
2.1. Pengertian
9
2.3. Formulasi Umum IPM/ Penyusunan Indeks
10
Untuk tujuan penghitungan indeks, dapat ditempuh berbagai cara
untuk menetapkan nilai maksimum dan minimum X(ij). Sebagai ilustrasi,
jika tujuannya hanya sekedar membandingkan kinerja propinsi/ kabupaten/
kota dalam satu tahun tertentu maka nilai tertinggi dan terendah X(ij) pada
tahun tersebut dapat dipilih sebagai nilai maksimum dan minimum (nilai
ekstrim).
11
Dengan demikian, variabel harapan hidup (e0) ini diharapkan
mencerminkan “lama hidup” sekaligus “hidup sehat” suatu masyarakat.
Hal ini sebenarya “berlebihan”, mengingat angka morbiditas (angka
kesakitan) akan lebih valid dalam mengukur “hidup sehat”. Walaupun
demikian, karena hanya sedikit negara yang memliliki data morbiditas
yang dapat dipercaya maka variabel tersebut tidak digunakan untuk tujuan
perbandingan. Sebenarnya dalam Susenas (Survei Sosial Ekonomi
Nasional), setiap tahun variabel morbiditas telah dikumpulkan datanya
sehingga dapat digunakan untuk tujuan perbandingan antar propinsi
kabupaten/kota, namun sejauh ini belum diketahui tingkat kecermatannya
sehingga belum digunakan dalam publikasi ini. Estimasi angka e0 yang
digunakan dalam publikasi ini diperoleh dari Susenas. Angka ini diperoleh
dengan menggunakan metode tidak langsung dengan menggunakan 2 data
dasar yaitu rata–rata anak lahir dan rata -rata anak masih hidup. Prosedur
penghitungan angka harapan hidup sejak lahir (AHH0) dilakukan dengan
menggunakan Sofware Mortpack Life. Setelah mendapatkan angka
harapan hidup sejak lahir selanjutnya dilakukan penghitungan indeks
dengan cara membandingkan angka tersebut terhadap angka yang telah
distandarkan (dalam hal ini UNDP).
12
sehat dan cerdas juga akan memperpanjang masa produktif tersebut
sehingga pada gilirannya akan meningkatkan mutu peran warga tersebut
sebagai pelaku (agent) pembangunan .
13
BAB III
INDIKATOR DAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
14
3.1.1. Indikator Harapan Hidup
Angka melek huruf di ambil dari data kemampuan baca tulis, yang
dipandang sebagai modal dasar yang perlu dimiliki setiap individu, agar
mempunyai peluang yang sama untuk terlibat dan berpartisipasi dalam
pembangunan. Sedangkan tingkat pengetahuan dan keterampilan lainnya
secara umum dapat digambarkan melalui rata-rata lama sekolah, angka ini
dihitung dengan menggunakan 2 variabel secara simultan yaitu tingkat
kelas yang pernah atau sedang dijalani dan jenjang pendidikan yang
ditamatkan.
15
Walaupun demikian UNDP tetap mempertahankannya karena indikator
lain yang sesuai tidak tersedia secara global. Selain itu dipertahankannya
indikator inipun juga merupakan argumen bahwa selain usia hidup dan
mengetahui masih banyak variabel input yang pantas diperhitungkan
dalam perhitungan IPM. Dilemanya, memasukan banyak variabel atau
indikator akan menyebabkan indikator komposit menjadi tidak sederhana.
Dengan alasan itu maka GDP riil per kapita yang telah disesuaikan
dianggap mewakili indikator input IPM lainnya. Untuk keperluan
perhitungan IPM propinsi atau kabupaten/kotamadya data dasar PDRB
perkapita tidak dapat digunakan untuk mengukur standar hidup layak
karena bukan ukuran ukuran yang peka untuk mengukur data beli
penduduk (yang merupakan fokus IPM). Sebagai penggantinya digunakan
konsumsi per kapita riil yang telah disesuaikan untuk keperluan yang
sama.
16
3.2.1. Tahapan Perhitungan Indeks Pembangunan Manusia
a. Tahapan Pertama
17
b. Tahapan Kedua perhitungan IPM adalah menghitung rata-rata
sederhana dari masing- masing indeks Xi dengan rumus :
Indeks Pembangunan Manusia = 1/3 Xi = 1/3[X(1)+X(2)+X(3)]
Dimana
X(1) = Indeks Angka Harapan Hidup
X(2) = 2/3 (Indeks Melek Huruf) + 1/3 (Indeks Rata-rata Lama
Sekolah)
X(3) = Indeks Konsumsi Per Kapita yang disesuaikan
18
BAB IV
PENUTUP
4.1. SIMPULAN
19