Anda di halaman 1dari 6

Human Development Index (HDI) atau Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

adalah penilaian perbandingan terhadap angka harapan hidup, melek huruf,

pendidikan dan standar hidup yang digunakan negara seluruh dunia. Indeks

pembangunan manusia diaplikasikan untuk mengukur sebuah negara apakah

negara tersebut diklasifikasikan sebagai sebuah negara maju, negara berkembang,

atau negara terbelakang.

Indeks Pembangunan Manusia menilai apakah sebuah kebijakan ekonomi sebuah

negara berpengaruh atau tidak terhadap kualitas hidup warga negara. Dalam

konsep sepereti ini penduduk dipandang sebagai tujuan akhir (the ultimated end)

sedangkan upaya pembangunan dipandang sebagai sarana (principal means)

untuk mencapai tujuan.

Seperti yang dilangsir dari UNDP (Human Development Report, 1995:103),


sejumlah landasan penting dalam pembangunan manusia adalah :

1. Pembangunan wajib memprioritaskan penduduk sebagai pusat perhatian


2. Pembangunan bertujuan untuk memperbesar pilihan-pilihan bagi
penduduk, bukan hanya untuk meningkatkan pendapatan mereka semata.
Oleh karena itu, konsep pembangunan manusia harus tersentralisasi pada
penduduk secara keseluruhan, dan bukan hanya pada bidang ekonomi saja.

3. Pembangunan manusia memprioritaskan perhatiannya bukan hanya pada


upaya meningkatkan kemampuan (capability) manusia akan tetapi dalam
upaya-upaya memanfaatkan kemampuan manusia tersebut secara optimal.
4. Pembangunan manusia ditopang oleh empat pilar utama, yaitu:
a. Produktifitas

Masyarakat harus dapat meningkatkan produktivitas mereka dan

berpartisipasi secara penuh dalam proses memperoleh penghasilan dan


pekerjaan berupah. Oleh karena itu, pertumbuhan ekonomi adalah salah

satu bagian dari jenis pembangunan manusia.

b. Pemerataan

Masyarakat harus punya akses untuk memperoleh kesempatan yang

adil. Semua hambatan terhadap peluang ekonomi dan politik harus

dihapus agar masyarakat dapat berpartisipasi dan memperoleh manfaat

dari kesempatan ini

c. Kesinambungan

Akses untuk memperoleh kesempatan harus dipastikan tidak hanya

untuk generasi sekarang tapi juga generasi yang akan datang. Segala

bentuk permodalan fisik, manusia, lingkungan hidup harus dilengkapi.

d. Pemberdayaan
Pembangunan harus dilakukan oleh masyarakat. Masyarakat harus

berpartisipasi penuh dalam pengambilan keputusan dan proses- proses

yang mempengaruhi kehidupan mereka.

5. Pembangunan manusia menjadi landasan dalam penentuan tujuan


pembangunan dan dalam menganalisis pilihan-pilihan untuk mencapainya.

Pembangunan manusia bukan hanya berhenti pada pilihan-pilihan tersebut,

dikarenakan masih banyak pilihan-pilihan yang lain yang bisa berkembang.

Pilihan-pilihan tersebut bertambah seperti, kebebasan politik, ekonomi dan sosial,

sampai kesempatan untuk menjadi kreatif dan produktif, dan menikmati

kehidupan yang sesuai dengan harkat pribadi dan jasmani hak-hak azasi manusia.
UNDP (United Nations Development Programme) melalui Human Development
Report tahun 1996 melakukan publikasi tentang Konsep Indeks Pembangunan
Manusia (IPM), pembangunan manusia didefinisikan sebagai “a process of
enlarging people’s choices” atau suatu proses yang meningkatkan aspek
kehidupan masyarakat.

Human Development Index (HDI) atau Indeks Pembangunan Manusia (IPM)


dikembangkan oleh Amartya Sen seorang ekonom Pakistan Mahbub Ul Hag serta
dibantu oleh Gustav Ranis dari Yale University dan Lord Meghnad Desai dari
London Scholl of Economic pada tahun 1990. Penemuaan ini selanjutnya
digunakan oleh PBB dalam membuat laporan tahunan. Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) bukan hanya dipakai untuk membuat suatu bentuk laporan
tahunan negara, akan tetapi juga dipakai untuk membuat laporan bentuk laporan
tahunan sub negara/wilayah.
Di Indonesia, perhitungan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pertama kali
gunakan tahun 1990 yang mana ini merupakan hasil kerjasama antara BPS dan
UNDP. Hasil dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mendeskripsikan
perbandingan antar provinsi yang ada di Indonesia. Jadi, perhitungan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia pada awalnya dilakukan pada tahun
1990.
Tujuan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah untuk mencapai perencanaan
dan pembangunan yang terarah agar segala permasalah seperti Kemiskinan,
Pengangguran, Pertumbuhan Ekonomi, dan lain-lain bisa berkurang signifikan.
Perhitungan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebagai indikator pembangunan
manusia memiliki tujuan penting, diantaranya adalah :

1. Membangun indikator yang mengukur dimensi dasar pembangunan


manusia dan perluasan kebebasan memilih.
2. Memanfaatkan sejumah indikator untuk menjaga ukuran tersebut agar
sederhana.
3. Memanfaatkan sejumah indikator untuk menjaga ukuran tersebut agar
sederhana.
4. Menciptakan suatu ukuran yang mencakup aspek sosial dan ekonomi.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dapat dimanfaatkan untuk beberapa hal


sebagai berikut :

1. IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam


upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk).
2. IPM dapat menentukan peringkat atau level pembangunan suatu
wilayah/negara.
3. Bagi Indonesia, IPM merupakan data strategis karena selain sebagai
ukuran kinerja Pemerintah, IPM juga digunakan sebagai salah satu
alokator penentuan Dana Alokasi Umum (DAU).

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mengukur capaian pembangunan manusia


berlandaskan sejumlah komponen dasar kualitas hidup. Sebagai ukuran kualitas
hidup, IPM diciptakan melalui pendekatan tiga dimensi dasar. Dimensi tersebut
mencakup umur panjang dan sehat, pengetahuan, dan kehidupan yang layak.
Ketiga dimensi tersebut memiliki pengertian sangat luas karena terkait banyak
faktor. Untuk mengukur dimensi kesehatan, yang digunakan adalah angka harapan
hidup waktu lahir. Selanjutnya untuk mengukur dimensi pengetahuan yang
digunakan gabungan indikator angka melek huruf (Harapan lama sekolah, metode
baru) dan rata-rata lama sekolah. Adapun untuk mengukur dimensi hidup layak
yang digunakan indikator kemampuan daya beli masyarakat terhadap sejumlah
kebutuhan pokok yang dilihat dari rata-rata besarnya pengeluaran per kapita
sebagai pendekatan pendapatan yang mewakili capaian pembangunan untuk hidup
layak. (BPS, 2022)

Angka Harapan Hidup saat lahir (AHH) merupakan salah satu indikator yang
digunakan untuk menilai derajat kesehatan penduduk atas keberhasilan program
pemerintah. Badan Pusat Statistik mendefinisikan angka harapan hidup adalah
rata-rata tahun hidup yang masih akan dijalani oleh seseorang yang telah berhasil
mencapai umur x, pada suatu tahun tertentu, dalam situasi mortalitas yang berlaku
di lingkungan masyarakatnya. Angka harapan hidup adalah perkiraan lama hidup
rata-rata penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas menurut
umur.

Salah satu aspek penting pembangunan manusia adalah kualitas fisik penduduk

yang dapat dilihat dari derajat kesehatan penduduk. Komponen IPM yang

digunakan untuk melihat derajat kesehatan penduduk adalah Angka Harapan

Hidup Lahir. Angka Harapan Hidup Lahir (AHHL) merupakan salah satu

indikator yang digunakan untuk menilai derajat kesehatan penduduk. Menurut

BPS 2010, angka harapan hidup pada saat lahir (life expectancy at birth) ialah

rata-rata perkiraan banyak tahun yang dapat ditempuh oleh seseorang sejak lahir.

Angka Harapan Hidup Lahir (AHHL) di suatu wilayah berbeda dengan wilayah

lainnya tergantung dari kualitas hidup yang mampu dicapai oleh penduduk.

Setelah mendapatkan angka harapan hidup waktu lahir selanjutnya dihitung

indeks angka harapan hidup lahir yakni dengan membandingkan angka yang

diperoleh dengan angka yang sudah distandarkan (dalam hal ini BPS dan UNDP

telah menetapkan nilai minimum dan maksimumnya).

Pengeluaran per kapita yang disesuaikan merupakan salah satu capaian

pembangunan manusia dalam mewujudkan kehidupan yang layak terkait dengan

konsumsi rill perkapita. Pengeluaran per kapita yang disesuaikan ditentukan dari

nilai pengeluaran per kapita dan paritas daya beli (Purchasing Power Parity/PPP).

Rata-rata pengeluaran per kapita setahun diperoleh dari Susenas, dihitung dari

level provinsi hingga level kab/kota.


Dalam hal ini, indikator yang digunakan adalah rata-rata lama sekolah (mean
years of schooling) dan angka harapan lama sekolah. Pada proses pembentukan
IPM, rata-rata lama sekolah memiliki bobot sepertiga dan harapan lama sekolah
diberi bobot dua pertiga, kemudian penggabungan kedua indikator ini digunakan
sebagai indeks pendidikan sebagai salah satu komponen pembentukan IPM. Rata-
rata lama sekolah mengambarkan jumlah tahun yang digunakan untuk penduduk
usia 15 tahun ke atas dalam menjalani pendidikan formal. Perhitungan rata- rata
lama sekolah menggunakan dua batasan yang dipakai sesuai kesepakatan
beberapa negara. rata-rata lama sekolah memiliki batas maksimumnya 15 tahun
dan batas minimum sebesar 0 tahun. Angka harapan lama sekolah adalah lamanya
sekolah (dalam tahun) yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur
tertentu dimasa mendatang. Angka harapan lama sekolah dihitung untuk
penduduk berusia 7 tahun ke atas. Seperti halnya rata-rata lama sekolah, harapan
lama sekolah juga menggunakan batasan yang dipakai sesuai kesepakatan
beberapa negara. Batas maksimum untuk angka harapan lama sekolah adalah 18,
sedangkan batas minimumnya 0 (nol).

Anda mungkin juga menyukai