Anda di halaman 1dari 8

Nama : Putri Hamidah

NIM : 19045036

Dosen : Sri Marya S.Pd, M.Pd

Sesi : Senin, 16.20 - 18.00

TUGAS PERTEMUAN 10. GEOGRAFI PEMBANGUNAN

A. Indeks Pembangunan Manusia ( IPM )

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pengukuran perbandingan dari harapan hidup,


melek huruf, pendidikan dan standar hidup. pembangunan manusia merupakan manifestasi
dari aspirasi dan tujuan suatu bangsa yang dimaksudkan untuk melakukan perubahan secara
struktural melalui upaya yang sistematis. ( BPS, 2006 ). Terdapat 3 indikator utama, yaitu
indikator kesehatan, tingkat pendidikan dan indikator ekonomi. Pengukuran ini
menggunakan tiga dimensi dasar, yaitu: lamanya hidup, pengetahuan, dan standar hidup yang
layak. Ketiga unsur tersebut tidak berdiri sendiri, melainkan saling mempengaruhi satu
dengan yang lainnya. Selain juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti ketersediaan
kesempatan kerja, yang pada gilirannya ditentukan oleh banyak faktor, terutama
pertumbuhan ekonomi, infrastruktur dan kebijakan pemerintah. Dalam perspektif the United
Nation Development Program ( UNDP) pembangunan manusia ( human development )
dirumuskan sebagai perluasan pilihan bagi penduduk ( enlarging the choice of people ), yang
dapat dilihat sebagai proses upaya ke arah perluasan pilihan sekaligus sebagai taraf yang
dicapai dari upaya tersebut.

Konsep pembanggunan manusia UNDP mengandung empat unsur yaitu produktivitas


( productivity ), pemerataan pembangunan tentang penduduk (of people), untuk penduduk
( for people ) dan oleh penduduk ( by people ) dimana :

1) Tentang Penduduk ( of people ), adalah pemberdayaan penduduk diupayakan melalui


inveestasi bidang ± bidang pendidikan, keesehatan dan pelayanan sosial lainnya.
2) Untuk Penduduk ( for people ), adalah pemberdayaan penduduk yang dapat diupayakan
melalui program penciptaan lapangan pekerjaan dan memperluas kesempatan berusaha
( dengan cara memperluas kegiatan ekonomi suatu wilayah ).
3) Oleh Penduduk ( by people ), adalah pemberdayaan penduduk yang dapat meninngkatkan
harkat dan martabat melalui peningkatan partisipasi dalam pengambilan keputusan dalam
bidang politik dan proses pembangunan.

Manfaat Indeks Pembangunan Manusia, yaitu :


a. IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya
membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk).
b. IPM dapat menentukan peringkat atau level pembangunan suatu wilayah/negara.
c. Bagi Indonesia, IPM merupakan data strategis karena selain sebagai ukuran kinerja
Pemerintah, IPM juga digunakan sebagai salah satu alokator penentuan Dana Alokasi
Umum (DAU).

INDIKATOR INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

Indeks ini terbentuk dari rata-rata ukur capaian tiga dimensi utama pembangunan
manusia, yaitu umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, dan standar hidup layak.
Dimensi umur panjang dan hidup sehat diukur dengan umur harapan hidup saat lahir.
Dimensi pengetahuan diukur dengan rata-rata lama sekolah penduduk berusia 25 tahun ke
atas dan harapan lama sekolah penduduk yang berumur 7 tahun. Sementara itu, dimensi
standar hidup layak diukur dengan pengeluaran riil per kapita yang disesuaikan. Sejak tahun
2010 IPM Indonesia terus tumbuh secara konsisten. Metode perhitungan IPM mengalami
perubahan pada tahun 2010 dengan melakukan inovasi menjadi beberapa dimensi yang
dipakai hingga sekarang, yakni sebagai berikut.
1. Dimensi Umur Harapan Hidup Saat Lahir ( UHH )
Umur Harapan Hidup saat lahir (UHH) merupakan rata-rata perkiraan banyak
tahun yang dapat ditempuh oleh seseorang selama hidup. Penghitungan umur harapan
hidup melalui pendekatan tidak langsung (indirect estimation). Jenis data yang digunakan
adalah Anak Lahir Hidup (ALH) dan Anak Masih Hidup (AMH). Adapun indicator yang
digunakan dalam dimensi ini adalah,

2. Dimensi Pengetahuan
Salah satu komponen pembentuk IPM adalah dimensi pengetahuan yang diukur
melalui tingkat pendidikan. Dalam hal ini, indikator yang digunakan adalah rata-rata
lama sekolah (mean years of schooling) dan harapan lama sekolah (expected years of
schooling). Pada proses pembentukan IPM, rata-rata lama sekolah dan harapan lama
sekolah diberi bobot yang sama, kemudian penggabungan kedua indikator ini digunakan
sebagai indeks pengetahuan sebagai salah satu komponen pembentuk IPM. Rata-rata
lama sekolah menggambarkan jumlah tahun yang digunakan oleh penduduk usia 25
tahun ke atas dalam menjalani pendidikan formal. Penghitungan rata-rata lama sekolah
menggunakan dua batasan yang dipakai sesuai kesepakatan UNDP. Harapan lama
sekolah didefinisikan sebagai lamanya sekolah (dalam tahun) yang diharapkan akan
dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa mendatang. Harapan lama sekolah
dihitung untuk penduduk berusia 7 tahun ke atas. Indikator ini dapat digunakan untuk
mengetahui kondisi pembangunan sistem pendidikan di berbagai jenjang yang
ditunjukkan dalam bentuk lamanya pendidikan (dalam tahun) yang diharapkan dapat
dicapai oleh setiap anak.

Angka Partisipasi Kasar ( APK ) : Angka Partisipasi Kasar (APK) merupakan


persentase jumlah penduduk yang sedang bersekolah pada suatu jenjang pendidikan
(berapapun usianya) terhadap jumlah penduduk usia sekolah yang sesuai dengan jenjang
pendidikan tersebut.

Angka Partisipasi Murni ( APM ) : adalah proporsi anak sekolah pada suatu kelompok
tertentu yang bersekolah pada tingkat yang sesuai dengan kelompok
umurnya. APM selalu lebih rendah dibanding APK karena pembilangnya lebih kecil
sementara penyebutnya sama.

Angka Partisipasi Sekolah ( APS ) : adalah perbandingan antara jumlah murid


kelompok usia sekolah tertentu yang bersekolah pada berbagai
jenjang pendidikan dengan penduduk kelompok usia sekolah yang sesuai dan dinyatakan
dalam persentase. Makin tinggi APS berarti makin banyak usia sekolah yang bersekolah
di suatu daerah.

3. Dimensi Standar Hidup Layak


Dimensi ketiga dari ukuran kualitas hidup manusia adalah standar hidup layak.
Dalam cakupan lebih luas, standar hidup layak menggambarkan tingkat kesejahteraan
yang dinikmati oleh penduduk sebagai dampak semakin membaiknya ekonomi. UNDP
mengukur standar hidup layak menggunakan Produk Nasional Bruto (PNB) per kapita
yang disesuaikan, sedangkan BPS dalam menghitung standar hidup layak menggunakan
rata-rata pengeluaran riil per kapita yang disesuaikan dengan paritas daya beli
(purcashing power parity) berbasis formula Rao.

KLASIFIKASI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA


Capaian pembangunan manusia di suatu wilayah pada waktu tertentu dapat
dikelompokkan ke dalam empat kelompok. Pengelompokkan ini bertujuan untuk
mengorganisasikan wilayah-wilayah menjadi kelompok-kelompok yang sama dalam dalam
hal capaian pembangunan manusia.
Pengelompokan tersebut adalah:
1. sangat tinggi : IPM ≥ 80
2. tinggi : 70 ≤ IPM < 80
3. sedang : 60 ≤ IPM < 70
4. rendah : IPM < 60
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI INDONESIA

Berdasarkan data dari BPS, dalam 1 dekade ( 2010-2020 ) Indonesia mengalami


perubahan tingkat IPM yang positif. Pada tahun 2020, Sembilan dari sepuluh provinsi di
Sumatera memiliki status pembangunan manusia “tinggi” (70≤IPM<80) dan hanya satu
provinsi yang masih berstatus “sedang” (60≤IPM<70), yaitu Provinsi Lampung. Sementara
itu, di gugusan Pulau Jawa Bali dan Nusa Tenggara terdapat dua provinsi dengan status
pembangunan manusia “sedang” , yaitu Provinsi NTT dan NTB, satu provinsi dengan status
pembangunan manusia “sangat tinggi” (IPM≥80) yaitu Provinsi DKI Jakarta dan menjadi
satu-satunya provinsi dengan capaian tersebut, sedangkan provinsi lainnya memiliki status
pembangunan manusia “tinggi”.
Disisi lain jika dilihat dari status per kabupatennya terdapat 22 kabupaten/kota (4,28
persen) yang berstatus rendah, 267 kabupaten/kota (51,95 persen) berstatus “sedang” , 189
kabupaten/kota (36,77 persen) berstatus “tinggi” ,dan 36 kabupaten/kota (7,00 persen)
mencapai status pembangunan manusia “sangat tinggi”. Capaian tertinggi dicapai oleh Kota
Yogyakarta di Provinsi DI Yogyakarta dengan IPM sebesar 86,61, sedangkan capaian
terendah ditempati oleh Kabupaten Nduga di Provinsi Papua dengan IPM sebesar 31,55. Jika
dibandingkan dengan kondisi pada tahun 2010, terjadi peningkatan pesat pada jumlah
kabupaten/kota yang berada pada status “sangat tinggi”. Pada tahun 2010, hanya ada 3
kabupaten/kota yang mencapai posisi ini, sedangkan pada tahun 2020 terdapat 36
kabupaten/kota dengan kategori yang sama. Sebaliknya, terjadi penurunan jumlah daerah
dengan status pembangunan manusia “rendah”
Status IPM Indoensia (2020)

B. Indicator Sustainable Development (SDGs)


SDGs adalah kesepakatan pembangunan baru yang mendorong perubahan-perubahan kearah
pembangunan berkelanjutan berdasarkan hak asasi manusia dan kesetaraan untuk mendorong
pembangunan sosial, ekonomi dan lingkungan hidup. Ada 17 tujuan sdgs yang dibentuk, ke
tujuh belas tujuan tersebut adalah sebagai berikut.
1) Menghapus Kemiskinan : Inti dari target ini adalah untuk mengakhiri segala bentuk
kemiskinan dimana pun.
2) Menghapus Kelaparan : untuk menghilangkan kelaparan, mencapai ketahanan pangan
dan gizi yang baik, serta meningkatkan pertanian berkelanjutan.
3) Kehidupan Sehat dan Sejahtera : adalah untuk menjamin kehidupan yang sehat dan
meningkatkan kesejahteraan seluruh penduduk semua usia.
4) Kualitas Pendidikan : untuk menjamin kualitas pendidikan yang inklusif dan merata serta
meningkatkan kesempatan belajar sepanjang hayat untuk semua.
5) Kesetaraan Gender : untuk mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan kaum
perempuan.
6) Air Bersih dan Sanitasi Yang Layak : untuk menjamin ketersediaan serta pengelolaan air
bersih dan sanitasi yang berkelanjutan untuk semua.
7) Energi Bersih dan Terjangkau : Inti dari target tersebut adalah untuk menjamin akses
energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan, dan modern untuk semua.
8) Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi : untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, kesempatan kerja yang produktif dan
menyeluruh, serta pekerjaan yang layak untuk semua.
9) Industry, Inovasi, dan Infrastruktur : untuk membangun infrastruktur yang tangguh,
meningkatkan industri inklusif dan berkelanjutan, serta mendorong inovasi.
10) Berkurangnya Kesenjangan : . Inti dari target tersebut adalah untuk mengurangi
kesenjangan intra dan antar negara.
11) Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan : Inti dari target tersebut adalah menjadikan
kota dan permukiman inklusif, aman, tangguh, dan berkelanjutan.
12) Konsumsi dan Produksi Yang Bertanggung Jawab : Inti dari target tersebut adalah
menjamin pola produksi dan konsumsi yang berkelanjutan.
13) Penanganan Perubahan Iklim : untuk mengambil tindakan cepat untuk mengatasi
perubahan iklim dan dampaknya.
14) Ekosistem Lautan : Inti dari target tersebut adalah untuk melestarikan dan memanfaatkan
secara berkelanjutan sumber daya kelautan dan samudera untuk pembangunan
berkelanjutan.
15) Ekosistem Daratan : Inti dari target tersebut adalah untuk melindungi, merotasi, dan
meningkatkan pemanfaatan berkelanjutan ekosisten daratan, mengelola hutan secara
lestari, menghentikan penggurunan, memulihkan degadrasi lahan, serta menghentikan
kehilangan keanekaragaman hayati.
16) Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh : untuk menguatkan masyarakat
yang inklusif dan damai untuk pembangunan berkelanjutan, menyediakan akses keadilan
untuk semua dan membangun kelembagaan yang efektif, akuntabel, dan inklusif disemua
tingkatan.
17) Kemitraan untuk Mencapai Tujuan : Inti dari target tersebut adalah untuk menguatkan
sarana pelaksanaan dan merevitalisasi kemitraan global untuk pembangunan
berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai