Oleh :
Nama : Muhamad Tri Anjas Septiadi
Kelas : TD 1.4
No.Tar : 2301177
POLITEKNIK TRANSPORTASI DARAT INDONESIA – STTD
PENDAHULUAN
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah pengukuran perbandingan dari
harapan hidup, melek huruf, pendidikan dan standar hidup untuk semua negara di
seluruh dunia termasuk di Indonesia. IPM digunakan untuk mengklasifikasikan
apakah sebuah negara adalah negara maju, negara berkembang atau negara
terbelakang dan juga untuk mengukur pengaruh dari kebijaksanaan ekonomi terhadap
kualitas hidup.
Standar hidup layak adalah hak asasi manusia yang mencakup pemenuhan
kebutuhan dasar, seperti makanan, air bersih, dan tempat tinggal yang layak. Selain
itu, standar hidup layak juga mencakup akses ke pendidikan, pekerjaan yang adil,
layanan kesehatan, dan jaminan sosial dalam situasi rentan. Dalam konteks ekonomi,
standar hidup layak dapat diukur dengan jumlah kualitas barang dan jasa material
yang tersedia untuk populasi tertentu
Standar hidup layak juga terkait erat dengan kualitas hidup, meskipun
pengukurannya menggunakan beberapa data yang sama. Standar hidup lebih fokus
pada aspek fisik, sementara kualitas hidup mencakup aspek kehidupan yang lebih
abstrak. Dalam konteks hukum ketenagakerjaan, Kebutuhan Hidup Layak (KHL)
adalah standar kebutuhan seorang pekerja/buruh lajang untuk dapat hidup layak
secara fisik dalam satu bulan. KHL juga menjadi acuan dasar dalam menetapkan
Upah Minimum.
2017: 58,58
2018: 59,38
2019: 60,28
Harapan Lama Sekolah (tahun) 9,62 10,07 10,62 11,54 11,82 11,83
Rata-Rata Lama Sekolah (tahun) 6,17 6,28 6,39 6,5 6,52 6,54
Pengeluaran Per Kapita Disesuaikan
6430,92 6495,68 6552,73 6694,05 6733,26 6876,62
(Rp)
Kabupaten Cianjur 58,58 59,38 60,28 61,68 62,08 62,42
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat
Fokus pada tiga sektor pembangunan, yaitu kesehatan, pendidikan, dan daya
beli.
Meningkatkan pembangunan infrastruktur kesehatan hingga ke pelosok
dengan melibatkan tenaga kesehatan di pusat layanan kesehatan.
Menjadikan tiga rumah sakit sebagai pencegah tingginya angka kematian ibu
dan bayi.
Meluncurkan lima program unggulan pembangunan berbasis IPM, di mana
setiap dinas dapat mengajukan dana untuk menunjang kegiatan yang
bersentuhan langsung dengan masyarakat.
Mendorong toko swalayan untuk menerapkan zonasi di masing-masing
kecamatan sehingga pelaku usaha kecil mendapatkan akses pemasaran dengan
jangkauan yang mudah.
PENUTUP
Dapat disimpulkan bahwa standar hidup layak adalah hak asasi manusia yang
mencakup pemenuhan kebutuhan dasar, akses ke pendidikan, pekerjaan yang adil,
layanan kesehatan, dan jaminan sosial dalam situasi rentan. Beberapa faktor yang
mempengaruhi standar hidup layak antara lain pendapatan per kapita, produksi
domestik bruto (PDB), harapan hidup, peluang ekonomi, stabilitas ekonomi dan
politik, kebebasan politik dan agama, kualitas lingkungan, iklim, dan keamanan.
Upaya yang dilakukan perlu terus ditingkatkan agar dapat mengurangi kesenjangan
pembangunan dengan daerah lain di Jawa Barat. Standar hidup layak juga terkait erat
dengan kualitas hidup, meskipun pengukurannya menggunakan beberapa data yang
sama. Standar hidup lebih fokus pada aspek fisik, sementara kualitas hidup mencakup
aspek kehidupan yang lebih abstrak