Anda di halaman 1dari 53

PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH SEKTOR PENDIDI

KAN, KESEHATAN DAN EKONOMI TERHADAP PERTUMBUHAN INDEKS

PEMBANGUNAN MANUSIA DI KABUPATEN PASER PROVINSI

KALIMANTAN TIMUR
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah “cara mengukur capaian

pembangunan manusia berbasis sejumlah komponen dasar kualitas hidup

yang dapat mempengaruhi tingkat produktivitas yang dihasilkan oleh

seseorang” (Dwi Mahroji,2019). Indeks Pembangunan Manusia merupakan u

kuran untuk melihat dampak kinerja Pembangunan wilayah yang mempunyai

dimensi yang sangat luas, karena memperlihatkan kualitas penduduk suatu w

ilayah dalam hal harapan hidup, Pendidikan, standar hidup layak. Sementara

itu, menurut Suliswanto (2010) “Indeks Pembangunan manusia merupakan

salah satu indicator untuk mengetahui Pembangunan ekonomi yang

mengukur taraf kualitas fisik dan non fisik penduduk, yaitu Kesehatan, tingkat

Pendidikan, dan indicator ekonomi”.Lebih lanjut, menurut Yunitasari (2017)

“IPM dapat ditinjau dari tiga dimensi, angka harapan hidup, pencapaian

Pendidikan, dan pengeluaran perkapita”

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebagai ukuran kinerja Pembang

unan secara keseluruhan dibentuk, melalui tiga komponen dasar yang dapat

diterjemahkan sebagai berikut. Harapan hidup merupakan perkiraan jumlah t

ahun hidup dan individu yang berdiam di suatu wilayah. Melek huruf didefinisi
kan sebagai kemampuan untuk mengidentiikasi mengerti, menerjemahkan, m

embuat, mengomukasikan dan mengolah isi dari rangkaian teks yang terdapa

t pada tulisan. Sedangkan Pendidikan adalah pembelajaran pengatahuan, ket

erampilan dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu gener

asi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau kehidupan. Se

mentara standar hidup layak menunjuk pada kualitas dan kauantitas barang j

asa yang tersedia bagi seseorang.

Indeks Pembangunan Manusia sebagai salah satu indicator pencapaia

n Pembangunan, tentu memiliki standar Internasional yang dapat dijadikan ru

jukan dalam hal tingkat IPM itu sendiri.Berdasarkan standar indicator yang dir

ilis oleh United Nations Development Program (UNDP), standar dari status In

deks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Indext (HDI) te

rdiri dari 4 tingkatan. Diantaranya sangat tinggi, tinggi, sedang dan rendah, ya

ng dapat dilihat pada tabel berikut


Tabel 1. 1

Indikator Predikat Indeks Pembangunan Manusia


Angka IPM Predikat

> 80 Sangat Tinggi

70 – 79 Tinggi

60- 69 Sedang

<60 Rendah

Sumber: Berita Resmi Statistik: Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Tahun


2022
Berdasarkan tabel tersebut, dapat kita dijabarkan bahwa, Pertama, pre

dikat IPM sangat tinggi berada pada angka lebih dari 80 point. Kedua, predik

at IPM tinggi berada pada angka 70-79 point, Ketiga, predikat IPM sedang be

rada pada angka 60-69, dan terakhir, Keempat, predikat IPM rendah berada

pada dibawah angka 60. Angka ini menjadi rujukan utama bagi tiap-tiap nega

ra dalam mengukur tingkat Pembangunan di negaranya, tak terkecuali Indon

esia. Berdasarkan data yang dilansir oleh Badan Pusat Statistik, angka Indek

s Pembangunan Manusia di Indonesia berada di angka 72,91, meningkat seb

anyak 0,62 point dari tahun sebelumnya.


Tabel 1. 2
Pertumbuhan Indeks Pembangunan Manusia dari Tahun ke Tahun
Tahun Angka Indeks Pembangunan M Selisih

anusia

2015 69,55 -

2016 70,18 + 0,63

2017 70,81 + 0,63

2018 71,39 + 0,58

2019 71.92 + 0,53

2020 71,94 + 0,02

2021 72,29 + 0,35

2022 72,92 + 0,63

Sumber: Berita Resmi Statistik: Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Tahun


2022
Berdasarkan tabel. pertumbuhan Indeks Pembangunan Manusia terse

but, diketuahi pada tahun 2015 status IPM Indonesia masih berada pada ting

katan sedang, yaitu berada diantara 60- 69. Akan tetapi, terdapat penambaha

n angka IPM yang konsisten dari tahun ke tahun. Bisa dilihat pada tabel terse

but, pertumbuhan angka IPM terkecil berada di tahun 2020, dengan pertumb

uhan sebesar 0,02, sedangkan pertumbuhan terbesar berada pada ditahun 2

016, 2017, dan 2022 dengan angka IPM sebesar 0,63 poin. Hal ini tentu mer

upakan hal yang sangat baik, mengingat hal tersebut merupakan trend yang

sangat positif. Trend positif ini lah yang akhirnya mengubah status IPM di Ind
onesia yang sebelumnya berstatus sedang, menjadi tinggi, dengan nilai terak

hir pada tahun 2022 sebesar 72, 92 poin. Predikat tinggi IPM di Indonesia te

ntu merupakan hasil gabungan dan rataan IPM di tiap tiap daerah di Indonesi

a, tak terkecuali Kabupaten Paser, merupakan salah satu kabupaten di Provi

nsi Kalimantan Timur dengan angka Indeks Pembangunan Manusia berada p

ada angka 73,44 lebih tinggi kisaran 0,5 poin dari angka nasional.

Kabupaten Paser merupakan wilayah Provinsi Kalimantan Timur yang

terletak paling Selatan, tepatnya pada posisi 00 45’18,37” – 20 27’ 20,82” LS

dan 1150 36’14,5” – 1660 57’35,03” BT. Berdasarkan data yang dirilis oleh Ba

dan Pusat Statistik (BPS), Pada tahun 2022 Kabupaten Paser Memiliki luas w

ilayah sebesar 7,730 km2, terdiri dari 10 Kecamatan dan 139 Desa dengan tot

al penduduk sebanyak 280.065 Jiwa. Sebagai daerah yang bertanggung jaw

ab atas 280 ribu penduduknya, tentu Pemerintah Kabupaten memiliki hak da

n otoritas dalam mengelola daerah nya sendiri, dimana hal ini dapat disandar

kan kepada Undang-Undang Otonomi Daerah. Artinya, pemerintah daerah di

berikan kewenangan dalam mengatur dan mengelola daerahnya sendiri, term

asuk dalam mengatur pengeluaran pemerintah dalam sektor pendidikan dan

kesehatan terhadap peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Tabel 1.3
Pengeluaran Pemerintah Sektor Pendidikan, Kesehatan dan
Ekonomi 5 Tahun Terakhir
No Tahun Belanja Belanja Belanja
Sektor Sektor Sektor
Pendidikan Kesehatan Ekonomi
1 2018

2 2019

3 2020

4 2021

5 2022

Sumber: Diolah oleh Penulis

Pengeluaran Pemerintah pada tulisan kali ini diletakkan sebagai variab

el control, artinya penulis akan melakukan pengujian terhadap anggaran di se

ktor pendidikan dan kesehatan terhadap peningkatan Indeks Pembangunan.

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitati

f dengan menggunakan data yang berasal dari penggabungan data runtut wa

ktu (time series) dan data silang crosss section) atau yang kerap disebut juga

sebagai data panel. Lebih lanjut, pada penelitian kali ini, hasil regresi data pa

nel akan dibandingkan dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Adapun poin-poin yang perlu digarisbawahi pada penelitian kali ini, pe

nulis tidak berfokus kepada bagaimana mencari atau menghitung Indeks Pe

mbangunan Manusia di suatu daerah, melainkan berfokus kepada dampak s

uatu anggaran, terutama pada sektor pendidikan dan kesehatan terhadap an

gka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menggunakan regresi data panel.


Berdasarkan beberapa penjelasan diatas, maka penulis memiliki ketertarikan

untuk mengetahui sektor mana yang memiliki dampak paling besar terhadap

pertumbuhan angka indeks pembangunan manusia di Kabupaten Paser, den

gan demikian, penulis menuangkan gagasan tersebut dengan tulisan berjudul

“Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Daerah Sektor Pendidikan, Kesehat

an dan Ekonomi terhadap Pertumbuhan Indeks Pembangunan Manusia

(IPM) di Kabupaten Paser”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana dampak Pengeluaran Pemerintah Sektor Pendidikan,

Sektor Kesehatan, dan Sektor Ekonomi terhadap pertumbuhan Indek

s Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Paser Provinsi

Kalimantan Timur?

2. Sektor mana yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Paser Provinsi

Kalimantan Timur?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disajikan, maka didapatkan tuj

uan dari penelitian sebagai berikut:


1. Untuk mengetahui dampak Pengeluaran Pemerintah Sektor

Pendidikan, Kesehatan dan Ekonomi terhadap pertumbuhan Indeks

Pembangunan Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Paser

Provinsi Kalimantan Timur

2. Untuk mengidentifikasi sektor yang paling berpengaruh terhadap

pertumbuhan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Pas

er Provinsi Kalimantan Timur

1.4 Kegunaan Penelitian

Penulis dalam melaksanakan penelitian ini tentu mengharapkan adanya

manfaat dan kegunaan yang dapat berguna sesuai dengan hasil yang dituju

Hasil tersebut dapat dibagi berdasarkan kegunaan teoritis dan kegunaan pr

aktis.

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Berikut beberapa kegunaan atau manfaat teoritis yang diharapkan dap

at diperoleh dalam penelitian ini.

1. Hasil penelitian ini dihararpkan dapat menjadi sebuah pengetahuan b

aru untuk mengetahui pengaruh Pengeluaran Pemerintah terhadap p

ertumbuhan Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Paser

2. Sebagai sumber bacaan literatur dan menambah perspektif teori pen

eliti lain mengenai pengaruh Pengeluaran Pemerintah terhadap pertu

mbuhan angka Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Paser.

1.4.2 Kegunaan Praktis


Kegunaan praktis yang diharapkan pada penelitian ini, yaitu kepada pe

merintah daerah tekait, institusi serta untuk pribadi penulis sebagai berikur:

1. Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Paser

Diharapkan menjadi sumbahan ilmu bagi pemerintah Daerah Kabu

paten Paser, khususnya dapat dijadikan rekomendasi dan pertimb

angan dalam penyusunan anggaran dan pendapatan belanja daer

ah (APBD) dalam upaya peningkatan Indeks Pembangunan Manu

sia (IPM).

2. Bagi Institut Pemerintahan Dalam Negeri

Bagi Institut Pemerintahan dalam Negeri, hasil penelitian ini dapat

menjadi refrensi terkait Anggaran Pendaptan dan Belanja daerah

menggunakan regresi panel data untuk mengetahui pengaruh pen

ambahan pengeluaran di sektor pendidikan, kesehatan, dan ekono

mi terhadap peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

3. Bagi Penulis.

Diharapkan mampu menambah wawasan serta meningkatkan kete

rampilan menulis dalam memecahkan masalah sebagai bekal dan

pengetahuan, juga sebagai bentuk tanggungjawab dalam melaksa

nakan pendidikan, yaitu penuntasan tugas akhir berupa penulisan

skripsi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Sebelumnya

Penelitian sebelumnya merupakan salah satu refrensi guna membantu

penyelesaian penelitian mengenai pengaruh pengeluaran pemerintah daerah

sektor Pendidikan, Kesehatan, dan ekonomi terhadap Indeks Pembangunan

Manusia. Berikut table penelitian sebelumnya:

Tabel 2.1
Penelitian Sebelumnya
No Nama Penul Tujuan Pe Variabel/ F Metode Teori yang Hasil Peneli
is, Tahun, J nelitian okis Peneli Peneliti digunakan tian
udul, dan Lo tian an
kasi Peneliti
an
1 2 3 4 5 6 7
1 Dwi Mahroji Tujuan dari Variabel X Metode Indeks Pem Hasil peneliti
& Iin Nurkha penelitian i 1, Indeks P Kuantitat bangunan an ini menun
sanah, 201 ni adalah m embanguna if Manusia, jukkan bahw
9, Pengaruh engtahui pe n Manusia, (Saputra, 2 a 1)Variabel
Indeks Pemb ngaruh Ind Variabel Y 011) (Napit IPM berpeng
angunan Ma eks Pemba Tingkat Pe ulu, 2007) aruh negatif
nusia Terhad ngunan Ma nganggura signifikan ter
ap Tingkat P nusia Terha n hadap tingka
engangguran dap Tingkat t penganggur
di Provinsi B Penganggu an di Provins
anten ran di Provi i Banten
nsi Banten
2 Bita Lailaitul Tujuan dari Variabel X1 Metode Indeks Pem Hasil peneliti
Yasinta, 201 penelitian i Belanja Pe Kuantitat bangunan an menunjuk
8, Analisis P ni adalah u ndidikan, X if Manusia (S kan bahwa,
engaruh Bel ntuk menge 2 Belanja K uliswanto, 2 1) Variabel b
anja Pendidi tahui apaka esehatan, 010), Teori elanja pendi
kan, Belanja h belanja P X3 Belanja Pengeluara dikan berpen
Kesehatan, endidikan, Infrastruktu n Pemerint garuh signifik
Belanja Infra belanja Kes r, X4 Tingk ah (Mangko an dengan ar
struktur, dan ehatan, bel at Kemiskin esobrot, 20 ah positif ter
Tingkat Kemi anja infrastr an, Variabe 02) hadao variab
skinan Terha uktur, dan ti l Y Indeks le IPM. 2) Va
dap Indeks P ngkat kemi Pembangu riabel belanj
embangunan skinan me nan Manusi a Kesehatan
No Nama Penul Tujuan Pe Variabel/ F Metode Teori yang Hasil Peneli
is, Tahun, J nelitian okis Peneli Peneliti digunakan tian
udul, dan Lo tian an
kasi Peneliti
an
1 2 3 4 5 6 7
Manusia (Stu miliki penga a berpengaruh
di Kasus di 1 ruh terhada signifikan po
4 Kabupaten p Indeks Pe sitif terhadap
/Kota Provins mbangunan variable IPM.
i Kalimantan Manusia 3) Variabel b
Barat Tahun elanja infrast
2008-2017) ruktur berpe
ngaruh tidak
signifikan na
mun memiliki
arah positif t
erhadap vari
able IPM. 4)
Varibael kem
iskinan berp
engaruh sign
ifikan negativ
e terhadap v
ariable IPM
3 Ayunanda M Tujuan dari Variabel X1 Metode Indeks Pem Hasil Peneliti
elliana dan Is penelitian i Rasio guru Kuantitat bangunan an ini menun
maini Zain, 2 ni adalah u – siswa SM if Manusia jukkan bahw
013, Analisis ntuk menge P/MTs, X2 (BPS, 200 a 1) Variabel
Statistika Fa tahui factor Rasio sekol 8), (Bappen jumlah saran
ktor yang me apa saja ya ah – murid as, 1999) a Kesehatan
mpengaruhi I ng mempen SMP/MTs, dan rasio gur
ndeks Pemb garuhi Inde X3 Angka P u terhadap si
angunan Ma ks Pemban artisipasi S swa selama
nusia di Kab gunan Man MP/MTs (A delapan tahu
upaten/Kota usia di Kab PS), X4, Ju n menunjukk
Provinsi Jaw upaten/Kot mlah saran an hasil yyan
a Timur deng a Provinsi J a kesehata g relative sa
an Menggun awa Timur n, X5 Ruma ma. 2) Varia
akan Regresi dengan Me h tangga de bel rasio sek
Panel nggunakan ngan akses olah terhada
Regresi Pa air bersih, p siswa dan
nel X6 Kepadat kepadatan p
an pendudu enduduk seti
k, X7 Tingk ap tahun me
at Partisipa ngalami perg
si Angkatan erakan yang
Kerja, X8 P tidak menent
DRB Perka u. 3) Terdap
pita, Variab at tujuh varia
el Y Indeks ble yang ber
No Nama Penul Tujuan Pe Variabel/ F Metode Teori yang Hasil Peneli
is, Tahun, J nelitian okis Peneli Peneliti digunakan tian
udul, dan Lo tian an
kasi Peneliti
an
1 2 3 4 5 6 7
Pembangu pengaruh sig
nan Manusi nifikan terha
a dap IPM ant
ara lain varia
bel ratio sisw
a terhadap g
uru, angka p
artisipasi SM
P/MTs, jumla
h sarana Kes
ehatan, pres
entase RT d
engan akses
air bersih, ke
padatan pen
duduk, tingk
at partisipasi
angkatan ker
ja, dan PDR
B perkapita
4 Farathika Put Tujuan dari Variabel X Mix Met Indeks Pem Hasil peneliti
ri Utami, 202 penelitian i 1, Indeks P hode bangunan an ini menun
0, Pengaruh ni adalah m embanguna Manusia (Y jukkan bahw
Indeks Pemb engetahui n Mansuia, unitasari 20 a terdapat hu
angunan Ma Pengaruh I X2 Kemiski 17) bungan keer
nusia (IPM), ndeks Pem nan, X3 Pe atan korelasi
Kemiskinan, bangunan nganggura yang kuat an
Penganggur Manusia (I n, Variabel tara variable
an Terhadap PM), Kemis Y Ekonomi Indeks Pemb
Ekonomi di P kinan, Peng angunan Ma
rovinsi Aceh angguran t nusia
erhadap Ek
onomi di Pr
ovinsi Aceh
5 Septiana M. Tujuan dari Variabel X1 Metode Teori Peng Hasil peneliti
M. Sanggelo penelitian i Pendidikan, Kuantitat eluaran Pe an ini mengh
rang, dkk., 2 ni untuk me X2 Kesehat if merintah asilkan bahw
015, Pengar ngetahui pe an, Y Indek (Wagner) , a pengeluara
uh Pengelua ngaruh pen s Pembang (Peacock d n pemerintah
ran Pemerint geluaran pe unan Manu an Wisema pada sektor
ah Di Sektor merintah se sia n) Pengelu pendidikan
Pendidikan d ktor pendidi aran Pemer memiliki pen
an Kesehata kan dan ke intah pada garuh terhad
n Terhadap I sehatan ter sektor Pen ap Indeks Pe
ndeks Pemb hadap Inde didikan ( Mi rumbuhan M
No Nama Penul Tujuan Pe Variabel/ F Metode Teori yang Hasil Peneli
is, Tahun, J nelitian okis Peneli Peneliti digunakan tian
udul, dan Lo tian an
kasi Peneliti
an
1 2 3 4 5 6 7
angunan Ma ks Pemban chael Todar anusia, seda
nusia di Sula gunan Man o, 2000). P ngkan penge
wesi Utara usia.. engeluaran luaran pemer
Pemerintah intah sektor
pada sektor kesehatan ti
Kesehatan dak memiliki
pengaruh ter
hadap Indek
s Pembangu
nan Manusi
a..
6 Meylina Astr Tujuan dari Variabel X1 Metode Pengeluara Hasil peneliti
i, dkk,. 2013, penelitain i Pendidikan, Kuantitat n Pemerint an ini menun
Pengaruh Pe ni adalah m X2 Kesehat if ah Daerah jukkan bahw
ngeluaran P engetahui p an, Variabe Pada Sekto a pengeluara
emerintah D engaruh pe l Y Indeks r Pendidika n pemerintah
aerah Pada ngeluaran p Pembangu n (Budi D. pada sektor
Sektor Pendi emerintah d nan Manusi Sinulingga, pendidikan
dikan dan Ke aerah pada a 1999). memiliki pen
sehatan Terh sektor pend garuh secara
adap Indeks idikan dan signifikan ter
Pembangun kesehatan t hadap IPM, s
an Manusia erhadap In edangkan pe
di Indonesia dkes Pemb ngeluaran pe
angunan M merintah apd
anusia di In a sektor kes
donesia ehatan tidak
memiliki pen
garuh signifik
an terhadap I
ndeks Pemb
angunan Ma
nusia
7 Wilhelmus M Tujuan dari Variabel X1 Meotde Indeks Pem Hasil peneliti
ahuze, dkk., penelitian i Pendidikan, Kuantitat bangunan an ini menun
2022, Penga ni adalah m X2 Kesehat if Manusia (M jukkan bahw
ruh Pengelu engetahui p an, Variabe ichaeL Tod a pengeluara
aran Pemeri engaruh pe l Y Indeks aro & Steph n pemerintah
ntah Pada Bi ngeluaran k Pembangu en Smith, 2 bidang pendi
dang Pendidi esehatan d nan Manusi 009) dikan tidak m
kan dan Kes an pendidik a Hubungan emiliki penga
ehatan Terh an serta te Pengeluara ruh yang sig
adap Indeks rhadap inde n pemerinta nifikan terha
Pembangun ks pemban h bidang pe dap Indeks P
an Manusia gunan man ndidikan ter embangunan
No Nama Penul Tujuan Pe Variabel/ F Metode Teori yang Hasil Peneli
is, Tahun, J nelitian okis Peneli Peneliti digunakan tian
udul, dan Lo tian an
kasi Peneliti
an
1 2 3 4 5 6 7
di Kabupaten usia di Prov hadap IPM Manusia di K
Boven Digoe insi Maluku (Wahid,201 abupaten Bo
l 2), Hubung ven Digeol, s
an Pengelu edangkan pe
aran pemer ngeluaran pe
intah sektor merintah bid
kesehatan t ang kesehat
erhadap IP an memiliki p
M (Todoro engaruh sign
& Smith, 20 ifikan terhad
03) ap Indeks Pe
mbangunan
Manusia.
8 Dwi Puspa H Tujuan dari Variabel X1 Metode Teori Ekon Hasil Peneliti
ambarsari, K penelitian i Petumbuha Kuantitat omi (Micha an ini menun
uanto Inggit, ni adalah 1) n Ekonomi, if el Todaro, jukkan bahw
2016, Analisi Hendak me X2 Pertumb 2006) a BPJS adal
s Pengaruh mbuktikan uhan Pend ah badan hu
Ekonomi, Pe dan menga uduk, X3 In kum yang di
rtumbuhan P nalisis peng flasi, Variab bentuk untuk
enduduk dan aruh ekono el Y Tingkat menyelengg
Inflasi Terha mi terhadap Kemiskinan arakan progr
dap Tingkat tingkat kem am jaminan
Kemiskinan iskinan di J sosial. Terda
di Jawa Timu awa Timur. pat Pemasal
r Tahun 200 2) Hendak ahan yang h
4-2014 membuktik arus dibenah
an dan men i baik berupa
ganalisis pe sistem, pros
ngaruh pert edur, SDM,
umbuhan p maupun sara
enduduk ter na prasarana
hadap tingk serta belum
at kemiskin menerapkan
an di Jawa prinsip respo
Timur. 3) H nsivitas terha
endak mem dap kebutuh
buktikan da an masyarak
n menganal at dalam ran
isis pengar gka meningk
uh inflasi te atkan kualita
rhadap ting s pelayanan
kat kemiski publik bidang
nan di Jaw kesehatan di
a Timur. 4) Jawa Barat.
No Nama Penul Tujuan Pe Variabel/ F Metode Teori yang Hasil Peneli
is, Tahun, J nelitian okis Peneli Peneliti digunakan tian
udul, dan Lo tian an
kasi Peneliti
an
1 2 3 4 5 6 7
Hendak me Pelayanan bi
mbuktikan dang keseha
dan menga tan belum m
nalisis apak emenuhi sta
ah ekonom ndar pelayan
i, pertumbu an publik yan
han pendud g baik, akses
uk dan infla masyarakat
si secara si untuk menda
multan atau patkan manf
bersama-sa aat pelayana
ma terhada n sangat terb
p tingkat ke atas, masyar
miskinan di akat belum b
Jawa Timur isa mendapa
tkan pelayan
an disemua f
asilitas kese
hatan.
Sumber: Diolah oleh penulis dari 8 Jurnal, 2023

Berikut adalah penjelasan dan penjabaran dari penelitian yang akan

dilakukan penulis dengan merujuk pada penelitian sebelumnya sebagaimana

dapat dilihat pada Tabel 2.1 diatas:

1. Persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan

dilakukan yaitu sama sama menggunakan metode kuantitatif, akan

tetapi terdapat perbedaan pada variabel dan lokasi penelitian.

2. Persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan

dilakukan yaitu sama-sama menggunakan metode kuantitatif, dan

membahas topik Indeks Analisis Belanja / Pengeluaran Pemerintah


terhadap Indeks Pembangunan Manusia, namun terdapat

perbedaan pada masing-masing variabel dan lokasi penelitian

3. Persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan

dilakukan yaitu sama-sama membahas Indeks Pembangunan

Mansuia, Perbedaan terdapat pada orientasi penelitian, dimana

penelitian sebelumnya melakukan Analisa statistika untuk

menemukan faktor-faktor yang berpengaruh, sedangkan pada

penelitian kali ini meng dari variabel yang ditentukan terhadap

pertumbuhan Indeks Pembangunan Manusia berdasarkan

perspektif Pengeluaran Pemerintah Daerah

4. Persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan

dilakukan yaitu sama-sama menggunakan metode kuantitatif dan

membahas topik Indeks Pembangunan Manusia, sedangkan

perbedaan pada penelitian ini terletak pada variabel dan tujuan

penelitian, dimana penelitian sebelumnya menjadikan IPM sebagai

variabel X, sedangkan pada penelitian kali ini IPM dijadikan sebagai

Variabel Y.

5. Persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan

dilakukan yaitu sama-sama menggunakan metode kuantitatif, dan

membahas topik Indeks Analisis Belanja / Pengeluaran Pemerintah

terhadap Indeks Pembangunan Manusia, namun terdapat

perbedaan pada masing-masing variabel dan lokasi penelitian


6. Persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan

dilakukan yaitu sama-sama menggunakan metode kuantitatif, dan

membahas topik Indeks Analisis Belanja / Pengeluaran Pemerintah

terhadap Indeks Pembangunan Manusia, namun terdapat

perbedaan pada masing-masing variabel dan lokasi penelitian

7. Persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan

dilakukan yaitu sama-sama menggunakan metode kuantitatif, dan

membahas topik Indeks Analisis Belanja / Pengeluaran Pemerintah

terhadap Indeks Pembangunan Manusia, namun terdapat

perbedaan pada masing-masing variabel dan lokasi penelitian

8. Persamaan penelitian sebelumnhya dengan penelitian yang akan

dilakukan yaitu sama sama menggunakan metode kuantitatif, dan

menggunakan Analisis Pengaruh sebagai Langkah penlitian, tetapi

terdapat perbedaan pada variabel dan lokasi penelitian.

2.2 Landasan Teoretis dan Legalistik

2.2.1 Landasan Teoretis

Landasan Teoritis adalah konsep dengan pernyataan yang tertata rapi

dan sistematis memiliki variabel dalam penelitian karena landasan teori

menjadi landasan kuat dalam penelitian yang akan dilakukan.

2.2.1.1 Konsep Pembangunan


Pembangunan pada hakekatnya merupakan proses transformasi

masyarakat menuju keadaan yang mendekati tata masyarakat yang dicita-

citakan sebagaimana yang ada dalam konstitusi. Dalam proses transformasi

tersebut, terdapat dua hal yang perlu diperhatikan yakni keberlanjutan dan

perubahan (Yamin & Haryanto, 2017), Pembangunan merupakan sebuah

proses multidimensi yang mencakup perubahan penting dalam struktur

social, sikap rakyat, Lembaga-lembaga nasional, pertumbuhan ekonomi,

pengurangan kesenjangan dan pemberantasan kemiskinan absolut (S.A.

Afandi & Afandi, 2019).

Pembangunan merupakan proses yang historical, sebuah proses yang

bergulir dari waktu ke waktu sehingga tidak akan pernah berhenti.

Pembangunan bukan hanya terjadinya perubahan struktur fisik atau material,

melainkan juga menyangkut perubahan sikap masyarakat. Pembangunan

harus mampu membawa manusia melampaui pengantaran aspek-aspek

materi dalam kehidupan (Jamaludin, 2016).

Pembangunan dilakukan melalui beberapa gabungan proses social,

ekonomi dan institusional, yang mencakup usaha-usaha untuk mencapai

kehidupan yang lebih bailk. Pembangunan jika tidak dibarengi dengan etika

maka akan menimbulkan kekerasan dan sikap tidak peduli terhadap

kepentingan manusia secara umum, termasuk terhadap alam/lingkugngan.

Pembangunan yang hanya focus pada sektor ekonomi tidak akan memberi
nilai bagi kedudukan manusia. Menurut Todaro (1995) ada beberapa sasaran

utama Pembangunan:

“Pembangunan harus memiliki tiga sasaran utama yakni pert


ama, meningkatkan persediaan dan perluasan pemerataan a
kses terhadap kebutuhan bahan pokok (makanan, tempat tin
ggal, kesehatan, dan perlindungan). Kedua, mengangkat tar
af hidup, termasuk meningkatkan penghasilan, penyediaan l
apangan kerja yang memadai, pendidikan yang lebih baik, d
an perhatian yang lebih besar terhadap nilai-nilai budaya dan
nilai-nilai kemaunusiaan, serta mengangkat kesadaran terha
dap harga diri, baik secara individu maupun nasional. Ketiga,
memperluas jangkauan pilihan ekonomi dan sosial bagi selur
uh masyarakat melalui pembebasan dari sikap-sikap budak d
an ketergantungan, tidak hanya dalam hubungannya dengan
orang lain dan negara lain, namun juga dari sumber-sumber
kebodohan dan penderitaan manusia.”

2.2.1.2 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah “cara mengukur capaian

pembangunan manusia berbasis sejumlah komponen dasar kualitas hidup

yang dapat mempengaruhi tingkat produktivitas yang dihasilkan oleh

seseorang” (Dwi Mahroji,2019). Indeks Pembangunan Manusia merupakan u

kuran untuk melihat dampak kinerja Pembangunan wilayah yang mempunyai

dimensi yang sangat luas, karena memperlihatkan kualitas penduduk suatu w

ilayah dalam hal harapan hidup, Pendidikan, standar hidup layak. Sementara

itu, menurut Suliswanto (2010) “Indeks Pembangunan manusia merupakan

salah satu indicator untuk mengetahui Pembangunan ekonomi yang

mengukur taraf kualitas fisik dan non fisik penduduk, yaitu Kesehatan, tingkat
Pendidikan, dan indicator ekonomi”.Lebih lanjut, menurut Yunitasari (2017)

“IPM dapat ditinjau dari tiga dimensi, angka harapan hidup, pencapaian

Pendidikan, dan pengeluaran perkapita”

Menurut (Michael P. Todaro & Stephen C. Smith, 2011) Indeks P

embangunan Manusia (IPM) “indeks yang mengukur pencapaian p

embangunan sosio-ekonomi suatu negara, yang mengkombinasikan

pencapaian di bidang pendidikan, kesehatan, dan pendapatan riil per ka

pita yang di sesuaikan”.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebagai ukuran kinerja Pembang

unan secara keseluruhan dibentuk, melalui tiga komponen dasar yang dapat

diterjemahkan sebagai berikut. Harapan hidup merupakan perkiraan jumlah t

ahun hidup dan individu yang berdiam di suatu wilayah. Melek huruf didefinisi

kan sebagai kemampuan untuk mengidentiikasi mengerti, menerjemahkan, m

embuat, mengomukasikan dan mengolah isi dari rangkaian teks yang terdapa

t pada tulisan. Sedangkan Pendidikan adalah pembelajaran pengatahuan, ket

erampilan dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu gener

asi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau kehidupan. Se

mentara standar hidup layak menunjuk pada kualitas dan kauantitas barang j

asa yang tersedia bagi seseorang.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli dan penjabaran terkait beberapa

dimensi Indeks Pembangunan Manusia, penulis menemukan persamaan


yang menjadi dasar penentuan dimensi pada penelitian kali ini. Dimensi

pertama, dikategorikan dalam sektor Pendidikan, mencakup angka melek

huruf dan tingkat Pendidikan Masyarakat. Dimensi kedua, sektor Kesehatan,

meliputi tingkat Kesehatan Masyarakat, harapan hidup, dan standar hidup

layak. Sedangkan Dimensi ketiga, sektor ekonomi, ditinjau dari pengeluaran

perkapita.

2.2.1.3 Pengeluaran Pemerintah

Menurut Colm & Musgrave (1960), pengeluaran pemerintah untuk

sektor publik bersifat elastis terhadap pertumbuhan ekonomi di negara

tersebut. Sejalan dengan hal tersebut, Mangkoesoebroto (2014) memberikan

penjelasan mengenai perkembangan teori makro menjadi tiga kelompok,

yaitu:

1. Model pembangunan oleh Rostow dan Musgrave

Colm & Musgrave (1960) mengemukakan bahwa terdapat hubungan

antara perkembangan pengeluaran pemerintah dengan tahap-tahap

pembangunan ekonomi yang dibedakan atas tahap awal, tahap

menengah, dan tahap lanjut. Dalam suatu proses pembangunan, investasi

swasta dalam presentase GNP akan bertambah besar, sedangkan

presentase investasi pemerintah terhadap GNP akan semakin kecil. Lalu

Colm & Musgrave (1960) menjelaskan bahwa dalam proses pembangunan

ekonomi, peran pemerintah akan beralih dari penyediaan prasarana ke


pengeluaran-pengeluaran untuk program-program sosial dalam rangka

pencapaian kesejahteraan bagi masyarakat.

2. Teori Peacock dan Wiseman

Peacock & Wiseman (1961) mengemukakan bahwa pemerintah akan

berusaha untuk memperbesar pengeluaran pemerintah, sedangkan

masyarakat tidak suka membayar pajak yang terlalu besar, dimana pajak

tersebut digunakan untuk pembiayaan pengeluaran pemerintah yang

semakin besar pula. Oleh karena itu, dalam keadaan normal akan terjadi

peningkatan GNP yang menyebabkan penerimaan pemerintah semakin

besar dan sejalan dengan semakin besarnya peningkatan pengeluaran

pemerintah. Kemudian ketika terjadi keadaan tertentu yang mengharuskan

pemerintah memperbesar pengeluarannya, maka pemerintah akan

memanfaatkan pajak sebagai sumber alternatif dalam peningkatan

penerimaan negara yang berakibat pada berkurangnya pengeluaran

investasi dan konsumsi masyarakat. Keadaan ini disebut sebagai efek

pengalihan yaitu adanya suatu gangguan sosial yang menyebabkan

aktivitas swasta dialihkan pada aktivitas pemerintah.

3. Wagner & Weber (1977) menyatakan apabila pendapatan per kapita

meningkat,maka secara relatif pengeluaran pemerintah juga akan

meningkat. Wagner & Weber (1977) mendasarkan teorinya dengan teori


organis mengenai pemerintah (organic theory of state) yang menganggap

pemerintah sebagai individu yang bebas bertindak dan terlepas dari

anggota masyarakat yang lain, sehingga memiliki kelemahan karena tidak

didasarkan pada teori pemilihan barang-barang publik

2.2.1.1 Hubungan Pengeluaran Pemerintah Sektor Pendidikan dengan

Indeks Pembangunan Manusia

Pemerintah memiliki peran penting dalam mendorong kesejahteraan

dan kemakmuran masyarakat, dan salah satu peran utamanya adalah peran

alokatif. Dalam konteks ekonomi, peran alokatif pemerintah berfokus pada

pengalokasian sumber daya ekonomi yang ada agar optimal dan efisien. Hal

ini dapat dicapai melalui pengelolaan kebijakan fiskal, yang mencakup

pengeluaran dan pendapatan pemerintah.

Dalam konteks yang lebih spesifik, pengeluaran pemerintah pada

sektor pendidikan adalah salah satu aspek penting dari peran alokatif

pemerintah. Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran

masyarakat, pemerintah harus menyediakan sumber daya dan pendanaan

yang cukup untuk sektor-sektor ini. Pengeluaran pemerintah untuk pendidikan

dan kesehatan dapat memiliki dampak positif yang signifikan pada sumber

daya manusia dan pertumbuhan ekonomi.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah parameter internasional

yang digunakan untuk mengukur kesejahteraan masyarakat. Komponen-


komponen IPM, seperti harapan hidup, pendidikan, dan pendapatan per

kapita, mencerminkan upaya pemerintah dalam mencapai kesejahteraan

sosial dan ekonomi yang lebih tinggi. Melalui pengeluaran fiskal yang bijak,

pemerintah dapat berkontribusi pada peningkatan IPM dan kualitas hidup

masyarakat.

Investasi dalam pendidikan adalah langkah penting, karena tingkat

pendidikan seseorang berpengaruh langsung pada kualitas hidup dan

kemampuan kerja. Pemerintah harus memastikan penyediaan infrastruktur

pendidikan yang memadai dan layanan pendidikan yang merata. Pengeluaran

yang signifikan untuk pendidikan adalah wujud nyata dari komitmen

pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan memperluas akses

pendidikan kepada seluruh penduduk.

Tingkat pendidikan yang lebih tinggi memberikan individu pengetahuan

dan keterampilan yang lebih baik, membuka peluang untuk menerima inovasi

baru, meningkatkan produktivitas, dan memungkinkan mereka memanfaatkan

teknologi baru. Oleh karena itu, pengeluaran pemerintah untuk pendidikan

merupakan investasi dalam sumber daya manusia yang dapat memberikan

manfaat jangka panjang bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan

masyarakat.
2.2.1.2 Hubungan Pengeluaran Pemerintah Sektor Kesehatan dengan

Indeks Pembangunan Manusia

Dalam konteks ilmu ekonomi, sektor kesehatan dianggap memiliki

peran krusial dalam proses pembangunan. Produktivitas sumber daya

manusia sangat dipengaruhi oleh tingkat kesehatan mereka, yang secara

signifikan memengaruhi keberhasilan pendidikan dan upaya pembangunan

yang berkelanjutan. Oleh karena itu, kesehatan dapat dianggap sebagai salah

satu elemen penting dalam fungsi produksi agregat, yang berperan baik

sebagai input maupun output yang sangat vital dalam pembangunan ekonomi

(Todaro, 2002).

Di Indonesia, pengeluaran pemerintah dalam sektor kesehatan

merupakan bagian dari upaya untuk memenuhi hak dasar masyarakat, yaitu

hak untuk menerima pelayanan kesehatan sesuai dengan ketentuan Undang-

Undang Dasar 1945 Pasal 28 H ayat (1) dan Undang-Undang Nomor 23

Tahun 1992 tentang Kesehatan. Menurut Todaro dan Smith (2003),

pengeluaran pemerintah dalam sektor kesehatan, yang digunakan untuk

memenuhi hak dasar ini, termasuk penyediaan fasilitas dan pelayanan

kesehatan, adalah persyaratan pokok untuk meningkatkan produktivitas

masyarakat.

Investasi yang dilakukan oleh pemerintah dalam sektor kesehatan

memiliki potensi untuk memastikan akses yang lebih merata terhadap


pelayanan kesehatan bagi masyarakat, sehingga dapat meningkatkan sumber

daya manusia yang sehat dan handal. Perbaikan dalam kondisi kesehatan

masyarakat ini kemudian dapat mendorong peningkatan kualitas sumber daya

manusia dan produktivitas tenaga kerja, yang akhirnya akan membantu

memperbaiki kondisi ekonomi masyarakat secara keseluruhan. Perbaikan

kondisi ekonomi serta kualitas kesehatan masyarakat juga berdampak positif

pada peningkatan harapan hidup, yang merupakan salah satu elemen penting

dalam pembentukan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Penelitian yang dilakukan oleh Barro (1996) menyatakan bahwa status

kesehatan, yang diukur dengan harapan hidup, memiliki peran penting dalam

pertumbuhan ekonomi. Bahkan, Barro menunjukkan bahwa kesehatan

memiliki dampak awal yang lebih signifikan daripada pendidikan terhadap

pertumbuhan ekonomi. Selain itu, Arora (2001) juga mengemukakan bahwa

kondisi kesehatan cenderung memiliki peran kausal dalam proses

pertumbuhan ekonomi (David, 2009).

Dalam konteks pengeluaran pemerintah untuk sektor kesehatan, Razmi

(2012) juga menjelaskan bahwa peningkatan investasi dalam bidang

kesehatan dapat membantu meningkatkan produktivitas tenaga kerja,

meningkatkan pasokan tenaga kerja, dan akhirnya berkontribusi pada

pertumbuhan ekonomi..

2.2.1.5 Hubungan Pengeluaran Pemerintah Sektor Ekonomi dengan


Indeks Pembangunan Manusia

Hubungan antara belanja ekonomi dan Indeks Pembangunan Manusia

(IPM) adalah sangat penting dalam konteks pembangunan sosial dan

ekonomi suatu negara. IPM adalah indikator yang digunakan untuk mengukur

tingkat kesejahteraan dan perkembangan manusia di suatu negara, yang

mencakup tiga komponen utama: harapan hidup, tingkat pendidikan, dan

pendapatan per kapita.

Belanja ekonomi oleh pemerintah memiliki potensi untuk memengaruhi

dan berkontribusi Pendapatan Per Kapita. Selain belanja di sektor kesehatan

dan pendidikan, pengeluaran pemerintah yang mendukung pertumbuhan

ekonomi dan menciptakan lapangan kerja juga dapat berdampak pada

pendapatan per kapita. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dapat

menghasilkan peningkatan pendapatan bagi masyarakat, yang juga

merupakan salah satu komponen IPM.

Jadi, hubungan antara belanja ekonomi dan IPM adalah bahwa

belanja pemerintah yang bijak dan berfokus pada sektor kesehatan dan

pendidikan dapat meningkatkan indikator-indikator IPM, seperti harapan hidup

yang lebih tinggi, tingkat pendidikan yang lebih baik, dan pendapatan per

kapita yang lebih tinggi. Hal ini mencerminkan komitmen pemerintah untuk

meningkatkan kesejahteraan dan perkembangan manusia di negara tersebut.

Belanja ekonomi yang efisien dan efektif dalam sektor-sektor kunci ini dapat
memainkan peran penting dalam mencapai perkembangan manusia yang

berkelanjutan.

2.2.2 Landasan Legalistik

2.2.2.1. Otonomi Daerah

Penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia menerapakan asas

desentralisasi yang menggunakan asas otonom yang berdasarkan prinsip

otonomi daerah. Otonomi daerah kewenangan yang diberikan oleh Negara

kepada daerah otonom untuk mengurusi segala urusan pemerintahan serta

masyarakatnya sesuai dengan aturan perundan – undangan yang berlaku.

Otonomi daerah yang dilakukan harus nyata dan bertanggung jawab.

Pasal 1 ayat (6) Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah menjelaskan bahwa, otonomi daerah merupakan hak,

wewenang serta kewajiban dari daerah otonom yang diberikan kebebasan

untuk mengurusi segala urusan emerintahan serta masyarakatnya sesuai

dengan sistem pemeritahan NKRI. Kemudian pada pasal 1 ayat (12)

disebutkan bahwa:
Daerah Otonom Yang selanjutnya disebut Daerah adalah
kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas
wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus Urusan
Pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut
prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem
Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pemerintah daerah memiliki wewenang untuk mengatur dan

mengelola urusan daerahnya masing – masing. Berdasarkan pasal 283

ayat (1) Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah menjelaskan bahwa pengelolaan keuangan daerah adalah

bagian yang tidak dapat Dipisahkan dari segala urusan pemerintahan

yang menjadi urusan bagi daerah karena pelimpahan urusan

pemerintahan.

Pasal 283 ayat (2) Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 juga

menjelaskan bahwa Pengelolaan keuangan Daerah yang dimaksudkan

dalam ayat 1 harus dilakukan secara tertib serta taat pada ketentuan

dalam UU, efisien, efektif, ekonomis, transparan dan akuntabel yang

memperhatikan keadilan kepatuhan serta manfaat bagi masyarakat

Salah satu hal yang menjadi indicator otonomi daerah adalah

kemampuan daerah untuk mengatur dan mengelola sumber – sumber

keuangan daerah, bahkan bisa dikatakan kegiatan pemerintah tidak

dapat memadai. Aspek keuangan daerah adalah faktor penting pada

penyelenggaraan berlangsung tanpa adanya sumber-sumber keuangan


yang otonomi daerah, karena anggaran merupakan alat utama dalam

pengelolaan pemerintahan daerahPengelolaan Keuangan Daerah

2.2.2.2 Pengelolaan Keuangan Daerah

Berdasarkan Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintah Daerah Bab XI tentang Keuangan Daerah pasal 280

menjelaskan bahwa pemerintah daerah mempunyai kewajiban untuk

mengelola keuangan daerah dalam pelimpahan Sebagian urusan

pemerintahan kepada pemerintah daerah.

Pada butir 2 pasal 280 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintah Daerah Bab XI tentang Keuangan Daerah dijelaskan bahwa:

Kewajiban pengelenggara Pemerintah daerah dalam pengelolaan

keuangan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. Mengelola dana secara efektif, efisien, transaparan dan akuntabel

b. Menyinkronkan pencapaian sasaran program daerah dalam APBD

dengan program Pemerintah pusar dan

c. Melaporkan realisasi pendanaan Urusan pemerintah yang

ditugaskan sebagai pelaksanaan dari Tugas Perbantuan

Terkhusus pengelolaan keuangan, dalam rangka desentralisasi perlu

diatur sedemikian rupa agar desentralisasi fiscal yang diberikan kepada

daerah dapat terlaksana secara efektif dengan mengedepankan kepentingan

masyarakat.
Selanjutnya, menurut Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 terkait

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

mendeskripsikan secara jelas bahwa pengelolaan keuangan yang dilakukan

daerah dalam rangka desentralisasi harus dijalankan berdasarkan asas-asas

yang disebut pada Bagian kesatu Pasal 66 ayat 1 Undang-undang ini.

Pada pasal ini, menjelaskan bahwa pengelolaan keuangan daerah

harus dikelola dengan tertib dan taat pada peraturan perudnang-undangan

yang ada. Serta dilaksanakan secara efektif, efisien, ekonomis dengan

mengutamakan keadilan dan kemanfaatan bagi masyarakat.

Selanjutnya, Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019, pada pasal 1

ayat (2) berbunyi “Pengelolaan Keuangan Daerah adalah keseluruhan

kegiatan yang meliputi perencanaan, penganggaran, pelaksanaan,

penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan

Keuangan Daerah”.

Selanjutnya, Peraturan Bupati Paser Nomor 1 Tahun 2019, tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa,

2.2.2.1. Laporan Pertanggungjawaban Pelaksaan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Paser

Laporan Pertanggungjawaban Pelaksaan Anggaran Pendapatan dan

Belanja daerah adalah dokumen yang dimuat di dalam Peraturan Daerah


dengan muatan Laporan realisasi anggaran, Laporan perubahan saldo

anggaran lebih, Laporan operasional, Laporan perubahan ekuitas, Neraca,

Laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Adapun hal tersebut

dimuat didalam peraturan Daerah Kabupaten Paser Nomor 6 Tahun 2020, …

2.3. Kerangka Pemikiran

Pada penyusunan Proposal Skripsi ini, penting untuk menyajikan kerangk

a pemikiran agar rencana penelitan yang akan dilaksanakan dimasa mendata

ng dapat diketahui dengan singkat dan lebih mudah. Kerangka pemikiran me

nggambarkan garis besar penelitian yang akan dilakukan penulis, sehingga p

enulis dapat melaksanakan penelitian dengan dibatasi rambu-rambu yang tel

ah direncanakan sebelumnya. Hal ini akan memudahkan penulis dalam mela

ksanakan penelitian sesuai dengan perencanaan sebelumnya, dan tidak kelu

ar dari fokus penelitian yang akan dilaksanakan. Oleh sebab itu, penulis men

yajikan kerangka pemikiran penelitian yang dapat diamati pada gambar 2.1 s

ebagai berikut:
Pengelolaan Keuangan Daerah Pembangunan
UU Nomer 23 Tahun 2014 (Michael P. Todaro, 1995)
PP Nomer 12 Tahun 2019

Pengeluaran Pemerintah Indeks Pembangunan Manusia


(Colm & Musgrave (1960) (Saputra, 2011) (Suliswanto, 2010)
(Yunitasari, 2017) (Micahel P Todaro,
Mangkoesoebroto (2014)
2011)

Sektor Pendidikan Sektor Kesehatan Sektor Ekonomi

Pengaruh Pengeluaran Pemerintah


Sektor Pendidikan, Kesehatan,
Ekonomi Terhadap Indeks
Pembangunan Manusia

Rekomendasi untuk Peningkatan Indeks


Pembangunan Manusia dari Perspektif
Pengeluaran Pemerintah

Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Berdasarkan kerangka pemikirian di atas, Penulis menggunakan dua konsep,

yang pertama adalah Pengeluaran Pemerintah yang didasari Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan Peraturan Pemerintah

Nomer 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan daerah yang dispesifikkan

kepada Pengeluaran Pemerintah. Kedua didasari Konsep Pembangunan dengan

penjabaran lebih lanjut dikhususkan kepada Indeks Pembangunan Manusia.

Kedua konsep awal ini memiliki kesamaan, dimana dimensi Indeks Pembangunan

Manusia dapat dikerucutkan menjadi dimensi Pendidikan, Kesehatan, dan

Ekonomi. Sejalan dengan hal tersebut, Pemerintah memiliki pengeluaran

pemerintah sesuai dengan fungsinya, seperti Pendidikan, Kesehatan dan ekonomi,

sehingga berdasarkan hal tersebut, penulis memiliki hemat untuk melakukan

Analisa pengaruh pengeluaran pemerintah sektor Pendidikan, Kesehatan dan

ekonomi yang ditinjau dari perspektif pengeluaran pemerintah, dimana hasil

akhirnya akan ditemukan pengaruh signifikan atau belum signifikan terhadap

petumbuhan Indeks Pembangunan Manusia.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Menurut Simangunsong (2017) dalam bukunya yang berjudul Met

odologi Penelitian Pemerintahan menyatakan bahwa metode penelitian secar

a umum merupakan suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dan informasi

untuk memenuhi tujuan yang ingin dicapai. Pendekatan yang digunakan dala

m penelitian ini adalah penelitian kuantitatif Inferesial, yakni penelitian yang m

enganalisis data-data secara statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis

yang telah ditetapkan kemudian menginterpretasi hasil untuk menghasilkan k

esimpulan penelitian (Sugiyono, 2014). Menurut Azwar (2013), penelitian kua

ntitatif menekankan analisisnya pada data numerikal atau angka yang diolah

dengan metode statistika dalam rangka pengujian hipotesis.

3.2 Operasionalisasi Variabel

Variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi fokus su

atu penelitian. Definisi operasional variabel merupakan penjelasan dari variab

el dependen (terikat) dan variabel dependen (bebas) yaitu :

Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Indikator Ukuran

IPM √ IKesehatan x Ipendidkan x Ipengeluaran X 10


3
Indeks Menunjukkan
Pembanguna bagaimana
n Manusia (Y) penduduk
dapat
mengakses
hasil
Pembangunan
dalam
meperoleh
pendapatan,
Kesehatan,
Pendidikan dan
sebagainya
(BPS, 2023)
Pengeluaran Mengetahui 𝑰𝑷𝑴𝒊=𝜷𝟎 + 𝜷𝟏𝑬𝒅𝒖𝒊𝒕 + 𝜷𝟐𝑯𝒆𝒂 %
Pemerintah pengaruh 𝒍𝒕𝒉𝒊𝒕 + 𝜷𝟑Eco𝒊𝒕 + µ𝒊𝒕
Sektor variabel
Pendidikan independent
(X1) (Pendidikan)
terhadap
variabel
dependen
(Indeks
Pembangunan
Manusia)
(Gujarati dan
Porter, 2012)
Pengeluaran Mengetahui 𝑰𝑷𝑴𝒊=𝜷𝟎 + 𝜷𝟏𝑬𝒅𝒖𝒊𝒕 + 𝜷𝟐𝑯𝒆
Pemerintah pengaruh 𝒂𝒍𝒕𝒉𝒊𝒕 + 𝜷𝟑Eco𝒊𝒕 + µ𝒊𝒕
Sektor variabel
Kesehatan independent
(X2) (kesehatan)
terhadap
variabel
dependen
(Indeks
Pembangunan
Manusia)
(Gujarati dan
Porter, 2012)
Pengeluaran Mengetahui 𝑰𝑷𝑴𝒊=𝜷𝟎 + 𝜷𝟏𝑬𝒅𝒖𝒊𝒕 + 𝜷𝟐𝑯𝒆𝒂
Pemerintah pengaruh 𝒍𝒕𝒉𝒊𝒕 + 𝜷𝟑Eco𝒊𝒕 + µ𝒊𝒕
Sektor variabel
Ekonomi (X3) independent
(kesehatan)
terhadap
variabel
dependen
(Indeks
Pembangunan
Manusia)
(Gujarati dan
Porter, 2012)
Sumber: Diolah Oleh Penulis

1. Variabel dependen (terikat), merupakan variabel yang terjadi kemudian

atau akibat yang diperkirakan, dalam hal ini adalah :

a. Indeks Pembangunan Manusia/ IPM (Y) adalah indeks komposit yang

digunakan untuk mengukur pencapaian rata-rata suatu negara dalam ti

ga hal mendasar pembangunan manusia, yaitu (1) Indeks Harapan Hid

up, yang diukur dengan angka harapan ketika lahir; (2) Indeks Pendidi

kan, yang diukur berdasarkan rata-rata lama sekolah dan angka melek

huruf penduduk usia 15 tahun ke atas; (3) Indeks Pendapatan, yang di

ukur dengan daya beli qkonsumsi per kapita. Nilai IPM dinyatakan dal

am persen pertahun

2. Variabel independen (bebas), merupakan faktor-faktor yang diobserva

si dan diukur untuk menentukan adanya pengaruh variabel bebas untu

k menentukan hubungan antara fenomena yang diobservasi atau diam

ati. Variabel-variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini terdiri

dari:

a. Belanja Pendidikan (X1) adalah besarnya pengeluaran pemerintah unt

uk sektor pendidikan yang mencerminkan pengeluaran pemerintah dar


i total APBD yang dialokasikan untuk sektor pendidikan. Pengeluaran

pemerintah untuk pendidikan diwakili dengan belanja daerah menurut f

ungsi pendidikan. Belanja pendidikan dinyatakan dalam ribu rupiah per

tahun.

b. Belanja Kesehatan (X2) adalah besarnya pengeluaran pemerintah unt

uk sektor kesehatan yang mencerminkan pengeluaran pemerintah dari

total APBD yang dialokasikan untuk sektor kesehatan. Belanja kesehat

an dipergunakan untuk membiayai penyelenggaraan penyediaan layan

an kesehatan yang menjadi tanggung jawab pemerintah daerah. Peng

eluaran pemerintah untuk kesehatan diwakili dengan belanja daerah m

enurut fungsi kesehatan. Belanja pendidikan dinyatakan dalam ribu rup

iah per tahun.

c. Belanja Ekonomi (X3) adalah besarnya pengeluaran pemerintah u


ntuk sektor ekonomi yang mencerminkan pengeluaran pemerintah dari
total APBD yang dialokasikan untuk sektor ekonomi. Pengeluaran pem
erintah untuk ekonomi diwakili dengan belanja daerah menurut fungsi
ekonomi. Belanja pendidikan dinyatakan dalam ribu rupiah per tahun.
3.3 Sumber data dan Informan

Menurut sumbernya, data terbagi ke dalam sumber data primer dan se

kunder. Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh pe

neliti secara tidak langsung melalui media perantara, yang biasanya diperole

h dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan
atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang

dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. (Indriantoro dan Supomo, 2014).

Sumber pengumpulan data untuk mendukung penelitian ini diperoleh d

ari Badan Pusat Statistik (BPS) Nasional dan Kabupaten Paser, Badan Peng

elolaan Keuangan dan Aset Daerah, Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan

melalui studi Pustaka dan dokumentasi yaitu Teknik atau proses uuntuk mem

peroleh data dengan cara mencatat atau merekam data-data yang telah dipu

blikasikan oleh instansi-instansi terkait. Data yang digunakan dalam penelitia

n ini yaitu data pengeluaran pemerintah pada fungsi Pendidikan, Kesehatan,

dan ekonomi terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Paser.

Adapun pihak-pihak yang akan dijadikan sebagai narasumber dalam

membantu menerjemahkan dokumen anggaran pengeluaran pemerintah

sebagai berikut:

Tabel 3.2
Informan
No Nama Jabatan OPD

1 Kepala Badan Badan


Pengelolaan Pengelolaan
Kekayaan dan Kekayaan dan
Aset Daerah Aset Daerah
2 Kepala Dinas Dinas
Pendidikan Pendidikan
3 Kepala Dinas Dinas Kesehatan
Kesehatan
Sumber: Diolah oleh penulis

3.4 Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan dalam mengumpulka

n data untuk pelaksanaan penelitian (Sudaryono, 2017). Instrumen penelitian

merupakan serangkaian piranti yang digunakan peneliti dalam mengukur fen

omena dan gejala yang menjadi fokus dalam penelitian yang yang sedang dil

aksanakan (Hikmawati, 2018). Pada pelaksanaan penelitian kuantitatif ini, pe

neliti menggunakan teknik pengumpulan data kajian dokumen berupa Lapora

n Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Paser.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti dal

am pengumpulan data untuk mencapai proses pemecahan masalah. Teknik

pengumpulan data merupakan langkah strategis untuk mendapat suatu data

(Sudaryono, 2017). Menurut Ajat Rukajat (2019) Teknik pengumpulan data m

erupakan suato proses atau pengadaan yang paling tepat untuk keperluan pe

nelitian dimana data yang terkumpul adalah untuk menguji hipotesis yang tela

h dirumuskan.

Menurut Sugiyono (2020) terdapat 4 (empat) Teknik untuk mengumpul

kan data yaitu pengamatan (observasi), Kuesioner/ angket, wawancara (inter

view), dan dokumen (document). Pada penelitian ini menggunakan kajian dok

umen berupa Laporan Pertanggungjawab Anggaran Pendapatan Dan Belanj

a Daerah Kabupaten Paser, khususnya pengeluaran sektor Pendidikan, Kese

hatan dan ekonomi yang didapat melalui pengamatan dan kajian terhadap do

kumen laporan keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Paser.


3.6 Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis panel data (pooled data). Analisis

Dengan menggunakan panel data adalah kombinasi antara deret waktu (tim

e-series data) dan kerat lintang (cross-section data). Dalam model data panel

persamaan model dengan menggunakan data cross-section dapat ditulis seb

agai berikut (Gujarati dan Porter, 2012).

𝒀𝒊=𝜷𝟎+𝜷𝟏𝒙𝒊+𝜺𝒊 ; 𝒊= 1, 2, ……N

dimana N adalah banyaknya data cross-section, Sedangkan model persamaa

n dengan time-series adalah:

𝒀𝒊=𝜷𝟎+𝜷𝟏𝒙𝒊+𝜺𝒊 ; 𝒕= 1, 2, ……T

Di mana T adalah banyaknya data time-series. Mengingat data panel merupa

kan gabungan dari time-series dan cross-section, maka model dapat ditulis d

engan:

𝒀𝒊=𝜷𝟎 + 𝜷𝟏𝒙𝒊𝒕 + µ𝒊𝒕

i = 1, 2, ..., N ; t = 1, 2, ..., T

Di mana :

N = banyaknya observasi

T = banyaknya waktu

N × T = banyaknya data panel

Maka model data panel untuk penelitian ini yaitu:

𝑰𝑷𝑴𝒊=𝜷𝟎 + 𝜷𝟏𝑬𝒅𝒖𝒊𝒕 + 𝜷𝟐𝑯𝒆𝒂𝒍𝒕𝒉𝒊𝒕 + 𝜷𝟑Eco𝒊𝒕 + µ𝒊𝒕


Di mana:

IPMi = Indeks Pembangunan Manusia di wilayah-i

Eduit = Belanja pendidikan di wilayah-i pada periode-t

Healthit = Belanja kesehatan di wilayah-i pada periode-t

Economyit = Belanja Ekonomi di wilayah-i pada periode-t

Analisis regresi data panel memiliki tiga macam model yaitu model Common

Effect, Fixed Effect dan Random Effect dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Common Effect Model

Model Common Effect merupakan model sederhana yaitu menggabungkan s

eluruh data time series dengan cross section, selanjutnya dilakukan estimasi

model dengan menggunakan OLS (Ordinary Least Square). Model ini menga

nggap bahwa intersep dan slope dari setiap variabel sama untuk setiap obye

k observasi. Dengan kata lain, hasil regresi ini dianggap berlaku untuk semua

kabupaten/kota pada semua waktu. Kelemahan model ini adalah ketidakseua

ian model dengan keadaan sebenarnya. Kondisi tiap obyek dapat berbeda da

n kondisi suatu obyek satu waktu dengan waktu yang lain dapat berbeda.

2. Fixed Effect Model (FEM)

Model data panel dengan Fixed Effects Model (FEM) mengasumsikan bahwa

perbedaan mendasar antarindividu dapat diakomodasikan melalui perbedaan

intersepnya, namun intersep antarwaktu sama (time invariant). Fixed effect m

aksudnya bahwa koefisien regresi (slope) tetap antarindividu dan antarwaktu.

Intersep setiap individu merupakan parameter yang tidak diketahui dan akan
diestimasi. Pada umumnya dengan memasukkan variabel dummy sehingga F

EM sering disebut dengan Least Square Dummy Variable (LSDV).

3. Random Effect Model (REM)

Random Effect Model (REM) digunakan untuk mengatasi kelemahan model e

fek tetap yang menggunakan dummy variable, sehingga model mengalami ke

tidakpastian. Penggunaan dummy variable akan mengurangi derajat bebas

(degree of freedom) yang pada akhirnya akan mengurangi efisiensi dari para

meter yang diestimasi. REM menggunakan residual yang diduga memiliki hu

bungan antawaktu dan antarindividu. Sehingga REM mengasumsikan bahwa

setiap individu memiliki perbedaan intersep yang merupakan variabel random.

3.5.1 Metode Pemilihan Model

Keputusan untuk memilih jenis model yang digunakan dalam analisis panel d

idasarkan pada dua uji, yakni uji Chow dan uji Hausman. Uji Chow digunakan

untuk memutuskan apakah menggunakan Common Effect atau Fixed Effect.

Keputusan untuk menggunakan Fixed Effect atau Random Effect ditentukan

oleh Uji Hausman. Hipotesis untuk uji Chow dan uji Hausman adalah sebagai

berikut:

1. Uji Chow (Uji Common Effect dengan Fixed Effect)

Hipotesis:

H0 : α1 = α2 = … = αi (intercept sama)

H1 : sekurang-kurangnya ada 1 intercept yang berbeda

Keputusan: Tolak H0 jika F hitung > F tabel atau jika nilai Probability< α.
Kesimpulan: Jika H0 ditolak maka Model Fixed Effect lebih baik daripada Co

mmon

Effect

2. Uji Hausman (Uji Fixed Effect dengan Random Effect)

Hipotesis : H0 : E(τi | xit) = 0 atau REM adalah model yang tepat

H1 : E(τi | xit) ≠ 0 atau FEM adalah model yang tepat

Statistik uji yang digunakan adalah uji Hausman dan keputusan menolak H0

dilakukan dengan membandingkannya dengan Chi square. Jika nilai chi2 hitu

ng > chi2 tabel maka H0 ditolak sehingga model yang digunakan adalah Fix

ed Effect, sebaliknya jika penolakan H0 tidak signifikan maka yang digunakan

adalah Random Effect.46

3.5.2 Uji Hipotesis

Perlu dilakukan pengujian ketelitian dan kemampuan model sebagai langkah

awal. Ada tiga pengujian model regresi yang perlu dilakukan dalam penelitian

ini yaitu uji t, uji F dan koefisien determinasi atau R-Squared. Hal ini bertujuan

untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel depende

n.

1. Uji t

Uji ini dilakukan untuk menghitung koefisien regresi masing-masing var

iabel independen sehingga dapat diketahui pengaruhnya terhadap vari

abel dependen.prosedur pengujian yang ungkap adalah:


Ho : βi = 0 ( variabel bebas ke I tidak memiliki pengaruh terhadap varia

bel terikat)

H1 : βi 0 ( variabel bebas ke I memiliki pengaruh terhadap variabel teri

kat )

Jika probabilitas t hitung > a berarti variabel bebas ke i tidak memiliki p

engaruh terhadap variabel terikat dan sebaliknya jika probabilitas t hitu

ng < a berarti variabel bebas ke i memiliki pengaruh terhadap variabel t

erikat.

2. Uji F

Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terh

adap variabel dependen secara bersama-sama. Apabila Prob F hitung

>a berarti variabel bebas secara bersama-sama tidak mempengaruhi v

ariabel terikat dan sebaliknya Apabila Prob F hitung < a berarti variabel

bebas secara bersama-sama mempengaruhi variabel terikat.

3. Uji Koefisien Determinasi (R2 )

R-squared dapat menunjukkan seberapa besar keragavariabel depend

en yang dapat dijelaskan oleh variabel independen. Nilai R-Squared m

emiliki besaran yag positif dan besarannya adalah 0 < R-squared < 1.

Jika bernilai 47 nol maka artinya keragaman variabel tidak dependen ti

dak dapat dijelaskan oleh variabel independennya dan sebaliknya (Na

chrowi, 2006).

3.7 Jadwal dan Lokasi Penelitian


2023 2024

SEPT OKT NOV DES JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
No KEGIATAN

Bimbingan
Usulan
1 Penelitian

Seminar
Usulan
2 Penelitian

Pelaksanaa n
Penelitian
3
Bimbingan
4
Skripsi

Pengumpul
an
5
Skripsi
Ujian
Skripsi Gel.
6 1

Perbaikan
dan
Pengumpul
an Skripsi
Gel.1
7
Ujian
Skripsi Gel.
8 2

Perbaikan
dan
9 Pengumpul
Gladi
yudisium
10
dan
Sumber : Kalender Akademik IPDN Tahun 2023/2024

Keterangan : Pelaksanaan Kegiatan


DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Rahardjo. (2013). Teori-Teori Pembangunan Ekonomi. Yogyakart

a: Graha Ilmu

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta

Ayunanda Melliana, Ismaini Zain (2013). Analisis Statistika Faktor yang Mem

pengaruhi Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten/Kota Provins

i Jawa Timur dengan Menggunakan Regresi Panel. Jurnal Sains dan

Pomits Vo. 2 No.2

Azwar, Saifuddin. (2013). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Badan Pusat Statistik (BPS). (2008), Indeks Pembangunan Manusia 2006-20

07. BPS, Jakarta.

Badan Pusat Statistik. (2022). Berita Resmi Statistik No. 84/11/ Th.XXV. 15 N

ovember 2022: Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Tahun 2022

Badrudi, Rudy. (2018). Ekonomika Otonomi Daerah. Yogyakarta: UP STIM Y

KPN

Bappenas. (1999), Data Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten/Kota Tahun

1999. Bappenas, Jakarta.


Bita Lailatul Yasinta. (2018). Skripsi: Analisis Pengaruh Belanja Pendidikan,

Belanja Kesehatan, Belanja Infrastruktur, dan Tingkat Kemiskinan

Terhadap Indeks Pembangunan Manusia. Universitas Brawijaya

Malang

Colm, G., & Musgrave, R. A. (1960). The Theory Of Public Finance: A Study

In Public Economy. The Journal Of Finance.

Dwi Mahroji & Iin Nurkhasanah. (2019). Pengaruh Indeks Pembangunan Man

usia Terhadap Tingkat Pengangguran Di Provinsi Banten. Jurnal Eko

nomi Pembangunan STIE Pandu Madania, Vol. 9, No. 1

Dwi Puspa Hambarsari & Kunto Inggit. (2016). Analisis Pengaruh Ekonomi,

Pertumbuhan Penduduk dan inflasi Terhadap Tingkat Kemiskinan di

Jawa Timur Tahun 2004-2014. Jurnal Ekonomi & Bisnis, Vol. 1 No. 2

Farathika Putri Utami. (2020). Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia

(IPM), Kemiskinan, Pengangguran, Terhadap Ekonomi di Provinsi

Aceh. Jurnal Samudra Ekonomika, Vol.4, No.2

Gujarati, D.N. (2012). Dasar-dasar Ekonometrika (Terjemahan Mangunsong,

R.C). Jakarta: Salemba Empat

Gujarati, Damodar N dan Dawn C. Porter. (2012). Dasar–dasar Ekonometri

ka. Jakarta: Salemba Empat.

Https://disbun.kaltimprov.go. id: Kabupaten Paser [Diakses pada tanggal 9

Oktober 2023]
Https://paserkab.bps.go.id: Proyeksi Penduduk Kabupaten Paser [Diakses

pada tanggal 9 Oktober 2023]

Indriantoro, Nur dan Supomo. (2014)). Metodologi Penelitian Bisnis Untuk A

kuntansi & Manajemen. Yogyakarta: BPFE

Mangkoesoebroto, Guritno (2002). Ekonomi Publik. Yogyakarta: BPFE

Mardiasmo. (2016). Perpajakan Edisi Revisi Tahun 2016. Yogyakarta: Penerb

it Andi

Meylina Astri, Sri Indah Nikensari, Harya Kuncara. (2013). Pengaruh

Pengeluaran Pemerintah Daerah Pada Sektor Pendidikan dan

Kesehatan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia.

Jurnal Pendidikan dan Ekonomi Bisnis Vol. 1 No. 1 Maret 2013

Nachrowi, D Nachrowi. (2006). Ekonometrika, untuk Analisis Ekonomi dan

Keuangan, Cetakan Pertama. Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI.

Napitulu, Apriliyah S. (2007). Pengaruh Indikator Komposit Indeks Pembangu

nan Manusia Terhadap Penurunan Penduduk Miskin di Sumatera Uta

ra. Fakultas Ekonomi. Universitas Sumatera Utara. Pembangunan M

anusia (IPM) Terhadap Angka Kemiskinan di Indonesia. Jurnal E

konomi Pembangunan, 8(2), 357-366.

Sudaryono. (2017). Metode Penelitian Pendidikan. Kencana.


Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. (2012). “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”. Bandu

ng: Alfabeta.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandu

ng: Penerbit Alfabeta.

Suliswanto, M. S. (2010). “Pengaruh produk domestik bruto (PDB) dan indeks

pembangunan manusia (IPM) terhadap angka kemiskinan di Indonesi

a”. Jurnal Ekonomi Pembangunan, Hal 357-366

Suliswanto, M. S. W. (2010). Pengaruh Produk Domestik Bruto (PDB) dan

Indeks

Todaro M. P. (2004). Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga.Penerbit

Erlangga Edisi Kedelapan.

Todaro, M. P, & & Smith, S. C. (2003). Economic Development, Eighth

Edition.Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama, Jakarta.

Todaro, M. P, & Smith Stephen. C. (2003). Pembangunan Ekonomi di Dunia

Ketiga. Edisi Kedelapan. Jilid 2.Jakarta: Erlangga.

Todaro, Michael P., dan Smith, Stephen C. (2006). Pembangunan Ekonomi/ E

disi Kesembilan, Jilid 1 (Alih Bahasa: Haris Munandar dan P


udi D. Sinulingga, Analisis Pengaruh Distribusi APBD Terhadap Indeks

Pembangunan Manusia, Jurnal Ilmu Administrasi Negara,

(Jakarta:LIPI, 2008), hal.106

Undang Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.

Wilhelmus Mahuze, Vecky Masinambow, Agnes Lapian. (2022). Pengaruh

Pengeluaran Pemerintah Pada Bidang Pendidikan dan Kesehatan

Terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Boven

Digoel. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Vol 22, No,3 April 2022.

Yunitasari, M. (2017). Analisis Hubungan Antara Pertumbuhan

Ekonomi Dengan Pembangunan Manusia Jawa Timur.

Anda mungkin juga menyukai