Anda di halaman 1dari 8

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Tulungagung Tahun 2019

No. 01/03/3504/Th.XX, 23 Maret 2020

BERITA
RESMI
STATISTIK
Indeks Pembangunan Manusia
(IPM)
Kabupaten Tulungagung Tahun 2019
• Pembangunan manusia di Kabupaten Tulungagung selalu
mengalami kemajuan selama periode 2014-2019. Dari 69,49
(2014) meningkat menjadi 72,62 (2019) atau selama periode
Indeks Pembangunan tersebut tumbuh 4,5 persen. Rata-rata pertumbuhan selama
kurun waktu 2014-2019 sebesar 0,88 persen per tahun.
Manusia (IPM) • Sejak lima tahun terakhir indeks pembangunan manusia di
Kabupaten Kabupaten Tulungagung masuk kelompok “tinggi” dibanding
kategori sebelumnya “sedang”.
Tulungagung Tahun • Selama periode 2018 hingga 2019, komponen pembentuk
2019 Mencapai 72,62 IPM juga mengalami peningkatan. Bayi yang baru lahir
memiliki peluang untuk hidup hingga 73,95 tahun, meningkat
0,21 tahun. Anak-anak usia 7 tahun memiliki peluang
untuk bersekolah selama 13,15 tahun, meningkat 0,10
tahun dibandingkan dengan tahun 2018. Sementara itu,
penduduk usia 25 tahun ke atas secara rata-rata telah
menempuh pendidikan selama 8,07 tahun, relatif tetap
dengan peningkatan 0,01 tahun dibandingkan dengan tahun
sebelumnya. Pengeluaran per kapita yang disesuaikan (harga
konstan 2012) telah mencapai Rp. 10 801 juta, meningkat Rp
436 ribu dibandingkan tahun sebelumnya.
• Di Jawa Timur, IPM tertinggi tercatat di Surabaya dengan IPM
sebesar 82,22 sedangkan IPM terendah tercatat di Sampang
(61,94).

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Tulungagung Tahun 2019 1


1. Perkembangan IPM Kabupaten Tulungagung Tahun 2014-2019
Pembangunan manusia didefinisikan sebagai proses perluasan pilihan bagi penduduk
(enlarging people choice). IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam
upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk). IPM menjelaskan bagaimana
penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan,
pendidikan, dan sebagainya. IPM diperkenalkan oleh UNDP pada tahun 1990 dan metode
penghitungan direvisi pada tahun 2010. Badan Pusat Statistik (BPS) mengadopsi perubahan
metodologi penghitungan IPM yang baru pada tahun 2014 dan melakukan backcasting sejak
tahun 2010.
IPM dibentuk oleh tiga dimensi dasar, yaitu umur panjang dan hidup sehat (a long and
healthy life), pengetahuan (knowledge), dan standard hidup layak (decent standard of living).
Umur panjang dan hidup sehat digambarkan oleh Umur Harapan Hidup saat lahir (UHH) yaitu
jumlah tahun yang diharapkan dapat dicapai oleh bayi yang baru lahir untuk hidup, dengan
asumsi bahwa pola angka kematian menurut umur pada saat kelahiran sama sepanjang usia
bayi. Pengetahuan diukur melalui indikator Rata-rata Lama Sekolah dan Harapan Lama Sekolah.
Rata-rata Lama Sekolah (RLS) adalah rata-rata lamanya (tahun) penduduk usia 25 tahun ke atas
dalam menjalani pendidikan formal. Harapan Lama Sekolah (HLS) didefinisikan sebagai lamanya
(tahun) sekolah formal yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa
mendatang. Standar hidup yang layak digambarkan oleh pengeluaran per kapita disesuaikan,
yang ditentukan dari nilai pengeluaran per kapita dan paritas daya beli (purchasing power parity).
IPM dihitung berdasarkan rata-rata geometrik indeks kesehatan, indeks pengetahuan, dan
indeks pengeluaran. Penghitungan ketiga indeks ini dilakukan dengan melakukan standardisasi
dengan nilai minimum dan maksimum masing-masing komponen indeks.
IPM merupakan indikator yang digunakan untuk melihat perkembangan pembangunan
dalam jangka panjang. Untuk melihat kemajuan pembangunan manusia, terdapat dua aspek
yang perlu diperhatikan, yaitu kecepatan dan status pencapaian.
Pembangunan manusia di Kabupaten Tulungagung selalu mengalami kemajuan selama
periode 2014-2019. Dari 69,49 (2014) meningkat menjadi 72,62 (2019) atau selama periode
tersebut tumbuh 4,5 persen. Rata-rata pertumbuhan selama kurun waktu 2014-2019 sebesar
0,88 persen per tahun.
Gambar 1
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Tulungagung, 2014-2019
73,00
72,62
72,50

72,00 71,99

71,50
71,24
71,00
70,82
70,50

70,00 70,07

69,50 69,49

69,00
2014 2015 2016 2017 2018 2019

2 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Tulungagung Tahun 2019


Ini menunjukkan upaya pemerintah Kabupaten Tulungagung dalam meningkatkan
pembangunan manusia cukup berhasil. Prestasi itu ditunjukkan dari predikat IPM
Kabupaten Tulunggaung pada tahun 2019 masih bertahan menjadi IPM berkategori “tinggi”.
Walaupun demikian, Pemerintah Kabupaten Tulungagung tetap perlu meningkatkan kinerja
pembangunan manusianya.
2. Pencapaian Kapabilitas Dasar Manusia
Pencapaian pembangunan manusia diukur dengan memperhatikan tiga aspek
esensial yaitu umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, dan standar hidup layak. Oleh
karena itu, peningkatan capaian IPM tidak terlepas dari peningkatan setiap komponennya.
Dengan melihat capaian masing- masing komponen, diharapkan Pemerintah Kabupaten
Tulungagung mendapatkan input untuk meningkatkan pembangunan manusia wilayahnya
masing-masing.
Tabel 1
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Tulungagung Menurut Komponen
2014-2019

Komponen Satuan 2014 2015 2016 2017 2018 2019

(1) (2) (3)

Umur Harapan Hidup saat Lahir (UHH) Tahun 72,88 73,28 73,40 73,53 73,74 73,95

Harapan Lama Sekolah (HLS) Tahun 12,72 12,73 13,03 13,04 13,05 13,15

Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Tahun 7,45 7,72 7,73 7,82 8,06 8,07

Pengeluaran per Kapita 000 Rp 9 505 9 534 9 881 10 114 10 455 10 891

IPM 69,49 70,07 70,82 71,24 71,99 72,62

Pertumbuhan IPM % 0,28 0,83 1,07 0,59 1,05 0,88

Sumber: BPS Kabupaten Tulungagung

Jika dilihat lebih mendalam, meningkatnya pembangunan manusia di Kabupaten


Tulungagung setiap tahunnya dikarenakan adanya kenaikan masing-masing komponen
pembentuknya yaitu: umur harapan hidup (UHH); harapan lama sekolah (HLS); rata-rata
lama sekolah (RLS); dan pengeluaran per kapita yang disesuaikan.
A. Dimensi Umur Panjang dan Hidup Sehat
Umur harapan hidup saat lahir merepresentasikan dimensi umur panjang dan hidup
sehat terus meningkat dari tahun ke tahun. Selama periode 2014 hingga 2019, Kabupaten
Tulungagung telah berhasil meningkatkan usia harapan hidup saat lahir dari 72,88 tahun
(2014) menjadi 73,95 tahun (2019) atau naik sebesar 1,07 tahun.
Dalam kurun waktu tersebut, secara rata-rata umur harapan hidup tumbuh sebesar
0,29 persen per tahun. Ini menunjukkan adanya perbaikan pembangunan kualitas kesehatan
di Kabupaten Tulungagung. Masyarakat semakin menikmati pembangunan di bidang
kesehatan.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Tulungagung Tahun 2019 3


Gambar 2
Umur Harapan Hidup saat Lahir (UHH) Kabupaten Tulungagung
2014-2019 (tahun)

73,95
73,74
73,53
73,40
73,28

72,88

2014 2015 2016 2017 2018 2019

B. Dimensi Pengetahuan
Dimensi pengetahuan pada IPM dibentuk oleh dua indikator, yaitu harapan lama
sekolah (HLS) dan rata-rata lama sekolah (RLS). Kedua indikator ini terus meningkat dari
tahun ke tahun. Meningkatnya angka HLS dan RLS menunjukkan bahwa pembangunan
manusia di sisi pendidikan lambat laun mengalami kemajuan di Kabupaten Tulungagung.
Selama periode 2014 hingga 2019, harapan lama sekolah di Kabupaten Tulungagung
telah meningkat dari 12,72 tahun (2014) menjadi 13,15 tahun (2019) atau naik sebesar 0,43
tahun. Sementara Rata-rata lama sekolah juga meningkat dari 7,45 tahun (2014) menjadi
8,07 tahun (2019) atau naik 0,62 tahun.
Angka HLS rata-rata tumbuh sebesar 0,68 persen per tahun. Meningkatnya angka
harapan lama sekolah menjadi sinyal positif bahwa semakin banyak penduduk yang
bersekolah. Di tahun 2019, harapan lama sekolah di Kabupaten Tulungagung telah mencapai
13,15 tahun yang berarti bahwa anak-anak usia 7 tahun memiliki peluang untuk menamatkan
pendidikan mereka hingga lulus D1.
Pada periode yang sama, rata-rata lama sekolah di Kabupaten Tulungagung tumbuh
1,66 persen per tahun. Pertumbuhan yang positif ini juga merupakan modal penting untuk
mendukung pembangunan di Kabupaten Tulungagung. Artinya kualitas sumber daya manusia
dari sisi pendidikan yang semakin membaik akan berdampak terhadap peningkatan daya
saing sumber daya manusia sebagai pelaku utama pembangunan.
RLS Kabupaten Tulungagung tahun 2019 mencapai 8,07 tahun menunjukkan bahwa
secara umum rata-rata penduduk Kabupaten Tulungagung usia 25 tahun ke atas sebagian
besar telah mengenyam pendidikan hingga kelas VIII (SMP kelas 2).

4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Tulungagung Tahun 2019


Gambar 3
Harapan Lama Sekolah dan Rata-rata Lama Sekolah Kabupaten Tulungagung
2014-2019 (tahun)

12,73 13,03 13,04 13,05 13,15


12,72

7,72 7,73 7,82 8,06 8,07


7,45

2014 2015 2016 2017 2018 2019

HLS RLS

C. Dimensi Standar Hidup Layak


Dimensi terakhir yang mewakili kualitas hidup manusia adalah standard hidup layak
yang direpresentasikan oleh pengeluaran per kapita (harga konstan 2012). Pada tahun 2019
pengeluaran per kapita masyarakat Kabupaten Tulungagung yang disesuaikan mencapai Rp
10.891 juta per tahun, naik sebesar 14,58 persen dibanding tahun 2014. Selama periode
2014-2019, pengeluaran per kapita disesuaikan masyarakat meningkat sebesar Rp. 1.386
ribu.
Peningkatan pengeluaran per kapita yang disesuaikan ini menunjukkan bahwa
kemampuan ekonomi masyarakat Kabupaten Tulungagung semakin membaik. Kondisi ini
sejalan dengan makro ekonomi yang ditunjukkan dari angka produk domestik regional bruto
(output wilayah) yang juga mengalami kenaikan selama periode tersebut.
Gambar 4
Pengeluaran per Kapita yang Disesuaikan di Kabupaten Tulungagung
2014-2019 (000 Rupiah)

2019 10891

2018 10455

2017 10114

2016 9881

2015 9534

2014 9505

8500 9000 9500 10000 10500 11000

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Tulungagung Tahun 2019 5


3. Pencapaian Pembangunan Manusia di Jawa Timur
IPM tertinggi tercatat di Kota Surabaya sebesar 82,22, bertahan dibandingkan tahun
sebelumnya berada di posisi yang sama. Surabaya bersama Kota Malang, Kota Madiun dan
Kabupaten Sidoarjo merupakan daerah dengan IPM berkategori “sangat tinggi”. Daerah
dengan kategori IPM “tinggi” sebanyak 20 kabupaten/kota, sedangkan yang berkategori
“sedang” sebanyak 14 kabupaten/kota.
Kota Surabaya tercatat mempunyai UHH terbaik sebesar 74,13 tahun. Sarana dan
prasarana kesehatan di Surabaya relatif lengkap, dan masyarakatnya dengan mudah
memanfaatkan akses sarana dan prasarana kesehatan. Di samping itu, kesadaran masyarakat
Surabaya untuk berpola hidup sehat cukup tinggi, sehingga mendukung meningkatnya usia
harapan hidup. UHH terendah masih tercatat di Bondowoso atau sebesar 66,55 tahun.
Walaupun demikan di Bondowoso, capaian UHH tahun 2019 mengalami peningkatan
sebesar 0,28 tahun dari tahun sebelumnya. Kenaikan tersebut mengindikasikan bahwa
pembangunan kesehatan di Bondowoso juga semakin membaik.
Kota Malang mempunyai HLS tertinggi sebesar 15,41 tahun, dan terendah tercatat di
Kabupaten Bangkalan sebesar 11,59 tahun, sedangkan RLS tertinggi tercatat di Kota Madiun
sebesar 11,13 tahun dan yang terendah masih dipegang Sampang dengan RLS sebesar 4,55
tahun.
Pengeluaran per kapita yang disesuaikan tahun 2019 tertinggi tercatat di Surabaya
atau sebesar Rp. 17,9 juta, diikuti Kota Malang dan Kota Madiun masing-masing Rp. 16,7
juta dan Rp. 16 juta. Sementara, terendah tercatat di Bangkalan atau sebesar Rp. 8,7 juta.

6 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Tulungagung Tahun 2019


Catatan Teknis
I. Sumber Data
• Umur Harapan Hidup saat lahir (UHH): Sensus Penduduk 2010 (SP–2010), Proyeksi Penduduk,
Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS).
• Harapan Lama Sekolah (HLS), Rata-rata Lama Sekolah (RLS), dan Pengeluaran per Kapita
Disesuaikan: Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS).
II. Penyusunan Indeks
Formula yang digunakan dalam penghitungan indeks komponen IPM adalah sebagai berikut:
Dimensi Kesehatan

Dimensi Pendidikan

Dimensi Pengeluaran

Untuk menghitung indeks masing-masing komponen IPM digunakan batas maksimum dan
minimum seperti terlihat dalam tabel berikut:

Komponen Satuan Nilai Minimum Nilai Maksimum

(1) (2) (3) (4)

Umur Harapan Hidup saat Lahir (UHH) Tahun 20 85

Harapan Lama Sekolah (HLS) Tahun 0 18

Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Tahun 0 7,72

Pengeluaran per Kapita Rupiah 1 007 436 26 572 352

Selanjutnya nilai IPM dapat dihitung sebagai:

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Tulungagung Tahun 2019 7


III. Status Pembangunan Manusia
Capaian pembangunan manusia di suatu wilayah pada waktu tertentu dapat dikelompokkan
ke dalam empat kelompok. Pengelompokan ini bertujuan untuk mengorganisasikan wilayah-
wilayah menjadi kelompok-kelompok yang sama dalam hal pembangunan manusia.
1. Kelompok “sangat tinggi”: IPM ≥ 80
2. Kelompok “tinggi”: 70 ≤ IPM < 80
3. Kelompok “sedang”: 60 ≤ IPM < 70
4. Kelompok “rendah”: IPM < 60

Diterbitkan oleh:

BPS Kabupaten Tulungagung Konten Berita Resmi Statistik dilindungi oleh


Jln. Pahlawan (Komplek Stadion)
Tulungagung-Indonesia 66225 Undang-Undang, hak cipta melekat pada
Badan Pusat Statistik. Dilarang mengumumkan,
Siti Anni Makrifah S.Si.,M.Si. mendistribusikan, mengomunikasikan, dan/atau
Kepala Seksi Nerwilis menggandakan sebagian atau seluruh isi tulisan ini
Telepon: (0355) 321501 untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Badan
E-mail: arifah@bps.go.id
Website : www.tulungagungkab.bps.go.id Pusat Statistik.

8 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Tulungagung Tahun 2019

Anda mungkin juga menyukai