Anda di halaman 1dari 8

BPS PROVINSI SUMATERA UTARA

No. 29/05/12/Thn. XX, 5 Mei 2017

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016


IPM PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016 MEMASUKI KATEGORI “TINGGI”

 Pembangunan manusia di Sumatera Utara terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan terus
meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sumatera Utara.
 IPM Sumatera Utara tahun 2016 mencapai 70,00, yang berarti status pembangunan manusia di Sumatera
Utara menurut kriteria UNDP meningkat dari “sedang” menjadi “tinggi”.
 IPM Sumatera Utara pada tahun 2016 tumbuh sebesar 0,70 persen dibandingkan tahun 2015.
 Selama periode 2015 hingga 2016, komponen pembentuk IPM juga mengalami peningkatan. Bayi yang baru
lahir memiliki peluang untuk hidup hingga 68,33 tahun, meningkat 0,04 tahun dibandingkan tahun
sebelumnya. Anak-anak usia 7 tahun memiliki peluang untuk bersekolah selama 13,00 tahun, meningkat 0,18
tahun dibandingkan pada 2015. Sementara itu, penduduk usia 25 tahun ke atas secara rata-rata telah
menempuh pendidikan selama 9,12 tahun, meningkat 0,09 tahun dibandingkan tahun sebelumnya.
Pengeluaran per kapita (harga konstan 2012) masyarakat telah mencapai Rp 9,74 juta rupiah pada tahun
2016, meningkat Rp 181 ribu rupiah dibandingkan tahun sebelumnya.

1. Perkembangan IPM Sumatera Utara Tahun 2010–2016


Pembangunan manusia didefinisikan sebagai proses perluasan pilihan bagi penduduk (enlarging people
choice). IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas
hidup manusia (masyarakat/penduduk). IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil
pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. IPM diperkenalkan
oleh United Nations Development Programme (UNDP) pada tahun 1990 dan metode penghitungan direvisi
pada tahun 2010. BPS mengadopsi perubahan metodologi penghitungan IPM yang baru pada tahun 2014 dan
melakukan backcasting sejak tahun 2010.
IPM dibentuk oleh tiga dimensi dasar, yaitu umur panjang dan hidup sehat (a long and healthy life),
pengetahuan (knowledge), dan standard hidup layak (decent standard of living). Umur panjang dan hidup
sehat digambarkan oleh Angka Harapan Hidup saat lahir (AHH), yaitu jumlah tahun yang diharapkan dapat
dicapai oleh bayi yang baru lahir untuk hidup, dengan asumsi bahwa pola angka kematian menurut umur pada
saat kelahiran sama sepanjang usia bayi. Pengetahuan diukur melalui indikator Rata-rata Lama Sekolah dan
Harapan Lama Sekolah. Rata-rata Lama Sekolah (RLS) adalah rata-rata lamanya (tahun) penduduk usia 25
tahun ke atas dalam menjalani pendidikan formal. Harapan Lama Sekolah (HLS) didefinisikan sebagai
lamanya (tahun) sekolah formal yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa

Berita Resmi Statistik No. 29/05/12/Thn. XX, 5 Mei 2017 1


mendatang. Standar hidup yang layak digambarkan oleh pengeluaran per kapita disesuaikan, yang ditentukan
dari nilai pengeluaran per kapita dan paritas daya beli (purchasing power parity).
IPM dihitung berdasarkan rata-rata geometrik indeks kesehatan, indeks pengetahuan, dan indeks
pengeluaran. Penghitungan ketiga indeks ini dilakukan dengan melakukan standardisasi dengan nilai
minimum dan maksimum masing-masing komponen indeks.
IPM merupakan indikator yang digunakan untuk melihat perkembangan pembangunan dalam jangka
panjang. Untuk melihat kemajuan pembangunan manusia, terdapat dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu
kecepatan dan status pencapaian. Secara umum, pembangunan manusia Sumatera Utara selama periode 2010
hingga 2016 terus mengalami kemajuan. IPM Sumatera Utara meningkat dari 67,09 pada tahun 2010 menjadi
70,00 pada tahun 2016. Selama periode tersebut, IPM Sumatera Utara rata-rata tumbuh sebesar 0,71 persen
per tahun. Pada periode 2015-2016, IPM Sumatera Utara tumbuh 0,70 persen. Status pembangunan manusia
Sumatera Utara juga mengalami peningkatan. Saat ini, pembangunan manusia Sumatera Utara telah berstatus
“tinggi”, sementara selama periode 2010 hingga 2015 pembangunan manusia Sumatera Utara berstatus
“sedang”.
Gambar 1
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sumatera Utara, 2010–2016

70,00
69,51
68,87
68,36
67,74
67,09 67,34

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

2. Pencapaian Kapabilitas Dasar Manusia


Pencapaian pembangunan manusia diukur dengan memperhatikan tiga aspek esensial, yaitu umur
panjang dan hidup sehat, pengetahuan, dan standar hidup layak. Oleh karena itu, peningkatan capaian IPM
tidak terlepas dari peningkatan setiap komponennya. Seiring dengan meningkatnya angka IPM, indeks
masing-masing komponen IPM juga menunjukkan kenaikan dari tahun ke tahun.

Tabel 1
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sumatera Utara Menurut Komponen, 2010–2016
Komponen Satuan 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Angka harapan hidup saat lahir (AHH) Tahun 67,46 67,63 67,81 67,94 68,04 68,29 68,33
Harapan lama sekolah (HLS) Tahun 11,82 11,83 11,97 12,41 12,61 12,82 13,00
Rata-rata lama sekolah (RLS) Tahun 8,51 8,61 8,72 8,79 8,93 9,03 9,12
Pengeluaran per kapita Rp000 9.196 9.231 9.266 9.309 9.391 9.563 9.744
IPM 67,09 67,34 67,74 68,36 68,87 69,51 70,00
Pertumbuhan IPM % - 0,38 0,59 0,92 0,74 0,93 0,70

2 Berita Resmi Statistik No. 29/05/12/Thn. XX, 5 Mei 2017


A. Dimensi Umur Panjang dan Hidup Sehat
Angka Harapan Hidup saat lahir yang merepresentasikan dimensi umur panjang dan hidup sehat terus
meningkat dari tahun ke tahun. Selama periode 2010 hingga 2016, Sumatera Utara telah berhasil
meningkatkan Angka Harapan Hidup saat lahir sebesar 0,87 tahun. Selama periode tersebut, secara rata-rata
Angka Harapan Hidup tumbuh sebesar 0,21 persen per tahun. Tahun 2010, Angka Harapan Hidup saat lahir
di Sumatera Utara sebesar 67,46 tahun, dan tahun 2016 telah mencapai 68,33 tahun.

Gambar 2
Angka Harapan Hidup Saat Lahir (AHH) Sumatera Utara, 2010–2016

67,46 67,63 67,81 67,94 68,04 68,29 68,33

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

B. Dimensi Pengetahuan
Dimensi pengetahuan pada IPM dibentuk oleh dua indikator, yaitu Harapan Lama Sekolah dan Rata-
rata Lama Sekolah. Kedua indikator ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Selama periode 2010 hingga
2016, Harapan Lama Sekolah di Sumatera Utara telah meningkat sebesar 1,18 tahun, sementara Rata-rata
Lama Sekolah meningkat 0,61 tahun.
Selama periode 2010 hingga 2016, Harapan Lama Sekolah secara rata-rata tumbuh sebesar 1,61 persen
per tahun. Meningkatnya Harapan Lama Sekolah menjadi sinyal positif bahwa semakin banyak penduduk
yang bersekolah. Tahun 2016, Harapan Lama Sekolah di Sumatera Utara telah mencapai 13,00 tahun yang
berarti anak-anak usia 7 tahun memiliki peluang untuk menamatkan pendidikan mereka hingga lulus SMA
atau D1.
Sementara itu, Rata-rata Lama Sekolah penduduk usia 25 tahun ke atas di Sumatera Utara tumbuh
1,17 persen per tahun selama periode 2010 hingga 2016. Pertumbuhan yang positif ini merupakan modal
penting dalam membangun kualitas manusia Sumatera Utara yang lebih baik. Pada tahun 2016, Rata-rata
Lama Sekolah penduduk Sumatera Utara usia 25 tahun ke atas mencapai 9,12 tahun atau hampir
menyelesaikan pendidikan hingga kelas X (SMA kelas I).

Berita Resmi Statistik No. 29/05/12/Thn. XX, 5 Mei 2017 3


Gambar 3
Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Sumatera Utara
2010–2016

12,41 12,61 12,82 13,00


11,82 11,83 11,97

8,51 8,61 8,72 8,79 8,93 9,03 9,12

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Harapan Lama Sekolah Rata-rata Lama Sekolah

C. Dimensi Standar Hidup Layak


Dimensi terakhir yang mewakili kualitas hidup manusia adalah standar hidup layak yang
direpresentasikan oleh pengeluaran per kapita (harga konstan 2012). Pada tahun 2016, pengeluaran per kapita
masyarakat Sumatera Utara mencapai Rp9,74 juta per tahun. Selama enam tahun terakhir, pengeluaran per
kapita masyarakat secara rata-rata meningkat sebesar 0,97 persen per tahun.

Gambar 4
Pengeluaran per Kapita Per Tahun, 2010–2016 (Rp. 000)
9 744
9 563
9 231 9 266 9 309 9 391
9 196

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

3. Pencapaian Pembangunan Manusia Kabupaten/Kota di Sumatera Utara


Pada tahun 2016, pencapaian pembangunan manusia di 33 (tiga puluh tiga) kabupaten/kota di
Sumatera Utara cukup bervariasi. IPM Kabupaten/Kota di Sumatera Utara berkisar antara 59,03 (Nias Barat)
hingga 79,34 (Medan). Pada dimensi umur panjang dan hidup sehat, Angka Harapan Hidup saat lahir berkisar
antara 61,77 tahun (Mandailing Natal) hingga 72,46 tahun (Pematangsiantar). Sementara pada dimensi
pengetahuan, Harapan Lama Sekolah berkisar antara 11,97 tahun (Nias Selatan) hingga 14,49 tahun
(Padangsidimpuan), serta Rata-rata Lama Sekolah berkisar antara 4,65 tahun (Nias Selatan) hingga 11,18
tahun (Medan). Sedangkan, pengeluaran per kapita kabupaten/kota di Sumatera Utara berkisar antara 5,39
juta rupiah per tahun (Nias Barat) hingga 14,39 juta rupiah per tahun (Medan).

4 Berita Resmi Statistik No. 29/05/12/Thn. XX, 5 Mei 2017


Kemajuan pembangunan manusia di kabupaten/kota di Sumatera Utara pada tahun 2016 juga terlihat dari
perubahan status pembangunan manusia. Jumlah kabupaten/kota yang berstatus “sedang” berkurang dari 17
kabupaten/kota pada tahun 2015 menjadi 15 kabupaten/kota pada tahun 2016. Dua kabupaten yang berstatus
“sedang” pada tahun 2015 berubah status menjadi “tinggi” pada tahun 2016. Kedua kabupaten tersebut adalah
Kabupaten Labuhan Batu Selatan (70,28) dan Kabupaten Labuhan Batu Utara (70,26). Hingga saat ini,
terdapat 14 kabupaten/kota di Sumatera Utara yang berstatus pembangunan manusia “tinggi”, sementara
masih terdapat kabupaten di Sumatera Utara yang berstatus pembangunan manusia “rendah”, yaitu Kabupaten
Nias Barat (59,03), Kabupaten Nias Selatan (59,14) dan Kabupaten Nias (59,75).
Tabel 2
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Menurut Kabupaten/Kota Se Sumatera Utara, 2016
AHH HLS RLS Pengeluaran per Kapita IPM
Provinsi/Kabupaten/Kota
(tahun) (tahun) (tahun) (Rp000)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
SUMATERA UTARA 68,33 13,00 9,12 9.744 70,00
Nias 69,07 12,09 4,92 6.409 59,75
Mandailing Natal 61,77 12,78 7,89 9.237 64,55
Tapanuli Selatan 64,01 13,07 8,35 10.821 68,04
Tapanuli Tengah 66,62 12,45 8,03 9.694 67,27
Tapanuli Utara 67,71 13,61 9,32 11.242 71,96
Toba Samosir 69,25 13,19 10,09 11.687 73,61
Labuhan Batu 69,40 12,58 8,78 10.559 70,50
Asahan 67,47 12,52 8,33 10.288 68,71
Simalungun 70,43 12,70 8,86 10.855 71,48
Dairi 67,95 12,84 8,70 10.190 69,61
Karo 70,69 12,65 9,51 11.925 73,29
Deli Serdang 71,06 12,69 9,68 11.683 73,51
Langkat 67,79 12,71 8,18 10.567 69,13
Nias Selatan 67,83 11,97 4,65 6.647 59,14
Humbang Hasundutan 68,26 13,21 8,91 7.135 66,56
Pakpak Bharat 64,95 13,81 8,46 7.641 65,81
Samosir 70,47 13,42 8,94 7.813 68,82
Serdang Bedagai 67,63 12,54 8,34 10.246 68,77
Batu Bara 65,95 12,34 7,75 9.886 66,69
Padang Lawas Utara 66,54 12,30 8,92 9.600 68,05
Padang Lawas 66,40 12,92 8,41 8.094 66,23
Labuhan Batu Selatan 68,11 12,94 8,69 10.712 70,28
Labuhan Batu Utara 68,80 12,54 8,33 11.278 70,26
Nias Utara 68,68 12,41 6,07 5.770 60,23
Nias Barat 68,10 12,60 5,77 5.391 59,03
Kota Sibolga 67,87 13,11 9,86 11.034 72,00
Kota Tanjung Balai 62,09 12,41 9,13 10.577 67,09
Kota Pematang Siantar 72,46 14,00 10,75 11.878 76,90
Kota Tebing Tinggi 70,21 12,65 10,07 11.747 73,58
Kota Medan 72,34 14,06 11,18 14.393 79,34
Kota Binjai 71,67 13,57 10,28 10.342 74,11
Kota Padangsidimpuan 68,37 14,49 10,48 10.198 73,42
Kota Gunungsitoli 70,36 13,66 8,20 6.963 66,85

Berita Resmi Statistik No. 29/05/12/Thn. XX, 5 Mei 2017 5


4. Pencapaian Pembangunan Manusia Provinsi di Pulau Sumatera
Pada tahun 2016, pencapaian pembangunan manusia di 10 (sepuluh) provinsi di Pulau Sumatera cukup
bervariasi. IPM provinsi di Pulau Sumatera berkisar antara 67,65 (Lampung) hingga 73,99 (Kepulauan Riau).
Pada dimensi umur panjang dan hidup sehat, Angka Harapan Hidup saat lahir berkisar antara 68,33 tahun
(Sumatera Utara) hingga 70,97 tahun (Riau). Sementara pada dimensi pengetahuan, Harapan Lama Sekolah
berkisar antara 11,71 tahun (Kepulauan Bangka Belitung) hingga 13,89 tahun (Aceh), serta Rata-rata Lama
Sekolah berkisar antara 7,62 tahun (Kepulauan Bangka Belitung) hingga 9,67 tahun (Kepulauan Riau).
Sedangkan, pengeluaran per kapita di provinsi Pulau Sumatera berkisar antara 8,77 juta rupiah per tahun
(Aceh) hingga 13,36 juta rupiah per tahun (Kepulauan Riau).
Kemajuan pembangunan manusia di provinsi se-Sumatera pada tahun 2016 juga terlihat dari perubahan
status pembangunan manusia. Jumlah provinsi yang berstatus “sedang” berkurang dari 8 provinsi pada tahun
2015 menjadi 5 provinsi pada tahun 2016. Tiga provinsi yang berstatus “sedang” pada tahun 2015 berubah
status menjadi “tinggi” pada tahun 2016. Ketiga provinsi tersebut adalah Provinsi Aceh, Sumatera Utara dan
Sumatera Barat. Hingga saat ini, terdapat 5 provinsi di Pulau Sumatera yang berstatus pembangunan manusia
“tinggi”, yaitu Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau. Sejak 2010 hingga
2016, sudah tidak terdapat provinsi di Pulau Sumatera yang berstatus pembangunan manusia “rendah”.

Gambar 5
IPM Provinsi di Pulau Sumatera dan Status Pembangunan Manusia, 2016

Selama periode 2015 hingga 2016, seluruh provinsi di Pulau Sumatera mengalami peningkatan IPM.
Pada periode ini, tercatat lima provinsi dengan kemajuan pembangunan manusia paling cepat (di atas 1
persen), yaitu Provinsi Sumatera Selatan (1,16%), Provinsi Bengkulu (1,08%), Provinsi Sumatera Barat
(1,07%), Provinsi Jambi (1,06%) dan Provinsi Lampung (1,04%). Kemajuan pembangunan manusia di
Provinsi Sumatera Selatan didorong oleh dimensi standar hidup layak. Sementara itu, kemajuan pembangunan
manusia di Provinsi Riau (0,51%) dan Provinsi Kepulauan Riau (0,33%) tercatat memiliki pertumbuhan
paling lambat selama tahun 2015-2016.

6 Berita Resmi Statistik No. 29/05/12/Thn. XX, 5 Mei 2017


Tabel 3
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi di Pulau Sumatera dan Indonesia, 2016

AHH HLS RLS Pengeluaran per Kapita


Provinsi IPM
(tahun) (tahun) (tahun) (Rp000)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Aceh 69,51 13,89 8,86 8 768 70,00
Sumatera Utara 68,33 13,00 9,12 9 744 70,00
Sumatera Barat 68,73 13,79 8,59 10 126 70,73
Riau 70,97 12,86 8,59 10 465 71,20
Jambi 70,71 12,72 8,07 9 795 69,62
Sumatera Selatan 69,16 12,23 7,83 9 935 68,24
Bengkulu 68,56 13,38 8,37 9 492 69,33
Lampung 69,94 12,35 7,63 9 156 67,65
Kep. Bangka Belitung 69,92 11,71 7,62 11 960 69,55
Kepulauan Riau 69,45 12,66 9,67 13 359 73,99
Indonesia 70,90 12,72 7,95 10 420 70,18
Keterangan:
AHH : Angka Harapan Hidup saat lahir
HLS : Harapan Lama Sekolah
RLS : Rata-rata Lama Sekolah

Berita Resmi Statistik No. 29/05/12/Thn. XX, 5 Mei 2017 7


CATATAN TEKNIS

I. Sumber Data
 Angka Harapan Hidup saat lahir: Sensus Penduduk 2010 (SP–2010), Proyeksi Penduduk, Survei
Penduduk Antar Sensus (SUPAS).
 Angka Harapan Lama Sekolah, Rata-rata Lama Sekolah dan Pengeluaran Perkapita Disesuaikan:
Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS)

II. Penyusunan Indeks


Sebelum menghitung IPM, setiap komponen IPM harus dihitung indeksnya. Formula yang digunakan
dalam penghitungan indeks komponen IPM adalah sebagai berikut:

𝐴𝐻𝐻−𝐴𝐻𝐻𝑚𝑖𝑛
Indeks Kesehatan: 𝐼𝑘𝑒𝑠𝑒ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛 = 𝐴𝐻𝐻
𝑚𝑎𝑘𝑠 −𝐴𝐻𝐻𝑚𝑖𝑛

𝐻𝐿𝑆−𝐻𝐿𝑆𝑚𝑖𝑛
Indeks Pendidikan: 𝐼𝐻𝐿𝑆 = 𝐻𝐿𝑆
𝑚𝑎𝑘𝑠 −𝐻𝐿𝑆𝑚𝑖𝑛
𝑅𝐿𝑆−𝑅𝐿𝑆𝑚𝑖𝑛
𝐼𝑅𝐿𝑆 = 𝑅𝐿𝑆
𝑚𝑎𝑘𝑠 −𝑅𝐿𝑆𝑚𝑖𝑛
𝐼 +𝐼
𝐼𝑝𝑒𝑛𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘𝑎𝑛 = 𝐻𝐿𝑆 2 𝑅𝐿𝑆

ln⁡(𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛)−ln⁡(𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛𝑚𝑖𝑛 )
Indeks Pengeluaran: 𝐼𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛 = ln(𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛
𝑚𝑎𝑘𝑠 )−ln⁡(𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛𝑚𝑖𝑛 )

Untuk menghitung indeks masing-masing komponen IPM digunakan batas maksimum dan minimum
seperti terlihat dalam tabel berikut.

Komponen Satuan Nilai Minimum Nilai Maksimum


Angka Harapan Hidup saat lahir (AHH) Tahun 20 85
Harapan Lama Sekolah (HLS) Tahun 0 18
Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Tahun 0 15
Pengeluaran per Kapita Rupiah 1.007.436 26.572.352

Selanjutnya nilai IPM dapat dihitung sebagai:


3
𝐼𝑃𝑀 = √𝐼𝑘𝑒𝑠𝑒ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛 × 𝐼𝑝𝑒𝑛𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘𝑎𝑛 × 𝐼𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛 × 100

III. Status Pembangunan Manusia


Capaian pembangunan manusia di suatu wilayah pada waktu tertentu dapat dikelompokkan ke dalam
empat kelompok. Pengelompokan ini bertujuan untuk mengorganisasikan wilayah-wilayah menjadi
kelompok-kelompok yang sama dalam dalam hal pembangunan manusia.
1. Kelompok “sangat tinggi”: IPM ≥ 80
2. Kelompok “tinggi”: 70 ≤ IPM < 80
3. Kelompok “sedang”: 60 ≤ IPM < 70
4. Kelompok “rendah”: IPM < 60

8 Berita Resmi Statistik No. 29/05/12/Thn. XX, 5 Mei 2017

Anda mungkin juga menyukai