Abstract
This study ains to analyze the effect of government spending on the Human Development Index.
Government spending on health, education, and infrastructure are used as the independent
variables and the Human Development Index as the dependent variable. The data used is data
panel from 23 districts / cities in Aceh in period 2008-2014. Panel data method of Random Effect
Model is uses in analysis. The results showed that government spending sectors of health,
education and infrastructure has positive on the Human Development Index but significance
different level. Only spending on health sector is significant, while spending on education and
infrastructure are not sigificant. Then, government policy on spending is expected to beeffective
to encourage the HDI. Cities governments are expected to conduct of policies so that
government spending can be significant to the Human Development Index by spending evenly.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pengeluaran pemerintah terhadap Indeks
Pembangunan Manusia.Pengeluaran pemerintah sektor kesehatan, pengeluaran pemerintah
sektor pendidikan, dan pengeluaran pemerintah sektor infrastruktur digunakan sebagai variabel
independen dan Indeks Pembangunan Manusia sebagai variabel dependen. Data yang digunakan
adalah data panel 23 kabupaten/kota di Provinsi Aceh dari tahun 2008-2014. Model yang
digunakan adalah model panel dengan metode analisis Random Effect Model.Hasil penelitian
menujukkan bahwa pengeluaran pemerintah sektor kesehatan, pendidikan dan infrastrukur
memiliki pengaruh positif terhadap Indeks Pembangunan Manusia dengan tingkat signifikansi
yang berbeda-beda.Adapun pengeluaran pemerintah yang signifikan terhadap Indeks
Pembangunan Manusia adalah pengeluaran pemerintah sektor kesehatan, sedangkan pengeluaran
pemerintah sektor pendidikan dan infrastruktur tidak signifikan.Pemerintah kabupaten/kota
diharapkan dapat melakukan kebijakan-kebijakan sehingga pengeluaran pemerintah dapat
menjadi signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia dengan melakukan pengeluaran
secara merata.
66
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM)
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Volume 1 Nomor 1, Agustus 2016. Hal.66-76
PENDAHULUAN
67
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM)
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Volume 1 Nomor 1, Agustus 2016. Hal.66-76
350
300
250
200
150 2011
100
50 2012
0
Kota …
2013
Bireuen
Pidiejaya
Aceh Tenggara
Gayo Lues
Bener Meriah
Aceh Utara
Aceh Barat
Aceh Singkil
Aceh Selatan
Aceh Tamiang
Simeulue
Nagan Raya
Aceh Jaya
Aceh Timur
Aceh Tengah
Kota Sabang
Kota Langsa
Aceh Barat Daya
Aceh Besar
Subulussalam
2014
102
100
98
96
94
92
90
88 2010
86
84 2011
82
80 2012
Kab. Aceh Barat …
Kota Lhokseumawe
Kab. Simeulue
Kab. Pidie
Kota Subulussalam
Kab. Pidie Jaya
Kota Sabang
Kab. Aceh Besar
Kota Langsa
Kab. Aceh Singkil
2013
68
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM)
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Volume 1 Nomor 1, Agustus 2016. Hal.66-76
Kondisi jalan baik setiap tahun mengalami penurunan. Kondisi jalan rusak mengalami
penurunan kerusakan mencapai 47,48 km pada Tahun 2012. Pada Tahun 2014 jalanan di Provinsi
Aceh semakin meningkat kerusakannya.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengeluaran Pemerintah
Pengeluaran pemerintah adalah keseluruhan pengeluaran yang dilakukan yaitu
pengeluaran yang meliputi konsumsi dan investasi.Pengeluaran pemerintah adalah pengeluaran
(perbelanjaan) pemerintah ke atas barang-barang modal, barang konsumsi dan ke atas jasa-jasa
(Sukirno, 2010).Pengeluaran pemerintah mencerminkan kebijakan pemerintah. Apabila
pemerintah telah menetapkan suatu kebijakan untuk membeli barang dan jasa, pengeluaran
pemerintah mencerminkan biaya yang harus dikeluarkan oleh pemerintah untuk melaksanakan
kebijakan tersebut (Mangkoesoebroto, 1994) .
Pengeluaran pemerintah dapat dilihat melalui dua sisi yaitu sisi mikro dan makro.Secara
mikro, pengeluaran pemerintah adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
permintaan barang publik dan faktor-faktor yang mempengaruhi tersedianya barang publik.
Permintaan dan penawaran untuk publik menentukan banyaknya barang publik yang akan
disediakan oleh pemerintah melalui anggaran belanja. Belanja publik tersebut akhirnya akan
menimbulkan permintaan barang pada sektor swasta (Basri dan Mulyadi, 2005:60). Secara
69
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM)
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Volume 1 Nomor 1, Agustus 2016. Hal.66-76
makro, pengeluaran pemerintah telah dikembangkan oleh beberapa ahli menurut Basri dan
Mulyadi (2005:53) yaitu
1. Rostow dan Musgrave
Pengeluaran pemerintah berdasarkan beberapa tahap-tahap pembangunan ekonomi yang
terdiri dari tahap awal dimana total pengeluaran pemerintah besar karena digunakan
untuk membiayai investasi awal; tahap menengah dimana peran investasi swasta makin
besar sehingga menimbulkan kegagalan pasar sehingga pemerintah harus menyediakan
barang publik yang lebih banyak; dan tahap lanjut dimana pengeluaran difokuskan untuk
kegiatan sosial.
2. Hukum Wagner
Pengeluaran pemerintah berdasarkan pendapatan perkapita, yaitu apabila pendapatan
perkapita naik maka pengeluaran pemerintah naik. Namun kelemahan hukum ini adalah
tidak didasarkan pada teori mengenai barang-barang publik, pemerintah dianggap sebagai
individu yang bebas bertindak.
3. Teori Peacock & Wiseman
Pengeluaran pemerintah berdasarkan usaha untuk memperbesar pengeluaran dan wajib
bayar pajak lebih besar bagi masyarakat untuk berbagai fasilitas yang digunakan.
70
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM)
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Volume 1 Nomor 1, Agustus 2016. Hal.66-76
Kerangka Pemikiran
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka landasan pemikiran dalam adalah
pengaruh pengeluaran pemerintah sektor kesehatan, pendidikan dan infrastruktur terhadap
Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Pengeluaran
Pemerintah Sektor
Kesehatan
Indeks Pembangunan
Manusia :
-Angka Harapan Hidup
Pengeluaran -Angka Melek Huruf
Pemerintah Sektor -Rata-rata lama sekolah
Pendidikan -Pendapatan Perkapita
Pengeluaran
Pemerintah Sektor
Infrastruktur Gambar 2.1
Skema kerangka pemikiran
METODE PENELITIAN
Metode Analisis
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Regresi Linier Berganda yaitu
analisis mengenai ketergantungan suatu variable dependent (tak bebas) terhadap satu atau lebih
variableindependent (bebas) untuk mengestimasi nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan
nilai tepat variabel dependen (Gujarati D. , 2003) Dimana variabel terikat adalah Indeks
pembangunan manusia (IPM) dan variabel bebas adalah pengeluaran pemerintah sektor
kesehatan, pengeluaran pemerintah sektor pendidikan, dan pengeluaran pemerintah sektor
infrastruktur.
𝒀𝒊𝒕 = 𝜷𝟎 + 𝜷𝟏 𝑿𝟏𝒊𝒕 + 𝜷𝟐 𝑿𝟐𝒊𝒕 + 𝜷𝟑 𝑿𝟑𝒊𝒕 + 𝜺𝒊𝒕 ........................................................(1)
Dimana :
IPM : Pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek huruf, rata-rata lama
71
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM)
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Volume 1 Nomor 1, Agustus 2016. Hal.66-76
72
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM)
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Volume 1 Nomor 1, Agustus 2016. Hal.66-76
Pengujian Model
Untuk mengestimasi model dengan data panel, terdapat beberapa pendekatan yaitu
Common Effect Model, Fixed Effect Model, dan Random Effect Model.
Tabel 3. Estimasi Menggunakan Common Effect Model, Fixed Effect Model dan Random Effect Model
Variabel Common Effect Fixed Effect Random Effect
Coefficient Prob. Coefficient Prob. Coefficient Prob
C 64.81792 0.0000 66.33271 0.0000 66.29872 0.0000
LKSH 2.785166 0.0118 2.635932 0.0000 2.636324 0.0000
LPDK 0.629146 0.4837 0.481900 0.2261 0.489397 0.2154
LINFRA 0.679094 0.3131 0.138548 0.5717 0.148413 0.5434
R2 0.117783 0.929744 0.377647
Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 7 (data diolah 2016)
Tabel 3.Menunjukkan bahwa hasil estimasi ketiga model memperoleh nilai yang berbeda-
beda. Pada Common Effect satu variabel yang menunjukkan hasil signifikan, yaitu pengeluaran
pemerintah sektor kesehatan dengan tingkat signifikansi 5 persen (α = 0,05). Namun dua variabel
tidak signifikan karena prob>α=0,05. Hal yang sama juga terjadi pada Model Fixed Effect dan
Random Effect yang menunjukkan ketiga varibel (pengeluaran pemerintah sektor kesehatan,
pengeluaran pemerintah sektor pendidikan dan pengeluaran sektor infrastruktur) sesuai dengan
teori namun tidak menunjukkan hasil yang signifikan karena memiliki prob>α=0,05 hanya
variabel pengeluaran pemerintah sektor kesehatan yang signifikan pada tingkat 5 persen (α=0,05).
Pemilihan model ini selanjutnya diuji satu persatu untuk membuktikan model yang paling
tepat untuk digunakan yaitu :
1. Uji Chow
Uji Chow atau sering disebut Uji F merupakan uji yang digunakan untuk model yang
paling tepat antara Pool Effect atau Fixed Effect.
Tabel 4. Hasil Pengujian untuk menentukan Pool (Coomon) Effect Model dan
Fixed Effect Model melalui F test
Redundant Fixed Effects Tests
Pool: Untitled
Test cross-section fixed effects
Tabel 4. menujukkan nilai probabilitas chi square 0.0000< 0.05 maka H0 ditolak
yang artinya model Fixed yang paling bagus.
2. Uji Hausman
Uji yang digunakan untuk model yang paling tepat antara Random Effect atau Fixed
Effect.
73
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM)
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Volume 1 Nomor 1, Agustus 2016. Hal.66-76
Tabel 5. Hasil Pengujian untuk menentukan Fixed Effect Model dan Random Effect Model
Melalui Uji Hauman
Chi-Sq.
Test Summary Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
3. Uji Langrange
Uji yang digunakan untuk model mana yang paling tepat antara Common Effect atau
Random Effect.
Tabel 6. Hasil Pengujian untuk menentukan Common Effect dan Random Effect Melalui Uji
Langrange
Tabel 6.menunjukkan bahwa Cross Section One Sided pada Breusch-Pagan<0.05, maka
H0 ditolak menerima H1, yang artinya Random Effect merupakan model yang paling tepat.
Berdasarkan hasil estimasi, Tabel 7 menjelaskan bahwa seluruh variabel-variabel bebas
berpengaruh positif terhadap variabel independen. Satu Variabel menunjukkan koefisien
signifikan secara statistik pada α=5 persen. Nilai koefisiensi determinasi sebesar 0.377647 yang
berarti model mampu menjelaskan variasi Indeks Pembangunan Manusia sebesar 37.76
persen.Dari hasil estimasi Random Effect mampu menjelaskan adanya perbedaan dari ke 23
kabupaten/kota di Provinsi Aceh. Umumnya parameter setiap kabupaten/kota di Provinsi Aceh
berada dibawah rata-rata kecuali Kabupaten Aceh Besar, Aceh Tengah, Bireuen dan Pidie Jaya,
Sedangkan pada kota, kecuali Kota Subulussalam yang berada dibawah rata-rata. Hasil estimasi
dengan metode Random Effect memiliki F Test sebesar 31.75608 dengan nilai probabilitas
0.0000 dimana nilai tersebut lebih kecil dari 1 persen yang artinya estimasi penelitian ini
signifikan.
Hasil output regresi mempunyai nilai konstanta sebesar 66.29872 maka dapat dijelaskan
74
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM)
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Volume 1 Nomor 1, Agustus 2016. Hal.66-76
apabila pengeluaran pemerintah sektor kesehatan, pengeluaran pemerintah sektor pendidikan dan
pengeluaran pemerintah sektor infrastruktur adalah cateris paribus (tetap) maka tingkat Indeks
Pembangunan Manusia akan mengalami peningkatan sebesar 66.29 persen. Nilai R2 dengan nilai
sebesar 0.377647 maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh dari faktor variabel penelitian
sebesar 37 persen dan dipengaruhi faktor lain sebesar 63 persen diluar penelitian ini.
Kesimpulan
Pengeluaran pemerintah sektor kesehatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Indeks Pembangunan Manusia dengan koefisien sebesar 2.636324 yang artinya jika pengeluaran
pemerintah sektor kesehatan meningkat, maka akan mampu menaikkan Indeks Pembangunan
Manusia di Provinsi Aceh pada 23 kabupaten/kota sebesar 2.636324 persen. Pengeluaran
pemerintah sektor pendidikan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Indeks
Pembangunan Manusia dengan koefisien sebesar 0.489397 yang artinya ketika pengeluaran
pemerintah sektor pendidikan meningkat maka Indeks Pembangunan Manusia meningkat sebesar
0.489397 persen.Pengeluaran pemerintah sektor infrastruktur berpengaruh positif dan tidak
75
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM)
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Volume 1 Nomor 1, Agustus 2016. Hal.66-76
signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia dengan koefisien sebesar 0.148413 yang
artinya ketika pengeluaran pemerintah sektor infrastruktur meningkat maka Indeks
Pembangunan Manusia meningkat sebesar 0.148413 persen.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka adapun beberapa saran yang diajukan oleh peneliti,
yaitu :
1. Pemerintah dapat menetapkan kebijakan-kebijakan agar pengeluaran pemerintah
berpengaruh signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia
2. Pemerintah agar dapat meningkatkan pengeluaran pemerintah sektor kesehatan,
pendidikan dan infrastruktur dan mengalokasikan pengeluaran secara merata
3. Kepada peneliti selanjutnya agar melanjutkan penelitian dengan menambah jumlah
variabel dan rentang waktu penelitian untuk memperoleh hasil yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. Aceh Dalam Angka (2011-2015). Katalog BPS 1102001.11
Basri, Zainul, Y., & Mulyadi, S. (2003). Keuangan Negara dan Analisis Kebijakan Utang Luar
Negeri. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Basri, Zainul, Y., & Mulyadi, S. (2005). Keuangan Negara dan Analisis Kebijakan Utang Luar
Negeri. Jakarta: Rajawali Press.
Dinas Kesehatan Provinsi Aceh. Profil Kesehatan Provinsi Aceh Tahun 2011-2015.
Dinas Keuangan Aceh. Laporan Realisasi Pengeluaran Pemerintah Provinsi Aceh 2009-2014
Friawan, D. (2008). Kondisi Pembangunan Infrastruktur di Indonesia. Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. CSISVol.37. No.2 Juni 2008.
Gujarati, D. (1995). Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga.
Gujarati, D. (2003). Ekonometri Dasar. Terjemahan : Sumarno Zain. Jakarta: Erlangga.
Mangkoesoebroto, G. (1994). Kebijakan Publik Indonesia : Substansi dan Urgensi. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Sukirno, S. (2010). Makroekonomi Teori Pengantar. Edisi Ketiga. Jakarta:
RadjaGrafindoPersada.
Todaro, M. P. (2008). Pembangunan Ekonomi, Edisi Kesembilan. Jakarta: Erlangga.
76