Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM)

Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah


Volume 1 Nomor 1, Agustus 2016. Hal.66-76

PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH SEKTOR KESEHATAN, PENDIDIKAN,


DAN INFRASTRUKTUR TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI
PROVINSI ACEH
Intan Safitri
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh,
Email: intan.safitri11@gmail.com

Abstract

This study ains to analyze the effect of government spending on the Human Development Index.
Government spending on health, education, and infrastructure are used as the independent
variables and the Human Development Index as the dependent variable. The data used is data
panel from 23 districts / cities in Aceh in period 2008-2014. Panel data method of Random Effect
Model is uses in analysis. The results showed that government spending sectors of health,
education and infrastructure has positive on the Human Development Index but significance
different level. Only spending on health sector is significant, while spending on education and
infrastructure are not sigificant. Then, government policy on spending is expected to beeffective
to encourage the HDI. Cities governments are expected to conduct of policies so that
government spending can be significant to the Human Development Index by spending evenly.

Keywords: Government Spending of Health, Government Spending of Education, Government


Spending of Infrastructure, The Human Development Index (HDI)

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pengeluaran pemerintah terhadap Indeks
Pembangunan Manusia.Pengeluaran pemerintah sektor kesehatan, pengeluaran pemerintah
sektor pendidikan, dan pengeluaran pemerintah sektor infrastruktur digunakan sebagai variabel
independen dan Indeks Pembangunan Manusia sebagai variabel dependen. Data yang digunakan
adalah data panel 23 kabupaten/kota di Provinsi Aceh dari tahun 2008-2014. Model yang
digunakan adalah model panel dengan metode analisis Random Effect Model.Hasil penelitian
menujukkan bahwa pengeluaran pemerintah sektor kesehatan, pendidikan dan infrastrukur
memiliki pengaruh positif terhadap Indeks Pembangunan Manusia dengan tingkat signifikansi
yang berbeda-beda.Adapun pengeluaran pemerintah yang signifikan terhadap Indeks
Pembangunan Manusia adalah pengeluaran pemerintah sektor kesehatan, sedangkan pengeluaran
pemerintah sektor pendidikan dan infrastruktur tidak signifikan.Pemerintah kabupaten/kota
diharapkan dapat melakukan kebijakan-kebijakan sehingga pengeluaran pemerintah dapat
menjadi signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia dengan melakukan pengeluaran
secara merata.

Kata Kunci : Pengeluaran Pemerintah Sektor Kesehatan, Pengeluaran Pemerintah Sektor


Pendidikan, Pengeluaran Pemerintah Sektor Infrastruktur, Indeks Pembangunan
Manusia (IPM)

66
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM)
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Volume 1 Nomor 1, Agustus 2016. Hal.66-76

PENDAHULUAN

Pembangunan merupakan salah satu tujuan suatu negara maupun wilayah


untukmemberikan kesejahteraan kepada masyarakat.Pembangunan meliputi berbagai aspek yaitu
ekonomi, sosial, budaya, hukum dan lainnya. Salah satu pembangunan yang penting adalah
pembangunan manusia yang dapat diukur melalui Indeks Pembangunan manusia yang meliputi 3
komponen yaitu kesehatan berupa angka harapan hidup, pendidikan berupa angka melek huruf
dan rata-rata lama sekolah dan daya beli berupa pendapatan perkapita.
Keberhasilan pembangunan dapat dilihat secara parsial melalui besaran permasalahan
yang dapat diatasi namunpencapaian pembangunan manusia secara parsial sebenarnya sangat
bervariasi dimana terdapat beberapa aspek pembangunan yang berhasil sedangkan beberapa
aspek lainnya justru gagal.Untuk melakukan pembangunan manusia tersebut maka menjadi tugas
pemerintah yang bertanggung jawab sebagai pelaksananya yang dilakukan melalui berbagai
kebijakan, berupa kebijakan fiskal yang instrumennya mengarah pada pengalokasian dana atau
anggaran pembangunan ke bidang yang berkaitan yaitu pengeluaran pemerintah.
Pengeluaran pemerintah sektor kesehatan, pendidikan dan infrastuktur di Provinsi Aceh
setiap tahunnya selalu meningkat, ini menandakan bahwa pemerintah terus berusaha untuk
meningkatkan kesejahteraan manusia yang tentunya akan berpengaruh pada pembangunan
nasional dan berdampak positif bagi produktivitas maupun pertumbuhan ekonomi suatu daerah.
Tetapi faktanya melalui data yang diperoleh dari PECCAP (Public Expenditure Analysis and
Capacity Strengthening Program) dan Dinas Keuangan Aceh, kenaikan pengeluaran pemerintah
Aceh pada ketiga sektor tersebut belum sesuai ataupun seimbang dengan hasil yang diperoleh
yaitu aspek dalam melihat keberhasilan pengeluaran tersebut.

Tabel 1. Pengeluaran Pemerintah Menurut Fungsi Provinsi Aceh


Tahun 2005-2014
Tahun Pengeluaran Pengeluaran Pengeluaran
Kesehatan Persen Pendidikan Persen Infrastruktur Persen
(Miliar (%) (Miliar (%) (Miliar Rupiah) (%)
Rupiah) Rupiah)
2005 60,993.76 -13,88 255,896.27 -25,82 107,502.39 -64,71
2006 80,613.96 24,33 267,574.19 4,36 155,189.04 30,72
2007 279,103.63 71,11 381,427.36 29,84 234,779.36 33,90
2008 267,995.94 -4,14 791,641.90 51,81 1,616,978.71 85,40
2009 442,204.43 39,39 1,052,368.01 24,77 2,342,763.34 30,97
2010 664,091.78 33,41 922,635.12 -14,06 2,207,518.49 -6,12
2011 798,871.42 16,87 962,257.95 4,11 1,642,257.11 -34,41
2012 871,103.61 8,29 945,779.79 -1,74 1,932,374.33 15,01
2013 1,083,961.84 19,63 809,048.88 -16,90 3,347,287.92 42,27
2014 1,167,373.43 7,14 1,169,063.91 30,79 2,178,408.72 -53,65
Sumber : PECCAP, Dinas Keuangan Aceh (diolah).

Keberhasilan suatu sektor kesehatan dapat dilihat melalui aspek/indikator yang


menunjukan derajat kesehatan yaitu angka kematian ibu dan angka kematian neo+bayi, anak
balita dan balita.

67
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM)
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Volume 1 Nomor 1, Agustus 2016. Hal.66-76

350
300
250
200
150 2011
100
50 2012
0

Kota …
2013

Bireuen

Pidiejaya
Aceh Tenggara

Gayo Lues

Bener Meriah
Aceh Utara
Aceh Barat
Aceh Singkil
Aceh Selatan

Aceh Tamiang
Simeulue

Nagan Raya

Kota Banda Aceh


Pidie

Aceh Jaya
Aceh Timur
Aceh Tengah

Kota Sabang
Kota Langsa
Aceh Barat Daya
Aceh Besar

Subulussalam
2014

Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Aceh (diolah).

Grafik 1. Angka Kematian Neo+Bayi Provinsi Aceh Tahun 2011-2014

Angka Kematian Provinsi Aceh di setiap kabupaten/kota malah mengalami peningkatan


dan adanya disparitas antar daerah. Tahun 2011 sampai 2014 angka kematian Neo+Bayi terus
meningkat walau pada beberapa daerah telah mengalami penurunan namun rata-rata seluruh
kabupaten/kota mengalami kenaikan angka kematian neo+bayi. Pidie dan Bireun menjadi
kabupaten/kota yang mengalami angka kematian paling tinggi di seluruh Provinsi Aceh. Hal
yang sama juga terjadi pada Angka kematian anak balita, balita dan angka kematian ibu.
Keberhasilan suatu sektor pendidikan dapat dilihat melalui beberapa macam
aspek/indikator seperti Angka Melek Huruf (AMH), rata-rata lama sekolah, Angka Partisipasi
Sekolah (APS), Angka Partisipasi Murni (APM), Angka Partisipasi Kasar (APK). Di Provinsi
Aceh pengeluaran pemerintah sektor pendidikan dari tahun ke tahun terus meningkat, begitupula
pada APS, APM, dan APK yang menunjukkan peningkatan akan tetapi pada kenyataannya
walaupun angka melek huruf setiap kabupaten/kota mengalami peningkatan, tetapi terjadi
disparitas antar wilayah yang menandakan bahwa alokasi pengeluaranbelum sesuai dengan
peningkatan pengeluaran yang terjadi, dan tingkat kelulusan masih jauh dari target nasional.

102
100
98
96
94
92
90
88 2010
86
84 2011
82
80 2012
Kab. Aceh Barat …

Kota Lhokseumawe
Kab. Simeulue

Kab. Pidie

Kota Banda Aceh


Kab. Bireuen
Kab. Aceh Timur
Kab. Aceh Tengah

Kab. Gayo Lues


Kab. Aceh Tenggara

Kab. Bener Meriah

Kota Subulussalam
Kab. Pidie Jaya

Kota Sabang
Kab. Aceh Besar

Kota Langsa
Kab. Aceh Singkil

Kab. Aceh Barat

Kab. Aceh Utara

Kab. Aceh Tamiang


Kab. Aceh Selatan

Kab. Nagan Raya


Kab. Aceh Jaya

2013

Sumber : Badan Pusat Statistik Aceh 2015 (diolah).

Grafik 2. Angka Melek Huruf Provinsi Aceh Tahun 2010-2013

68
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM)
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Volume 1 Nomor 1, Agustus 2016. Hal.66-76

Begitu pula pada pengeluaran infrastruktur, keberhasilan pembangunan infrastruktur


dapat dilihat dari beberapa macam, diantaranya penyediaan jalan dan jembatan, penyediaan
sarana irigasi, transportasi dan komunikasi. Pengeluaran pemerintah sektor infrastruktur di
Provinsi Aceh terus meningkat setiap tahunnya, tetapi pada Tahun 2014 mengalami penurunan
dan kenyataannya penyediaan indikator infrastruktur sendiri masih mengalami problematika,
dapat dilihat salah satunya melalui jalanan yang masih banyak rusak di Provinsi Aceh.

Tabel 2. Panjang Jalan Provinsi Menurut Kondisi Jalan Rusak dan


Jalan Baik Tahun 2010-2014
Tahun Jalan Baik Jalan Rusak
(Km) (Km)
2010 820,08 375,62
2011 820,08 375,62
2012 722,27 328,14
2013 722,27 328,14
2014 377,43 564,51
Sumber : Aceh.bps.go.id

Kondisi jalan baik setiap tahun mengalami penurunan. Kondisi jalan rusak mengalami
penurunan kerusakan mencapai 47,48 km pada Tahun 2012. Pada Tahun 2014 jalanan di Provinsi
Aceh semakin meningkat kerusakannya.

TINJAUAN PUSTAKA

Indeks Pembangunan Manusia


Pembangunan manusia merupakan hal multak yang dilakukan guna mencetak
sumberdaya manusia yang memadai dalam dan untuk dapat melakukan pembangunan kembali
tentunya. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan salah satu cara maupun alat yang
digunakan untuk mengukur keberhasilan atau kinerja suatu negara atau wilayah dalam
pembangunan manusia. IPM terdiri dari 3 komponen pembangunan manusia yaitu:
1. Kesehatan yang diukur dengan usia hidup/harapan hidup pada saat lahir.
2. Pendidikan yang dihitung berdasarkan rata-rata melek huruf penduduk (bobotnya dua
pertiga) dan rata-rata lama sekolah (bobotnya sepertiga).
3. Kualitas standar hidup yang diukur berdasarkan pendapatan perkapita riil yang
disesuaikan dengan paritas daya beli dari mata uang domestik di masing-masing Negara.

Pengeluaran Pemerintah
Pengeluaran pemerintah adalah keseluruhan pengeluaran yang dilakukan yaitu
pengeluaran yang meliputi konsumsi dan investasi.Pengeluaran pemerintah adalah pengeluaran
(perbelanjaan) pemerintah ke atas barang-barang modal, barang konsumsi dan ke atas jasa-jasa
(Sukirno, 2010).Pengeluaran pemerintah mencerminkan kebijakan pemerintah. Apabila
pemerintah telah menetapkan suatu kebijakan untuk membeli barang dan jasa, pengeluaran
pemerintah mencerminkan biaya yang harus dikeluarkan oleh pemerintah untuk melaksanakan
kebijakan tersebut (Mangkoesoebroto, 1994) .
Pengeluaran pemerintah dapat dilihat melalui dua sisi yaitu sisi mikro dan makro.Secara
mikro, pengeluaran pemerintah adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
permintaan barang publik dan faktor-faktor yang mempengaruhi tersedianya barang publik.
Permintaan dan penawaran untuk publik menentukan banyaknya barang publik yang akan
disediakan oleh pemerintah melalui anggaran belanja. Belanja publik tersebut akhirnya akan
menimbulkan permintaan barang pada sektor swasta (Basri dan Mulyadi, 2005:60). Secara

69
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM)
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Volume 1 Nomor 1, Agustus 2016. Hal.66-76

makro, pengeluaran pemerintah telah dikembangkan oleh beberapa ahli menurut Basri dan
Mulyadi (2005:53) yaitu
1. Rostow dan Musgrave
Pengeluaran pemerintah berdasarkan beberapa tahap-tahap pembangunan ekonomi yang
terdiri dari tahap awal dimana total pengeluaran pemerintah besar karena digunakan
untuk membiayai investasi awal; tahap menengah dimana peran investasi swasta makin
besar sehingga menimbulkan kegagalan pasar sehingga pemerintah harus menyediakan
barang publik yang lebih banyak; dan tahap lanjut dimana pengeluaran difokuskan untuk
kegiatan sosial.
2. Hukum Wagner
Pengeluaran pemerintah berdasarkan pendapatan perkapita, yaitu apabila pendapatan
perkapita naik maka pengeluaran pemerintah naik. Namun kelemahan hukum ini adalah
tidak didasarkan pada teori mengenai barang-barang publik, pemerintah dianggap sebagai
individu yang bebas bertindak.
3. Teori Peacock & Wiseman
Pengeluaran pemerintah berdasarkan usaha untuk memperbesar pengeluaran dan wajib
bayar pajak lebih besar bagi masyarakat untuk berbagai fasilitas yang digunakan.

Pengeluaran Pemerintah Sektor Kesehatan


Kesehatan merupakan kondisi sejahtera dan sehat fisik, batin maupun jiwa yang membuat
seseorang dapat melakukan kegiatannya dan menghasilkan produktivitas.Kesehatan memiliki
keterkaitan erat satu sama lain dengan pembangunan. (Todaro, 2008)menyebutkan bahwa
kesehatan merupakan tujuan pembangunan yang mendasar; terlepas dari hal-hal yang lain,
sehingga menjadi hal yang penting. Kesehatan merupakan inti dari kesejahteraan. Jadi kesehatan
adalah hal yang fundamental untuk membentuk kemampuan manusia yang lebih luas yang
berada pada inti makna pembangunan.

Pengeluaran Pemerintah Sektor Pendidikan


Pendidikan merupakan ilmu pengetahuan, keterampilan, pelatihan maupun bimbingan
yang diberikan baik kepada individu maupun kelompok agar menjadi sosok yang dapat
menghasilkan suatu kreativitas maupun inovasi yang bermanfaat dan berguna.Pendidikan
memiliki keterkaitan erat dengan pembangunan, Todaro (2008:434) juga menyebutkan bahwa
pendidikan merupakan tujuan pembangunan yang mendasar.Pendidikan adalah hal yang pokok
untuk menggapai kehidupan yang memuaskan dan berharga, sehingga merupakan hal
fundamental untuk membentuk kemampuan manusia yang lebih luas yang berada pada inti
makna pembangunan.

Pengeluaran Pemerintah Sektor Infrastruktur


Infrastruktur merupakan sarana yang disediakan demi terlaksananya suatu
pembangunan.Sarana tersebut terbentuk dalam berbagai macam diantaranya transportasi,
komunikasi dan perhubungan, listrik, dan lain sebagainya.Pembangunan manusia bergantung
pada ketersediaan infrastruktur dalam menunjang investasi pada sumberdaya manusia yang tidak
lain adalah untuk perbaikan serta pembangunan kualitas modal manusia itu sendiri. Ada tiga
alasan utama mengapa infrastrukur penting dalam sebuah integrasi ekonomi.Alasan pertama
adalah ketersediaan infrastrukur yang baru merupakan mesin utama pembangunan
ekonomi.Kedua, untuk memperoleh manfaat yang penuh dari integrasi, ketersediaan jaringan
infrastruktur sangat penting dalam memperlancar aktivitas perdagangan dan investasi.Alasan
ketiga adalah perhatian terhadap perbaikan infrastruktur juga penting untuk mengatasi

70
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM)
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Volume 1 Nomor 1, Agustus 2016. Hal.66-76

kesenjangan pebangunan ekonomi antar Negara (Friawan, 2008).

Kerangka Pemikiran
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka landasan pemikiran dalam adalah
pengaruh pengeluaran pemerintah sektor kesehatan, pendidikan dan infrastruktur terhadap
Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Pengeluaran
Pemerintah Sektor
Kesehatan
Indeks Pembangunan
Manusia :
-Angka Harapan Hidup
Pengeluaran -Angka Melek Huruf
Pemerintah Sektor -Rata-rata lama sekolah
Pendidikan -Pendapatan Perkapita

Pengeluaran
Pemerintah Sektor
Infrastruktur Gambar 2.1
Skema kerangka pemikiran

METODE PENELITIAN

Jenis dan Sumber Data


Data yang digunakan adalah data sekunder berupa data pengeluaran pemerintah sektor
kesehatan, pendidikan dan infrastruktur yang berasal dari dari berbagai instansi pemerintahan
antara lain BPS (Badan Pusat Statistik),Dinas Kesehatan Propinsi Aceh, dan Dinas Keuangan
Provinsi Aceh.Jenis data yang digunakan adalah data panel yaitu gabungan “time series” dan
“cross section data”.Data “time series” dari tahun 2008-2014 dan data “cross section” dari 23
kabupaten/kota di Provinsi Aceh.

Metode Analisis
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Regresi Linier Berganda yaitu
analisis mengenai ketergantungan suatu variable dependent (tak bebas) terhadap satu atau lebih
variableindependent (bebas) untuk mengestimasi nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan
nilai tepat variabel dependen (Gujarati D. , 2003) Dimana variabel terikat adalah Indeks
pembangunan manusia (IPM) dan variabel bebas adalah pengeluaran pemerintah sektor
kesehatan, pengeluaran pemerintah sektor pendidikan, dan pengeluaran pemerintah sektor
infrastruktur.
𝒀𝒊𝒕 = 𝜷𝟎 + 𝜷𝟏 𝑿𝟏𝒊𝒕 + 𝜷𝟐 𝑿𝟐𝒊𝒕 + 𝜷𝟑 𝑿𝟑𝒊𝒕 + 𝜺𝒊𝒕 ........................................................(1)

Model diformulasikan kembali sebagai berikut :


𝑰𝑷𝑴𝒊𝒕 = 𝜷𝟎 + 𝜷𝟏 𝑳𝒐𝒈𝑮𝑲𝒊𝒕 + 𝜷𝟐 𝑳𝒐𝒈𝑮𝑷𝒊𝒕 + 𝜷𝟑 𝑳𝒐𝒈𝑮𝑰𝒊𝒕 + 𝜺𝒊𝒕 .................................(2)

Dimana :
IPM : Pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek huruf, rata-rata lama

71
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM)
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Volume 1 Nomor 1, Agustus 2016. Hal.66-76

sekolah dan standar hidup yang dikeluarkan Provinsi Aceh


GKit : Pengeluaran pemerintah sektor kesehatan Provinsi Aceh
GPit : Pengeluaran pemerintah sektor pendidikan Provinsi Aceh
GIit : Pengeluaran pemerintah sektor infrastruktur Provinsi Aceh
β0 : Konstanta
β1β2β3 : Koefisien regresi
i : Provinsi
t : Waktu (2008-2014)
Pendekatan yang terdapat maupun sering digunakan dalam penelitian model data panel, yaitu
1. Pendekatan kuadrat terkecil (Pooled Least Square)
Merupakan Pendekatan paling sederhana yang tidak memperlihatkan dimensi
individu maupun waktu.
2. Pendekatan efek tetap (Fixed Effect)
Merupakan pendekatan yang memasukkan variabel dummy untuk mengizinkan
terjadinya perbedaan nilai parameter yang berbeda-beda antar unit cross section.
3. Pendekatan efek acak (Random Effect).
Merupakan pendekatan yang mengasumsikan efek dari masing-masing individu
diperlakukan sebagi bagian dari komponen eror yang bersifat acak dan tidak berkorelasi
dengan variabel penjelas yang teramati.
Dalam memilih teknik yang paling tepat dalam meregresi data panel, maka pengujian
yang diperlukan yaitu : Uji Statistik F, Uji Hausman dan Uji Langrange Multipier (LM)(Gujarati
D. , 1995).
1. Uji Statistik yaitu untuk membandingkan antara Pooled Effect dengan Fixed Effect
Hipotesis yang digunakan adalah:
H0 : Pooled Effect
H1 : Fixed Effect
Dimana jika probabilitas <0,05 maka H0 ditolak H1diterima
2. Uji Hausman yaitu untuk membandingkan antara Random Effect Model dengan Fixed
Effect Model
Hipotesis yang digunakan adalah :
H0 : Random Effect Model
H1 : Fixed Effect Model
Dimana probabilitas <0,05 dengn H0 ditolak dan H1 diterima
3. Uji Langrange Multipier (LM) yaitu metode yang paling tepat dalam penelitian antara
Pool Effect Model atau Random Effect Model
Hipotesis yang digunakan adalah :
H0 : Pool Effect Model
H1 : Random Effect Model
Pengujian LM untuk melihat sitribusi chi-square dengan degree of freedom sebesr jumlah
variabel independent.
Jika nilai LM > nilai chi-square maka H0 ditolak, yang berarti metodenya Random Effect
Model.

72
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM)
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Volume 1 Nomor 1, Agustus 2016. Hal.66-76

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pengujian Model
Untuk mengestimasi model dengan data panel, terdapat beberapa pendekatan yaitu
Common Effect Model, Fixed Effect Model, dan Random Effect Model.
Tabel 3. Estimasi Menggunakan Common Effect Model, Fixed Effect Model dan Random Effect Model
Variabel Common Effect Fixed Effect Random Effect
Coefficient Prob. Coefficient Prob. Coefficient Prob
C 64.81792 0.0000 66.33271 0.0000 66.29872 0.0000
LKSH 2.785166 0.0118 2.635932 0.0000 2.636324 0.0000
LPDK 0.629146 0.4837 0.481900 0.2261 0.489397 0.2154
LINFRA 0.679094 0.3131 0.138548 0.5717 0.148413 0.5434
R2 0.117783 0.929744 0.377647
Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 7 (data diolah 2016)

Tabel 3.Menunjukkan bahwa hasil estimasi ketiga model memperoleh nilai yang berbeda-
beda. Pada Common Effect satu variabel yang menunjukkan hasil signifikan, yaitu pengeluaran
pemerintah sektor kesehatan dengan tingkat signifikansi 5 persen (α = 0,05). Namun dua variabel
tidak signifikan karena prob>α=0,05. Hal yang sama juga terjadi pada Model Fixed Effect dan
Random Effect yang menunjukkan ketiga varibel (pengeluaran pemerintah sektor kesehatan,
pengeluaran pemerintah sektor pendidikan dan pengeluaran sektor infrastruktur) sesuai dengan
teori namun tidak menunjukkan hasil yang signifikan karena memiliki prob>α=0,05 hanya
variabel pengeluaran pemerintah sektor kesehatan yang signifikan pada tingkat 5 persen (α=0,05).
Pemilihan model ini selanjutnya diuji satu persatu untuk membuktikan model yang paling
tepat untuk digunakan yaitu :

1. Uji Chow
Uji Chow atau sering disebut Uji F merupakan uji yang digunakan untuk model yang
paling tepat antara Pool Effect atau Fixed Effect.

Tabel 4. Hasil Pengujian untuk menentukan Pool (Coomon) Effect Model dan
Fixed Effect Model melalui F test
Redundant Fixed Effects Tests
Pool: Untitled
Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 70.919365 (22,135) 0.0000


Cross-section Chi-square 407.377751 22 0.0000

Sumber : Hasil Pengolahan Data Eviews 7 (2016)

Tabel 4. menujukkan nilai probabilitas chi square 0.0000< 0.05 maka H0 ditolak
yang artinya model Fixed yang paling bagus.

2. Uji Hausman
Uji yang digunakan untuk model yang paling tepat antara Random Effect atau Fixed
Effect.

73
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM)
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Volume 1 Nomor 1, Agustus 2016. Hal.66-76

Tabel 5. Hasil Pengujian untuk menentukan Fixed Effect Model dan Random Effect Model
Melalui Uji Hauman

Correlated Random Effects - Hausman Test


Pool: Untitled
Test cross-section random effects

Chi-Sq.
Test Summary Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 0.479191 3 0.9234

Sumber : Hasil Pengolahan Data Eviews 7 (2016)

Tabel 5. menunjukkan bahwa Chi-Square sebesar 0.47917 dan probabilitas


sebesar 0.9234 maka H0 diterima dan menolak H1, yang artiya model Random yang
paling bagus.

3. Uji Langrange
Uji yang digunakan untuk model mana yang paling tepat antara Common Effect atau
Random Effect.

Tabel 6. Hasil Pengujian untuk menentukan Common Effect dan Random Effect Melalui Uji
Langrange

Null (no rand. Cross-


effect) section Period Both
Alternative One-sided One-sided

Breusch-Pagan 392.6900 0.030686 392.7206


(0.0000) (0.8609) (0.0000)
Honda 19.81641 -0.175173 13.88845
(0.0000) (0.5695) (0.0000)
King-Wu 19.81641 -0.175173 9.017940
(0.0000) (0.5695) (0.0000)
GHM -- -- 392.6900
-- -- (0.0000)

Sumber : Hasil Pengolahan Data Eviews 7 (2016)

Tabel 6.menunjukkan bahwa Cross Section One Sided pada Breusch-Pagan<0.05, maka
H0 ditolak menerima H1, yang artinya Random Effect merupakan model yang paling tepat.
Berdasarkan hasil estimasi, Tabel 7 menjelaskan bahwa seluruh variabel-variabel bebas
berpengaruh positif terhadap variabel independen. Satu Variabel menunjukkan koefisien
signifikan secara statistik pada α=5 persen. Nilai koefisiensi determinasi sebesar 0.377647 yang
berarti model mampu menjelaskan variasi Indeks Pembangunan Manusia sebesar 37.76
persen.Dari hasil estimasi Random Effect mampu menjelaskan adanya perbedaan dari ke 23
kabupaten/kota di Provinsi Aceh. Umumnya parameter setiap kabupaten/kota di Provinsi Aceh
berada dibawah rata-rata kecuali Kabupaten Aceh Besar, Aceh Tengah, Bireuen dan Pidie Jaya,
Sedangkan pada kota, kecuali Kota Subulussalam yang berada dibawah rata-rata. Hasil estimasi
dengan metode Random Effect memiliki F Test sebesar 31.75608 dengan nilai probabilitas
0.0000 dimana nilai tersebut lebih kecil dari 1 persen yang artinya estimasi penelitian ini
signifikan.
Hasil output regresi mempunyai nilai konstanta sebesar 66.29872 maka dapat dijelaskan
74
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM)
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Volume 1 Nomor 1, Agustus 2016. Hal.66-76

apabila pengeluaran pemerintah sektor kesehatan, pengeluaran pemerintah sektor pendidikan dan
pengeluaran pemerintah sektor infrastruktur adalah cateris paribus (tetap) maka tingkat Indeks
Pembangunan Manusia akan mengalami peningkatan sebesar 66.29 persen. Nilai R2 dengan nilai
sebesar 0.377647 maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh dari faktor variabel penelitian
sebesar 37 persen dan dipengaruhi faktor lain sebesar 63 persen diluar penelitian ini.

Tabel 7. Hasil Estimasi Random Effect


Variable Coefficient t-Statistic Prob.

C 66.29872 74.40899 0.0000


LKSH? 2.636324 5.964191 0.0000
LPDK? 0.489397 1.243922 0.2154
LINFRA? 0.148413 0.609074 0.5434
Random Effects (Cross)
Aceh barat -1.121438
Abdya -1.005925
Aceh besar 1.420271
Aceh jaya -1.607801
Aceh pidie -0.224735
Aceh selatan -1.892105
Aceh singkil -2.792526
Aceh tamiang -1.053820
Aceh tengah 1.302174
Aceh tenggara -0.021763
Aceh timur -1.751979
Aceh utara -0.453556
Bener meriah -0.429953
Bireuen 0.618924
Gayolues -3.452837
Nagan raya -2.035256
Pidie jaya 0.963108
Simeulue -1.898337
Banda aceh 5.585232
Langsa 1.751580
Lhokseumawe 4.797280
Sabang 4.629183
Subulussalam -1.325722
R2= 0.377647 F hit = 31.75608 P value = 0.00000
Adj.-R2= 0.365754
DW = 0.840946
Sumber : Hasil Estimasi Eviews 7 (2016)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Pengeluaran pemerintah sektor kesehatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Indeks Pembangunan Manusia dengan koefisien sebesar 2.636324 yang artinya jika pengeluaran
pemerintah sektor kesehatan meningkat, maka akan mampu menaikkan Indeks Pembangunan
Manusia di Provinsi Aceh pada 23 kabupaten/kota sebesar 2.636324 persen. Pengeluaran
pemerintah sektor pendidikan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Indeks
Pembangunan Manusia dengan koefisien sebesar 0.489397 yang artinya ketika pengeluaran
pemerintah sektor pendidikan meningkat maka Indeks Pembangunan Manusia meningkat sebesar
0.489397 persen.Pengeluaran pemerintah sektor infrastruktur berpengaruh positif dan tidak
75
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM)
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Volume 1 Nomor 1, Agustus 2016. Hal.66-76

signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia dengan koefisien sebesar 0.148413 yang
artinya ketika pengeluaran pemerintah sektor infrastruktur meningkat maka Indeks
Pembangunan Manusia meningkat sebesar 0.148413 persen.

Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka adapun beberapa saran yang diajukan oleh peneliti,
yaitu :
1. Pemerintah dapat menetapkan kebijakan-kebijakan agar pengeluaran pemerintah
berpengaruh signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia
2. Pemerintah agar dapat meningkatkan pengeluaran pemerintah sektor kesehatan,
pendidikan dan infrastruktur dan mengalokasikan pengeluaran secara merata
3. Kepada peneliti selanjutnya agar melanjutkan penelitian dengan menambah jumlah
variabel dan rentang waktu penelitian untuk memperoleh hasil yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. Aceh Dalam Angka (2011-2015). Katalog BPS 1102001.11
Basri, Zainul, Y., & Mulyadi, S. (2003). Keuangan Negara dan Analisis Kebijakan Utang Luar
Negeri. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Basri, Zainul, Y., & Mulyadi, S. (2005). Keuangan Negara dan Analisis Kebijakan Utang Luar
Negeri. Jakarta: Rajawali Press.
Dinas Kesehatan Provinsi Aceh. Profil Kesehatan Provinsi Aceh Tahun 2011-2015.
Dinas Keuangan Aceh. Laporan Realisasi Pengeluaran Pemerintah Provinsi Aceh 2009-2014
Friawan, D. (2008). Kondisi Pembangunan Infrastruktur di Indonesia. Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. CSISVol.37. No.2 Juni 2008.
Gujarati, D. (1995). Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga.
Gujarati, D. (2003). Ekonometri Dasar. Terjemahan : Sumarno Zain. Jakarta: Erlangga.
Mangkoesoebroto, G. (1994). Kebijakan Publik Indonesia : Substansi dan Urgensi. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Sukirno, S. (2010). Makroekonomi Teori Pengantar. Edisi Ketiga. Jakarta:
RadjaGrafindoPersada.
Todaro, M. P. (2008). Pembangunan Ekonomi, Edisi Kesembilan. Jakarta: Erlangga.

76

Anda mungkin juga menyukai