Anda di halaman 1dari 9

DETERMINANT JUMLAH PENDUDUK TERHADAP TINGKAT

KEMISKINAN DI PROVINSI ACEH

DETERMINANT AMOUNT OF POPULATION ON POVERTY LEVEL IN ACEH


PROVINCE

Murtala
Staf Pengajar pada Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh
e-mail: tala.murtala@gmail.com
Diterima: 5 April 2017; direvisi: 10 Mei 2017; diterbitkan: 1 Juni 2017

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui pengaruhjumlah penduduk terhadap tingkat
kemiskinan di Provinsi Aceh. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data time series
periode 1980-2014 yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia. Model yang
digunakan adalah analisis regresi linear sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat
kemiskinan di Provinsi Aceh dapat dijelaskan oleh variabel jumlah penduduk sebesar 27,3
persen dan sisanya sebesar 72,7 persen dipengaruhi oleh: investasi, pertumbuhan ekonomi,
sumber daya manusia, dan inflasi. Jumlah penduduk secara parsial berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Aceh. Jumlah penduduk merupakan variabel
yang mempengaruhi tingkat kemiskinan di Provinsi Aceh. Oleh karenanya memperlambat
pertumbuhan penduduk atau meningkatkan kesejahteraan masyarakat seiring dengan
meningkatnya penduduk di Provinsi Aceh menjadi salah satualternatif dalam penurunan tingkat
kemiskinan.

Kata kunci : Kependudukan dan Kemiskinan

ABSTRACT

This study aims to learn the effect of population on the poverty rate in Aceh. The time
series data between 1980 and 2014 retrieved from the Central Bureau of Statistics
(BPS) of Indonesia were used. Employing the simple linear regression analysis, the
results of the study suggest that the population variable accounts for 27.3 percent of the
poverty rate while investment, economic development, human resource and inflation are
responsible for 72.7 percent of the total figure. Somewhat, the population negatively
and significantly affects the poverty rate. As the population in Aceh grows, relaxing the
population growth or improving the social welfare can be an alternative way to reduce
the poverty rate.

Keywords: Population and Poverty

PENDAHULUAN jumlah itu akan ditambah dengan 3 miliar,


Saat ini penduduk dunia telah dimana 2 miliar dari penduduk tambahan ini
mencapai jumlah 6,3 miliar jiwa. Bank Dunia berada di negara-negara yang penghasilan
memprediksikan bahwa pada tahun 2030, menengah per harinya di bawah 2 dolar.

27
Di negara-negarayang sudah maju penduduk. Masalah kependudukan
pertumbuhan jumlah penduduk lebih menjadi salah satu permasalahan pokok
rendah dibandingkan di negara-negara dalam pembangunan ekonomi yang di
berkembang. Berbagai usaha internasional hadapi oleh setiap Negara sedang
dilakukan untuk menekan pertumbuhan berkembang, dimana terbatasnya
jumlah penduduk. Pertumbuhan jumlah kesempatan kerja dan rendahnya tingkat
penduduk ini berkaitan dengan pendapatan masyarakat. Untuk
pertumbuhan kalangan muda yang mengetahui perkembangan tingkat
semakin meningkat di negara-negara kemiskinan dan jumlah penduduk di
berkembang. Diantara faktor-faktor Provinsi Aceh dapat dilihat pada Tabel 1.
pentingnya ialah turunnya tingkat Tabel 1.
kematian karena adanya berbagai fasilitas Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi
kesehatan. Aceh Periode 2009-2014
Negara-negara yang persentase
jumlah penduduk usia mudanya relatif Jumlah
Tingkat
tinggi, tetap saja akan menghadapi Penduduk Penduduk
Thn Kemiskinan
Provinsi Aceh Miskin
masalah pertumbuhan penduduk di masa (%)
(000) (000)
yang akan datang. 2009 4.363,5 892,87 20,46
Dampak yang dominandari 2010 4.494,4 861,85 19,18
pertumbuhan penduduk di berbagai 2011 4.619,0 894,80 19,37
negara, ialah munculnya masalah-masalah 2012 4.715,1 909,04 19,28
2013 4.811,1 842,42 17,51
seperti meningkatnya jumlah 2014 4.906,8 881,26 17,96
pengangguran, rendahnya tingkat Sumber : Badan Pusat Statistik, 2016
kesehatan, pendidikan dan pendapatan,
musnahnya sumber-sumber alami, Jumlah penduduk miskin di
menyusutnya sumber-sumber air dan Provinsi Aceh dari tahun 2009 hingga
krisis bahan makanan. Negara-negara ini tahun 2014 mengalami fluktuatif. Jumlah
pasti akan menghadapi pula berbagai penduduk miskin pada tahun 2009 sebesar
krisis seperti polusi lingkungan hidup, 892,87 ribu jiwa menurun menjadi 861,85
meningkatnya urbanisasi, berbagai ribu pada tahun 2010. Jumlah penduduk
ketimpangan sosial serta transmigrasi miskin di Provinsi Aceh sampai tahun
besar-besaran. 2014 menurun menjadi 881,26 ribu jiwa.
Kondisi kemiskinan yang semakin menurunnya jumlah penduduk miskin
meningkat, mendorong pemerintah untuk menjadi suatu perubahan baik dalam
menempatkan program penanggulangan menghadapi persoalan sosial dalam
kemiskinan sebagai salah satu program masyarakat sehingga pemerintah harus
dalam strategi pembangunan yang terus serius dan fokus dalam menjalankan
meliputi penyediaan kebutuhan dasar dan pembangunan untuk mengurangi jumlah
mendorong kegiatan usaha masyarakat. penduduk miskin.
Implimentasi program ini akan lebih Permasalah kemiskinan menarik
efektif dan tepat sasaran bila peran perhatian besar dari banyak kalangan,
pemerintah daerah semakin meningkat minat yang besar tersebut mencakup
(Jasmina, 2001), karena hanya pemerintah betapa luasnya masalah kemiskinan,
daerah yang mengetahui hal-hal yang definisi dan sebab-sebabnya ternyata
dibutuhkan daerahnya. teramat komplek dan pemecahannya pun
Persoalan yang dapat memicu tidak terlalu mudah, karena ada
terjadinya tingkat kemiskinan adalah sekelompok anggota masyarakat yang
tingginya laju pertumbuhan jumlah tidak mempunyai peluang dan

28
kemampuan yang memadai untuk Yahya (1997) menyebutkan
mencapai tingkat kehidupan yang layak. kemiskinan merupakan kondisi yang serba
Yahya (1997) mendefinisikan terbatas dan terjadi bukan ataske hendak
kemiskinan sebagai kekurangan barang- orang yang bersangkutan. Penduduk
barang pelayanan yang dibutuhkan untuk dikatakan miskin bila ditandai oleh rendah
mencapai suatu standar hidup yang layak. nya tingkat pendidikan, produktivitas
Hasibuan (2007), menyatakan kemiskinan kerja, pendapatan, kesehatan dan gizi serta
sebagai kondisi deprivasi materi dan kesejahteraan hidupnya, yang
sosial yang menyebabkan individu hidup menunjukkan lingkaran ketidakberdayaan.
di bawah standar kehidupan yang layak, Pertumbuhan penduduk dan tenaga
atau kondisi di mana individu mengalami kerja, secara tradisional, dianggap sebagai
deprivasi relatif dibandingkan dengan faktor positif dalam merangsang
individu yang lainnya dalam masyarakat pertumbuhan ekonomi. Jumlah tenaga
Faisal (2012) menjelaskan bahwa kerja yang lebih besar berarti akan
kemiskinan didefenisikan sebagai menambah jumlah tenaga produktif,
ketidaksamaan kesempatan untuk sedangkan pertumbuhan penduduk yang
mengakumulasikan basis kekuasaan lebih besar akan meningkatkan luasnya
sosial. pasar domestik. Namun demikian, patut
Secara umum definisi-definisi dipertanyakan apakah cepatnya
tentang kemiskinan di atas pertumbuhan penawaran tenaga kerja di
menggambarkan kemiskinan sebagai negara-negara sedang berkembang yang
kondisi seseorang atau suatu keluarga mengalami kelebihan tenaga kerja akan
berada dalam keadaan kekurangan dan memberikan efek positif atau negatif
atau ketidaklayakan hidup menurut terhadap perkembangan ekonomi.
standar-standar tertentu. Sebenarnya, hal tersebut tergantung pada
Mankiw (2005) dengan adanya kemampuan sistem perekonomian untuk
pertumbuhan ekonomi berarti terdapat menyerap dan secara produktif
peningkatan produksi sehingga menambah mempekerjakan tambahan tenaga kerja
lapangan pekerjaan yang pada akhirnya tersebut.
akan mengurangi kemiskinan. Sukirno Misalkan tanpa perubahan
(2009) menyatakan pertumbuhan ekonomi teknologi, kuantitas sumber daya manusia
merupakan syarat keharusan (necessary dan fisik meningkat dua kali lipat. Dalam
condition) bagi pengurangan kemiskinan. Gambar 1 terlihat bahwa meningkatnya
Adapun syarat kecukupannya (sufficient kuantitas sumber daya tersebut akan
condition) ialah bahwa pertumbuhan menggeser kurva kemungkinan produksi
tersebut efektif dalam mengurangi ke atas, dari P - P ke P’ – P’. ini berarti
kemisknan. Artinya, pertumbuhan tersebut perekonomian tersebut sekarang dapat
hendak nya menyebar disetiap golongan memproduksi lebih banyak radio dan
pendapatan, termasuk golongan penduduk beras (Todaro, 2004).
miskin (growth with equity).
Sukirno (2008) menjelaskan
bahwa masalah kemiskinan pada dasar
nya bukan saja berurusan dengan
persoalan ekonomi semata, tetapi bersifat
multidimensional yang dalam kenyataan
nya juga berurusan dengan persoalan-
persoalan non-ekonomi (sosial, budaya,
danpolitik).

29
dibandingkan dengan kelompok lainnya.
Radio Kategori tingkat kemiskinan ini dapat
diukur dengan menggunakan beberapa
kriteria tertentu. Sayogjo mengemukakan
Pˈ ukuran tingkat kemiskinan dengan
menggunakan ukuran setara beras, ukuran
kemiskinan tersebut berbeda antara daerah
pedesaan dengan daerah perkotaan,
P sebagai berikut:
a. Melarat : apabila konsumsi berasnya
kurang dari 180 kg/jiwa/tahun (desa)
dan ukuran dari 270 kg/jiwa/tahun
(kota)
b. Sangat miskin : bila konsumsi berasnya
0 P Pˈ Beras antara 240 kg/jiwa/tahun (desa) dan
Gambar 1. Pergeseran kurva antara 360 kg/jiwa/tahun (kota)
kemungkinan produksi yang c. Miskin : bila konsumsi berasnya antara
disebabkan oleh 320 kg/jiwa/tahun (desa) dan antara
kenaikan sumber daya 480 kg/jiwa/tahun (kota) .
manusia Menurut Ahmadi (2004),
melakukan dengan cara menetapkan nilai
Diasumsikan bahwa perekonomian
standar kebutuhan minimum baik untuk
tersebut hanya memperoduksi dua jenis makanan dan non makanan, yang harus
barang yaitu besar dan radio. Besarnya dipenuhi seseorang untuk dapat hidup
GNP (yakni jumlah seluruh nilai barang secara layak. Nilai tersebut digunakan
dan jasa yang diproduksi) meningkat lebih sebagai garis pembatas untuk memisahkan
tinggi daripada sebelumnya. Dengan kata antara penduduk miskin dan tidak miskin.
lain, proses pertumbuhan ekonomi sedang Garis ini sesungguhnya merupakan
berlangsung. Dari definisi tersebut maka sejumlah rupiah yang diperlukan oleh
dapatlah dibuat suatu batasan pengertian setiap individu untuk dapat membayar
kemiskinan. Miskin diartikan sebagai kebutuhan makanan setara 2100 kilo
suatu keadaan di mana seseorang yang kalori/orang/hari dan kebutuhan non
memiliki pekerjaan dan memiliki makanan yang terdiri dari perumahan,
pendapatan namun pendapatannya
pakaian, kesehatan, pendidikan,
tersebut tidak dapat mencukupi transportasi, dan aneka barang dan jasa
kebutuhannya yang paling dasar, tidak lainnya.
mencukupi atau mengalami kekurangan, Penduduk miskin lebih banyak
baik secara material maupun non-material, berada di daerah pedesaan dari pada di
disini dapat bermakna dalam ukuran daerah perkotaan. Seperti diketahui
relatif maupun absolut dan juga standar bersama, pengangguran tersembunyi
kebutuhan hidup itu berbeda-beda baik di masih cukup banyak di daerah pedesaan.
perkotaan maupun di pedesaan. Oleh Mereka ini umumnya merupakan buruh
karena itu diperlukan ukuran kemiskinan tani yang tidak memiliki lahan/pengusaha
dalam upaya mengidentifikasikan tani dengan lahan sempit di desa, dan
penduduk miskin. mereka merupakan pengusaha dengan
Kemiskinan tidaklah merata di modal minim dan akses kelembagaan
antara semua penduduk. Ada kelompok keuangan formal sangat terbatas, terlalu
yang cenderung lebih miskin bila minimnya pemilikan faktor-faktor

30
produksi di luar tenaga kerja oleh negara yang sedang berkembang maka
penduduk di desa ini mengakibatkan selayaknyalah pertumbuhan penduduk
mereka sangat sulit untuk meningkatkan harus dikendalikan agar tujuan Negara
taraf kehidupannya. Republik Indonesia dapat tercapai
UNDP selain mengukur sebagaimana dirumuskan dalam Undang-
kemiskinan dengan parameter pendapatan undang Dasar 1945.Pertumbuhan
pada tahun 1997 memperkenalkan apa penduduk dan tenaga kerja, secara
yang disebutIndeks Kemiskinan Manusia tradisional, dianggap sebagai faktor positif
(IKM) (Human Poverty Indeks-HPI) atau dalam merangsang pertumbuhan ekonomi.
biasa juga disebut Indeks Pembangunan Jumlah tenaga kerja yang lebih besar
Manusia (Human Development Indeks- berarti akan menambah jumlah tenaga
HDI), yaknibahwa kemiskinan harus produktif, sedangkan pertumbuhan
diukur dalam satuan hilangnya tiga hal penduduk yang lebih besar akan
utama (three key deprivations), yaitu meningkatkan luasnya pasar domestik.
kehidupan, pendidikan dan ketetapan Namun demikian, patut dipertanyakan
ekonomi. apakah cepatnya pertumbuhan penawaran
Martono dan Saidiharjo (1990) tenaga kerja di negara-negara sedang
mengemukakan bahwa, penduduk adalah berkembang yang mengalami kelebihan
suatu kelompok organisme yang terdiri tenaga kerja akan memberikan efek positif
dari individu-individu yang mendiami atau negatif terhadap perkembangan
suatu daerah dengan batas-batas tertentu. ekonomi. Sebenarnya, hal tersebut
Ahmadi (2004) menyebutkan tergantung pada kemampuan sistem
penduduk adalah orang-orang yang perekonomian untuk menyerap dan secara
berdiam atau tinggal pada suatu tempat produktif mempekerjakan tambahan
tertentu, penduduk juga dikenal dengan tenaga kerja tersebut.
istilah populasi yakni jumlah seluruh Dalam pengertian yang paling
individu dan jenis atau species yang sama sederhana, kemajuan teknologi terjadi
pada suatu tempat atau daerahbahwa : karena ditemukannya cara baru atau
“Kemelaratan itu disebabkan tidak adanya perbaikan cara penyelesaian tugas
keseimbangan antara pertumbuhan tradisional seperti menanam jagung,
penduduk dan pertambahan bahan membuat pakaian, atau membangun
makanan, pertumbuhan penduduk rumah. Dalam hal ini, ada tiga klasifikasi
bertambah menurut deret ukur yaitu 1, 2, dasar kemajuan teknologi, yaitu teknologi
4, 8, 16. 32 dan seterusnya pertambahan yang netral, yang hemat pekerja (labor
makanan bertambah menurut deret saving) dan yang hemat modal (capital
hitung yaitu 1. 2, 3, 4, 5, 6 dan saving).
seterusnya”. Kemajuan teknologi yang netral
Dari kutipan di atas terlihat bahwa terjadi apabila penggunaan teknologi
semakin lama selisih antara jumlah berhasil mencapai tingkat produksi yang
penduduk dengan penyediaan bahan lebih tinggi dengan menggunakan jumlah
makanan akan jauh lebih besar. Hal ini dan kombinasi faktor input yang sama.
akan terjadi berbagai akibat negatif dalam Inovasi yang sederhana, seperti
kehidupan manusia di masa yang akan pengelompokkan tenaga kerja (semacam
datang, karena dengan pertumbuhan spesialisasi) dapat mendorong
penduduk jelas rnenurut penyediaan peningkatan output dan kenaikan
kebutuhan-kebutuhan hidup terutama konsumsi masyarakat. Ditinjau dari sudut
bahan makanan. analisis kemungkinan produksi, perubahan
Negara Republik Indonesia adalah teknologi yang netral, yang dapat

31
melipatgandakan output secara daerah perkotaan. (Hasibuan, 2007 : 85).
konsepsional, sama artinya dengan Akan tetapi masalah pertumbuhan
menggandakan semua input produktif.. penduduk bukan hanya sekedar masalah
Di pihak lain, kemajuan teknologi mengenai jumlahnya saja, namun juga
dapat berwujud hemat modal atau hemat menyangkut masalah kesejahteraan umat
pekerja (yakni output yang lebih tinggi manusia dan perkembangan ekonomi
dapat dicapai dengan menggunakan (Todaro, 2004).
jumlah input pekerja dan modal yang Thomas Robert malthus
sama). Penggunaan komputer elektronik, mengemukakan bahwa pertambahan
mesin tekstil otomatis, bor listrik penduduk menurut deret ukur, sedangkan
berkecepatan tinggi, traktor dan lain-lain, pertambahan makanan menurut deret
dapat diklasifikasikan sebagai hemat hitung. Jadi dalam beberapa generasi akan
pekerja. terjadi kekurangan bahan makanan dan
Di negara-negara dunia ketiga yang penduduk dunia akan mati kelaparan.
berlimpah tenaga kerja tetapi langka Hukum malthus belum merupakan
modal. Kemajuan teknologi hemat modal kenyataan sampai saat ini karena ia tidak
merupakan sesuatu yang paling memperhitungkan akan terjadinya Check
diperlukan. Kemajuan semacam ini akan To Population, kemajuan tehnologi dan
menghasilkan metode produksi padat ilmu pengetahuan (Hasibuan, 2007).
karya yang lebih efisien (yakni biaya yang Jonaidi (2012), pertumbuhan
lebih rendah) misalnya mesin pemotong ekonomi berpengaruh signifikan terhadap
rumput berputar atau mesin pengayak kemiskinan begitu pula sebaliknya.
dengan tenaga tangan, pompa Kurniawati (2014), variabel tenaga kerja,
penghembus dengan tenaga kaki, dan tingkat pendidikan dan pengeluaran
penyemprot mekanis di atas punggung pemerintah serta kemiskinan berpengaruh
untuk pertanian skala kecil (Todaro, positif dan signifikan terhadap
2004). pertumbuhan ekonomi di
Pertumbuhan penduduk adalah provinsiSulawesi Utara.
sebuah keseimbangan dinamis antara Ismuningsih (2011), variasi tingkat
kekuatan penambah dan kekuatan kemiskinan dapat dijelaskan oleh variabel
pengurang. Jumlah penduduk meningkat independen (laju pertumbuhan ekonomi,
disebabkan oleh bertambahnya kalahiran. angka harapan hidup,angka melek huruf,
Tetapi secara bersamaan jumlah penduduk rata-rata lama sekolah,pengeluaran
dikurangi oleh kematian orang-orang pada perkapita yang disesuaikan, jumlah
berbagai usia. Sementara situasi yang penduduk dan perbedaan karakteristik 34
sama juga terjadi pada migrasi dimana kabupaten/kota) sebesar 95,94%, dan
migran masuk kedalam suatu kawasan 4,06% sisanya dijelaskan oleh faktor-
atau daerah yang berarti menambah faktor lainnya.
penduduk. Dengan kata lain pertumbuhan Ismuningsih (2011) menyebutkan
penduduk adalah perbandingan antara pertumbuhan penduduk berpengaruh
komponen utama yaitu fertilitas, positif dan signifikan terhadap kemiskinan
mortalitas, migrasi masuk dan migrasi artinya semakin rendah pertumbuhan
keluar (Bogoe, 2009 : 37). penduduk maka akan menurunkan tingkat
Tingkat pertumbuhan penduduk di kemiskinan. Tingkat melek huruf
Negara berkembang umumnya lebih berpengaruh negatif dan tidak signifikan
tinggi dari pada di negara maju, demikian terhadap kemiskinan, artinya bahwa
juga tingkat pertumbuhan penduduk di tingkat melek huruf tidak berpengaruh
daerah pedesaan lebih tinggi dari pada di terhadap kemiskinan. Distribusi

32
Pendapatan berpengaruh negatif dan tidak di mana:
signifikan terhadap kemiskinan, artinya K = Kemiskinan
bahwa distribusi pendapatan tidak
berpengaruh terhadap kemiskinan. a =Intercept
Widyasworiano (2014) b2 = Koefisien regresi jumlah penduduk
menjelaskan bahwa tingkatpendidikan dan P = Jumlah penduduk
partisipasi angkatan kerja wanita
berpengaruh signifikanbaik secara parsial et=Error Terms
maupun simultan sedangkan tingkat
kesehatanberpengaruh namun tidak HASIL DAN PEMBAHASAN
signifikan.
Untuk mengetahui pengaruh
Imam (2010) menyebutkan investasi, jumlah pendudukterhadap
pertumbuhan ekonomi, populasi dan tingkat kemiskinandi Provinsi Aceh maka
angka melek huruf berpengaruh signifikan dilakukan perhitungan diperoleh hasil
terhadap jumlah penduduk miskin di Jawa akhir sebagai berikut :
Timur. Tabel 2
Faisal (2012) menyebutkan Hasil Perhitungan Regresi
pendidikan berpengaruh negatif dan
Unstandardized t Sig.
signifikan terhadap jumlah Coefficients
pendudukmiskin sedangkan variabel B
kesehatan berpengaruh tetapi tidak (Constant) 8,280 5,941 0,000
signifikan. Jumlahpenduduk -0,629 -3,714 0,001
R R Square Adjusted R F
METODE Square Change
0,543 0,295 0,273 13,739
Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumber :HasilPengolahan Data (2017)
Aceh, ruang lingkup dalam penelitian ini
dibatasi hanya terhadap variabel jumlah Hasil penelitian diperoleh
penduduk dan tingkat kemiskinan selama koefisien determinan adjusted (R2) sebesar
periode 1980-2014. Data yang digunakan 0,273 menunjukkan bahwa tingkat
adalah data time series mencakup variabel kemiskinan di Provinsi Aceh dapat
jumlah penduduk dan tingkat kemiskinan. dijelaskan oleh variabel jumlah penduduk
Untuk mengetahui pengaruh sebesar 27,3 persen dan sisanya sebesar
jumlah penduduk terhadap tingkat 72,7 persen dijelaskan oleh variabel
kemiskinan di Provinsi Aceh digunakan ainnya diluar model penelitian ini.
fungsi kemiskinan yiatu sebagai berikut: Persamaan akhir estimasi yaitu K
K = f (P) = 8,280–0,629P. Dari persamaan tersebut
Dimana : dapat dijelaskan bahwa nilai konstanta
K = Kemiskinan sebesar 8,280 artinya apabila jumlah
I = Investasi penduduk dianggap konstan maka tingkat
P = Jumlah penduduk kemiskinan di Provinsi Aceh hanya
sebesar 8,280 persen.
Kemudian dari model diatas Koefisien estimasi jumlah
diformulasikan kedalam model penduduk sebesar -0,629 artinya setiap
regresilinear sederhana yaitu sebagai terjadinya perubahan sebesar 1 persen
berikut : jumlah penduduk maka akan berpengaruh
K = a + b1LnP + et terhadap menurunnya tingkat kemiskinan

33
sebesar 0,629 persen dengan asumsi signifikan terhadap tingkat kemiskinan di
variabel lain dianggap konstan. Hal ini Provinsi Aceh.
memberikan indikasi bahwa karena
kondisi sumber daya manusianya semakin DAFTAR PUSTAKA
baik maka setiap terjadinya peningkatan
jumlah penduduk kecenderungan untuk Ahmadi, A. 2004. Kependudukan di
menurunnya tingkat kemiskinan semakin Indonesia dan Berbagai Aspeknya.
besar. Liberty. Yogyakarta.
Hasil ini tidak sesuai dengan konsep Bogue, D.J. 2009. Principle of
atau pendapat Thomas Robert Malthus Demography. JhonWiley& Sons, Inc.
yang mengemukakan bahwa pertambahan USA.
penduduk menurut deret ukur, sedangkan Faisal, H. 2012. Pengaruh tingkat
pertambahan makanan menurut deret pendidikan dan kesehatan Terhadap
hitung. Jadi dalam beberapa generasi akan produktivitas dan jumlah penduduk
terjadi kekurangan bahan makanan dan miskin di Kalimantan Barat. JMPK.
penduduk dunia akan mati kelaparan. 8(3): 26-37.
Hukum Malthus belum merupakan
kenyataan sampai saat ini karena ia tidak Hasibuan, M.S.P 2007. Ekonomi
memperhitungkan akan terjadinya Check Pembangunan dan Pembangunan
To Population, kemajuan tehnologi dan Indonesia .Armico. Bandung.
ilmu pengetahuan (Hasibuan, 2007). Imam T. T. 2010. Pengaruh pertumbuhan
Untuk variabel jumlah penduduk ekonomi, populasi, pendidikan, dan
diperoleh t-hitung sebesar 3,714 dengan kesehatan terhadap jumlah penduduk
nilai probabilitas sebesar 0,001, artinya miskin di Kabupaten/ Kota Propinsi
secara parsial variabel jumlah penduduk Jawa Timur tahun 2005 – 2008.
berpengaruh signifikan terhadap tingkat Tesis. Universitas Indonesia. Jakarta.
kemiskinan di Provinsi Aceh. Hasil Ismuningsih, A. 2011. Faktor
pengujian ini juga sesuai dengan pertumbuhan penduduk, tingkat
penelitian yang dilakukan oleh melek huruf, dan distribusi
Ismuningsih (2011) yang menyebutkan pendapatan terhadap kemiskinan di
bahwa tingkat kemiskinan dapat Propinsi Daerah Istimewa
dijelaskan oleh variabel jumlah penduduk. Yogyakarta, 2004 – 2009. J.
Kemudian juga sesuai dengan penelitian Ekonomi Pembangunan. 3 (2): 14-
yang dilakukan oleh Ismuningsih (2011) 21.
yang menyebutkan bahwa jumlah
penduduk berpengaruh signifikan Jasmina. 2001. Masalah Kependudukan.
terhadap kemiskinan. Erlangga. Jakarta.
Jonaidi, A. 2012. Analisis pertumbuhan
KESIMPULAN ekonomi dan kemiskinan di
Indonesia. Jurnal Kajian Ekonomi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Vol 3, No 1: 46-52.
tingkat kemiskinan di Provinsi Aceh
dipengaruhi oleh jumlah penduduk Kurniawati, D. S, A. Kumenaung, D.
sebesar 27,3 persen dan sisanya sebesar Rotinsulu. 2014. Analisis Pengaruh
72,7 persen dipengaruhi oleh: investasi, Jumlah tenaga kerja, tingkat
pertumbuhan ekonomi, sumber daya pendidikan, pengeluaran pemerintah
manusia, dan inflasi.Jumlah penduduk pada pertumbuhan ekonomi dan
secara parsial berpengaruh negatif dan dampaknya terhadap kemiskinan Di

34
Sulawesi Utara Tahun 2001-2010.
Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi. Vol
14. No 2: 26-36.
Mankiw, N. G. 2000. Teori Makro
Ekonomi. Edisi Keempat (alih
bahasa: I. Nurmawan). Erlangga.
Jakarta.
Martono dan Saidiharjo. 1990. Geografi
dan Kependudukan. Haji Masagung.
Jakarta.
Sukirno,S. 2008. Pengantar Teori Mikro
Ekonomi. Edisi Ketujuh. Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Todaro, M. P. 2004.Pembangunan
Ekonomi Di Dunia Ketiga, Erlangga.
Surabaya.
Yahya. 1997. Peranan program Inpres
Desa Tertinggal dalam pengentasan
kemiskinan di Banda Aceh. Tesis.
Program Pasca Sarjana Universitas
Syiah Kuala Banda Aceh.
Widyasworiano, R. 2014. Pengaruh dari
variabel tingkat pendidikan,
kesehatandan partisipasi angkatan
kerja wanita terhadap tingkat
kemiskinan diKabupaten Gresik
Tahun 2008-2012. Jurnal Dinamika
Pembangunan, Vol. 2. No 3: 55-63

35

Anda mungkin juga menyukai