Anda di halaman 1dari 12

16

Jurnal Ekonomika Indonesia, Volume XI Nomor 01April 2020


P-ISSN : 2338-4123 E-ISSN : 2614-7270
URL: http://ojs.unimal.ac.id/index.php/ekonomika

Pengaruh AHH, AHLS Dan PDRB Terhadap


Jumlah Penduduk Miskin Di Provinsi Aceh
*a,Siti Khodijah Bancin*b Umaruddin Usman,
*Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Malikussaleh
a*Corresponding author: bhancin25@gmail.com
b* umaruddin@unimal.ac.id

ARTICLE I NFORMATIO N ABSTRACT

Keywords: This study aims to determine the effect of life expectancy, school lenght
Life Expectancy, Long expectancy, and gross regional domestic product on the number of poor
School Expactantions, people in Aceh Province. The data used in this study is panel data from
Gross Regional Domestic 2011 to 2017. The data analysis method used is panel data regression
Product, The number of analysis.This study uses panel data from 2011 to 2017. The data
poor people. analysis method used is the Panel data regression analysis. The results
partially show that life expectancy has a negative and insignificant
effect on the number of poor people in Aceh Province, school length
expectancy has a positive but insignificant effect on the number of poor
people in Aceh Province, and the Gross Regional Domestic Product has
a negative and insignificant effect on the poor people in Aceh Province.
Simultaneously, life expectancy, school length expectancy, and gross
regional domestic product have a positive and significant effect on the
number of poor people in Aceh Province..

1. PENDAHULUAN Nusa Tenggara Timur 21,03%, Maluku 17,85%,


Indonesia memiliki tingkat kemiskinan dan Gorontalo 15,83%.
yang tertinggi nomor 2 setelah Laos. Tingkat Angka Harapan Hidup, Angka Harapan
kemiskinan di Indonesia mencapai 41,7 persen Lama Sekolah dan PDRB dan Jumlah Penduduk
pada tahun 2016. Hal ini menggambarkan Miskin dalam rentang 4 tahun terakhir bisa
bahwa, 41,7 persen dari total penduduk dilihat pada Tabel 1.1 berikut:
Indonesia memiliki pendapatan kurang dari
Tabel 1
standar rasio tingkat kemiskinan yang telah
Perkembangan AHH, AHLS, PDRB dan
ditetapkan oleh World Bank atau masih berada
Jumlah Penduduk Miskin Provinsi Aceh
di bawah garis kemiskinan (Arka & I Komang,
Tahun 2014-2017
2018)
AHH AHLS PDRB JPM
Tidak hanya di Indonesia, Provinsi Tahun
(Tahun) (Tahun) (Juta Rupiah) ( Jiwa)
Aceh juga tidak lepas dari persoalan 2014 69,35 13,53 113.490.359 881.270
kemiskinan. Dalam media Serambinews.com 2015 69,50 13,73 112.665.532 851.590
memaparkan bahwa BPS Aceh mencatat, JPM 2016 69,51 13,89 116.384.394 848.440
Aceh pada bulan september 2017 terjadi 2017 69,52 14,13 121.263.186 872.620
penambahan penduduk miskin sebanyak 2 ribu Sumber: BPS Provinsi Aceh, 2020
orang (15,92%). Dengan persentase itu, Berdasarkan data Tabel 1.1 yang merujuk
Provinsi dengan JPM tertinggi se-Sumatera dari BPS Aceh menunjukkan bahwa Angka
adalah Aceh. Lingkup nasional diposisi ke 6 Harapan Hidup (AHH) dan Angka Harapan
setelah Papua 27,43%, Papua Barat 22,66%, Lama Sekolah (AHLS) terus mengalami
peningkatan disetiap tahunnya. Dimulai dari
17

tahun 2014-2017, hal ini telihat dari data menurun dari 881.270 jiwa di tahun 2014
Angka Harapan Hidup (AHH) di 2014 sebesar kemudian menjadi 848.440 jiwa di tahun 2016.
69,35 tahun lalu meningkat hingga2017 Hal tersebut sama seperti teori yang
menjadi 69,52tahun. Sedangkan pada data dikemukakan oleh Kementerian Kesehatan RI
Angka Harapan Lama Sekolah pun mengalami dalam (Wibowo & Lina, 2017) dan Tobing
hal yang sama yaitu selalu meningkat, dalam (Hastarini, 2005) bahwa semakin
dimulai2014 Angka Harapan Lama Sekolah meningkat Angka Harapan Hidup dan Angka
(AHLS) sebesar 13,53tahun hingga 2017 Harapan Lama Sekolah dari tahun ke tahun
menjadi sebesar 14,13 tahun. menunjukkan bahwa pencapaian pembangunan
Secara nasional, penduduk provinsi manusia telah berhasil dilakukan. Hal tersebut
Aceh usia tujuh tahun ke atas berpotensi menunjukkan adanya upaya perbaikan kuantitas
menempuh pendidikan hingga Diploma II pada dan kualitas kesehatan dan pendidikan serta
2014. Hal ini dapat dilihat dari angka HLS peningkatan kondisi sosial masyarakat.
yang mencapai 13,53 tahun (13,53 ≈ 14 tahun Tetapi yang menjadi permasalahannya
= SD 6 tahun + SMP 3 tahun + SMA 3 tahun + adalah pada tahun 2017 AHH meningkat sebesar
Perguruan Tinggi 2 Tahun). Pada tahun 2015 69,52tahun dan di tahun yang sama AHLS juga
mencapai 13,73 tahun. Artinya pada tahun meningkat 14,13tahun tetapi jumlah penduduk
tersebut penduduk usia 7 tahun keatas di miskin juga ikut meningkat sebesar 872.620
provinsi Aceh berpotensi menempuh jiwa. Hal tersebut berbanding terbalik dengan
pendidikan hingga Diploma II (13,73 ≈ 14 teori, Menurut (Hastarini, et al 2005) (Hong &
tahun = SD 6 tahun + SMP 3 tahun + SMA 3 Pandey, 2007) menyimpulkan bahwa penduduk
tahun + Perguruan Tinggi 2 Tahun). Pada dengan angka harapan hidup dan tingkat
tahun 2016 Pada tahun mencapai 13,89 tahun. pendidikan yang lebih tinggi memiliki
Artinya pada tahun tersebut penduduk usia 7 kemungkinan yang lebih kecil untuk menjadi
tahun keatas di provinsi Aceh berpotensi miskin. Teori tersebut di dukung oleh Hasil
menempuh pendidikan hingga Diploma II penelitian (Faturrohmin, 2011) menyatakan
(13,89 ≈ 14 tahun = SD 6 tahun + SMP 3 tahun bahwa angka harapn hidup berpengauh terhadap
+ SMA 3 tahun + Perguruan Tinggi 2 Tahun). tingkat kemiskinan di Jawa Tengah. Sedangkan
Pada tahun 2017 mencapai 14,13 tahun. hasil penelitian yang dilakukan oleh (Suwanto,
Artinya pada tahun tersebut penduduk usia 7 2018) menyimpulkan bahwa kesehatan tidak
tahun keatas di provinsi Aceh berpotensi berpengaruh terhadap kemiskinan di Jawa Timur.
menempuh pendidikan hingga Diploma II Sementara itu, hasil penelitian (Ratisyah, 2019)
(14,13 ≈ 14 tahun = SD 6 tahun + SMP 3 tahun memperoleh hasil rata-rata lama sekolah
+ SMA 3 tahun + Perguruan Tinggi 2 Tahun). berpengaruh signifikan terhadap kemiskinan di
Data PDRB yang ada di Provinsi Aceh Kalimantan Barat. Sedangkan hasil peneilitian
selama kurun waktu 4 tahun (2014-2017) yang dilakukan (Azhar, 2017) menyimpulkan
mengalami fluktuasi dimana di tahun 2014 bahwa angka harapan lama sekolah tidak
PDRB menunjukkanangka sebesar Rp. berpengaruh terhadap kemiskinan di Provinsi
113.490.359, kemudian turun di tahun 2015 Jawa Barat.
menjadi sebesar Rp. 112.665.532. Namun Terkait dengan data Jumlah Penduduk
kembali meningkat di tahun 2016 hingga 2017 Miskin dan PDRB yang tertera pada tabel 1.1
menjadi sebesar Rp. 121.263.186. bahwa pada tahun 2017 PDRB mengalami
Jika di kaitkan dengan data Jumlah peningkatan sebesar Rp. 121.263.186. Namun di
Penduduk Miskin pada Tabel 1.1 diatas, maka sisi lain Jumlah Penduduk Miskin megalami
dapat dilihat bahwa data AHH dan AHLS peningkatan sebesar 872.620 jiwa. Hal ini
memiliki keterkaitan yang positif dimana AHH berbanding terbalik dengan teori pertumbuhan
dan AHLS meningkat dimulai dari tahun2014- ekonomi yang menyebutkan bahwa semakin
2016 dan Jumlah Penduduk Miskin juga tinggi PDRB suatu daerah, maka semakin besar
18

pula potensi sumber penerimaan daerah derajat kesehatan pada khusunya Angka Harapan
tersebut dikarenakan semakin besar pendapatan Hidup (AHH) merupakan indikator derajat
masyarakat daerah tersebut. Hal ini berarti juga kesehatan masyaraka.dimana tinggi rendahnya
semakin tinggi PDRB semakin sejahtera AHH menggambarkan kemajuan ekonomi
penduduk suatu wilayah, dengan kata lain masyarakat (Jumiati et al., 2015).
jumlah penduduk miskin akan berkurang
Angka Harapan Lama Sekolah
(Alhudhori, 2017). Teori tersebut di dukung Menurut (Todaro, 2013) mengemukakan
oleh Hasil penelitian (Faturrohmin, 2011) bahwa struktur pendidikan yang berlaku pada
menyatakan bahwa PDRB berpengauh suatu daerah dapat mempengaruhi karakter sosial
terhadap tingkat kemiskinan di Jawa Tengah. dan ekonomi masyarakat pada daerah yang
Sedangkan penelitian (Alhudhori, 2017)
bersangkutan. (Hong & Pandey, 2007)
mendapatkan hasil bahwa PDRB tidak menyimpulkan bahwa penduduk dengan tingkat
berpengaruh terhadap Jumlah Penduduk pendidikan yang lebih tinggi memiliki
Msikin di Provinsi Jambi. Penelitian ini kemungkinan yang lebih kecil untuk menjadi
bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis miskin, yang menjadi salah satu penentu
pengaruh Angka Harapan Hidup, Angka penurunan tingkat kemiskinan adalah faktor
Harapan Lama Sekolah dan Produk Domestik pendidikan.
Regional Bruto terhadap Jumlah Penduduk
Miskin Di Provinsi Aceh Produk Domestik Regional Bruto
PDRB adalah nilai bersih barang dan
2 KAJIAN TEORITIS jasa-jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai
Jumlah Penduduk Miskin kegiatan ekonomi di suatu daerah dalam periode
Menurut (Kumalasari, 2011) penduduk tertentu (Saputra, 2011). PDRB dapat
miskin merupakan penduduk yang memiliki menggambarkan kemampuan suatu daerah
rata-rata pengeluaran perkapita perbulan di mengelola sumber saya alam yang dimilikinya.
bawah garis kemiskinan. Garis Kemiskinan Oleh karena itu besaran PDRB yang dihasilkan
(GK) yaitu penjumlahan dari Garis oleh masing-masing daerah sangat bergantung
Kemiskinan Makanan dan Garis Kemiskinan kepada potensi sumber daya alam dan faktor
Non Makanan. Menurut (Bank, n.d.) produksi Daerah tersebut. Adanya keterbatasan
kemiskinan sebagai kekurangan dalam dalam penyediaan faktor-faktor tersebut
kesejahteraan, dan terdiri dari banyak dimensi. menyebabkan besaran PDRB bervariasi antar
Ini termasuk berpenghasilan rendah dan daerah.
ketidakmampuan untuk mendapatkan barang
Kerangka Konseptual
dasar dan layanan untuk bertahan hidup. Adapun kerangka konseptual dalam
Menurut (Alhudhori, 2017), kondisi seseorang penelitian ini sebagai berikut:
yang tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan
sandang, pangan dan papan yang menyebabkan H1
kemiskinan salah satunya oleh keadaan alat AHH (X1)
pemuas kebutuhan dasar. H2 JPM(Y)
Angka Harapan Hidup AHLS (X2)
AHH dijadikan indikator dalam
mengukur kesehatan suatu individu di daerah. H3
PDRB (X3)
AHH merupakan perkiraan banyak tahun yang
dapat dicapai seseorang selama hidup Uji F
(Saraswati & Widianisngsih, 2008). AHH
merupakan alat untuk melihat kinerja
Gambar 1. Kerangka Konseptual
pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan
penduduk pada umumnya, dan meningkatkan Hipotesis
19

Berdasarkan teori dan penelitian α : Konstanta


sebelumnya, maka hipotesis yang dapat di ꞵ ₁,ꞵ ₂,ꞵ ₃ : Koefisien Regresi
bentuk yaitu sebagai berikut : X₁ : AHH
H1: Diduga AHH berpengaruh secara positif X₂ : AHLS
dan signifikan terhadap Jumlah X₃ : PDRB
Penduduk Miskin Di Provinsi Aceh e : errorterm
H2 : Diduga AHLS berpengaruh secara positif i : crossection
dan signifikan terhadap Jumlah t : timeseries
Penduduk Miskin Di Provinsi Aceh
H3 : Diduga PDRB berpengaruh secara positif Model Regresi Data Panel:
dan signifikan terhadap Jumlah a. Common Effect Model
Penduduk Miskin Di Provinsi Aceh Mengestimasi data panel dengan metode
OLS. Pendekatan PLS secara sederhana
2. METODOLOGI PENELITIAN
menggabungkan (pooled) seluruh data time
Data dan Sumber Data series dan cross section (Gujarati, 2012). Model
Data yang digunakan pada penelitian ini data panel untuk PLS adalah sebagai berikut:
yaitu data sekunder, yaitu data sekunder
selama periode 2011-2017. Sumber data- data Yit = β₁ + β₂ + β₃X₃ᵢₜ + ... + βₙ Xₙ ᵢₜ + uᵢₜ
tersebut diperoleh dari instansi terkait yaitu
Badan Pusat Statistik (BPS). b. Fixced Effect Model
Fixed efect model memperhitungkan
Defenisi Operasional Variabel kemungkinan bahwa peneliti menghadapi
1. Jumlah penduduk miskin (Y) diperoleh masalah ommitted-variables, yang mungkin
dari Badan Pusat Statistik Aceh yang membawa perubahan pada intercept time series
dinyatakan dalam satuan ribu jiwa. atau cross section (Gujarati, 2012). Model data
2. AHH (X₁) diperoleh dari Badan Pusat panel untuk FE adalah sebagai berikut:
Statistik Aceh yang dinyatakan (dalam Yᵢₜ = α₁ + α₂D₂ + ... + αₙDₙ + β₂X₂ᵢₜ + ... + βₙXₙᵢₜ
satuan tahun).
3. AHLS (X₂) yang diperoleh dari Badan c. Random Effect Model
Pusat Statistik Aceh yang dinyatakan Random effect model memperbaiki efesiensi
(dalam satuan tahun). proses least square dengan memperhitungkan
4. PDRB (X₃) diperoleh dari Badan Pusat error dari cross section dan time series (Gujarati,
Statistik Aceh yang dinyatakan (dalam 2012). Model RE adalah variasi dari estimasi
satuan rupiah). generalized least square (GLS). Model data
panel untuk RE adalah sebagai berikut:
Metode Analisis Data Y ᵢₜ = β₁ + β₂X₂ ᵢₜ + ... + βₙXₙ ᵢₜ + εᵢₜ + uᵢₜ
Analisis Regresi Data Panel
Analisis dengan menggunakan panel data Model Estimasi Regresi Data Panel
adalah kombinasi antara data time series dan a) Uji Chow
data cross section (Gujarati, 2012).Untuk Chow test membandingkan model common
mengetahui pengaruh variabel terikat terhadap effect dengan fixed effect (Widarjono, 2017).
variabel bebas, maka digunakan model regresi Chow test dalam penelitian ini menggunakan
data panel dengan persamaan berikut: program Eviews. Hipotesis yang dibentuk dalam
Chow test adalah sebagai berikut :
Yₜ = α + ꞵ ₁X₁ ᵢₜ + ꞵ ₂X₂ᵢₜ + ꞵ ₃log(X₃ᵢₜ) + εᵢₜ
H0 : Model Common Effect
Dimana:
H1 : Model Fixed Effect
Y : Jumlah Penduduk Miskin
20

H0 ditolak jika P-value lebih kecil dari disimpulkan bahwa dalam penelitian ini
nilai α. Sebaliknya, H0 diterima jika P- secara parsial variabel bebas berpengaruh
value lebih besar dari nilai a. Nilai a yang terhadap variabel terikat.
digunakan sebesar 5%. 2. jika t hitung <t tabel dengan tingkat
signifikan 5% atau 0,05, maka dapat
b) Uji Hausman disimpulkan bahwa variabel bebas dalam
Pengujian ini membandingkan model penelitian ini tidak berpengaruh terhadap
fixed effect dengan random effect dalam variabel terikatnya.
menentukan model yang terbaik untuk
digunakan sebagai model regresi data panel Uji F-statistik
(Gujarati, 2012). Hausman test menggunakan Pengujian ini bertujuan untuk apakah
program yang serupa dengan Chow test yaitu semua variabel bebas atau independen yang
program Eviews. Hipotesis yang dibentuk dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
dalam Hausman test adalah sebagai berikut : secara bersama-sama terhadap variabel dependen
atau terikat (Ghozali, 2006). Pengujian secara
H₀ : Model Random Effect keseluruhan dilakukan dengan membandingkan
H₁ : Model Fixed Effect nilai antara F hitung dan F tabel. Adapun kriteria
H₀ ditolak jika P-value lebih kecil dari pengambilan keputusannya sebagai berikut:
nilai α. Sebaliknya, H0 diterima jika P-value 1. Jika 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 >𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan ketentuan
lebih besar dari nilai α. Nilai α yang digunakan tingkat signifikan 5% atau 0,05, maka
sebesar 5%. dapat disimpulkan secara bersama
variabel bebas memiliki pengaruh
Uji Asumsi Klasik signifikan terhadap variabel terikat.
1) Uji Multikolinieritas 2. Jika 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 <𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan ketentuan
Uji multikolineritas dilakukan dengan tingkat signifikan 5% atau 0,05, maka
menguji koefisien korelasi cukup tinggi yaitu > dapat disimpulkan secara bersama
0,8 maka dapat disimpulkan adanya masalah variabel bebas tidak berpengaruh
multikolineritas. Namun jika koefisien < 0,8 terhadap variabel terikat.
maka tidak terdapat masalah multikolineritas
(Widarjono, 2017). Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi R2 digunakan
2) Uji Heteroskedastisitas untuk mengukur proporsi (bagian) atau
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk persentase total varian dalam Y yang dijelaskan
menguji apakah dalam model regresi terjadi dalam model regresi. Batasannya adalah 0 <𝑟 2 <
ketidaksamaan varian dari residual satu 1. Apabila 𝑟 2 sebesar 1 berarti suatu
pengamatan ke pengamatan yang lain
kecocokansempurna, sedangkan 𝑟 2 yang bernilai
(Widarjono, 2017).
nol berarti tidak ada hubungan antara variabel
terikat dengan variabel yang menjelaskannya
Pengujian Statistik (Ghozali, 2006).
Uji t-Statistik
Uji parsial (Uji t) dilakukan untuk 4.HASIL PENELITIAN DAN
melihat seberapa besar pengaruh variabel PEMBAHASAN
independen dalam penelitian ini terhadap Hasil Penelitian
variabel dependen secara parsial (Ghozali, Hasil Uji Asumsi Klasik
2006). Kriteria pengujiannya adalah sebagai
Hasil Uji Multikolinieritas
berikut:
Untuk mendeteksi apakah ada hubungan
1. jika t hitung >t tabel dengan tingkat linier antar variabel bebasnya maka di uji dengan
signifikan 5% atau 0,05, maka dapat menggunakan coralationdengan ketentuan
21

apabila nilai korelasinya lebih besar dari 0,80 Hasil Pengujian Chow
maka terdeteksi adanya masalah
multikolinieritas.Berikut adalah hasil pengujian
multikolinieritas dalam penelitian.
Tabel 4.5 Sumber: Hasil Penelitian (data diolah, 2020).
Hasil Uji Multikolinieritas Berdasarkan Tabel 4.7 diatas
menunjukkan bahwa nilai probabilitas chi-square
sebesar 0,0000 yang di peroleh dari regresi fixed
effect . dari hasil diatas menunjukkan bahwa nilai
dari probabilitas Chi-Square lebih kecil dari
Sumber: Hasil Penelitian (Data Diolah, 2020).
alpha 5% ( 0,0000 < 0,05) artinya model regresi
Berdasarkan pada tabel 4.5 diatas antar
fixed effect Model lebih baik dari pada Common
variabel independen yaitu LOGAHH, variabel
Effect Model.
LOGAHLS dan variabel LOGPDRB dalam
penelitian ini terbebas dari gangguan 2) Hasil Uji Hausman
multikolinieritas karena hasil setiap variabel Dalam pengujian ini melihat nilai
independen nilai korelasinya di bawah 0,80. probabilitas Chi-Square. Apabila nilai
probabilitas Chi-Square lebih besar dari nilai
Hasil Uji Heteroskedastisitas alpha 5% maka model regresi data panel yang
Untuk mendeteksi apakah dalam terpilih dalam penelitian ini adalah Random
penelitian ini ada heteroskedastisitas yaitu Effect Model. Berikut adalah hasil uji hausmant.
dengan melihat nilai probabilitas Tabel 4.8
Obs*Rsquare. Apabila nilai probabilitas Hasil Uji Hausmant
Obs*Rsquarelebih besar dari tingkat alpha 5%
maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Berikut
adalah hasil dari pengujian heteroskedastisitas
dalam penelitian ini. Sumber: Hasil Olahan (data diolah, 2020)
Tabel 4.6 Berdasarkan tabel 4.8 diatas
Hasil Uji Heteroskedastisitas menunjukkan bahwa nilai probabilitas chi-square
sebesar 0,0000 lebih besar dari alpha 5% (0,0000
< 0,05) maka model regresi yang terpilih dalam
penelitian ini adalah fixed effect model, sehingga
tidak perlu dilanjutkan uji Lagrange Multiplier.
Sumber: Hasil Penelitian data diolah,2020 Dengan demikian model yang terpilih atau yang
Berdasarkan pada tabel 4.6 diatas dapat sesuai dengan penelitian ini adalah model regresi
dilihat bahwa probabilitas dari Obs*Rsquare data panel fixed effect.
lebih besar dari alpha 0,05 (0,2356 > 0,05).
Maka dalam penelitian ini terbebas dari Analisis Regresi Data Panel
heteroskedastisitas. Pada penelitian ini model fixced effect adalah
modal yang paling terbaik dan terpilih. Berikut
Hasil Model Estimasi Regresi Data Panel ini hasilnya:
1) Hasil Uji Chow
Pengujian ini dilakukan untuk menguji
model Pooled Least Square dengan Fixed
Effect Model untuk melihat model manakah
yang lebih baik dari kedua model tersebut,
maka dapat dilihat dari nilai probabilitas Chi-
Square seperti pada tabel di bawah ini. Tabel
Tabel 4.7
22

Hasil Fixced Effect ditolak yang berarti bahwa variabel AHH tidak
berpengaruh dan tidak signifikan terhadap
jumlah penduduk miskin di Provinsi Aceh,
dengan nilai negatif. Variabel AHLS memeiliki
nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0.947498>𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 0.67606, maka H₂
diterima yang artinya bahwa variabel AHLS
Sumber: Hasil Penelitian (data diolah, 2020). berpengaruh positif namun tidak signifikan
terhadap jumlah penduduk miskin di Provinsi
Berdasarkan pada Tabel 4.9 maka dapat
Aceh. Kemudian variabel PDRB memiliki nilai
diperoleh persamaan hasil regresi adalah
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = -1.753106<𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 0.67606, maka terima
sebagai berikut:
H₃ yang artinya bahwa variabel PDRB
LOGY = -1032.288 – 0.624043LOGAHH + berpengaruh dan tidak signifikan terhadap
78.37651LOGAHLS – 0.389147LOGPDRB jumlah penduduk miskin di Provinsi Aceh,
dengan nilai negatif.
Dari persamaan diatas menunjukkan
bahwa nilai koefisien konstanta sebesar Hasil Uji F-Statistik
1032.288, artinya apabila variabel bebas AHH, Pengujian secara keseluruhan dilakukan
AHLS dan PDRB dianggap 0, maka jumlah dengan membandingkan nilai antara Fhitung dan
penduduk miskin sebesar 1032.288 persen. Ftabel. Berikut hasil secara simultan pada
Nilai koefisien dari variabel AHH sebesar penelitian ini.
0.624043, artinya apabila AHH meningkat
Tabel 8
sebesar 1 persen maka menurunkan jumlah
Hasil –Uji F
penduduk miskin sebesar 0.624043persen.
Nilai koefisien variabel AHLS sebesar
78.37651, artinya apabila terjadi peningkatan
AHLS sebesar 1 persen maka akan Sumber : Hasil Olahan,2019
meningkatnya jumlah penduduk miskin sebesar Berdasarkan pada Tabel 4.11 diatas dapat
78.37651 persen. Selanjutnya nilai koefisien dilihat bahwa nilai 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 70.38048,
variabel PDRB sebesar 0.389147, artinya sementara nilai dari 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 diperoleh sebesar 2,66
apabila PDRB naik sebesar 1 persen maka dari alpha 0,05. Sehingga dapat diketahui bahwa
menurunkan jumlah penduduk miskin sebesar nilai 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 70.38048>𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 2.66, maka
0.389147 persen. secara bersama-sama dengan tingkat
kepercayaan 95% variabel bebas yaitu AHH,
Hasil Uji t-Statistik AHLS dan PDRB berpengaruh positif dan
Berikut ini hasil uji secara parsial dalam penelitian signifikan terhadap variabel jumlah penduduk
ini: miskin di Provinsi Aceh. Hal ini juga bisa dilihat
Tabel 7 dari probabilitas yang signifikan 0.000000< 0,05.
Hasil Uji-t
Koefisien Determinasi (R2)
Untuk mengetahui seberapa besar
hubungannya dapat dilihat dari nilai Adjusted R-
Square.

Sumber: Hasil Olahan,2019


Berdasarkan Tabel 4.10 diatas dapat
dilihat bahwa variabel AHH memiliki nilai
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = -0.483685<𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 0.67606, maka H₁ Tabel
23

Hasil Koefisien Determinasi Nilai C Kabupaten Aceh Barat


Daya adalah -0.288575, artinya apabila
AHH, AHLS dan PDRB di Kabupaten
Aceh Barat Daya dianggap 0, maka
jumlah penduduk miskin di kabupaten
Aceh Barat Daya sebesar -0.288575%.
3. Kabupaten Aceh Besar
Sumber: Hasil Olah Data, 2020 Nilai C Kabupaten Aceh Besar
Hasil nilai dari Adjusted R- adalah 1.051498, artinya apabila AHH,
Squaredalam penelitian ini adalah sebesar AHLS dan PDRB di Kabupaten Aceh
0.915546 hal ini menunjukkan bahwa Besar dianggap 0, maka jumlah penduduk
hubungan anatara variabel bebas dengan miskin di kabupaten Aceh Besar sebesar
variabel terikat dalam penelitian ini adalah 1.051498%.
sebesar 92% sedangkan 0,084454 % lainnya 4. Kabupaten Aceh Jaya
dipengaruhi oleh variabel di luar penelitian. Nilai C Kabupaten Aceh Jaya
Hasil Masing-Masing Kabupaten/Kota di adalah -1.043909, artinya apabila AHH,
Provinsi Aceh AHLS dan PDRB di Kabupaten Aceh
Tabel Jaya dianggap 0, maka jumlah penduduk
Hasil Masing-Masing Kabupaten/Kota miskin di kabupaten Aceh Jaya sebesar -
1.043909%.
5. Kabupaten Aceh Selatan
Nilai C Kabupaten Aceh Selatan
adalah 0.027454, artinya apabila AHH,
AHLS dan PDRB di Kabupaten Aceh
Selatan dianggap 0, maka jumlah
penduduk miskin di kabupaten Aceh
Selatan sebesar 0.027454%.
6. Kabupaten Aceh Singkil
Nilai C Kabupaten Aceh Singkil
adalah -0.664914, artinya apabila AHH,
AHLS dan PDRB di Kabupaten Aceh
Singkil dianggap 0, maka jumlah
penduduk miskin di kabupaten Aceh
Singkil sebesar -0.664914%.
7. Kabupaten Aceh Tamiang
Sumber: Data diollah, 2020 Nilai C Kabupaten Aceh Tamiang
Berdasarkan model Fixed Effect yang adalah 0.487777, artinya apabila AHH,
terpilih maka nilai dari koefisien konstanta AHLS dan PDRB di Kabupaten Aceh
masing-masing Kabupaten/Kota di Provinsi Tamiang dianggap 0, maka jumlah
Aceh dapat dijelaskan sebagai beikut: penduduk miskin di kabupaten Aceh
1. Kabupaten Aceh Barat Tamiang sebesar 0.487777%.
Nilai C Kabupaten Aceh Barat 8. Kabupaten Aceh Tengah
adalah 0.435863, artinya apabila AHH, Nilai C Kabupaten Aceh Tengah
AHLS dan PDRB di Kabupaten Aceh adalah 0.218727, artinya apabila AHH,
Barat dianggap 0, maka jumlah AHLS dan PDRB di Kabupaten Aceh
penduduk miskin di kabupaten Aceh Tengah dianggap 0, maka jumlah
Barat sebesar 0.435863 %. penduduk miskin di kabupaten Aceh
2. Kabupaten Aceh Barat Daya Tengah sebesar 0.218727%.
24

9. Kabupaten Aceh Tenggara Nilai C Kabupaten Gayo Lues


Nilai C Kabupaten Aceh adalah -0.734852, artinya apabila AHH,
Tenggara adalah -0.108005, artinya AHLS dan PDRB di Kabupaten Gayo
apabila AHH, AHLS dan PDRB di Lues dianggap 0, maka jumlah penduduk
Kabupaten Aceh Tenggara dianggap 0, miskin di kabupaten Gayo Lues sebesar -
maka jumlah penduduk miskin di 0.734852%.
kabupaten Aceh Tenggara sebesar - 16. Kota Langsa
0.108005%. Nilai C Kota Langsa adalah -
10. Kabupaten Aceh Timur 0.485421, artinya apabila AHH, AHLS
Nilai C Kabupaten Aceh Timur dan PDRB di Kota Langsa dianggap 0,
adalah 1.119251, artinya apabila AHH, maka jumlah penduduk miskin di Kota
AHLS dan PDRB di Kabupaten Aceh Langsa sebesar -0.485421%.
Timur dianggap 0, maka jumlah 17. Kota Lhokseumawe
penduduk miskin di kabupaten Aceh Nilai C Kota Lhokseumawe
Timur sebesar 1.119251%. adalah -8.95E-05, artinya apabila AHH,
11. Kabupaten Aceh Utara AHLS dan PDRB di Kota Lhokseumawe
Nilai C Kabupaten Aceh Utara dianggap 0, maka jumlah penduduk
adalah 1.610692, artinya apabila AHH, miskin di Kota Lhokseumawe sebesar -
AHLS dan PDRB di Kabupaten Aceh 8.95E-05%.
Utara dianggap 0, maka jumlah 18. Kabupaten Nagan Raya
penduduk miskin di kabupaten Aceh Nilai C Kabupaten Nagan Raya
Utara sebesar 1.610692%. adalah 0.211733, artinya apabila AHH,
12. Kota Banda Aceh AHLS dan PDRB di Kabupaten Nagan
Nilai C Kota Banda Aceh Raya dianggap 0, maka jumlah
adalah -0.069764, artinya apabila AHH, penduduk miskin di kabupaten Nagan
AHLS dan PDRB di Kota Banda Aceh Raya sebesar 0.211733%.
dianggap 0, maka jumlah penduduk 19. Kabupaten Pidie
miskin di Kota Banda Aceh sebesar - Nilai C Kabupaten Pidie adalah
0.069764%. 1.309084, artinya apabila AHH, AHLS
13. Kabupaten Bener Meriah dan PDRB di Kabupaten Pidie dianggap
Nilai C Kabupaten Bener 0, maka jumlah penduduk miskin di
Meriah adalah -0.039106, artinya kabupaten Pidie sebesar 1.309084%.
apabila AHH, AHLS dan PDRB di 20. Kabupatan Pidie Jaya
Kabupaten Bener Meriah dianggap 0, Nilai C Kabupaten Pidie Jaya
maka jumlah penduduk miskin di adalah -0.128449, artinya apabila AHH,
kabupaten Bener Meriah sebesar - AHLS dan PDRB di Kabupaten Pidie
0.039106%. Jaya dianggap 0, maka jumlah penduduk
14. Kabupaten Bireuen miskin di kabupaten Pidie Jaya sebesar -
Nilai C Kabupaten Bieueun 0.128449%.
adalah 1.182044, artinya apabila AHH, 21. Kota Sabang
AHLS dan PDRB di Kabupaten Nilai C Kota Sabang adalah -
Bieueun dianggap 0, maka jumlah 2.107859, artinya apabila AHH, AHLS
penduduk miskin di kabupaten Bieueun dan PDRB di Kota Sabang dianggap 0,
sebesar 1.182044%. maka jumlah penduduk miskin di Kota
Sabang sebesar -2.107859%.

15. Kabupaten Gayo Lues


22. Kabupaten Simeulue
25

Nilai C Kabupaten Simeulue disebabkan karena kurangnya kebijakan


adalah -0.855999, artinya apabila AHH, pemerintah dalam mengatasi masalah kesehatan
AHLS dan PDRB di Kabupaten dan belum tepat sasaran sehingga kulitas
Simeulue dianggap 0, maka jumlah kesehatan masyarakat masih kurang baik.
penduduk miskin di kabupaten
Simeulue sebesar -0.855999%. Pengaruh AHLS Terhadap Jumlah Penduduk
23. Kota Subulussalam Miskin Di Provinsi Aceh
Nilai C Kota Subulussalam Berdasarkan hasil pengujian secara
adalah -1.127181, artinya apabila AHH, parsial variabel AHLS berpengaruh positif tetapi
AHLS dan PDRB di Kota tidak signifikan terhadap jumlah penduduk
Subulussalam dianggap 0, maka jumlah miskin di Provinsi Aceh, hal ini dpat dilihat pada
penduduk miskin di Kota Subulussalam Tabel 4.10 dengannilai probabilitasnya sebesar
sebesar -1.127181%. 0.3451>0,05. Ini berarti apabila terjadi
peningkatan AHLS sebesar 1 persen maka akan
Pembahasan menyebabkan meningkatnya jumlah penduduk
Pengaruh AHH Terhadap Jumlah miskin 1 persen.
Penduduk Miskin Di Provinsi Aceh Hasil pengujian penelitian ini sejalan
Dari pengujian secara parsial variabel dengan peneilitian yang dilakukan (Azhar, 2017)
AHH yang digunakan dalam penelitian ini yang menyimpulkan bahwa angka harapan lama
memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan, sekolah berpengaruh positif dan tidak signifikan
hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.10 terhadap kemiskinan di Provinsi Jawa Barat.
probabilitasnya sebesar 0.6294> 0,05. Artinya, Tidak signifikannya angka harapan lama sekolah
AHH tidak memiliki pengaruh dan hubungan dalam peneitian ini dapat di sebabkan karena
terhadap jumlah penduduk miskin di Provinsi kurangnya terarahnya kebijakan pemerintah
Aceh. Hal ini dikarenakan tingkat dalam memberikan subsidi dibidang pendidikan
kesejahteraan setiap wilayah berbeda-beda baik seperti beasiswa gratis ke perguruan tinggi,
dari segi kesehatan yaitu gizi, kondisi hendaknya pemerintah segera memberikan
lingkungan dan pelayanan. jaminan pendidikan kepada mereka yang
Dari hasil pengujian dalam penelitian memiliki prestasi tinggi namun tergolong dalam
ini sejalan dengan hasil penelitian yang keluarga miskin. Dan meningkatkan fasilitas
dilakukan oleh (Suwanto, 2018) yang pendidikan secara merata yang tidak hanya
menyimpulkan bahwa kesehatan berpengaruh terpusat pada suatu daera tetapi merata keseluruh
negatif dan tidak signifikan terhadap daerah lainnya. Selian itu, faktor lain yang dapat
kemiskinan di Jawa Timur. Dalam penelitian menyebabkan tidak signifikannya angka harapan
Suwanto variabel kesehatan merupakan metode lama sekolah dikarenakan dimasa modren seperti
lama, sementara dalam penelitian penulis sekarang ini tingkat pendidikan formal seseorang
memakai metode baru yaitu angka harapan tidak menjamin atau tidak cukup agar terhindar
hidup yang merupakan bagian dari kesehatan. dari kemiskinan, dengan kata lain harus memiliki
Sehingga penulis memakai variabel kesehatan keahlian yang memadai.
sebagai jurnal pendukung pada penelitian ini.
Tidak signifikannya angka harapan Pengaruh PDRB Terhadap Jumlah Penduduk
hidup pada penelitian ini dikarenakan angka Miskin Di Provinsi Aceh
harapan hidup di suatu wilayah di Provinsi Berdasarkan hasil pengujian secara
Aceh khususnya setiap Kabupaten/Kota parsial variabel PDRB berpengaruh negatif dan
berbeda dengan wilayah lainnya tergantung tidak signifikan terhadap jumlah penduduk
dari kualitas hidup yang di capai oleh miskin di Provinsi Aceh, hal ini dapat dilihat dari
penduduk, baik dari segi sosial, ekonomi, probabilitasnya sebesar 0.0819> 0,05.
kesehatan dan pendidikan. Selain itu dapat Hasil pengujian dalam penelitian ini
sejalan dengan penelitian (Alhudori, 2017) yang
26

mendapatkan hasil bahwa PDRB berpengaruh realisasi belanja pemerintah di bidang


negatif dan tidak signifikan terhadap Jumlah kesehatan, pendidikan, ekonomi,
Penduduk Msikin di Provinsi Jambi. Dapat infratruktur dan lain-lain setiap tahunnya,
dilihat dari hasil probabilitas yang di peroleh sebab dengan semakin bertambahnya
(Alhudori, 2017)dalam penelitiannya pada jumlah alokasi belanja yang dikeluarkan
variabel PDRB yaitu sebesar 0,485 > 0,05. untuk meningkatkan kualitas pelayanan
Tidak signifikannya variabel PDRB kesehatan, pendidikan, ekonomi ataupun
pada penelitian ini disebabkan oleh perbedaan di bidang lainnya maka Indeks
struktur ekonomi di setiap wilayah Provinsi Pembangunan Manusia yang terwujud
Aceh atau disetiap Kabupaten/Kotanya. melalui kulitas kesehatan masyarakat
Perbedaan struktur tersebut dapat dilihat dari akan semakin membaik sehingga Angka
sektor industri pengolahannya, sektor Harapan Hidup, Angka Harapan Lama
perdagangan besar dan kecil, sektor pertanian Sekolah dan PDRB semakin meningkat
dan sektor pariwisata. setiap tahunnya khususnya di Provinsi
Aceh.
Kesimpulan 3. Bagi masyarakat semoga melalui
Berdasarkan hasil analisis dari penelitian ini dapat mengetahui tentang
pembahasan dalam penelitian ini dapat diberi permasalahan mengenai pengaruh Angka
kesimpulan sebagai berikut: Harapan Hidup, Angka Harapan Lama
1. Variabel AHH pada penelitian ini Sekolah dan PDRB terhadap Jumlah
secara parsial berpengaruh negatif dan Penduduk Miskin di Provinsi Aceh.
tidak signifikan terhadap jumlah
penduduk miskin di Provinsi Aceh. KEPUSTAKAAN
2. Variabel AHLS pada penelitian ini Alhudhori, M. (2017). Pengaruh Ipm, Pdrb Dan
secara parsial berpengaruhpositif tetapi Jumlah Pengangguran Terhadap Penduduk
tidak signifikan terhadap jumlah Miskin Di Provinsi Jambi. EKONOMIS :
penduduk miskin di Provinsi Aceh. Journal of Economics and Business, 1(1),
3. Variabel PDRB pada penelitian ini 113–124.
secara parsialberpengaruh negatif dan https://doi.org/10.33087/ekonomis.v1i1.12
tidak signifikan terhadap jumlah Alhudori, M. (2017). Pengaruh IPM, PDRB dan
penduduk miskin Di Provinsi Aceh Jumlah Pengangguran Terhadap Penduduk
Miskin di Provinsi Jambi. Journal Of
Saran Economics and Business, 1(1), 113–124.
Berdasarkan dari hasil penelitian yang
telah dilakukan maka penulis memberikan Arka, S., & I Komang, A. D. P. (2018). Analisis
beberapa saran yaitu: Pengaruh Tingkat Pengangguran Terbuka,
1. Dalam penelitian ini masih jauh dari Kesempatan Kerja dan Tingkat Pendidikan
Terhadap Tingkat Kemiskinan Pada
kata sempurna maka diharapkan kepada
Kabupaten/Kota di Provinsi Bali. E-Jurnal
peneliti yang tertarik pada bidang ini EP Unud, 7(3), 616–444.
disarankan untuk mengambil rentan
waktu yang lebih lama dan Azhar, Z. (2017). Analisis Pengaruh Komponen
menambahkan variabel-variabel Indeks Pembangunan Manusia Terhadap
lainnya, supaya dapat memberikan hasil Kemiskinan di Provinsi Jawa Barat Periode
2010-2016.
yang lebih relevan terhadap jumlah
penduduk miskin atau kemiskinan di Bank, W. (n.d.). Definisi Kemiskinan.
Provinsi Aceh.
2. Kepada pemerintah Provinsis Aceh Faturrohmin, R. (2011). Pengaruh PDRB,
agar berupaya untuk meningkatkan Harapan Hidup dan Melek Huruf Terhadap
Tingkat Kemiskinan (Studi Kasus 35
27

Kabuppaten/Kota di Jawa Tengah). Wibowo, A., & Lina, S. D. (2017). Analisis


Angka Harapan Hidup di Jawa Timur
Ghozali, I. (2006). Aplikasi analisis Tahun 2015. Jurnal Biometrika Dan
Multivariate dengan Program SPSS (4th Kependudukan, 6(1), 17–25.
ed.). Universitas Diponegoro. https://doi.org/10.20473/jbk.v6i1.2017.17-
25
Gujarati, N. . (2012). Dasar-Dasar
Ekonometriks (7th ed.). Salemba Empat. Widarjono, A. (2017). Ekonometrika (Edisis 4).
UPP STIM YKPN.
Hastarini, A. D. (2005). Sumber Daya Manusia
Melalui Pendidikan. Dinamika
Pembangunan, 2(1).

Hong, P. Y., & Pandey, S. (2007). Human


capital as structural vulnerability of US
poverty. Equal Opportunities
International, 26(1), 18–43.

Jumiati, A., Astri, V. A., & Sunlip, W. (2015).


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Angka
Harapan Hidup di Kabupaten Jember (The
Factors That Affect Life Expectancy in
District Of Jember). Artikel Ilmiah
Mahasiswa, 6.

Kumalasari, M. (2011). Analisis Pertumbuhan


Ekonomi, Angka Pertumbuhan Ekonomi,
Angka Harapan Hidup, Angka Melek
Huruf, Rata Harapan Hidup, Angka
Melek Huruf, Rata- Rata Lama Sekolah,
Pengeluaran Rata Lama Sekolah,
Pengeluaran Perkapita Dan Jumlah
Penduduk Terhadap Perkapita Da. In
Skripsi.

Ratisyah. (2019). Pengaruh Pertumbuhan


Ekonomi, Rata-Rata Lama Sekolah dan
Kepesertaan BPJS Terhadap Kemiskinan
Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan
Barat. Jurnal Curvanomic, 8(4).

Saputra, W. A. (2011). Tingkat Kemiskinan.


Ekonomi Dan Bisnis, 5(27).

Saraswati, M., & Widianisngsih, I. (2008). Be


Smart Ilmu Pengetahuan Sosial
(Geografi, Sejarah, Sosiologi, Ekonomi)
untuk kelas VII Sekolah Menengah
Pertama.

Suwanto, S. R. (2018). Pengaruh Pertumbuhan


Penduduk, Pengangguran, Kesehatan dan
Pendidikan Terhadap Kemiskinan Di
Jawa Timur Tahun 2011-2015.

Todaro, M. . (2013). Pembangunan Ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai