Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS JURNAL ASKEB PEREMPUAN DAN ANAK DALAM KONDISI

RENTAN

Dosen : Koniasari, SST.,M.Kes

Disusun Oleh :

KELOMPOK 1
Kelas Bidan Ekstensi Tahun 2022/2023
- Erni Rohaeni
- Sitti rosi s
- Sherly risda
- Irma susanti
- Lioni amelianti p
- Intan pratiwi
- Edeh fatmawati
- Ani apriyanti
- Riris Nuristiani
FAKULTAS KESEHATAN S1 KEBIDANAN
UNIVERSITAS MEDIKA SUHERMAN
2022
ANALISIS JURNAL PENGARUH JUMLAH PENDUDUK MISKIN, LAJU
PERTUMBUHAN EKONOMI, DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP
JUMLAH STUNTING DI 10 WILAYAH TERTINGGI INDONESIA TAHUN
2010-2019

A. JUDUL
Pengaruh Jumlah Penduduk Miskin, Laju Pertumbuhan Ekonomi, dan Tingkat
Pendidikan terhadap Jumlah Stunting di 10 Wilayah Tertinggi Indonesia Tahun
2010-2019

B. PENULIS JURNAL
Yati Karyati

C. KORESPODENSI
Prodi Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Bandung, Indonesia.
https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRIEB/article/download/401/339

D. KATA KUNCI JURNAL


Stunting, Kemiskinan, Laju Pertumbuhan Ekonomi, Pendidikan.

E. METODE PENELITIAN
Metode penelitian menggunakan analisis kuantitatif dengan pendekatan deskriptif.
Model yang digunakan adalah model fixed effect.
Data yang digunakan adalah data sekunder.

F. Latar Belakang Penelitian


Stunting merupakan salah satu target Sustainable Development Goals (SDGs) yang
termasuk pada tujuan pembangunan berkelanjutan ke-2 yaitu menghilangkan
kelaparan
dan segala bentuk malnutrisi pada tahun 2030 serta mencapai ketahanan pangan.
Target
yang ditetapkan adalah menurunkan angka stunting hingga 40% pada tahun 2025
(Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI, 2018).
Masalah tingginya anak balita (Stunting) menjadi permasalahan yang dihadapi dunia,
salah satunya negara Indonesia yang berdampak serius terhadap kualitas Sumber
Daya Manusia (SDM). Stunting ini merupakan permasalahan gizi kronis yang
disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam rentang yang cukup lama, umumnya
hal ini karena asupan makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi, sehingga
mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih
rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya. Dengan demikian stunting ini dapat
menyebabkan meningkatnya risiko terjadinya kesakitan dan kematian, perkembangan
otak suboptimal dan terhambatnya pertumbuhan mental (Farah Okky et. all, 2015).
Berdasarkan WHO data Visualization dashboard-Child Stunting : Indonesia termasuk
ke dalam urutan ke-6 setelah Myanmar, Filipina, Kamboja, Laos, dan Timor Leste.
Rata-rata proporsi stunting Indonesia tahun 2005-2019 adalah 27,67%. Sementara
target WHO (World Health Organization) tidak lebih dari 20%. Artinya secara
nasional masalah stunting di Indonesia tergolong kronis atau masih tinggi dan belum
menunjukkan perbaikan signifikan. Jumlah yang telah melampaui nilai standar
maksimal dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakni sebesar 20 persen atau
seperlima dari jumlah total anak balita dalam suatu negara. Dengan demikian
Indonesia termasuk jauh lebih tinggi dibandingkan dengan prevalensi balita stunting
di negara tetangga, khususnya Singapura. Apabila dilakukan perbandingan, tingkat
prevalensi balita stunting di Indonesia 7 kali lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat
balita stunting di negara Singapura tersebut. Kasus stunting di Indonesia yang masih
tinggi ini mempunyai dua penyebab. Pertama, pola asuh orang tua yang salah
mengenai asupan gizi. Kedua, kondisi perekonomian orang tua yang masuk dalam
kategori miskin.

G. Hasil Penelitian
1) Pengaruh jumlah penduduk miskin terhadap jumlah stunting
Jumlah Penduduk Miskin memiliki hubungan positif dan berpengaruh
signifikan terhadap jumlah stunting, nilai probabilitas sebesar 0.0017 dan nilai
koefisien sebesar 31.88357. Nilai tersebut berarti jika terjadi peningkatan
sebesar 1% maka jumlah stunting di 10 wilayah tertinggi Indonesia akan
meningkat sebesar 31.88357. Dengan demikian hasil ini sesuai dengan
hipotesis penelitia
2) Pengaruh Laju Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Jumlah Stunting
Jumlah Stunting Laju Pertumbuhan Ekonomi memiliki hubungan negatif dan
berpengaruh signifikan terhadap jumlah stunting, nilai probabilitas sebesar
0.0042 dan nilai koefisien sebesar - 0.356753. Nilai tersebut berarti jika terjadi
peningkatan sebesar 1% maka jumlah stunting di 10 wilayah tertinggi
Indonesia akan menurun sebesar 0.356753. Dengan demikian hasil ini sesuai
dengan hipotesis penelitian.
3) Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Jumlah Stunting
Tingkat pendidikan memiliki hubungan negatif dan berpengaruh signifikan
terhadap jumlah stunting, nilai probabilitas sebesar 0.0005 dan nilai koefisien
sebesar -1.772971. Nilai tersebut berarti jika terjadi peningkatan sebesar 1%
maka jumlah stunting di 10 wilayah tertinggi Indonesia akan menurun sebesar
1.772971. Dengan demikian hasil ini sesuai dengan hipotesis penelitian.
H. Kesimpulan Penelitian
1) Hasil perhitungan koefisien determinasi (R2) sebesar 0,620869
mengindikasikan bahwa variabel jumlah penduduk miskin, Laju Pertumbuhan
Ekonomi, dan tingkat pendidikan memiliki pengaruh sebesar 62.08% yang
dapat dijelaskan dalam persamaan model, untuk sisanya sebesar 37.92%
dipengaruhi oleh variabel lain di luar model. Sedangkan berdasarkan hasil uji-
F statistik sebesar 14.51029 dengan probabilitas F sebesar 0.000000 lebih
kecil dibandingkan dengan taraf signifikan 0.05. Hal ini menjelaskan bahwa
secara bersama-sama variabel bebas yaitu jumlah penduduk miskin, Laju
Pertumbuhan Ekonomi, dan tingkat pendidikan berpengaruh signifikan
terhadap jumlah stunting di 10 wilayah tertinggi Indonesia.
2) Berdasarkan hasil regresi pada variabel jumlah penduduk miskin
menghasilkan koefisien positif, maka dengan demikian jika terjadi
peningkatan sebesar satu persen akan meningkatkan jumlah stunting
sebesar 31.88357. Hal ini berbeda dengan hasil regresi variabel Laju
Pertumbuhan Ekonomi dan tingkat pendidikan, dimana LPE dan tingkat
pendidikan menghasilkan koefisien negatif. Jika terjadi peningkatan
sebesar satu persen pada LPE maka akan menurunkan jumlah stunting
sebesar 0.356753. Sedangkan jika terjadi peningkatan sebesar satu persen
pada tingkat pendidikan maka akan menurunkan jumlah stunting
sebesar 1.772971.

I. Daftar Pustaka
Anggunan. 2020. Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dan Pendapatan Keluarga
dengan
Kejadian Stunting pada Anak Usia 6-59 Bulan. Jurnal Kebidanan. Vol. 6 No.2.
Hal 205-211.
Badan Pusat Statistik-BPS. 2010-2019. Angka Partisipasi Sekolah. (online).
DKI Jakarta.
Indonesia Badan Pusat Statistik-BPS. 2009-2019. Kemiskinan dan
Ketimpangan (online). DKI Jakarta. Indonesia.
Badan Pusat Statistik-BPS. 2010-2019. Laju Pertumbuhan PDRB atas Harga
Konstan (online). DKI Jakarta. Indonesia.
Badan Pusat Statistik-BPS. 2009-2019. Prevalensi Jumlah Bayi Sangat Pendek
dan Pendek Stunting di Indonesia (online). DKI Jakarta. Indonesia.
Cholifatun & Lailatul. 2015. Hubungan Tingkat Pendidikan, Tingkat
Pengetahuan dan Pola Asuh Ibu dengan Wasting dan Stunting pada Balita Keluarga
Miskin. Jurnal Media Gizi Indoneisa. Vol. 10 No. 1. Hal 84-90.
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gujarati, D. N & Porter, D. C. 2009. Basis Econometrics. 5th ed. New York :
McGraw-Hill Irwin.
Haerawati, Idris. 2020. Faktor Sosial Ekonomi dan Pemanfaatan Posyandu
dengan Kejadian Stunting Balita Keluarga Miskin Penerima PKH di Palembang.
Jurnal Gizi Klinik Indonesia. Vol. 17 No. 1. Hal 22-33.
Harniwita. 2008. Pengaruh Tingkat Pendapatan Terhadap Gizi Keluarga di
Desa Buluh Cina Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar. Jurnal Penelitian. Vol.
IX No. 1. Hal 112-116.
Indriyani et. all. 2018. Stunting, Faktor Resiko dan Pencegahan. Jurnal
Agromedicine. Vol. 5 No. 1. Hal 540-545.
Nurwati. 2008. Kemiskinan: Model Pengukuran, Permasalahan dan Alternatif
Kebijakan. Jurnal Kependudukan Padjajaran. Vol. 10 No. 1. Hal 1-11.
Okky, et. all. 2015. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Stunting Pada
Anak Balita di Wilayah Pedesaan dan Perkotaan. Jurnal Penelitian Kesehatan. Vol. 2
No. 4. Hal 236-245.
Ramadhan, Raisuli. 2018. Determinasi Penyebab Stunting di Provinsi Aceh.
Jurnal Penelitian Kesehatan. Vol. 5 No. 2. Hal 71-79.
Sukirno. 2011. Makroekonomi: Teori Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo
Pustaka.
Soleh, Ahmad. 2012. Analisis Pertumbuhan Ekonomi dan Kesenjangan
Pembangunan
Ekonomi Antara Region Di Indonesia Tahun 2001-2010. Jurnal Analisa
Sosiologi. Vol. 3 No. 1. Hal 70-90.
Wahyuni, Dian. 2020. Pengaruh Sosial Ekonomi dengan Kejadian Stunting
Pada Balita di Desa Kuala Tambang Kampar. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol. 4
No. 1. Hal 20-26.

Anda mungkin juga menyukai