TUGAS METOPEL
Oleh
JALALUL BULQAINI
NIM. 2002022013
PENDAHULUAN
Masalah stunting atau kerdil merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak bayi di bawah lima tahun
(balita) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.
Kekurangan gizi ini terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah
bayi lahir namun kondisi stunting ini baru akan nampak setelah bayi berusia 2 tahun
(Kemenkes, 2020). Balita pendek (stunted) dan sangat pendek (severely stunted)
adalah balita dengan panjang badan (PB/U) atau tinggi badan (TB/U) menurut
Reference Study) 2006. Dimana anak balita dengan nilai z-scorenya kurang dari
-2SD/standar deviasi (stunted) dan kurang dari – 3SD (severely stunted) 1 (TNP2K,
2017).
Stunting yang telah tejadi bila tidak diimbangi dengan catch-up growth
mental. Stunting dibentuk oleh growth faltering dan catcth up growth yang tidak
Hal tersebut mengungkapkan bahwa kelompok balita yang lahir dengan berat badan
tersebut menjadi lebih rentan terhadap penyakit dan di masa depan dapat beresiko pada
menurunnya tingkat produktivitas. Pada akhirnya secara luas stunting akan dapat
Saat ini, Indonesia merupakan salah satu negara dengan prevalensi stunting
lainnya (TNP2K, 2017). Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang
2018, prevalensi angka stunting atau anak tumbuh pendek turun dari 37,2 persen pada
Riskesdas 2013 menjadi 30,8. Namun angka tersebut tetap mejadi perhatian serius bagi
Tahun 2019 mencapai 27,67 persen. Hal ini patut menjadi perhatian mengingat angka
Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) yaitu < 20%.
Salah satu upaya untuk membantu turunnya angka stunting adalah dengan
pemberian edukasi melalui berbagai media komunikasi. Salah satunya dengan media
membuat pesan yang ditampilkan lebih dipahami secara utuh dan sederhana karena
hari. Tampilan video menjadi daya tarik sehingga mampu mempertahankan perhatian
seseorang selama video diputar (Primavera, 2014 dalam Rehusisma, dkk, 2017).
Penggunaan media cetak/ visual yang dihasilkan melalui proses mekanik dan
fotografis hanya menstimulasi indra mata (penglihatan), sedangkan media audio visual
dihasilkan melalui proses mekanik dan elektronik dengan menyampaikan pesan atau
informasi secara audio dan visual memberikan stimulus terhadap mata (penglihatan)
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rehusisma, dkk 2017, media video
merupakan media yang sangat valid sebagai media pembelajaran (96,89%) dan dari uji
pencegahan stunting adalah media audiovisual. Oleh karena itu diperlukan upaya
pemberian informasi yang terus berlanjut oleh tenaga kesehatan melalui media
audiovisual sehingga memudahkan masyarakat untuk memahami pesan tentang
stunting. Penelitian yang dilakukan oleh Anggraini, dkk (2020) menyatakan bahwa ada
mereka adalah tolok ukur kemajuan bangsa. Sebagai agen perubahan, maka mahasiswa
perlu sekali mendapatkan informasi dan pemahaman tentang stunting, agar dapat
mahasiswa mengenai stunting masih belum begitu baik. Mahasiswa tersebut hanya
mengetahui definisi secara teoritis mengenai stunting namun belum terlalu memahami
latar belakang penyebab stunting, efek jangka panjang terhadap anak serta penanganan
apa yang harus dan telah dilaksanakan oleh pemerintah dalam penanggulangan
mahasiswa mengenai stunting masih belum begitu baik. Mahasiswa tersebut hanya
mengetahui definisi teoritis mengenai stunting namun belum terlalu memahami latar
belakang penyebab stunting, efek jangka panjang terhadap anak serta penanganan apa
yang harus dan telah dilaksanakan oleh pemerintah dalam penanggulangan masalah
stunting di Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ingin melihat efektivitas media
Manfaat penelitian terbagi dalam manfaat teoritis dan manfaat aplikatif bagi
visual sebagai salah satu intervensi terhadap pengetahuan dan sikap masyarakat
mengenai stunting.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, S., S, Siregar & R, Dewi, 2020. Pengaruh Media Audio Visual Terhadap
Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Tentang Pencegahan Stunting Di
Desa Cinta Rakyat. Jurnal Ilmiah Kebidanan Imelda, 6(1), 44-49.
Kompas, 2020. Terawan : Angka Stunting di Indonesia Lebih Tinggi dari Ambang
Batas World Health Organization (WHO). Artikel diakses 10 Juli 2021;
https://nasional.kompas.com/read/2020/11/19/17020401/terawan-angka stunting-
di-indonesia-lebih-tinggi-dari-ambang-batas-who.
Notoatmojdo, S., 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
United Nations Children’s Fund Indonesia, 2012. Ringkasan Kajian Gizi Ibu dan
Anak, Jakarta : Unicef Indonesia.
United Nations Children’s Fund. 2013. Improving Child Nutrition. United Nations
Publications Sales No.: E.13.XX.4 : Unicef Indonesia.