Anda di halaman 1dari 8

EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO-VISUAL TERHADAP PENINGKATAN

PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA S1 KESEHATAN


MASYARAKAT TENTANG PENCEGAHAN STUNTING
DI INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
TAHUN 2021

TUGAS METOPEL

Oleh

JALALUL BULQAINI
NIM. 2002022013

PROGRAM STUDI S1 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2021
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Masalah stunting atau kerdil merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi

di dunia, khususnya di negara-negara miskin dan berkembang. Stunting menjadi

permasalahan karena berhubungan dengan meningkatnya resiko terjadinya kesakitan

dan kematian, perkembangan otak sub-optimal sehingga perkembangan motorik

terhambat dan terhambatnya pertumbuhan mental (Unicef, 2013).

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak bayi di bawah lima tahun

(balita) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.

Kekurangan gizi ini terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah

bayi lahir namun kondisi stunting ini baru akan nampak setelah bayi berusia 2 tahun

(Kemenkes, 2020). Balita pendek (stunted) dan sangat pendek (severely stunted)

adalah balita dengan panjang badan (PB/U) atau tinggi badan (TB/U) menurut

umurnya dibandingkan dengan standar baku WHO-MGRS (Multicentre Growth

Reference Study) 2006. Dimana anak balita dengan nilai z-scorenya kurang dari

-2SD/standar deviasi (stunted) dan kurang dari – 3SD (severely stunted) 1 (TNP2K,

2017).

Stunting yang telah tejadi bila tidak diimbangi dengan catch-up growth

(tumbuh kejar) mengakibatkan menurunnya pertumbuhan. Masalah stunting

merupakan masalah kesehatan masyarakat yang berhubungan dengan meningkatnya


risiko kesakitan, kematian dan hambatan pada pertumbuhan baik motorik maupun

mental. Stunting dibentuk oleh growth faltering dan catcth up growth yang tidak

memadai yang mencerminkan ketidakmampuan untuk mencapai pertumbuhan optimal.

Hal tersebut mengungkapkan bahwa kelompok balita yang lahir dengan berat badan

normal dapat mengalami stunting bila pemenuhan kebutuhan selanjutnya tidak

terpenuhi dengan baik (Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan

Transmigrasi, 2017; Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2016).

Stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas manusia, juga ancaman

terhadap kemampuan daya saing bangsa (Kementerian Kesehatan, 2018). Stunting

akan mengakibatkan tingkat kecerdasan anak tidak maksimal, menjadikan anak

tersebut menjadi lebih rentan terhadap penyakit dan di masa depan dapat beresiko pada

menurunnya tingkat produktivitas. Pada akhirnya secara luas stunting akan dapat

menghambat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kemiskinan dan memperlebar

ketimpangan (Unicef Indonesia, 2012).

Saat ini, Indonesia merupakan salah satu negara dengan prevalensi stunting

yang cukup tinggi dibandingkan dengan negara-negara berpendapatan menengah

lainnya (TNP2K, 2017). Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang

dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) Tahun

2018, prevalensi angka stunting atau anak tumbuh pendek turun dari 37,2 persen pada

Riskesdas 2013 menjadi 30,8. Namun angka tersebut tetap mejadi perhatian serius bagi

Indonesia karena prevalensi stunting Indonesia masih cukup tinggi. (Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia, 2018).


Menurut dr. Terawan (Kompas, 2020), jumlah kasus stunting di Indonesia pada

Tahun 2019 mencapai 27,67 persen. Hal ini patut menjadi perhatian mengingat angka

tersebut lebih tinggi dibandingkan toleransi maksimal stunting yang ditetapkan

Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) yaitu < 20%.

Oleh karena itu diperlukan percepatan penurunan stunting di Indonesia.

Salah satu upaya untuk membantu turunnya angka stunting adalah dengan

pemberian edukasi melalui berbagai media komunikasi. Salah satunya dengan media

komunikasi video. Video termasuk dalam media audio-visual yang dapat

mengungkapkan objek dan peristiwa seperti keadaan sesungguhnya. Penggunaan video

membuat pesan yang ditampilkan lebih dipahami secara utuh dan sederhana karena

memberikan gambaran nyata yang terjadi di kehidupan ataupun lingkungan sehari-

hari. Tampilan video menjadi daya tarik sehingga mampu mempertahankan perhatian

seseorang selama video diputar (Primavera, 2014 dalam Rehusisma, dkk, 2017).

Penggunaan media cetak/ visual yang dihasilkan melalui proses mekanik dan

fotografis hanya menstimulasi indra mata (penglihatan), sedangkan media audio visual

dihasilkan melalui proses mekanik dan elektronik dengan menyampaikan pesan atau

informasi secara audio dan visual memberikan stimulus terhadap mata (penglihatan)

dan telinga (pendengaran) (Notoatmodjo, 2012).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rehusisma, dkk 2017, media video

merupakan media yang sangat valid sebagai media pembelajaran (96,89%) dan dari uji

kepraktisan sebesar 97,5% (Rehusisma, dkk, 2017). Menurut Arsyati (2019),

penyampaian informasi yang dianggap efektif dalam menyampaikan pesan tentang

pencegahan stunting adalah media audiovisual. Oleh karena itu diperlukan upaya

pemberian informasi yang terus berlanjut oleh tenaga kesehatan melalui media
audiovisual sehingga memudahkan masyarakat untuk memahami pesan tentang

stunting. Penelitian yang dilakukan oleh Anggraini, dkk (2020) menyatakan bahwa ada

perbedaan yang signifikan pengetahuan sebelum dan sesudah intervensi menggunakan

media audio visual tentang pencegahan stunting.

Mahasiswa sebagai agen perubahan memegang peranan penting, mengingat

mereka adalah tolok ukur kemajuan bangsa. Sebagai agen perubahan, maka mahasiswa

perlu sekali mendapatkan informasi dan pemahaman tentang stunting, agar dapat

menyebarluaskan ke semua lapisan masyarakat. Khususnya bagi mahasiswa dari

program studi kesehatan.

Hasil survei pendahuluan (interview) peneliti, kepada mahasiswa kelas

eksekutif S1 kesehatan masyarakat Institut Kesehatan Helvetia, tingkat pengetahuan 30

mahasiswa mengenai stunting masih belum begitu baik. Mahasiswa tersebut hanya

mengetahui definisi secara teoritis mengenai stunting namun belum terlalu memahami

latar belakang penyebab stunting, efek jangka panjang terhadap anak serta penanganan

apa yang harus dan telah dilaksanakan oleh pemerintah dalam penanggulangan

masalah stunting di Indonesia.

Oleh karena itu peneliti ingin menganalisis efektivitas media audio-visual

terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap mahasiswa S1 kesehatan masyarakat

tentang pencegahan stunting.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan hasil survei pendahuluan terhadap kepada mahasiswa kelas

eksekutif S1 kesehatan masyarakat Institut Kesehatan Helvetia, tingkat pengetahuan 30

mahasiswa mengenai stunting masih belum begitu baik. Mahasiswa tersebut hanya
mengetahui definisi teoritis mengenai stunting namun belum terlalu memahami latar

belakang penyebab stunting, efek jangka panjang terhadap anak serta penanganan apa

yang harus dan telah dilaksanakan oleh pemerintah dalam penanggulangan masalah

stunting di Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ingin melihat efektivitas media

audio-visual terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap mahasiswa S1 kesehatan

masyarakat tentang pencegahan stunting.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis efektivitas media audio-visual

terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap mahasiswa S1 kesehatan masyarakat

tentang pencegahan stunting.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian terbagi dalam manfaat teoritis dan manfaat aplikatif bagi

mahasiswa S1 kesehatan masyarakat.

1. Manfaat teoritis, melakukan pembuktian efektivitas media audio-visual

terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap mahasiswa S1 kesehatan

masyarakat tentang pencegahan stunting.

2. Manfaat aplikatif bagi mahasiswa, memberikan pengetahuan mengenai

efektivitas media audio-visual terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap

tentang pencegahan stunting sehingga mahasiswa kesehatan masyarakat yang

nantinya akan menjadi penyuluh kesehatan dapat menggunakan media audio-

visual sebagai salah satu intervensi terhadap pengetahuan dan sikap masyarakat

mengenai stunting.
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, S., S, Siregar & R, Dewi, 2020. Pengaruh Media Audio Visual Terhadap
Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Tentang Pencegahan Stunting Di
Desa Cinta Rakyat. Jurnal Ilmiah Kebidanan Imelda, 6(1), 44-49.

Arsyati, A, M., 2019. Pengaruh Penyuluhan Media Audiovisual Dalam Pengetahuan


Pencegahan Stunting Pada Ibu Hamil Di Desa Cibatok 2 Cibungbulang.Jurnal
Mahasiswa Kesehatan Masyarakat, 2(3), 182-190.

Kompas, 2020. Terawan : Angka Stunting di Indonesia Lebih Tinggi dari Ambang
Batas World Health Organization (WHO). Artikel diakses 10 Juli 2021;
https://nasional.kompas.com/read/2020/11/19/17020401/terawan-angka stunting-
di-indonesia-lebih-tinggi-dari-ambang-batas-who.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, 2017. Buku


Saku Desa Dalam Penanganan Stunting, 42.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2016. Situasi Balita Pendek. ACM


SIGAPL APL Quote Quad, 29(2), 63–76. https://doi.org/10.1145/379277.312726

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2018. Cegah Stunting dengan Perbaikan


Pola Makan, Pola Asuh dan Sanitasi. Jakarta. Sekretariat Jendral Kementerian
Kesehatan RI.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2018. Hasil Utama Riset Kesehatan


Dasar (RISKESDAS), Jakarta : Sekretariat Jendral Kementerian Kesehatan RI.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020. Peraturan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 02 Tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak,
Jakarta : Sekretariat Jendral Kementerian Kesehatan RI.

Notoatmojdo, S., 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.

Rehusisma, L.A, S. E. Indriwati, E. Suarsini, 2017. Pengembangan Media


Pembelajaran Bookletdan Video Sebagai Penguatan Karakter Hidup Bersih Dan
Sehat. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Volume: 2
Nomor: 9 Bulan September Tahun 2017 Halaman: 1238—1243. Pascasarjana
Universitas Negeri Malang.
Tim Nasional Percepatan Penanggulangan kemiskinan, 2017. 100 Kabupaten/Kota
Prioritas Untuk Intervensi Anak Kerdil (Stunting), Jakarta : Sekretaris Wakil
Presiden RI.

United Nations Children’s Fund Indonesia, 2012. Ringkasan Kajian Gizi Ibu dan
Anak, Jakarta : Unicef Indonesia.

United Nations Children’s Fund. 2013. Improving Child Nutrition. United Nations
Publications Sales No.: E.13.XX.4 : Unicef Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai