Anda di halaman 1dari 3

Nama : ANISYAH PRATIWI

Nim : 2002022005

Mata Kuliah : UAS Biostastik Inferensial

Survei Pendahuluan
1. Observasi. Meliputi kegiatan review kerja terdahulu, temuan sebelumnya (yang relevan).
2. Pengamatan lapangan
3. Penyelidikan awal.

1. Uji stastistik yang digunakan adalah uji t-test independent

Alasannya adalah Data dianalisis dengan menggunakan uji statistik yaitu paired sample t-test
untuk melihat perbedaan pengetahuan dan sikap peningkatan pengetahuan APD pada
pekerja. setelah itu untuk melihat efektifitas antara dua 4 metode yaitu metode diskusi dan
metode ceramah peneliti menggunakan uji statistik independent sample t-test. Analisis ini
dilakukan dengan menggunakan program SPSS.

2. Pengertian Syarat- syarat uji t test independent

Uji T Test Independent adalah salah satu uji parametrik untuk melakukan komparasi
independen. Sampel independen adalah sampel yang menghasilkan data dari subjek yang
berbeda. Studi komparasi independen, contohnya perbandingan laki-perempuan,
perbandingan kelompok kontrol-perlakuan, perbandingan

3. Syarat pengujiannya adalah sebagai berikut :

1. Pengambilan sampel secara acak (random).


2. Data yang diperoleh dari sampel mempunyai sebaran normal (distribusi normal). Hal
ini dapat dilakukan dengan uji normalitas.
3. Data yang diperoleh merupakan data homogen.
4. Jumlah sampel (n) tiap subjek diusahakan sama.

4. Hipotesis dari penelitian diatas adalah


 Hipotesis yang akan diuji adalah :

H0 : Tidak ada pengaruh antara metode ceramah dan diskusi terhadap peningkatan
pengetahuan APD pada pekerja
Ha : ada pengaruh antara metode ceramah dan diskusi terhadap peningkatan pengetahuan
APD pada pekerja

 Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut :

H0 : 𝑋̅ 1 = 𝑋̅ 2

Ha : 𝑋̅ 1 ≠ 𝑋̅ 2

 Varian X1 = n x ƩX1 – (ƩX1)²


Nx1

= (40 x 35.457) – (1.210.000)


1.560

= 208.280 = 133,51
1.560

S1 = √133,51 = 11, 554

 Varian X2 = n x ƩX2 – (ƩX2)²


Nx1

= (40 x 23.680) – (937.024)


1.560

= 10.176 = 6,52
1.560

S1 = √6,52 = 2, 55

RUMUS KORELASI

r = (n) – (ƩX1.X2) - (X1).(X2) .


{(n).(ƩX1²) – (ƩX1)²} x {(n).(ƩX2²) – (ƩX2)²}

r = {(40).(26.892)} - {(1.100).(986)} .
{(40).(35.457) – (1.210.000)} x {(40).(23.680) – (937.024)}

r = 1.075.680 - 1.084.600 = -8.920 = - 0.045


208.280 - 10.176 198.104
Maka,

t = 132 = 132 = 132 = 37,18


√140,03 x 0,09 x 1 √12,6027 3,55
Maka dk = n–1
= 40 – 1
= 39

T tabel 39 taraf kesalahan ditetapkan sebesar 0.05, maka t tabel = 1.684. Kriteria pengambilan
keputusan adalah:
tolak Ho jika t hitung > t Tabel
terima Ho jika t hitung < t tabel

Maka didapatkan hasil hipotesa :

a. Pengetahuan tentang APD pada kelompok cermah pada pekerja las bengkel di
Kelurahan Tanjung Gusta adalah (p=0,0001). Hal ini menunjukkan bahwa ada
perbedaan yang signifikan secara statistic antara pengetahuan sebelum dan sesudah
penyuluhan metode ceramah pada pekerja las bengkel di Kelurahan Tanjung Gusta.
b. Pengetahuan tentang APD pada kelompok diskusi pada pekerja las bengkel di
Kelurahan Tanjung Gusta adalah (p=0,0001). Hal ini menunjukkan bahwa ada
perbedaan yang signifikan secara statistic antara pengetahuan sebelum dan sesudah
penyuluhan metode diskusi pada pekerja las bengkel di Kelurahan Tanjung Gusta.
c. Hasil penelitian dari Tiara (2019) menyatakan bahwa pada pengetahuan maupun
sikap diperoleh p= 0,001. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan
secara statistic antara pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan metode diskusi
dan penyuluhan metode ceramah pada pekerja las bengkel di Kelurahan Tanjung
Gusta.

Anda mungkin juga menyukai