Anda di halaman 1dari 11

Vol.2 No.

9 Februari 2022 2899


……………………………………………………………………………………………………...
PENGARUH MEDIA PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PERILAKU IBU DALAM
PENCEGAHAN STUNTING DI MASA PANDEMI COVID-19
(PADA ANAK SEKOLAH TK KUNCUP HARAPAN BANJARBARU)

Oleh
Rita Kirana1, Aprianti2, Niken Widyastuti Hariati3
1,2,3
Poltekkes Kemenkes Banjarmasin
Jalan Haji Mistar Cokrokusumo No.1A Banjarbaru 70714
Telp. (0511) 4773267 – 4780516 Fax (0511) 4772288
Email: 1poltekkes.banjarmasin@yahoo.co.id, 2kepeg.poltekkesbjm@yahoo.co.id

Abstrak
Stunting (kerdil) adalah kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang
jika dibandingkan dengan umur. Peran dan kedudukan ibu dalam menjaga kualitas keluarga
mencakup aspek pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial budaya, kemandirian keluarga, dan
mental spiritual serta nilai-nilai agama yang merupakan dasar untuk mencapai keluarga sejahtera.
Pengukuran pada kondisi Stunting menggunakan pengukuran status gizi secara langsung
menggunakan penilaian antropometri. Salah satu pencegahan Stunting melalui edukasi pada ibu
dalam perubahan perilaku peningkatan kesehatan dan gizi keluarga. Pola asuh dan status gizi
sangat dipengaruhi oleh pemahaman orang tua (seorang ibu). Dengan proses promosi kesehatan
untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
Penelitian ini menggunakan quassy experiment design (desain eksperimen semu) dengan
rancangan penelitian one group pretest-posttest. Populasi penelitian ini adalah ibu yang
merupakan orang tua siswa sekolah TK Kuncup Harapan Banjarmasin. Hasil analisis statistic
Independent Sample T Test menunjukan bahwa nilai rata-rata pengetahuan Ibu sebelum diberikan
pendidikan kesehatan, baik menggunakan PPT maupun menggunakan media leaflet menunjukan,
tidak ada perbedaan yang signifikan pada rata-rata pengetahuan stunting pada kelompok PPT dan
pada kelompok leaflet. Dengan demikian, kedua kelompok ini memenuhi syarat untuk di lakukan
intervensi pendidikan kesehatan. Hasil Penelitian ini dapat memberikan konstribusi dalam
pengembangan ilmu kebidanan khususnya dalam asuhan anak terkait stunting dan status gizi.
Kata Kunci: Stunting, Promosi Kesehatan, Penelitian, Balita, Gizi

PENDAHULUAN dihadapi oleh masyarakat di dunia. Ambitious


Usia balita merupakan masa dimana World Health Assembly menargetkan
proses pertumbuhan dan perkembangan terjadi penurunan 40% angka Stunting di seluruh
sangat pesat. Pada masa ini balita dunia pada tahun 2025. Global Nutritional
membutuhkan asupan gizi yang cukup dalam Report 2018 melaporkan bahwa terdapat
jumlah dan kualitas yang lebih banyak karena sekitar 150,8 juta (22,2%) balita Stunting yang
balita umumnya mempunyai aktivitas fisik menjadi salah satu faktor terhambatnya
yang cukup tinggi dan masih dalam proses pengembangan manusia di dunia. World
belajar. Salah satu permasalahan gizi yang Health Organization (WHO) menetapkan lima
sering terjadi adalah Stunting (Welasih BD & daerah subregio prevalensi Stunting, termasuk
Witramadji RB, 2012). Indonesia yang berada di regional Asia
Stunting merupakan salah satu tantangan Tenggara (36,4%) (United Nation, 2018)
dan masalah gizi secara global yang sedang (UNICEF, Levels and Trends in child
……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
2 Vol.2 No.9 Februari 2022
………………………………………………………………………………………………………
malnutrition - UNICEF WHO

………………………………………………………………………………………………………
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.2 No.9 Februari 2022 2899
……………………………………………………………………………………………………...
The World Bank Join Child Malnutrition dilakukan hingga akhir tahun berjalan.
Estmates, 2019).
Stunting merupakan permasalahan
kesehatan yang menjadi fokus program
pembangunan kesehatan pemerintah tahun
2015-2019 selain penurunan angka kematian
ibu dan bayi, pengendalian penyakit menular
dan pengendalian penyakit tidak menular
(Kementrian Kesehatan Republik Indonesia,
Rencana Strategis Kementrian Kesehatan ,
2015).
Hasil riset kesehatan dasar tahun 2013
menunjukkan bahwa prevalensi Stunting pada
anak 2 adalah 37,3 % (18,1 % sangat pendek
dan 19,2 % pendek) atau setara dengan hampir
9 juta anak balita mengalami Stunting di
Indonesia. Prevalensi selanjutnya diperoleh
dari hasil utama riskesdas tahun 2018 yaitu
30,8 % (19,3 % balita pendek dan 11,5 %
balita sangat pendek). Berdasarkan hasil riset
diatas menunjukan penurunan prevalensi
Stunting di tingkat nasional sebesar 6,4 %
selama pariode 5 tahun (Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia, Riset
Kesehatan Dasar, 2013).
Berdasarkan data Riskesdas 2018 di
Kalimantan Selatan angka balita Stunting
mencapai 33,2%. Capaian indikator prevalensi
stunting di Provinsi Kalimantan Selatan pada
tahun 2018 sebesar 29,24% lebih besar 4,89
poin dibandingkan dengan capaian pada tahun
2017 yaitu sebesar 34,13 %. Stunting
merupakan salah satu indikator kesehatan anak
yaitu status gizi kronis yang menggambarkan
terhambatkan pertumbuhan karena malnutrisi
jangka Panjang. Meskipun terjadi capaian
prevalensi stunting terjadi fluktuasi, namun
telah mencapai target Rencana Strategis yang
di tetapkan. Sehingga dapat dikatakan Provinsi
Kalimantan Selatan telah menunjukkan
keberhasilan dalam upaya pencegahan
Stunting. Dibandingkan dengan provinsi yang
berada di pulau Kalimantan maka Prevalensi
Stunting di Provinsi Kalimantan Selatan
menduduki peringkat ke-5. Peningkatan
capaian untuk kinerja lebih baik terus
……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
4 Vol.2 No.9 Februari 2022
………………………………………………………………………………………………………
Berdasarkan data yang pertumbuhan balita di posyandu serta perilaku
disampaikan Presiden Joko Widodo saat hidup bersih dan sehat . Peran ibu sangat
memimpin rapat terbatas di Istana berpengaruh akan keberhasilan intervensi
Merdeka, kompleks Istana tersebut (Djauhari T, 2017).
Kepresidenan, Jakarta, Rabu (5/8/2020) Stunting pada usia ini merupakan masa
setidaknya ada 10 provinsi yang jendela (window period) yang dapat
memiliki prevalensi stunting tertinggi di
Indonesia. Mayoritasnya, berada di
wilayah Timur Indonesia.Adapun 10
(sepuluh) provinsi yang Adapun 10
provinsi yang dimaksud adalah Nusa
Tenggara Timur, Sulawesi Barat, Nusa
Tenggara Barat, Gorontalo, Aceh,
Kalimantan Tengah, Kalimantan
Selatan, Kalimantan Barat, Sulawesi
Tenggara, dan Sulawesi Tengah.
Stunting dapat disebabkan oleh
faktor yang sangat beragam dari kondisi
ibu atau calon ibu, masa janin dan masa
bayi/balita atau sejalan pada periode
1000 hari pertama kehidupan (1000
HPK). Periode 1000 HPK merupakan
periode emas sekaligus periode kritis
bagi seseorang (windows of
opportunity). Kondisi kesehatan dan
gizi ibu sebelum dan saat kehamilan,
postur tubuh ibu, jarak kehamilan yang
cenderung dekat, ibu yang masih remaja
dan asupan nutrisi yang kurang saat
kehamilan mempengaruhi pertumbuhan
janin dan risiko terjadinya Stunting
(Djauhari T, 2017).
Pengetahuan ibu secara tidak
langsung juga mempengaruhi status
kesehatan ibu, janin yang dikandung,
dan kualitas bayi yang akan dilahirkan.
Selama ini upaya peningkatan gizi
dilakukan ketika ibu sudah hamil,
sehingga akan lebih baik pendidikan
gizi khususnya dalam pencegahan
Stunting dilakukan ketika ibu belum
hamil dan akan mempersiapkan
kehamilannya (Djauhari T, 2017).
Upaya intervensi masa 1000 HPK
meliputi pada masa hamil, pada saat
bayi lahir, bayi berumur 6 bulan sampai
dengan 2 tahun dan memantau
………………………………………………………………………………………………………
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.2 No.9 Februari 2022 2901
……………………………………………………………………………………………………...
menyebabkan defek organ maupun fungsi membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo,
anak terganggu yang dapat terjadi pada usia 2012). Setelah terbentuknya pengetahuan yang
diatas 5 tahun. Hal ini dapat menimbulkan baik ini, masyarakat menjadi tahu, mau dan
masalah kesehatan dan manifestasi klinis yang mampu untuk melakukan perilaku pencegahan
buruk. Oleh karena itu, upaya pencegahan dan stunting . Bentuk promosi kesehatanyang
penanganan berbasis komunitas dapat dapat dilakukan adalah melalui penyuluhan
menekan angka kejadian Stunting setelah masa kesehatan tentang stunting menggunakan
jendela anak Stunting (Aridiyah FO, media promosi kesehatan yang efektif
Rohmawati N, & Ririanty M, 2015). sehingga sasaran dapat meningkat
Upaya pencegahan dan promosi pengetahuannya yang akhirnya diharapkan
kesehatan telah dilakukan untuk mencegah dan dapat berubah perilakunya kearah positif
menurunkan angka kejadian Stunting. terhadap kesehatan (Notoatmodjo, 2012).
Pencegahan dan promosi kesehatan difokuskan Berdasarkan studi pendahuluan yang
kepada penanggulangan penyebab langsung dilakukan dengan wawancara pada saat
dan penyebab tidak langsung terjadi Stunting, dilakukan persiapan pengabdian masyarakat
salah satunya menggunakan media pendidikan oleh dosen Poltekkes Banjarmasin jurusan
kesehatan (UNICEF, 2012). kebidanan, kepada 5 orang ibu yang
Promosi kesehatan adalah adalah proses merupakan orang tua siswa sekolah Taman
untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat kanak-kanak (TK) Kuncup harapan
dalam memelihara dan meningkatkan Banjarmasin, 4 dari orang ibu mengatakan
kesehatannya (Notoadmodjo, 2012). Promosi tidak tahu Stunting. satu dari 5 orang ibu
Kesehatan yang dilakukan pada ruang lingkup mengatakan mengetahui apa itu Stunting tetapi
individu, kelompok maupun masyarakat luas tidak tahu bagaimana cara pencegahan
menggunakan sarana media yang sesuai. Stunting. Dua dari 5 orang ibu mengatakan
Pendidikan kesehatan yang tepat sasaran akan bahwa Stunting itu tidak mematikan, tidak ada
berdampak akan pencegahan secara hubungan asupan gizi dengan Stunting. Dua
komprehensif (5 level of prevention) dan dari 5 orang ibu mengatakan bahwa Stunting
meningkatkan pengetahuan terhadap kesehatan itu berbahaya tetapi ibu mengatakan tidak ada
serta meningkatkan derajat kesehatan hubungan nya dengan asupan gizi terhadap
masyarakat (Fitriani S, 2018). Stunting.
Upaya kesehatan penanganan stunting Berdasarkan latar belakang tersebut,
tentunya dilakukan sejalan dengan prinsip 5 penulis tetarik untuk melakukan penelitian
Level Prevention (5 tingkat pencegahan) tentang Pengaruh Media Promosi Kesehatan
menurut Leavell dan Clark (1967) dalam terhadap Perilaku Ibu dalam Pencegahan
Susilowati, 2016 : 1) Promosi Kesehatan Stunting Di Masa Pandemi Covid-19 Pada
(health promotion); 2) Perlindungan khusus Anak Sekolah TK Kuncup harapan
(specific protection); 3) Diagnosis dini dan Banjarmasin.
pengobatan segera(early diagnosis and prompt
treatment); 4) Pembatasan cacat (disability LANDASAN TEORI
limitation); Rehabilitasi (rehabilitation). Pengacuan pustaka dilakukan dengan
Pada tingkat pencegahan melalui menuliskan [nomor urut pada daftar pustaka]
Promosi Kesehatan ini upaya yang dilakukan mis. [1], [1,2], [1,2,3]. Sitasi kepustakaan
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan harus ada dalam Daftar Pustaka dan Daftar
masyarakat tentang stunting. Hal ini perlu Pustaka harus ada sitasinya dalam naskah.
dilakukan mengingat pengetahuan atau Pustaka yang disitasi pertama kali pada naskah
kognitif merupakan domain yang sangat [1], harus ada pada daftar pustaka no satu, yg
penting dalam disitasi ke dua,
……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
2902 Vol.2 No.9 Februari 2022
………………………………………………………………………………………………………
muncul pada daftar pustaka no 2, begitu
Perilaku bisa dikatakan sebagai bentuk
seterusnya. Daftar pustaka urut kemunculan
tindakan sosial yang dilakukan oleh individu
sitasi, bukan urut nama belakang. Daftar
dalam menjalankan proses sosial dan interaksi
pustaka hanya memuat pustaka yang benar
sosial terhap lingkungan sosial yang terjadi di
benar disitasi pada naskah.
masyarakat. Dimana prihal penjalannya ini
Menurut Undang-Undang Kesehatan No.
sendiri bisa terjadi dalam bentuk tertutup
23 Tahun 1992 dan WHO, tujuan pendidikan
(covert behavior) ataupun terbuka (overt
kesehatan adalah meningkatkan kemampuan
behavior).
masyarakat untuk memelihara dan
Perilaku tertutup adalah segenap respon
meningkatkan derajat kesehatan; baik secara
pasif yang dilakukan seserang secara
fisik, mental dan sosialnya, sehingga produktif
terselubung sehingga prihal ini terjadi reaksi
secara ekonomi maupun sosial, pendidikan
terhadap stimulus dengan sangat terbatas pada
kesehatan disemua program kesehatan; baik
perhatian, persepsi, pengetahuan, bahkan
pemberantasan penyakit menular, sanitasi
kesadaran akan semua sikap yang terjadi pada
lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan
seseorang. Hingga akhirnya belum dapat
kesehatan, maupun program kesehatan lainnya
diamati secara nyata oleh orang lain.
kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan
Definisi perilaku terbuka adalah segenap
dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-
manisfestasi atas tidakan yang dilakukan oleh
prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan
seseorang dengan sangat jelas dalam bentuk
individu, keluarga, kelompok atau masyarakat
tindakan atau praktik yang terlihat, sehingga
secara keseluruhan ingin hidup sehat, sadar,
bisa dengan sangat mudah dapat diamati atau
tahu dan mengerti serta melakukan suatu
dilihat orang lain.
anjuran yang ada hubungannya dengan
Pola makan (dietary pattern) adalah
kesehatan secara perseorangan (individu)
susunan makanan yang biasa dimakan
maupun kelompok. Pendidikan kesehatan
mencakup jenis dan jumlah bahan makanan
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, sosial
yang dikonsumsi seseorang atau kelompok
ekonomi, adat istiadat, kepercayaan
orang atau penduduk dalam frekuensi dan
masyarakat dan ketersediaan waktu seseorang
jangka waktu tertentu (Kementrian Kesehatan
atau kelompok (Notoatmodjo, 2012).
Republik Indonesia, Riset Kesehatan Dasar,
Dari pengertian di atas di simpulkan
2013). Pola makan akan mencerminkan
pendidikan kesehatan adalah proses untuk
makanan yang dikonsumsi secara utuh atau
meningkatkan pengetahuan masyarakat
kombinasi berdasarkan kuantitas, proporsi,
bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan
frekuensi, variasi dari berbagai makanan dan
derajat kesehatan.Menurut Undang-Undang
minuman serta nutrisi yang terdapat di dalam
Nomor 10 tahun 1992 tentang Perkembangan
makanan tersebut (Almastier S, 2012).
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga
Balita pendek (Stunting) adalah status
Sejahtera, keluarga adalah unit terkecil dalam
gizi yang didasarkan pada indeks PB/U atau
masyarakat yang terdiri dari suami-isteri, atau
TB/U dimana dalam standar antropometri
suami-isteri dan anaknya, atau ayah dan
penilaian status gizi anak, hasil pengukuran
anaknya, atau ibu dan anaknya. Setiap anggota
tersebut berada pada ambang batas (Z-Score)
keluarga mempunyai peran dan kedudukannya
<- 2 SD sampai dengan -3 SD (pendek/
masing- masing, termasuk Ibu. Ibu mempunyai
stunted) dan <-3 SD (sangat pendek /severely
peranan penting dalam mendukung suasana
stunted) (Kementerian Kesehatan Republik
keluarga yang berkualitas. (Badan Pengawasan
Indonesia, 2011). Stunting adalah masalah
Keuangan dan Pembangunan, 2009).
kurang gizi kronis yang disebabkan oleh
asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup
………………………………………………………………………………………………………
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.2 No.9 Februari 2022 2901
……………………………………………………………………………………………………...
lama akibat

……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.2 No.9 Februari 2022 2903
……………………………………………………………………………………………………...
pemberian makanan yang tidak sesuai dengan Pendidikan kesehatan merupakan
kebutuhan gizi. Stunting dapat terjadi mulai kumpulan pengalaman yang memberikan
janin masih dalam kandungan dan baru terlihat pengaruh baik kepada kebiasaan, sikap dan
pada saat anak berumur dua tahun pengetahuan yang berhubungan dengan
(Millennium Challenge Accouunt, 2015). kesehatan individu, masyarakat ataupun
Masalah Stunting merupakan masalah negara (Machfoedz & Suryani, 2009).
kesehatan masyarakat yang berhubungan Metode pendidikan kesehatan
dengan meningkatnya risiko kesakitan, merupakan suatu cara teratur yang digunakan
kematian dan hambatan pada pertumbuhan untuk melaksakan proses perubahan dari
baik motorik maupun mental. Stunting seseorang yang dihubungan dengan
dibentuk oleh tumbuh kejar yang tidak pencapaian tujuan kesehatan individu dan
memadai yang mencerminkan masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia,
ketidakmampuan untuk mencapai 2020). Metode yang dapat dipergunakan dalam
pertumbuhan optimal. Hal tersebut memberikan pendidikan kesehatan adalah
mengungkapkan bahwa kelompok balita yang metode ceramah, diskusi kelompok, curah
lahir dengan berat badan normal dapat pendapat, panel, bermain peran, demonstrasi,
mengalami Stunting bila pemenuhan simposium, seminar pada suatu komunitas atau
kebutuhan selanjutnya tidak terpenuhi dengan kelompok serta bimbingan dan konseling pada
baik (Kusharipueni, 2008). suatu individu (Notoatmodjo, 2012).
Penelitian ini menggunakan quassy
METODE PENELITIAN experiment design (desain eksperimen semu)
Stunting (kerdil) adalah kondisi dimana dengan rancangan penelitian one group
balita memiliki panjang atau tinggi badan yang pretest- posttest. Pada penelitian ini akan diuji
kurang jika dibandingkan dengan umur. pengetahuan awal sampel sebelum diberikan
Kondisi ini diukur dengan panjang atau tinggi intervensi (pretest) dan setelah dilakukan
badan yang lebih dari minus dua standar intervensi (posttest). Desain penelitian ini
deviasi median standar pertumbuhan anak dari digunakan untuk mengetahui pengaruh dan
WHO. Balita Stunting termasuk masalah gizi responden yang diberikan intervensi dan
kronik yang disebabkan oleh banyak faktor mendapatkan hasil yang lebih akurat.
seperti kondisi sosial ekonomi, gizi ibu saat Intervensi yang digunakan dalam penelitian
hamil, kesakitan pada bayi, dan kurangnya berupa promosi kesehatan menggunakan
asupan gizi pada bayi. Balita Stunting di masa metode ceramah dengan media power point
yang akan datang akan mengalami kesulitan dan leaflet. Promosi kesehatan berisikan
dalam mencapai perkembangan fisik dan materitentang gizi balita dan permasalahannya
kognitif yang optimal (Kurnasih, 2017). durasi 2 x 30 menit dan frekuensi repetisi
Menurut Undang-Undang Nomor 10 paparan sebanyak 1 kali paparan dengan jarak
tahun 1992 tentang Perkembangan waktu 7 hari (Sunardi & Subiakto, 2016).
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Adapun desain penelitiannya menurut
Sejahtera, keluarga adalah unit terkecil dalam (Arikunto , 2016) adalah sebagai berikut:
masyarakat yang terdiri dari suami-isteri, atau Kelompok
suami-isteri dan anaknya, atau ayah dan Eksperime Pretes Treatmen Posttes
t t t
anaknya, atau ibu dan anaknya. Setiap anggota n
keluarga mempunyai peran dan kedudukannya Kelompok
masing- masing, termasuk Ibu. Ibu mempunyai 1 T1 TPT T2
peranan penting dalam mendukung suasana Kelompok
keluarga yang berkualitas. (Badan Pengawasan 2 T1 TLF T2
Keuangan dan Pembangunan, 2009).
……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
2904 Vol.2 No.9 Februari 2022
………………………………………………………………………………………………………
Ket: T1 = pretest (tes awal)
Gambar 2. Pengetahuan Ibu Sebelum dan
XPT= kelompok dengan media Power Point
Sesudah diberikan Leaflet
T2 = post test (tes akhir)
XLF= kelompok dengan media Leaflet 120
Pada Penelitian ini terdapat dua variable 100 98949090 98 99
9490 90
686Pengetahua
yang merupakan satu variable bebas 80 86 868690 829282 2 82 82
7478 74 n Ibu
(independent) dan satu variable terikat 60
58 62 Sebelum
(dependent). Adapun yang dijadikan variable 40 54 Pengetahua n Ibu Sesudah
20 38
dalam penelitian ini adalah:
0
1. Variabel bebas atatu variable independent
(variable X) adalah promosi Kesehatan
2. Variabel terikat atau variable dependent 1 3 5 7 9 11 13 15
(variable Y) adalah perilaku tertutup Sumber: Data primer
(pengetahuan) ibu
Jika anda menggunakan Word, gunakan PENUTUP
persamaan Microsoft Equation Editor atau Kesimpulan
MathType, ditulis ditengah, dan diberi nomor Berdasarkan penelitian yang dilakukan
persamaan mulai dari (1), (2) dst. sebelumnya pada ibu yang memiliki balita
Pada penelitian ini, setiap pertanyaan sebanyak 30 responden, didapatkan
pada kuesioner akan diberi nilai nol jika kesimpulan:
responden menjawab salah dan nilai satu jika 1. Nilai rata-rata pretest pengetahuan ibu
menjawab pertanyaan dengan benar. Penilaian dengan menggunakan Media Power Point
pada penelitian ini menggunakan uji proporsi sebesar 73,33
dengan rumus sebagai berikut. 2. Nilai rata-rata pretest pengetahuan ibu
P= F x 100% dengan menggunakan media leaflet
N sebesar 76,40
P = Nilai 3. Nilai rata-rata posttest pengetahuan ibu
F = Jumlah pertanyaan dengan menggunakan media Power Point
N = Jumlah semua pertanyaan ebesar 88,13
4. Nilai rata-rata posttest pengetahuan ibu
HASIL DAN PEMBAHASAN dengan menggunakan media leaflet
Pengetahuan Ibu sebelum dan sesudah sebesar 86,93
diberikan PPT dan Leaflet - dapat dilihat pada Hasil Dependent T Test menunjukan
tabel berikut: bahwa media PPT lebih efektif untuk
Gambar 1. Pengetahuan Ibu Sebelum dan meningkatkan Pengetahuan Ibu di banding
Sesudah diberikan PPT media leaflet.
120 Saran
100 Berdasarkan kesimpulan diatas, ada
909609498 98 98 98 94 94 Pengetahua
80 78 868690 90 90 8686 beberapa hal yang dapat disarankan untuk
8282
60 66 7470 74 n Ibu Sebelum
62 pengembangan
Pengetahua n Ibu Sesudah dari hasil penelitian ini
5454 terhadap kasus stunting.
4046
20 1. Bagi Masyarakat
0 Diharapkan masyarakat Diharapkan
masyarakat mampu bekerjasama dengan
1 3 5 7 9 11 13 15
tenaga kesehatan di lapangan, dengan
Sumber: Data primer berpartisipasi dalam acara-acara
………………………………………………………………………………………………………
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.2 No.9 Februari 2022 2905
……………………………………………………………………………………………………...
penyuluhan kesehatan, supaya Puuwatu Kota Kendari Tahun 2017.
pengetahuan meningkat sehingga Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan
diharapkan sikap dan perilakunya semakin Masyarakat Unsyiah,vol 2,no .
baik. [2] Aridiyah FO, Rohmawati N, & Ririanty
2. Bagi Institusi Kesehatan M. (2015). Faktor-faktor yang
Diharapkan institusi Diharapkan institusi behubungan dengan kejadian stunting
kesehatan lebih meningkatkan pelayanan pada usia 25-60 bulan di Kelurahan
pendidikan kesehatan melalui penyuluh Kalibaru Depok tahun 2012. e- Jurnal
kesehatan yang handal agar kesehatan Pustaka Kesehatan, 163- 170.
masyarakat meningkat. [3] Arikunto , S. (2016). Prosedur Penelitian:
3. Bagi Peneliti Selanjutnya Status Pendekatan Praktik. Jakarta:
Bagi peneliti selanjutnya dapat Rienka Cipta.
mengembangkan penelitian ini dan [4] Arsyati, A. M. (2019). Pengaruh
mengkaji lebih dalam dengan Penyuluhan Madia Audio Visual dalam
menggunakan media, instrument, lokasi Pengetahuan Pencegahan Stunting pada
penelitian di daerah lain melalui Ibu Hamil di desa Cibatok Cibungbulang.
pengamatan langsung di lapangan, PROMOTOR Jurnal Mahasiswa
sehingga diperoleh hasil yang lebih Kesehatan Masyarakat, vol 2,no 03.
variatif. [5] Badan Pengawasan Keuangan dan
4. Bagi institusi Pendidikan Pembangunan. (2009). Undang-Undang
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai Nomor 10 Tahun 1992 tentang
bahan acuan didalam penatalaksanaan Perkembangan Kependudukan dan
stunting pada balita untuk memperkaya Pembangunan Keluarga Sejahtera.
keilmuan di dalam keperawatan Anak. [6] Bagus Pratama. (2020). Pengaruh
Penelitian ini juga dapat diintegrasikan ke Pendidikan Kesehatan Terhadap
dalam standar operasional prosedur Pengetahuan Ibu dan Asupan Makan
didalam penatalaksanaan terhadap Anak Stunting di Wilayahh Kerja
stunting pada balita yang dipakai disetiap Puskesmas Sukadamai, Kecamatan Natar,
institusi pendidikan keperawatan. Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi
5. Bagi responden Lampung.
Penelitian ini dapat dijadikan intervensi [7] Bolisani, E. (2018). Chapter 1: The
dalam melakukan perbaikan status gizi elusive definition of knowledge In
pada keluarga sehingga dapat menurunkan Bolisani, E. Bratianu, E,. In Emergent
risiko terjadinya stunting pada balita, knowledge strategeis: Strategic thingking
keluarga dapat mengidentifkasi apakah in knowledge management (pp. 1-22).
mereka beresiko besar terjadi stunting Cham: Sprinter International Publishing.
pada anggota keluarganya, serta dapat [8] Budiman, R. (2013). Koisoener
melakukan perbaikan perilaku gizi gizinya Pengetahuan dan Sikap dalam kerja
secara baik dan berkelanjutan. dalam kapita selekta koisoner
pengetahuuan dan sikap dalam penelitian
DAFTAR PUSTAKA kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.
[1] Andriani, W. (2017). Perbedaan [9] Dahlan, S. (2016). Statistik untuk
Pengetahuan, Sikap, dan Motivasi Ibu kedokteran dan kesehatan. Jakarta.
Sesudah Diberikan Program Mother Smart [10] Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala.
Grounding (MSG) dalam Pencegahan (2019). Data stunting perdesa tahun 2019.
Stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Pemerintah Kabupaten Barito Kuala.

……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
2906 Vol.2 No.9 Februari 2022
………………………………………………………………………………………………………
[11] Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan
Evidence from Malawi. Tanzania and
Selatan. (2019). Profil Kesehatan Provinsi
Zimbabwe: BMC Pediatrics.
Kalimantan Selatan Tahun 2019.
[23] Millennium Challenge Accouunt. (2015).
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan.
Backgrounder Stunting dan Masa Depan
[12] Djauhari T. (2017). Gizi dan HPK 1000.
Indonesia. Jakarta: Millennium Challenge
Saintika Madika.
Account.
[13] Fauziatin, N., Kartini, A., & Nugraheni, S.
[24] Notoatmodjo, S. (2012). Promosi
(2019). Pengaruh Pendidikan Kesehatan
Kesehatan dan perilaku kesehatan.
dengan Media Lembar Balik Tentang
Jakarta: Rineka Cipta.
Pencegahan Stunting Pada Calon
[25] Prickett, K., & Agustine, J. (2016).
Pengantin. VISIKES: Jurnal Kesehatan
Maternal education and inversments in
Masyarakat.
children's health. Jouurnal of Mirrage and
[14]Fitriani S. (2018). Promosi Kesehatan.
Family, 7-25.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
[26] Rahim, R., & Muslimin, I. (2017).
[15] Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2020,
Perubahan Pengetahuan Ibu Hamil
Oktober 8). Kamus Besar Bahasa
Trimester II dalam Mencegah Stunting
Indonesia (KBBI).
memulai Pendidikan Kesehatan dengan
[16] Kementrian Kesehatan Republik
Pendekatan Modelling. JURNAL
Indonesia. (2013). Riset Kesehatan Dasar.
KEPERAWATAN.
Jakarta: Badan Penelitian dan
[27] Sunardi, S., & Subiakto, T. (2016).
Pengembangan Kesehatan Departemen
Pengaruh frekuensi pendidikan kesehatan
Kesehatan Indonesia.
terhadap perilaku kontrol (monitoring)
[17] Kementrian Kesehatan Republik
kadar gula pada lansia dengan riwayat
Indonesia. (2015). Rencana Strategis
penyakit diabetes melitus. Jurnal Media
Kementrian Kesehatan . Jakarta:
Informasi Kesehatan, 3.
Kementrian Kesehatan Republik
[28]Suparisa, I. (2014). Penilaian Status Gizi.
Indonesia.
Jakarta: EGC.
[18] Kementrian Kesehatan Republik
[29] UNICEF. (2012). UNICEF's approach
Indonesia. (2018). Stunting report.
scaling up nutrition.
Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik
[30]UNICEF, W. T. (2019). Levels and
Indonesia.
Trends in child malnutrition - UNICEF
[19] Kurnasih, N. (2017). Buku Saku
WHO The World Bank Join Child
Pemantauan Status Gizi. Jakarta:
Malnutrition Estmates.
Kementrian Kesehatan.
[31]United Nation. (2018). Exective Summary:
[20] Kusharipueni. (2008). Gizi dalam daur
Global Panel on Agriculture an Food.
kehidupan (prinsip-prinsip) dalam
[32] Welasih BD, & Witramadji RB. (2012).
Departemen dan Kesehatan Masyarakat.
Beberapa Faktor yang Berhubungan
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
dengan Status Gizi Balita Stunting. The
[21] Machfoedz, I., & Suryani, E. (2009).
Indonesia Journal of Public Heatlh.
Pendidikan Kesehatan Bagian dari
Promosi Kesehatan. Yogyakarta:
Fitramaya.
[22]Makota, D., & Masibo, M. (2015). Is
there a thresold level of maternal
eduucation sufficient to reduce child
undernutrition?
………………………………………………………………………………………………………
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)

Anda mungkin juga menyukai