KETAHANAN ENERGI
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN .................................................................................................................................... 3
1.1. Latar Belakang .............................................................................................................................. 3
1.2. Maksud, Tujuan dan Sasaran Master Plan Ketahanan Energi .................................................... 4
a. Maksud ......................................................................................................................................... 4
b. Tujuan ........................................................................................................................................... 4
c. Sasaran.......................................................................................................................................... 4
1.3. Metodologi ................................................................................................................................... 5
a. Studi Pustaka ................................................................................................................................ 5
b. Pengumpulan Data ....................................................................................................................... 5
c. Analisis Data ................................................................................................................................. 6
d. Pelaporan...................................................................................................................................... 6
1.4. Hasil Yang Diharapkan ................................................................................................................. 7
II. TINJAUAN REGULASI DAN KONDISI SEKTOR ENERGI DKI JAKARTA ................................................... 8
2.1. Tinjauan Kebijakan ....................................................................................................................... 8
2.1.1. Kebijakan Nasional dan Daerah di Sektor Energi ................................................................ 8
2.1.2. Peraturan Perundang-undangan ......................................................................................... 9
2.2. Tinjauan Sektor Energi DKI Jakarta ............................................................................................ 10
2.2.1 Tinjauan Umum DKI Jakarta............................................................................................... 10
2.2.2 Analisis Kelistrikan DKI Jakarta .......................................................................................... 11
2.2.3 Data Konsumsi Energi Primer DKI Jakarta ......................................................................... 12
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Gambar 1 Pola Pikir Penyusunan Masterplan Ketahanan Energi DKI Jakarta ..................................... 6
Gambar 2 Sub Sistem Jakarta Raya 500kv .................................................................................................. 12
2
I. PENDAHULUAN
Definisi ketahanan energi selalu berbeda beda tergantung dalam konteks waktu dan latar
belakang dan tantangan masing-masing wilayah/daerah. Namun dalam World Economic
Forum (2006) dijelaskan bahwa ketahanan energi adalah kemampuan ekonomi untuk
menjamin ketersediaan pasokan sumberdaya energi pada tingkat yang tidak akan
memperngaruhi kinerja ekonomi. Dari definisi ini maka dapat disimpulkan bahwa aspek
pasokan/supply dan harga menjadi bagian penting dalam ketahanan energi.
Dalam konteks Jakarta sebagaimana definisi di atas, maka ketahanan energi terkait
dengan kemampuan pasokan energi dalam mendukung pertumbuhan ekonomi di wilayah
Provinsi DKI Jakarta. Pasokan energi dalam konteks wilayah DKI Jakarta tidak saja terkait
dengan kuantitas tetapi juga kualitas, artinya pasokan energi di wilayah di DKI Jakarta
harus juga memperhatikan aspek keberlanjutan lingkungan dengan mengedepankan
energi yang ramah lingkungan yang mengarah pada pemanfaatan bahan bakar gas dan
pengembangan energi baru terbarukan.
Mengingat wilayah Provinsi DKI Jakarta tidak memiliki sumber energi primer, kebijakan
energi dapat dilakukan melalui mempengaruhi aspek demand. Artinya
kebutuhan/konsumsi energi diarahkan pada pemanfaatan yang lebih efisien melalui
langkah-langkah konservasi energi.
Pendekatan di sisi supply dan demand akan menjadi arah kebijakan pengelolaan energi
Provinsi DKI Jakarta menuju pada ketahanan energi dalam mendukung pertumbuhan
ekonomi DKI Jakarta.
3
Oleh karena itu dibutuhkan roadmap ketahanan energi dalam jangka 5 tahun ke depan
sebagai bentuk antisipasi pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta. Dibutuhkan asumsi-asumsi
dasar yang kuat untuk membuat roadmap ketahanan energi ke depan sehingga program-
program yang akan dijalankan tepat sasaran.
a. Maksud
b. Tujuan
c. Sasaran
a. transportasi,
c. rumah tangga,
yang sejalan dengan program diversifikasi dan konservasi energi, serta program
langit biru.
4
1.3. Metodologi
a. Studi Pustaka
b. Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam rangka pekerjaan ini adalah data-data berupa baik
melalui survey primer maupun sekunder merupakan data resmi dari instansi terkait.
Data-data tersebut diantaranya:
5
Gambar 1 Pola Pikir Penyusunan Masterplan Ketahanan Energi DKI Jakarta
c. Analisis Data
d. Pelaporan
Laporan yang harus dipenuhi yaitu:
a. Laporan Pendahuluan
b. Laporan Antara
c. Draft Laporan Akhir
d. Laporan Akhir
6
1.4. Hasil Yang Diharapkan
Dalam kajian ini, hasil-hasil yang diharapkan akan tercapai dalam akhir kajian adalah
sebagai berikut:
2. Data sumber dan potensi energi yang ada di dalam dan di luar DKI Jakarta yang dapat
digunakan sebagai dasar pengembangan sistem pnyediaan energi.
3. Kebijakan, Strategi, Peta Jalan, Program dan Rencana Aksi menuju Ketahanan Energi
DKI Jakarta yang Berkelanjutan.
7
II.TINJAUAN REGULASI DAN KONDISI SEKTOR ENERGI DKI JAKARTA
Sebagai Ibukota Republik Indonesia dan Kota Jasa dengan kebutuhan energi sangat tinggi, DKI
Jakarta harus mampu memenuhi kebutuhan energi yang rasional dan mampu menghindari
krisis energi, terutama :
pemadaman listrik.
Untuk itu diperlukan perencanaan pembangunan sektor energi secara sistematis dan terpadu
dalam rangka mencapai Ketahanan Energi yang berkelanjutan.
Parameter yang perlu mendapat prioritas perhatian oleh DKI Jakarta sebagai ibukota negara
adalah kualitas lingkungan terkait dengan kegiatan penyediaan dan pemanfaatan energi. Dalam
hal ini regulasi/kebijakan yang ada merupakan hal penting pendukung tujuan, yang harus
diarahkan untuk mencapai tujuan ketahanan energy. Tinjauan sector energy DKI saat ini juga
merupakan parameter awal bagaimana regulasi harus diarahkan.
Oleh karena itu, maka pada bab ini akan dilakukan peninjauan mengenai regulasi atau
kebijakan, dan kondisi eksisting sector energy DKI Jakarta.
Dewan Energi Nasional (DEN) akan menerbitkan Kebijakan Energi Nasional (KEN)
sampai dengan 2050. (UU 30/2007 tentang Energi Pasal 12)
8
Penyusunan Master Plan Ketahanan Energi DKI Jakarta yang harus relevan dengan
penyusunan RUED
Pasal 20: Daerah penghasil energi mendapat prioritas untuk memperoleh energi
dari sumber energi setempat
Pasal 11: Usaha penyedian tenaga listrik untuk kepentingan umum sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) dilaksanakan oleh Badan Usaha Milik Negara,
Badan Usaha Milik Daerah …
9
c. Perda 11/2003 Penyelenggaraan Pertambangan Umum, Minyak dan Gas Bumi, dan
Ketenagalistrikan :
memperkenankan swasta menyelanggarakan kegiatan dari hulu hingga hilir
b. Data Penduduk :
10
e. Data Transportasi :
Sekuriti energi suplai internal (quick start - PLTG, PLTD) > 70%.
Beban Puncak ~ 5200 MW, untuk memasok ±3,4 juta pelanggan dengan konsumsi
listrik ± 3 GwH per tahun
Pertumbuhan pelanggan sekitar 10% per tahun (2009) ~ menjadi 2 kali lipat di
tahun 2020
Khusus untuk Jakarta masih kekurangan pasokan listrik sekitar 2.406 MW. Suplai
yang tersedia 2.541 MW sementara beban sudah mencapai 4.947 MW
11
c. Sub Sistem Jakarta Raya 500 kv
Berikut adalah data pemakaian sumber-sumber energy primer di wilayah DKI Jakarta:
Pada tahun 2011 ini penggunaan bahan bakar meningkat untuk semua jenis dan semua
sektor, kecuali penggunaan minyak tanah di sektor rumahtangga yang mengalami
penurunan. Hal ini disebabkan oleh adanya kebijakan dari Pemerintah Daerah untuk
mengganti minyak tanah dengan penggunaan gas LPG di sektor rumahtangga. Dari data
tersebut diatas dapat dilihat bahwa pengguna energi terbesar adalah sektor
transportasi. Tingginya penggunaan energi di sektor transportasi terjadi seiring dengan
semakin banyaknya jumlah kendaraan di DKI Jakarta, dimana pada tahun 2011 jumlah
kendaraan di Provinsi DKI Jakarta adalah 6.154.523 kendaraan. Hal ini juga berarti
meningkatkan jumlah emisi pencemar di udara, dimana pata datun 201 perkiraan emisi
CO2 dari konsumsi energi menurut sektor pengguna diantaranya adalah Transportasi
sebesar 301 Ton/Tahun, Industri sebesar 18.791 Ton/Tahun dan Rumah Tangga sebesar
7.394.956 Ton/Tahun.
13
dengan tahun 2009 adalah sekitar 2,6% (PGN, 2009). Penggunaan gas sebagai bahan
bakar untuk sektor transportasi di DKI Jakarta hingga saat ini belum terjadi kenaikan
yang signifikan. Sektor transportasi di wilayah DKI Jakarta yang menggunakan gas
sebagai bahan bakar masih dalam batas jenis kendaraan tertentu. Hingga saat ini
pengguna bahan bakar gas untuk sektor transportasi di wilayah DKI Jakarta diantaranya
Busway, sebagian Taksi, Mikrolet dan Bajaj.
Anjuran pemerintah DKI Jakarta untuk mengalihkan penggunaan bahan bakar minyak
kebahan bakar gas terutama untuk armada transportasi umum dalam kota belum
sepenuhnya berjalan. Bila dilihat dari jumlah kendaraan di DKI Jakarta yang cukup tinggi
maka sudah waktunya kendaraan-kendaraan yang ada di DKI Jakarta terutama angkutan
umum dalam kota menggunakan gas sebagai bahan bakar.
14