Anda di halaman 1dari 76

TENTARA NASIONAL INDONESIA No.201.

08-030101
MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT
PT : REN-06

PETUNJUK TEKNIS

tentang

PENGELOLAAN PENERIMAAN HIBAH UANG


DI LINGKUNGAN TNI AD

DISAHKAN DENGAN KEPUTUSAN KEPALA STAF ANGKATAN DARAT


NOMOR KEP/844/X/2018 TANGGAL 1 OKTOBER 2018
DAFTAR ISI

Halaman

Keputusan Kasad Nomor Kep/844/X/2018 tanggal 1 Oktober 2018 tentang Petunjuk


Teknis tentang Pengelolaan Penerimaan Hibah Uang di Lingkungan TNI AD 1

BAB I PENDAHULUAN

1. Umum ………………………………………………………………...... 3
2. Maksud dan Tujuan ……………………………………….................. 3
3. Ruang Lingkup dan Tata Urut ………………………………........... 4
4. Dasar ………………………………………………………………….... 4
5. Pengertian ………………..……………………………………............ 5

BAB II KETENTUAN UMUM

6. Umum …………………………………………………......................... 5
7. Tujuan dan Sasaran ……………………………………….................. 5
8. Sifat ……………………………….……………………………............. 5
9. Peranan ………………………………………..……………………….. 5
10. Organisasi…………………..…………………………………….......... 6
11. Tugas dan Tanggung Jawab............................…………………...... 8
12. Syarat Personel .............................................................................. 12
13. Teknis ………………………………………………………………....... 12
14. Sarana dan Prasarana ……………………………………….............. 18
15. Faktor-Faktor yang Memengaruhi ………………………………...... 18

BAB III KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN

16. Umum ………………………………………………............................ 19


17. Pengelolaan Penerimaan Hibah Langsung Uang ........................... 19

BAB IV HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

18. Umum ………………………………………………………………..... 37


19. Tindakan Pengamanan ……………………………………………... 37
20. Tindakan Administrasi ……………………………………………...... 42

BAB V PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

21. Umum ………………………………………………………………..... 44


22. Pengawasan ………………………………………………………….. 44
23. Pengendalian ……………………………………………………........ 46

BAB VI PENUTUP

24. Keberhasilan…………………………………………………………... 49
25. Penyempurnaan……………………………………………………..... 49

i
LAMPIRAN A PENGERTIAN……………………………………………………….............. 50
LAMPIRAN B SKEMA ALIRAN PENYUSUNAN PETUNJUK TEKNIS TENTANG
PENGELOLAAN PENERIMAAN HIBAH UANG DILINGKUNGAN
TNI AD ..................................................................................................... 54
LAMPIRAN C SKEMA ALIRAN PENGESAHAN PENERIMAAN HIBAH LANGSUNG
UANG ....................................................................................................... 55
LAMPIRAN D FORMAT KAJIAN PENERIMAAN HIBAH UANG ................................... 56
LAMPIRAN E FORMAT SURAT PERNYATAAN TELAH MENERIMA HIBAH
LANGSUNG (SPTMHL) ........................................................................... 61
LAMPIRAN F FORMAT SURAT PERMOHONAN NOMOR REGISTER HIBAH ............ 63
LAMPIRAN G FORMAT RINGKASAN HIBAH ............................................................... 65
LAMPIRAN H FORMAT SURAT PERMOHONAN PERSETUJUAN PEMBUKAAN
REKENING .............................................................................................. 69
LAMPIRAN I FORMAT LAPORAN PENERIMAAN DAN PENATAUSAHAAN HIBAH
UANG ....................................................................................................... 71

ii
TENTARA NASIONAL INDONESIA
MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT

KEPUTUSAN KEPALA STAF ANGKATAN DARAT


Nomor Kep/844/X/2018

tentang

PETUNJUK TEKNIS TENTANG PENGELOLAAN PENERIMAAN HIBAH UANG


DI LINGKUNGAN TNI AD

KEPALA STAF ANGKATAN DARAT,

Menimbang : a. bahwa dibutuhkan peranti lunak berupa petunjuk teknis untuk


digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas bagi satuan
dan sumber bahan ajaran bagi lembaga pendidikan di lingkungan
Angkatan Darat; dan

b. bahwa dalam hal ini untuk memenuhi kebutuhan tersebut, perlu


dikeluarkan Keputusan Kasad tentang hibah uang di lingkungan
TNI AD.

Mengingat : 1. Keputusan Kasad Nomor Kep/430/X/2013 tanggal 31 Oktober


2013 tentang Petunjuk Administrasi tentang Penyelenggaraan
Administrasi Umum Angkatan Darat;

2. Keputusan Kasad Nomor Kep/642/XI/2014 tanggal 28


November 2014 tentang Petunjuk Administrasi Hibah di lingkungan
Angkatan Darat;

3. Keputusan Kasad Nomor Kep/535/VIII/2015 tanggal 12 Agustus


2015 tentang Petunjuk Administrasi tentang Pelaksanaan Anggaran
di Lingkungan Angkatan Darat;

4. Keputusan Kasad Nomor Kep/548/VI/2016 tanggal 27 Juni 2016


tentang Petunjuk Teknis tentang Tulisan Dinas;

5. Keputusan Kasad Nomor Kep/632/VIII/2017 tanggal 29 Agustus


2017 tentang Petunjuk Teknis tentang Tata Cara Penyusunan Doktrin
dan Petunjuk TNI AD;

6. Keputusan Kasad Nomor Kep/633/VIII/2017 tanggal 29 Agustus


2017 tentang Petunjuk Administrasi tentang Penyusunan, Penerbitan
Doktrin dan Petunjuk TNI AD; dan
2

7. Keputusan Kasad Nomor Kep/512/VI/2018 tanggal 8 Juni 2018


tentang Petunjuk Teknis tentang Stratifikasi Petunjuk TNI AD.

Memperhatikan : 1. Surat Perintah Kasad Nomor Sprin/146/I/2018 tanggal 15


Januari 2018 tentang Perintah Melaksanakan Penyusunan/Revisi
Doktrin dan Petunjuk TNI AD TA 2018;

2. Surat Perintah Kasad Nomor Sprin/2086/VI/2018 tanggal 5 Juni


2018 tentang Kelompok Kerja Penyusunan Petunjuk Teknis tentang
Pengelolaan Penerimaan Hibah Uang di Lingkungan TNI AD; dan

3. Hasil perumusan kelompok kerja penyusunan Petunjuk Teknis


tentang Pengelolaan Penerimaan Hibah Uang di Lingkungan TNI AD.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : 1. Petunjuk Teknis tentang Pengelolaan Penerimaan Hibah Uang


di Lingkungan TNI AD sebagaimana tercantum dalam lampiran
keputusan ini menggunakan kode PT : REN-05.

2. Petunjuk Teknis tentang Pengelolaan Penerimaan Hibah Uang


di Lingkungan TNI AD berklasifikasi Biasa.

3. Asisten Perencanaan dan Anggaran Kasad sebagai pembina


materi petunjuk teknis ini.

4. Ketentuan lain yang bertentangan dengan materi petunjuk


teknis ini dinyatakan tidak berlaku.

5. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Bandung
Pada tanggal 1 Oktober 2018
a.n. Kepala Staf Angkatan Darat
Dankodiklat,

tertanda
Distribusi: AM. Putranto, S.Sos
Letnan Jenderal TNI
A dan B Angkatan Darat
Autentikasi
Tembusan: Direktur Ajudan Jenderal Angkatan Darat,
1.
1. Kasum TNI
2. Irjen TNI
3. Dirjen Renhan Kemhan RI Erry Herman, M.P.A.
4. Asrenum Panglima TNI Brigadir Jenderal
5. Kapusjarah TNI

2
TENTARA NASIONAL INDONESIA Lampiran Keputusan Kasad
MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT Nomor Kep/844/X/2018
Tanggal 1 Oktober 2018

PETUNJUK TEKNIS

tentang

PENGELOLAAN PENERIMAAN HIBAH UANG DI LINGKUNGAN TNI AD

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum.

a. Dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor


99/PMK.05/2017 tentang Administrasi Pengelolaan Hibah yang bersifat melengkapi
secara lebih rinci PMK Nomor 191/PMK05/2011 tentang Mekanisme Pengelolaan
Hibah yang masih bersifat umum, maka TNI AD perlu melaksanakan penataan
pengelolaan hibah uang secara transparan dan akuntabel sesuai dengan norma
yang berlaku.

b. Setiap Satker di lingkungan TNI AD berhak untuk menerima hibah berupa


hibah langsung yang berbentuk uang dari Pemerintah Daerah, Lembaga
Pemerintah, perorangan maupun dari sumber lainnya untuk mendanai kegiatan baik
dalam rangka tugas Operasi Militer untuk Perang (OMP) maupun Operasi Militer
selain perang (OMSP). Oleh karena itu, setiap Satker di lingkungan TNI AD
berkewajiban untuk menyelenggarakan pengelolaan penerimaan hibah uang.
Pengelolaan penerimaan hibah uang adalah segala upaya, pekerjaan, kegiatan yang
berkenaan dengan pengelolaan dan penatausahaan penerimaan hibah langsung
dalam bentuk uang yang meliputi pengadministrasian, penatausahaan,
pengesahaan dan pelaporan.

c. Guna memberikan kesamaan pemahaman dalam pengelolaan penerimaan


hibah uang, maka perlu disusun Petunjuk Teknis (Juknis) tentang Pengelolaan
Penerimaan Hibah Uang di Lingkungan TNI AD sebagai pedoman teknis. Selain itu,
Juknis ini dapat digunakan sebagai sumber bahan ajaran bagi lembaga pendidikan
di lingkungan TNI AD.

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Petunjuk teknis ini dimaksudkan agar dapat memberikan gambaran


dan penjelasan tentang pengelolaan penerimaan hibah uang di lingkungan TNI AD;
dan

b. Tujuan. Petunjuk teknis ini bertujuan untuk dijadikan pedoman dalam


pengelolaan penerimaan hibah uang di lingkungan TNI AD.
4

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut.

a. Ruang Lingkup. Pembahasan Petunjuk Teknis tentang Pengelolaan


Penerimaan Hibah Uang di lingkungan TNI AD mengatur pelaksanaan pengelolaan
penerimaan hibah langsung bentuk uang untuk kegiatan yang bersumber dari dalam
negeri.

b. Tata Urut. Petunjuk teknis ini disusun dengan tata urut sebagai berikut:

1) Bab I Pendahuluan.

2) Bab II Ketentuan Umum.

3) Bab III Kegiatan yang Dilaksanakan.

4) Bab IV Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan.

5) Bab V Pengawasan dan Pengendalian.

6) Bab VI Penutup.

4. Dasar. Dasar yang digunakan dalam penyusunan Juknis ini adalah:

a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 99/PMK.05/2017 tanggal 18 Juli 2017


tentang Administrasi Pengelolaan Hibah;

b. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 182/PMK.05/2017 tentang Pengelolaan


Rekening Milik Satuan Kerja Lingkup Kementerian Negara/Lembaga;

c. Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 20 Tahun 2016 tentang Pedoman


Penyelenggaraan Hibah di lingkungan Kemhan dan TNI;

d. Keputusan Kasad Nomor Kep/430/X/2013 tanggal 31 Oktober 2013 tentang


Buku Petunjuk Administrasi tentang Penyelenggaraan Administrasi Umum Angkatan
Darat;

e. Keputusan Kasad Nomor Kep/642/XI/2014 tanggal 28 November 2014


tentang Petunjuk Administrasi Hibah di lingkungan Angkatan Darat;

f. Keputusan Kasad Nomor Kep/535/VIII/2015 tanggal 12 Agustus 2015 tentang


Petunjuk Administrasi Pelaksanaan Anggaran di Lingkungan TNI AD;

g. Keputusan Kasad Nomor Kep/632/VIII/2017 tanggal 29 Agustus 2017 tentang


Petunjuk Administrasi tentang tata cara Penyusunan Doktrin dan Petunjuk TNI AD;

h. Keputusan Kasad Nomor Kep/633/VIII/2017 tanggal 29 Agustus 2017 tentang


Petunjuk Administrasi tentang Penyusunan, Penerbitan Doktrin, dan Petunjuk
TNI AD; dan

i. Keputusan Kasad Nomor Kep/512/VI/2018 tanggal 8 Juni 2018 tentang


Petunjuk Teknis tentang Stratifikasi Petunjuk TNI AD.
5

5. Pengertian. (Lampiran A).

BAB II
KETENTUAN UMUM

6. Umum. Ketentuan umum merupakan pedoman pokok dalam pengelolaan


penerimaan hibah uang di lingkungan TNI AD dari tingkat Satker sampai dengan tingkat
Pusat. Ketentuan ini diperlukan agar pengelolaan penerimaan hibah uang di lingkungan
TNI AD dapat dilaksanakan secara tertib, transparan dan akuntabel sesuai ketentuan yang
berlaku.

7. Tujuan dan Sasaran.

a. Tujuan. Mewujudkan pengelolaan penerimaan hibah uang di lingkungan


TNI AD yang tertib, transparan dan akuntabel sebagai bentuk pengelolaan
penerimaan hibah uang yang dapat dipertanggungjawabkan; dan

b. Sasaran. Terwujudnya pengelolaan penerimaan hibah uang di lingkungan


TNI AD yang tertib, transparan dan akuntabel sesuai pedoman, aturan dan ketentuan
yang berlaku.

8. Sifat.

a. Transparan. Semua pelaksanaan kegiatan dan informasi mengenai hibah


uang termasuk syarat teknis administrasi sifatnya terbuka bagi masyarakat luas pada
umumnya.

b. Efektif dan Efisien. Penerimaan hibah uang dilaksanakan dengan


menggunakan dana dan daya sesuai dengan kebutuhan dan dapat memberikan
manfaat yang sebesar-besarnya bagi TNI AD.

c. Legalitas. Pengelolaan penerimaan hibah uang di lingkungan TNI AD


harus berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan, Menteri Pertahanan, dan Dirjen
Renhan Kemhan.

d. Akuntabel. Penatausahaan penerimaan hibah uang harus mencapai


sasaran baik fisik, keuangan maupun manfaat bagi pertahanan dan dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

e. Sinergitas. Penatausahaan penerimaan hibah uang di lingkungan TNI AD


harus mampu berkoordinasi dengan semua pihak yang terkait guna mendukung
penyelenggaraan yang tertib administrasi, transparan, dan akuntabel.

9. Peranan. Petunjuk teknis ini berperan sebagai pedoman bagi seluruh Satuan di
lingkungan TNI AD (kecuali Satker Badan Layanan Umum/BLU) dalam melaksanakan
pengelolaan penerimaan hibah uang.
6

10. Organisasi.

a. Struktur Organisasi Pengelolaan Penerimaan Hibah Uang.

PENANGGUNG JAWAB

PEMBINA TEKNIS PENGENDALI

TIM PENGKAJI TIM PENERIMA

Keterangan:
: Garis Komando

b. Susunan Organisasi.

1) Tingkat Pusat.

a) Penanggung jawab : Kasad.

b) Pengendali : Asrena Kasad.

c) Pembina Teknis : Dirkuad.

d) Tim Pengkaji :

(1) Ketua : Asisten terkait

(2) Wakil Ketua : Kabalakpus terkait.

(3) Anggota : Terdiri dari


personel Mabesad,
Kotama/Balakpus
dan pejabat terkait
yang ditunjuk.

e) Tim Penerima :

(1) Ketua : Kaku/Paku Satker


Pusat.
7

(2) Anggota : Terdiri dari


personel Mabesad,
Kotama/Balakpus
dan pejabat terkait
yang ditunjuk.

2) Tingkat Kotama/Balakpus.

a) Penanggung jawab : Pang/Dan/Gub/Dir/Ka.

b) Pengendali : Asren/Dir/Kasubdit/Kabag (Pejabat


Pengelola Anggaran).

c) Pembina Teknis : Kaku Kotama/Kakupus.

d) Tim Pengkaji :

(1) Ketua : Asisten/Kabalak


Kotama/Kasubdit/
Dirbin terkait
peruntukan hibah
(Wasgiat/LKT)

(2) Anggota : Terdiri dari


personel Staf
Kotama/Balakpus,
Satker dan
personel/Staf/peja
bat terkait yang
ditunjuk.

e) Tim Penerima :

(1) Ketua : Kakupus/Kaku


Kotama.

(2) Anggota : Terdiri dari


personel
Kotama/Balakpus,
Satker dan pejabat
terkait yang
ditunjuk.

3) Tingkat Satker.

a) Penanggung jawab : Dan/Ka Satker.

b) Pengendali : Kasub/Kasiren/Kabag/Kasituud (Pejabat


Renprogar Satker).

c) Pembina Teknis : Paku/Pejabat Keuangan.


8

d) Tim Pengkaji :

(1) Ketua : Kasub/Kabag/Kasi


terkait peruntukan
hibah.

(2) Anggota : Terdiri dari


personel Staf
Satker dan
pejabat/personel
terkait yang
ditunjuk.

e) Tim Penerima :

(1) Ketua : Paku/Pejabat


Perbendaharaan

(2) Anggota : Terdiri personel


Staf Satker, Staf
Renproggar/peng
elola anggaran,
Staf
Bendahara/Ku
Satker dan
pejabat terkait
yang ditunjuk.

11. Tugas dan Tanggung Jawab.

a. Tingkat Pusat.

1) Penanggung jawab:

a) bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pengelolaan


penerimaan hibah uang di tingkat pusat dan di lingkungan TNI AD;

b) merumuskan kebijakan teknis hibah langsung bentuk uang


untuk kegiatan;

c) memutuskan untuk menerima atau menolak penerimaan hibah


uang untuk kegiatan sesuai batas kewenangannya;

d) membentuk tim pengkaji dan tim penerima hibah uang untuk


kegiatan tingkat pusat;

e) menandatangani perjanjian hibah uang untuk kegiatan sesuai


dengan batas kewenangannya selaku KPA;

f) melaksanakan rekonsiliasi dan pelaporan keuangan; dan


9

g) melaporkan kepada Menteri Pertahanan RI tembusan Panglima


TNI tentang penerimaan hibah langsung berbentuk uang untuk
kegiatan di lingkungan TNI AD.

2) Pengendali:

a) melaksanakan pengendalian terhadap pengelolaan dan


penatausahaan penerimaan hibah uang lingkungan TNI AD; dan

b) melaksanakan pelaporan atas pengelolaan dan penatausahaan


penerimaan hibah uang di lingkungan TNI AD.

3) Pembina teknis bertanggung jawab melaksanakan pembinaan teknis


atas pengelolaan dan penatausahaan penerimaan hibah uang di jajaran
TNI AD.

4) Tim Pengkaji:

a) menghitung kebutuhan biaya terkait dengan pelaksanaan hibah


tingkat pusat;

b) membuat kajian dengan memperhatikan pertimbangan


penerimaan hibah tingkat pusat;

c) mengecek dan melaporkan kesiapan penerimaan hibah tingkat


pusat; dan

d) membuat kajian penerimaan hibah uang tingkat pusat yang


berisi antara lain tentang kajian penerimaan hibah dihadapkan dengan
ketentuan dan peraturan yang berlaku, kriteria, aspek pertimbangan
penerimaan, manfaat, fungsi dan rekomendasi kepada Penanggung
jawab penerima hibah (hibah diterima/ditolak) serta hal-hal lain yang
dipandang perlu, sebagaimana contoh format kajian penerimaan hibah
uang terlampir (Lampiran D).

5) Tim Penerima:

a) melaksanakan koordinasi teknis dengan pemberi hibah uang


untuk kegiatan tingkat pusat;

b) melaksanakan kegiatan terkait dengan penerimaan hibah uang


untuk kegiatan tingkat pusat;

c) melaksanakan penerimaan hibah uang untuk kegiatan yang


disahkan dengan dokumen berita acara; dan

d) melaporkan pelaksanaan penerimaan hibah uang untuk


kegiatan kepada pelaksana penatausahaan tingkat pusat.
10

b. Tingkat Kotama/Balakpus.

1) Penanggung jawab:

a) bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pengelolaan


penerimaan hibah uang di lingkungan Kotama/Balakpus TNI AD;

b) membentuk tim pengkaji dan penerima hibah uang untuk


kegiatan tingkat Kotama/Balakpus TNI AD;

c) memutuskan untuk menerima atau menolak penerimaan hibah


uang untuk kegiatan sesuai batas kewenangannya;

d) menandatangani perjanjian hibah uang untuk kegiatan sesuai


dengan batas kewenangannya;

e) mengajukan usulan penerimaan hibah uang untuk kegiatan


yang bukan kewenangannya secara berjenjang ke komando atas;

f) melaksanakan penatausahaan hibah uang untuk kegiatan


tingkat Kotama/Balakpus TNI AD; dan

g) melaporkan kepada Kasad tentang penerimaan hibah langsung


berbentuk uang untuk kegiatan.

2) Pengendali:

a) melaksanakan pengendalian terhadap penatausahaan


penerimaan hibah uang di lingkungan Kotama/Balakpus masing-
masing; dan

b) melaksanakan pelaporan penatausahaan penerimaan hibah


uang di lingkungan Kotama/Balakpus masing-masing.

3) Pembina Teknis penerimaan hibah uang bertanggung jawab


melaksanakan pembinaan teknis atas pengelolaan dan penatausahaan
penerimaan hibah uang di tingkat Kotama/Balakpus TNI AD.

4) Tim Pengkaji:

a) menghitung kebutuhan biaya terkait dengan pelaksanaan


pengelolaan penerimaan hibah uang untuk kegiatan tingkat
Kotama/Balakpus TNI AD;

b) membuat kajian dengan memperhatikan pertimbangan


penerimaan hibah uang untuk kegiatan tingkat Kotama/Balakpus
TNI AD;

c) mengecek dan melaporkan kesiapan penerimaan hibah uang


untuk kegiatan tingkat Kotama/Balakpus TNI AD; dan
11

d) membuat laporan kajian hibah uang untuk kegiatan tingkat


Kotama/Balakpus TNI AD yang berisi antara lain tentang kajian
penerimaan hibah dihadapkan dengan ketentuan yang berlaku,
kriteria, aspek pertimbangan penerimaan, fungsi dan rekomendasi
kepada Penanggung jawab penerima hibah (hibah diterima/ditolak)
serta hal-hal lain yang dipandang perlu, sebagaimana contoh format
kajian penerimaan hibah uang terlampir (Lampiran D).

5) Tim Penerima:

a) melaksanakan koordinasi teknis dengan pemberi hibah uang


untuk kegiatan tingkat Kotama/Balakpus TNI AD;

b) melaksanakan kegiatan terkait dengan penerimaan hibah uang


untuk kegiatan tingkat Kotama/Balakpus TNI AD;

c) melaksanakan penerimaan hibah uang untuk kegiatan yang


disahkan dengan dokumen berita acara; dan

d) melaporkan pelaksanaan penerimaan hibah uang untuk


kegiatan kepada pelaksana penatausahaan tingkat Kotama/Balakpus
TNI AD.

c. Tingkat Satker.

1) Penanggung jawab:

a) bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pengelolaan


penerimaan hibah uang di lingkungan Satkernya;

b) membentuk tim pengkaji dan penerima hibah uang untuk


kegiatan tingkat Satker;

c) memutuskan untuk menerima atau menolak penerimaan hibah


uang untuk kegiatan sesuai batas kewenangannya;

d) menandatangani perjanjian hibah uang untuk kegiatan sesuai


dengan batas kewenangannya;

e) mengajukan usulan penerimaan hibah uang untuk kegiatan


yang bukan kewenangannya secara berjenjang ke komando atas;

f) melaksanakan penatausahaan hibah uang untuk kegiatan


tingkat Satker; dan

g) Melaporkan kepada Pang/Dan/Gub/Dir/Ka/Kotama/Balakpus


tentang penerimaan hibah langsung berbentuk uang untuk kegiatan.

2) Tim Pengkaji:

a) menghitung kebutuhan biaya terkait dengan pelaksanaan


pengelolaan penerimaan hibah uang untuk kegiatan tingkat Satker;
12

b) membuat kajian dengan memperhatikan pertimbangan


penerimaan hibah uang untuk kegiatan tingkat Satker;

c) mengecek dan melaporkan kesiapan penerimaan hibah uang


untuk kegiatan tingkat Satker; dan

d) membuat laporan kajian hibah uang untuk kegiatan tingkat


Satker yang berisi antara lain tentang kajian penerimaan hibah
dihadapkan dengan ketentuan yang berlaku, kriteria, fungsi, aspek
pertimbangan penerimaan hibah, dan rekomendasi kepada
Penanggung jawab penerimaan hibah (hibah diterima/ditolak) serta
hal-hal lain yang dipandang perlu, sebagaimana contoh format kajian
penerimaan hibah uang terlampir (Lampiran D).

3) Tim Penerima:

a) melaksanakan koordinasi teknis dengan pemberi hibah uang


untuk kegiatan tingkat Satker;

b) melaksanakan kegiatan terkait dengan penerimaan hibah uang


untuk kegiatan tingkat Satker;

c) melaksanakan penerimaan hibah uang untuk kegiatan yang


disahkan dengan dokumen berita acara; dan

d) melaporkan pelaksanaan penerimaan hibah uang untuk


kegiatan kepada pelaksana penatausahaan tingkat Satker.

12. Syarat Personel. Agar tercapai pengelolaan penerimaan hibah uang di lingkungan
TNI AD yang tertib, transparan dan akuntabel sesuai ketentuan yang berlaku, maka
personel yang dilibatkan memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut:

a. pejabat struktural dan fungsional yang membidangi perencanaan dan


anggaran pada Satker/Subsatker penerima hibah uang;

b. mempunyai pengalaman dan/atau pengetahuan yang memadai dalam bidang


penatausahaan dan pengadministrasian hibah uang, perencanaan, dan anggaran;

c. mempunyai kemampuan melaksanakan tugas pengelolaan penerimaan hibah


uang sesuai ketentuan yang berlaku; dan

d. memahami ketentuan dan peraturan yang terkait dengan pengelolaan


penerimaan hibah uang.

13. Teknis. Pengelolaan penerimaan hibah uang di lingkungan TNI AD secara teknis
diatur dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Kriteria Hibah. Penerimaan TNI AD yang dapat dikategorikan sebagai Hibah


merupakan penerimaan yang memenuhi ketentuan sebagai berikut:

1) tidak dimaksudkan untuk dibayarkan kembali kepada Pemberi Hibah;


13

2) tidak disertai ikatan politik, serta tidak memiliki muatan yang dapat
mengganggu stabilitas keamanan negara; dan

3) uang/barang/jasa/surat berharga yang diterima dari Pemberi Hibah


digunakan untuk mendukung pencapaian sasaran keluaran kegiatan satuan
kerja penerima Hibah, atau digunakan untuk mendukung penanggulangan
keadaan darurat.

b. Klasifikasi Hibah.

1) Hibah menurut bentuknya meliputi:

a) Hibah uang, terdiri atas:

(1) uang tunai; dan

(2) uang untuk membiayai kegiatan.

b) Hibah barang/jasa; dan

c) Hibah surat berharga.

2) Hibah menurut Jenisnya. Jenis Hibah dibedakan berdasarkan


mekanisme pencairannya:

a) Hibah Terencana; dan

b) Hibah Langsung.

3) Hibah menurut sumber penerimaannya:

a) Hibah luar negeri; dan

b) Hibah dalam negeri.

4) Hibah dalam negeri berasal dari:

a) Lembaga keuangan dalam negeri;

b) Lembaga non keuangan dalam negeri;

c) Pemerintah Daerah;

d) Perusahaan asing yang berdomisili dan melakukan kegiatan di


wilayah Negara Republik Indonesia;

e) lembaga lainnya; dan

f) perorangan.
14

c. Bentuk Hibah Uang yang Diterima TNI AD. Bentuk hibah uang yang
diterima TNI AD adalah hibah langsung berbentuk uang untuk kegiatan.

d. Ciri-Ciri Hibah Langsung. Ciri-ciri Hibah langsung antara lain:

1) perjanjian hibah ditandatangani oleh KPA/Kasatker TNI AD atau


Pejabat yang diberi kuasa;

2) pencairan dananya tidak melalui KPPN, namun pengesahannya


dilakukan di KPPN;

3) hibah dapat diperoleh secara langsung dari pihak pemberi hibah dalam
bentuk uang dan barang/jasa; dan

4) pengadaan barang/jasa dapat dilaksanakan oleh pemberi hibah atau


TNI AD sendiri.

e. Pertimbangan Penerimaan Hibah. Pertimbangan dalam penerimaan


hibah harus memenuhi aspek:

1) Teknis. Apabila sesuai dengan kebutuhan dan dapat digunakan


untuk kepentingan pertahanan negara dan dapat menambah kekuatan dan
kemampuan operasional dalam menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi
Angkatan Darat.

2) Ekonomis. Apabila uang untuk kegiatan dan barang/jasa yang


dihibahkan, lebih menguntungkan daripada dilakukan pengadaan barang
baru serta biaya operasional dan pemeliharaannya lebih kecil dari pada
manfaat yang diperoleh.

3) Politis. Apabila mempererat hubungan bilateral dan/atau


memperhatikan dampak politis dari penerimaan hibah.

4) Strategis. Apabila sesuai dan sejalan dengan Renstra


Pembangunan Pertahanan Negara, meningkatkan kekuatan dan kemampuan
pertahanan Negara serta tidak menimbulkan keterikatan dan ketergantungan
dikemudian hari.

f. Kemanusiaan. Apabila uang untuk kegiatan dan barang/jasa yang


dihibahkan guna penanggulangan masalah akibat terjadinya bencana alam,
membantu masyarakat dan sebagainya.

g. Fungsi Hibah. Fungsi hibah antara lain sebagai berikut:

1) menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi TNI AD;

2) menunjang penyediaan sarana dan fasilitas satuan;

3) menunjang peningkatan kualitas pembinaan sumber daya manusia


(SDM) TNI AD;
15

4) membantu menyiapkan rancangan kegiatan pembangunan Satuan


TNI AD;

5) mendukung pengembangan riset dan teknologi militer;

6) mendukung peningkatan fungsi pertahanan dan keamanan; dan

7) mendukung kegiatan kemanusiaan.

h. Tataran Kewenangan:

1) Penerimaan hibah langsung luar negeri. Penerimaan Hibah Langsung


luar negeri adalah kewenangan Menteri Pertahanan RI atau pejabat yang
diberi kuasa.

2) Penerimaan hibah langsung dalam negeri. Tataran kewenangan


penerimaan hibah langsung dalam negeri dalam bentuk uang untuk kegiatan
di lingkungan TNI AD setinggi-tingginya 500 miliar:

a) Kasad:

(1) uang untuk kegiatan pengadaan materiil Alut/Alutsista,


non Alut/Alutsista, tanah, bangunan, peralatan dan mesin serta
barang lainnya yang bersifat belanja modal untuk menambah
aset TNI AD; dan

(2) uang untuk kegiatan pengamanan dan pemberdayaan


wilayah pertahanan aspek matra darat yaitu operasi bhakti dan
karya bhakti TNI AD sesuai tugas pokok TNI baik dalam rangka
OMP maupun OMSP yang bersifat belanja barang dan tidak
menambah aset TNI AD.

b) Pang/Dan/Gub/Dir dan Ka Kotama/Balakpus:

(1) Penerimaan hibah langsung dalam negeri berbentuk


uang untuk kegiatan pengamanan dan pemberdayaan wilayah
pertahanan aspek matra darat yaitu operasi bhakti dan karya
bhakti TNI AD sesuai tugas pokok TNI baik dalam rangka OMP
maupun OMSP yang bersifat belanja barang dan tidak
menambah aset TNI AD;

(2) Penerimaan hibah langsung dalam negeri berbentuk


uang untuk kegiatan yang mendukung pelaksanaan tugas TNI
AD baik OMP maupun OMSP yang bersifat menambah aset TNI
AD atas persetujuan Komando atas; dan

(3) Mengajukan usulan penerimaan Hibah Langsung


berbentuk uang untuk kegiatan yang bukan kewenangannya
secara berjenjang ke Komando atas.
16

c) Dan/Ka Satker:

(1) Penerimaan hibah langsung dalam negeri berbentuk


uang untuk kegiatan pengamanan dan pemberdayaan wilayah
pertahanan aspek matra darat yaitu operasi bhakti dan karya
bhakti TNI AD sesuai tugas pokok TNI baik dalam rangka OMP
maupun OMSP yang bersifat belanja barang dan tidak
menambah aset TNI AD;

(2) Penerimaan hibah langsung bentuk dalam negeri


berbentuk uang untuk kegiatan yang mendukung pelaksanaan
tugas TNI AD baik OMP maupun OMSP yang bersifat
menambah aset TNI AD atas persetujuan Komando atas; dan

(3) Mengajukan usulan penerimaan hibah langsung


berbentuk uang untuk kegiatan yang bukan kewenangannya
secara berjenjang ke Komando atas.

i. Tanggung Jawab Pengelolaan dan Penatausahaan Penerimaan Hibah


Uang. Pengelolaan dan Penatausahaan Penerimaan hibah uang dilaksanakan oleh
Satker Penerima Hibah. Apabila penerima hibah adalah Sub/Subsubsatker maka
pengelolaan dan penatausahaan penerimaan hibah dilaksanakan pada Satker
(KPA) yang bersangkutan, dengan peruntukan hibah bagi Sub/Subsubsatkernya.

j. Dokumen Sumber Hibah. Dokumen sumber yang terkait dengan


hibah antara lain:

1) Dokumen Induk.

a) perjanjian hibah/dokumen yang dipersamakan beserta


perubahan perjanjiannya;

b) ringkasan perjanjian hibah dan rencana penarikan/realisasi


hibah; dan

c) nomor register hibah.

2) Dokumen sumber transaksi dan dokumen pendukung:

a) Surat Pengesahan Hibah Langsung (SPHL);

b) Surat Perintah Pengesahan Hibah Langsung (SP2HL);

c) Surat Pengesahan Pengembalian Pendapatan Hibah


Langsung (SP3HL);

d) Surat Perintah Pengesahan Pengembalian Pendapatan Hibah


Langsung (SP4HL);

e) Surat Perintah Pengesahan Pendapatan Hibah Langsung


Bentuk Barang/Jasa/Surat Berharga (SP3HL-BJS);
17

f) Memo Pencatatan Hibah Langsung Bentuk Barang/Jasa/Surat


Berharga (MPHL-BJS);

g) Persetujuan MPHL-BJS (Persetujuan Memo Pencatatan Hibah


Langsung Bentuk Barang/Jasa/Surat Berharga);

h) Surat Pernyataan Telah Menerima Hibah Langsung (SPTMHL);

i) Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM);

j) Berita Acara Serah Terima (BAST);

k) Rekening Koran; dan

l) Memo Persetujuan.

3) Dokumen alokasi pagu belanja hibah/Allotment:

a) Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA);

b) Revisi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (Revisi DIPA);

c) Rencana Kerja dan Anggaran Bendahara Umum Negara (RKA-


BUN); dan

d) Rencana Kerja dan Anggaran TNI AD (RKA-TNI AD).

4) Dokumen realisasi Belanja Hibah:

a) Surat Perintah Pembayaran/Surat Perintah Pencairan Dana


(SPM/SP2D);

b) Surat Setoran Pengembalian Belanja (SSPB);

c) Memo penyesuaian; dan

d) Berita Acara Serah Terima (BAST).

j. Sanksi.

1) Apabila Satker tidak melaporkan Hibah yang diterimanya sesuai


dengan laporan hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan selama 2
(dua) tahun berturut-turut, Satker tersebut dikenakan sanksi tidak
diperkenankan menerima Hibah yang penarikannya tidak melalui Kuasa BUN
pada tahun-tahun anggaran berikutnya.

2) Sanksi sebagaimana tersebut di atas dapat dicabut apabila Satker


telah melakukan perbaikan pengelolaan Hibah yang dibuktikan dengan telah
diselesaikannya rekomendasi Badan Pemeriksa Keuangan sebagaimana
tertuang dalam laporan pemantauan tindak lanjut hasil pemeriksaan Badan
Pemeriksa Keuangan.
18

k. Pendapatan Hibah yang Digunakan Tidak Sesuai Perjanjian Hibah


(Ineligible). Apabila terjadi penggunaan pendapatan Hibah yang tidak sesuai
dengan perjanjian Hibah (ineligible):

1) atas pendapatan Hibah yang tidak diajukan register dan/atau


pengesahan oleh K/L, negara tidak menanggung atas jumlah ineligible
penggunaan pendapatan Hibah yang bersangkutan; dan

2) atas pendapatan Hibah yang telah diajukan register dan pengesahan


oleh K/L, negara dapat menanggung atas jumlah ineligible penggunaan
pendapatan Hibah yang bersangkutan melalui DIPA K/L yang bersangkutan.

14. Sarana dan Prasarana. Sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk
mendukung pelaksanaan pengelolaan penerimaan hibah langsung uang untuk kegiatan,
antara lain:

a. Sarana:

1) hardware (perangkat keras), berupa komputer, faksimile, audio visual,


sound system, alat perekam dan atk sesuai kebutuhan; dan

2) software (perangkat lunak), berupa konsep naskah, e-mail, referensi,


dan perangkat lunak lainnya.

b. Prasarana:

1) ruang rapat;

2) tempat percetakan; dan

3) ruang distribusi.

15. Faktor-Faktor yang Memengaruhi. Dalam pengelolaan penerimaan hibah uang di


lingkungan TNI AD terdapat beberapa faktor yang memengaruhi diantaranya:

a. Faktor Internal:

1) tingkat kemampuan sumber daya manusia dalam pengelolaan


penerimaan hibah uang di lingkungan TNI AD sesuai bidangnya;

2) kepedulian pimpinan terhadap pengelolaan penerimaan hibah uang di


lingkungan TNI AD;

3) ketersediaan sarana dan prasarana dalam pengelolaan penerimaan


hibah uang di lingkungan TNI AD;

4) ketertiban administrasi dalam pengelolaan penerimaan hibah uang di


lingkungan TNI AD; dan

5) akurasi dan validitas data yang digunakan dalam pengelolaan


penerimaan hibah uang di lingkungan TNI AD.
19

b. Faktor Eksternal:

1) kebijakan Pemerintah terhadap pengelolaan hibah uang di lingkungan


TNI AD; dan

2) perubahan aturan/ketentuan dan dinamika yang terjadi terhadap


pengelolaan penerimaan hibah uang di lingkungan TNI AD.

BAB III
KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN

16. Umum. Pengelolaan penerimaan hibah langsung uang untuk kegiatan di lingkungan
TNI AD perlu dikelola dan ditatausahakan oleh Satker penerima hibah dengan tertib,
transparan, dan akuntabel sesuai ketentuan yang berlaku.

17. Pengelolaan Penerimaan Hibah Langsung Uang. Kegiatan pengelolaan


penerimaan hibah langsung uang terbagi dalam perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan
pengakhiran.

a. Perencanaan. Kegiatan perencanaan pengelolaan penerimaan hibah


langsung uang dilaksanakan oleh Satker penerima hibah langsung uang baik pada
tingkat pusat, Kotama/Balakpus maupun Satker dhi. oleh Pejabat/Staf
Renproggar/Pengelola Anggaran (Pejabat pengendali penerimaan hibah uang)
dengan kegiatan sebagai berikut:

1) mengumpulkan bahan-bahan literatur yang berkaitan dengan


pengelolaan penerimaan hibah uang yang berlaku di lingkungan TNI AD;

2) mempelajari ketentuan dan peraturan yang terkait pengelolaan


penerimaan hibah uang yang berlaku di lingkungan TNI AD meliputi
Permenku, Permenhan, Perkasad, Jukmin, Juknis, Surat Edaran, Surat
Telegram, dan sejenisnya;

3) mengumpulkan dan mempelajari informasi/keterangan awal tentang


rencana penerimaan hibah yang akan dilaksanakan;

4) menghimpun dan menyusun rencana kebutuhan kegiatan pengelolaan


penerimaan hibah uang meliputi personel, materiil, waktu, sarana/prasarana,
data, software/hardware, dan dana/anggaran;

5) membuat rencana penerimaan hibah langsung uang untuk kegiatan;


dan

6) merencanakan langkah-langkah dan kegiatan yang akan dilaksanakan


dalam pengelolaan dan penatausahaan penerimaan Hibah langsung uang.

b. Persiapan. Kegiatan persiapan penerimaan Hibah langsung uang


dilaksanakan oleh Satker penerima Hibah langsung uang baik pada tingkat pusat,
Kotama/Balakpus maupun Satker dhi. oleh Pejabat dan Staf Renproggar/Pengelola
20

anggaran (Pejabat pengendali penerimaan hibah uang) dengan kegiatan sebagai


berikut:

1) menyiapkan komponen dan hal-hal yang dibutuhkan dalam


pelaksanaan pengelolaan dan penatausahaan penerimaan hibah uang
meliputi personel, materiil, sarana/prasarana, data, software/hardware,
dokumen dan dana/anggaran;

2) menyiapkan staf/personel terkait yang kompeten dalam penyusunan


pengelolaan dan penatausahaan penerimaan hibah uang khususnya pejabat
fungsional atau yang membidangi;

3) membentuk Tim Pengkaji rencana penerimaan Hibah langsung uang;

a) Tingkat Pusat:

(1) Kasad selaku penanggung jawab penerimaan Hibah


langsung uang pada tingkat pusat menunjuk Tim Pengkaji
penerimaan Hibah langsung uang untuk Kegiatan melalui Surat
Perintah dalam batas kewenangannya;

(2) Tim Pengkaji terdiri dari unsur Staf pengendali hibah


uang di lingkungan TNI AD (Srenad), Staf Umum terkait
kegiatan peruntukan hibah uang, Pembina Teknis Keuangan
TNI AD (Ditkuad), serta personel Mabesad dan Balakpus/LKT
terkait lainnya;

(3) Ketua Tim Pengkaji adalah Asisten Kasad (Wasgiat)/LKT


yang terkait dengan kegiatan peruntukan penerimaan Hibah
langsung uang atau Asisten yang ditunjuk; dan

(4) Anggota Tim Pengkaji apabila diperlukan dapat


melibatkan staf terkait dari Srenad, Staf Umum Mabesad,
Balakpus, dan Ditkuad.

b) Tingkat Kotama/Balakpus:

(1) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka Kotama/Balakpus selaku


penanggung jawab penerimaan Hibah langsung uang pada
tingkat Kotama/Balakpus menunjuk Tim Pengkaji penerimaan
Hibah langsung uang untuk Kegiatan melalui Surat Perintah
dalam batas kewenangannya;

(2) Tim Pengkaji terdiri dari unsur Staf Pengendali hibah


uang di lingkungan Kotama/Balakpus (Pejabat
Renproggar/Pengelola Anggaran), Staf terkait kegiatan
peruntukan hibah uang, Pembina Teknis Keuangan
Kotama/Balakpus(Ku Kotama/Balakpus), serta personel Balak
Kotama/Balakpus/LKT terkait lainnya;

(3) Ketua Tim Pengkaji adalah Asren/Dir/Kasubdit


(Pengelola Anggaran) Kotama/Balakpus selaku Pengendali
21

pengelolaan dan penatausahaan penerimaan hibah uang pada


tingkat Kotama/Balakpus; dan

(4) Anggota Tim Pengkaji apabila diperlukan dapat


melibatkan staf terkait dari Staf Renproggar/Pengelola
Anggaran Kotama/Balakpus, Ku Kotama/Balakpus, Satker dan
pejabat/staf yang ditunjuk.

c) Tingkat Satker:

(1) Kasatker selaku penanggung jawab penerimaan Hibah


langsung uang untuk kegiatan pada tingkat Satker menunjuk
Tim Pengkaji penerimaan Hibah langsung uang untuk Kegiatan
melalui Surat Perintah dalam batas kewenangannya;

(2) Tim Pengkaji terdiri dari unsur Staf pengendali hibah


uang di lingkungan Satker (Pejabat
Renproggar/Kasiren/Pengelola Anggaran Satker) Staf terkait
kegiatan peruntukan hibah uang, Pejabat Keuangan (Paku
Satker), Staf Subsatker (apabila hibah diperuntukkan bagi
Subsatker) serta personel terkait lainnya;

(3) Ketua Tim Pengkaji adalah Kas/Wakil/Kabag/Kasi


(Pengelola Anggaran) Satker selaku Pengendali pengelolaan
dan penatausahaan penerimaan hibah uang pada tingkat
Satker;

(4) Anggota Tim Pengkaji apabila diperlukan dapat


melibatkan staf terkait dari Staf Renproggar/Pejabat Pengelola
Anggaran, Pejabat / Staf Keuangan Satker, Staf Subsatker dan
Pejabat/personel terkait lainnya.

4) Tim Pengkaji melaksanakan pengkajian rencana penerimaan Hibah


langsung uang dan perundingan hibah dengan kegiatan sebagai berikut:

a) Melaksanakan Koordinasi dan perundingan awal dengan


pemberi hibah. Hal-hal yang dikoordinasikan antara lain Bentuk Hibah,
Peruntukan Hibah, Jumlah Hibah, Waktu pelaksanaan/realisasi Hibah
(Tahun Anggaran), rencana penarikan dana, syarat-syarat hibah, dan
hal-hal lain terkait pengelolaan dan penatausahaan Hibah;

b) Melaksanakan konsultasi dengan Pembina Teknis Keuangan


tentang pengelolaan dan penatausahaan penerimaan Hibah uang
langsung yang direncanakan;

c) Mengkaji/mempertimbangkan rencana penerimaan Hibah


langsung uang dihadapkan dengan ketentuan dan peraturan yang
berlaku, tataran kewenangan, kriteria, fungsi, aspek pertimbangan
penerimaan hibah (aspek Teknis, Ekonomis, Politis, Strategis dan
Kemanusiaan);
22

d) Konsultasi dengan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal


Perbendaharaan Kementerian Keuangan (Kanwil DJPb) setempat
tentang rencana penerimaan Hibah langsung uang khususnya tentang
eligibilitas dan legalitas rencana penerimaan Hibah langsung uang.
Konsultasi dengan Kanwil DJPb dilaksanakan dengan ketentuan
sebagai berikut:

(1) setiap Hibah Langsung yang akan diterima oleh TNI AD


atau Satker dikonsultasikan terlebih dahulu kepada Menteri
Keuangan c.q. DJPPR atau Kanwil DJPb;

(2) konsultasi dilaksanakan dalam hal:

(a) penerimaan Hibah untuk pertama kailnya


dan/atau tidak berulang; dan

(b) tidak sama dengan penerimaan Hibah


sebelumnya.

(3) konsultasi paling sedikit mencakup:

(a) penentuan jenis Hibah;

(b) bentuk Hibah; dan

(c) penarikan Hibah

(4) konsultasi dilaksanakan melalui:

(a) tatap muka;

(b) surat-menyurat;

(c) rapat; dan/atau

(d) komunikasi melalui sarana elektronik.

e) Hasil Konsultasi dituangkan dalam surat/Berita Acara Hasil


Rapat Konsultasi, sebagaimana disyaratkan dalam Lampiran E
(Format Pengajuan Nomor Register Hibah) yang menjadi bagian tidak
terpisahkan dari Juknis ini, sebagai salah satu lampiran yang menjadi
persyaratan permintaan Nomor Register Hibah dalam hal:

(1) Penerimaan Hibah pertama kalinya dan/atau tidak


berulang; dan

(2) Tidak sama dengan penerimaan hibah sebelumnya.

f) Tim Pengkaji melaksanakan Konsultasi dengan Pengendali


hibah uang antara lain tentang hasil pengkajian, hasil Konsultasi, batas
kewenangan penerimaan Hibah, dan rencana penatausahaan;
23

g) Tim Pengkaji membuat laporan kajian rencana penerimaan


Hibah langsung uang kepada Penanggung jawab penerimaan hibah.
Laporan kajian berisi antara lain tentang kajian penerimaan hibah
dihadapkan dengan ketentuan yang berlaku, kriteria, fungsi, aspek
pertimbangan penerimaan hibah, dan rekomendasi kepada
Penanggung jawab penerimaan hibah (hibah diterima/ditolak),
kesiapan penerimaan hibah serta hal-hal lain yang dipandang perlu,
sebagaimana contoh format kajian penerimaan hibah terlampir
(Lampiran D);

h) Penanggung jawab memutuskan untuk menerima/menolak


rencana Penerimaan Hibah langsung uang untuk kegiatan sesuai
dengan batasan kewenangannya. Penerimaan Hibah yang bukan
menjadi kewenangannya diusulkan secara berjenjang kepada
komando atas;

i) Penerimaan hibah yang memerlukan pertimbangan politis dan


strategis, dilaporkan secara berjenjang kepada Komando atas;

j) Hibah yang di luar batasan kewenangan penerima hibah


dikoordinasikan dengan Pengendali Hibah dan dilaporkan/diusulkan
secara berjenjang kepada Komando atas; dan

k) Apabila KPA/Kasatker memutuskan menerima hibah langsung


uang maka KPA/Kasatker membentuk Tim Penerima Hibah.

5) Pembentukan Tim Penerima Hibah. Pembentukan Tim Penerima


hibah dilaksanakan untuk melaksanakan penerimaan, pengelolaan dan
penatausahaan penerimaan Hibah langsung uang.

a) Tingkat Pusat:

(1) Kasad selaku penanggung jawab penerimaan Hibah


langsung uang pada tingkat pusat menunjuk Tim Penerima
Hibah langsung uang untuk Kegiatan melalui Surat Perintah
dalam batas kewenangannya;

(2) Tim Penerima Hibah terdiri dari unsur Pembina Teknis


Keuangan TNI AD (Ditkuad) dan unsur Perbendaharaan di
lingkungan UO TNI AD, Staf pengendali hibah uang di
lingkungan TNI AD (Srenad), Staf Umum terkait kegiatan
peruntukan hibah uang, serta personel Mabesad dan
Balakpus/LKT lainnya yang terkait dengan pengelolaan dan
penatausahaan penerimaan Hibah langsung uang;

(3) Ketua Tim Penerima hibah uang adalah Kaku/Paku


Satker Pusat selaku Pejabat Perbendaharaan pada Satker
Pusat; dan

(4) Anggota Tim Penerima Hibah langsung uang terdiri dari


Staf Srenad, Anggota Staf Perbendaharaan Mabesad (Paku
Satker Pusat), serta apabila diperlukan dapat melibatkan staf
24

dari Staf Umum Mabesad, Balakpus/LKT, dan Ditkuad yang


terkait dengan kegiatan pengelolaan dan penatausahaan
penerimaan Hibah langsung uang.

b) Tingkat Kotama/Balakpus:

(1) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka Kotama/Balakpus selaku


penanggung jawab penerimaan Hibah langsung uang pada
tingkat Kotama/Balakpus menunjuk Tim Penerima Hibah
langsung uang untuk Kegiatan melalui Surat Perintah dalam
batas kewenangannya;

(2) Tim Penerima Hibah terdiri dari unsur Ku


Kotama/Balakpus. Keuangan Satker/Balakpus, Staf
Renproggar/Pengelola Anggaran, serta personel Balak
Kotama/Balakpus/LKT lainnya yang terkait dengan kegiatan
pengelolaan dan penatausahaan Hibah langsung uang;

(3) Ketua Tim Penerima hibah adalah Kaku


Kotama/Kakupus, selaku Pejabat Perbendaharaan di
Kotama/Balakpus; dan

(4) Anggota Tim Penerima hibah melibatkan personel dari


Staf Renproggar/Pengelola Anggaran, dan bila diperlukan dapat
melibatkan Staf Ku Kotama / Balakpus, Staf Satker penerima
hibah dan Pejabat/Staf yang ditunjuk, yang terkait dengan
pengelolaan dan penatausahaan Hibah langsung uang.

c) Tingkat Satker:

(1) Kasatker selaku penanggung jawab penerimaan Hibah


langsung uang untuk kegiatan pada tingkat Satker menunjuk
Tim Penerima Hibah langsung uang untuk Kegiatan melalui
Surat Perintah dalam batas kewenangannya;

(2) Tim Penerima terdiri dari unsur Pengendali hibah uang di


lingkungan Satker (Renproggar/Pengelola Anggaran),
Keuangan Satker, Staf terkait kegiatan peruntukan hibah uang,
Staf Subsatker (apabila hibah diperuntukkan bagi Subsatker)
serta personel terkait lainnya;

(3) Ketua Tim Penerima hibah adalah Perwira Keuangan


selaku Pejabat Perbendaharaan Satker; dan

(4) Anggota Tim Penerima Hibah melibatkan staf terkait dari


Staf Renproggar/Pengelola Anggaran dan bila diperlukan
melibatkan Staf Subsatker dan Pejabat/personel lainnya yang
terkait dalam pengelolaan dan penatausahaan penerimaan
Hibah langsung uang.
25

6) Tugas Tim Penerima Hibah antara lain:

a) melaksanakan koordinasi teknis dengan pemberi hibah;

b) melaksanakan kegiatan terkait dengan penerimaan hibah


(pengelolaan dan penatausahaan);

c) melaksanakan penerimaan hibah yang disahkan degan


dokumen Berita Acara; dan

d) melaporkan penerimaan hibah kepada pelaksana


penatausahaan.

c. Pelaksanaan. Kegiatan Pengelolaan dan Penatausahaan Penerimaan


Hibah langsung uang dilaksanakan oleh Tim Penerima Hibah langsung uang pada
tingkat Pusat, Kotama/Balakpus, dan Daerah. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi
Perjanjian Hibah dan Pengesahan Penerimaan Hibah (Penerbitan Nomor Register
Hibah, Pembukaan Nomor Rekening, Revisi Dipa, dan Pengesahan Hibah).

1) Perjanjian Hibah.

a) Hibah harus dituangkan dalam Perjanjian Hibah.

b) Perundingan dan perjanjian hibah langsung dalam negeri


dilaksanakan oleh Kasad/Pangkotama/Kabalakpus/Kasatker atau
pejabat yang diberi kuasa.

c) Kasad/Pangkotama/Kabalakpus/Kasatker/KPA atau pejabat


yang diberi kuasa menandatangani perjanjian hibah (atau dokumen
lain yang dipersamakan) sesuai dengan batas kewenangannya.
Penerimaan Hibah Langsung yang bukan menjadi kewenangannya
diusulkan secara berjenjang kepada komando atas.

d) Perjanjian hibah paling sedikit memuat:

(1) identitas pemberi Hibah dan penerima Hibah;

(2) tanggal perjanjian Hibah/penandatanganan perjanjian


Hibah;

(3) jumlah Hibah;

(4) peruntukan Hibah; dan

(5) ketentuan dan persyaratan.

e) Perjanjian hibah yang telah ditandatangani, salinannya


disampaikan kepada Badan Pemeriksa Keuangan, Kanwil DJPb,
Menhan dhi Dirjen Renhan, Panglima TNI dhi Asrenum, Kepala Staf
Angkatan Darat dhi Asrena Kasad, Dirkuad dan instansi terkait lainnya
yang diperlukan.
26

f) Perubahan terhadap perjanjian hibah dilakukan melalui


kesepakatan tertulis antara penerima Hibah dan pemberi Hibah
dengan merujuk pada ketentuan perjanjian Hibah sebelumnya. Salinan
perubahan perjanjian Hibah disampaikan kepada alamat tersebut di
atas.

g) Dokumen asli atau salinan perubahan perjanjian Hibah yang


telah dilegalisir oleh penerima Hibah yang bersumber dari dalam negeri
disampaikan kepada Kanwil DJPb. Berdasarkan dokumen tersebut,
Kanwil DJPb melakukan pemutakhiran data Hibah, kemudian
menyampaikan dokumen tersebut kepada Direktorat Jenderal
Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR).

2) Pengesahan Hibah. Pengesahan Hibah yang penarikannya tidak


melalui Kuasa BUN dilaksanakan melalui pengesahan oleh BUN/Kuasa BUN.
Pengesahan penerimaan Hibah langsung uang dilaksanakan oleh Satker
penerima Hibah sebagai berikut:

a) Penerbitan Nomor Register.

(1) Nomor Register Hibah langsung uang dari dalam negeri


ditetapkan oleh Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Perbendaharaan (Kanwil DJPb).

(2) KPA/Kasatker mengajukan permohonan nomor register


atas Hibah Langsung dalam bentuk uang dari dalam negeri
kepada Kanwil DJPb dengan format dan petunjuk pengisian
sesuai sebagaimana tercantum dalam Lampiran E yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Juknis ini dengan
melampirkan.

(3) Permohonan nomor register atas Hibah langsung uang


dilampiri dokumen:

(a) Perjanjian Hibah;

(b) Ringkasan Hibah; dan

(c) Surat Kuasa/pendelegasian kewenangan untuk


menandatangani perjanjian Hibah apabila Perjanjian
Hibah ditandatangani bukan oleh KPA/Kasatker.

(4) Surat/Berita Acara Hasil Rapat Konsultasi dilampirkan


sebagai salah satu persyaratan permohonan Nomor Register
Hibah apabila Penerimaan Hibah didahului dengan konsultasi
dalam hal penerimaan Hibah sebagai berikut:

(a) penerimaan Hibah untuk pertama kailnya


dan/atau tidak berulang; dan

(b) tidak sama dengan penerimaan Hibah


sebelumnya.
27

(5) Dalam hal penggunaan Hibah Langsung untuk


mendukung penanggulangan bencana alam dan bantuan
kemanusiaan tidak terdapat lampiran dokumen persyaratan
tersebut di atas, permohonan nomor register untuk Hibah
langsung uang dilampiri dengan.

(a) SPTHML; dan

(b) Rekening koran.

(6) Dokumen persyaratan yang disampaikan untuk


pengajuan nomor register merupakan dokumen asli/salinan
yang dilegalisir penerima Hibah.

(7) KPA/Kasatker yang mengajukan permohonan nomor


register Hibah bertanggung jawab secara mutlak atas
keabsahan dan kebenaran dokumen sumber dan dokumen
pendukung registrasi Hibah.

(8) Surat permohonan nomor register Hibah disusun sesuai


dengan format tercantum dalam Lampiran E yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Juknis ini.

(9) Ringkasan Hibah disusun sesuai dengan format


tercantum dalam Lampiran F yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Juknis ini.

(10) Atas permohonan nomor register tersebut, Kantor


Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (Kanwil DJPb)
menerbitkan surat penetapan nomor register Hibah.

(11) Dalam rangka penerbitan surat penetapan nomor


register Hibah, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Perbendaharaan melaksanakan verifikasi permohonan nomor
register dengan cara:

(a) menguji kelengkapan dokumen persyaratan


pengajuan nomor register; dan

(b) menguji kesesuaian permohonan nomor register


dengan dokumen persyaratan pengajuan nomor
register.

(12) Berdasarkan hasil verifikasi tersebut di atas, Kantor


Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan menyampaikan
permintaan nomor register Hibah ke DJPPR melalui sistem
aplikasi berbasis web. Berdasarkan permintaan nomor register
tersebut, DJPPR menerbitkan nomor register Hibah.

(13) Berdasarkan nomor register yang diterbitkan oleh


DJPPR tersebut, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
28

Perbendaharaan menerbitkan surat penetapan nomor register.


Surat penetapan nomor register Hibah paling sedikit memuat
informasi:

(a) nomor register Hibah;

(b) pemberi dan penerima Hibah;

(c) nilai perjanjian Hibah; dan

(d) batas waktu penarikan Hibah.

(14) Surat penetapan nomor register Hibah tersebut


disampaikan kepada PA/KPA/Kasatker.

(15) Dalam hal hasil verifikasi tersebut di atas tidak sesuai,


Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan
mengembalikan surat permohonan secara tertulis dilampiri
dengan dokumen persyaratan pengajuan nomor register
kepada KPA/Kasatker penerima Hibah.

b) Pembukaan dan Pengelolaan Rekening Hibah.

(1) Dalam rangka pengelolaan Hibah yang penarikannya


tidak melalui Kuasa BUN dalam bentuk uang, Satker penerima
Hibah dapat membuka rekening untuk menampung uang dari
Hibah dimaksud.

(2) Tata cara pengajuan persetujuan pembukaan rekening,


persetujuan pembukaan rekening, pembukaan rekening,
penamaan rekening, format administrasi dan pengelolaan
Rekening Hibah mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan
mengenai pengelolaan rekening milik K/L atau satuan kerja:

(a) Kuasa Pengguna Anggaran/Kepala Satker selaku


penerima Hibah mengajukan Permohonan persetujuan
pembukaan Rekening Penampungan Dana Hibah
Langsung untuk dana hibah yang berasal dari dalam
maupun luar negeri kepada KPPN mitra kerja sesuai
format pada Lampiran G yang merupakan bagian tak
terpisahkan dari juknis ini;

(b) Satu Rekening Penampungan Dana Hibah


Langsung hanya dapat menampung satu Register Hibah;

(c) Dana yang tersimpan pada Rekening Penyaluran


Dana Hibah berasal dari Rekening Penampungan Dana
Hibah Langsung, Rekening Penyaluran Dana Hibah
merupakan Rekening pembantu bagi Rekening
Penampungan Dana Hibah Langsung;
29

(d) KPPN melakukan penilaian atas permohonan


persetujuan pembukaan Rekening yang diajukan oleh
KPA / Kepala Satuan Kerja. Apabila penilaian dianggap
telah memenuhi unsur kelayakan, maka KPPN
menyetujui permohonan persetujuan pembukaan
Rekening tersebut. Sebaliknya apabila dianggap tidak
memenuhi maka KPPN menerbitkan penolakan
persetujuan pembukaan Rekening;

(e) Masa penilaian hingga penerbitan persetujuan


atau penolakan pembukaan Rekening adalah 5 (lima)
hari kerja terhitung sejak surat permohonan persetujuan
pembukaan Rekening diterima oleh KPPN;

(f) Surat persetujuan pembukaan Rekening yang


diterbitkan KPPN memiliki masa berlaku 15 (lima belas)
hari kerja sejak tanggal diterbitkan;

(g) Kepala Satker wajib menyampaikan laporan


pembukaan Rekening kepada KPPN sesegera mungkin
atau paling lambat 20 (dua puluh) hari kerja sejak
terbitnya surat persetujuan pembukaan rekening, atau
dilaporkan paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja sejak
pembukaan Rekening;

(h) KPA/Kasatker dapat mengajukan permohonan


persetujuan perubahan nama Rekening kepada KPPN
dalam hal terjadi perubahan nomenklatur nama Satker
tanpa mengubah tujuan penggunaan Rekening
dimaksud dan hal-hal lain;

(i) KPA/Kasatker harus melaporkan seluruh rekening


yang dikelolanya kepada KPPN setiap bulan paling
lambat tanggal 10 bulan berikutnya;

(j) Satker melakukan rekonsiliasi tingkat daerah


paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya dengan KPPN;

(k) Satker dan UAKPW melaksanakan rekonsiliasi


eksternal dengan KPPN setiap bulan; dan

(l) KPPN dapat melakukan blokir debit (rekening


masih dapat menerima uang namun tidak bisa
mengeluarkan uang tersebut dari Rekening) apabila
Kasatker tidak menyampaikan Laporan Saldo Rekening
setiap bulannya alau Laporan Saldo Rekening
disampaikan melebihi tanggal 10 (sepuluh) setiap
bulannya. Kepala KPPN menyampaikan peringatan
kepada Kasatker sebelum melakukan blokir Rekening.
30

(3) Dalam hal telah dibuka rekening untuk menampung dana


Hibah sebelum persetujuan pembukaan rekening pengelolaan
Hibah diterbitkan, Satker melakukan hal sebagai berikut:

(a) mengajukan persetujuan pembukaan rekening


pengelolaan Hibah;

(b) membuka rekening pengelolaan Hibah


berdasarkan persetujuan yang telah diterbitkan;

(c) memindahkan saldo dana Hibah ke rekening yang


telah mendapat persetujuan; dan

(d) menutup rekening penampungan dana Hibah


sebelumnya.

(4) Jasa giro/bunga yang diperoleh dari Rekening Hibah


disetor ke kas negara sebagai penerimaan negara bukan pajak,
kecuali ditentukan lain dalam perjanjian Hibah.

(5) Rekening Hibah yang sudah tidak digunakan sesuai


dengan tujuan pembukaannya wajib ditutup dan saldonya
disetor ke kas negara, kecuali ditentukan lain dalam perjanjian
Hibah.

(6) Tata cara penyetoran dan pencatatan penyetoran saldo


Rekening Hibah ke Rekening Kas Umum Negara mengacu
pada Peraturan Menteri Keuangan mengenai penatausahaan,
pembukuan, dan pertanggungjawaban bendahara.

(7) Dalam hal Hibah yang penarikannya tidak melalui Kuasa


BUN dalam bentuk uang diterima oleh BUN/Kuasa BUN maka
BUN/Kuasa BUN membuka dan menetapkan rekening untuk
menampung uang dari Hibah sebagai Rekening Hibah.

(8) BUN/Kuasa BUN melakukan monitoring atas


pengelolaan Rekening Hibah.

(9) Rekening yang sudah tidak digunakan sesuai dengan


tujuan pembukaannya wajib ditutup.

c) Revisi Anggaran/DIPA. Revisi Anggaran/DIPA dilaksanakan


sebagai bentuk penyesuaian estimasi Pendapatan dan Pagu Belanja
yang bersumber dari Pendapatan hibah uang dalam DIPA.
Penyesuaian estimasi pendapatan Hibah dalam DIPA dilaksanakan
dengan mengikuti PMK mengenai tata cara revisi anggaran sebagai
berikut:

(1) KPA/Kasatker melakukan penyesuaian pagu belanja


yang bersumber dari Hibah yang penarikannya tidak melalui
Kuasa BUN/KPPN dalam bentuk uang dalam DIPA.
31

(2) Penyesuaian pagu belanja tersebut adalah:

(a) sebesar yang direncanakan akan digunakan


sampai akhir tahun anggaran berjalan;

(b) sebesar realisasi penerimaan Hibah; dan/atau

(c) paling tinggi sebesar perjanjian Hibah.

(3) Penyesuaian pagu belanja dilakukan melalui revisi DIPA


sesuai Peraturan Menteri Keuangan mengenai tata cara revisi
anggaran.

(4) Hibah yang penarikannya tidak melalui Kuasa BUN yang


sudah diterima tetapi belum dilakukan penyesuaian pagu DIPA,
diproses melalui mekanisme revisi DIPA.

(5) Kepala Satker selaku Kuasa Pengguna Anggaran


mengajukan usul revisi DIPA/penyesuaian pagu belanja yang
bersumber dari penerimaan hibah langsung bentuk uang untuk
kegiatan kepada DJPb/Kepala Kanwil DJPb Kemkeu di
wilayahnya masing-masing dengan tembusan Kasad u.p.
Asrena Kasad, Aslog Kasad, Dirkuad, Pang/Dan/Gub/Dir/Ka
Kotama/Balakpus untuk selanjutnya DIPA petikan Satker
penerima hibah tersebut dapat disahkan sesuai Peraturan
Menteri Keuangan mengenai tata cara revisi anggaran.

(6) Satker dapat langsung menggunakan uang yang berasal


dari Hibah yang penarikannya tidak melalui Kuasa BUN tanpa
menunggu terbitnya revisi anggaran.

(7) Dalam hal terdapat sisa pagu belanja yang bersumber


dari Hibah dalam bentuk uang yang penarikannya tidak melalui
Kuasa BUN dan akan digunakan pada Tahun Anggaran
berikutnya, sisa pagu belanja dimaksud dapat menambah pagu
belanja DIPA Tahun Anggara berikutnya.

(8) Penambahan pagu DIPA tersebut di atas, ditetapkan


paling tinggi sebesar sisa uang yang bersumber dari Hibah pada
akhir tahun berjalan.

(9) Untuk pendapatan Hibah yang penarikannya tidak


melalui Kuasa BUN yang bersifat tahun jamak (multiyears),
pelaksanaan revisi penambahan pagu DIPA dapat digabungkan
dengan revisi penambahan pagu DIPA dari rencana
penerimaan Hibah yang penarikannya tidak melalui Kuasa BUN
Tahun Anggaran berikutnya.

(10) Penambahan pagu DIPA dilaksanakan melalui


mekanisme revisi sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri
Keuangan mengenai tata cara revisi anggara
32

d) Pengesahan Pendapatan Hibah Uang.

(1) Pengajuan Surat Perintah Pengesahan Hibah langsung


(SP2HL).

(a) KPA/Kasatker mengajukan Surat Perintah


Pengesahan Hibah langsung (SP2HL) kepada KPPN
mitra kerjanya atas:

i. pendapatan Hibah yang penarikannya


tidak melalui Kuasa BUN/KPPN yang bersumber
dari dalam negeri dalam bentuk uang sebesar
yang telah diterima; dan/atau

ii. belanja dari Hibah yang penarikannya tidak


melalui Kuasa BUN/KPPN yang bersumber dari
dalam negeri sebesar yang telah dibelanjakan
pada Tahun Anggaran berjalan.

(b) Dalam hal belum terdapat realisasi belanja,


KPA/Kasatker dapat mengajukan SP2HL untuk
mengesahkan pendapatan Hibah dalam bentuk uang
yang penarikannya tidak melalui Kuasa BUN/KPPN.

(c) Penyampaian SP2HL dilakukan paling sedikit 1


(satu) kali dalam Tahun Anggaran bersangkutan dan
paling tinggi sebesar nilai yang tercantum dalam
perjanjian Hibah.

(d) Untuk pendapatan dan/atau belanja Hibah yang


penarikannya tidak melalui Kuasa BUN/KPPN,
KPA/Kasatker membuat dan menyampaikan SP2HL ke
KPPN dengan dilampiri:

i. salinan rekening koran atas Rekening


Hibah;

ii. salinan surat penetapan nomor register


Hibah untuk pengajuan SP2HL pertama kali;

iii. Surat Pernyataan Telah Menerima Hibah


Langsung (SPTMHL); dan

iv. salinan surat persetujuan pembukaan


rekening untuk pengajuan SP2HL pertama kali.

(e) SP2HL tersebut di atas dihasilkan dari sistem


aplikasi yang disediakan oleh Direktorat Jenderal
Perbendaharaan.
33

(2) Penerbitan Surat Pengesahan Hibah Langsung (SPHL).

(a) Berdasarkan SP2HL yang diajukan oleh


KPA/Kasatker, KPPN melakukan penelitian dan
pengujian SP2HL.

(b) Penelitian SP2HL tersebut meliputi:

i. memeriksa kelengkapan dokumen


lampiran pengajuan SP2HL;

ii. memeriksa kebenaran penulisan, termasuk


tidak boleh terdapat cacat dalam penulisan;

iii. meneliti kesesuaian tanda tangan pada


SP2HL dengan spesimen tanda tangan;

iv. meneliti kesesuaian tanda tangan


KPA/Kasatker pada SPTMHL dengan spesimen
tanda tangan; dan

v. meneliti saldo kas dari Hibah tidak bernilai


negatif.

(c) Pengujian SP2HL tersebut meliputi:

i. memeriksa kesesuaian kode


kegiatan/output/jenis belanja/sumber dana
dengan DIPA;

ii. memastikan jumlah belanja tidak melebihi


pagu dalam DIPA; dan

iii. memeriksa kesesuaian pencantuman


pendapatan dan/atau belanja pada SP2HL
dengan SPTMHL.

(d) Berdasarkan penelitian dan pengujian SP2HL


tersebut di atas, KPPN menerbitkan SPHL dalam
rangkap 3 ( tiga) dengan ketentuan:

i. lembar ke - 1, untuk KPA/Kasatker;

ii. lembar ke - 2, untuk DJPPR dengan


dilampiri salinan SP2HL ; dan

iii. lembar ke - 3, untuk pertinggal KPPN.

(e) SPHL tersebut di atas dihasilkan dari sistem


aplikasi yang disediakan oleh Direktorat Jenderal
Perbendaharaan.
34

(f) KPPN mengunggah SPHL lembar ke-2 dengan


dilampiri salinan SP2HL pada server pertukaran data
Kementerian Keuangan.

(g) Dalam hal penelitian dan pengujian SP2HL tidak


sesuai, KPPN mengembalikan SP2HL kepada
KPA/Kasatker.

e) Pengesahan Pengembalian Pendapatan Hibah.

(1) Pengajuan Surat Perintah Pengesahan Pengembalian


Pendapatan Hibah Langsung (SP4HL).

(a) Sisa uang yang bersumber dari Hibah dalam


bentuk uang yang penarikannya tidak melalui Kuasa
BUN/KPPN dapat:

i. dikembalikan kepada Pemberi Hibah


sesuai perjanjian Hibah; atau

ii. disetorkan ke kas negara.

(b) Untuk pengembalian kepada Pemberi Hibah,


dalam hal hibah langsung uang berasal dari dalam
negeri, KPA/Kasatker mengajukan SP4HL Hibah kepada
KPPN mitra kerjanya.

(c) Penyampaian SP4HL tersebut di atas dilakukan


segera setelah semua kegiatan dan/atau sebagian
kegiatan dalam perjanjian Hibah selesai dilaksanakan
dan pengembalian Hibah telah dilakukan.

(d) Untuk pengembalian pendapatan Hibah dalam


bentuk uang yang penarikannya tidak melalui Kuasa
BUN, KPA/Kasatker membuat dan menyampaikan
SP4HL ke KPPN dengan dilampiri:

i. salinan rekening koran atas Rekening


Hibah; dan

ii. salinan bukti pengiriman/transfer kepada


Pemberi Hibah.

(e) Untuk sisa uang yang bersumber dari Hibah


tahun berjalan dan/atau hibah tahun yang lalu yang
penarikannya tidak melalui Kuasa BUN/KPPN, disetor ke
kas negara dengan menggunakan bukti penerimaan
negara sebagai transaksi non anggaran.

(f) Bukti penerimaan negara tersebut di atas paling


sedikit mencantumkan kode dan informasi mengenai:
35

i akun;

ii. bagian anggaran;

iii. eselon I;

iv. satuan kerja; dan

v. KPPN mitra kerjanya untuk Hibah yang


berasal dari dalam negeri.

(g) Berdasarkan bukti penerimaan negara tersebut,


KPA/Kasatker melakukan:

i. rekonsiliasi setoran ke kas negara dengan


KPPN mitra kerjanya untuk Hibah berasal dari
dalam negeri;

ii. pembukuan untuk pengurangan saldo kas


dari Hibah langsung dalam bentuk uang; dan

iii. penyampaian salinan bukti penerimaan


negara kepada DJPPR.

(h) SP4HL tersebut di atas dihasilkan dari sistem


aplikasi yang disediakan oleh Direktorat Jenderal
Perbendaharaan.

(2) Penerbitan Surat Pengesahan Pengembalian


Pendapatan Hibah Langsung (SP3HL).

(a) Berdasarkan SP4HL tersebut di atas, KPPN


menerbitkan SP3HL dalam rangkap 3 ( tiga) dengan
ketentuan:

i. lembar ke - 1, untuk KPA/Kasatker;

ii. lembar ke - 2 , untuk DJPPR dengan


dilampiri salinan SP4HL; dan

iii. lembar ke - 3 untuk pertinggal KPPN.

(b) KPPN mengunggah SP3HL tersebut di atas,


dengan dilampiri salinan SP4HL pada server pertukaran
data Kementerian Keuangan.

(c) Berdasarkan SP3HL yang diterbitkan oleh KPPN


untuk pendapatan Hibah tahun berjalan, DJPPR
membukukan pengembalian pendapatan Hibah sebagai
pengurang realisasi pendapatan Hibah.
36

(d) Berdasarkan SP3HL yang diterbitkan oleh KPPN


untuk pendapatan Hibah tahun yang lalu, DJPPR
membukukan pengurangan ekuitas sebagai koreksi
realisasi pendapatan Hibah tahun yang lalu.

(e) Berdasarkan SP3HL yang diterbitkan oleh KPPN,


KPA/Kasatker membukukan pengurangan saldo kas dari
Hibah.

(f) Saldo kas dari Hibah tidak boleh bernilai negatif.

(g) SP3HL tersebut di atas dihasilkan dari sistem


aplikasi yang disediakan oleh Direktorat Jenderal
Perbendaharaan.

d. Pengakhiran.

1) Pelaporan. Pelaporan pengelolaan dan penatausahaan penerimaan


hibah uang di lingkungan TNI AD dilaksanakan secara berjenjang oleh Satker
penerima hibah uang hingga tingkat pusat.

a) Mekanisme pelaporan atas penerimaan hibah langsung dalam


bentuk uang untuk kegiatan dilaksanakan melalui pengesahan
BUN/Kuasa BUN (KPPN).

b) Atas semua penerimaan hibah langsung bentuk uang untuk


kegiatan diungkapkan secara memadai pada Catatan atas Laporan
Keuangan (CaLK) dan Simak BMN (khusus hibah uang untuk kegiatan
yang bersifat belanja barang tidak perlu diungkap secara memadai
pada Simak BMN, namun hanya bersifat penambahan pagu alokasi
anggaran pada DIPA).

c) Melaporkan penerimaan hibah dalam Laporan Keuangan


(CaLK, LRA dan Neraca). Mekanisme pelaporan penerimaan hibah
langsung dalam bentuk uang dilaksanakan melalui pengesahan
BUN/Kuasa BUN.

d) Melaporkan perkembangan pengelolaan dan penatausahaan


penerimaan Hibah langsung uang secara berjenjang ke komando atas
setiap bulan:

(1) Penerimaan dan perkembangan penatausahaan hibah


uang pada Tingkat Satker dilaporkan secara berjenjang kepada
Sren Kotama/Balakpus dengan tembusan Kaku
Kotama/Balakpus setiap bulan paling lambat pada T+5;

(2) Penerimaan dan perkembangan penatausahaan hibah


uang pada Tingkat Kotama/Balakpus dilaporkan secara
berjenjang kepada Kasad u.p. Asrena dengan tembusan
Dirkuad setiap bulan paling lambat pada T+10;
37

(3) Dirkuad melaporkan penerimaan dan perkembangan


penatausahaan hibah uang di lingkungan TNI AD kepada Kasad
u.p. Asrena setiap bulan paling lambat pada T+15; dan

(4) Laporan penerimaan hibah uang dibuat sesuai format


pada Lampiran H yang merupakan bagian tak terpisahkan dari
juknis ini.

2) Rekonsiliasi penerimaan hibah.

a) Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA) Pengelola


hibah melakukan rekonsiliasi sampai ke tingkat Unit Akuntansi
Pengguna Anggaran (UAKPA) sesuai tingkatan organisasi dengan
BUN/Kuasa BUN atas transaksi pendapatan hibah secara semesteran
dan belanja hibah secara bulanan.

b) Satker melakukan rekonsiliasi atas belanja yang bersumber dari


hibah dan belanja barang untuk pencatatan persediaan hibah, belanja
modal untuk pencatatan aset tetap atau aset lainnya dari hibah dengan
KPPN secara bulanan.

c) Dalam hal ini ketidakcocokan saat rekonsiliasi, kedua belah


pihak melakukan penelusuran. Hasil rekonsiliasi dituangkan dalam
Berita Acara Rekonsiliasi (BAR).

3) Pembukuan, rekonsiliasi dan pelaporan keuangan terkait hibah


dilaksanakan sesuai peraturan/ketentuan tentang Sistem Akuntansi Hibah
yang berlaku.

4) Penatausahaan dokumen terkait hibah.

BAB IV
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

18. Umum. Pengelolaan dan penatausahaan penerimaan hibah uang di lingkungan


TNI AD perlu dilaksanakan dengan memperhatikan faktor keamanan dan ketertiban
administrasi agar berjalan lancar sesuai ketentuan. Faktor keamanan dan ketertiban
administrasi harus senantiasa diperhatikan oleh semua pihak yang terlibat melalui
penerapan tindakan keamanan dan tindakan administrasi. Tindakan pengamanan
ditekankan pada tindakan preventif untuk pengamanan dokumen sedangkan ketertiban
administrasi ditekankan pada terwujudnya transparansi dan akuntabilitas pengelolaan
anggaran.

19. Tindakan Pengamanan. Tindakan pengamanan dilaksanakan untuk mendukung


keamanan dan kelancaran pengelolaan dan penatausahaan penerimaan hibah uang di
lingkungan TNI AD mulai dari tingkat Pusat, Kotama/Balakpus, Satker dan Sub Satker
dengan tahapan kegiatan sebagai berikut:
38

a. Pengamanan Personel:

1) Perencanaan:

a) merencanakan pengamanan personel dalam proses


pengelolaan dan penatausahaan penerimaan hibah uang di
lingkungan TNI AD;

b) mendata jumlah personel yang terlibat dalam proses


pengelolaan dan penatausahaan penerimaan hibah uang di
lingkungan TNI AD; dan

c) mempelajari kemungkinan ancaman terhadap personel yang


terlibat dalam proses pengelolaan dan penatausahaan penerimaan
hibah uang di lingkungan TNI AD.

2) Persiapan:

a) menyiapkan tindakan pengamanan personel dalam proses


pengelolaan dan penatausahaan penerimaan hibah uang di
lingkungan TNI AD;

b) pengecekan kesiapan personel dalam pelaksanaan


pengelolaan dan penatausahaan penerimaan hibah uang di
lingkungan TNI AD; dan

c) mengecek kesiapan dan memperbaiki kekurangan yang ada.

3) Pelaksanaan:

a) Melaksanakan tindakan pengamanan personel dalam proses


pengelolaan dan penatausahaan penerimaan hibah uang di
lingkungan TNI AD;

b) melaksanakan langkah antisipasi bila terjadi ancaman dan


gangguan terhadap personel yang terlibat dalam proses pengelolaan
dan penatausahaan penerimaan hibah uang di lingkungan TNI AD; dan

c) mengadakan pengawasan kepada seluruh personel yang


terlibat dalam proses pengelolaan dan penatausahaan penerimaan
hibah uang di lingkungan TNI AD.

4) Pengakhiran:

a) mengevaluasi hasil tindakan pengamanan personel dalam


pengelolaan dan penatausahaan penerimaan hibah uang di
lingkungan TNI AD;

b) melaksanakan pengecekan akhir terhadap setiap personel yang


terlibat dalam pengelolaan dan penatausahaan penerimaan hibah
uang di lingkungan TNI AD; dan
39

c) membuat laporan tentang kegiatan pengamanan yang telah


dilaksanakan.

b. Pengamanan Materiil:

1) Perencanaan:

a) merencanakan pengamanan materiil dalam proses pengelolaan


dan penatausahaan penerimaan hibah uang di lingkungan TNI AD;

b) merencanakan pengamanan dokumen atau arsip yang


dianggap rahasia dalam proses pengelolaan dan penatausahaan
penerimaan hibah uang di lingkungan TNI AD;

c) mendata jumlah dan jenis dokumen atau arsip yang dianggap


rahasia dalam proses pengelolaan dan penatausahaan penerimaan
hibah uang di lingkungan TNI AD;

d) mempelajari kemungkinan ancaman terhadap yang akan


berakibat terjadinya kebocoran dokumen-dokumen yang dianggap
rahasia dalam proses pengelolaan dan penatausahaan penerimaan
hibah uang di lingkungan TNI AD; dan

e) memperkirakan kerawanan terhadap sarana dan prasarana


yang digunakan.

2) Persiapan:

a) menyiapkan tindakan pengamanan materiil dalam proses


pengelolaan dan penatausahaan penerimaan hibah uang di
lingkungan TNI AD;

b) menyiapkan pengarsipan dokumen atau arsip yang dianggap


penting dalam proses pengelolaan dan penatausahaan penerimaan
hibah uang di lingkungan TNI AD;

c) mengecek kesiapan sarana dan prasarana yang akan


digunakan dalam proses pengelolaan dan penatausahaan penerimaan
hibah uang di lingkungan TNI AD;

d) mengecek alat perlengkapan yang digunakan dalam


pengamanan; dan

e) mengecek kesiapan dan memperbaiki kekurangan yang ada.

3) Pelaksanaan:

a) melaksanakan tindakan pengamanan materiil dalam proses


pengelolaan dan penatausahaan penerimaan hibah uang di
lingkungan TNI AD;
40

b) melaksanakan pengamanan dokumen atau arsip yang


dianggap rahasia dalam proses pengelolaan dan penatausahaan
penerimaan hibah uang di lingkungan TNI AD;

c) mengecek jumlah dan jenis dokumen atau arsip yang dianggap


rahasia dalam proses pengelolaan dan penatausahaan penerimaan
hibah uang di lingkungan TNI AD;

d) mengantisipasi kemungkinan ancaman terhadap yang akan


berakibat terjadinya kebocoran dokumen-dokumen yang dianggap
rahasia dalam proses pengelolaan dan penatausahaan penerimaan
hibah uang di lingkungan TNI AD; dan

e) melaksanakan pengecekan terhadap sarana dan prasarana


yang digunakan.

4) Pengakhiran:

a) mengevaluasi hasil tindakan pengamanan materiil dalam


pengelolaan dan penatausahaan penerimaan hibah uang di
lingkungan TNI AD;

b) melaksanakan pengecekan akhir terhadap setiap materiil yang


digunakan dalam pengelolaan dan penatausahaan Penerimaan Hibah
Uang di lingkungan TNI AD; dan

c) membuat laporan tentang kegiatan pengamanan yang telah


dilaksanakan.

c. Pengamanan Berita:

1) Perencanaan:

a) merencanakan pengamanan berita dalam proses penyusunan


dokumen pengelolaan dan penatausahaan penerimaan hibah uang di
lingkungan TNI AD;

b) mendata bentuk dan jenis alat komunikasi yang dipergunakan


baik langsung dan tidak langsung dalam proses pengelolaan dan
penatausahaan penerimaan hibah uang di lingkungan TNI AD;

c) memelajari kemungkinan terjadinya kebocoran berita yang


berakibat terjadinya kerugian; dan

d) membuat perkiraan rencana antisipasi terhadap kemungkinan


sabotase.

2) Persiapan:

a) menyiapkan tindakan pengamanan berita dalam proses


penyusunan dokumen pengelolaan dan penatausahaan penerimaan
hibah uang yang bersifat rahasia;
41

b) menentukan klasifikasi berita yang akan dikirim;

c) menentukan klasifikasi berita yang harus disandi sesuai


prosedur perhubungan; dan

d) mencegah gangguan atau hambatan terhadap sarana


komunikasi.

3) Pelaksanaan:

a) melaksanakan pengamanan berita melalui sistem pemberitaan


yang tepat sesuai langkah-langkah pengamanan berita guna
menghindari bocornya berita;

b) mengecek bentuk dan jenis alat komunikasi yang dipergunakan


baik langsung dan tidak langsung dalam proses pengelolaan dan
penatausahaan penerimaan hibah uang di lingkungan TNI AD;

c) melaksanakan tindakan preventif kemungkinan terjadinya


kebocoran berita yang berakibat terjadinya kerugian; dan

d) mengantisipasi terhadap kemungkinan sabotase.

4) Pengakhiran:

a) melaksanakan pengecekan akhir berita dan dokumen/arsip


yang digunakan dalam pengelolaan dan penatausahaan penerimaan
hibah uang di lingkungan TNI AD;

b) mengevaluasi hasil tindakan pengamanan berita dan


dokumen/arsip dalam pengelolaan dan penatausahaan penerimaan
hibah uang di lingkungan TNI AD;

c) mengamankan semua dokumen hasil pengelolaan dan


penatausahaan penerimaan hibah uang di lingkungan TNI AD; dan

d) membuat laporan tentang kegiatan pengamanan yang telah


dilaksanakan.

d. Pengamanan Kegiatan:

1) Perencanaan:

a) merencanakan pengamanan kegiatan dalam pengelolaan dan


penatausahaan penerimaan hibah uang di lingkungan TNI AD;

b) mempelajari rencana kegiatan yang telah dibuat dalam bentuk


dokumen sebagai bahan pertimbangan penyusunan rencana
pengamanan;
42

c) menyusun rencana pencegahan terhadap kemungkinan


terjadinya penyimpanan kegiatan; dan

d) membuat perkiraan rencana antisipasi terhadap kemungkinan


sabotase.

2) Persiapan:

a) menyiapkan tindakan pengamanan kegiatan dalam proses


pengelolaan dan penatausahaan penerimaan hibah uang di
lingkungan TNI AD;

b) pengecekan kesiapan masing-masing bagian agar tugas dapat


dilaksanakan secara optimal; dan

c) mengecek kesiapan dan memperbaiki kekurangan yang ada.

3) Pelaksanaan:

a) melaksanakan pengamanan kegiatan dalam proses


pengelolaan dan penatausahaan penerimaan hibah uang di
lingkungan TNI AD;

b) melaksanakan rencana kegiatan yang telah dibuat dalam


bentuk dokumen sebagai bahan pertimbangan penyusunan rencana
pengamanan;

c) melaksanakan pengecekan terhadap kemungkinan terjadinya


penyimpangan kegiatan; dan

d) mengantisipasi terhadap kemungkinan sabotase.

4) Pengakhiran:

a) mengevaluasi hasil tindakan pengamanan kegiatan dalam


pengelolaan dan penatausahaan penerimaan hibah uang di
lingkungan TNI AD; dan

b) membuat laporan tentang kegiatan pengamanan yang telah


dilaksanakan.

20. Tindakan Administrasi. Tindakan administrasi dilaksanakan untuk mewujudkan


ketertiban, keteraturan dan kelengkapan setiap kegiatan pengelolaan dan penatausahaan
Penerimaan Hibah Uang di lingkungan TNI AD:

a. Perencanaan:

1) merencanakan administrasi yang berkaitan dengan sarana dan


prasarana yang digunakan dalam kegiatan pengelolaan dan penatausahaan
penerimaan hibah uang di lingkungan TNI AD;
43

2) merencanakan administrasi yang berhubungan dengan anggaran dan


perbendaharaan dalam pengelolaan dan penatausahaan penerimaan hibah
uang di lingkungan TNI AD;

3) merencanakan administrasi terkait surat perintah yang berhubungan


dengan kegiatan pengelolaan dan penatausahaan penerimaan hibah uang di
lingkungan TNI AD; dan

4) merencanakan administrasi yang berhubungan dengan kebutuhan


logistik untuk mendukung segala kegiatan pengelolaan dan penatausahaan
penerimaan hibah uang di lingkungan TNI AD.

b. Persiapan:

1) menyiapkan administrasi yang berkaitan dengan sarana dan


prasarana yang digunakan dalam kegiatan pengelolaan dan penatausahaan
penerimaan hibah uang di lingkungan TNI AD;

2) menyiapkan administrasi yang berhubungan dengan anggaran dan


perbendaharaan dalam pengelolaan dan penatausahaan penerimaan hibah
uang di lingkungan TNI AD;

3) menyiapkan administrasi terkait surat perintah yang berhubungan


dengan kegiatan pengelolaan dan penatausahaan penerimaan hibah uang di
lingkungan TNI AD; dan

4) menyiapkan administrasi yang berhubungan dengan kebutuhan


logistik untuk mendukung segala kegiatan pengelolaan dan penatausahaan
penerimaan hibah uang di lingkungan TNI AD.

c. Pelaksanaan:

1) melaksanakan kegiatan administrasi yang berkaitan dengan sarana


dan prasarana yang digunakan dalam kegiatan pengelolaan dan
penatausahaan penerimaan hibah uang di lingkungan TNI AD;

2) melaksanakan kegiatan administrasi yang berhubungan dengan


anggaran dan perbendaharaan dalam pengelolaan dan penatausahaan
penerimaan hibah uang di lingkungan TNI AD;

3) melaksanakan kegiatan administrasi terkait surat perintah yang


berhubungan dengan kegiatan pengelolaan dan penatausahaan Penerimaan
Hibah Uang di lingkungan TNI AD; dan

4) melaksanakan kegiatan administrasi yang berhubungan dengan


kebutuhan logistik untuk mendukung segala kegiatan pengelolaan dan
penatausahaan penerimaan hibah uang di lingkungan TNI AD.
44

d. Pengakhiran:

1) membuat administrasi terkait pengembalian sarana prasarana yang


digunakan dalam kegiatan pengelolaan dan penatausahaan penerimaan
hibah uang di lingkungan TNI AD; dan

2) membuat laporan pertanggungjawaban anggaran dan laporan


pelaksanaan kegiatan terhadap pengelolaan dan penatausahaan penerimaan
hibah uang di lingkungan TNI AD.

BAB V
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

21. Umum. Pengawasan dan pengendalian administratif maupun operasional


pelaksanaan pengelolaan hibah Angkatan Darat adalah untuk menghindari kemungkinan
terjadinya kesalahan prosedur dan untuk mengurangi seminimal mungkin penyimpangan
yang timbul dalam pelaksanaan pengelolaan hibah.

22. Pengawasan.

a. Perencanaan.

1) Tingkat Pusat:

a) Kasad merencanakan kebijakan pengawasan atas pengelolaan


hibah langsung bentuk uang untuk kegiatan di lingkungan TNI AD; dan

b) Irjenad merencanakan pengawasan kegiatan pengelolaan


hibah langsung bentuk uang untuk kegiatan di lingkungan Angkatan
Darat.

2) Tingkat Kotama/Balakpus:

a) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka Kotama/Balakpus merencanakan


kebijakan pengawasan terhadap pengelolaan hibah langsung bentuk
uang untuk kegiatan di Kotama/Balakpus; dan

b) Inspektorat merencanakan pengawasan proses pengelolaan


hibah langsung bentuk uang untuk kegiatan di Kotama/Balakpus.

3) Tingkat Satker:

a) Dan/Ka Satker. Merencanakan kebijakan pengawasan terhadap


pengelolaan hibah langsung bentuk barang/jasa dan uang untuk
kegiatan di satuannya; dan

b) Kas/Kabag/Kasi/Pasi/Staf yang ditunjuk. Merencanakan


pengawasan proses pengelolaan hibah langsung bentuk barang/jasa
dan uang untuk kegiatan di satuannya.
45

b. Persiapan.

1) Tingkat Pusat:

a) Kasad menyiapkan kebijakan pengawasan atas pengelolaan


hibah langsung bentuk uang untuk kegiatan di lingkungan TNI AD; dan

b) Irjenad menyiapkan pengawasan kegiatan pengelolaan hibah


langsung bentuk uang untuk kegiatan di lingkungan Angkatan Darat.

2) Tingkat Kotama/Balakpus:

a) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka Kotama/Balakpus menyiapkan kebijakan


pengawasan terhadap pengelolaan hibah langsung bentuk uang untuk
kegiatan di Kotama/Balakpus; dan

b) Inspektorat. Menyiapkan pengawasan proses pengelolaan


hibah langsung bentuk uang untuk kegiatan di Kotama/Balakpus.

3) Tingkat Satker:

a) Dan/Ka Satker menyiapkan kebijakan pengawasan terhadap


pengelolaan hibah langsung bentuk barang/jasa dan uang untuk
kegiatan di satuannya; dan

b) Kas/Kabag/Kasi/Pasi/Staf yang ditunjuk menyiapkan


pengawasan proses pengelolaan hibah langsung bentuk barang/jasa
dan uang untuk kegiatan di satuannya.

c. Pelaksanaan.

1) Tingkat Pusat:

a) Kasad menetapkan dan menentukan kebijakan pengawasan


atas pengelolaan hibah langsung bentuk uang untuk kegiatan di
lingkungan TNI AD; dan

b) Irjenad menyelenggarakan dan melaksanakan pengawasan


kegiatan pengelolaan hibah langsung bentuk uang untuk kegiatan di
lingkungan Angkatan Darat.

2) Tingkat Kotama/Balakpus:

a) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka Kotama/Balakpus menetapkan dan


menentukan kebijakan pengawasan terhadap pengelolaan hibah
langsung bentuk uang untuk kegiatan di Kotama/Balakpus; dan

b) Inspektorat. Melaksanakan pengawasan proses pengelolaan


hibah langsung bentuk uang untuk kegiatan di Kotama/Balakpus.
46

3) Tingkat Satker:

a) Dan/Ka Satker menetapkan dan menentukan kebijakan


pengawasan terhadap pengelolaan hibah langsung bentuk
barang/jasa dan uang untuk kegiatan di satuannya; dan

b) Kas/Kabag/Kasi/Pasi/Staf yang ditunjuk melaksanakan


pengawasan proses pengelolaan hibah langsung bentuk barang/jasa
dan uang untuk kegiatan di satuannya.

d. Pengakhiran.

1) Tingkat Pusat:

a) Kasad mengevaluasi kebijakan pengawasan atas pengelolaan


hibah langsung bentuk uang untuk kegiatan di lingkungan TNI AD; dan

b) Irjenad mengevaluasi pengawasan kegiatan pengelolaan hibah


langsung bentuk uang untuk kegiatan di lingkungan Angkatan Darat.

2) Tingkat Kotama/Balakpus:

a) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka Kotama/Balakpus mengevaluasi


kebijakan pengawasan terhadap pengelolaan hibah langsung bentuk
uang untuk kegiatan di Kotama/Balakpus; dan

b) Inspektorat mengevaluasi pengawasan proses pengelolaan


hibah langsung bentuk uang untuk kegiatan di Kotama/Balakpus.

3) Tingkat Satker:

a) Dan/Ka Satker mengevaluasi kebijakan pengawasan terhadap


pengelolaan hibah langsung bentuk barang/jasa dan uang untuk
kegiatan di satuannya; dan

b) Kas/Kabag/Kasi/Pasi/Staf yang ditunjuk mengevaluasi


pengawasan proses pengelolaan hibah langsung bentuk barang/jasa
dan uang untuk kegiatan di satuannya.

23. Pengendalian.

a. Perencanaan.

1) Tingkat Pusat:

a) Kasad merencanakan kebijakan pengendalian proses


pengelolaan hibah langsung bentuk uang untuk kegiatan Angkatan
Darat; dan

b) Asrena Kasad merencanakan pengendalian terhadap setiap


proses pengelolaan hibah langsung bentuk uang untuk kegiatan
Angkatan Darat.
47

2) Tingkat Kotama/Balakpus:

a) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka Kotama/Balakpus merencanakan


kebijakan terhadap pengendalian pengelolaan hibah langsung bentuk
uang untuk kegiatan di Kotama/Balakpus; dan

b) Asren/Dir/Kasubdit/Kabag (Pejabat pengelola anggaran)


merencanakan pengendalian terhadap proses pengelolaan hibah
langsung bentuk uang untuk kegiatan di Kotama/Balakpus.

3) Tingkat Satker:

a) Dan/Ka Satker merencanakan kebijakan pengendalian


terhadap pengelolaan hibah langsung bentuk uang untuk kegiatan di
satuannya.

b) Kasub/Kasiren/Kabag/Kasituud (Pejabat Renprogar Satker).


Merencanakan pengendalian proses pengelolaan hibah langsung
bentuk uang untuk kegiatan di satuannya.

b. Persiapan.

1) Tingkat Pusat:

a) Kasad menyiapkan kebijakan pengendalian proses pengelolaan


hibah langsung bentuk uang untuk kegiatan Angkatan Darat; dan

b) Asrena Kasad menyiapkan pengendalian terhadap setiap


proses pengelolaan hibah langsung bentuk uang untuk kegiatan
Angkatan Darat.

2) Tingkat Kotama/Balakpus:

a) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka Kotama/Balakpus menyiapkan kebijakan


terhadap pengendalian pengelolaan hibah langsung bentuk uang
untuk kegiatan di Kotama/Balakpus; dan

b) Asren/Dir/Kasubdit/Kabag (Pejabat pengelola anggaran)


menyiapkan pengendalian terhadap proses pengelolaan hibah
langsung bentuk uang untuk kegiatan di Kotama/Balakpus.

3) Tingkat Satker:

a) Dan/Ka Satker menetapkan dan menentukan kebijakan


pengendalian terhadap pengelolaan hibah langsung bentuk uang
untuk kegiatan di satuannya; dan

b) Kasub/Kasiren/Kabag/Kasituud (Pejabat Renprogar Satker)


melaksanakan pengendalian proses pengelolaan hibah langsung
bentuk uang untuk kegiatan di satuannya.
48

c. Pelaksanaan.

1) Tingkat Pusat:

a) Kasad menetapkan dan menentukan kebijakan pengendalian


proses pengelolaan hibah langsung bentuk uang untuk kegiatan
Angkatan Darat; dan

b) Asrena Kasad melaksanakan pengendalian terhadap setiap


proses pengelolaan hibah langsung bentuk uang untuk kegiatan
Angkatan Darat.

2) Tingkat Kotama/Balakpus:

a) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka Kotama/Balakpus menetapkan dan


menentukan kebijakan terhadap pengendalian pengelolaan hibah
langsung bentuk uang untuk kegiatan di Kotama/Balakpus; dan

b) Asren/Dir/Kasubdit/Kabag (Pejabat pengelola anggaran)


melaksanakan pengendalian terhadap proses pengelolaan hibah
langsung bentuk uang untuk kegiatan di Kotama/Balakpus.

3) Tingkat Satker:

a) Dan/Ka Satker menetapkan dan menentukan kebijakan


pengendalian terhadap pengelolaan hibah langsung bentuk uang
untuk kegiatan di satuannya; dan

b) Kasub/Kasiren/Kabag/Kasituud (Pejabat Renprogar Satker)


melaksanakan pengendalian proses pengelolaan hibah langsung
bentuk uang untuk kegiatan di satuannya.

d. Pengakhiran.

1) Tingkat Pusat:

a) Kasad mengevaluasi kebijakan pengendalian proses


pengelolaan hibah langsung bentuk uang untuk kegiatan Angkatan
Darat; dan

b) Asrena Kasad mengevaluasi pengendalian terhadap setiap


proses pengelolaan hibah langsung bentuk uang untuk kegiatan
Angkatan Darat.

2) Tingkat Kotama/Balakpus:

a) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka Kotama/Balakpus mengevaluasi


kebijakan terhadap pengendalian pengelolaan hibah langsung bentuk
uang untuk kegiatan di Kotama/Balakpus.
49

b) Asren/Dir/Kasubdit/Kabag (Pejabat pengelola anggaran)


mengevaluasi pengendalian terhadap proses pengelolaan hibah
langsung bentuk uang untuk kegiatan di Kotama/Balakpus.

3) Tingkat Satker:

a) Dan/Ka Satker mengevaluasi kebijakan pengendalian terhadap


pengelolaan hibah langsung bentuk uang untuk kegiatan di satuannya;
dan

b) Kasub/Kasiren/Kabag/Kasituud (Pejabat Renprogar Satker)


mengevaluasi pengendalian proses pengelolaan hibah langsung
bentuk uang untuk kegiatan di satuannya.

BAB VI
PENUTUP

24. Keberhasilan. Disiplin untuk menaati ketentuan yang ada dalam Petunjuk Teknis
tentang hibah uang di lingkungan TNI AD oleh seluruh pihak terkait akan sangat
berpengaruh terhadap terwujudnya pengelolaan dan penatausahaan penerimaan hibah
uang yang tertib, transparan dan akuntabel di lingkungan TNI AD.

25. Penyempurnaan. Hal-hal yang dianggap perlu dan berkaitan dengan adanya
kebutuhan untuk penyempurnaan petunjuk teknis ini agar disarankan kepada Kasad melalui
Dankodiklatad sesuai dengan mekanisme umpan balik.

Autentikasi a.n. Kepala Staf Angkatan Darat


Direktur Ajudan Jenderal Angkatan Darat, Asisten Perencanaan dan Anggaran,

tertanda

Erry Herman, M.P.A. Dominicus Agus Riyanto


Brigadir Jenderal Mayor Jenderal TNI
TENTARA NASIONAL INDONESIA Lampiran A Keputusan Kasad
MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT Nomor Kep/844/X/2018
Tanggal 1 Oktober 2018

PENGERTIAN

1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). APBN adalah rencana


keuangan tahunan pemerintahan Negara yang disetujui oleh DPR.

2. Badan Layanan Umum (BLU). Badan Layanan Umum adalah instansi di


lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat
berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari
keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan
produktivitas.

3. Bendahara Umum Negara (BUN). BUN adalah pejabat yang diberi tugas untuk
melaksanakan Fungsi BUN (dhi Menteri Keuangan)

4. Bendahara Pengeluaran (BP). Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk


untuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan dan
mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja negara dalam pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara pada Satuan Kerja di Kemhan dan TNI.

5. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK). CaLK adalah salah satu unsur laporan
keuangan yang menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas
nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca, dan Laporan
Arus Kas (LAK) dalam rangka pengungkapan yang memadai.

6. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran


adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang digunakan sebagai acuan Pengguna Anggaran
dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan sebagai pelaksanaan Anggaran Pendapatan
Belanja Negara.

7. Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR). DJPPR adalah


salah satu unsur pelaksana di Kementerian Keuangan Republik Indonesia yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan yang mempunyai tugas
menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan pinjaman,
hibah, surat berharga negara, dan risiko keuangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

8. Hibah. Hibah adalah setiap penerimaan atau pemberian uang tunai, uang untuk
membiayai kegiatan, barang/jasa dan/atau surat berharga yang diperoleh dari pemberi hibah
yang tidak perlu dibayar kembali.

9. Hibah Langsung. Hibah langsung adalah hibah yang dilaksanakan tidak melalui
mekanisme perencanaan dan/atau dibelanjakan secara langsung tanpa melalui pencairan
dana dari KPPN namun tetap diregistrasikan dan ditatausahakan.
51

10. Hibah Terencana. Hibah terencana adalah hibah yang dilaksanakan melalui
mekanisme perencanaan.

11. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN). KPPN adalah instansi vertikal
Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang memperoleh kewenangan selaku Kuasa BUN
Daerah yang bertanggungjawab langsung kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Perbendaharaan Kemkeu.

12. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (Kanwil DJPB). Kanwil DJPB
adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Direktur Jendral Perbendaharaan Kemkeu.

13. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). Kuasa Pengguna Anggaran adalah Pejabat yang
ditunjuk oleh Pengguna Anggaran untuk menggunakan anggaran Kemhan dan TNI.

14. Kementerian Negara/Lembaga. Kementerian Negara/Lembaga adalah Kementerian


Negara/Lembaga Pemerintah Non Kementerian Negara/Lembaga Negara.

15. Kuasa Bendahara Umum Negara (Kuasa BUN). Kuasa BUN adalah pejabat yang
diangkat oleh BUN untuk melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan
APBN dalam wilayah kerja yang ditetapkan.

16. Kuasa BUN di Daerah. Kuasa BUN di Daerah adalah Kepala Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara.

17. Kuasa BUN Pusat. Kuasa BUN Pusat adalah Direktur Jenderal Perbendaharaan.

18. Naskah Perjanjian Hibah (NPH). NPH adalah kesepakatan tertulis mengenai hibah
antara TNI AD dengan pemberi/penerima hibah yang dituangkan dalam dokumen perjanjian
pemberian hibah atau dokumen lain yang dipersamakan.

19. Pengguna Anggaran (PA). PA adalah Menteri Pertahanan yang mempunyai


kewenangan penggunaan anggaran pada Bagian Anggaran Kemhan.

20. Pengelolaan Penerimaan Hibah Uang. Pengelolaan penerimaan hibah uang adalah
segala upaya, pekerjaan, dan kegiatan yang berkenaan dengan pengelolaan dan
penatausahaan penerimaan hibah langsung dalam bentuk uang meliputi antara lain
pengadministrasian, penatausahaan, pengesahan, dan pelaporan.

21. Pendapatan Hibah. Pendapatan hibah adalah hibah yang diterima oleh TNI AD dalam
bentuk uang, barang, jasa dan/atau surat berharga yang diperoleh dari pemberi hibah yang
tidak perlu dibayar kembali, yang atas pendapatan hibah tersebut, TNI AD mendapat manfaat
secara langsung yang digunakan untuk mendukung tugas TNI AD.

22. Pendapatan Hibah Langsung. Pendapatan hibah langsung adalah hibah yang
diterima langsung oleh TNI AD yang pencairan dananya dilaksanakan tidak melalui Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara, sehingga pengesahannya harus dilakukan oleh
Bendahara Umum Negara/Kuasa Bendahara Umum Negara.

23. Rekening Penampungan Dana Hibah Langsung. Rekening Penampungan Dana


Hibah Langsung adalah Rekening Lainnya dalam bentuk giro pemerintah yang dibuka oleh
52

Satuan Kerja lingkup Kementerian Negara Lembaga untuk pengelolaan hibah langsung dalam
bentuk uang.

24. Rekening Penyaluran Dana Hibah. Rekening Penyaluran Dana Hibah adalah
Rekening Lainnya dalam bentuk giro pemerintah yang digunakan untuk menyalurkan dana
hibah yang berasal dari Rekening Penampungan Dana Hibah Langsung.

25. Rekonsiliasi. Rekonsiliasi adalah proses pencocokan data transaksi keuangan yang
diproses dengan beberapa sistem/subsistem yang berbeda berdasarkan dokumen sumber
yang sama.

26. Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-KL). RKAL-KL


adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi program dan kegiatan suatu
Kementerian Negara/Lembaga dan sebagai penjabaran dari Rencana Kerja Pemerintah dan
Rencana Kerja Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan dalam satu tahun
anggaran serta anggaran yang diperlukan untuk melaksanakannya.

27. Satuan Kerja (Satker). Satuan Kerja adalah Unit satuan pengelolaan Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran yang ditetapkan oleh Menteri Pertahanan untuk mengelola keuangan
dalam rangka pelaksanaan anggaran belanja pada Kemhan dan TNI.

28. Surat Pengesahan Hibah Langsung (SPHL). SPHL adalah surat yang diterbitkan
oleh KPPN selaku Kuasa BUN Daerah untuk mengesahkan pendapatan hibah yang
pencairannya tidak melalui Kuasa BUN dan/atau belanja yang bersumber dari hibah yang
pencairannya tidak melalui Kuasa BUN.

29. Surat Perintah Pengesahan Hibah Langsung (SP2HL). SP2HL adalah surat yang
diterbitkan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran atau pejabat lain yang
ditunjuk untuk mengesahkan pembukuan pendapatan hibah yang pencairannya tidak melalui
Kuasa BUN dan/atau belanja yang bersumber dari hibah yang pencairannya tidak melalui
Kuasa BUN.

30. Surat Pengesahan Pengembalian Pendapatan Hibah Langsung (SP3HL). SP3HL


adalah surat yang diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa BUN untuk mengesahkan
pengembalian hibah langsung kepada pemberi hibah.

31. Surat Perintah Pengesahan Pengembalian Pendapatan Hibah Langsung


(SP4HL). SP4HL adalah surat yang diterbitkan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna
Anggaran atau pejabat lain yang ditunjuk untuk mengesahkan pembukuan pengembalian
saldo kas pendapatan hibah langsung kepada pemberi hibah.

32. Surat Pernyataan Telah Menerima Hibah Langsung (SPTMHL). SPTMHL adalah
surat pernyataan tanggung jawab penuh atas pendapatan hibah yang pencairannya tidak
melalui Kuasa BUN.

33. Surat Perintah Tanggungjawab Mutlak (SPTJM). SPTJM adalah Pernyataan yang
diterbitkan/dibuat oleh Kuasa PA yang memuat jaminan atau pernyataan bahwa seluruh
pengeluaran telah dihitung dengan benar dan disertai kesanggupan untuk mengembalikan
kepada negara apabila terdapat kelebihan pembayaran.
53

34. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA). UAKPA adalah unit terkecil
penyusun Laporan Keuangan, biasanya merupakan satuan kerja yang dikepalai oleh Kuasa
Pengguna Anggaran (KPA).

35. Unit Akuntansi Pengguna Anggaran (UAPA). UAPA adalah unit setingkat
Menteri/Pimpinan Lembaga yang merupakan Entitas Pelaporan dengan kewajiban
menyampaikan Laporan Keuangan kepada DPR dan LK yang dihasilkan akan diberi opini oleh
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI).

36. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran – Wilayah (UAPPA-W). UAPPA-W


adalah unit yang mempunyai fungsi koordinator tingkat wilayah yang akan mengkompilasi
laporan UAKPA di wilayah kerjanya. UAPPA-W ini dapat berupa Kantor Wilayah Instansi
Vertikal, maupun Koordinator Tingkat Pemerintah Daerah.

Autentikasi a.n. Kepala Staf Angkatan Darat


Direktur Ajudan Jenderal Angkatan Darat, Asisten Perencanaan dan Anggaran,

tertanda

Erry Herman, M.P.A. Dominicus Agus Riyanto


Brigadir Jenderal Mayor Jenderal TNI
TENTARA NASIONAL INDONESIA Lampiran B Keputusan Kasad
MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT Nomor Kep/844/X/2018
Tanggal 1 Oktober 2018

SKEMA ALIRAN PENYUSUNAN


PETUNJUK TEKNIS

tentang

PENGELOLAAN PENERIMAAN HIBAH UANG


DI LINGKUNGAN TNI AD

JUKMIN
tentang
HIBAH
DI LINGKUNGAN ANGKATAN DARAT

JUKNIS
tentang
PENGELOLAAN PENERIMAAN HIBAH UANG
DI LINGKUNGAN TNI AD

Autentikasi a.n. Kepala Staf Angkatan Darat


Direktur Ajudan Jenderal Angkatan Darat, Asisten Perencanaan dan Anggaran,

tertanda

Erry Herman, M.P.A. Dominicus Agus Riyanto


Brigadir Jenderal Mayor Jenderal TNI
TENTARA NASIONAL INDONESIA Lampiran C Keputusan Kasad
MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT Nomor Kep/844/X/2018
Tanggal 1 Oktober 2018

SKEMA ALIRAN PENGESAHAN PENERIMAAN HIBAH LANGSUNG UANG

KANWIL
DJPB KPPN
Penerbitan Permohonan Ijin
Nomor Register Buka Rekening

1 2

Permohonan Nomor Register PA/KPA Persetujuan Buka Rekening


Dan/Ka Satker

Pengesahan SPHL Pengajuan Revisi DIPA

4 3

KANWIL
KPPN
Pengajuan SP2HL DJPB
Pengesahan Revisi DIPA

Autentikasi a.n. Kepala Staf Angkatan Darat


Direktur Ajudan Jenderal Angkatan Darat, Asisten Perencanaan dan Anggaran,

tertanda

Erry Herman, M.P.A. Dominicus Agus Riyanto


Brigadir Jenderal Mayor Jenderal TNI
Lampiran D Keputusan Kasad
TENTARA NASIONAL INDONESIA Nomor Kep/844/X/2018
MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT Tanggal 1 Oktober 2018

CONTOH FORMAT KAJIAN PENERIMAAN HIBAH UANG

Kopstuk Satuan

Lambang
Kotama/Satuan

KAJIAN

TENTANG

PENERIMAAN HIBAH UANG


DARI ………………..
UNTUK ………….......…………

Jakarta, 2018
57

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1. Umum.......................................................................................................... 3
2. Maksud dan Tujuan ..................................................................................... 3
3. Ruang Lingkup dan Tata Urut ...................................................................... 4

BAB II LANDASAN PEMIKIRAN

4. Umum.......................................................................................................... 5
5. Landasan Teori ........................................................................................... 5
6. Landasan Yuridis ......................................................................................... 6
7. Landasan Operasional ................................................................................ 6

BAB III DATA/FAKTA PERMASALAHAN

8. Umum.......................................................................................................... 7
9. Data/Fakta Yang Didapatkan ....................................................................... 7
10. Faktor-Faktor yang Berpengaruh ................................................................. 8
11. Analisa ........................................................................................................ 8

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

12. Kesimpulan ................................................................................................. 9


13. Saran........................................................................................................... 9

BAB V PENUTUP

14. Penutup ....................................................................................................... 10


58

Kopstuk Satuan................
..........................................

KAJIAN

TENTANG

RENCANA PENERIMAAN HIBAH UANG……(1)………


DARI ………(2)………..
UNTUK ………(3)………

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum.

a. (Latar belakang) menjelaskan tentang rencana penerimaan hibah barang/jasa yang


dimaksud.

b. (Fakta, data atau permasalahan) yang berkaitan dengan disusunnya kajian rencana
penerimaan hibah dihadapkan kondisi saat ini.

c. (Solusi dari permasalahan di atas) perlunya disusun kajian rencana penerimaan hibah
uang yang dimaksud.

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Disusunnya kajian ini dimaksudkan untuk menyajikan laporan sebagai


bahan pertimbangan bagi pimpinan dalam memutuskan rencana penerimaan hibah uang
yang dimaksud.

b. Tujuan. Tujuan disusunnya petunjuk ini agar dapat memberikan gambaran bagi
pimpinan tentang rencana penerimaan hibah uang yang dimaksud.

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut.

a. Pendahuluan.

b. Landasan Pemikiran.

c. Data/Fakta Permasalahan.

d. Kesimpulan dan Saran.

e. Penutup
59

BAB II
LANDASAN PEMIKIRAN

4. Umum. Dalam setiap membuat kajian maka diperlukan dasar atau landasan pemikiran
sebagai piranti analisis maupun pijakan bertindak. Landasan pemikiran tersebut dapat bersifat
teoritis, yuridis, maupun operasional dengan maksud mendapatkan kebenaran legal dan akademis,
disamping memberikan arah dalam proses pemecahan masalah.

5. Landasan Teori. Menguraikan keterkaitan rencana penerimaan hibah dimaksud dengan


teori tentang hibah yang terkait dengan penerimaan hibah yang akan dilaksanakan antara lain
pengertian hibah, kriteria hibah, hibah langsung uang, pendapatan hibah/langsung, dan lain-lain.

6. Landasan Yuridis. Menyebutkan peraturan-peraturan yang disahkan oleh Pemerintah dan


TNI AD sebagai dasar rencana penerimaan hibah antara lain Permenkeu, Permenhan, Jukmin, dan
Juknis.

7. Landasan Operasional. Menyebutkan kebijakan-kebijakan pimpinan TNI AD maupun


satuan terkait rencana penerimaan hibah antara lain Surat Edaran, Surat Telegram, dan petunjuk-
petunjuk lainnya.

BAB III
DATA/FAKTA PERMASALAHAN

8. Umum. Dalam rangka mengkaji informasi maupun mendapatkan data dan


permasalahan yang lebih dalam terhadap kajian rencana pemerimaan hibah uang yang dimaksud
dengan telah dilaksanakannya kegiatan pengumpulan data di ...............(satuan kerja terkait dan
pemberi hibah).

9. Data/Fakta Yang Didapatkan.

a. Deskripsi Umum. Berisi tentang data rencana hibah yang akan diterima antara lain
identitas pemberi dan penerima hibah, penanda tangan, batas waktu penarikan hibah,
jumlah hibah, peruntukan hibah, rencana penatausahaan, ketentuan dan persyaratan.

b. Kondisi Yang Dihadapi Satuan Saat ini. Berisi tentang kebutuhan anggaran dengan
memperhatikan tugas-tugas, TOP dan DSPP satuan saat ini.

10. Faktor-faktor Yang Berpengaruh

a. Faktor pendukung. Faktor berpengaruh yang dapat dijadikan pendukung


dalam rencana penerimaan hibah yang dimaksud.

1) Internal. Faktor yang berasal dari intern organisasi.

2) Eksternal. Faktor yang berasal dari luar organisasi.


60

b. Faktor penghambat. Faktor berpengaruh yang dapat menjadi penghambat


dalam rencana penerimaan hibah uang yang dimaksud.

1) Internal. Faktor yang berasal dari intern organisasi.

2) Eksternal. Faktor yang berasal dari luar organisasi.

11. Permasalahan dan Analisa. Menganalisa penerimaan hibah uang yang akan
dilaksanakan dihadapkan dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku khususnya yang tertuang
dalam landasan teori, landasan yuridis dan landasan operasional sehingga diperoleh analisa legal,
solid, faktual, dan akuntabel tentang dapat/layak atau tidaknya penerimaan hibah yang akan
dilaksanakan serta fungsi/manfaat, keuntungan dan kerugiannya bagi satuan.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

12. Kesimpulan. Berdasarkan hasil pengumpulan data dan analisa dalam rencana
penerimaan hibah uang dapat disimpulkan tentang pertimbangan menerima atau menolak hibah
uang yang dimaksud.

13. Saran. Guna memperlancar terlaksananya kegiatan rencana penerimaan hibah uang
yang dimaksud dapat memberikan saran masukan kepada pimpinan/penanggung jawab kegiatan.

BAB V
PENUTUP

14. Penutup. Demikian kajian tentang rencana penerimaan hibah uang yang dimaksud,
sebagai bahan masukan dan saran kepada pimpinan dalam menentukan kebijakan selanjutnya.

Jakarta, 2018

Asisten/Kabalak/Kasubdit/Dirbin/Kabag/Kasi
Selaku
Ketua Pengkaji,

………………………….
.....................................................

Autentikasi a.n. Kepala Staf Angkatan Darat


Direktur Ajudan Jenderal Angkatan Darat, Asisten Perencanaan dan Anggaran,

tertanda

Erry Herman, M.P.A. Dominicus Agus Riyanto


Brigadir Jenderal Mayor Jenderal TNI
TENTARA NASIONAL INDONESIA Lampiran E Keputusan Kasad
MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT Nomor Kep/844/X/2018
Tanggal 1 Oktober 2018

FORMAT SURAT PERNYATAAN TELAH MENERIMA HIBAH LANGSUNG (SPTMHL)

(KOPSTUK SATKER)

SURAT PERNYATAAN TELAH MENERIMA HIBAH LANGSUNG (SPTMHL)


NOMOR: ................ (1) TANGGAL: ............... (2)

Menyatakan bahwa saya atas nama:


Kementerian Negara/Lembaga : (xxx) ........................(3)

Eselon I : (xx) ..........................(4)

Satuan Kerja : (xxxxxx) ...................(5)

Bertanggungjawab penuh atas segala penerimaan hibah berupa .................. (6) yang diterima
langsung dari:
Pemberi Hibah : ................................. (7)

Nilai Hibah/Komitmen Hibah : ................................. (8)

Digunakan dalam rangka ....................... (9) ................tanpa melalui KPPN dengan rincian
sebagai berikut:

No Pendapatan Belanja
...(10)... .....(11).... ....(12).... .....(13).... ....(14)....

Bukti-bukti/BAST*) terkait hal tersebut di atas disimpan sesuai ketentuan yang berlaku pada
Satuan Kerja .............. (15) untuk kelengkapan administrasi dan keperluan pemeriksaan aparat
pengawasan fungsional.

Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya

............, ...........................(16)

Kuasa Pengguna Anggaran

Nama .................(17)
Pangkat NRP.............(18)
62

PETUNJUK PENGISIAN
SURAT PERNYATAAN TELAH MENERIMA HIBAH LANGSUNG (SPTMHL)

1. (1) Diisi nomor SPTMHL di K/L;

2. (2) Diisi tanggal SPTMHL di K/L;

3. (3) Diisi kode dan uraian K/L;

4. (4) Diisi Kode dan uraian Eselon I;

5. (5) Diisi kode dan uraian Satuan Kerja;

6. (6) Diisi uraian bentuk hibah, antara lain: Hibah bentuk uang/barang/jasa/surat berharga;

7. (7) Diisi nama entitas Pemberi Hibah;

8. (8) Diisi nilai hibah;

9. (9) Diisi uraian tujuan penggunaan hibah, syarat dan ketentuan;

10. (10) Diisi nomor urut;

11. (11) Diisi kode Akun Pendapatan sesuai Bagan Akun Standar;

12. (12) Diisi uraian Akun sesuai Bagan Akun Standar;

Kode
No Uraian
Akun
a. 431131 Pendapatan Hibah Langsung Bentuk Uang-Perorangan
b. 431132 Pendapatan Hibah Langsung Bentuk Uang-Lembaga/Badan Usaha
c. 431133 Pendapatan Hibah Langsung Bentuk Uang-Pemerintah Daerah
d. 431139 Pendapatan Hibah Langsung Bentuk Uang-Lainnya

13. (13) Diisi kode Akun Belanja sesuai Bagan Akun Standar;

14. (14) Diisi uraian Akun Belanja sesuai Bagan Akun Standar;

15. (15) Diisi uraian Nama Satuan Kerja penerima Hibah;

16. (16) Diisi kota tempat Dan/Ka Satker dan tanggal penerbitan SPTMHL;

17. (17) Diisi Nama Dan/Ka Satker; dan

18. (18) Diisi Pangkat dan NRP Dan/Ka Satker.

Autentikasi a.n. Kepala Staf Angkatan Darat


Direktur Ajudan Jenderal Angkatan Darat, Asisten Perencanaan dan Anggaran,

tertanda

Erry Herman, M.P.A. Dominicus Agus Riyanto


Brigadir Jenderal Mayor Jenderal TNI
TENTARA NASIONAL INDONESIA Lampiran F Keputusan Kasad
MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT Nomor Kep/844/X/2018
Tanggal 1 Oktober 2018

FORMAT SURAT PERMOHONAN NOMOR REGISTER HIBAH

(KOPSTUK SATKER)

Nomor : ..................

Sifat : ..................

Lampiran : ..................

Hal : Permohonan Penerbitan Nomor Register Hibah

Yth. ..............(1).................

Berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 99/PMK.05/2017


tentang Administrasi Pengelolaan Hibah, dengan ini kami mengajukan permohonan
penerbitan nomor register hibah untuk proyek/kegiatan ......(2)..... yang berasal dari
..............(30..............

Sebagai syarat permintaan nomor register terlampir kami sampaikan:

1. Dokumen perjanjian hibah/dokumen lain yang dipersamakan;

2. Ringkasan hibah;

3. Surat/Berita Acara hasil rapat konsultasi; dan

4. Dokumen pendelegasian kewenangan untuk menandatangani perjanjian hibah.

Untuk memudahkan dalam penyampaian persetujuan nomor register, persetujuan tersebut


dapat disampaikan kepada ..............................(4).............................

Demikian disampaikan untuk dapat ditindaklanjuti sebagaimana mestinya. Atas


kerjasamanya yang baik diucapkan terima kasih.

..........(5)...., ................(6)........

...................(7).........................

..............(8)..............................
Pangkat NRP ...........................
Tembusan:
................(9).....................
64

PETUNJUK PENGISIAN PERMOHONAN


PENERBITAN NOMOR REGISTER HIBAH

1. (1) Diisi Direktur Evaluasi, Akuntansi dan Setelmen untuk Hibah langsung luar negeri atau
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi .............. untuk Hibah
langsung dalam negeri:

2. (2) Diisi nama proyek/kegiatan hibah sesuai perjanjian hibah atau dokumen yang
dipersamakan;

3. (3) Diisi nama Negara/Lembaga pemberi hibah;

4. (4) Diisi nama dan alamat instansi beserta nomor telepon/fax Pemohon nomor register
hibah;

5. (5) Diisi lokasi pemohon nomor register hibah;

6. (6) Diisi tanggal surat permohonan nomor register hibah;

7. (7) Diisi jabatan penandatangan surat permohonan nomor register hibah, dapat diisi
Sekretaris Jenderal/Sekretaris Utama/Sekretaris/pejabat setingkat pada K/L atau Kepala
Satuan Kerja penerima hibah selaku PA/KPA;

8. (8) Diisi nama, pangkat dan NRP pejabat penandatangan surat permohonan nomor
register hibah; dan

9. (9) Diisi pihak-pihak yang mendapat tembusan surat permohonan nomor register hibah,
termasuk kepada unit pada K/L yang memiliki tugas dan fungsi menyusun Laporan Keuangan
K/L.

Autentikasi a.n. Kepala Staf Angkatan Darat


Direktur Ajudan Jenderal Angkatan Darat, Asisten Perencanaan dan Anggaran,

tertanda

Erry Herman, M.P.A. Dominicus Agus Riyanto


Brigadir Jenderal Mayor Jenderal TNI
TENTARA NASIONAL INDONESIA Lampiran G Keputusan Kasad
MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT Nomor Kep/844/X/2018
Tanggal 1 Oktober 2018

FORMAT RINGKASAN HIBAH

(KOPSTUK SATKER)

RINGKASAN HIBAH

1. Nama Hibah : ............ (1) ............


2. Nilai Hibah : ............ (2) ............
3. Mata Uang : ............ (3) ............
4. Nomor Hibah : ............ (4) ............
5. Nomor Referensi lain : ............ (5) ............
6. Tanggal Penandatanganan : ............ (6) ............
7. Kementerian Lembaga
Penerima/Excecuting Agency : ............ (7) ............ Kode Satker ..................
8. Implementing Agency/Beneficiary dan Kode Satker (bisa lebih dari satu):
a. Nama : ............ (9) ............
b. Alamat : ...............................
c. Kode Satker : ...............................
d. Nomor Telepon/Faks : ...............................
e. E-mail : ...............................
9. Pemberi Hibah
a. Nama : ............ (9) ............
b. Alamat : ...............................
c. Nomor Telepon/Faks : ...............................
d. E-mail : ...............................
10. Sumber Pembiayaan : Lembaga Multilateral Lembaga Bilateral
Lembaga Swasta Perorangan
Lainnya : ..... (10) ......
11. Jenis Pembiayaan : ............ (11) ............
12. Jenis Hibah : Terencana Langsung
13. Bentuk Hibah Berharga : Uang Barang/Jasa/Surat

14. Penarikan Hibah : ........... (14a) ...........


a. Tata cara penarikan : PP LC PL
Reksus Hibah Langsung
66

b. Rencana Penarikan/Disbursement Plan : ............ (14b) ............


No Penarikan Tanggal/Bulan/Tahun Nilai
1. I
2. II
3. III
4. dst.

c. Diterushibahkan ...............(14c).....................
No Kepada Nilai
1.
2.

15. Sektor Pembiayaan : ............ (15) ............


16. Lokasi/Alokasi Proyek : ............ (16) ............
No Lokasi Alokasi
1.
2.

17. Tanggal Efektif/Effective Date : ............ (17) ............ (Tanggal Bulan Tahun)
18. Tanggal Batas Waktu Pengefektifan/
Date Effective Limit : ............ (18) ............ (Tanggal Bulan Tahun)
19. Tanggal Batas Penarikan/
Closing Date : ............ (19) ............ (Tanggal Bulan Tahun)
20. Tanggal Penutupan Rekening/
Date of Closing Account : ............ (20) ............ (Tanggal Bulan Tahun)
21. Biaya : ............ (21) ............
No Uraian I II III IV V
1. Jenis biaya
2. Besar biaya
3. Jatuh tempo

22. Ketentuan pengiriman NoD ........ (22) ........ : Ada Tidak ada
23. Persyaratan Pengefektifan/
Conditions Precedent For Effectiveness : ........... (23) ...........

Tempat, tanggal, bulan, tahun


............... (24) ...............

Nama ......................
Pangkat NRP..........................
67

PETUNJUK PENGISIAN RINGKASAN HIBAH

1. (1) Diisi dengan nama proyek sesuai yang tertulis dalam perjanjian hibah;

2. (2) Diisi dengan jumlah hibah sesuai yang tertulis dalam perjanjian hibah;

3. (3) Diisi dengan mata uang sesuai yang tertulis dalam perjanjian hibah;

4. (4) Diisi dengan nomor referensi dari pemberi hibah;

5. (5) Diisi dengan nomor referensi lainnya (jika ada);

6. (6) Diisi dengan tanggal penandatanganan hibah;

7. (7) Diisi dengan nama K/L penerima hibah;

8. (8) Diisi dengan nama Eselon I/Satker penerima dan pengelola hibah;

9. (9) Jelas;

10. (10) Jelas;

11. (11) Diisi dengan jenis peruntukkan pembiayaan dari hibah, misal bantuan program,
bantuan proyek, technical assistance;

12. (12) Jelas;

13. (13) Jelas;

14. (14) a. Jelas;

b. Dilampirkan dengan rencana penarikan/disbursement schedule dari


executing agency, termasuk alokasi per jenis kategori dan per tahun; dan

c. Diisi nama Lembaga/Pemerintah Daerah/Badan Usaha Milik Negara


penerima penerusan hibah.

15. (15) Diisi dengan sektor yang dibiayai dalam hibah, misal infrastruktur, pendidikan,
kesehatan dsb;

16. (16) Dalam hal proyek di berbagai lokasi, disebutkan lokasi dan alokasi dana per provinsi
dan kabupaten/kota;

17. (17) Diisi dengan tanggal efektif hibah tersebut;

18. (18) Jelas;

19. (19) Jelas;

20. (20) Diisi dengan tanggal penetapan penutupan rekening sesuai dengan ketentuan
pemberi hibah;
68

21. (21) 1. Diisi dengan jenis-jenis biaya

2. Diisi dengan besarnya rate yang ditetapkan dalam perjanjian hibah; dan

3. Diisi dengan saat jatuh tempo yaitu saat pembayarannya sesuai yang telah
disepakati dalam perjanjian hibah (jika ada).

22. (22) Diisi penjelasan bahwa dalam perjanjian hibah telah diatur/belum tentang ketentuan
pencantuman ketentuan pengiriman NoD oleh pemberi hibah;

23. (23) Diisi dengan keterangan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi untuk
pengefektifan hibah tersebut (jika ada); dan

24. (24) Jabatan dari pejabat yang berwenang.

Autentikasi a.n. Kepala Staf Angkatan Darat


Direktur Ajudan Jenderal Angkatan Darat, Asisten Perencanaan dan Anggaran,

tertanda

Erry Herman, M.P.A. Dominicus Agus Riyanto


Brigadir Jenderal Mayor Jenderal TNI
TENTARA NASIONAL INDONESIA Lampiran H Keputusan Kasad
MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT Nomor Kep/844/X/2018
Tanggal 1 Oktober 2018

FORMAT SURAT PERMOHONAN PERSETUJUAN PEMBUKAAN REKENING

(KOPSTUK)
............., .....(1)............. 20......

Nomor : ........(2)...........
Klasifikasi : ........(3)...........
Lampiran : ........(4)...........
Perihal : Permohonan Persetujuan
Pembukaan Rekening

Yth. Kepala KPPN .......(5).........

di

........(6).........

1. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 182/PMK.05/2017 tentang


Pengelolaan Rekening Milik Satuan Kerja lingkup Kementerian Negara/Lembaga.

2. Sehubungan dengan dasar di atas dengan ini diajukan permohonan


persetujuan pembukaan Rekening sebagai berikut:

a. Jenis Rekening : ..............(7)...........


b. Bank : ..............(8)...........
c. Tujuan Penggunaan : ..............(9)...........
d. Sumber Dana : ..............(10)...........
e. Perlakuan Jasa Giro : ..............(11).........
f. Mekanisme Penyaluran Dana : ..............................................................
..................................................................................(12)..................................

3. Apabila permohonan persetujuan pembukaan Rekening ini disetujui, maka


kami akan memenuhi semua ketentuan yang diatur dalam Peraturan Menteri
Keuangan tersebut di atas.

4. Demikian disampaikan, atas kerja sama yang baik diucapkan terima kasih

............... (13) ...............

Nama ..........(14)............
Pangkat NRP..........................
70

PETUNJUK PENGISIAN SURAT PERMOHONAN


PERSETUJUAN PEMBUKAAN REKENING

1. (1) Lokasi, tanggal/bulan/tahun surat permohonan persetujuan pembukaan Rekening;

2. (2) Nomor surat permohonan persetujuan pembukaan Rekening;

3. (3) Klasifikasi surat;

4. (4) Jumlah lampiran surat permohonan persetujuan pembukaan Rekening, termasuk


lampiran Surat Kuasa;

5. (5) Nama KPPN mitra Satuan Kerja;

6. (6) Alamat KPPN mitra Satuan Kerja;

7. (7) Jenis Rekening yang diajukan permohonannya;

8. (8) Nama Bank Umum beserta Cabang tujuan pembukaan Rekening;

9. (9) Tujuan penggunaan dana;

10. (10) Sumber dana yang akan ditampung pada Rekening;

11. (11) Diisi TNP atau Non TNP, apabila Non TNP maka ditambahkan mekanisme
penggunaan bunga/nisbah dan/atau jasa giro Rekening;

12. (12) Penjelasan penyaluran dana Rekening, mulai dari setoran pertama hingga penerima
akhir dana Rekening;

13. (13) Jabatan pemohon persetujuan pembukaan Rekening, yaitu KPA atau Dan/Ka Satker;
dan

14. Nama, pangkat dan NRP Dan/Ka Satker.

Autentikasi a.n. Kepala Staf Angkatan Darat


Direktur Ajudan Jenderal Angkatan Darat, Asisten Perencanaan dan Anggaran,

tertanda

Erry Herman, M.P.A. Dominicus Agus Riyanto


Brigadir Jenderal Mayor Jenderal TNI
TENTARA NASIONAL INDONESIA Lampiran I Keputusan Kasad
MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT Nomor Kep/844/X/2018
Tanggal 1 Oktober 2018

FORMAT LAPORAN PENERIMAAN DAN PENATAUSAHAAN HIBAH UANG

(KOPSTUK)
..............., .....(1)...................... 20......

Nomor : ........(2)...........
Klasifikasi : ........(3)...........
Lampiran : ........(4)...........
Perihal : ........(5)...........
Kepada

Yth. ...........(6)..................

di

.........(7)..........

u.p. .......(8).......

1. Dasar:

a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 99/PMK.05/2017 tanggal 18 Juli 2017


tentang Administrasi Pengelolaan Hibah;

b. Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 20 Tahun 2016 tentang Pedoman


penyelenggaraan Hibah di lingkungan Kemhan dan TNI; dan

c. Keputusan Kasad Nomor Kep/ /IX/2018 tanggal September 2018


tentang Petunjuk Teknis tentang Penerimaan Hibah Uang di Lingkungan TNI AD.

2. Sehubungan dengan dasar di atas, bersama ini dilaporkan penerimaan dan


penatausahaan hibah uang di jajaran ...........(9)........... sampai dengan .........(10).........
sebagaimana terlampir.

3. Demikian mohon dimaklumi.

...................(11).........................

..............(12)..............................
Pangkat/NRP..........................
Tembusan:
................(13).....................
72

(KOPSTUK) Lampiran Surat............


Nomor .........(14)..........
Tanggal .......................

LAPORAN PENERIMAAN DAN PENATAUSAHAAN HIBAH UANG DI ........(15)...........

BATAS
NOMOR NO & NO &
PENERIMA PEMBERI NOMOR & URIAN NILAI NOMOR AKHIR NOMOR NILAI NILAI NILAI
NO REVISI TGL TGL KET
HIBAH HIBAH TGL NPH KEGIATAN HIBAH REGISTER PENARIKAN REKENING REVISI SPHL SP3HL
DIPA (DS) SPHL SP3HL
DANA

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

2
..............(16).............
3

Dst

JUMLAH

...................(17).........................

..............(18)..............................
Pangkat/NRP...............................
73

PETUNJUK PENGISIAN LAPORAN PENERIMAAN DAN PENATAUSAHAAN HIBAH UANG

1. (1) Diisi kota, tanggal, bulan dan tahun surat;

2. (2) Diisi nomor surat laporan penerimaan dan penatausahaan hibah uang;

3. (3) Diisi klasifikasi Surat;

4. (4) Diisi jumlah lampiran surat;

5. (5) Diisi perihal surat sampai dengan periode laporan;

6. (6) Diisi Kepala Staf Angkatan Darat untuk laporan tingkat Kotama/Balakpus atau
Pang/Dan/Gub/Dir dan Ka Kotama/Balakpus untuk laporan tingkat Satker;

7. (7) Diisi Kota tujuan/lokasi penerima surat;

8. (8) Diisi Asrena untuk laporan tingkat Kotama/Balakpus atau Asren/Sekretaris untuk
laporan tingkat Satker;

9. (9) Diisi Kotama/Balakpus atau Satker tingkat laporan;

10. (10) Diisi periode laporan;

11. (11) Diisi jabatan pejabat yang berwenang;

12. (12) Diisi nama, pangkat dan NRP pejabat yang berwenang;

13. (13) Diisi pihak-pihak yang mendapat tembusan laporan;

14. (14) Diisi surat pejabat, nomor dan tanggal laporan;

15. (15) Diisi Satuan dan periode laporan;

16. (16) Tabel cukup jelas atau diisi Nihil apabila tidak ada hibah uang yang diterima di
satuan/jajarannya;

17. (17) Diisi jabatan pejabat yang berwenang; dan

18. (18) Diisi nama, pangkat dan NRP pejabat yang berwenang.

Autentikasi a.n. Kepala Staf Angkatan Darat


Direktur Ajudan Jenderal Angkatan Darat, Asisten Perencanaan dan Anggaran,

tertanda

Erry Herman, M.P.A. Dominicus Agus Riyanto


Brigadir Jenderal Mayor Jenderal TNI

Anda mungkin juga menyukai