BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum.
Tahun 2019 dengan mempedomani tugas-tugas Pussenif Kodiklatad yang telah ditetapkan
dihadapkan dengan dinamika yang kemungkinan dihadapi, yang disusun dengan tata urut
sebagai berikut:
a. Pendahuluan
b. Ancaman
c. Tugas-tugas Pussenif Kodiklatad
d. Petunjuk Perencanaan Pussenif Kodiklatad
e. Penutup
4. Dasar.
5. Pengertian.
b. Sasaran. Sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata dalam rumusan
yang spesifik dan terukur dalam kurun waktu tertentu.
d. Kontijensi. Kontijensi adalah suatu kondisi atau situasi dengan hasil akhir berupa
keuntungan atau kerugian yang baru dapat dikonfirmasikan setelah terjadinya atau tidak
terjadinya satu atau lebih peristiwa yang tidak pasti terjadi di masa depan.
3
e. Ancaman. Ancaman adalah setiap upaya dan kegiatan baik dari dalam negeri
maupun luar negeri yang dinilai mengancam atau membahayakan kedaulatan negara,
keutuhan wilayah negara dan keselamatan segenap bangsa.
g. Ancaman Potensial. Ancaman yang sifatnya relatif masih bisa diprediksi dengan
eskalasi waktu. Potensi ancamannya cukup besar dan kemungkinan dapat terjadi apabila
dipicu penyebabnya.
h. Pagu Indikatif. Pagu Indikatif adalah ancar-ancar pagu anggaran yang diberikan
kepada Kementerian/Lembaga (K/L) sebagai pedoman dalam penyusunan Rancangan
Renja K/L.
BAB II
ANCAMAN
6. Umum. Perkembangan lingkungan strategis pada lingkup global, regional dan nasional
berlangsung sedemikian dinamis dan kompleks sehingga menimbulkan berbagai fenomena
yang secara langsung maupun tidak langsung telah mewarnai kehidupan berbangsa dan
bernegara Indonesia. Jika dihadapkan dengan kepentingan pertahanan negara maka fenomena
yang terjadi telah menghadirkan berbagai bentuk ancaman terhadap kepentingan nasional baik
yang bersifat potensial maupun aktual serta kemungkinan kontijensi yang perlu diantisipasi
sejak dini.
7. Acaman Potensial.
a. Invasi Militer Asing. Invasi terhadap kedaulatan NKRI kemungkinan kecil terjadi,
namun perlu diwaspadai dengan adanya kegiatan negara asing di luar dan di dalam
wilayah NKRI dan peningkatan kekuatan militer negara-negara kawasan. Selain itu perlu
juga diwaspadai kepentingan langsung negara-negaradari arah Selatan dan/atau Utara
yang berbatasan langsung atau berada di sekitar Indonesia terhadap jalur-jalur
komunikasi militer, navigasi pelayarandan perdagangan yang bersinggungan langsung
dengan kepentingan nasional Indonesia, kepentingan politik negara-negara besar untuk
menjamin kepentingan ekonominya melalui wilayah strategis Indonesia serta penguatan
konflik kepentingan ambisi global negara-negara besar di kawasan regional.
Kewaspadaan terhadap isu-isu tersebut perlu ditingkatkan dan diantisipasi karena
manakala kepentingan negara-negara sebagaimana dimaksud terganggu maka
ancaman yang pada saat ini masih bersifat potensial dapat berkembang menjadi
ancaman aktual.
b. Gangguan Keamanan Laut. Perairan Indonesia yang merupakan bagian dari alur
lalu lintas pelayaran Internasional rawan terhadap gangguan keamanan dari luar seperti
penyelundupan, perampokan, pembajakan, imigran gelap dan pencurian kekayaan laut
serta aksi terorisme terutama di selat Malaka, perairan Aceh, perairan Kepulauan Riau
dan Kepulauan Bangka Belitung, Laut Arafuru, Laut Sulawesi dan perairan di utara
Papua. Masih sering terjadi pelanggaran wilayah oleh kapal ikan asing yang melakukan
kegiatan illegal fishing di wilayah tersebut. Hal ini perlu diantisipasi dengan
memprioritaskan peningkatan kekuatan dan kemampuan pertahanan di wilayah perairan
4
Natuna sebagai upaya penangkalan dari ancaman terhadap kedaulatan dan keutuhan
NKRI.
d. Spionase. Spionase merupakan kegiatan yang dilakukan pihak asing baik melalui
darat, laut dan udara untuk mendapat informasi penting yang berkaitan dengan
pertahanan dan keamanan negara. Spionase dapat dieksploitasi oleh pihak tertentu
sebagai isu yang dilemparkan kepada masyarakat sehingga memunculkan penilaian
seakan-akan TNI sebagai alat negara di bidang pertahanan negara, Polri beserta
Pemerintah tidak mampu untuk melindungi kedaulatan Negara dan menegakkan
keamanan.
e. Imigran Gelap. Imigran gelap atau imigran ilegal dapat dikelompokkan menjadi
dua jenis. Jenis yang pertama adalah orang asing yang memasuki batas wilayah suatu
negara secara ilegal (tanpa memiliki visa ataupun surat-surat perjalanan yang sah) baik
melalui darat, laut dan udara. Adapun imigran gelap jenis kedua adalah orang asing
yang secara legal memasuki suatu negara, namun izin keimigrasiannya habis berlaku
dan masih berada dalam wilayah negara tersebut dan menyalahgunakan atau
melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan maksud pemberian izin keimigrasian yang
diberikan kepadanya.
Luasnya wilayah Indonesia serta keterbatasan penjagaan baik di darat, laut dan
udara menjadi salah satu penyebab mudahnya imigran ilegal jenis pertama masuk ke
wilayah Indonesia. Umumnya imigran jenis pertama memposisikan Indonesia sebagai
negara “transit” untuk selanjutnya menuju negara tujuan, namun proses administrasi
yang panjang mengakibatkan imigran ilegal tersebut pada akhirnya tinggal di Indonesia
dalam waktu yang cukup lama. Sementara itu imigran gelap jenis kedua sering
menyalahgunakan izin keimigrasiannya untuk bekerja atau melakukan kegiatan ekonomi
secara ilegal. Para imigran gelap yang masuk ke Indonesia memiliki budaya,
kepercayaan dan ideologi yang berbeda dengan Bangsa Indonesia yang menjadi pemicu
terjadinya berkembangnya kejahatan transnasional seperti penyelundupan migran
(smuggling migrant) dan perdagangan manusia (human trafficking) serta dapat menjadi
penyebab benturan/konflik dengan masyarakat. Kondisi ini membawa permasalahan
yang kompleks bagi Bangsa Indonesia dan berpotensi menjadi ancaman terhadap
keamanan dan kedaulatan Negara.
f. Tindakan ilegal. Tindakan ilegal yang sering terjadi dengan melibatkan pihak
asing berupa pencurian sumber daya alam Indonesia seperti pertambangan, kekayaan
laut dan hasil hutan. Penegakan hukum yang cukup tegas telah dilakukan Pemerintah
khususnya terhadap pencurian kekayaan laut, namun belum sepenuhnya dapat
menghentikan tindakan ilegal tersebut. Kondisi tersebut tentunya akan berdampak
negatif terhadap stabilitas keamanan, perekonomian dan lingkungan hidup serta
berpotensi menimbulkan ketidakpercayaan terhadap aparat terkait dan Pemerintah jika
penanganannya tidak tegas dan berlarut-larut.
diantaranya dengan Kelompok Al Qaeda dan ISIS. Gerakan teroris global masih
didominasi oleh beberapa organisasi teroris besar yaitu Al Qaeda (Asia Selatan terutama
di Afghanistan dan Pakistan, Timur Tengah terutama di Yaman dan Arab Saudi), Islamic
State of Irak and Syria/ISIS (Libya, Irak, Suriah dan bahkan berkembang ke Eropa),
Boko Haram (Afrika) dan Abu Sayyaf (Filipina). Kondisi saat ini posisi kelompok ISIS di
wilayah Irak dan Suriah sudah terdesak dan dapat dihancurkan oleh pasukan sekutu dan
Rusia sehingga pimpinan ISIS Abu Bakar Al-Baghdadi terbunuh melalui serangan udara
di Raqqa. Hancurnya pusat pemerintahan ISIS menimbulkan potensi ancaman terorisme
lainnya seperti bangkitnya Al Qaeda dan serangan sporadis yang dilaksanakan oleh FTF
yang terafiliasi dengan sel-sel tidur teroris di setiap negara.
8. Acaman Aktual.
a. Politik. Hasil Pemilihan Presiden dan Legislatif tahun 2019 akan semakin marak
mewarnai kehidupan berbangsa dan bernegara. Selain itu, dinamika perpolitikan
nasional masih dipastikan diwarnai oleh faktor suprastruktur dan infrastruktur politik,
sebagai berikut:
aktifitas ilegal seperti penyelundupan, imigran gelap, pencurian kekayaan laut dan
pelanggaran tapal batas serta kejahatan internasional lainnya. Sementara itu masih
terdapat permasalahan patok batas negara di beberapa wilayah perbatasan darat
dengan negara tetangga yang belum tuntas serta batas laut zona ekonomi eksklusif
(ZEE) yang belum disepakati bersama mengakibatkan penanganan terhadap
permasalahan keamanan menjadi lebih kompleks. Permasalahan keamanan perbatasan
tersebut apabila tidak ditangani dengan tepat dapat berkembang kearah konflik
perbatasan antara Indonesia dengan negara tetangga yang berbatasan.
itu juga membawa pengaruh terhadap pergerakan kelompok Raka jihadis di Indonesia,
khususnya para pengikut Ustad Aman Abdurrahman alias Abu Sulaiman (Amir TWJ) dan
Ustad Abu Bakar Ba’asyir (Amir JAT). Sementara itu walaupun Santoso dan beberapa
pengikutnya telah tertembak mati namun jaringan kelompok Mujahidin Indonesia Timur
(MIT) masih tetap eksis dan akan melakukan teror terhadap masyarakat maupun Aparat.
Terdapat indikasi pemanfaatan jalur Laut Sulawesi oleh kelompok teroris MIT di Poso
sebagai jalur logistik, senjata dan pergerakan WNI yang tergabung dengan kelompok
teroris di Marawi Filipina Selatan.
Sebagian wilayah Indonesia terletak di wilayah yang rawan bencana alam seperti
gempa bumi, banjir, erupsi gunung merapi, dan tanah longsor. Fenomena geologi sangat
8
terkait dengan terjadinya ancaman bencana dan merupakan faktor yang sulit diprediksi.
Sebagai contoh terjadinya erupsi gunung Sinabung yang terjadi, setelah tidak terdapat
aktivitas selama 1.200 tahun atau gerakan lempeng tektonik yang mengakibatkan
terjadinya gempa terutama di wilayah pantai Barat Pulau Sumatera, pantai Selatan Pulau
Jawa sampai dengan Bali dan Nusa Tenggara. Perubahan iklim global juga
mengakibatkan kecenderungan cuaca ekstrim di beberapa bagian wilayah Indonesia
sehingga menimbulkan ketidakpastian musim hujan atau kemarau, yang berujung pada
terjadinya banjir, tanah longsor ataupun kekeringan. Sementara itu dampak
pembangunan yang tidak terkendali telah meningkatkan degradasi lingkungan, termasuk
alih fungsi lahan hutan yang semakin bertambah dan tidak terkendali guna memenuhi
kebutuhan permukiman, pertambangan dan pembangunan lainnya yang menyebabkan
munculnya masalah-masalah lingkungan hidup.
Kejahatan Siber saat ini sangat marak yang pada awalnya dilakukan dengan motif
untuk mendapatkan keuntungan ekonomi, dan selanjutnya berkembang untuk
menyerang unit-unit vital negara secara efektif dan masif. Contoh kejahatan siber yang
terkenal pada Mei 2017 karena efek dahsyatnya adalah Ransomware Wannacry yang
merupakan sebuah serangan siber yang menyerang seluruh dunia (worldwide
cyberattack). Dalam satu hari penyebarannya, Wannacry telah menyerang lebih dari
230.000 ribu komputer di lebih dari 150 negara dan hal yang paling merugikan adalah
bahwa target dari Wannacry merupakan informasi vital institusi publik. Ancaman
kejahatan siber akan menimbulkan keresahan dan kekhawatiran masyarakat karena
dewasa ini teknologi siber sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat terutama di
perkotaan.
Sementara itu Kehidupan sosial masyarakat saat ini masih diwarnai oleh
mentalitas negatif yang membuat sesama anak bangsa saling mencela, mengejek dan
memfitnah. Isu-isu tentang SARA masih mengemuka dan semakin menghangat melalui
tindakan-tindakan provokasi dan menyebar ujaran kebencian. Kecenderungan tersebut
semakin marak karena perkembangan teknologi informasi yang memungkinkan
penyebaran informasi secara luas dan masif oleh masyarakat melalui media sosial . Di
sisi lain tingkat kesadaran informasi masyarakat masih relatif rendah sehingga belum
mampu mencerna informasi yang diterima dengan tepat. Akibatnya media sosial
cenderung disalahgunakan untuk menyebarluaskan konten yang provokatif maupun
hoax yang menimbulkan keresahan masyarakat. Fenomena penyalahgunaan media
sosial ini sangat membahayakan kesatuan dan persatuan bangsa.
9
k. Tenaga Kerja Asing (TKA). Keberadaan tenaga kerja yang berasal dari luar
negeri yang bekerja di sektor perekonomian di Indonesia baik legal maupun ilegal
berpotensi menimbulkan keresahan dan kecemburuan sosial karena sebagian warga
negara Indonesia sendiri masih kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan dihadapkan
pada tingkat pengangguran terbuka per Februari 2018 sesuai informasi resmi BPS
sebesar 5,13%.
l. Bio Threat. Ancaman Biologi merupakan salah satu tantangan keamanan global
paling serius saat ini. Senjata Biologi dirancang untuk membunuh manusia dalam skala
besar, biasanya sebagai target adalah masyarakat awam dan personel militer. Kemajuan
ilmu bioteknologi (terutama rekayasa genetika) memiliki dampak negatif dan positif
dalam pengembangan senjata biologi. Hal positif yang ditimbulkan adalah munculnya
metode dan berbagai cara deteksi, identifikasi dan neutralisasi agen biologi pathogen
secara lebih cepat. Kemajuan bioteknologi juga dapat disalahgunakan oleh sebagian
orang untuk mengembangkan senjata biologi yang sangat berbahaya. Ancaman biologi
atau Bio Threat sudah pernah terjadi di Indonesia walaupun masih dalam katagori relatif
kecil karena dalam 2 dekade terakhir pernah terjadi beberapa kejadian, mulai
penyebaran virus tertentu yang mengakibatkan terjadinya wabah flu burung pada tahun
2002 dan flu babi serta yang terakhir ditemukan bibit dan pohon cabai yang mengandung
bakteri Erwinia Chrysanthemi yang diyakini membahayakan produksi cabai nasional di
kecamatan Suka Makmur Kabupaten Bogor pada akhir tahun 2016. Perlu antisipasi yang
serius terhadap Bio Threat mengingat sebagian wilayah pemukiman penduduk Indonesia
belum memiliki sanitasi lingkungan yang memadai sehingga memungkinkan penyebaran
virus penyakit tertentu secara cepat serta banyaknya banyaknya penduduk yang
bermata pencaharian sebagai petani yang sangat rentan jika terjadi penyebaran bakteri
yang dapat merusak tanaman.
9. Kemungkinan Kontijensi.
a. Konflik Komunal. Konflik komunal dapat terjadi akibat dipicu isu-isu politik dan
SARA. Dinamika perpolitikan nasional dan domestik pada tahun 2020 diperkirakan
cenderung menghangat karena adanya kemungkinan ada pihak-pihak tertentu yang
kecewa dengan hasil Pemilu Legislatif dan Pemilihan Presiden tahun 2019. Kondisi
tersebut semakin memanas dengan meningkatnya peran media sosial untuk menggiring
opini publik kearah yang membahayakan kesatuan dan persatuan bangsa. Kerentanan
yang dapat dimanfaatkan oleh kelompok kepentingan tertentu adalah pada masa pra
pemungutan suara maupun pasca pengumuman hasil pemilihan dengan kemungkinan
aksi melalui tindakan persekusi, pengancaman bahkan penyerangan secara masal oleh
kelompok tertentu terhadap kelompok masyarakat lain yang memiliki perbedaan
kepentingan.
b. Aksi Terorisme. Terorisme dalam negeri masih menjadi ancaman yang dapat
terjadi kapan saja tanpa memilih waktu, tempat dan sasaran secara spesifik dengan
menimbulkan korban masal. Kembalinya WNI yang tergabung dengan kelompok teroris
ISIS di Timur Tengah dan MarawiFilipina dapat membangunkan sel-sel tidur kelompok
radikal simpatisan ISIS/Al-Qaeda yang sudah teridentifikasi di 16 wilayah di Indonesia.
Sel-sel tidur ini sangat berbahaya karena berbaur dengan masyarakat dan melakukan
indoktrinasi paham-paham radikal ke berbagai lapisan masyarakat. Kelompok radikal
10
yang menganut paham fundamentalis yang fanatis terhadap ideologi selain Pancasila
menggunakan aksi teror sebagai bentuk “perjuangan” yang diyakini kebenarannya,
bahkan mereka telah melakukan evolusi taktik teror sebagaimana ditunjukkan dengan
berbagai modus teror baru yang terjadi belakangan ini serta terdapatnya beberapa
wilayah di Indonesia sebagai jaringan ISIS antara lain terdapat di Sumatera Utara, Riau,
Banten, Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur,
Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku,
Maluku Utara dan Papua.
c. Gerakan Separatis. Masih terjadinya aksi politik dan bersenjata yang dilakukan
oleh Kelompok Separatis Papua guna merongrong Pemerintah RI dengan tujuan
memisahkan diri dari NKRI. Kelompok tersebut melancarkan aksi dari basis wilayah
operasionalnya yang tersebar di daerah pegunungan, pantai dan wilayah perbatasan RI-
PNG. Kelompok yang beroperasi di daerah pegunungan beberapa kali melakukan
penyanderaan warga, merusak fasilitas pemerintah dan melakukan penembakan
terhadap aparat TNI dan Polri. Adapun kelompok separatis yang berjuang secara politik
masih melakukan aksinya baik dari dalam negeri maupun luar negeri, bahkan saat ini isu
West Papua terus diangkat di forum internasional. Internasionalisasi isu Papua ini
didukung oleh aktor negara-negara di Pasifik Selatan yang tergabung dalam Pacific
Island Forum (PIF). Sementara itu masih terdapat kelompok eks Gerakan Aceh
Merdeka (GAM), termasuk kelompok eks kombatan GAM yang telah menguasai jabatan
legislatif dan eksekutif di tingkat provinsi, kota dan kabupaten yang akan terus menjaga
momentum pergerakan politik untuk mencapai pemisahan Aceh dari NKRI dengan
memanfaatkan ajang pesta demokrasi. Adapun Kelompok Front Kedaulatan Maluku
(FKM) dan Republik Maluku Selatan (RMS) secara organisasi masih tetap melakukan
propaganda di dalam negeri maupun luar negeri oleh simpatisan maupun
pendukungnya.
menggunakan teknologi siber juga memiliki kerawanan terhadap serangan siber. Selain
kejahatan tersebut, teknologi informasi dalam wujud media sosial digunakan oleh hampir
semua lapisan masyarakat sangat rentan dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok
kepentingan tertentu untuk menyebarluaskan hoax atau isu-isu provokatif. Terlebih lagi
dalam menghadapi kontestasi politik nasional tahun 2020, terdapat kecenderungan
penyalahgunaan teknologi informasi oleh kelompok politik dengan melemparkan konten
berlatar belakang SARA dan politik indentitas guna saling mendiskreditkan satu sama
lain sehingga mudah tercipta polarisasi masyarakat yang sangat rentan terhadap adu
domba.
BAB III
TUGAS-TUGAS PUSSENIF KODIKLATAD
a. Fungsi Utama.
1) Pembinaan Kesenjataan.
2) Pembinaan Doktrin.
3) Pembinaan Pendidikan.
b. Fungsi Organik.
1) Bagian Pengamanan.
a) Pengamanan.
(1) Pengamanan personel. Menyelenggarakan segala usaha,
upaya dan kegiatan pengamanan personel Militer dan PNS Pussenif
Kodiklatad beserta keluarga dalam rangka mendukung tugas pokok
Pussenif Kodiklatad.
d) Bagian Logistik.
f) Bagian Perencanaan.
3) Pelayanan.
a) Detasemen Markas.
b) Infolahta.
c) Penerangan.
d) Kesehatan.
4) Pusdikif.
BAB IV
POKOK-POKOK PETUNJUK PERENCANAAN
12. Rencana Anggaran Pussenif Kodiklatad Tahun 2020. Rencana kebutuhan anggaran
Pussenif Kodiklatad tahun 2020 sebesar sebesar Rp. 315.636.523.000,- (Tiga ratus lima belas
milyar enam ratus tiga puluh enam juta lima ratus dua puluh tiga ribu rupiah) dengan rincian
sebagai berikut:
b. Program modernisasi Alutsista dan non Alutsista, sarana dan prasarana Matra
Darat (diajukan melalui areal service), sebesar Rp. 23.030.785.000,- terdiri dari:
14. Kebijakan Pembangunan Tahun 2020. Dengan tetap mengacu kepada kebijakan
pembangunan TNI AD TA 2020 dan mencermati serta mempertimbangkan perkembangan
situasi yang akan dihadapi dalam pelaksanaan tugas-tugas Pussenif Kodiklatad TA 2020, maka
kebijakan Pussenif Kodiklatad dititikberatkan pada bidang fungsi utama dan organik militer.
a. Fungsi Utama.
1) Pembinaan Kesenjataan.
2) Pembinaan Doktrin.
3) Pembinaan Pendidikan.
4) Pembinaan Latihan.
25
b. Fungsi Organik.
1) Pengamanan.
2) Latihan.
b) Pembinaan personel.
(3) Perawatan.
(4) Pemisahan.
4) Logistik.
6) Perencanaan.
7) Tata Usaha.
c. Pelayanan.
2) Infolahta.
3) Penerangan.
4) Kesehatan.
b) memelihara dan merawat Alkes yang ada sehingga siap pakai dan
memperpanjang usia pakai.
d. Pusdikif.
1) Fungsi utama.
a) Pendidikan.
b) Latihan.
2) Fungsi organik.
a) Pengamanan.
b) Latihan.
BAB V
PENUTUP
16. Penekanan. Hal-hal pokok yang harus menjadi perhatian dalam proses perencanaan
pembangunan Pussenif Kodiklatad tahun 2020, sebagai berikut:
a. Bidang Pengamanan.
a) akademik;
b) aplikasi dinas staf dan taktik;
c) psikologi (konsultasi);
d) kesegaran jasmani;
e) kesehatan (konsultasi); dan
f) bahasa Inggris.
17. Penutup. Demikian Petunjuk Perencanaan Pussenif Kodiklatad tahun 2020 disusun
sebagai pedoman dalam penyusunan rencana pembangunan Pussenif Kodiklatad tahun 2020.
Hal-hal yang belum termuat dalam petunjuk perencanaan ini akan diatur lebih lanjut.