Anda di halaman 1dari 36

KODIKLAT ANGKATAN DARAT

PUSAT KESENJATAAN INFANTERI

PETUNJUK PERENCANAAN PUSSENIF KODIKLATAD


TAHUN 2020

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum.

a. Sebagai bagian dari TNI AD Pussenif adalah eselon pelaksana di tingkat


Kodiklatad, tugas pokok Pussenif Kodiklatad adalah menyelenggarakan pembinaan
fungsi Infanteri dibidang kemampuan manuver, tembakan, dan pertempuran jarak dekat
dalam rangka mendukung tugas pokok Kodiklatad. Untuk menjamin terlaksananya tugas
pokok tersebut, Pussenif Kodiklatad melaksanakan pembangunan kekuatan,
kemampuan dan gelar kekuatan Pussenif Kodiklatad yang perencanaannya dilakukan
sesuai dengan prosedur dan mekanisme dalam Sistem Perencanaan Pembangunan
Pertahanan Negara.

b. Dengan bertitik tolak dari Sistem Perencanaan Pembangunan Pertahanan Negara


tersebut maka Pussenif Kodiklatad menetapkan dokumen Petunjuk Perencanaan
Pussenif Kodiklatad tahun 2020. Dokumen ini disusun dengan merujuk dan
memedomani Kebijakan Perencanaan TNI AD tahun 2020 yang diselaraskan dengan
arah kebijakan, strategi dan prioritas pembangunan Pussenif Kodiklatad pada tahun
2020, serta memperhatikan perkiraan ancaman baik yang bersifat potensial maupun
aktual dan kemungkinan kontijensi.

c. Petunjuk Perencanaan Pussenif Kodiklatad tahun 2020 merupakan dokumen


perencanaan yang mengawali rangkaian proses perencanaan pembangunan Pussenif
Kodiklatad tahun 2020. Oleh karena itu guna menjamin keselarasan dan konsistensi
dalam perencanaan pembangunan Pussenif Kodiklatad maka penyusunan dokumen
perencanaan selanjutnya yakni Rancangan Rencana Kerja (Rarenja) Pussenif
Kodiklatad tahun 2020 harus berpedoman pada Petunjuk Perencanaan Pussenif
Kodiklatad tahun 2020.

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Memberikan gambaran tentang arah Petunjuk Perencanaan dalam


melaksanaan tugas Pussenif Kodiklatad tahun 2020.

b. Tujuan. Sebagai pedoman bagi Pussenif Kodiklatad dan satuan jajarannya


dalam menyusun perencanaan pembangunan jangka pendek tahun 2020.

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Penyusunan Petunjuk Perencanaan Pussenif


Kodiklatad Tahun 2020 ini membahas tentang Petunjuk Perencanaan Pussenif Kodiklatad
2

Tahun 2019 dengan mempedomani tugas-tugas Pussenif Kodiklatad yang telah ditetapkan
dihadapkan dengan dinamika yang kemungkinan dihadapi, yang disusun dengan tata urut
sebagai berikut:

a. Pendahuluan
b. Ancaman
c. Tugas-tugas Pussenif Kodiklatad
d. Petunjuk Perencanaan Pussenif Kodiklatad
e. Penutup

4. Dasar.

a. Peraturan Menhan Nomor 28 Tahun 2015 tanggal 22 Desember 2015 tentang


Sistem Perencanaan Pembangunan Pertahanan Negara (SPP Hanneg);
b. Keputusan Kasad Nomor Kep/511/VIII/2015 tanggal 3 Agustus 2015 tentang
Organisasi Petunjuk Administrasi Perencanaan Program dan Anggaran di Lingkungan
Angkatan Darat;
c. Peraturan Kasad Nomor 19 Tahun 2016 tanggal 29 Juli 2016 tentang Organisasi
Pusat Kesenjataan Infanteri;
d. Peraturan Kasad Nomor 37 Tahun 2018 tanggal 17 Desember 2018 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Program dan Anggaran TNI AD TA 2019;
e. Peraturan Kasad Nomor 17 Tahun 2019 tanggal 22 Mei 2019 tentang Kebijakan
Perencanaan TNI AD TA 2020;
f. Keputusan Dankodiklatad Nomor Kep/1/I/2019 tanggal 2 Januari 2019 tentang
Program Kerja dan Anggaran Kodiklatad TA 2019;
g. Keputusan Danpussenif Kodiklatad Nomor Kep/29.b/X/2014 tanggal 10 Oktober
2017 tentang Revisi Rencana Strategis Pussenif Kodiklatad Tahun 2015-2019; dan
h. Keputusan Danpussenif Kodiklatad Nomor Kep/1/I/2019 tanggal 4 Januari 2019
tentang Program Kerja dan Anggaran Pussenif Kodiklatad TA 2019.

5. Pengertian.

a. Petunjuk Perencanaan. Petunjuk Perencanaan adalah suatu proses ketentuan


untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan dengan
memperhitungkan sumber daya yang tersedia untuk selanjutnya ditetapkan oleh yang
berwenang untuk dijadikan pedoman dalam pelaksanaan atau pengembangan program
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

b. Sasaran. Sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata dalam rumusan
yang spesifik dan terukur dalam kurun waktu tertentu.

c. Program. Program adalah instrumen kebijakan yang berisi kegiatan-kegiatan


yang dilaksanakan oleh Kementerian/Lembaga (K/L) untuk mencapai sasaran dan tujuan
yang ditetapkan dengan menggunakan sumber daya yang disediakan sehingga
mencapai hasil yang terukur sesuai dengan misi Kementerian/Lembaga (K/L).

d. Kontijensi. Kontijensi adalah suatu kondisi atau situasi dengan hasil akhir berupa
keuntungan atau kerugian yang baru dapat dikonfirmasikan setelah terjadinya atau tidak
terjadinya satu atau lebih peristiwa yang tidak pasti terjadi di masa depan.
3

e. Ancaman. Ancaman adalah setiap upaya dan kegiatan baik dari dalam negeri
maupun luar negeri yang dinilai mengancam atau membahayakan kedaulatan negara,
keutuhan wilayah negara dan keselamatan segenap bangsa.

f. Ancaman Aktual. Ancaman yang sifatnya sangat mendesak dan tinggal


menunggu waktu terjadinya bahkan ancaman yang telah terjadi, akan tetapi tidak dapat
diketahui secara terbuka. Dimensi waktunya sangat cepat dan dapat merambah dari
lokal, nasional, regional dan global.

g. Ancaman Potensial. Ancaman yang sifatnya relatif masih bisa diprediksi dengan
eskalasi waktu. Potensi ancamannya cukup besar dan kemungkinan dapat terjadi apabila
dipicu penyebabnya.

h. Pagu Indikatif. Pagu Indikatif adalah ancar-ancar pagu anggaran yang diberikan
kepada Kementerian/Lembaga (K/L) sebagai pedoman dalam penyusunan Rancangan
Renja K/L.

BAB II
ANCAMAN

6. Umum. Perkembangan lingkungan strategis pada lingkup global, regional dan nasional
berlangsung sedemikian dinamis dan kompleks sehingga menimbulkan berbagai fenomena
yang secara langsung maupun tidak langsung telah mewarnai kehidupan berbangsa dan
bernegara Indonesia. Jika dihadapkan dengan kepentingan pertahanan negara maka fenomena
yang terjadi telah menghadirkan berbagai bentuk ancaman terhadap kepentingan nasional baik
yang bersifat potensial maupun aktual serta kemungkinan kontijensi yang perlu diantisipasi
sejak dini.

7. Acaman Potensial.

a. Invasi Militer Asing. Invasi terhadap kedaulatan NKRI kemungkinan kecil terjadi,
namun perlu diwaspadai dengan adanya kegiatan negara asing di luar dan di dalam
wilayah NKRI dan peningkatan kekuatan militer negara-negara kawasan. Selain itu perlu
juga diwaspadai kepentingan langsung negara-negaradari arah Selatan dan/atau Utara
yang berbatasan langsung atau berada di sekitar Indonesia terhadap jalur-jalur
komunikasi militer, navigasi pelayarandan perdagangan yang bersinggungan langsung
dengan kepentingan nasional Indonesia, kepentingan politik negara-negara besar untuk
menjamin kepentingan ekonominya melalui wilayah strategis Indonesia serta penguatan
konflik kepentingan ambisi global negara-negara besar di kawasan regional.
Kewaspadaan terhadap isu-isu tersebut perlu ditingkatkan dan diantisipasi karena
manakala kepentingan negara-negara sebagaimana dimaksud terganggu maka
ancaman yang pada saat ini masih bersifat potensial dapat berkembang menjadi
ancaman aktual.

b. Gangguan Keamanan Laut. Perairan Indonesia yang merupakan bagian dari alur
lalu lintas pelayaran Internasional rawan terhadap gangguan keamanan dari luar seperti
penyelundupan, perampokan, pembajakan, imigran gelap dan pencurian kekayaan laut
serta aksi terorisme terutama di selat Malaka, perairan Aceh, perairan Kepulauan Riau
dan Kepulauan Bangka Belitung, Laut Arafuru, Laut Sulawesi dan perairan di utara
Papua. Masih sering terjadi pelanggaran wilayah oleh kapal ikan asing yang melakukan
kegiatan illegal fishing di wilayah tersebut. Hal ini perlu diantisipasi dengan
memprioritaskan peningkatan kekuatan dan kemampuan pertahanan di wilayah perairan
4

Natuna sebagai upaya penangkalan dari ancaman terhadap kedaulatan dan keutuhan
NKRI.

c. Sabotase. Perlu diwaspadai adanya kemungkinan sabotase terhadap obyek vital


nasional, perusakan instalasi penting maupun pusat kegiatan perekonomian nasional
oleh pihak tertentu baik yang bertujuan untuk merusakan kredibilitas Indonesia di mata
dunia maupun untuk menimbulkan keresahan dan ketidakpercayaan rakyat kepada
Pemerintah.

d. Spionase. Spionase merupakan kegiatan yang dilakukan pihak asing baik melalui
darat, laut dan udara untuk mendapat informasi penting yang berkaitan dengan
pertahanan dan keamanan negara. Spionase dapat dieksploitasi oleh pihak tertentu
sebagai isu yang dilemparkan kepada masyarakat sehingga memunculkan penilaian
seakan-akan TNI sebagai alat negara di bidang pertahanan negara, Polri beserta
Pemerintah tidak mampu untuk melindungi kedaulatan Negara dan menegakkan
keamanan.

e. Imigran Gelap. Imigran gelap atau imigran ilegal dapat dikelompokkan menjadi
dua jenis. Jenis yang pertama adalah orang asing yang memasuki batas wilayah suatu
negara secara ilegal (tanpa memiliki visa ataupun surat-surat perjalanan yang sah) baik
melalui darat, laut dan udara. Adapun imigran gelap jenis kedua adalah orang asing
yang secara legal memasuki suatu negara, namun izin keimigrasiannya habis berlaku
dan masih berada dalam wilayah negara tersebut dan menyalahgunakan atau
melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan maksud pemberian izin keimigrasian yang
diberikan kepadanya.

Luasnya wilayah Indonesia serta keterbatasan penjagaan baik di darat, laut dan
udara menjadi salah satu penyebab mudahnya imigran ilegal jenis pertama masuk ke
wilayah Indonesia. Umumnya imigran jenis pertama memposisikan Indonesia sebagai
negara “transit” untuk selanjutnya menuju negara tujuan, namun proses administrasi
yang panjang mengakibatkan imigran ilegal tersebut pada akhirnya tinggal di Indonesia
dalam waktu yang cukup lama. Sementara itu imigran gelap jenis kedua sering
menyalahgunakan izin keimigrasiannya untuk bekerja atau melakukan kegiatan ekonomi
secara ilegal. Para imigran gelap yang masuk ke Indonesia memiliki budaya,
kepercayaan dan ideologi yang berbeda dengan Bangsa Indonesia yang menjadi pemicu
terjadinya berkembangnya kejahatan transnasional seperti penyelundupan migran
(smuggling migrant) dan perdagangan manusia (human trafficking) serta dapat menjadi
penyebab benturan/konflik dengan masyarakat. Kondisi ini membawa permasalahan
yang kompleks bagi Bangsa Indonesia dan berpotensi menjadi ancaman terhadap
keamanan dan kedaulatan Negara.

f. Tindakan ilegal. Tindakan ilegal yang sering terjadi dengan melibatkan pihak
asing berupa pencurian sumber daya alam Indonesia seperti pertambangan, kekayaan
laut dan hasil hutan. Penegakan hukum yang cukup tegas telah dilakukan Pemerintah
khususnya terhadap pencurian kekayaan laut, namun belum sepenuhnya dapat
menghentikan tindakan ilegal tersebut. Kondisi tersebut tentunya akan berdampak
negatif terhadap stabilitas keamanan, perekonomian dan lingkungan hidup serta
berpotensi menimbulkan ketidakpercayaan terhadap aparat terkait dan Pemerintah jika
penanganannya tidak tegas dan berlarut-larut.

g. Terorisme Internasional. Perkembangan Iptek dan efek globalisasi


mengakibatkan terorisme global menyebar menjadi kejahatan lintas negara yang
terorganisir dan terkoneksi dengan jaringan komunikasi dunia, sehingga menimbulkan
munculnya kelompok-kelompok teroris di hampir seluruh belahan dunia yang terafiliasi
5

diantaranya dengan Kelompok Al Qaeda dan ISIS. Gerakan teroris global masih
didominasi oleh beberapa organisasi teroris besar yaitu Al Qaeda (Asia Selatan terutama
di Afghanistan dan Pakistan, Timur Tengah terutama di Yaman dan Arab Saudi), Islamic
State of Irak and Syria/ISIS (Libya, Irak, Suriah dan bahkan berkembang ke Eropa),
Boko Haram (Afrika) dan Abu Sayyaf (Filipina). Kondisi saat ini posisi kelompok ISIS di
wilayah Irak dan Suriah sudah terdesak dan dapat dihancurkan oleh pasukan sekutu dan
Rusia sehingga pimpinan ISIS Abu Bakar Al-Baghdadi terbunuh melalui serangan udara
di Raqqa. Hancurnya pusat pemerintahan ISIS menimbulkan potensi ancaman terorisme
lainnya seperti bangkitnya Al Qaeda dan serangan sporadis yang dilaksanakan oleh FTF
yang terafiliasi dengan sel-sel tidur teroris di setiap negara.

Diperkirakan jaringan terorisme internasional yang terdiri dari kelompok radikal


dan fundamentalis masih melakukan link-up dengan membentuk dan mengembangkan
jaringan, meningkatkan propaganda khususnya melalui media sosial, membantu dana
dan perlengkapan, memfasilitasi pelatihan terhadap kelompok teroris/radikal dan
simpatisannya di dalam negeri serta melakukan aksi nyata tindakan terorisme di
masyarakat.

8. Acaman Aktual.

a. Politik. Hasil Pemilihan Presiden dan Legislatif tahun 2019 akan semakin marak
mewarnai kehidupan berbangsa dan bernegara. Selain itu, dinamika perpolitikan
nasional masih dipastikan diwarnai oleh faktor suprastruktur dan infrastruktur politik,
sebagai berikut:

1) Suprastruktur. Peran partai politik yang sangat kuat dalam lembaga


eksekutif, legislatif dan yudikatif secara tidak langsung berdampak pada efektifitas
pembangunan nasional yang sedang dilaksanakan. Perbedaan latar belakang
politik dalam kehidupan pemerintahan yang berujung kepada upaya untuk
menjatuhkan lawan politik satu sama lain akan berakibat pada stabilitas politik
nasional. Pesta demokrasi pada ajang Pilpres dan Pileg berpotensi menimbulkan
konflik antar konstituen pendukung. Sebagai negara yang demokratis dinamika
politik nasional masih akan terus mewarnai tata kelola pemerintahan baik di
tingkat Pusat, Propinsi maupun Kabupaten/Kota. Beberapa kemungkinan yang
dapat terjadi dalam pesta politik diantaranya money politik, black mail, black
campaign dan penyebaran berita-berita hoax yang dapat membahayakan
persatuan dan kesatuan bangsa; dan

2) Infrastruktur. Keberadaan Parpol dan Ormas/LSM tidak serta merta


menjadi media penyalur aspirasi masyarakat yang dapat membawa kondisi
keamanan menjadi stabil. Peran media informasi yang dikuasai oleh elit politik
justru semakin memperuncing perselisihan dan konflik karena adanya
kepentingan masing-masing kelompok atau golongan. Dalam kondisi seperti ini,
peran Toga/ Tomas/Todat yang dijadikan panutan dan berpengaruh sangat besar
dalam mempengaruhi pendapat masyarakat sangat diharapkan guna membantu
pemerintah melakukan pembinaan terhadap masyarakat sehingga tidak timbul
konflik di masyarakat.

b. Masalah Perbatasan. Permasalahan keamanan perbatasan masih terjadi hampir


di seluruh daerah perbatasan di Kalimantan, Papua dan NTT maupun pulau-pulau kecil
terluar yang memiliki perbatasan darat maupun perairan seperti Malaysia, PNG, Timor
Leste, Vietnam, China dan Australia. Permasalahan keamanan tersebut umumnya terjadi
di wilayah yang minim kehadiran aparat sehingga memberikan peluang terjadinya
6

aktifitas ilegal seperti penyelundupan, imigran gelap, pencurian kekayaan laut dan
pelanggaran tapal batas serta kejahatan internasional lainnya. Sementara itu masih
terdapat permasalahan patok batas negara di beberapa wilayah perbatasan darat
dengan negara tetangga yang belum tuntas serta batas laut zona ekonomi eksklusif
(ZEE) yang belum disepakati bersama mengakibatkan penanganan terhadap
permasalahan keamanan menjadi lebih kompleks. Permasalahan keamanan perbatasan
tersebut apabila tidak ditangani dengan tepat dapat berkembang kearah konflik
perbatasan antara Indonesia dengan negara tetangga yang berbatasan.

c. Gerakan Separatis. Masih terdapat pihak-pihak yang berkeinginan untuk


memisahkan diri dari NKRI seperti di wilayah Aceh, Papua dan Maluku dengan
mengeksploitasi kelemahan penyelenggaraan fungsi pemerintahan. Di wilayah Papua,
gerakan ini tidak hanya melakukan aksi bersenjata namun juga melakukan upaya
perjuangan melalui jalur politik dan diplomasi di dalam maupun di luar negeri dengan
memanfaatkan negara simpatisan dan beberapa LSM internasional. Isu West Papua
terus diangkat di forum internasional, yang didukung oleh aktor negara-negara di Pasifik
Selatan yang tergabung dalam Pacific Island Forum (PIF). Demikian halnya dengan
Aceh dan Maluku, meskipun telah melemah gerakan sparatis diperkirakan masih
melakukan aktifitasnya secara terbatas. Belum tuntasnya penyelesaian terhadap
gerakan separatis merupakan ancaman aktual karena mengganggu keutuhan NKRI
dan dapat memberi peluang bagi campur tangan asing yang memiliki agenda
tersembunyi. Pada kenyataanya masih terdapat kelompok eks Gerakan Aceh Merdeka
(GAM), termasuk kelompok eks kombatan GAM yang telah menguasai jabatan legislatif
dan eksekutif di tingkat provinsi, kota dan kabupaten yang akan terus menjaga
momentum pergerakan politik untuk mencapai pemisahan Aceh dari NKRI dengan
memanfaatkan ajang pesta demokrasi. Adapun Kelompok Front Kedaulatan Maluku
(FKM) dan Republik Maluku Selatan (RMS) secara organisasi masih tetap melakukan
propaganda di dalam negeri maupun luar negeri oleh simpatisan maupun
pendukungnya. Belum tuntasnya penyelesaian terhadap gerakan separatis merupakan
ancaman aktual karena mengganggu keutuhan NKRI dan dapat memberi peluang bagi
campur tangan asing yang memiliki agenda tersembunyi.

d. Terorisme. Dalam perspektif global, gerakan terorisme berbasis ideologi politik


Salafi Jihad (dan Takfiri) yang saat ini sedang dihadapi oleh Indonesia semakin
meningkatkan kemampuannya dan mengarah kepada kekuatan gerilya dalam suatu
insurjensi, dan bahkan bukan tidak mungkin akan menjadi kekuatan konvensional
(conventional warfare) dalam waktu dekat seperti Islamic State Of Iraq and Syria (ISIS).
Karena begitu besarnya energi global dari gerakan ini dan implikasinya terhadap
kepentingan nasional Indonesia, maka Salafi Jihadism (dan Takfiri) menjadi prioritas
ancaman. Fenomena Salafi-Jihadism (dan Takfiri) di Indonesia saat ini didukung oleh
faktor ideologi radikal dan jaringan sosial menjadi penyebab laten munculnya gerakan
terorisme berbasis gerakan transnasional Islam yang radikal dan violent.

Aksi terorisme di Indonesia masih menjadi ancaman bagi keamanan dan


keselamatan bangsa, dikarenakan akar persoalan yang sebenarnya belum
terselesaikan. Terdesaknya ISIS di Timur Tengah telah menyebabkan gerakan tersebut
mencari basis baru ke Asia Tenggara seperti Thailand Selatan maupun di wilayah
Myanmar dengan dalih untuk mendukung etnis Rohingya. Demikian pula dengan
kelompok teroris Maute di Marawi Filipina Selatan yang berafiliasi dengan ISIS telah
digempur oleh Angkatan Bersenjata Filipina pada tahun 2017 namun masih berupaya
menyatukan kekuatan dan merencanakan serangan baru di negara itu. Tekanan yang
dihadapi ISIS di Timur Tengah maupun kelompok afiliasinya di Marawi mengakibatkan
beberapa WNI yang tergabung dalam kelompok tersebut telah kabur dan kembali ke
Indonesia namun masih melakukan link-up dengan kelompok induknya. Perkembangan
7

itu juga membawa pengaruh terhadap pergerakan kelompok Raka jihadis di Indonesia,
khususnya para pengikut Ustad Aman Abdurrahman alias Abu Sulaiman (Amir TWJ) dan
Ustad Abu Bakar Ba’asyir (Amir JAT). Sementara itu walaupun Santoso dan beberapa
pengikutnya telah tertembak mati namun jaringan kelompok Mujahidin Indonesia Timur
(MIT) masih tetap eksis dan akan melakukan teror terhadap masyarakat maupun Aparat.
Terdapat indikasi pemanfaatan jalur Laut Sulawesi oleh kelompok teroris MIT di Poso
sebagai jalur logistik, senjata dan pergerakan WNI yang tergabung dengan kelompok
teroris di Marawi Filipina Selatan.

e. Konflik Komunal. Konflik komunal sebagai implikasi dari heterogenitas demografi


Indonesia yang terus berkembang memiliki potensi yang mengarah pada konflik antar
suku, agama, ras/keturunan dan golongan dalam skala yang luas. Ancaman ini
berlangsung sebagai konflik berulang, didorong oleh kondisi kehidupan yang kurang
kondusif seperti kesenjangan sosial ataupun sengketa penguasaan lahan antar
kelompok masyarakat/hak ulayat serta dapat juga dilatarbelakangi dendam atau
perselisihan antar kelompok masyarakat tertentu. Selain itu di beberapa daerah
sengketa Pilkada telah berkembang menjadi konflik komunal.

f. Gangguan Keamanan. Gangguan keamanan terhadap obyek vital, fasilitas


umum dan pemerintahan, serta fasilitas perekonomian masih berpeluang terjadi di
berbagai wilayah terutama di tempat-tempat yang kurang pengawasan khususnya oleh
aparat keamanan. Gangguan keamanan ini umumnya dilatarbelakangi banyaknya
pengangguran, kecemburuan sosial, rendahnya tingkat pendidikan warga lokal,
memudarnya nilai-nilai budaya ataupun penegakan hukum yang dirasakan kurang adil
atau belum efektif. Selain itu di beberapa daerah masih terjadi gangguan keamanan
akibat konflik pertanahan dan sengketa Pilkada. Kondisi ini merupakan ancaman aktual
yang dapat menimbulkan kerugian yang besar bagi perekonomian nasional serta
mengganggu stabilitas keamanan nasional. Apabila penanganannya kurang tepat maka
gangguan keamanan dapat berkembang menjadi konflik komunal antar kelompok
masyarakat yang dapat membahayakan keselamatan bangsa.

g. Radikalisme. Indonesia telah mengalami munculnya berbagai gerakan radikal


sejak kemerdekaan sampai dengan era reformasi. Gerakan radikal kanan (Raka) terus
aktif memperjuangkan perubahan dasar Negara dengan pemberlakuan syariat Islam
sebagai landasan berbangsa dan bernegara, baik melalui jalur formal maupun non
formal berupa indoktrinasi dan mengembangkan ideologi dengan berbagai cara.
Sedangkan gerakan radikal kiri (Raki/Komunisme) lebih aktif memperjuangkan faham
sosialiskomunis dalam mempengaruhi masyarakat dengan mengangkat isu pelanggaran
HAM, hak-hak kaum buruh, gerakan anti liberalismekapitalisme, memperjuangkan hak-
hak korban peristiwa G-30S/PKI dan tuntutan rehabilitasi dan kompensasi bagi eks
anggota PKI. Sementara itu gerakan radikal lainnya (Rala) menyoroti masalah korupsi
yang terjadi di instansi dan lembaga pemerintahan, isu demokratisasi, isu lingkungan
hidup, isu sparatisme menuntut penyelesaian sengketa agraria dan penyelesaian kasus
pelanggaran HAM masa lalu.

h. Bencana. Letak geografi Indonesia yang berada di garis khatulistiwa dan


lempeng Pasifik, Eurasia dan lempeng Indo-Australia, rentan terjadinya bencana alam
tiap tahun di berbagai daerah. Di samping itu, pengelolaan SDA oleh perusahaan asing
maupun dalam negeri yang tidak memperhatikan pelestarian lingkungan hidup dapat
menimbulkan kerusakan lingkungan dan berkurangnya cadangan SDA yang tidak
terbarukan.

Sebagian wilayah Indonesia terletak di wilayah yang rawan bencana alam seperti
gempa bumi, banjir, erupsi gunung merapi, dan tanah longsor. Fenomena geologi sangat
8

terkait dengan terjadinya ancaman bencana dan merupakan faktor yang sulit diprediksi.
Sebagai contoh terjadinya erupsi gunung Sinabung yang terjadi, setelah tidak terdapat
aktivitas selama 1.200 tahun atau gerakan lempeng tektonik yang mengakibatkan
terjadinya gempa terutama di wilayah pantai Barat Pulau Sumatera, pantai Selatan Pulau
Jawa sampai dengan Bali dan Nusa Tenggara. Perubahan iklim global juga
mengakibatkan kecenderungan cuaca ekstrim di beberapa bagian wilayah Indonesia
sehingga menimbulkan ketidakpastian musim hujan atau kemarau, yang berujung pada
terjadinya banjir, tanah longsor ataupun kekeringan. Sementara itu dampak
pembangunan yang tidak terkendali telah meningkatkan degradasi lingkungan, termasuk
alih fungsi lahan hutan yang semakin bertambah dan tidak terkendali guna memenuhi
kebutuhan permukiman, pertambangan dan pembangunan lainnya yang menyebabkan
munculnya masalah-masalah lingkungan hidup.

Pemanfaatan lahan yang menyimpang dari tata ruang semakin memperparah


degradasi lingkungan. Demikian pula dengan perilaku sebagian warga yang belum
memiliki kesadaran lingkungan mengakibatkan masih terjadinya pencemaran lingkungan,
perusakan ekosistem dan kebakaran hutan. Kondisi yang sedemikian masih terus terjadi
sehingga Indonesia masih akan menghadapi ancaman bencana alam maupun buatan.

i. Kejahatan Siber dan Penyalahgunaan Teknologi Informasi. Pada masa


komunikasi digital dan perkembangan teknologi informasi, setiap negara berlomba-lomba
untuk menguasai dunia maya melalui pembentukan pasukan cyber. Sistem
penyelenggaraan pemerintahan dan pertahanan yang ditunjang oleh fasilitas internet
akan sangat rentan diserang oleh hacker yang disponsori baik oleh non state actor
maupun state actor. Dengan kemampuan dan efeknya yang luar biasa, metoda cyber
dianggap sebagai alat dan teknologi perang yang sangat efesien dan efektif serta tidak
menimbulkan korban prajurit. Negara Amerika, Rusia, RRT, Australia, Pakistan, India
dan beberapa negara Eropa lainnya telah memiliki pasukan cyber yang dapat diandalkan
untuk melakukan serangan cyber di masa yang akan datang. Indonesia termasuk salah
satu dari 10 negara yang rentan terhadap serangan cyber.

Kejahatan Siber saat ini sangat marak yang pada awalnya dilakukan dengan motif
untuk mendapatkan keuntungan ekonomi, dan selanjutnya berkembang untuk
menyerang unit-unit vital negara secara efektif dan masif. Contoh kejahatan siber yang
terkenal pada Mei 2017 karena efek dahsyatnya adalah Ransomware Wannacry yang
merupakan sebuah serangan siber yang menyerang seluruh dunia (worldwide
cyberattack). Dalam satu hari penyebarannya, Wannacry telah menyerang lebih dari
230.000 ribu komputer di lebih dari 150 negara dan hal yang paling merugikan adalah
bahwa target dari Wannacry merupakan informasi vital institusi publik. Ancaman
kejahatan siber akan menimbulkan keresahan dan kekhawatiran masyarakat karena
dewasa ini teknologi siber sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat terutama di
perkotaan.

Sementara itu Kehidupan sosial masyarakat saat ini masih diwarnai oleh
mentalitas negatif yang membuat sesama anak bangsa saling mencela, mengejek dan
memfitnah. Isu-isu tentang SARA masih mengemuka dan semakin menghangat melalui
tindakan-tindakan provokasi dan menyebar ujaran kebencian. Kecenderungan tersebut
semakin marak karena perkembangan teknologi informasi yang memungkinkan
penyebaran informasi secara luas dan masif oleh masyarakat melalui media sosial . Di
sisi lain tingkat kesadaran informasi masyarakat masih relatif rendah sehingga belum
mampu mencerna informasi yang diterima dengan tepat. Akibatnya media sosial
cenderung disalahgunakan untuk menyebarluaskan konten yang provokatif maupun
hoax yang menimbulkan keresahan masyarakat. Fenomena penyalahgunaan media
sosial ini sangat membahayakan kesatuan dan persatuan bangsa.
9

j. Bahaya Narkoba. Penyebaran dan penyalahgunaan narkoba sudah sangat luar


biasa dan menjadi ancaman yang sangat serius. Peredaran narkoba telah merambah ke
seluruh wilayah dan lapisan masyarakat, termasuk generasi muda dan anak-anak.
Kecenderungan ini dapat melemahkan masa depan bangsa.

k. Tenaga Kerja Asing (TKA). Keberadaan tenaga kerja yang berasal dari luar
negeri yang bekerja di sektor perekonomian di Indonesia baik legal maupun ilegal
berpotensi menimbulkan keresahan dan kecemburuan sosial karena sebagian warga
negara Indonesia sendiri masih kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan dihadapkan
pada tingkat pengangguran terbuka per Februari 2018 sesuai informasi resmi BPS
sebesar 5,13%.

l. Bio Threat. Ancaman Biologi merupakan salah satu tantangan keamanan global
paling serius saat ini. Senjata Biologi dirancang untuk membunuh manusia dalam skala
besar, biasanya sebagai target adalah masyarakat awam dan personel militer. Kemajuan
ilmu bioteknologi (terutama rekayasa genetika) memiliki dampak negatif dan positif
dalam pengembangan senjata biologi. Hal positif yang ditimbulkan adalah munculnya
metode dan berbagai cara deteksi, identifikasi dan neutralisasi agen biologi pathogen
secara lebih cepat. Kemajuan bioteknologi juga dapat disalahgunakan oleh sebagian
orang untuk mengembangkan senjata biologi yang sangat berbahaya. Ancaman biologi
atau Bio Threat sudah pernah terjadi di Indonesia walaupun masih dalam katagori relatif
kecil karena dalam 2 dekade terakhir pernah terjadi beberapa kejadian, mulai
penyebaran virus tertentu yang mengakibatkan terjadinya wabah flu burung pada tahun
2002 dan flu babi serta yang terakhir ditemukan bibit dan pohon cabai yang mengandung
bakteri Erwinia Chrysanthemi yang diyakini membahayakan produksi cabai nasional di
kecamatan Suka Makmur Kabupaten Bogor pada akhir tahun 2016. Perlu antisipasi yang
serius terhadap Bio Threat mengingat sebagian wilayah pemukiman penduduk Indonesia
belum memiliki sanitasi lingkungan yang memadai sehingga memungkinkan penyebaran
virus penyakit tertentu secara cepat serta banyaknya banyaknya penduduk yang
bermata pencaharian sebagai petani yang sangat rentan jika terjadi penyebaran bakteri
yang dapat merusak tanaman.

9. Kemungkinan Kontijensi.

a. Konflik Komunal. Konflik komunal dapat terjadi akibat dipicu isu-isu politik dan
SARA. Dinamika perpolitikan nasional dan domestik pada tahun 2020 diperkirakan
cenderung menghangat karena adanya kemungkinan ada pihak-pihak tertentu yang
kecewa dengan hasil Pemilu Legislatif dan Pemilihan Presiden tahun 2019. Kondisi
tersebut semakin memanas dengan meningkatnya peran media sosial untuk menggiring
opini publik kearah yang membahayakan kesatuan dan persatuan bangsa. Kerentanan
yang dapat dimanfaatkan oleh kelompok kepentingan tertentu adalah pada masa pra
pemungutan suara maupun pasca pengumuman hasil pemilihan dengan kemungkinan
aksi melalui tindakan persekusi, pengancaman bahkan penyerangan secara masal oleh
kelompok tertentu terhadap kelompok masyarakat lain yang memiliki perbedaan
kepentingan.

b. Aksi Terorisme. Terorisme dalam negeri masih menjadi ancaman yang dapat
terjadi kapan saja tanpa memilih waktu, tempat dan sasaran secara spesifik dengan
menimbulkan korban masal. Kembalinya WNI yang tergabung dengan kelompok teroris
ISIS di Timur Tengah dan MarawiFilipina dapat membangunkan sel-sel tidur kelompok
radikal simpatisan ISIS/Al-Qaeda yang sudah teridentifikasi di 16 wilayah di Indonesia.
Sel-sel tidur ini sangat berbahaya karena berbaur dengan masyarakat dan melakukan
indoktrinasi paham-paham radikal ke berbagai lapisan masyarakat. Kelompok radikal
10

yang menganut paham fundamentalis yang fanatis terhadap ideologi selain Pancasila
menggunakan aksi teror sebagai bentuk “perjuangan” yang diyakini kebenarannya,
bahkan mereka telah melakukan evolusi taktik teror sebagaimana ditunjukkan dengan
berbagai modus teror baru yang terjadi belakangan ini serta terdapatnya beberapa
wilayah di Indonesia sebagai jaringan ISIS antara lain terdapat di Sumatera Utara, Riau,
Banten, Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur,
Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku,
Maluku Utara dan Papua.

c. Gerakan Separatis. Masih terjadinya aksi politik dan bersenjata yang dilakukan
oleh Kelompok Separatis Papua guna merongrong Pemerintah RI dengan tujuan
memisahkan diri dari NKRI. Kelompok tersebut melancarkan aksi dari basis wilayah
operasionalnya yang tersebar di daerah pegunungan, pantai dan wilayah perbatasan RI-
PNG. Kelompok yang beroperasi di daerah pegunungan beberapa kali melakukan
penyanderaan warga, merusak fasilitas pemerintah dan melakukan penembakan
terhadap aparat TNI dan Polri. Adapun kelompok separatis yang berjuang secara politik
masih melakukan aksinya baik dari dalam negeri maupun luar negeri, bahkan saat ini isu
West Papua terus diangkat di forum internasional. Internasionalisasi isu Papua ini
didukung oleh aktor negara-negara di Pasifik Selatan yang tergabung dalam Pacific
Island Forum (PIF). Sementara itu masih terdapat kelompok eks Gerakan Aceh
Merdeka (GAM), termasuk kelompok eks kombatan GAM yang telah menguasai jabatan
legislatif dan eksekutif di tingkat provinsi, kota dan kabupaten yang akan terus menjaga
momentum pergerakan politik untuk mencapai pemisahan Aceh dari NKRI dengan
memanfaatkan ajang pesta demokrasi. Adapun Kelompok Front Kedaulatan Maluku
(FKM) dan Republik Maluku Selatan (RMS) secara organisasi masih tetap melakukan
propaganda di dalam negeri maupun luar negeri oleh simpatisan maupun
pendukungnya.

d. Radikalisme. Kelompok pengusung paham radikal yang teridentifikasi sebagai


kelompok radikal kiri (Raki), radikal kanan (Raka) maupun radikal lainnya (Rala) masih
melakukan gerakan baik secara terbuka maupun di bawah tanah. Kelompok Raki akan
semakin berani menunjukkan eksistensi kelompoknya menuntut hak kepada Pemerintah
dan meningkatkan tekanan agar kebijakan Pemerintah mendukung kepentingan
kelompok Raki. Kelompok Raka terus berupaya menjadikan pahamnya sebagai
landasan bermasyarakat dan bernegara sehingga aksinya berpotensi memicu konflik
horizontal maupun vertikal. Sementara itu kelompok Rala masih terus mengeksploitasi
isu demokratisasi, hak asasi manusia, lingkungan hidup serta sengketa agraria untuk
menyerang kebijakan Pemerintah sehingga dapat menimbulkan keresahan rakyat.
Selain itu masih adanya persengketaan hak atas tanah dan perumahan TNI AD dengan
sekelompok warga serta permasalahan dalam pembebasan lahan untuk pembangunan
pangkalan satuan TNI AD di beberapa daerah juga berpotensi ditunggangi oleh
kelompok radikal tertentu untuk memperjuangan kepentingan kelompoknya.

e. Kejahatan Siber. Maraknya perkembangan kejahatan di Medsos dan Siber pada


era teknologi informasi dan komunikasi saat ini akan berimbas pada bidang Ipoleksosbud
Hankam. Selain itu, hal ini dapat dimanfaatkan sebagai alat propaganda oleh beberapa
pihak tertentu guna mencapai tujuannya yang berpotensi pada ancaman sampai dengan
konflik sosial.

Terjadinya peningkatnya kejahatan siber dan penyalahgunaan teknologi informasi


yang secara langsung akan mengganggu pelayanan publik dan aktifitas perekonomian
nasional serta dapat berkembang pula ke arah serangan terhadap unit-unit vital negara
dan infrastruktur komunikasi informasi strategis yang dapat dilakukan secara efektif dan
masif. Proses penghitungan suara pada Pilleg dan Pilpres tahun 2020 yang
11

menggunakan teknologi siber juga memiliki kerawanan terhadap serangan siber. Selain
kejahatan tersebut, teknologi informasi dalam wujud media sosial digunakan oleh hampir
semua lapisan masyarakat sangat rentan dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok
kepentingan tertentu untuk menyebarluaskan hoax atau isu-isu provokatif. Terlebih lagi
dalam menghadapi kontestasi politik nasional tahun 2020, terdapat kecenderungan
penyalahgunaan teknologi informasi oleh kelompok politik dengan melemparkan konten
berlatar belakang SARA dan politik indentitas guna saling mendiskreditkan satu sama
lain sehingga mudah tercipta polarisasi masyarakat yang sangat rentan terhadap adu
domba.

f. Gangguan Keamanan. Terbatasnya pengawasan terhadap objek vital nasional,


fasilitas umum dan pemerintahan serta fasilitas perekonomian mengakibatkan gangguan
keamanan sangat mungkin terjadi. Kemungkinan cara bertindak yang dilakukan adalah
dengan melakukan sabotase baik secara langsung oleh pihak lawan maupun
menggunakan orang dalam terhadap sasaran yang kurang pengamanan dan
pengawasannya. Gangguan ini secara langsung maupun tidak langsung akan
berdampak terhadap keamanan dan perekonomian nasional.

g. Konflik Perbatasan. Konflik perbatasan antara Indonesia dengan beberapa


negara tetangga sangat mungkin terjadi karena wilayah NKRI berbatasan langsung
dengan 10 negara, beberapa kejadian di perbatasan berpeluang menjadi sumber konflik,
walaupun hanya dalam bentuk ketegangan hubungan antar negara, sebagai berikut:

1) RI-Malaysia. Kedua negara masih perlu menyelesaikan dan menyepakati


terhadap 10 Outstanding Boundary Problems (OBP). Di sepanjang perbatasan ini,
masih terjadi pelanggaran terkait penyelundupan Narkoba, TKI ilegal, illegal
logging, illegal mining, human trafficking dan pelanggaran lintas batas oleh
masyarakat kedua negara. Masyarakat perbatasan masih ada yang melakukan
aksi pergeseran atau penghilangan dengan sengaja patok-patok perbatasan,
kegiatan illegal logging serta penyelundupan kebutuhan sehari-hari untuk
mendapatkan keuntungan yang besar. Selain itu ditemukan perkawinan penduduk
perbatasan Indonesia dengan warga Malaysia sebagai modus untuk
mendapatkan kemudahan akses masuk ke Indonesia serta ditemukannya KTP
Ganda Indonesia dan Malaysia yang dimiliki beberapa warga perbatasan perlu
menjadi perhatian bagi aparat di lapangan;

2) RI-RDTL. Perbatasan Indonesia dengan Timor Leste terdapat dua sektor


yaitu, Sektor Barat sepanjang ±120 km dan Sektor Timur (enclave Occussi)
sepanjang ±180 km. Pelaksanaan demarkasi batas darat sudah dilaksanakan
sejak tahun 2002 dan sampai dengan saat ini masih terdapat tiga unresolved
segments yang membutuhkan penyelesaian berada di Manusasi/Oben, Noel
Besi/Citrana dan Memo/Dilumil karena perbedaan interpretasi dalam
menterjemahkan traktat 1904. Kedua negara telah memiliki dasar penetapan dan
penegasan batas bersama yang wajib dipatuhi oleh para pihak, termasuk
Provisional Agreement yang mana didalamnya salah satunya menyatakan bahwa
didalam penyelesaian unresolved segments, para pihak akan mempertimbangkan
kepentingan masyarakat di sekitar wilayah tersebut. Sering ditemukan para
pelintas batas dari RDTL khususnya di wilayah Oekusi dan Atambua yang tidak
merasa bersalah ketika memasuki wilayah Indonesia karena keterbatasan
pendidikan dan sosialisasi. Umumnya mereka merasa tidak perlu memiliki
dokumen resmi karena hanya berkunjung ke sanak saudaranya yang tinggal di
wilayah Indonesia. Kondisi ini menimbulkan kerawanan penyelundupan senjata
api dan tindakan illegal lainnya.
12

3) RI-PNG. Garis batas Indonesia dengan Papua Nugini yang disepakati


merupakan garis batas buatan (artificial boundary), kecuali pada ruas Sungai Fly
yang menggunakan batas alam yang berupa titik terdalam dari sungai (thalweg).
Demarkasi batas sepanjang perbatasan kedua negara (±820 km) telah
dilaksanakan bersama antara Indonesia dengan PNG dengan menempatkan
sebanyak 52 pilar dari MM 1 sampai dengan MM 14A yang merupakan batas
utama Meridian Monument.

Aksi pelintas batas yang melakukan kegiatan niaga tanpa dilengkapi


dengan dokumen resmi masih sering terjadi. Pelintas batas ini dapat melakukan
tindakan ilegal tanpa terawasi karena biasanya terjadi melalui celah perbatasan
darat yang tidak terjaga oleh Satgas Pamtas.

h. Bencana Alam. Bencana alam yang sangat mungkin terjadi sewaktu-waktu


adalah gempa bumi, banjir, erupsi gunung merapi dan tanah longsor walaupun upaya
mitigasi bencana terus dilakukan. Sementara itu kebakaran hutan di P. Kalimantan dan
P. Sumatera baik karena faktor alam maupun perbuatan manusia perlu menjadi
perhatian serius karena dampaknya tidak hanya mengganggu kehidupan masyarakat
setempat namun juga telah mengganggu negara tetangga. Upaya pencegahan
kebakaran hutan baik yang bersifat persuasif maupun penegakan hukum perlu
dikedepankan karena apabila telah terjadi kebakaran hutan maka dibutuhkan
pengerahan sumber daya yang besar untuk menanggulanginya.

BAB III
TUGAS-TUGAS PUSSENIF KODIKLATAD

10. Umum. Mencermati Perkembangan lingkungan strategis yang dinamis dan


perkiraan ancaman yang akan ditimbulkan maka Pussenif Kodiklatad yang merupakan bagian
dari TNI AD, senantiasa mendukung keberhasilan tugas pokok Angkatan Darat. Memperhatikan
hal tersebut di atas, maka perlu dirumuskan tugas-tugas Pussenif Kodiklatad yang akan
dilaksanakan pada tahun 2020.

11. Tugas-Tugas Pussenif Kodiklatad Tahun 2020. Memperhatikan tugas Pussenif


Kodiklatad dan dinamika perkembangan lingkungan strategis serta prediksi ancaman, maka
tugas-tugas Pussenif Kodiklatad pada tahun 2020 dirumuskan sebagai berikut :

a. Fungsi Utama.
1) Pembinaan Kesenjataan.

a) menyelenggarakan dan melaksanakan pembinaan personel,


organisasi, pemeliharaan kekuatan serta kesiapan satuan Infanteri
Angkatan Darat dalam rangka pembinaan kekuatan Angkatan Darat;

b) menyelenggarakan asistensi dan pengawasan atas pembinaan


kemampuan serta penggunaan kekuatan satuan Infanteri Angkatan Darat;
c) menghimpun dan memeliharan kelestarian sejarah dan tradisi korps
Infanteri; dan

d) membantu menyiapkan rencana pendidikan baik yang dilaksanakan


di dalam maupun di luar negeri bagi personel Infanteri TNI AD.
13

2) Pembinaan Doktrin.

a) merencanakan dan melaksanakan perumusan penyusunan serta


penyempurnaan doktrin, peraturan dan petunjuk di lingkungan Infanteri TNI
AD dan Lintas Udara; dan

b) melaksanakan pengawasan dan evaluasi terhadap satuan infanteri


yang memiliki Orgas masa uji coba.

3) Pembinaan Pendidikan.

a) menyusun dan merencanakan program pendidikan Infanteri di


Pusdikif Pussenif;

b) meningkatkan kualitas Katdaldik tingkat kebijaksanaan dengan


menyusun/merevisi Kurikulum dan Hanjar;

c) menyelenggarakan validasi piranti lunak pendidikan LKT Infanteri


baik yang ada di Pusdikif Pussenif maupun di Rindam;

d) menyelenggarakan kegiatan Jianbangdik guna meningkatkan


kualitas operasional pendidikan;

e) menyelenggarakan administrasi pendidikan Infanteri dengan baik


sehingga memenuhi ketentuan tertib administrasi; dan

f) menyelenggarakan kegiatan Dalwasdik dan Jianbangdik terpusat


maupun tersebar.
4) Pembinaan Latihan.

a) menyusun rumusan pembinaan latihan dan sarana dan prasarana


latihan satuan Infanteri;
b) merumuskan perangkat kendali latihan satuan Infanteri untuk
dijadikan pedoman di dalam penyelenggaraan latihan satuan Infanteri;
c) menyelenggarakan dan melaksanakan Aslat LKT Infanteri secara
terpusat dalam rangka Garlat satuan Infanteri;
d) menyusun perencanaan program kerja dibidang pembinaan latihan;
dan
e) menyelenggarakan penataran-penataran terpusat sesuai program.

5) Pembinaan Penelitian dan Pengembangan.

a) melaksanakan kegiatan Litbang dibidang materiil, samapta dan


kejuangan serta penelitian organisasi, taktik dan teknik satuan Infanteri;

b) mengikuti perkembangan yang berhubungan dengan materiil baik


dilingkungan satuan Infanteri maupun di luar satuan Infanteri;

c) merencanakan program kerja penyelenggaraan pelaksanaan


kegiatan kajian dan uji coba dibidang materiil, peranti lunak, organisasi,
taktik dan teknik satuan Infanteri;
14

d) melaksanakan kajian dan uji coba Matut dan Matsus satuan


Infanteri;

e) pembinaan personel yang berkaitan dengan Insani/Materiil/


Organisasi/Tiknik; dan

f) menghimpun, merumuskan sistem, metoda, operasi dan organisasi,


taktik dan teknik satuan Infanteri untuk digunakan sebagai dasar dan
pedoman dalam kajian dan peranti lunak kecabangan Infanteri;

b. Fungsi Organik.

1) Bagian Pengamanan.
a) Pengamanan.
(1) Pengamanan personel. Menyelenggarakan segala usaha,
upaya dan kegiatan pengamanan personel Militer dan PNS Pussenif
Kodiklatad beserta keluarga dalam rangka mendukung tugas pokok
Pussenif Kodiklatad.

(a) menyelenggarakan Litpers terhadap aspek pribadi


maupun aspek pengaruh untuk menemukan potensi
kerawanan ideologi, kesetiaan terhadap PUNP, motivasi
pengabdian dan perilaku/tabiat untuk kepentingan:

i. personel yang akan mengikuti Dik/Sus, seminar,


latihan, penugasan, izin kawin dan kepentingan dinas
lainnya;

ii. kepergian Prajurit dan PNS Pussenif Kodiklatad


keluar negeri untuk kepentingan pribadi; dan

iii. menindaklanjuti adanya temuan indikasi


kerawanan terhadap Prajurit dan PNS Pussenif
Kodiklatad dengan melaksanakan penelitian
pendalaman atau Pelaksanaan Litpers Lanjutan (PLL).

(b) menyelenggarakan Litpers terbatas yang bersumber


pada catatan personel/kartu perorangan dalam rangka UKP,
Dik/Sus dan Patjab;

(c) melanjutkan pemeliharaan dan peningkatan


pencatatan pelanggaraan dengan pemeliharaan data secara
komputerisasi dan manual/arsip;

(d) melanjutkan kegiatan pencegahan bahaya Narkoba


bagi personel Pussenif Kodiklatad beserta keluarganya
melalui program P4GN; dan

(e) menyelenggarakan administrasi umum untuk


kepentingan pengamanan.
15

(2) Pengamanan materiil. Menyelenggarakan segala usaha


pekerjaan dan kegiatan mengenai pengamanan materiil, perbekalan,
instalasi, BTB dan keuangan Pussenif Kodiklatad.

(a) Pengamanan Instalasi. Menekankan dan mencegah


kerugian atas tanah dan bangunan/instalasi serta aset milik
Pussenif Kodiklatad dengan melakukan upaya sebagai
berikut:

i. penertiban administrasi kepemilikan yang sah


sesuai ketentuan hukum yang berlaku atas tanah dan
bangunan aset Pussenif Kodiklatad;

ii. mengamankan secara fisik terhadap aset


Pussenif Kodiklatad berupa tanah dan bangunan serta
aset lainnya dengan tidak menyimpang dari prosedur
yang berlaku;

iii. melaksanakan penertiban kembali terhadap


ketentuan penghuni rumah dinas di lingkungan
Pussenif Kodiklatad; dan

iv. meningkatkan fungsi sistem pengamanan


instalasi dari ancaman kebakaran, bencana alam serta
perusakan oleh massa.

(b) Pengamanan perbekalan dan peralatan. Mencegah


terjadinya kehilangan, kerusakan dan penyalahgunaan
Bekpal dengan upaya sebagai berikut:

i. mengamankan ketentuan tata laksana


pengurusan materiil/bekal mulai dari pengadaan,
penerimaan, penyimpanan pendistribusian,
pengawasan, penghapusan sesuai aturan yang
berlaku di TNI AD;

ii. mengaktualkan pendataan Senpi yang dibawa


Pejabat anggota Pussenif Kodiklatad agar terhindar
dari penyalahgunaan;

iii. menginventarisir dan membantu permasalahan


yang dihadapi satuan dalam melaksanakan
peraturan/Protap pengamanan materiil; dan

iv. mengirimkan surat telegram kepada satuan di


jajaran Pussenif Kodiklatad untuk melaksanakan fungsi
dan wewenang LKT baik aspek administrasi maupun
aspek fisik terhadap materiil yang
dipertanggungjawabkan.
(c) Pengamanan perbendaharaan dan keuangan.
Menekan dan mencegah terjadinya kasus kebocoran,
penyalahgunaan dan kerugian keuangan dengan upaya:
16

i. penegakan aturan tentang penertiban


penggunaan dan administrasi anggaran/ keuangan
satuan/badan usaha (Koperasi);

ii. melaksanakan Waskat/verivikasi/kun-jungan


kerja dalam rangka pengamanan anggaran/keuangan
satuan/badan usaha (Koperasi) di jajaran Pussenif
Kodiklatad; dan

iii. meningkatkan fungsi sistem pengamanan


keuangan untuk mengantisipasi dan mencegah
kerugian keuangan satuan/badan usaha (Koperasi) di
lingkungan Pussenif Kodiklatad.

(3) Pengamanan berita dan kegiatan. Menyelenggarakan segala


usaha pekerjaan dan kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan
intelijen terbatas dan menghimpun, mengolah, menganalisa
informasi dari dalam negeri serta menyajikan intelijen yang
diperlukan oleh Danpussenif Kodiklatad.
(a) memberikan saran staf tentang bidang Pambragiat TNI
AD kepada Danpussenif Kodiklatad;

(b) merencanakan, merumuskan, mengkoordinasi-kan dan


mengawasi pengamanan kegiatan Pussenif Kodiklatad dari
segala bentuk usaha rongrongan, sabotase dan tindakan
negatif lainnya baik dari luar maupun dari dalam tubuh
Pussenif Kodiklatad; dan

(c) melaksanakan pengamanan dokumen, informasi untuk


mencegah terjadinya kebocoran dan kehilangan maupun
penyadapan dari pihak lawan.

(4) Bidang P4GN (Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan


dan Peredaran Gelap Narkoba) melaksanakan pengawasan dan
pembinaan personel tentang penyalahgunaan Narkoba Prajurit/PNS
Pussenif Kodiklatad beserta keluarganya.

b) Bagian Latihan. Menyelenggarakan pembinaan latihan fungsi


organik meliputi latihan perorangan, latihan satuan dan latihan terpusat di
satuan Pussenif.

c) Bagian Personel. Menyelenggarakan kegiatan bidang personel


meliputi pembinaan tenaga manusia dan pembinaan personel dalam
rangka Binkar yang meliputi pendidikan, penggunaan, perawatan dan
pemisahan.

d) Bagian Logistik.

(1) Seksi Perbekalan.


(a) mengurus bekal rutin sesuai alokasi dari pusat dan
pengajuan disesuaikan dengan kebutuhan dan jumlah sesuai
DSPP; dan
17

(b) pengajuan bekal untuk mendukung Opsdik, Tar dan


kegiatan lain.

(2) Seksi materiil.


(a) mengurus materiil sesuai alokasi dari pusat dan
pengajuan disesuaikan dengan kebutuhan dan jumlah sesuai
DSPP; dan
(b) pengajuan materiil/Kapsat untuk mendukung Opsdik,
Tar dan kegiatan lain.

(3) Seksi Harbang.


(a) mengurus dukungan pemeliharaan dan pembangunan
fasilitas sesuai alokasi dari pusat dan mengadakan
pengawasan sesuai bestek, spesifikasi dan Rencana
Anggaran Biaya; dan
(b) pengajuan kebutuhan pembangunan dan
pemeliharaan sarana dan fasilitas untuk mendukung
optimalisasi pelaksanaan tugas.

(4) Seksi BMN

(a) mengurus administrasi dukungan Barang Milik Negara


(BMN) baik dukungan pusat, pembelian dari belanja modal,
barang maupun pemeliharaan yang menjadi aset BMN serta
penggunaan sampai dengan penghapusannya; dan
(b) penyiapan bahan-bahan administrasi pemanfaatan
BMN dan hibah barang/jasa serta tanah/bangunan sesuai
ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku.

e) Bagian Teritorial. Bidang Teritorial membantu Danpussenif


Kodiklatad dalam menyelenggarakan fungsi organik di bidang teritorial
secara terbatas yang meliputi perencanaan program dan anggaran,
pembinaan kemampuan teritorial dan pembinaan komunikasi sosial guna
mendukung tugas pokok Pussenif Kodiklatad.

(1) Bidang kemampuan teritorial. Merencanakan, menyusun


dan merumuskan tentang pembinaan kemampuan Prajurit Pussenif
Kodiklatad agar dapat melaksanakan pembinaan kemampuan
teritorial terbatas.

(2) Bidang komunikasi sosial.

(a) Melaksanakan peningkatan kemampuan Komsos bagi


prajurit Pussenif Kodiklatad agar meningkatnya pengetahuan
dan keterampilan prajurit dalam bidang Komsos dengan
komponen bangsa lainnya; dan
(b) Menyelenggarakan Komsos dengan aparat
pemerintah, komponen masyarakat dan KB TNI agar tetap
terjalin hubungan emosional yang positif sehingga prajurit
Pussenif Kodiklatad mencintai dan dicintai rakyat serta
terbangun kesadaran bela negara dan masyarakat.
18

f) Bagian Perencanaan.

(1) Program dan Anggaran.

(a) melaksanakan penyusunan dokumen perencanaan


baik jangka menengah maupun jangka pendek sesuai
dengan ketentuan yang berlaku;

(b) menyusun pelaporan pelaksanaan anggaran Pussenif


dengan memfokuskan pada keakuratan data dan ketepatan
waktu;

(c) meningkatkan penggunaan anggaran berbasis kinerja


sesuai program yang telah ditetapkan sehingga hasilnya
dapat terukur;

(d) menggunakan pagu anggaran yang dialokasikan dan


dijadikan pedoman dalam melaksanakan program untuk
menghindari penyimpangan serta pengalihan sasaran;

(e) melaksanakan disiplin anggaran dengan menyusun


program kerja berdasarkan pagu yang tersedia sebagai batas
tertinggi anggaran yang dapat digunakan, sehingga setiap
kegiatan yang akan dilaksanakan telah terjamin ketersedian
alokasi anggarannya; dan

(f) meningkatkan tertib administrasi pertanggungjawaban


pengguna anggaran guna menghindari kesalahan dalam
pengelolaan dan pemanfaatan anggaran agar mencapai
penilaian Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

(2) Pengendalian dan Pengawasan Anggaran.

(a) menyempurnakan serta mempertajam analisa dan


evaluasi laporan kegiatan dari Satker pada setiap tahap agar
dapat menemukan permasalahan yang dihadapi dalam
pelaksanaan program kerja serta memberikan solusi untuk
mengatasinya;

(b) meningkatkan pengawasan program dan anggaran


serta melaksanakan peninjauan secara fisik di lapangan
terhadap semua proyek/kegiatan secara akuntabel, tepat
waktu dan tepat sasaran sehingga tidak menimbulkan
permasalahan dalam penyelesaiannya;

(c) meningkatkan manajemen pengawasan dan akurasi


pengendalaian serta mencegah terjadinya penggunaan dan
penyaluran anggaran yang tidak tepat; dan
(d) memadukan keseimbangan antara penyaluran
anggaran yang dikeluarkan dengan kemampuan penyerapan
anggaran

g) Bagian Tata Usaha.


19

(1) melaksanakan kegiatan tulisan dinas sebagai berikut:

(a) kegiatan koreksi naskah tulisan dinas;


(b) pembuatan undangan rapat;
(c) pembuatan laporan pengiriman Pos Dinas Angkatan
Darat; dan
(d) pembuatan Laporan Program Kerja bidang Tata
Usaha.

(2) melaksanakan pendistribusian tulisan dinas sebagai berikut:

(a) mendistribusikan produk/surat masuk tepat waktu dan


tepat alamat;
(b) mendistribusikan produk/surat keluar melalui
pengiriman Pos Dinas Angkatan Darat; dan
(c) koordinasi dengan staf terkait sesuai dengan disposisi
surat.

(3) melaksanakan kegiatan pengelolaan arsip:


(a) sebagai Unit Pengelola Arsip (UPK); dan
(b) sebagai Unit Kearsipan I (UK).

(4) melaksanakan pengawasan dan pengedalian


penyelenggaraan Minu AD.

3) Pelayanan.

a) Detasemen Markas.

(1) menerima, menjabarkan dan melaksanakan petunjuk umum


tentang kegiatan penyelenggaraan latihan bagi personel Pussenif
Kodiklatad;

(2) mempelajari dan menjabarkan Direktif Latihan dari


Danpussenif Kodiklatad;

(3) merencanakan, melaksanakan, mengawasi dan mengen-


dalikan pelaksanaan latihan; dan

(4) mengevaluasi dan menyampaikan laporan hasil pelaksanaan


latihan di lingkungan Markas Pussenif Kodiklatad.

b) Infolahta.

(1) merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan kegiatan


yang berkaitan dengan sistem informasi serta pengolahan data di
lingkungan Pussenif Kodiklatad;
20

(2) mengumpulkan, mengolah, menyusun dan menyajikan data


elektronis secara terus menerus meliputi perubahan status personel,
kondisi materiil, pangkalan, peranti lunak serta latihan di satuan
Infanteri; dan

(3) menyiapkan peranti keras dan peranti lunak secara terbatas.

c) Penerangan.

(1) menyiapkan penerangan ke dalam lingkungan Pussenif


melalui penerangan satuan, sehingga publik internal dapat
memahami akan tugas dan kewajibannya dalam mendukung tugas
pokok;

(2) melaksanakan penerangan keluar lingkungan Pussenif


melalui penerangan umum, sehingga publik eksternal dalam
mendukung pelaksanaan tugas pokok;

(3) melaksanakan penerangan khusus dalam rangka mendukung


pencapaian tugas pokok;

(4) menyediakan bahan penerangan bagi Danpussenif berupa


naskah amanat dan naskah pidato; dan

(5) melaksanakan dan menyediakan dokumentasi kegiatan


Pussenif.

d) Kesehatan.

(1) merencanakan dan melaksanakan pelayanan kesehatan


preventif dan kuratif;

(2) memberikan saran yang berhubungan dengan peningkatan


pelayan kesehatan untuk organik Pussenif Kodiklatad maupun
dukungan kesehatan kepada penyelenggaraan pendidikan serta
sanitasi lingkungan; dan

(3) menyiapkan data, menyusun laporan tentang layanan dan


dukungan kesehatan kepada komando atas.

4) Pusdikif.

a) Bidang penyelenggaraan fungsi utama:

(1) Operasional Pendidikan. Meliputi segala usaha, pekerjaan


dan kegiatan di bidang perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
yang berkaitan dengan proses belajar mengajar.

(2) Pengkajian Pengembangan Pendidikan. Meliputi segala


usaha, pekerjaan dan kegiatan di bidang perencanaan, pelaksanaan
dan pengawasan yang berkaitan dengan penelitian dan
pengembangan operasional pendidikan.
21

b) Bidang penyelenggaraan fungsi organik Militer. Meliputi segala


usaha pekerjaan dan kegiatan di bidang perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian dan pengawasan yang berkaitan dengan Intelpam,
pendidikan dan latihan, personel, logistik, administrasi umum serta
pembinaan teritorial sesuai dengan paradigma baru TNI secara terbatas.

c) Bidang penyelenggaraan fungsi organik pembinaan. Meliputi


segala usaha, pekerjaan dan kegiatan di bidang perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan yang
berkaitan dengan manajemen Pusdikif Pussenif.

BAB IV
POKOK-POKOK PETUNJUK PERENCANAAN

12. Rencana Anggaran Pussenif Kodiklatad Tahun 2020. Rencana kebutuhan anggaran
Pussenif Kodiklatad tahun 2020 sebesar sebesar Rp. 315.636.523.000,- (Tiga ratus lima belas
milyar enam ratus tiga puluh enam juta lima ratus dua puluh tiga ribu rupiah) dengan rincian
sebagai berikut:

a. Program dukungan kesiapan Matra Darat, sebesar Rp. 6.412.639.000,- terdiri


dari:

1) penyelenggaraan intelijen dan pengamanan Matra Darat Rp. 205.400.000,-

2) pemeliharaan/perawatan non alutsista Rp. 271.740.000,-

3) penyelenggaraan kegiatan teritorial Matra Darat Rp. 56.000.000,-

4) penelitian dan pengembangan pertahanan Matra Darat Rp. 5.850.499.000,-

5) penyelenggaraan pembinaan potensi nasional menjadi kekuatan


pertahanan Rp. 29.000.000,-

b. Program modernisasi Alutsista dan non Alutsista, sarana dan prasarana Matra
Darat (diajukan melalui areal service), sebesar Rp. 23.030.785.000,- terdiri dari:

1) pengadaan/penggantian senjata dan munisi Rp. 14.033.878.000,-

2) pengadaan/penggantian material non Alutsista Rp. 5.479.407.000,-

3) pengembangan fasilitas sarana dan prasarana Rp. 3.517.500.000,-

c. Program peningkatan profesionalisme personel Matra Darat sebesar Rp.


31.927.498.000,- terdiri dari:

1) latihan Matra Darat Rp. 5.218.185.000,-

2) latihan bersama Internasional Rp. 861.849.000,-

3) pendidikan pertama Matra Darat Rp. 4.360.455.000,-

4) pendidikan pembentukan Matra Darat Rp. 9.233.588.000,-


22

5) pendidikan pengembangan umum/rutin Matra Darat Rp. 5.673.424.000.-

6) pendidikan pengembangan spesialisasi Matra Darat Rp. 6.589.997.000,-

d. Program penyelenggaraan manajemen dan operasional Matra Darat sebesar Rp.


254.265.601.000 terdiri dari:

1) penyelenggaraan perawatan personel Matra Darat Rp. 164.397.858.000,-


2) penggiatan fungsi Matra Darat Rp. 1.644.312.000,-
3) pemeliharaan/perawatan peralatan fungsional, fasilitas dan Sarpras
perkantoran (diajukan melalui areal service) Rp. 64.873.475.000,-

4) penyelenggaraan administrasi personel Rp. 1.196.626.000,-

5) penyelenggaraan Penpas dan Penum Rp. 60.000.000,-

6) penyelenggaraan administrasi umum Rp. 16.682.454.000,-

7) penyelenggaraan Administrasi Pembinaan, Perencanaan, Penganggaran


dan Keungan sebesar Rp. 5.410,876.000,-

13. Sasaran Pembangunan Tahun 2020. Adapun sasaran pembangunan Pussenif


Kodiklatad tahun 2020 diarahkan untuk mendukung sasaran pembangunan TNI AD dengan
tetap memperhatikan tugas pokok Kodiklatad.

a. Program Dukungan Kesiapan Matra Darat.

1) terselenggaranya pengamanan intelijen dan pengamanan matra darat


meliputi pengamanan personel, materiil/dokumen dan berita/kegiatan serta
melaksanakan deteksi dini dan cegah dini;

2) terpeliharanya/perawatan non alutsista melalui pemeliharaan dan


perbaikan peralatan dan mesin diantaranya alhub, AC, mesin stasioner, komputer,
data materiil, data personel, Har Ranmor, Har alsatri/alsintor, Har Alsik, Har APK
agar dalam kondisi siap operasional;

3) terselenggaranya kegiatan teritorial Matra Darat melalui kegiatan Binter


Satuan Non Kowil dan lomba karya tulis Teritorial dalam rangka mendukung
tercapainya Tupok Pussenif Kodiklatad dan memperkokoh kemanunggalan TNI
AD dengan rakyat;

4) tercapainya penelitian dan pengembangan pertahanan Matra Darat melalui


kegiatan penelitian, pengkajian, pengembangan dan rancang bangun serta
evaluasi untuk meningkatkan kemampuan materiil, personel dan organisasi; dan

5) terselenggaranya pembinaan potensi nasional menjadi kekuatan


pertahanan melalui kegiatan Karya Bhakti Sat Non Kowil dan Komsos serta
Kommas.
b. Program Modernisasi Alutsista dan Non Alutsista, Sarana dan Prasarana
Matra Darat.

1) tercapainya pengadaan/penggantian materiil alutsista/non alutsista dan


sarpras melalui modernisasi dan peningkatan materiil non alutsista dalam rangka
23

pencapaian sasaran pembinaan kekuatan serta kemampuan Pussenif Kodiklatad


menuju Essential Force; dan
2) tercapainya pengembangan fasilitas sarana dan prasarana matra darat,
melalui modernisasi dan peningkatan fasilitas sarpras tempur dalam rangka
pencapaian sasaran pembinaan kekuatan serta kemampuan Pussenif Kodiklatad
menuju Essential Force.

c. Program Peningkatan Profesionalisme Personel Matra Darat.

1) terlaksananya latihan Matra Darat untuk mewujudkan profesionalisme


personel dan satuan dalam rangka pencapaian sasaran pembinaan kekuatan dan
kemampuan Pussenif Kodiklatad menuju Essential Force melalui latihan
perorangan, latihan satuan, latihan terpusat, penataran terpusat dan
Aswaslat/Dalwaslat secara rutin dan terjadwal;

2) terlaksananya pendidikan pengembangan umum/rutin Matra Darat untuk


mewujudkan profesionalisme personel dan satuan dalam rangka pencapaian
sasaran pembinaan kekuatan dan kemampuan TNI AD menuju Essential Force
melalui pendidikan pengembangan umum personel TNI AD sesuai kebutuhan
organisasi; dan

3) terlaksananya pendidikan pengembangan spesialisasi Matra Darat untuk


mewujudkan profesionalisme personel dan satuan dalam rangka pencapaian
sasaran pembinaan kekuatan dan kemampuan TNI AD menuju Essential Force
melalui pendidikan pengembangan spesialisasi sesuai kebutuhan organisasi.

d. Program Penyelenggaraan Manajemen dan Operasional Matra Darat.

1) terlaksananya kegiatan penyelenggaraan perawatan personel Matra Darat


yang meliputi pembayaran tunjangan keahlian/brevet, dana representasi,
pembayaran gaji dan tunjangan, uang lembur, tunjangan kinerja;

2) terlaksananya kegiatan fungsi Matra Darat meliputi penyelenggaraan


dukungan Kodal, Duksus Renprogar, Binku, kirim Dokku, ATK, cetak, biaya bahan
baku sarana komputer untuk kelancaran pelaksanaan tugas;

3) terlaksananya kegiatan penyelenggaraan administrasi personel yaitu uang


makan non organik;

4) terlaksananya pemeliharaan/perawatan peralatan fungsional, fasilitas dan


sarpras perkantoran yaitu melaksanakan pemeliharaan rutin gedung perkantoran;

5) terlaksananya penyelenggaraan administrasi perbekalan dan dukungan


bekal meliputi:

a) dukungan bahan Bakar Minyak dan Pelumas rutin untuk mendukung


kelancaran kegiatan latihan dan pendidikan; dan

b) dukungan Kaporlap prajurit sesuai dengan norma kepemilikan guna


memberikan kebanggaan dan kesejahteraan.

6) terlaksananya penyelenggaraan administrasi umum yang meliputi Bintal,


pembinaan olahraga, Binsat dan Hartapsat, perawatan arsip Minu, Watdoksus,
24

sidang jabatan pangkat, sidang Tahorneg, pembinaan Infolahta, Simak BMN,


pembinaan Sisfopers, pembinaan tradisi korps Infanteri, perjalanan dinas rutin,
perjalanan dinas mutasi (terpusat), biaya Inspeksi Satif, Jukcan dan Reformasi
Birokrasi; dan

7) terlaksananya penyelenggaraan administrasi pembinaan, perencanaan dan


keuangan meliputi penyusunan produk-produk perencanaan bidang organisasi,
doktrin dan petunjuk.

14. Kebijakan Pembangunan Tahun 2020. Dengan tetap mengacu kepada kebijakan
pembangunan TNI AD TA 2020 dan mencermati serta mempertimbangkan perkembangan
situasi yang akan dihadapi dalam pelaksanaan tugas-tugas Pussenif Kodiklatad TA 2020, maka
kebijakan Pussenif Kodiklatad dititikberatkan pada bidang fungsi utama dan organik militer.

a. Fungsi Utama.

1) Pembinaan Kesenjataan.

a) meningkatkan kualitas dan jiwa korsa prajurit serta kemampuan


kepemimpinan Komandan Satuan Infanteri;
b) meningkatkan pembinaan terhadap Perwira Infanteri sesuai dengan
pola karier TNI AD, melalui pembinaan personel dan pembinaan tradisi
Korps Infanteri; dan

c) memelihara dan meningkatkan kemampuan bagi prajurit satuan


Infanteri Reguler, Para Raider, Raider dan Mekanis.

2) Pembinaan Doktrin.

a) menyempurnakan dan melengkapi Doktrin, peraturan dan petunjuk


sebagai pedoman satuan Infanteri dalam meningkatkan kemampuan
prajurit dan satuan-satuan Infanteri; dan

b) menyempurnakan Penyusunan Pembentukan, Validasi dan Masa Uji


Coba Orgas Satuan Tempur Infanteri sebagai pedoman satuan Infanteri
dalam melaksanakan tugas.

3) Pembinaan Pendidikan.

a) merumuskan dan menyusun program pendidikan Infanteri di


Lemdikrah dan Pusdikif;

b) meningkatkan kualitas perangkat kendali pendidikan tingkat


kebijaksanaan dengan menyusun/revisi kurikulum dan hanjar;

c) menyelenggarakan kegiatan Asistensi pendidikan di Lemdikrah dan


Pusdikif guna meningkatkan kualitas operasional pendidikan; dan

d) menyelenggarakan administrasi pendidikan Infanteri dengan baik


sehingga memenuhi ketentuan tertib administrasi.

4) Pembinaan Latihan.
25

a) menyusun, mengkaji dan mengevaluasi Proglatsi Satuan Infanteri


secara teknis agar latihan infanteri terstandarisasi;

b) merencanakan, menyiapkan dan melaksanakan asistensi dan


pengawasan latihan sebagai bimbingan teknis, pengawasan dan
pengendalian teknis kecabangan kepada satuan-satuan Infanteri;

c) mengevaluasi hasil latihan satuan infanteri sebagai pedoman


penyelenggaraan peningkatan kemampuan pelatih melalui penataran
terpusat; dan

d) menyelenggarakan penataran terpusat dalam rangka mewujudkan


kemampuan pelatih yang handal dan menjamin ketersediaan tenaga
pelatih yang profesional.

5) Pembinaan Penelitian dan Pengembangan.

a) membuat dan merumuskan kegiatan penelitian dan pengembangan


kesenjataan Infanteri yang meliputi bidang insani, bidang materiil dan
bidang organisasi taktik dan teknik operasi bagi satuan Infanteri;

b) melaksanakan kegiatan penelitian/kajian melalui tahapan:


(1) tahap perencanaan;
(2) tahap persiapan;
(3) tahap pelaksanaan; dan
(4) tahap akhir.
c) melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan pertahanan,
berpedoman pada Bujuknis Dislitbangad dan Bujuknis Litbang Infanteri.

b. Fungsi Organik.

1) Pengamanan.

a) Pengamanan personel. Meningkatkan pengamanan personel dari


upaya penyusupan ideologi dan paham radikal lainnya ke dalam tubuh
Pussenif Kodiklatad dengan melakukan penelitian personel pada
penerimaan personel baru dan pengusulan personel pada semua strata
jabatan strategis serta peningkatan pencatatan personel dan pengawasan.

b) Pengamanan materiil. Meningkatkan sistem pengamanan materiil


Pussenif Kodiklatad agar tidak terjadi kerugian, kehilangan, kerusakan dan
penyalahgunaan materiil satuan yang dilakukan oleh pihak luar maupun
oknum satuan melalui pengawasan melekat Dan/Dir/Ka/Pimpinan satuan
dan pengawasan fungsional dari komando atas.

c) Pengamanan berita dan kegiatan. Meningkatkan sistem


pengamanan dokumen dan informasi guna mencegah terjadinya
kebocoran dan kehilangan serta meningkatnya sistem pengamanan
kegiatan Pussenif Kodiklatad untuk menghindari kerugian personel dan
materiil.
26

2) Latihan.

a) menyelenggarakan program pembinaan latihan meliputi latihan


perorangan dan Latihan Tingkat Satuan di Pussenif dan Pusdikif;

b) melaksanakan program pengendalian latihan melalui kegiatan


pengawasan dan peninjauan langsung kegiatan latihan serta pemeriksaan
dokumen/produk-produk latihan satuan Pussenif dan Pusdikif;

c) melaksanakan evaluasi kegiatan latihan secara cermat dan teliti


sehingga dapat dijadikan sebagai bahan perbaikan pada pelaksanaan
program pembinaan latihan di tahun berikutnya; dan

d) menyelenggarakan program pembinaan jasmani secara tepat di


Pussenif.

3) Personel. Pokok-pokok kebijakan bidang personel meliputi bidang


pembinaan tenaga manusia dan pembinaan personel sebagai berikut:

a) Pembinaan Tenaga Manusia. Menata komposisi personel dalam


rangka menentukan kebutuhan personel sesuai kebutuhan organisasi.

b) Pembinaan personel.

(1) Pendidikan. Dalam rangka meningkatkan profesionalisme


prajurit pada TA 2020 mengusulkan organik Militer dan PNS untuk
mengikuti Dikbangum/Dikbangspes sesuai program komando atas.
(2) Pembinaan karier.
(a) pola pembinaan karier dilaksanakan secara terarah,
adil dan obyektif sehingga setiap personel mendapat
kesempatan yang sama untuk mencapai kariernya;
(b) penempatan jabatan Perwira dilaksanakan secara
konsisten melalui mekanisme seleksi karier dan sidang
jabatan dengan kriteria penilaian moralitas, dedikasi, loyalitas
dan kemampuan;

(c) perencanaan TOD/TOA bagi personel yang sudah


mencapai masa tugas selama 3 s.d. 4 tahun sebagai upaya
penyegaran; dan
(d) usul kenaikan pangkat Prajurit dengan pertimbangan
persyaratan nilai samapta minimal 51, khusus untuk Prajurit
Bintara dan Tamtama harus lulus UTP/UTJ.

(3) Perawatan.

(a) pembinaan hukum, disiplin dan tata tertib melalui


penyuluhan hukum;
(b) pembinaan mental diarahkan untuk memantapkan
moralitas melalui penyelenggaraan Bintal terpadu;
(c) pembinaan Jahril berupa usul untuk mendapatkan
tanda kehormatan negara;
27

(d) pembinaan jasmani melalui kegiatan aerobik dan


Oraum dan pembinaan jasmani setiap hari baik mandiri dan
kelompok; dan
(e) pembinaan kesehatan melalui penyuluhan,
pencegahan dan rikkes berkala bagi personel yang berusia
41 tahun ke atas.

(4) Pemisahan.

(a) pemisahan prajurit dilaksanakan sesuai dengan


ketentuan yang berlaku; dan

(b) pemberhentian tidak dengan hormat melalui prosedur


yang berlaku.

4) Logistik.

a) pengajuan dan pemeliharaan materiil/bek yang optimal dan


terencana guna meningkatkan kesiapan dalam rangka mendukung tugas
harian maupun tugas operasional pendidikan/latihan dan penataran yang
diselenggarakan;

b) melaksanakan pemeliharan pangkalan dan fasilitas sesuai prosedur


dan kemampuan satuan;

c) melanjutkan pengajuan kebutuhan sarana dan prasarana sesuai


kebutuhan satuan dan perkembangan di lapangan serta kondisi yang
memungkinkan;

d) melaporkan kondisi asset yang dimiliki serta mengkoordinasikan


masalah penguasaan asset TNI AD oleh pihak lain secara terus menerus;
dan

e) melaksanakan pengembangan pangkalan demi terlaksananya tugas


pokok dan antisipasi terhadap klaim kerugian dari pihak lain terhadap
tanah/medan latihan yang dimiliki dengan merencanakan pengajuan
pembebasan lahan milik warga yang berbatasan langsung ataupun ada
kepentingan dengan pendidikan/latihan yang akan diprogramkan.

5) Teritorial. Memelihara dan meningkatkan kemampuan pembinaan teritorial


Satnonkowil yang ditujukan pada terwujudnya kemampuan prajurit, baik
perorangan maupun satuan guna membantu Satuan Kewilayahan dengan cara:

a) mensinergikan Binter Sat Non Kowil dan Satkowil untuk


menumbuhkan kerja sama, harmonisasi, sinkronisasi serta koordinasi
sehingga memudahkan dalam menentukan wilayah, sasaran binaan dan
kegiatan Binter untuk menghindari terjadinya inefisiensi;
b) meningkatkan kemampuan perencanaan, pengawasan dan
pengendalian pelaksanaan program pembinaan teritorial yang berhasil
guna melalui pembinaan kemampuan teritorial, pembinaan perlawanan
wilayah, pembinaan komunikasi sosial dan Bakti TNI;
28

c) meningkatkan kemampuan Komsos dengan titik berat peningkatan


kualitas dan kuantitas terhadap komponen masyarakat;

d) pertajam dan perbesar hasil program Pembinaan Teritorial Sat Non


Kowil, Pembinaan Perlawanan Wilayah, Karya Bhakti TNI Sat Non Kowil
dan Komunikasi Sosial dengan Komponen Masyarakat di sekitar
pangkalan;

e) pedomani Direktif dari komando atas dalam setiap penyelenggaraan


kegiatan teritorial dan koordinasikan dengan satuan Kowil sehingga
pelaksanaannya tepat sasaran dan tidak terjadi penyimpangan; dan

f) melaksanakan pengendalian, pengawasan dan evaluasi


pelaksanaan kegiatan teritorial sehingga terwujud kemanunggalan dengan
rakyat guna mencapai tugas pokok satuan.

6) Perencanaan.

a) menyelenggarakan penertiban penyelenggaraan administrasi


anggaran dan menyalurkan dukungan sesuai alokasi dana yang didukung
dari komando atas; dan

b) menyelenggarakan pengawasan dan pengendalian program dan


anggaran sehingga program dan anggaran dapat dilaksanakan sesuai
dengan perundang-undangan yang berlaku.

7) Tata Usaha.

a) melaksanakan kegiatan tulisan dinas sebagai berikut:

(1) kegiatan koreksi naskah tulisan dinas;

(2) pembuatan undangan rapat;

(3) pembuatan laporan pengiriman Pos Dinas Angkatan Darat;


dan

(4) pembuatan Laporan Program Kerja bidang Tata Usaha.

b) melaksanakan kegiatan tulisan dinas sebagai berikut:

(1) mendistribusikan produk/surat masuk tepat waktu dan tepat


alamat;

(2) mendistribusikan produk/surat keluar melalui pengiriman Pos


Dinas Angkatan Darat; dan

(3) koordinasi dengan staf terkait sesuai dengan disposisi surat.

c) melaksanakan kegiatan pengelolaan arsip:

(1) sebagai Unit Pengola Arsip (UPK); dan

(2) sebagai Unit Kearsipan I (UK).


29

d) melaksanakan pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan


Minu AD.

c. Pelayanan.

1) Detasemen Markas. Menyelenggarakan pelayanan kemarkasan yang


meliputi pengamanan dan operasi, pembinaan jasmani Militer, pembinaan mental,
pembinaan teritorial terbatas, pelayanan administrasi dan logistik, pengawalan,
pelayanan angkutan, pengendalian penggunaan perumahan/pergudangan serta
penegakan peraturan, tata tertib dan urusan dalam.

2) Infolahta.

a) melaksanakan pemeliharaan perangkat keras dan perangkat lunak


komputer;
b) pengumpulan dan penyajian data Perwira Infanteri dan personel
Pussenif Kodiklatad serta kegiatan up date data RH Perwira Infanteri
melalui Kep atau Sprin dari Kotama/satuan-satuan pengguna;
c) pengumpulan dan penyajian data materiil satuan Infanteri dan
Pussenif Kodiklatad;
d) melaksanakan pemeliharaan jaringan internet LAN dan website
Pussenif Kodiklatad;

e) melaksanakan pemeliharaan jaringan wifi (Indonesia Wifi); dan


f) melaksanakan pemeliharaan jaringan Sisfopers offline dan jaringan
backbone Sisfo AD.

3) Penerangan.

a) meningkatkan mutu informasi/penerangan kepada personel Pussenif


baik Militer, PNS maupun peserta didik, sehingga tidak terpengaruh
dengan berita palsu (hoax);

b) mengumpulkan, mengolah dan menyajikan informasi yang terkini


untuk disampaikan dalam bentuk naskah amanat, naskah pidato dan
buletin;

c) memelihara dan mengamankan peranti lunak dan peranti keras


dalam rangka mendukung tugas penerangan; dan

d) melaksanakan administrasi di Penerangan Pussenif Kodiklatad.

4) Kesehatan.

a) meningkatkan mutu pelayanan kepada organik militer dan PNS,


tetapi tidak mengabaikan pasien BPJS umum dalam rangka melaksanakan
tugas sebagai Faskes tingkat I; dan
30

b) memelihara dan merawat Alkes yang ada sehingga siap pakai dan
memperpanjang usia pakai.

d. Pusdikif.

1) Fungsi utama.

a) Pendidikan.

(1) menyusun dan menyiapkan rencana operasi pendidikan yang


berhubungan dengan perangkat kendali pendidikan tingkat
operasional setiap jenis pendidikan yang dilaksanakan di Pusdikif;

(2) mengatur, mengawasi dan mengendalikan kegiatan


operasional pendidikan yang berhubungan dengan proses belajar
dan mengajar;

(3) mengkoodinasikan penentuan penggunaan alat instruksi dan


alat penolong instruksi serta fasilitas pendidikan yang diperlukan
dalam rangka mendukung kelancaran pelaksanaan pendidikan;

(4) menyelenggarakan kegiatan administrasi pendidikan dan


menyusun laporan pelaksanaan pendidikan; dan

(5) merencanakan pelaksanaan dan menyiapkan bahan sidang


Dewan Penasehat Pendidikan(kelulusan dan Wanhandiksus).

b) Latihan.

(1) menjabarkan program latihan menjadi rencana latihan sesuai


dengan jenis latihan yang diselenggarakan Pusdikif;

(2) menyelenggarakan dan mengkoordinasikan penyelenggaraan


latihan yang menjadi tanggung jawab Pusdikif;

(3) melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap


penyelenggaraan latihan di Pusdikif;

(4) melaksanakan koordinasi dengan LKT yang berhubungan


dengan sarana dan prasana latihan; dan

(5) menyusun dan menghimpun laporan yang berkaitan dengan


latihan.

c) Pengkajian dan Pengembangan.

(1) menyelenggarakan kegiatan pengamatan, pencatatan serta


pengumpulan data dan keterangan sebagai bahan evaluasi dan
31

pengkajian terhadap penyelenggaraan pendidikan dan latihan di


Pusdikif;
(2) menyelenggarakan pengkajian dan pengembangan
pendidikan dan latihan serta hasil didik dan latihan untuk
meningkatkan mutu pendidikan dan latihan;

(3) melaksanakan penelitian, penelaahan, analisa dan studi


dalam rangka pengembangan pendidikan dan latihan;

(4) memberikan saran hasil pengkajian dan pengembangan


pendidikan dan latihan untuk menentukan kebijaksanaan guna
kesempurnaan penyelenggaraan pendidikan dan latihan
selanjutnya;

(5) membantu Katimgumil dalam rangka pembinaan kemampuan


Gumil; dan

(6) menyusun dan menghimpun laporan hasil pengkajian dan


pengembangan pendidikan dan latihan.

2) Fungsi organik.

a) Pengamanan.

(1) menyelenggarakan pengamanan, personel, materiil,


pemberitaan dan kegiatan;

(2) keamanan  personel,  materiil,  berita  dan  kegiatan dalam


setiap pelaksanaan pendidikan dan latihan  memerlukan prioritas
dari semua pihak dengan tidak mengurangi mutu dan tingkat
kesulitan pendidikan dan latihan; dan
(3) Binter Sat non Kowil. Menyelenggarakan Binter Sat non
Kowil (komsos, anjangsana, olahraga bersama, kerohanian dan
pekan bhakti).

b) Latihan.

(1) menyelenggarakan program pembinaan latihan meliputi


latihan perorangan, Latihan Satuan dan Latihan Terpusat serta
Latihan Dalam Satuan (LDS) di satuan Pusdikif;

(2) melaksanakan Dalwas melalui kegitan pengawasan dan


peninjauan langsung kegiatan latihan serta pemeriksaan
dokumen/produk-produk latihan satuan Pusdikif; dan
(3) menyelenggarakan program pembinaan jasmani secara tepat
di seluruh satuan Pusdikif.
c) Personel.

(1) menyelenggarakan pembinaan personel yang meliputi


penggunaan, perawatan dan pemisahan; dan
(2) dalam pembinaan akademik dan fisik agar setiap  personel
Pusdikif Pussenif melaksanakan program satuan  secara  bertingkat
dan berlanjut.
32

d) Logistik. Menyelenggarakan pembinaan logistik satuan yang


meliputi pembekalan, pemeliharaan, perawatan dan angkutan.

e) Teritorial. Menyelenggarakan kegiatan teritorial melalui temu cepat


dan lapor cepat baik tingkat perorangan maupun satuan dan komsos
dengan seluruh komponen bangsa.

15. Prioritas Pembangunan Tahun 2020. Prioritas pembangunan Pussenif Kodiklatad


Tahun 2020 mengacu kepada penentuan prioritas pembangunan TNI AD tahun 2020 yang
didasarkan pada Rancangan Awal Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2020, sebagai
berikut:

a. Program Dukungan Kesiapan Matra Darat, dengan tujuannya adalah mencapai


tingkat kesiapan Alutsista dan fasilitas/Sarpras dalam rangka pencapaian sasaran
pembinaan kekuatan dan kemampuan Pussenif Kodiklatad menuju pembangunan
kekuatan pokok minimum/Minimum Essential Force (MEF) diprioritaskan pada:

1) peningkatan sarana dan prasarana di satuan jajaran Pussenif Kodiklatad;

2) penyelenggaraan kerjasama Internasional Matra Darat (bidang pendidikan


dan latihan); dan

3) penyelenggaraan kegiatan teritorial Matra Darat.

b. Program Modernisasi Alutsista dan Non Alutsista, Sarana dan Prasarana


Matra Darat, dengan tujuannya adalah melaksanakan modernisasi dan peningkatan
Alutsista dan fasilitas/Sarpras dalam rangka pencapaian sasaran pembinaan kekuatan
serta kemampuan Pussenif Kodiklatad menuju pembangunan kekuatan pokok
minimum/Minimum Essential Force (MEF) diprioritaskan pada:

1) pemenuhan kebutuhan Alutsista satuan jajaran Pussenif Kodiklatad yang


akan digunakan untuk peningkatan profesionalisme prajurit; dan

2) pengembangan sarana dan prasarana Pussenif untuk mendukung kegiatan


pendidikan dan latihan.

c. Program Peningkatan Profesionalisme Personel Matra Darat, dengan


tujuannya adalah mewujudkan profesionalisme personel dan satuan dalam rangka
pencapaian sasaran pembinaan kekuatan dan kemampuan Pussenif Kodiklatad menuju
pembangunan kekuatan pokok minimum/Minimum Essential Force (MEF) diprioritaskan
pada:

1) peningkatan kualitas pendidikan pengembangan umum/rutin;

2) peningkatan kualitas pendidikan pengembangan spesialisasi; dan

3) pembangunan sarana dan prasarana untuk peningkatan profesionalisme


personel.

d. Program Penyelenggaraan Manajemen dan Operasional Matra Darat, dengan


tujuannya adalah mewujudkan kekuatan dan kemampuan Pussenif Kodiklatad menuju
pembangunan kekuatan pokok minimum/Minimum Essential Force (MEF) diprioritaskan
pada:
33

1) penyelenggaraan administrasi personel;


2) pemeliharaan/perawatan peralatan fungsional, fasilitas dan Sarpras
perkantoran; dan
3) penyelenggaraan administrasi perbekalan dan dukungan bekal.

BAB V
PENUTUP

16. Penekanan. Hal-hal pokok yang harus menjadi perhatian dalam proses perencanaan
pembangunan Pussenif Kodiklatad tahun 2020, sebagai berikut:

a. Bidang Pengamanan.

1) melaksanakan komunikasi intensif secara formal maupun non formal


antara aparat pengamanan (Pam) satuan jajaran Pussenif Kodiklatad dengan
instansi lain guna terwujudnya tingkat koordinasi yang baik dalam rangka
meningkatkan ketajaman informasi, keterangan dan data yang dapat digunakan
untuk mencegah terjadinya konflik di daerah;

2) melaksanakan pemantauan secara terus menerus terhadap kemungkinan


adanya gangguan keamanan dengan mengoptimalkan manajemen dan sistem
pada fungsi pengamanan secara terpadu sesuai kewenangannya; dan

3) mewujudkan persamaan pandangan aparat pengamanan dalam rangka


deteksi dini, cegah dini dan peringatan dini dengan meningkatkan interoperability
antar instansi guna tercapainya situasi yang kondusif, aman dan terkendali.

b. Penekanan Bidang Operasi/Latihan.

1) meningkatkan kualitas latihan satuan jajaran Pussenif Kodiklatad, sesuai


program latihan standarisasi (Proglatsi) satuan mulai dari Latihan Perorangan
(Lator) sampai dengan tingkat Latihan Satuan (Latsat);

2) meningkatkan kemampuan satuan jajaran Pussenif Kodiklatad dengan


pemberian kemampuan mahir menembak dan kemampuan bela diri militer;

3) meningkatkan pemenuhan alkap, alkapsus dan sarpras yang dibutuhkan


untuk pelaksanaan latihan dengan memperhatikan tugas pokok Pussenif
Kodiklatad; dan

4) meningkatkan kualitas perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan


pengakhiran dalam setiap kegiatan latihan dan kegiatan lainnya baik yang bersifat
mandiri dan terpadu melalui pemutakhiran doktrin, petunjuk dan prosedur sesuai
dengan perkembangan terkini.

c. Penekanan Bidang Personel.


34

1) menyelenggarakan bimbingan Pra Seldik terhadap personel yang


diusulkan/diajukan untuk mengikuti Dikbangum, Dikbangspes dan Diktuk dengan
mengacu pada materi Seldik antara lain:

a) akademik;
b) aplikasi dinas staf dan taktik;
c) psikologi (konsultasi);
d) kesegaran jasmani;
e) kesehatan (konsultasi); dan
f) bahasa Inggris.

2) memelihara/meningkatkan moril anggota dan kewibawaan pimpinan di


lapangan, kepada pejabat komandan satuan dapat diberikan kewenangan untuk
memilih/menentukan anggotanya yang terbaik sebagai peserta didik dengan
catatan jasmani dan kesehatannya harus memenuhi syarat;
3) melaksanakan proses pemisahan agar selalu berpedoman pada
Keputusan Kasad Nomor Kep/484/IX/2014 tanggal 19 September 2014 tentang
Petunjuk Teknis Pengakhiran Dinas Keprajuritan;

4) meningkatkan koordinasi dan ketelitian dengan Staf yang terkait dan


meminimalisir margin error untuk menghindari kesalahan dalam proses MPP/PDH
maupun PDTH karena kesalahan tersebut akan berpengaruh pada nasib personel
khususnya dalam hal pemberian rawatan purna dinasnya yang mengakibatkan
kerugian bukan saja bagi personel tetapi juga institusi; dan

5) melaksanakan pembinaan personel militer/PNS Pussenif Kodiklatad yang


akan mendekati MPP/Pensiun dan akan mengikuti program Bektram dan Transad
agar berpedoman pada Peraturan Kasad Nomor Perkasad/9/VI/2009 tanggal 22
Juni 2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Transmigrasi dan
Pemukiman kembali personel Angkatan Darat dan Surat Keputusan Kasad Nomor
Skep/578/XII/2005 tanggal 30 Desember 2005 tentang Buku Petunjuk
Administrasi tentang Penyiapan Penyaluran dan Penyediaan Lapangan Kerja.

d. Penekanan Bidang Logistik.

1) melaksanakan program kerja masing-masing Satker jajaran Pussenif


Kodiklatad, ajukan SPMO untuk pekerjaan yang membutuhkan waktu lama
dengan begitu pekerjaan fisik bisa dimulai sebelum turunnya otorisasi;

2) menghindari perubahan sasaran dan laksanakan koordinasi secara intensif


dengan staf terkait dalam pelaksanaan program kerja guna menghindari
keterlambatan;

3) melaksanakan pendataan logistik secara berkelanjutan, sehingga dihasilkan


data yang valid sebagai bahan perencanaan yang baik tepat sasaran dan skala
prioritas yang tajam; dan
4) melaksanakan kegiatan logistik dengan tertib dan akuntabel agar terjadi
sinergitas antara perencanaan, pelaksanaan, pelaporan maupun evaluasi program
kerja.

e. Penekanan Bidang Teritorial.


35

1) melaksanakan pengemasan program Binter secara kreatif dan inovatif agar


diterima oleh masyarakat, selain itu wujudkan sinergitas dan sinkronisasi program
Binter dengan program Pemda maupun instansi lain di daerah sehingga terwujud
kemanunggalan dan keselarasan program antar instansi di daerah;
2) meningkatkan SDM, baik secara kualitas maupun kuantitas dalam
mengawaki organisasi, sehingga perlu penyiapan SDM yang memenuhi standar
kualifikasi yang dibutuhkan melalui pembekalan kursus Teritorial dan Intelijen;
3) meningkatkan kemampuan personel dengan peningkatan kualitas
pendidikan, latihan dan penataran melalui kerja sama dengan Perguruan Tinggi
Negeri dan Swasta serta lembaga non pemerintah lainnya;
4) meningkatkan peran Sat Nonkowil dalam tugas perbantuan kepada
pemerintah di daerah dalam kegiatan program Bakti TNI dan kegiatan sosial
kemasyarakatan sehingga terwujud kemanunggalan TNI-Rakyat; dan
5) meningkatkan semangat Bela Negara seluruh komponen masyarakat
melalui kegiatan Komsos, pendidikan dan penataran bela negara khususnya
pembinaan terhadap Pramuka Saka Wira Kartika, KBT, organisasi pelajar dan
Mahasiswa serta organasasi kepemudaan yang ada di wilayah.

f. Penekanan Bidang Perencanaan dan Anggaran.

1) proses perencanaan program dan kegiatan harus dilakukan secara logis


serta sesuai norma/ketentuan perundang-undangan, sehingga terwujud dokumen
perencanaan yang dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan;

2) dalam perencanaan kebutuhan anggaran agar menggunakan acuan


perhitungan resmi dan valid, seperti norma indeks biaya dan harga, SBM/SBK,
perkiraan laju inflasi ataupun sumber informasi lain yang dikeluarkan secara resmi
instansi/lembaga terkait serta mengedepankan efektifitas dan efisiensi
penggunaan anggaran untuk penguatan value for money;

3) pertajam penganggaran berbasis hasil melalui penentuan


program/kegiatan yang memiliki output dan outcome yang jelas dan terukur guna
mengoptimalkan pencapaian target kinerja organisasi;

4) tingkatkan kualitas belanja modal melalui perencanaan kebutuhan


pengadaan fasilitas/materiil yang benar-benar dapat meningkatkan kesiapan
satuan, kesejahteraan prajurit serta meningkatkan efisiensi dan efektifitas
pelaksanaan tugas Pussenif Kodiklatad; dan

5) dalam menghadapi penerapan DIPA sebagai otorisasi secara menyeluruh


maka harus direncanakan penyerapan anggaran dengan baik sesuai dengan
aturan yang telah ditetapkan sehingga DIPA sebagai otorisasi dapat dilaksanakan
secara optimal.
36

17. Penutup. Demikian Petunjuk Perencanaan Pussenif Kodiklatad tahun 2020 disusun
sebagai pedoman dalam penyusunan rencana pembangunan Pussenif Kodiklatad tahun 2020.
Hal-hal yang belum termuat dalam petunjuk perencanaan ini akan diatur lebih lanjut.

Bandung, Mei 2019


Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri,

Teguh Pudjo Rumekso


Mayor Jenderal TNI

Pejabat Paraf & Tgl


Kabagren
Kabag TU
Dirbinum
Wadan

Anda mungkin juga menyukai