Anda di halaman 1dari 6

1.

Pendidikan Usia Dini

Dalam-undang tentang sistem pendidikan nasional dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini
adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam
bulan yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih
lanjut (UU Nomor 2010 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 ayart 14).

Tabel 1.1 Perkembangan PAUD Formal di Kabupaten Wonosobo

Sekolah Murid Guru


Tahun
Negeri Swasta Jumlah Negeri Swasta Jumlah Negeri Swasta Jumlah
2010 2 328 330 170 15.344 15.514 15 833 848
2011 3 324 327 233 14.485 14.718 19 821 840
2012 3 323 326 237 13.955 14.192 19 811 830
2013 3 318 321 216 14.504 14.720 20 820 840
2014 3 316 319 240 13.527 13.767 18 977 995
2015 3 317 320 244 14.259 14.503 19 993 1.012
2016 3 326 329 236 14.644 14.880 16 1.111 1.127

Sumber :  Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda an Olahraga Kabupaten Wonosobo, 2016

Perkembangan jumlah sekolah, murid dan guru Pendidikan Usia Dini (PAUD) selama kurun waktu 6
tahun terakhir menunjukkan trend yang fluktuatif namun cenderung meningkat. Jumlah murid PAUD
pada tahun 2016 sebesar 14.880 atau menurun 4.09% dibandingkan tahun 2010. Dari 329 sekolah
PAUD yang ada di Kabupaten Wonosobo pada tahun 2016 jumlah guru baik negeri maupun swasta
adalah 1.127 orang, sehingga rata-rata jumlah guru per sekolah adalah 3 orang.

2. Pendidikan Dasar dan Menengah

Kualitas pendidikan yang memadai diperlukan penduduk untuk meningkatkan kualitas hidup
mereka. Tingginya permintaaan jaa pendidikan menuntut tersedianya penyelenggara pendidikan
yang makin bermutu. Kebijakan pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia ini
didasarkan kepada pemikiran bahwa pendidikan tidak sekedar menyiapkan peserta didik agar
mampu masuk dalam pasar kerja, namun lebih dari itu, pendidikan merupakan salah satu
pembangunan watak bangsa (national character building), seperti kejujuran, keadilan, keikhlasan,
kesederhanaan dan keteladanan.

Peningkatan mutu pendidikan sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia yang terlibat
di adlamnya, karena dengan sistem pendidikan yang baik apapun, kalau tidak didukung dengan
kualitas kemampuan dan profesionalisme tenaga kepedidikan tentu tidak akan berjalan sesuai
dengan apa yang diharapkan. Pada tahun 2016 jumlah guru SD dengan kualifikasi S1/D4 sejumlah
5.216 guru. Jika ibandingkan dengan 5 tahun sebelumnya ada peningkatan yang cukup tinggi
setelah pada tahun 2010 hanya 2.794 guru SD dengan kualifikasi S1/D4 maka tpad atahun 2016
ada kenaikan 86.69%.

Sumber : Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo, 2016

Gambar 2.1 Perkembangan Jumlah Guru dengan Kualifikasi S1/D4 di Kabupate Wonosobo

Selain guru SD, Pendidik dari tingkat SLTP dan SMA dengan kualifikasi S1/D4 juga terus bertambah
dengan tingkat kenaikan selama 6 tahun terakhir sebesaar 57.28%. Dalam Undang-Undang tentang
Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan bahwa pendidik untuk pendidikan formal pada jenjang
pendidikan usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi dihasilkan oleh
perguruan tinggi yang terakreditasi.

 
3. Angka Partisipasi Sekolah

Angka Partisipasi Sekolah (APS) menyatakan proporsi anak sekolah pada usia jenjang pendidikan
tertentu dalam kelompok usia yang sesuai deengan jenjang pendidikan tersebut. APS yang tinggi
menunjukkan terbukanya peluan yang lebih besar dalam mengakses pendidikan secara umum.
Pada kelompok umur pluang tersebut terjadi dapat dilihat dari besarnya APS pada setiap kelompok
umur.

Sumber : Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo, 2016

Gambar 3.1 Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah Kabupaten Wonosobo 2010-2016

Angka Partisipasi Sekolah (APS) usia 7-12 tahun pada tahun 2016 mengalami pnurunan 7,04%
dibandingkan tahun 2015 menjadi 102,12%. Sedangkan APS usia 13-15 tahun naik dari 23,02%
pada tahun 2015 menjadi 110,79% pada tahun 2016. Kenaikan APS juga terjadi pada partisipasi
sekolah usia 16-18 tahun setelah pada tahun 2015 sebesar 27,36%, pada tahun 2016 ini baik
menjadi 60,75%. Kenaikan APS pada usia sekolah tingkat menengah ini menujukkan bahwa
kesadaran masyarakat untuk mengenyam pendidikan lebih tinggi sudah semakin tinggi dan peluan
untuk melanjutkan pendidikan di Kabupaten Wonosobo semakin terbuka.

4. Angka Partisipasi Murni

Angka Partisipasi Murni (APM) adalah proporsi anak sekolah pada satu kelompok usia tertentu yang
bersekolah pada jenjang yang sesuai dengan kelompok usianya. APM menunjukkan seberapa
banyak penduduk usia sekolah yang sudah dapat memanfaatkan fsailitsa pendidikan sesuai pada
jenjang bersekolah tepat waktu. APM digunakan untuk mengukur daya serap sistem pendidikan
terhadap penduduk usia sekolah.

Sumber : Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo, 2016

Gambar 4.1. Perkembangan angka Partisipasi Murni (APM) Kabupaten Wonosobo 2010-2016

Angka Partisipasi Murni (APM) SD dan SMP mengalami penurunan dari 95,21% dan 74,89 pada
tahun 2015 menjadi 93,32 dan 72,57 pada tahun 2016. Perkembangan yang paling signifikan adalah
pada peningkatan APM SMA yang pada tahun 2015 sebesar 37,29% menjadi 70,13% pada tahun
2016. APM SMA juga mengalami kenaikan dari 33,21% pada tahun 2013 menjadi 40,22 pada tahun
2014. Kenaikan APM pada tingkat SMA menunjukkan bahwa jumlah anak yang sekolah di SMA di
Kabupaten Wonosobo adalah tepta waktu sesuai dengan usianya.

5. Angka Partisipasi Kasar

Angka Partisipasi Kasar (APK) menyatakan proporsi anak sekolah pada suatu jenjang tertentu
dalam kelompok usia yang sesuai dengan jenjang pendidikan tersebut. Secara umum APK
digunakan untuk mengetahui seberapa banyak penduduk yang memiliki akses terhadap pendidikan
tanpa memperhatikan ketepatan usia.
Sumber : Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo, 2016

Gambar 5.1. Perkembangan angka Partisipasi Kasar (APK) Kabupaten Wonosobo 2010-2016

Perkembangan Angka Partisipasi Kasar tibngkat SD/MI mengalami penurunan 1,21 poin dari 109,37
pada tahun 2015 menjadi 108,16 pada tahun 2016. Seedangkan Angka Partisipasi Kasar tingkat
SLTP meningkat dari 96,00 pada tahun 2015 menjadi 97,52 pada tahun 2016. Akan tetapi, angka
tersebut masih termasuk relatif tinggi. APK yang tinggi menunjukkan tingginya tingkat partisipasi
sekolah, tanpa memperhatikan ketetapan usia sekolah pada jenjang pendidikannya. Nilai APK
tersebut mendekati atau lebih dari 100 persen yang menunjukkan bahwa ada penduduk yang
sekolah belum mencukupi umur atau melebihi umur yang seharusnya. Hal ini juga dapat
menunjukkan bahwa Kabupaten Wonosobo tersebut mampu menampung penduduk usia sekolah
lebih dari target yang sesungguhnya.

6. Jumlah Sekolah di Kabupaten Wonosobo

 Tabel 6.1 Jumlah Sekolah di Kabupaten Wonosobo

JENJA NEG SWAS JUML


NG ERI TA AH

SD 468 14 482
MI 1 94 95

SMP 72 30 102

MTs 2 35 37

SMA 9 7 16

SMK 8 22 30

MA 2 10 12

Anda mungkin juga menyukai