Dengan hormat.
Dalam rangka upaya meningkatkan layanan pendidikan umumnya kepada masyarakat dan
umumnya kepada peserta didik melalui kegiatan belajar mengajar di SDN Kilenjong, masih
terkendala dengan keterbatasan pasilitas Tempat Sampah/Tong Sampah belum memadai.
Dengan hal tersebut, kami mengajukan Permohonan Bantuan Tempat Bekel Makan sebanyak
150 Set dengan harapan mendapat tanggapan dan dapat direalisasi oleh Bapak.
Demikianlah permohonan ini kami ajukan, semoga Bapak berkenan dan dapat mengabulkannya
sehingga harapan kami terealisasi.
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan sebagian
rahmat dan Karunia-Nya kepada kita semua,sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
Proposal Permohonan bantuan mebeler melalui dana APBN tahun 2021
Dalam penyusunan Proposal ini kami telah berusaha semaksimal mungkin, walaupun
tentunnya masih banyak terdapat kelemahan dan kekuranganya. Untuk itu kami mohon kritik
dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan dan peningkatan dalam pembuatan
Proposal ini.
Disamping itu pula tidak lupa kami menghaturkan ucapan terima kasih yang tidak
terhingga kepada rekan-rekan serta semua pihak yang telah banyak membantu baik secara
moril maupun secara spiritual dalam pembuatan proposal ini, semoga bimbingan pengarahan
dan bantuan yang telah diberikan, mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT.
Akhirnya hanya kepada-Nya jualah kami memohon dan berharap,semoga kiranya
proposal yang sederhana ini dapat dijadikan sebagai dasar dan pedoman Semoga Allah SWT
memberikan balasan yang setimpal atas segala kebaikan yang diberikan Sekolah Dasar Negeri
Kilenjong berpenampilan unggul memerlukan upaya pemberdayaan sekolah dalam
meningkatkan kegiatannya dalam menyempurnakan pelayanan yang bermutu kepada Peserta
Didik.
Dalam proses pendidikan yang bermutu terlibat berbagai infut seperti kurikulum, sumber
daya manusia, sarana biaya dan metode yang bervariasi, serta penciptaan susasana belajar yang
kondusif.
SD. Negeri Kilenjong Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor berupaya untuk
menjadi sekolah berpenampilan unggul. Salah satu kendala mencapai hal tersebut adalah sarana
yang kurang memadai.
Sehubungan hal tersebut, melalui proposal ini kami mengajukan permohonan bantuan
Tempat Bekel Makan Sebanyak 150 Set.
Sebagaimana kita ketahui bersama, adanya sarana dan prasarana sekolah yang memadai
menjadi kebutuhan yang mutlak. Hal ini didasari oleh kepentingan akan sebuah proses belajar
yang harus tertata dan terkordinir dengan baik.
Sebuah sarana yang memadai diawali dengan pengadaan kelas yang representatif dan
nyaman, sehingga proses pendidikan diharapkan dapat berlangsung dengan baik. Hal selanjutnya
adalah pengadaan fasilitas – fasilitas pendukung untuk lebih mengoptimalkan pengembangan
diri para siswa seperti sarana penunjang mata pelajaran pokok, alat peraga, alat bermain, alat
olahraga, perpustakaan, maka menyumbang pikiran dan materi, demi terwujudnya
pengembangan sarana pendidikan sangat kami nantikan.
Kami yakin seluruh komponen pendidikan bersedia untuk ikut berpartisipasi untuk
kepentingan pengembangan sarana pendidikan, sesuai dengan perintah Wajib belajar 9 Tahun
yang tujuan akhirnya untuk kepentingan siswa dimasa depan.
Semoga yang kita cita-cita yang kita bina menjadi amal yang bermanfaat untuk
kehidupan dunia dan akhirat.
BAB. I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makanan jajanan yang juga dikenal sebagai street foods adalah jenis makanan yang dijual
di kaki lima, pinggiran jalan, di stasiun, di pasar, tempat pemukiman, serta lokasi yang sejenis.
Menurut direktorat bina gizi ditjen bina gizi dan kesehatan ibu dan anak Kementerian Kesehatan
(2011) makanan jajanan merupakan makanan dan atau minuman yang dapat langsung
dikonsumsi yang dibeli dari penjual makanan, baik yang diproduksi oleh penjual tersebut atau
yang diproduksi orang lain, tanpa diolah lagi.
Kita mengenal kehadiran makanan jajanan ini lebih dominan di sekolah Bagi anak
sekolah, mengkonsumsi makanan jajanan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan
sehari-hari mereka. Kebiasaan jajan tersebut sangat sulit di hilangkan. Biasanya makanan jajanan
yang mereka sukai adalah makanan dengan warna, tekstur, penampilan, orama dan rasa yang
menarik (Putra A, 2009).
Berdasarkan kondisi ini seharusnya jajanan dapat dikelola menjadi produk sehat yang
aman dikonsumsi. Namun kenyataannya banyak jajanan yang ada di pasaran diolah dengan tidak
benar yang menggunakan bahan tambahan dan pengawet dan juga penyajian jajanan yang tidak
higienes. Hal ini dapat menyebabkan timbulnya berbagai macam penyakit seperti diare, Kanker,
obesitas dan sebagainya.
Berdasarkan hasil survey Badan Pengawas Obat dan makanan (BPOM) tahun 2014
menyatakan Indonesia melalui 866 SD di 30 kota di Indonesia, terbukti
35% makanan jajanan tidak memenuhi syarat. Kandungan zat yang terdapat dalam jajanan di
sekolahsekolah yaitu formalin sebesar 27,3%, methanol yellow sebesar 10,2%, rhodamin 10,9%
dan boraks sebanyak 56,7%. Sekitar 30 persen jajanan yang dijual di warung dan kantin di
sejumlah sekolah di Pulau Jawa, mengandung bahan kimia berbahaya. Presentase itu diperoleh
setelah melakukan pengawasan dan uji sampling terhadap jajanan anak sekolah di enam ibu kota
provinsi di Pulau
Jawa, seperti Jakarta, Serang, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya. Adapun jajanan
yang mengandung bahan berbahaya tertinggi diantaranya bakso, jeli atau agar-agar, es dan
minuman berwarna atau sirup. Jajanan yang berbahaya kemasan, bentuk, warnanya sangat
digemari oleh anak-anak usia sekolah sehingga banyak anak-anak yang mengkonsumsinya tanpa
mengetahui bahaya dan akibat yang dapat timbul dari jajanan tersebut. Penyalahgunaan zat
adiktif yang dimasukan berlebih ke dalam jajanan sangat berbahaya. Hal ini memang tidak akan
terlihat dalam jangka waktu dekat tetapi dalam jangka waktu yang lama akan muncul kerusakan
pada ginjal serta gangguan dalam tubuh anak. Jajan sembarang akan bisa membuat dan
menyebabkan anak menjadi diare, bahan makanan yang bersifat karsinogen dapat
mengakibatkan kanker dan tumor. Dampak lain yang ditimbulkan adalah menyebabkan obesitas
yang tidak terkontrol, mual muntah dan keracunan (Perry dan Potter, 2006).
Mengingat bahaya dari jajanan yang tidak sehat tersebut maka perlu dilakukan suatu
pengenalan bagi anakanak usia sekolah mengenai jajanan sehat, jajanan yang berbahaya bagi
kesehatan sehingga mereka memiliki pengetahuan, sikap positif dan akan berperilaku
mengkonsumsi jajanan yang sehat. Berdasarka survey awal yang dilakukan secara observasi di
lingkungan SDN Kilenjong Kecamatan Cigombong, ditemukan banyak pedagang kaki lima
yang menjualkan jajanan seperti cilok, kue basah dengan warna yang mencolok, siomay,
gorengan yang ditempatkan terbuka, dan berbagai macam jajanan lainya. Selain itu berdasarkan
wawancara yang dilakukan terhadap Guru Di SDN Negeri Kilenjong di dapatkan bahwa dalam 3
bulan terakhir terdapat beberapa siswa yang tidak masuk sekolah karena sakit.
Oleh karena itu sangat penting untuk mengenalkan mengenai jajanan sehat, jajanan tidak
sehat dan akibatnya bagi kesehatan. Pendidikan kesehatan yang bertujuan untuk mengenalkan
mengenai jajanan sehat dan tidak sehat pada anak usia sekolah sangat efektif dengan metode
bermain secara berkelompok oleh karena bersadarkan tahapan perkembangan social pada anak
usia sekolah adalah berkelompok dan sudah memahami aturan dalam kelompok. Selain itu media
yang sesuai untuk penyampaian pesan anak usia sekolah dasar menggunakan gambar yang
mudah dipahami anak.
Berangkat dari masalah tersebut, maka streetfood cards muncul sebagai salah satu
alternatif untuk meningkatkan pengetahuan, membentuk sikap positif dan perilaku jajan jajanan
yang sehat bagi kesehatan anak usia sekolah. Mereka tentunya akan tertarik dengan hal-hal yang
dekat dengan dunia mereka dan media yang tidak asing dengan mereka sehingga dengan mudah
mengetahui dan mempraktekannya dalam kehidupan sehari-harinya. Penyampaian pesan
pendidikan kesehatan dengan menggunakan streetfoods card merupakan salah satu bentuk
inovatif dari jenis media pembelajaran cetak yang berupa photo yang mengungkapkan informasi
mengenai jajanan sehat, jajajan tidak sehat dan akibat mengkonsumsi jajanan tersebut. Adapun
streetfoods card membantu memberikan pemahaman kepada anak usia sekolah lewat berbagai
games dan permainan seru yang dilakukan secara beberapa kelompok. Berbeda dengan
penyampaian pesan dengan penyuluhan dengan penyampaian materi yang hanya berupa tulisan
sehingga kurang menarik dan membosankan.
A. Tujuan.
Kegiatan Tempat Bekel ini bertujuan untuk:
Pemberian pengetahuan tentang jajanan sering ditemui dalam kehidupan seharihari dan
dilakukan secara menarik dan berulang-ulang. Hasil penelitian pada aspek pengetahuan
menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan pemberian pendidikan kesehatan dengan
media sreetfood cards terhadap tingkat pengetahuan siswa dalam mengkonsumsi jajanan. Hal
ini bisa disebabkan karena melalui permainan dengan streetfood cards anak lebih mudah
mengingat pesan – pesan yang di sampaikan dalam permainaan tersebut sehingga terjadi
proses transformasi atau terpaparnya siswa dengan sumber belajar mengenai berbagai
informasi tentang pengertian, penyebab, akibat atau dampak yang ditimbulkan dan
pencegahan penyakit yang disebabkan kesalahan dalam mengkonsumsi jajanan.
Pengetahuan siswa tentang makanan jajanan sehat merupakan hasil dari tahu setelah siswa
tersebut melakukan penginderaan sehingga memberikan nilai tambah, dan memudahkan
dalam melakukan pemilihan jajanan yang mengandung sumber zat-zat gizi sebagai salah satu
pemenuhan kebutuhan dasarnya yaitu aspek biologis dan berbeda dengan kepercayaan
(beliefs), takhayul (superstition), dan penerangan-penerangan yang keliru (misinformation)
(Notoatmodjo, 2003: 8).
Hal ini menggambarkan pemberian pengetahuan direspon oleh siswa yang masih berperilaku
tertutup dalam bentuk perhatian, persepsi, kesadaran saja sesuai dengan pernyataan bahwa
dampak yang ditimbulkan dari kegiatan pemberian pendidikan kesehatan terhadap perubahan
sikap dan perilaku membutuhkan waktu yang lama (Notoatmodjo, 2007, p. 16). Daya tarik
dari tampilan makanan jajajanan yang mengundang selera seperti warna yang mencolok,
makin beragamnya jenis makanan, serta lingkungan dan teman-teman yang terbiasa dengan
jajanan yang tidak sehat membuat anak tidak dapat menahan keinginan untuk mencicipi, dan
hal ini akan mempengaruhi anak dalam bersikap dan berperilaku untuk memilih jajanan
sehat.
Pendidikan kesehatan sebagai salah satu intervensi dengan melibatkan beberapa bentuk
komunikasi untuk membantu individu, keluarga dan masyarakat mencapai tingkat kesehatan
yang optimal dari yang tadinya tidak tahu menjadi tahu. Pendidikan kesehatan merupakan
bentuk intervensi terutama terhadap faktor perilaku dan melalui kegiatan pendidikan
kesehatan pengetahuan akan mengalami peningkatan yang berdampak terhadap perubahan
sikap yang pada akhirnya berlanjut pada perubahan perilaku dalam perilaku hidup bersih dan
sehat, seperti jajan sehat.
B. Manfaat
Dengan tersedianya peralatan Tempat Bekel Makan sebagai sumber belajar yang memenuhi
standar / kriteria normal diharapkan :
1. Setiap guru mata pelajaran lebih aktif membimbing siswa sesuai dengan perannya
sebagai fasilitator.
2. Siswa lebih banyak memahami konsep – konsep kebersihan tempat makan serta jajanan
sehat.
3. Guru semakin komitmen terhadap tugas dan tanggung jawab;
4. Guru lebih berkreatif dan motivatif untuk memberikan/meningkatkan mutu
pendidikan;
5. Dengan adanya sarana dan prasarana akan menunjang kegiatan belajar mengajar di
sekolah.
BAB. II
PROFIL SEKOLAH DAN KEBUTUHAN
SARANA DAN PRASARANA
Tahun Jml Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV Kelas V Kelas VI Jumlah (Kls. I + VI)
Pelajar Pendaftar
an (Cln Siswa Jml Jumlah Jml Jumlah Jml Jumlah Jml Jumlah Jml Jumlah Jml Jumlah
Baru) Siswa Rombel Siswa Rombel Siswa Rombel Siswa Rombel Siswa Rombel Siswa Rombel Siswa Rombel
2021/2022 32 32 1 12 1 29 1 26 1 31 1 34 1 164 6
3. Jumlah guru dengan tugas mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikan
(keahlian)
Jumlah guru dengan Jumlah guru dengan latar
latar belakang belakang pendidikan yang
pendidikan sesuai TIDAK sesuai dengan tugas
dengan tugas mengajar mengajar
No. Guru D1/ D1/ Jumlah
D2/ S1/ D2/ S1/
SMA D3/ S2/S3 SMA D3/ S2/S3
D4 D4
Sarmu Sarmu
1. Guru Kelas - d- 7 - 1 d- - - 8
2. Guru Pend. - - - - - - - - -
3. Agama
Guru Kesenian - - - - - - - - -
4. Guru - - - - - - - - -
Penjasorkes
Jumlah - - 7 - 1 - - - 8
4. Pengembangan kompetensi/profesionalisme guru
No. Jumlah Guru yang telah mengikuti kegiatan
Jenis Pengembangan pengembangan kompetensi/profesionalisme
Kompetensi
Laki-laki Jumlah Perempuan Jumlah
1. Penataran KBK/KTSP 2 2 4 4
3. Penataran Metode
Pembelajaran (termasuk - - - -
4. CTL)
Penataran PTK - - - -
5. Penataran Karya Tulis - - - -
6. Ilmiah
Sertifikasi 3 3
7. Profesi/Kompetensi
Penataran PTBK - - - -
8. Penataran lainnya: 2 2 6 6
Baik 6 - 1 - - -
Rsk ringan 1 - - - - -
Rsk sedang - - - - - -
Rsk Berat - - - - - -
Rsk Total - - - - - -
Keterangan kondisi:
Baik Kerusakan < 15%
Rusak ringan 15% - < 30%
Rusak 30% - < 45%
Rusak berat 45% - 65%
Rusak total >65%
b) Data Ruang Belajar Lainnya
Jenis Ruangan Jumlah Ukuran Kondisi*) Jenis Ruangan Jumlah Ukuran Kondis
(buah) (pxl (buah) (pxl i*)
1. Perpustakaan 1 7x8 Rusak sedang 6. Lab. Bahasa - - -
2. Lab. IPA - - - 7. Lab. - - -
3. Ketrampilan - - - Komputer
8. PTD - - -
4. Multimedia - - - 9. - - -
5. Kesenian - - - Serbaguna/aula
10. ……………
Jumlah Ukuran
Lapangan Kondisi Keterangan
(buah) (pxl)
1. Lapangan Olahraga
a. Lapangan
b. ......................................
c. ........................................
d. .......................................
e. ........................................
2. Lapangan Upacara 1 15 x 5 m Baik Tanah Lapang
17. Kepemilikan Tanah : Pemerintah
Status Tanah : Hibah
Luas Lahan/Tanah : 1.513 m2
Luas Tanah Terbangun : 1.513 m2
Luas Tanah Siap Bangun : 0 m2
Luas Lantai Atas Siap Bangun : …….. m2
*) Coret yang tidak perlu
Lampirkan rencana tapak (site plan) sekolah skalatis (berskala) dengan ukuran kertas
minimal A4.
Perabot
Jumlah dan kondisi Jumlah dan Almari +
Papan tulis
meja siswa kondisi kursi rak
Jumlah siswa buku/alat
Rsk. Ringan
Rsk. Ringan
Rsk. Ringan
Rsk. Ringan
No. ruang
Rsk. Berat
Rsk. Berat
Rsk. Berat
Rsk. Berat
kelas
Baik
Baik
Baik
Baik
Jml
Jml
Jml
Jml
1 6 66 20 30 16 66 20 30 16 5 1 1 3 6 6 - -
Perabot
Almari + rak
Meja Kursi Lainnya
buku/alat
No. Ruang
Rsk. Ringan
Rsk. Ringan
Rsk. Ringan
Rsk. Ringan
Rsk. Berat
Rsk. Berat
Rsk. Berat
Rsk. Berat
Baik
Baik
Baik
Baik
Jml
Jml
Jml
Jml
1. Perpustakaan 2 2 - - - 2 - - 8 8 - - - - - -
2. Serbaguna - - - - - - - - - - - - - - - -
3. Gudang - - - - - - - - - - - - - - - -
4. Lainnya: ........ - - - - - - - - - - - - - - - -
c. Perabot Ruang Kantor
Perabot
Meja Kursi Almari + rak Lainnya
buku / alat
Rsk. Ringan
Rsk. Ringan
Rsk. Ringan
Rsk. Ringan
No. Ruang
Rsk. Berat
Rsk. Berat
Rsk. Berat
Rsk. Berat
Baik
Baik
Baik
Baik
Jml
Jml
Jml
Jml
1. Kesek - - - - - - - - - - - - - - - -
2. Guru 12 8 4 - 12 1 - - 6 2 4 - - - - -
2
3. Tata Usaha - - - - - - - - - - - - - - - -
4. Tamu - - - - - - - - - - - - - - - -
5. Lainnya: - - - - - - - - - - - - - - - -
…..
No. Ruang
Rsk. Ringan
Rsk. Ringan
Rsk. Ringan
Rsk. Ringan
Rsk. Berat
Rsk. Berat
Rsk. Berat
Rsk. Berat
Baik
Baik
Baik
Baik
Jml
Jml
Jml
1. - - - - - - - - - - - - Jml
- - - -
BK
2. UKS - - - - - - - - - - - - - - - -
3. PMR/Pramuka - - - - - - - - - - - - - - - -
4. Gudang 1 - 1 - - - - - - - - - - - - -
5. Mushola 1 1 - - - - - - - - - - - - - -
6. Lainnya: - - - - - - - - - - - - - - - -
…..
19. Koleksi Buku Perpustakaan
Jumla Kondisi
No. Jenis
h Rus Baik
1. Buku siswa/pelajaran (semua mata pelajaran) 1250 - Baik
2. Buku bacaan (misalnya novel, buku ilmu pengetahuan dan 1200 - Baik
3. teknologi,
Buku dsb.)(misalnya kamus, ensiklopedia, dsb.)
referensi 240 - Baik
4. Jurnal 10 - Baik
5. Majalah - - -
6. Surat kabar 20 - Baik
7. Lainnya: ..................................... - - -
Total 2720
20. Fasilitas Penunjang Perpustakaan
No. Jenis Jumlah / Ukuran/ Spesifikasi
1. Komputer 1
2. Ruang baca -
3. TV 1
4. Laptop 3
5 Mesin Tik Manual 1
6 Printer 2
7 Digital Wireless portable sound 1
Prestasi Akademik: Peringkat rerata Nilai Ujian Nasional 2 (dua) tahun terakhir
No Tahun Peringkat
. Pelajaran Tingkat Tingkat Kab/Kota Tingkat Propinsi
Kecamatan(Rayon)
Sek. Sek. Sek. Sek. Sek. Sek. Sek. Sek. Sek.
Neger Swast Neger Neger Swast Neger Neger Swast Neger
i a i dan i a i dan i a i dan
Swast Swast Swast
a a a
1. 2019/2020 - - - - - - - - -
2. 0
2020/2021 - - - - - - - - -
Prestasi Akademik: Nilai Ujian Sekolah 2 (dua) tahun terakhir
Rata-rata Nilai US
No Mata Tahun 2019/2020 Tahun 2020/2021
Pelajaran
1. Pend. Agama 7,73 7,38
2. Pend. Kewarganegaraan 7,03 7,03
3. Ilmu Pengetahuan Sosial 7,05 7,04
4. Bahasa Indonesia 7,35 7,37
5. Matematika 7,51 6,80
6. Ilmu Pengetahuan Alam 7,50 7,13
7. SBK 7,21 7,43
8. PJOK 8,00 7,31
9. Bahasa Sunda 7,00 7,09
10. Bahasa Inggris 6,90 6,96
1 I - - - -
2 II - - - -
3 III - - - -
4 IV - - - -
5 V - - - -
6 VI - - - -
Jumlah - - - -
25. Lain-lain
a. Alasan lulusan SD tidak melanjutkan ke SMP/MTs/sederajat
Urutan alasan dari yang paling
No Alasan tak melanjutkan utama dengan memberi nomor
1 s.d. 9*)
1 SMP/MTs/sederajat yang ada terlalu -
jauh/tak terjangkau
2 Tidak mampu membiayai √
3 Transportasi sulit/mahal -
4 Kondisi geografis (medan sulit) -
5 Daerahnya terpencil -
6 Pendidikan dipandang kurang penting √
7 Lain-lain, sebutkan: -
b. Latar Belakang Sosial Ekonomi Orangtua Siswa
1). Pekerjaan orangtua/wali siswa
No Pek Prosentase
1. PNS 1
2. TNI/POLRI 1
3. Petani 4
4. Swasta 10
5. Nelayan -
6. Politisi (misalnya anggota DPR) -
7. Perangkat Desa 1
8. Pedagang 13
9. Buruh 134
b). Misi
Sebagai upaya untuk mencapai Visi sekolah dalam jangka 4 samapi 6 tahun kedepan
menetapkan misi sebagai berikut :
1. Meningkatkan disiplin peserta didik , profesionalisme Tenaga Pendidik dan
Propesionalisme Tenaga Kependidikan.
2. Menekan angka tinggal kelas.
3. Meningkatkan daya serap peserta didik terhadap penguasaan materi pelajaran melalui
efektifitas kegiatan belajar mengejar.
4. Mengembangkan minat dan bakat peserta didik melalui kegiatan ekstrakulikuler.
5. Meningkatkan frekwensi dan kualitas kegiatan keagamaan.
6. Memberdayakan Komite Sekolah dan meningkatkan partisipasi masyarakat untuk
menunjang terlaksananya program sekolah.