APS tahun 2018 sampai dengan tahun 2020 untuk tiap kelompok
umur sekolah. Pada Tahun 2020, APS pada kelompok umur sekolah
7-12 tahun mengalami penurunan sebesar 0,06% dibandingkan
pada tahun 2018, sedangkan APS kelompok umur 13-15 tahun,
kelompok umur sekolah 16-18 tahun, dan kelompok umur 19-24
tahun cenderung meningkat. Semakin tinggi kelompok umur maka
tingkat partisipasi sekolahnya semakin kecil. Hal ini dimungkinkan
pada kelompok umur 16-18 tahun dan 19-24 tahun telah masuk
dalam angkatan kerja dan bekerja.
APK merupakan indikator yang
dapat memberikan gambaran
mengenai partisipasi penduduk
yang bersekolah pada jenjang
pendidikan tertentu tanpa
memperhatikan umur. APK
adalah rasio jumlah siswa,
berapa pun usianya, yang
sedang sekolah di tingkat
pendidikan tertentu terhadap
jumlah penduduk kelompok usia
yang berkaitan dengan jenjang
pendidikan tertentu, dinyatakan
dalam persen.
diketahui nilai APK untuk SD/MI tahun 2018-2020 melebihi 100 persen, yang
menunjukkan masih adanya penduduk yang terlalu cepat sekolah (penduduk usia
di bawah 7 tahun yang sudah bersekolah) atau terlambat bersekolah (penduduk
usia lebih dari 12 tahun masih bersekolah di SD/sederajat). Nilai APK dari tahun
2018-2020 untuk kelompok SMP/MTs meningkat, sedangkan kelompok
SMA/SMK/MA cenderung fluktuatif, dan belum ditemukan kenaikan yang terus-
menerus setiap tahunnya.
APM merupakan perbandingan
antara jumlah siswa kelompok
usia sekolah pada jenjang
pendidikan tertentu dengan
penduduk usia sekolah yang
sesuai dengan usianya,
dinyatakan dalam persen.
Berbeda dengan APK, APM
menggunakan batasan
kelompok umur.
terdiri dari 183 Rumah Sakit umum (RSU) dan 25 Rumah Sakit khusus (RSK).
Berdasarkan kepemilikan, 53 unit berstatus RS milik Pemerintah dan 155 unit
lainnya berstatus RS milik swasta. Berdasarkan penyelenggaraan dan
kepemilikan RS, RS Pemerintah terbagi atas 1 unit RS Pusat Kemenkes, 2
Unit RS Kemendikti, 6 unit RS Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, 36 unit
RSU Pemerintah Kabupaten/Kota dan 8 unit RS TNI/Polri.
Selain berdasarkan jenis pelayanannya, Rumah Sakit juga dikelompokkan
berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan menjadi Kelas A, Kelas B, Kelas C,
dan Kelas D. Pada tahun 2020 di Provinsi Sumatera Utara, terdapat 2 RS Kelas A
(0,96%), 28 RS Kelas B (13,46% ), 115 RS Kelas C (55,29%), 58 RS Kelas D
(27,88%), dan sebanyak 5 RS lainnya (2,40%) belum ditetapkan kelas.
Tenaga kesehatan menjadi salah satu faktor yang
sangat penting dalam penyelenggaraan pelayanan
kesehatan. Pelayanan kesehatan yang berkualitas
harus didukung oleh sumber daya manusia yang
berkualitas pula, disamping sumber daya- sumber daya
yang lain. Hal yang penting diperhatikan dalam
pengadaan sumber daya manusia kesehatan adalah
jumlah, jenis, distribusi dan rasionya terhadap jumlah
penduduk.
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara
setiap tahunnya mengumpulkan data SDMK
berdasarkan tugas dan fungsinya. Total SDMK
di Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2020
sebanyak 81.098 orang yang terdiri dari 65.434
orang tenaga kesehatan (80,68%) dan 15.664
orang tenaga penunjang/pendukung kesehatan
(19,32%). Proporsi tenaga kesehatan
terbanyak yaitu tenaga kebidanan sebanyak
26,95 persen dari total tenaga kesehatan,
sedangkan proporsi tenaga kesehatan yang
paling sedikit yaitu tenaga keterapian fisik
sebesar 0,36 persen dari total tenaga
kesehatan.
Tenaga medis berdasarkan fungsi yaitu tenaga medis yang
memberikan pelayanan di fasilitas pelayanan kesehatan sesuai
fungsinya. Proporsi tenaga medis terbanyak yaitu dokter umum
sebanyak 57,91 persen.
Dapat dilihat bahwa proporsi tenaga kesehatan
terbesar adalah perawat sebesar 30,74 persen,
sedangkan proporsi tenaga kesehatan paling
rendah adalah dokter gigi spesialis sebesar 0,16
persen.
Untuk mendukung efektivitas pembiayaan kesehatan,
maka pendanaan kesehatan diutamakan untuk
peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan
terkhusus pada masyarakat miskin melalui program
Jaminan Kesehatan Nasional, penguatan kesehatan
pada masyarakat yang tinggal di daerah terpencil,
perbatasan dan kepulauan (DTPK), penguatan sub-sub
sistem dalam SKN dalam upaya penurunan angka
kematian ibu dan bayi (AKI dan AKB), angka kematian
balita (AKABA), peningkatan gizi masyarakat,
pengendalian penyakit menular, pencegahan penyakit,
serta penyehatan lingkungan.
TERIMA KASIH