Anda di halaman 1dari 26

1

BAB I
LATAR BELAKANG

1. Gambaran Umum Daerah

a. Aspek Geografi

Kabupaten Mamuju Tengah terletak di Provinsi Sulawesi Barat pada


posisi 10 47’ 82’’ – 20 17’ 31’’ Lintang Selatan dan 1190 08’ 13’’ – 1190
24’ 08’’ Bujur Timur. Berdasarkan posisi geografisnya, Kabupaten Mamuju
Tengah memiliki batas-batas wilayah yakni Utara – Kabupaten Pasangkayu,
Selatan – Kabupaten Mamuju, Barat – Selat Makassar, Timur – Provinsi
Sulawesi Selatan.
Wilayah Administrasi Mamuju Tengah merupakan kabupaten hasil
pemekaran dari Kabupaten Mamuju yang disahkan dalam sidang paripurna
DPR RI pada 14 Desember 2012 di gedung DPR RI tentang Rancangan UU
Daerah Otonomi Baru (DOB). Kabupaten Mamuju Tengah yang ibukotanya
terletak di Kecamatan Tobadak, Kabupaten Mamuju Tengah terdiri dari 5
kecamatan, yaitu Kecamatan Pangale, Kecamatan Budong Budong,
Kecamatan Tobadak, Kecamatan Topoyo dan Kecamatan Karossa, memiliki 54
desa dan 3 UPT. Kecamatan dengan jumlah desa terbanyak adalah
Kecamatan Topoyo, yaitu sebanyak 15 desa. sedangkan Kecamatan Tobadak
yang terdiri atas 8 desa merupakan Kecamatan dengan jumlah desa terkecil
di Kabupaten Mamuju Tengah.
Kabupaten Mamuju Tengah memiliki luas wilayah sebesar 3.100,87
km yang secara administratif terbagi ke dalam lima kecamatan. Kecamatan
yang paling luas wilayahnya adalah Kecamatan Karossa dengan luas 1.175,38
km atau 37,90 persen dari luas wilayah Kabupaten Mamuju Tengah.
Sementara, kecamatan dengan luas wilayah terkecil adalah Kecamatan
Pangale dengan luas 91,11 km atau 2,94 persen.

b. Kependudukan

Data penduduk tahun 2021 yang disajikan adalah data penduduk


berdasarkan hasil proyeksi penduduk interim 2020-2023. Jumlah penduduk
Mamuju Tengah tahun 2021 sebesar 137.380 Jiwa dengan laju pertumbuhan
sebesar 2,08 Persen. Jumlah tersebut terdiri atas 70.965 Jiwa laki-laki dan
66.415 jiwa perempuan. (Sumber : BPS Mamuju Tengah Dalam Angka 2022)

1
BAPPEDALITBANG
c. Ketenagakerjaan

Tenaga kerja adalah sebuah modal bagi pembangunan suatu bangsa.


Jumlah dan komposisi tenaga kerja akan terus mengalami perubahan seiring
dengan berlangsungnya proses demografi. Pada tahun 2021, terdapat 98.589
penduduk usia kerja di Kabupaten Mamuju Tengah. Bagian dari tenaga kerja
yang aktif dalam kegiatan ekonomi disebut angkatan kerja. Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (TPAK) Kabupaten Mamuju Tengah pada tahun 2021 adalah
sebesar 70,84 persen. Dari jumlah angkatan kerja tersebut, 97,48 persen
bekerja dan sebaliknya Tingkat Pengangguran terbuka sebesar 2,52 persen.
(Sumber : BPS Mamuju Tengah Dalam Angka 2022)

Menurut status pekerjaan, mayoritas penduduk Mamuju Tengah


bekerja sebagai buruh/karyawan/pegawai dengan persentase sebesar 27,39
persen diikuti oleh penduduk yang bekerja sebagai pengusaha dengan
dibantu buruh tidak tetap dengan persentase sebesar 23,26 persen. Namun
demikian masih ada sebanayak 20,71 persen penduduk yang bekerja sebagai
pekerja keluarga. (Sumber : BPS Mamuju Tengah Dalam Angka 2022)

d. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

Laju pertumbuhan PDRB menurut harga konstan atau yang lebih


dikenal dengan laju pertumbuhan ekonomi yaitu pertumbuhan produksi
barang dan jasa di suatu wilayah perekonomian dalam selang waktu tertentu.
Setelah mengalami kontraksi pada tahun 2020 akibat terdampak pandemi
COVID-19, besarnya laju pertumbuhan ekonomi Mamuju Tengah tahun 2021
adalah sebesar 3,39 persen. Jika dibandingkan dengan seluruh kabupaten di
Sulawesi Barat, pertumbuhan ekonomi Mamuju Tengah pada tahun 2021
menduduki posisi kedua tertinggi setelah Kabupaten Pasangkayu.

Jumlah penduduk miskin seluruh kabupaten di Sulawesi Barat pada


tahun 2021 meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2020. Untuk
Kabupaten Mamuju Tengah, jumlah penduduk miskin meningkat dari 9,25
ribu jiwa pada tahun 2020 menjadi 9,74 ribu jiwa pada tahun 2021.

Indeks Gini Rasio


Untuk mengukur ketimpangan pendapatan antara penduduk disuatu
daerah maka di gunakan indeks gini rasio. Indeks gini rasio (ketimpangan
pendapatan penduduk) dimana Pada Maret 2021, tingkat ketimpangan
pengeluaran penduduk Provinsi Sulawesi Barat yang di ukur oleh Gini Rasio

2
BAPPEDALITBANG
tercatat sebesar 0,356 angka ini menurun sebesar 0,008 poin jika
dibandingkan dengan Gini Rasio Maret 2020 yang sebesar 0,364, hal ini
menunjukkan bahwa mulai terjadi perbaikan pemerataan pembangunan di
provinsi Sulawesi Barat walaupun belum signifikan.

Indeks Gini Rasio di Sulawesi Barat Tahun 2017–2021

Sumber:BPS, sulbar.bps.go.id

Realisasi Pendapatan dan Belanja Pemerintah Kabupaten Mamuju


Tengah Tahun 2021 yakni Pendapatan Pemerintah : Rp.531.843.976.000 dan
Belanja Pemerintah : Rp. 588.060.141.000, PAD (Pendapatan Asli Daerah) :
Rp. 29.019.264.000

Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata


pengeluaran perkapita perbulan berada dibawah garis kemiskinan.
Pendekatan yang di gunakan dalam menentukan garis kemi skinan adalah
berdasarkan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar ( basic needs
approach) , yang dalam hal ini adalah ketidakmampuan memenuhi
kebutuhan dasar makanan yang setara dengan 2100 kilo kalori serta
kebutuhan bukan makanan, yakni kebutuhan minimum perumahan,
sandang, pendidikan, dan kesehatan ( BPS) . Tingkat kemiskinan dihitung
berdasarkan proporsi jumlah penduduk yang pengeluaran perkapitanya
dibawah garis kemis kinan terhadap total populasi disuatu wilayah.
Persentase penduduk miskin di Kabupaten mamuju Tengah pada
tahun 2019 sampai dengan 2021 menunjukkan peningkatan yaitu 6,87 persen
pada tahun 2019 menjadi 7,13 persen. Hal tersebut di perparah oleh kondisi
pandemic covid-19, namun persentase penduduk miskin Kabupaten Mamuju
Tengah masih berada dibawah rata-rata Provinsi Sulawesi Barat yang sebesar
11,29 persen pada tahun 2021. Pemerintah Kabupaten Mamuju Tengah
masih terus bekerja keras dan berfokus pada program-program yang

3
BAPPEDALITBANG
langsung dapat mengintervensi indikator kemiskinan untuk mempercepat
penurunan kemiskinan di daerah.
lndeks Pembangunan Manusia (IPM)
lndeks Pembangunan Manusia merupakan indikator penting untuk
mengukur keberhasilan suatu wilayah dalam upaya membangun kualitas
hidup masyarakat. lPM Mamuju Tengah tahun 2021 adalah sebesar 66, 18.
Nilai tersebut menduduki peringkat kelima dari enam kabupaten di Sulawesi
Barat.

e. Nama Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Serta Masa Jabatannya

MASA JABATAN
NAMA JABATAN
(TAHUN)
H. M. ARAS TAMMAUNI. BUPATI
WAKIL 2021 - 2026
Drs. H. MUH. AMIN JASA, MM. BUPATI

2. Permasalahan Utama Daerah

Permasalahan pembangunan daerah ini adalah permasalahanan pada level


makro daerah.

1) Tertinggalnya perkembangan kualitas manusia.

Masalah pokok paling krusial di Kabupaten Mamuju Tengah adalah


tertinggalnya kualitas manusia. Ini dapat dilihat pada indikator Indeks
Pembangunan Manusia (IPM). IPM Kabupaten Mamuju Tengah telah
mengalami peningkatan dari nilai 62,22 (2015) menjadi 65,10 (2019), 65,71
(2020), 66,18(2021) tetapi bila dibanding dengan rata-rata IPM Sulawesi
Barat dengan nilai 65,73 (2019) dan 66,11(2020), 66,36(2021) maka IPM
Kabupaten Mamuju Tengah lebih rendah. Dibanding Kabupaten lain di
Sulawesi Barat, IPM Mamuju Tengah tahun 2021 berada dibawah
Kabupaten Mamuju, Pasangkayu, Majene, dan Mamasa dan hanya di atas
Kabupaten Polman.

Dibanding dengan IPM nasional, capaian IPM Kabupaten Mamuju


Tengah juga tertinggal. Masalah yang menyebabkan masalah pokok ini
adalah rendahnya derajat pendidikan, derajat kesehatan dan daya beli
masyarakat. Terkait derajat pendidikan, Angka Rata-rata Lama Sekolah
(ARLS) pada 2019 adalah 7,24, ARLS 2020 adalah 7,46, paling rendah

4
BAPPEDALITBANG
dibanding semua Kabupaten, dimana rata-rata Provinsi sebesar 7,73 di
tahun 2019 dan 7,89 pada tahun 2020. Angka Harapan Lama Sekolah pada
2019 sebesar 11,92, tahun 2020 sebesar 12,23 dibawah rata-rata Provinsi
sebesar 12,62 (2019) dan 12,77 (2020). Angka Putus Sekolah yang cukup
tinggi di Kabupaten Mamuju Tengah sebanyak 42 orang di tingkat SD pada
tahun 2020 menjadi isu strategis dalam mendorong Pendidikan kesetaraan
untuk meningkatkan IPM Mamuju Tengah pada dimensi Pendidikan.
Terkait dengan derajat kesehatan, Angka Harapan Hidup pada 2019
sebesar 68,06, 2020 sebesar 68,33 lebih tinggi dari rata-rata Provinsi di
tahun 2019 sebesar 64,82 dan tahun 2020 sebesar 65,06. Dalam hal daya
beli, pengeluaran per kapita riil disesuaikan berfluktuasi dalam lima tahun
terakhir, pada tahun 2019 senilai Rp. 8.501 juta, lebih rendah dari rata-rata
Provinsi Rp. 9.235 juta dan pada tahun 2020 sebesar Rp.8.414 juta lebih
rendah dibandingkan dengan provinsi sebesar Rp.9.168 juta. Akar masalah
terkait terkait pendidikan adalah rendahnya angka partisipasi PAUD
sebesar 39,57% di tahun 2020, pendidikan dasar 93,95% di tingkat SD/Mi
dan 50,31% di tingkat SMP/MTs pada tahun 2020 dan pendidikan
kesetaraan. Untuk aspek kesehatan, akar masalahnya adalah masih adanya
kematian bayi, kematian ibu melahirkan, gizi buruk dan penderita stunting
yang mencapai 32,14%. Akar masalah terkait daya beli masyarakat adalah
rendahnya pendapatan per kapita masyarakat yang hanya sebesar 23,24
juta rupiah pada tahun 2020.

2) Terbatasnya kapasitas infrastruktur dasar dan wilayah.

Masalah pokok kedua adalah terbatasnya aksesibilitas wilayah,


terutama wilayah pedesaan. Dampak dari aksesibilitas wilayah pedesaan
yang terbatas adalah rendahnya status desa. Berdasarkan data Indeks
Desa Mandiri (IDM) pada Kementerian Desa dan Daerah Tertinggal (2020),
dari total 54 desa di Kabupaten Mamuju Tengah terdapat satu Desa
Mandiri (1,85%), satu Desa Maju (1,85%), 28 Desa Berkembang (51,85%),
dan 24 Desa Tertinggal (44,44%). IDM adalah indikator kemajuan desa
yang mencakup dimensi ketahanan ekonomi, ketahanan sosial dan
ketahanan ekologi. Desa yang masih berstatus tertinggal adalah: 1.
Tappilina, 2. Kadaila, 3. Bojo, 4. Salupangkang IV, 5. Bambamanurung, 6.
Pasapa, 7. Parigi, 8. Pangallolang, 9. Saloadak, 10. Sejati, 11. Bambadaru,
12. Tumbu, 13. Paraili, 14. Sanjango, 15. Lembah Hopo, 16. Salubiro, 17.
Kayu Calla, 18. Salulekbo, 19. Sartanamaju, 20. Kombiling, 21. Tangkou, 22.
Lemo-Lemo, 24. Pangale. Desa yang berstatus maju adalah Karossa dan
yang berstatus mandiri adalah Topoyo. Masalah dibalik realitas ini adalah
kondisi infrastruktur jalan yang masih buruk sehingga mempengaruhi

5
BAPPEDALITBANG
aspek ekonomi dan pelayanan di desa. Dari total panjang jalan kabupaten,
hanya sekitar 20% dalam kondisi baik. Sebagian besar jalan antar desa
serta jalan dari desa ke ibu kota kabupaten masih berstatus jalan tanah
dan jalan kerikil. Jalan aspal antar desa atau dari desa ke ibu kota
kabupaten sebagian dalam kondisi rusak dan rusak berat. Selain itu,
sarana/prasarana dalam mewujudkan agropolitan di ibu kota Kabupaten
serta sarana/prasarana pendukung sentra agribisnis di ibu kota
kecamatan, belum tersedia dengan cukup.
Akar masalah dari kondisi ini terkait dengan aspek historis daerah ini
yang awalnya merupakan daerah transmigrasi berbasis unit pemukiman
transmigrasi (UPT), setelah berstatus desa maka jalan antar desa itu
sebelumnya merupakan jalan antar UPT yang memerlukan dana dalam
jumlah besar untuk pembangunannya. Hal ini juga mencakup upaya
umum dalam pembangunan sarana/prasarana dalam mewujudkan
agropolitan di ibukota kabupaten yang ditopang oleh sarana/prasarana
pendukung sentra agribisnis di seluruh kecamatan. Ini juga mencakup
diperlukannya pembangunan infrastruktur yang menjadi penanda Ibu Kota
Kabupaten, mencakup jalan lingkar di sekitar Tugu Benteng Kayu
Mangiwang yang dilengkapi dengan sarana lampu jalan, trotoar dan taman
kota. Selain itu, juga diperlukan pembangunan pintu gerbang sebagai batas
ibukota kabupaten baik dari arah Mamuju maupun dari arah Pasangkayu.
Pengembangan Kawasan ibu kota kabupaten ini juga perlu dilengkapi
dengan bangunan-bangunan kantor yang memenuhi standar untuk
beberapa pelayanan publik.

3) Rendahnya daya saing perekonomian rakyat

Masalah pokok lainnya adalah rendahnya daya saing perekonomian


rakyat. Ini ditandai pertumbuhan ekonomi daerah yang stagnan pada
angka 5% - 6%. Sebagai daerah otonomi baru dan pernah menyandang
status sebagai daerah tertinggal, Kabupaten Mamuju Tengah dituntut
mengakselerasi pertumbuhan ekonominya untuk mengejar ketertinggalan.
Dalam lima tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi berfluktuasi dan
cenderung menurun, dari 6,7% (2015) menjadi 5,62 % (2019) dan
terkontraksi hingga -0,4 % di tahun 2020 karena dampak pandemic Covid-
19. Masalah terkait hal ini adalah struktur perekonomian yang didominasi
pertanian dalam arti umum, dengan dominasi pada perkebunan sawit yang
nilai tambahnya diekspor keluar. Struktur PDRB berdasarkan bidang usaha
didominasi oleh pertanian, kehutanan perikanan sebesar 71,20% (2019),
71,81% (2020) dan ini tidak banyak berubah dari empat tahun lalu
(70,43%). Industri pengolahan di urutan kedua yakni 8,49% (2019) dan

6
BAPPEDALITBANG
8,51% (2020), yang dominan di dalamnya adalah pengolahan pada pabrik
sawit. Tantangan kedepan adalah pengembangan bidang usaha
perdagangan besar dan eceran yang saat ini kontribusinya pada PDRB baru
4,42% (2019) dan 4,43% (2020), serta berbagai sektor jasa seperti
transportasi, penginapan dan hotel, rumah makan dan restoran, jasa
keuangan/perbankan, serta jasa pendidikan dan kesehatan.
Akar masalah terletak pada pertumbuhan ekonomi pertanian rakyat
yang lambat karena kurang terakselerasinya pemanfaatan beberapa
potensi pertanian, termasuk belum adanya Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD) yang berfungsi menangani pengelolaan potensi perekonomian
daerah. Untuk tanaman pangan, terdapat peluang pengembangan
komoditas unggulan yakni jagung dan pisang. Pada tahun 2019, menurut
data Mantri Tani dan Penyuluh Pertanian, luas pertanaman jagung sekitar
40 Ha dengan jumlah produksi sekitar 200.000 ton, meningkat dari sekitar
10 Ha pada tahun 2016 dengan jumlah produksi 50.000 ton. Luasan dan
produksi terbesar di Tobadak dan Pangale. Komoditas pisang juga memiliki
prospek yang baik. Produk dari komoditas ini sebagian dipasarkan ke
Kalimantan. Bila pemindahan ibukota negara terealisasikan, mobilitas
manusia dan barang antara Mamuju Tengah dengan ibukota negara bisa
lebih intensif, dan komoditas utama yang diperdagangkan ke sana adalah
pisang. Luas pertanaman pisang pada 2019 menurut pendataan Mantri
Tani dan Penyuluh Pertanian sebanyak 529,35 Ha, menurun dari 622,37 Ha
(2016).

4) Kemiskinan dan kesenjangan

Kemiskinan termasuk masalah pokok dalam pembangunan Kabupaten


Mamuju Tengah dalam lima tahun kedepan. Menurut SDGs, tujuan yang
dituju adalah terhapusnya semua kemiskinan. Pada tahun 2019, jumlah
penduduk miskin di Mamuju Tengah 9.160 orang, ditahun 2020 meningkat
9.250 orang bertambah dibanding tahun 2015 yang sebanyak 8.390 orang.
Berdasarkan persentase penduduk miskin tahun 2019 adalah 6,87%, dan di
tahun 2020 turun 6,79 % dibanding tahun 2015 (6,86%). Masalah dibalik
kemiskinan ini adalah pengangguran terbuka dan pengangguran
tersembunyi serta rendahnya pendapatan masyarakat yang bekerja. Pada
tahun 2019, jumlah penduduk yang bekerja sendiri sebanyak 10.880 orang
meningkat di tahun 2020 menjadi 11.324 orang, memiliki usaha dan
dibantu buruh tidak tetap/tidak dibayar sebanyak 17.499 orang dan
menurun di tahun 2020 menjadi 14.811 orang, berusaha dan dibantu
buruh tetap sebanyak 1.222 orang dan pada tahun 2020 meningkat
menjadi 2.284 orang, pekerja bebas pertanian pada tahun 2019 sejumlah

7
BAPPEDALITBANG
4.004 orang dan di tahun 2020 sebesar 3.483 orang, pekerja bebas non
pertanian 3.976 orang ditahun 2019 dan 2250 orang di tahun 2020.
Pekerja pada berbagai jenis pekerjaan utama ini rata-rata memiliki
pendapatan rendah. Masalah lain terkait dengan perbedaan sistem nafkah
rumah tangga yang mengarah pada kesenjangan. Lebih dari 50% rumah
tangga hidup dari sistem nafkah kebun sawit yang hingga saat ini hasil
nafkahnya relatif tinggi (di atas garis kemiskinan), bersifat reguler, dan
sebagian besar pelakunya adalah bekas transmigran. Berbeda dengan
masyarakat nelayan yang bermukim pada sepanjang pesisir Kabupaten
Mamuju Tengah yang sistem nafkahnya bergantung pada musim tangkap,
teknologinya sederhana, alokasi waktu kerjanya tinggi, dan
pendapatannya rendah sehingga hidup di bawah garis kemiskinan.
Kondisi ini menimbulkan kesenjangan sosial-ekonomi di balik realitas
kemiskinan. Masalah lain juga terkait dengan ancaman terhadap eksisten
system nafkah pertanian yakni alih fungsi lahan pertanian tanaman pangan
menjadi peruntukan sawit atau non pertanian sehingga bukan hanya
mengganggu sistem nafkah pertanian tetapi juga ketahanan pangan
daerah. Strategi penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Mamuju
Tengah diupayakan melalui (1). Pemenuhan sarana dan prasaran dasar
bagi penduduk miskin melalui perluasan jaringan air bersih,
pengembangan perumahan terjangkau dan penciptaan lingkungan sehat.
(2) Meningkatkan Produktivitas masyarakat miskin dalam sektor pertanian,
perkebunan.

5) Rendahnya kepuasan masyarakat atas pelayanan publik.

Rendahnya kepuasan masyarakat atas pelayanan publik juga


merupakan masalah pokok. Pada tahun 2022, kepuasan masyarakat atas
pelayanan pada RSUD, UPTD Air Bersih, DPM PTSP Koperasi dan UKM,
serta Disdukcapil hanya mencapai kategori C atau Kurang Baik, Masalah
terkait rendahnya kepuasan masyarakat terkait dengan keterbatasan
sarana prasarana, teknologi, dan SDM penyelenggaran pelayanan. Fasilitas
dan tenaga kesehatan, termasuk dokter ahli, untuk pelayanan kesehatan
level rumah sakit, puskesmas serta puskesmas pembantu dan jaringannya
belum sepenuhnya memenuhi standar dan sebarannya belum menjangkau
seluruh penerima layanan terutama layanan ibu hamil, ibu melahirkan,
bayi baru lahir dan balita.
Pelayanan pendidikan anak usia dini dan Pendidikan dasar juga
berhadapan dengan masalah terbatasnya jumlah dan kualitas sarana.
Demikian halnya dengan tenaga guru yang dari segi jumlah, kualitas dan

8
BAPPEDALITBANG
sebaran belum optimal. Fasilitas pelayanan air minum sehari-hari dan
fasilitas sanitasi juga masih terbatas.

6) Degradasi lingkungan dan sumberdaya alam.

Degradasi lingkungan dan sumber daya alam juga merupakan masalah


pokok yang mengancam keberlanjutan pembangunan. Sebagai daerah
yang mengandalkan sumberdaya alam sebagai basis nafkah masyarakat,
Kabupaten Mamuju Tengah sangat berkepentingan untuk memelihara
kelestarian lingkungan dan sumber daya alam. Degradasi lingkungan dapat
mengganggu siklus hidrologi dengan dampak pada terjadinya banjir karena
luapan air sungai. Lokasi rawan banjir dan longsor terutama Desa Pangale,
Desa Lemo-Lemo dan Desa Karama Kecamatan Pangale; Desa Lumu, Desa
Kire dan Desa Babana Kecamatan Budong-Budong; Desa Tumbu
Kecamatan Topoyo; dan Desa Benggaulu Kecamatan Karossa. Bencana
tsunami juga rawan pada sejumlah desa pantai di Kecamatan Pangale,
Kecamatan Budong-Budong, Kecamatan Topoyo, dan Kecamatan Karossa.
Wilayah pesisir ini juga rawan bencana gelombang pasang.
Kabupaten Mamuju Tengah masih tergolong rawan bencana kebakaran
lahan dan hutan. Masalah dibalik degradasi lingkungan ini adalah aktivitas
perambahan hutan, dinamika siklus hidrologi terkait keberadaan
perkebunan sawit, pencemaran lingkungan oleh aktivitas pabrik dan
aktivitas masyarakat, aktivitas pertanian pada lokasi berkemiringan,
pendangkalan sungai karena sedimentasi, berkurangnya keanekaragaman
hayati, belum optimalnya pengelolaan sampah perkotaan, dan belum
kuatnya keasadaran masyarakat atas kelestarian lingkungan dan
sumberdaya alam.

7) Ancaman disharmoni sosial di balik heterogenitas sosial budaya.

Ancaman disharmoni sosial juga merupakan masalah yang perlu


diantisipasi. Apa lagi bila mengarah kepada konflik sosial. Ini disebabkan
oleh karena secara sosial-budaya masyarakat yang menghuni Kabupaten
Mamuju Tengah terdiri dari berbagai macam suku/etnis. Artinya,
masyarakat Mamuju Tengah hidup dalam keberagaman, dalam
heterogenitas sosial yang tinggi. Wilayah Mamuju Tengah dihuni oleh
suku/etnis Mamuju, Mandar, Jawa, Lombok, Bali, Toraja, Mamasa, Timor
Timur, Bugis, Makassar dan lainnya. Sebagian dari suku/etnis ini hidup

9
BAPPEDALITBANG
pada desa-desa yang sebelumnya merupakan unit pemukiman
transmigran (UPT), bahkan saat ini masih ada yang statusnya sebagai UPT.
Kondisi heterogen ini merupakan modal sosial dalam pembangunan
daerah. Akar masalah yang perlu diantisipasi efeknya adalah bila terjadi
kesenjangan ekonomi yang tinggi, maka heterogenitas sosial budaya yang
tinggi dapat merupakan potensi konflik sosial. Karena itu, nilai La’la
Tassisara yang kurang lebih bermakna meskipun berbeda tetapi tetap
dalam kebersamaan untuk mencapai tujuan, merupakan bingkai pengikat
yang perlu terus direvitalisasi oleh seluruh elemen sosial-budaya dalam
masyarakat serta dalam relasi antara pemerintah dan masyarakat, demi
persatuan dan kesatuan. (Sumber : RPJMD Mamuju Tengah 2021-2026).

10
BAPPEDALITBANG
BAB II
SUMBER DAYA IPTEK YANG ADA
Pemerintah yang merupakan salah satu faktor kunci dalam mencapai tujuan
peningkatan ekonomi berbasis inovasi tentu perlu menyiapkan sumber daya yang
akan mendukung terciptanya lingkungan yang sehat untuk berkembangnya riset
dan inovasi. Gambaran sumber daya IPTEK di Pemerintahan Kabupaten Mamuju
Tengah bisa dilihat dari hal berikut:

1. Produk Unggulan Daerah

Mamuju Tengah memiliki banyak komoditas unggulan, baik dari sektor


pertanian, maupun perikanan, diantaranya yang menonjol adalah padi sawah
dan Palawija, Sawit, Kakao, Pisang, Kelapa, Jeruk, gula aren, kopi arabika dan
robusta dan komoditas unggulan tanaman obat dan aromatika (nilam), udang
dan ikan bandeng, perikanan air tawar, budidaya rumput laut dan ikan laut, serta
potensi peternakan yakni peternakan sapi dan lain-lain.
Pemerintah Kabupaten Mamuju Tengah melalui PERDA Rencana Tata Ruang
Wilayah Nomor 3 Tahun 2017 sangat mendukung Pengembangan Ekonomi
Masyarakatnya dengan menetapkan pengembangan Kawasan Pertanian,
Perkebunan dan Perikanan berdasarkan sistem Agrobisnis secara terpadu dan
berkelanjutan.

2. SDM IPTEK Daerah

Presiden RI Joko Widodo dalam berbagai kesempatan giat menyampaikan


pentingnya pembangunan SDM yang mampu menguasai IPTEK untuk
mendukung pembangunan nasional dalam mewujudkan Indonesia sebagai salah
satu negara maju di dunia pada tahun 2045. Memasuki era baru pengembangan
SDM IPTEK, Pemerintah Kabupaten Mamuju Tengah turut beradaptasi, tidak
hanya melakukan lompatan teknologi, namun juga mempersiapkan SDMnya yang
kelak akan menerapkan teknologi tersebut di Daerah.

11
BAPPEDALITBANG
TABEL SDM IPTEK BAPPERIDA MAMUJU TENGAH

KATEGORI KATEGORI
NO JABATAN JUMLAH JABATAN JUMLAH KETERANGAN
STRUKTURAL FUNGSIONAL
1 KEPALA BADAN. 1
2 SEKRETARIS. 1
KABID EKONOMI
3 SOSIAL DAN 1
BUDAYA.
KABID
4 PERENCANAAN 1
MAKRO.
KABID
PENGEMBANGAN
5 1
FISIK DAN
PRASARANA.
KABID PENELITIAN
6 DAN 1
PENGEMBANGAN.
KASUBAG
7 KEUANGAN DAN 1
KEPEGAWAIAN
8 PENELITI MUDA. 0
ANALIS
9 KEBIJAKAN AHLI
MUDA. 1
PERENCANA AHLI
10
MUDA. 5

12
BAPPEDALITBANG
TABEL SDM IPTEK INOVATOR DAERAH

PERANGKAT JUDUL KERJA SAMA


NO RINGKASAN INOVASI
DAERAH INOVASI STAKEHOLDES

MEMBARA merupakan akronim atau


kependekan dari kalimat “Membangun
Rumah Rakyat”. Membara merupakan
sebuah inovasi yang yang hadir untuk
meningkatkan kualitas hidup rakyat dengan
menyediakan Rumah Layak Huni bagi
masyarakat miskin, masyarakat terkena
dampak bencana, dan masayarakat terkena
dampak pembangunan dalam wilayah
BASNAZ,
Mamuju Tengah.
PERBANKAN,
Membara dalam pelaksanaannya
Dinas TNI/POLRI,
MEMBARA menggunakan prinsip kolaborasi antara
Perumahan SWASTA, DINAS
(Membangun Pemerintah Daerah Mamuju Tengah,
1 Rakyat dan SOSIAL, DAN
Rumah Baznas, TNI/POLRI, Pihak Swasta, dan
Kawasan DINAS TERKAIT
Rakyat) Masyarakat. Seluruh pemangku kepentingan
Permukiman LAINNYA SERTA
bersama-sama berkontribusi secara
DIBANTU
langsung maupun tidak langsung dengan
MASYARAKAT
peran masing-masing sesuai tupoksinya.
Dalam ketersediaan anggaran program
membara menggali sumber-sumber
pembiayaan yang bersifat kolaboratif dan
partisipatif terutama pada Badan amil Zakat
Nasional, CSR BUMN, CSR Perusahaan atau
pelaku usaha, Donasi ASN, dan Donasi
Masyarakat sehingga dapat meminimalisr
beban APBD di tengah keterbatasan.

13
BAPPEDALITBANG
TOVI-KHA “Tourism Village Khaymoto”
merupakan salah satu tempat wisata yang
ada di Dusun Lomba Deko, Desa Topoyo
Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju
Tengah dengan luas area 2 Ha. Tourism
Village Khaymoto dibentuk pada tanggal 8
Maret 2018 dan didesain sebagai wisata
pemancingan dan kuliner dengan konsep
modern dimana mempunyai fasilitas sarana
kolam pemancingan, sepeda air model
bebek/perahu, kuliner (jajanan tradisional),
edukasi sudut baca, wahana permainan anak
Pemerintah Pusat,
Dinas (sarana pembentukan karakter spiritual yang
Tourism Pemerintah
Pariwisata, dilaksanakan di hari jumat), lapak seni
2 Village Daerah,
Pemuda dan industri kreatif, aula pertemuan, sarana
Khaymoto Pemerintah Desa,
Olahraga olahraga, pentas seni, studio foto,
dan Masyarakat
pengelolaan es kristal dan bank sampah
pelastik yang dapat dijadikan sebagai
edukasi media transaksi pembelanjaan non
tunai.
Tourism Village Khaymoto merupakan
kegiatan kolaborasi antar stakeholders
dalam pengembangan dan permberdayaan
masyarakat desa agar terwujud sinergi yang
harmonis. Pemerintah pusat, pemerintah
daerah, pemerintah desa masyarakat, dan
pelaku usaha yang bergerak bersama
meningkatkan perekonomian desa.

Inovasi PAMEKANG ini merupakan sebuah


aplikasi yang dibuat untuk memudahkan
masyarakat mengakses informasi berupa
Pemerintah
Dinas pasang surut air laut, cuaca, peta sebaran
Daerah dan
3 Kelautan dan PAMEKANG ikan, harga jual/beli ikan dan rekomendasi
Masyarakat
Perikanan atau larangan bagi nelayan untuk melakukan
Kelompok Nelayan
penangkapan ikan serta sebagai marketplace
yang dapat digunakan sebagai media
promosi pelaku usaha perikanan.

3. Kelembagaan IPTEK

Berikut kelembagaan riset dan Inovasi (Lembaga Penelitian dan


Pengembangan, Perguruan Tinggi, Badan Usaha, dan Lembaga Penunjang) yang
ada di Kabupaten Mamuju Tengah sebagaimana tabel dibawah ini :

14
BAPPEDALITBANG
TABEL KELEMBAGAAN IPTEK DI KABUPATEN MAMUJU TENGAH

NO LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KETERANGAN

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN, RISET DAN


1 INOVASI

NO UNIVERSITAS MAMUJU TENGAH KETERANGAN

1 Universitas Sulawesi Barat Kelas Mamuju Tengah

2 Universitas Tomakaka Mamuju Tengah

Jumlah Dosen pengejar yang tersebar di Perguruan tinggi di Kabupaten Mamuju


Tengah sebagai berikut :

1) Dosen Perguruan Tinggi Swasta : 17 orang


2) Dosen Perguruan Tinggi Swasta : 42 orang

4. Infrastruktur Riser dan Inovasi

Infrastruktur riset menjadi salah satu input penting dalam ekosistem riset dan
inovasi, terutama dalam memainkan peran untuk menunjang dan meningkatkan
pelaksanaan riset serta penciptaan inovasi dan teknologi. Keberadaan
infrastruktur riset yang strategis dengan peralatan yang Memadai dan canggih
akan mempermudah para periset di Tanah Air untuk Melakukan riset dan
menciptakan inovasi serta teknologi.
Ketika sumber daya manusia Indonesia mampu melakukan riset terkini,
Namun ketersediaan peralatan terbatas atau kurang memadai, maka akan
Berimplikasi terhambatnya kegiatan riset tersebut atau terjadi penundaan,
Sementara hasil riset diperlukan untuk segera menjawab kebutuhan dan
Tantangan terkini.

Saat ini Infrastruktur pendukung Riset dan Inovasi yang ada/dimiliki oleh
Pemerintah Kabupaten Mamuju Tengah adalah sebagai berikut:

1) Kantor BAPPEDA Mamuju Tengah;


2) UPTD Laboratorium Pengamat Hama dan Penyakit Wilayah I Pemerintah
Provinsi Sulawesi Barat di Desa Salugatta;

15
BAPPEDALITBANG
3) Laboratorium Pengujian Kualitas Hasil Produksi Minyak, PT Astra Surya
Lestari II;
4) Laboratorium Pengujian Kualitas Hasil Produksi Minyak, PT Trinity Palm
Plantation;
5) Laboratorium Pengujian Kualitas Hasil Produksi Minyak PT. Wahana Karya
Sejahtera Mandiri;
6) Laboratorium Kesehatan RSUD Mamuju Tengah.

Infrastruktur yang ada tentu masih jauh dari memadai untuk memberikan
Dukungan yang maksimal terhadap pembangunan riset dan inovasi di Mamuju
Tengah.

16
BAPPEDALITBANG
BAB III
KELEMBAGAAN LITBANG YANG ADA SAAT INI SESUAI
PERDA SOTK

Kelembagaan Bidang Riset dan Inovasi Saat ini melekat pada BAPPEDA Kabupaten
Mamuju Tengah Sesuai Peraturan Bupati Mamuju Tengah Nomor 40 Tahun 2021 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Mamuju Tengah, Serta sesuai yang diusulkan
dalam Daft PERDA SOTK menjadi Badan Perencanaan Pembangunan Riset dan Inovasi
Daerah (BPPRIDA) Pemerintah Kabupaten Mamuju Tengah saat ini, yang akan
melaksanakan fungsi penunjang perencanaan dan penunjang penelitian dan
pengembangan inovasi daerah.

A. PENGALAMAN DALAM PELAKSANAAN PROGRAM INOVASI/PENELITIAN DAN


PENGEMBANGAN.

1. Sistem Inovasi Daerah (SIDa)


Sebagaimana peraturatan bersama Menteri Riset dan Teknologi dan Menteri Dalam
Negeri Nomor 3 dan 36 Tahun 2012 tentang Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa)
pasal 1 menjelaskan defenisi operasional tentang mengenai penguatan Sistem Inovasi
Daearah (SIDa), sebagai berikut :

Inovasi adalah kegiatan penelitian, pengembangan, penerapan, pengkajian,


perekayasaan, dan pengoperasian yang selanjutnya disebut kelitbangan yang bertujuan
mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru atau
cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada kedalam
produk atau proses produksi.

Sistem Inovasi Daerah yang selanjutnya disingkat SIDa adalah keseluruhan proses
dalam satu system untuk menumbuh kembangkan inovasi yang dilakukan antar institusi
pemerintah, pemerintahan daerah, Lembaga kelitbangan, Lembaga pendidikan, Lembaga
penunjang inovasi, Dunia usaha, dan masyarakat didaerah. Lembaga Kelitbangan adalah
institusi yang melakukan kegiatan penelitian, pengembangan, penerapan, pengkajian,
perekayasaan, dan pengoperasian yang bertujuan pengembangkan penerapan praktis
nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru atau cara baru untuk menerapkan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang telah ada kedalam produk atau proses produksi. Badan
Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri yang selanjutnya disingkat BPP
Kemendagri adalah komponen Kementerian Dalam Negeri yang memiliki tugas pokok dan
fungsi menyelenggarakan penelitian, pengembangan, pengkajian, penerapan,
perekayasaan, dan pengoperasian serta administrasi dan manajemen kelitbangan
dibidang penyelenggaraan pemerintahan dalam negeri.

17
BAPPEDALITBANG
Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah yang
selanjutnya disingkat BAPPEDA adalah Lembaga Dikabupaten yang memiliki tugas pokok
dan fungsi Menyelenggarakan kelitbangan serta administrasi dan manajemen
Kelitbangan dibidang penyelenggaraan pemerintahan daerah.

Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh


Pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas Pembantuan dengan
prinsip otonomi seluas-luasnya dalam system dan prinsip Negara Kesatuan Republik
Indonesia sebagai mana dimaksud dalam Undang – Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.

Pemerintah daerah adalah Bupati dan Perangkat daerah sebagai unsur


penyelenggara pemerintahan daerah. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
yang selanjutnya Disingkat RPJMD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 5
(lima) tahun.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat RKPD, Adalah


dokumen perencanaan daerah untuk periodeI (satu) tahun. Hak kekayaan intelektual
yang selanjutnya disingkat HKI adalah hak Kekayaan atas segala hasil produksi kecerdasan
daya piker yang berguna Untuk manusia.

Tugas dan Fungsi

Forum Koordinasi Sistem Inovasi Daerah Kabupaten Mamuju Tengah memiliki Tugas dan
fungsi, sebagai berikut:

• Melakukan penyusunan Dokumen Roadmap penguatan Sistem Inovasi Daerah


Kabupaten Mamuju Tengah.
• Melakukan pengintegrasian program Sistem Inovasi Daerah dalam Dokumen
dokumen Renacana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Mamuju Tengah.
• Mempersiapkan rumusan kebijakan penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) di
Kabupaten Mamuju Tengah.
• Mengkoordinasikan penyusunan program dan kegiatan pengembangan Sistem
Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Mamuju Tengah.
• Melalukan sinkronisasi, harmonisasi, sinergitas dan penataan unsur Sistem Inovasi
Daerah (SIDa) Kabupaten Mamuju Tengah.
• Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan penguatan Sistem Inovasi Daerah
(SIDa).
• Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan.

BAPPEDA dalam hal ini sebagai leading sektor penguatan Sistem Inovasi Daerah,
terus melakukan Koordinasi dan sinkronisasi lintas stake holders Forum Koordinasi Sistem
Inovasi Daerah guna mendorong Pemerintah Kabupaten Untuk merumuskan program
penguatan sistem inovasi sebagai program utama Dalam meningkatkan Inovasi dan daya
saing daerah. Hal itu sejalan dengan Program kementerian Ristek dan Kemendagri terkait
Indeks Inovasi Daerah dan Indeks Daya Saing Daerah.

18
BAPPEDALITBANG
2. Dokumen Kelitbangan Pemerintahan Daerah

DATABASE KAJIAN YANG DILAKSANAKAN LITBANG KAB. MAMUJU TENGAH 2016-2022

NO NAMA KAJIAN MIRTA KERJASAMA TAHUN


Kajian Pemetaan Potensi Daerah
1 Kecamatan Tobadak Kabupaten Mamuju CV. Latusiwa Engineering 2016
Tengah
Kajian Pemetaan Potensi Daerah
2 Kecamatan Budong-Budong Kabupaten CV. Latusiwa Engineering 2016
Mamuju Tengah
Kajian Pemetaan Potensi Daerah
3 Kecamatan Pangale Kabupaten Mamuju CV. Latusiwa Engineering 2016
Tengah
Kajian Pemetaan Potensi Daerah
4 Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju CV. Latusiwa Engineering 2016
Tengah
Kajian Pemetaan Potensi Daerah
5 Kecamatan Karossa Kabupaten Mamuju CV. Latusiwa Engineering 2016
Tengah
Forum Persaudaraan
Kajian Pemetaan Potensi Konflik Daerah
6 Pemuda Sulbar DPK 2016
Kabupaten Mamuju Tengah
Mamuju Tengah
Kajian Tingkat Kerusakan Wilayah Pesisir
7 UNHAS 2017
Kabubapen Mamuju Tengah
Kajian Potensi Masalah Sawit dan Prospek
8 UIT 2017
Dalam Pengembangan Wilayah Kota
Kajian Potensi Pertumbuhan Ekonomi
9 UNHAS 2017
Daerah Kabupaten Mamuju Tengah

10 Penyusunan Road-Map SIDa Kemenristek Dikti BPPT 2018

11 Kajan Daerah Rawan Pangan UNHAS 2019

12 Rencana Induk Kelitbangan LP2M UNHAS 2019

Rencana Induk Pengembangan


BAPPEDA Kerjasama
13 Kepariwisataan Daerah Kabupaten 2019
LP2M UNHAS
Mamuju Tengah (RIPARDA)

19
BAPPEDALITBANG
BAPPEDA Mamuju
14 Indeks Kepuasan Masyarakat 2019
Tengah (Mandiri)

Dokumen Strategi Optimalisasi Badan Keuangan


15 2020
Pendapatan Daerah Kerjasama LP2M UNHAS

BAPPEDA Kerjasama
16 Indeks Kepuasan Masyarakat 2020
LP2M UNHAS

Kajian Road Map Pengembangan Potensi


BAPPEDA Kerjasama
17 Unggulan Daerah Terpadu Kabupaten 2020
LP2M UNHAS
Mamuju Tengah
Kajian Strategi Penanggulangan
BAPPEDA Kerjasama
18 Kemiskinan Daerah Kabupaten Mamuju 2020
LP2M UNHAS
Tengah
Kajian Penempatan Aparatur Sipil Negara
BKPP Kerjasama LP2M
19 (ASN) dalam Jabatan Struktural/Fungsional 2020
UNHAS
Kabupaten Mamuju Tengah
Road Map Pengembangan Kapasitas SDM BKPP Kerjasama LP2M
20 2020
ASN di Kabupaten Mamuju Tengah UNHAS
BAPPEDA Kerjasama
22 Indeks Kepuasan Masyarakat 2021
LP2M UNHAS
BAPPEDA Kerjasama
21 Road Map Sistem Inovasi Daerah 2022
UNHAS
BAPPEDA Kerjasama
Kajian Studi Kelayakan FS Pembangunan Institut Teknologi dan
22 2022
Balai Benih Ikan Tobinta Bisnis Maritim Balik Diwa
Makassar
Kajian Akademis Studi Kelayakan
BAPPEDA Kerjasama
23 Pembangunan Pasar Ikan Bersih dan 2022
LP2M UNHAS
Sentra Kuliner Ikan
BAPPEDA Kerjasama
24 Rencana Induk Kelitbangan 2022
Tenaga Ahli UNHAS
BAPPEDA Kerjasama
25 Indeks Kepuasan Masyarakat 2022
LP2M UNHAS

3. Inovasi Daerah
Kabupaten Mamuju Tengah di Tahun 2020 mendapat Bantuan Kegiatan dari
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Berupa Program Prioritas
Nasional Laboratorium Inovasi Daerah, Dengan dukungan kegiatan tersebut
Pemerintah Kabupaten Mamuju Tengah Berhasil Melahirkan 75 Gagasan Inovasi
yang Siap di Launching dan Telah di sepakati antara Pimpinan Perangkat Daerah

20
BAPPEDALITBANG
dengan Kepala Daerah akan melaksanakan Inovasi tersebut menjadi kegiatan
pada Perangkat Daerah masing-masing. Melalui Kegitan Tersebut Sekaligus
dimulainya Lomba Inovasi Daerah di Kabupaten Mamuju Tengah. Adapun
Perangkat Daerah yang berhasil Juara antara lain :

JUARA NAMA PERANGKAT DAERAH JUDUL INOVASI

1 DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN MEMBARA (Membangun


KAWASAN PERMUKIMAN Rumah Rakyat)
2 DINAS PENDIDIKAN GURU BAYANGAN
SI LINCAH (Sistem Layanan
3 BADAN KEUANGAN Pencairan Tanpa
Hambatan)

Berlanjut ditahun 2021 Pemerintah Kabupaten Mamuju Tengah terus


berkomitmen terhadap inovasi daerah Melalui Kegiatan Lomba Inovasi Daerah
berhasil menjaring Inovasi dari seluruh perangkat daerah sejumlah 38 Inovasi
dan yang berhasil Juara antara lain :

JUARA PERANGKAT DAERAH JUDUL INOVASI


LASALMAN (Semalam
1 DINAS DUKCAPIL Didesa Pelayanan
Dokumen Kependudukan)
CAMPING DI TEBING SI
2 DINAS PTSP UMKM
PERINDU
PAMEKANG [Pemanfaatan
3 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN Media Informasi
Penangkapan Ikan]

Berlanjut ditahun 2022 Pemerintah Kabupaten Mamuju Tengah terus


berkomitmen terhadap Inovasi Daerah dengan melahirkan Peraturan Bupati
tentang Sistem Inovasi Daerah yang mewajibkan Seluruh Perangkat Daerah
membuat Minimal 1 Inovasi Setiap Tahunnya, dan Melalui Kegiatan Lomba
Inovasi Daerah tahun 2022 Pemerintah Kabupaten Mamuju Tengah membuka
Kategori baru, dimana tahun sebelumnya hanya kategori “Peningkatan
Pelayanan Publik” dan “Peningkatan Tata Kelola Pemerintahan” bertambah
dibukanya “Kategori Umum” untuk Seluruh Masyarakat Umum Kabupaten
Mamuju Tengah. Lomba Inovasi ini berhasil menjaring Inovasi dari seluruh
perangkat daerah sejumlah 29 Inovasi dan Inovasi dari Masyarakat Desa
Sejumlah 22 Inovasi, dan yang berhasil Juara antara lain :

21
BAPPEDALITBANG
KATEGORI PELAYANAN PUBLIK DAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN

JUARA PERANGKAT DAERAH JUDUL INOVASI


DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK
KELUARGA BERENCANA SERTA TONGSENG (TEROPONG
1
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ABSENSI PEGAWAI)
PERLINDUNAGAN ANAK
SILAPA (SISTEM LAPORAN
2 DINAS PERTANIAN HARGA PASAR,
KOMODITI PERKEBUNAN)
SIRUMPA (SISTEM
DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN
3 INFORMASI RUMAH
KAWASAN PERMUKIMAN
TERDAMPAK BENCANA)

KATEGORI UMUM (MASYARAKAT DESA)

MASYARAKAT
JUARA JUDUL INOVASI
DESA
1 BARAKKANG SEKOLAH ALAM PAP
PENGELOLAAN AIR MINUM (PEMDES
2 BAMBAMANURUNG
Bambamanurung)
KLINIK LELAKI SEHAT ( LAYANAN EMPATI
3 KIRE LAPOR DAN JEJAKI SEMUA MASALAH
STUNTING ) Desa Kire

4. Pagu Anggaran Bidang LITBANG

ANGGARAN BIDANG LITBANG BAPPEDA


MAMUJU TENGAH TAHUN 2018-2022
NO TAHUN ANGGARAN (Rp.)
1 2018 698.541.000
2 2019 1.000.793.000
3 2020 1.052.220.043
4 2021 382.292.261
5 2022 808.635.235
Total 3.942.481.539

22
BAPPEDALITBANG
B. KEBERADAAN FORUM PELAKU INOVASI

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2017 tentang Inovasi


Daerah, pada hakikatnya Inovasi Daerah ditujukan untuk mendukung peningkatan
Kinerja Pemerintah Daerah dan Pelayanan Publik, secara optimal dalam rangka
mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Sasaran Inovasi Daerah diarahkan untuk
mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan
Pelayanan Publik, pemberdayaan dan peran serta masyarakat, dan peningkatan daya
saing Daerah.

Sejalan dengan itu, usulan Inovasi Daerah tentunya tidak dibatasi hanya
berasal dari Pemerintah Daerah, melainkan dibuka kesempatan yang seluas-luasnya
bagi masyarakat untuk mengusulkan Inovasi Daerah.

Untuk maksud tersebut, melalui Forum Inovasi Daerah Pemerintah


Kabupaten Mamuju Tengah setiap tahunnya melaksankan forum ini guna
menguatkan sinergitas antara para pelaku inovasi dalam meningkatkan kinerja
penyelenggara pemerintahan, pelayanan publik, pemberdayaan dan peran serta
masyarakat, dan peningkatan daya saing daerah dalam rangka mewujudkan Visi Misi
Kabupaten Mamuju Tengah. Tahun 2020 menjadi Awal Pelaksanaan Forum Inovasi
Daerah hingga saat ini dan Pemerintah Daerah Akan Terus berkomitmen
Melaksanakan Forum ini ditahun-tahun yang akan datang.

C. PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAN


INOVASI DI DAERAH YANG TELAH DITERBITKAN

Sebagai bentuk dukungan Kepala Daerah Dalam Hal Riset dan Inovasi di
Daerah, maka dibuatlah Peraturan Bupati Mamuju Tengah Nomor 10 Tahun 2021
tentang Sistem Inovasi Daerah yang mewajibkan 1 Perangkat Daerah Membuat 1
Inovasi Setiap tahunnya.

D. KERJASAMA YANG PERNAH/SEDANG DILAKSANAKAN

KERJASAMA DAERAH

NO MASA KERJASAMA DAERAH DENGAH INSTANSI LAIN


PEMERINTAH KABUPATEN MAMUJU TENGAH DENGAN
1 2020 sd 2025
UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR.
PEMERINTAH KABUPATEN MAMUJU TENGAH DENGAN
2 2022 sd 2027 INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS MARITIM BALIK
DIWA MAKASSAR.

23
BAPPEDALITBANG
BAB IV
RENCANA KELEMBAGAAN BRIDA MAMUJU TENGAH

Terintegrasi Dengan BAPPEDA

Opsi kelembagaan Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) ketika Terintegrasi
dengan Bappeda sesungguhnya tidak mengurangi substansi Riset dan inovasi, sebab
tidak dapat dipungkiri antara Bappeda dengan BRIDA memiliki relasi yang saling
menegasi antar keduanya. Namun pilihan Pada opsi ini tidak serta merta dijadikan dasar
bahwa keduanya memiliki relasi tanpa memperhatikan beberapa alasan yang menjadi
pertimbangan. Karenaitu, secara kelembagaan BRIDA terintegrasi dengan Bappeda
didasarkan pada bebera papertimbangan, antara lain Kekuatan Fiskal Pemerintah
Kabupaten Mamuju Tengah dalam mendukung jalannya riset dan inovasi Ketika BRIDA
menjadi OPD mandiri sangat terbatas.

Sehingga program penelitian yang telah direncanakan tidak dapat dijalankan.


Demikian halnya dengan beberapa OPD lain tidak dapat menjalankan programnya
secara luas karena keterbatasan anggaran. Keberadaan BRIDA diBappeda secara tidak
langsung menguatkan Peran Bappeda sebagai sentral perencanaan pembangunan
berbasis Riset dan inovasi.

24
BAPPEDALITBANG
BAB V
PENUTUP

Demikian Proposal ini dibuat dan diajukan ke Badan Riset dan Inovasi
Nasional (BRIN) untuk memberikan pertimbangan dan atau rekomendasi
Pengintegrasian Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Kabupaten Mamuju Tengah
dengan BAPPEDA Mamuju Tengah. Atas perhatiannya diducapkan terimakasih.

Pemerintah Kabupaten Mamuju Tengah


Nama:
Jabatan: Kepala Bagian Organisasi
Alamat:Jl. Tammauni Pue Balung, Kompleks Perkantoran BUPATI MAMUJU TENGAH,
Kec. Tobadak, Kabupaten Mamuju
No.Tlp:

25
BAPPEDALITBANG

Anda mungkin juga menyukai