Anda di halaman 1dari 12

Pembahasan Soal

Praktikum Pertemuan-5

Di susun oleh kelompok 7 :

1) Rewisya Nindya Vinkasari H44190030


2) Risma Dwi Rosita Dewi H44190031
3) Riyyun Afiana H44190032
4) Viola Tri Dumadi H44190037
5) Zumrotul Arifah H44190040

IPB University

BOGOR

2021
Topik 1

a. Bagaimana kondisi upah TK di Indonesia? Apakah diantaranya ada yang


menyebabkan pengangguran terpaksa?

Berikut ini Tabel Rata-Rata Jam Kerja Seminggu yang Lalu dan Rata-Rata
Upah/Gaji/Pendapatan Bersih Sebulan Pekerja (rupiah) Menurut Lapangan
Pekerjaan Utama 2017-2020 :

Sumber : BPS

Catatan:

(A) Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, (B) Pertambangan dan Penggalian, (C)
Industri Pengolahan, (D) Pengadaan Listrik dan Gas, (E) Pengadaan Air,
Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur Ulang, (F) Konstruksi, (G) Perdagangan

1
Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, (H) Transportasi dan
Pergudangan, (I) Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum, (J) Informasi dan
Komunikasi, (K) Jasa Keuangan dan Asuransi, (L) Real Estat, (M,N) Jasa
Perusahaan, (O) Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial
Wajib, (P) Jasa Pendidikan, (Q) Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial, (R,S,T,U)
Jasa Lainnya.

Dari data yang diperoleh terlihat bahwa rata-rata upah tenaga kerja di
Indonesia dari tahun 2018 hingga 2020 selalu mengalami fluktuasi atau tidak
tetap. Pada sektor perdagangan dan listrik serta transportasi dan pergudangan
terlihat selalu mengalami kenaikan upah dari tahun 2018 hingga Januari 2020,
tetapi mengalami penurunan pada Agustus 2020. Upah tenaga kerja pada Januari
2020 hingga Agustus 2020 hampir seluruh sektor lapangan pekerjaan mengalami
penurunan. Upah tenaga kerja yang mengalami peningkatan hanya pada sektor
jasa keuangan dan asuransi. Penurunan upah tenaga kerja juga diikuti penurunan
lamanya jam kerja setiap minggu. Penurunan upah tenaga kerja dan lamanya
waktu bekerja disebabkan kemunculan covid 19 yang menimbulkan terjadinya
pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran.

Pengangguran terpaksa adalah tenaga kerja yang bekerja di bawah jam kerja
normal atau kurang dari 35 jam seminggu, dan masih mencari pekerjaan atau
masih bersedia menerima pekerjaan (sekarang disebut setengah pengangguran).
Mengacu kepada penjelasan mengenai pengangguran terpaksa, maka kemunculan
pengangguran terpaksa diukur dari lama waktu bekerja dalam satu minggu. Dari
data BPS hampir seluruh sektor lapangan pekerjaan telah memenuhi jam kerja 35
jam per minggu. Walaupun pada data Agustus 2020 seluruh sektor lapangan
pekerjaan mengurangi jam kerja tetapi sebagian besar masih memenuhi 35 jam
per minggu. Terdapat satu sektor yang termasuk dalam kategori pengangguran
terpaksa, yaitu sektor jasa pendidikan. Sektor jasa pendidikan pada tahun 2018
hingga Januari 2020 bekerja selama 33-34 jam per minggu dan mengalami
penurunan pada Agustus 2020 menjadi 26 jam per minggu, sehingga tidak
memenuhi jam kerja normal.

2
b. Ambil studi kasus, dan jelaskan bagaimana kondisi pengangguran upah dan
pengangguran di tingkat regional di Indonesia

JAWAB:

BPS menghitung rasio pengangguran dengan TPAK (Tingkat Partisipasi


Angkatan Kerja) yang merupakan persentase jumlah angkatan kerja terhadap
jumlah penduduk usia kerja dan menggunakan TPT (Tingkat Pengangguran
Terbuka) yang merupakan persentase jumlah pengangguran terhadap jumlah
angkatan kerja.

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Provinsi, Februari 2020

Sumber: banten.bps.go.id

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)


Menurut Pendidikan, Februari 2020 Menurut Jenis Kelamin, Februari 2018-
(Persen) 2020 (Persen)

Sumber: banten.bps.go.id Sumber: banten.bps.go.id

3
Menurut data di atas, menurut provinsi ditunjukkan bahwa dengan rasio
TPT Februari 2020 pengangguran tertinggi ditempati oleh Banten sebesar 8.01%
dan posisi terendah ditempati oleh Bali sebesar 1.21%. Sedangkan menurut
pendidikan, TPT terendah berada pada jenjang Diploma sebesar 1,74% dan yang
tertinggi berada pada jenjang SMA sebesar 13.84%. Dari data TPT 2018-2020
berdasarkan jenis kelamin, dapat dikatakan bahwa TPT perempuan lebih rendah
dibandingkan dengan laki-laki dari tahun ke tahun.

Tingkat upah minimum Kabupaten/Kota (UMK) merupakan salah satu


faktor yang mempengaruhi tingkat kesejahteraan penduduk, terutama di sisi
penerimaan tenaga kerja. Menurut Alghofari (2010) setiap kenaikan tingkat upah
akan diikuti oleh turunnya tenaga kerja yang diminta dan akan menyebabkan
pengangguran (Burhanudin, 2015). Berlaku untuk sebaliknya, jika tingkat upah
turun maka akan diikuti dengan meningkatnya serapan tenaga kerja. Sehingga
dapat dikatakan bahwa jumlah penyerapan tenaga kerja mempunyai hubungan
timbal balik dengan tingkat upah.

Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) di Provinsi Banten (2014-2015)

Berdasarkan data di atas, UMK Provinsi Banten mengalami peningkatan,


yaitu di tahun 2014 sebesar Rp 1.325.000,00 meningkat Rp 275.000 menjadi Rp
1.600.000 pada tahun 2015.

4
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Banten (2014-2015)

Menurut data, TPT di Provinsi Banten mengalami peningkatan sebesar


0.48% dari 9.07% di tahun 2014 menjadi 9.55% di tahun 2015.Dari data-data
yang sudah disajikan di atas, dapat dikatakan bahwa meningkatnya Upah
Minimum Kabupaten/Kota (UMK) akan diikuti dengan meningkatnya Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT). Hal tersebut dikarenakan semakin tinggi tingkat
upah yang ditetapkan suatu wilayah, maka semakin tinggi modal untuk
memproduksi suatu barang. Sehingga untuk mengefisiensikannya, perusahaan
melakukan pengurangan penyerapan tenaga kerja yang dapat mengakibatkan
pengangguran.

Kondisi pengangguran regional Indonesia pada tahun 2020 mengalami


peningkatan. Penyebab utama meningkatnya angka pengangguran ini adalah
masuknya virus Covid-19 di Indonesia yang mengakibatkan beberapa perusahaan
mengalami kerugian. Kerugian tersebut disebabkan oleh kehilangan pasar karena
penerapan pembatasan sosial untuk mengurangi angka penularan Covid-19 yang
mengakibatkan para pekerja harus di PHK. Menurut data dari Badan Pusat
Statistik 2020, terdapat 29,12 juta orang (14,28 persen) penduduk usia kerja yang
terdampak Covid-19, terdiri dari pengangguran karena Covid-19 (2,56 juta orang),
Bukan Angkatan Kerja (BAK) karena Covid-19 (0,76 juta orang), sementara tidak
bekerja karena Covid-19 (1,77 juta orang), dan penduduk bekerja yang mengalami
pengurangan jam kerja karena Covid-19 (24,03 juta orang). Dilihat dari
penyebabnya, pengangguran ini termasuk ke dalam pengangguran friksional.

5
Disebut friksional karena pengangguran ini disebabkan oleh adanya transisi dari
keadaan normal ke keadaan baru ditandai dengan munculnya Covid-19. Keadaan
ini mengakibatkan mayoritas perusahaan harus cepat tanggap dalam beradaptasi
dan menyusun strategi baru seiring adanya perubahan pada lingkup pasar.

Kondisi pengangguran menurut wilayah regional di Indonesia menurut


Badan Pusat Statistik Agustus 2020, Provinsi DKI Jakarta menduduki posisi
pertama dengan peningkatan sebesar 10,95% lalu disusul dengan provinsi Banten
dengan angka peningkatan sebesar 10,64% dan Provinsi Jawa Barat dengan angka
peningkatan sebesar 10.46%. Hal ini disebabkan karena ketiga provinsi tersebut
merupakan kota besar yang dominan para pekerjanya bekerja di sektor industri
dan menurut riset dari Moody’s, sektor industri merupakan sektor yang paling
banyak terkena dampak dari Covid-19 dimana para pekerjanya banyak yang
mengalami pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut Provinsi (Persen), 2019-2020

Sumber: Badan Pusat Statistik

Wilayah regional di Indonesia yang mengalami peningkatan upah minimum


regional (UMR) yaitu wilayah DKI Jakarta yang mengalami peningkatan 8,51%
dengan angka UMR sebesar Rp4.276.349 yang berlaku mulai 1 Januari 2020.
Provinsi DKI Jakarta membuktikan bahwa semakin tingginya peningktan UMR
maka akan berbanding positif pula pada jumlah angka pengangguran.

6
c. Jelaskan solusi bagaimana menghilangkan pengangguran wilayah, baik secara
teori maupun berdasarkan temuan studi kasus pada jawaban b.

Jawab :

 Solusi Menghilangkan Pengangguran Wilayah Secara Teori


Seperti yang kita ketahui, pengangguran tidak bisa dihilangkan tetapi dapat
dicegah dan diatasi, mengingat keadaan ekonomi bangsa Indonesia itu sendiri
yang masih belum mapan. Namun, hal tersebut bukanlah mustahil untuk
dapat dilakukan jika pengangguran di Indonesia dapat dihilangkan. Berikut
ini solusi menghilangkan Pengangguran Wilayah secara teori adalah sebagai
berikut:

 Untuk mengatasi masalah pengangguran pemerintah telah membuat 5


kebijakan berdasakan teori makroekonomi dalam jurnalnya Burhadnuddin
Handoko (2009) antara lain:
1) Mengubah kebijakan politik ekonomi makro, agar merangsang pertumbuhan
ekonomi yang kemudian bisa menciptakan lapangan kerja baru.
2) Membuat kebijakan fiskal dan moneter yang juga ramah terhadap tenaga
kerja.
3) Membangkitkan kembali kegiatan di sektor riil terutama yang bergerak di
sektor usaha kecil dan menengah (UKM).
4) Melakukan reformasi di bidang pertanahan. Selama ini tanah untuk kegiatan
produksi, lebih banyak dikuasai secara terbatas oleh kalangan terbatas pula.
5) Kebijakan yang secara khusus sedang digarap Depnaker sekarang, ujar
Pasaribu, melipatgandakan usaha peningkatan tenaga kerja di lingkungan
keluarga yang berpendapatan kecil.

 Kebijakan Pemerintah berdasarkan teori mikroekonomi dijabarkan dalan


jurnalnya Burhanuddin Handoko (2009) menjadi beberapa poin antara lain :

7
1) Pengembangan mindset dan wawasan penganggur, berangkat dari kesadaran
bahwa setiap manusia sesungguhnya memilki potensi dalam dirinya namun
sering tidak menyadari dan mengembangkan secara optimal.
2) Melakukan pengembangan kawasankawasan, khususnya yang tertinggal dan
terpencil sebagai prioritas dengan membangun fasilitas transportasi dan
komunikasi.
3) Membangun lembaga sosial yang dapat menjamin kehidupan penganggur.
4) Menyederhanakan perizinan karena dewasa ini terlalu banyak jenis perizinan
yang menghambat investasi baik Penanamaan Modal Asing (PMA),
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan investasi masyarakat secara
perorangan maupun berkelompok.
5) Mengaitkan secara erat (sinergi) masalah pengangguran dengan masalah di
wilayah perkotaan lainnya seperti sampah, pengendalian banjir, dan
lingkungan yang tidak sehat.
6) Mengembangkan suatu lembaga antarkerja secara profesional. Lembaga itu
dapat disebutkan sebagai job center dan dibangun dan dikembangkan secara
profesional sehingga dapat membimbing dan menyalurkan para pencari kerja.
7) Menyempurnakan kurikulum dan sistem pendidikan nasional (Sisdiknas).
Sistem pendidikan dan kurikulum sangat menentukan kualitas pendidikan.
8) Upayakan untuk mencegah perselisihan hubungan industrial (PHI) dan
pemutusan hubungan kerja (PHK).
9) Mengembangkan potensi kelautan mengingat potensi Indonesia sebagai
negara maritim dengan kekayaan kelautan yang tinggi sehingga perlu dikelola
lebih baik supaya dapat menciptakan lapangan kerja yang produktif dan
remuneratif.

 Solusi menghilangkan pengangguran wilayah Banten:


1) Tingginya tingkat pengangguran di wilayah Banten disebabkan oleh sektor
industri pengolahan yang relatif lebih dominan, oleh karena itu untuk
mengurangi angka pengangguran kebijakan yang dilakukan oleh Pemerintah
Provinsi Banten yaitu mendorong tumbuhnya sektor pertanian, serta membuat
regulasi yang lebih ramah terhadap industriawan yang ada di Provinsi Banten.

8
2) Perusahaan bersedia membayar upah minimum kabupaten/kota (UMK) lebih
tinggi daripada gaji ekuilibrium agar mendorong semangat untuk bekerja.
Seperti di berlakukannya Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. KEP-
226/MEN/2000 Tahun 2000 tentang usaha pemerintah untuk melindungi
pekerja agar mendapatkan upah yang wajar dan hidup layak, serta menjadi
acuan bagi pengusaha dalam memenuhi kewajiban mereka membayar upah
bagi buruh atau pekerja, karena dengan adanya penetapan upah minimum
para pekerja menjadi lebih terlindungi.
3) Meningkatkan komponen Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yaitu
kesehatan, pendidikan dan kemampuan daya beli harus ditinggkatkan supaya
tingkat pengangguran di Provinsi Banten semakin bekurang.

9
DAFTAR PUSTAKA

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2021. Keadaan pekerja di Indonesia Agustus 2020.
Jakarta (ID) : BPS

Burhanudin, Muhamad. 2017. Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto


(PDRB), Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK), dan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) terhadap tingkat pengangguran di Provinsi
Banten periode 2008-2013. Skripsi. Tidak diterbitkan. Fakultas Ekonomi
dan Bisnis. UIN Syarif Hidayatullah: Jakarta.

Handoko B. 2009. Kemiskinan, pengangguran, dan pedagang kakai lima (PKL)


sebagai alternatif solusi. Jurnal Ekonomika Universitas Wijayakusuma
Purwokerto [internet]. [diunduh pada 2020 Maret 13]; 12 (1) : 1-60.
https://www.neliti.com/publications/23159/kemiskinan-pengangguran-dan-
pedagang-kaki-lima-pkl-sebagai-alternatif-solusi

Indayani S, Hartono B. 2020. Analisis Pengangguran dan Pertumbuhan Ekonomi


sebagai Akibat Pandemi Covid-19. Jurnal Ekonomi dan Manajemen
Universitas Bina Sarana Iinformatika. 18(2): 201-208.

10
Pembagian jobdesk Kelompok 7:

1) Rewisya Nindya Vinkasari (H44190030)


• Menjawab pertanyaan soal topik 1 bagian b

2) Risma Dwi Rosita Dewi (H44190031)


• Membuat PPT
• Menjawab pertanyaan soal topik 2 bagian a

3) Riyyun Afiana (H44190032)


• Membuat PPT
• Menjawab pertanyaan soal topik 1 bagian b

4) Viola Tri Dumadi (H44190037)


• Menjawab pertanyaan soal topik 1 bagian c

5) Zumrotul Arifah (H44190040)


• Mengetik jawaban di Ms. Word
• Menjawab pertanyaan soal topik 1 bagian c

11

Anda mungkin juga menyukai