Anda di halaman 1dari 3

UTBK TPS PENALARAN UMUM : ANALISA DATA, TABEL, DIAGRAM, DAN GRAFIK

1. Bacalah teks di bawah ini untuk menjawab soal nomor 1!


Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) telah hadir di Ibu Kota sejak 2015 melalui Peraturan
Gubernur DKI Jakarta Nomor 169 Tahun 2015 tentang Penanganan Prasarana dan Sarana Tingkat
Kelurahan. Mereka identik dengan sebutan pasukan oranye berkat seragam yang dikenakan selama
berdinas. Sesuai dengan Keputusan Gubernur Nomor 2331 Tahun 2016, jumlah pasukan ini cukup banyak,
yaitu mencapai 20.190 orang dan tersebar di 267 kelurahan di Jakarta. Selain pasukan oranye, ada juga
pasukan biru, hijau, dan ungu yang dibentuk berlandaskan Pergub DKI Jakarta No 212/2016. Setiap
pasukan ini berada di bawah koordinasi satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang berbeda. Pasukan
oranye berada di bawah kelurahan. Adapun pasukan lain yang juga disebut pekerja harian lepas (PHL)
berturut-turut berada di bawah Dinas Pertamanan dan Pemakaman, Dinas Sumber Daya Air, dan Dinas
Sosial. Kehadiran pasukan-pasukan ini antara lain bertujuan membantu sejumlah persoalan yang muncul
di sekitar lingkungan tempat tinggal warga. Contoh persoalan itu antara lain jalan rusak, saluran
tersumbat, pohon tumbang, timbunan sampah liar, penerangan jalan, dan gelandangan.
Saluran air dan timbunan sampah menjadi fokus sorotan warga karena kerap kali menjadi biang kerok
banjir. Banjir besar pada awal 2020 memaksa 31.232 warga Jakarta mengungsi karena rumah mereka
terendam. Warga sebenarnya juga memahami bahwa persoalan saluran air dan sampah tak lepas dari
peran aktif mereka. Persoalan kebersihan dan timbunan sampah, menurut hampir tiga perempat warga,
juga menjadi bagian dari tanggung jawab mereka. Sama halnya dengan saluran air yang dinilai serupa
oleh sekitar separuh responden. Namun, pendapat warga dapat juga dipahami sebagai kecondongan
apatisme warga terhadap kehadiran bantuan petugas PPSU dan PHL.
Kondisi itu dapat disebabkan oleh ketidakkonsistenan mereka hadir di tengah warga. Hanya 41,7 persen
responden yang menemukan pasukan ini sedang bertugas di lingkungan tempat tinggal mereka setiap
hari. Ada responden lainnya yang baru menemukannya beberapa hari dalam seminggu (16,4 persen),
seminggu sekali (11,8 persen), sebulan sekali (12,2 persen), dan sisanya ada yang lebih dari satu bulan.
Berikut ditampilkan hasil kinerja PPSU menurut masyarakat berdasarkan hasil survei bulan Desember
2019-Februari 2020.

Berdasarkan diagram kinerja petugas PPSU, persentase tanggapan untuk kinerja petugas PPSU yang
memiliki perbedaan antara 0,8 persen adalah ….
A. Biasa saja dan sangat cepat, tetapi kerja asal-asalan
B. Sangat cepat, pekerjaan memuaskan, dan biasa saja
C. Sangat lambat, hasil pekerjaan tidak memuaskan, dan keberadaan petugas tidak menentu
D. Sangat cepat, tetapi kerja asal-asalan, dan biasa saja
E. Keberadaan petugas tidak menentu, tetapi kerja asal-asalan
2. Bacalah teks di bawah ini untuk menjawab soal nomor 2!
SMK merupakan pendidikan menengah vokasi yang dianggap sebagai pencipta sumber daya manusia
terampil dan bermutu, masih harus menghadapi rentetan panjang persoalan. Idealnya, sekolah menengah
kejuruan (SMK) didesain untuk menciptakan lulusan yang siap masuk dunia kerja dengan kemampuan
teknis yang mereka miliki. Sementara, SMK justru tercatat sebagai salah satu penyumbang pengangguran
tertinggi.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2019, tingkat pengangguran terbuka (TPT) selama
lima tahun terakhir mengalami penurunan 0,90 persen. Namun, jika dilihat dari pendidikan yang
ditamatkan, tenaga kerja yang tidak terserap pasar kerja paling tinggi justru dari lulusan SMK. Pada
Agustus 2019, TPT lulusan SMK sebesar 10,42 persen turun 0,82 persen dari tahun sebelumnya (11,24
persen). Persentase itu cukup berjarak dengan TPT SMA (7,92 persen). Sementara secara kuantitas,
jumlah lulusan siswa SMK tahun ajaran 2018/2019 sekitar 1,4 juta, berada di bawah lulusan SMA yang
sekitar 1,5 juta.
Pengangguran lulusan SMK ini menjadi pekerjaan rumah dunia pendidikan, mengingat saat ini ekonomi
Indonesia ditopang oleh sektor industri dengan kontribusi terhadap perekonomian nasional hampir 20
persen. Semestinya, lulusan SMK banyak diserap di sektor industri manufaktur ini. Sementara itu,
pemerintah kini kian gencar menambah jumlah SMK untuk menjawab kebutuhan era industri keempat.
Beberapa strategi digunakan pemerintah untuk memenuhi tantangan itu. Pemerintah membekukan
penambahan SMA, membuka SMK baru, dan bahkan mengonversi SMA menjadi SMK. Strategi tersebut
membuahkan hasil jumlah SMK dan siswa SMK semakin meningkat.
Berdasarkan paragraf 2, pada tahun berapa tingkat pengangguran mengalami penurunan 0,90 persen?
A. 2014
B. 2015
C. 2019
D. 2014-2018
E. 2015-2019

3. Berdasarkan paragraf 2, berapa persen penurunan lulusan SMK yang tidak terserap pada kerja mulai dari
tahun sebelum 2019 sampai tahun 2019?
A. 0,90 persen
B. 10,42 persen
C. 0,82 persen
D. 7,92 persen
E. 11, 24 persen

4. Harus diakui bahwa konsumsi BBM Indonesia memang problematik. Konsumsi BBM kita sudah melebihi
produksi BBM dalam negeri, sehingga untuk menutup selisih antara konsumsi dan produksi, kita harus
mengimpor BBM dari luar. Kita bisa lihat ini dalam data-data mengenai produksi, konsumsi, dan impor
BBM Indonesia. Artinya, kita memang perlu mendisiplinkan konsumsi BBM Indonesia. Celakanya,
pemerintah mengajukan solusi yang keliru. Kenaikan harga BBM bukan hanya tidak mengurangi konsumsi
BBM, tapi juga menyengsarakan kita sebagai rakyat. Dengan kata lain, kenaikan harga BBM tidak hanya
tidak menyelesaikan masalah, tapi juga telah menimbulkan malapetaka.
Tabel Produksi, Konsumsi, dan Impor BBM Indonesia 2005-2010 (Ribu Barel)

(Diadaptasi dari indoprogress.com)


Apa simpulan keseluruhan isi tabel dalam teks tersebut?
A. Impor BBM mengalami fluktuasi.
B. Produksi, konsumsi, dan impor BBM selalu mengalami kenaikan tiap tahunnya.
C. Konsumsi BBM tertinggi terjadi pada tahun 2005.
D. Konsumsi BBM selalu lebih tinggi daripada produksi sehingga dilakukan impor.
E. Jumlah impor BBM selalu lebih rendah dari produksi BBM.
5. Meskipun menyimpan potensi yang sangat besar sebagai satu kawasan, kondisi ASEAN, sayangnya, juga
diwarnai oleh kesenjangan yang sangat besar. Dari sisi pendapatan per kapita, terdapat variasi yang besar
pada tingkat pendapatan per kapita dari negara-negara ASEAN. Di sisi ekstrem yang tinggi adalah Brunei
Darussalam, dengan pendapatan per kapita USD30.200 per tahun atau hampir 150 kali Myanmar yang
hanya USD200 per tahun. Peringkat pendapatan di antara negara-negara ASEAN secara praktis juga tidak
berubah sejak pertengahan 1970-an. Dari sisi inflasi, ada negara yang hanya mencatat inflasi sekitar 1
persen, bahkan ada negara yang mencatat deflasi, sementara beberapa negara masih berkutat di antara
6-7%. Profil ketenagakerjaan juga menunjukkan gambaran serupa, di mana Indonesia dengan jumlah
penduduk terbesar memiliki angka pengangguran sekitar 10%, jauh di atas negara-negara lainnya.
Sejalan dengan tingkat profil pengangguran, kesenjangan kualitas tenaga kerja juga tergambar dari
disparitas angka produktivitas tenaga kerja yang cukup besar. Contoh: tingkat produktivitas Singapura
mencapai hampir 17 kali Kamboja, 10,6 kali Myanmar, dan 10 kali Vietnam. Dari sisi aliran modal
internasional, aliran FDI (Foreign Direct Investment) terbesar didominasi oleh Singapura, jauh melebihi
angka yang mampu dicatat negara-negara lainnya. Hal ini sejalan dengan variasi pada kondisi iklim bisnis,
yakni Singapura hanya membutuhkan waktu 5 hari untuk memulai bisnis, sedangkan Indonesia dan Laos
membutuhkan 105 hari dan 103 hari.

(Dikutip dengan pengubahan dari Outlook Ekonomi Indonesia 2008-2012)


Simpulan manakah yang paling tepat untuk teks tersebut?
A. Pendapatan per kapita Brunei Darussalam merupakan yang paling tinggi di antara negara-negara
ASEAN.
B. Peringkat pendapatan di antara negara-negara ASEAN secara praktis tidak berubah sejak
pertengahan 1970-an.
C. Kesenjangan kualitas tenaga kerja yang cukup besar tergambar dari disparitas angka produktivitas
tenaga kerja.
D. ASEAN merupakan satu kawasan yang potensial untuk menarik aliran modal internasional.
E. Terdapat kesenjangan yang besar di ASEAN dalam hal pendapatan per kapita, produktivitas
tenaga kerja, dan FDI.

##########

Anda mungkin juga menyukai