Anda di halaman 1dari 9

TEORI EKONOMI MAKRO

Nama : Yehezkiel Mario Sasoeng

Nim : 20061102280

Kelas : 3B5

TUGAS INDIVIDU

1. Berikan contoh-contoh konkrit mengenai inflasi ringan, inflasi sedang dan


hiperinflasi seperti apa? Berikan penjelasannya.

2. a. Berikan contoh-contoh konkrit inflasi tekanan permintaan.

b. Inflasi terjadi karena biaya produksi. Berikan contoh-contoh konkritnya


seperti apa?

c..Berikan contoh stagflasi seperti apa. Berikan pengertiannya terlebih


dahulu.

3. Cari pertumbuhan ekonomi di Indonesia dari tahun 2018 sampai tahun


2020. Berapa persen?

4. a. Inflasi dari dalam negeri seperti apa?

b. Inflasi dari luar negeri seperti apa?

5. a. Dilihat dari situasi dan kondisi sekarang (tahun 2020/2021) Apa yang
menyebabkan terjadinya inflasi?

b.Faktor-faktor apa yang mempengaruhi sehingga menyebabkan terjadinya


inflasi?
 Jawaban :

1. Jawab :

1. Inflasi Ringan
(Creeping Inflation) kurang dari 10% dalam satu tahun.

Contoh :
Jika pada awal tahun harga beras 10.000 per kilogram, kemudian di tahun
berikutnya harga beras yang sama menjadi 10.500 rupiah atau 11.000 rupiah
per kilogram, berarti inflasinya adalah inflasi ringan.

2. Inflasi Sedang

Inflasi Sedang (Galloping Inflation) 10% – 30% dalam satu tahun.

Contoh :
Jika dalam satu tahun harga beras menjadi 13.000 rupiah, berarti ini sudah
masuk kategori inflasi sedang.

3. Hiperinflasi

Inflasi sangat Berat (Hyperinflation) lebih dari 100% dalam satu tahun.

Contoh :
Inflasi sangat berat jika harga beras yang awalnya 10.000 menjadi 25.000
rupiah per kilogramnya.

https://smartpresence.id/blog/pekerjaan/pengertian-inflasi-ringan
2. Jawab :
a. Berikan contoh-contoh konkrit inflasi tekanan permintaan.

1. Datangnya tahun ajaran baru misalnya, akan menaikkan permintaan


pemenuhan kebutuhan biaya dan perlengkapan sekolah.
2. Peristiwa lainnya adalah menjelang datangnya bulan Ramadhan atau
bulan puasa sampai dengan Hari Raya Idul Fitri. Kebutuhan masyarakat
cenderung meningkat sehingga secara otomatis akan menggerek
kenaikan permintaan. Mulai dari makanan, pakaian bahkan juga
kendaraan akan bergerak naik. Implikasinya, pada momen tersebut
biasanya inflasi di di dalam negeri akan meningkat.
3. Memasuki bulan Desember, saat Natal dan Tahun Baru. Kebutuhan
biasanya ikut meningkat seiring perayaan Natal dan liburan tahun baru
yang mendorong peak season tidak hanya di Indonesia tetapi juga di
seluruh dunia.

b. Inflasi terjadi karena biaya produksi. Berikan contoh-contoh konkritnya


seperti apa?
Contoh :

Adalah kenaikan harga bahan bakar minyak. Jika harga BBM naik
berarti ongkos produksi meningkat. Maka produsen yang tidak ingin
kehilangan profit akan membebankan kenaikan biaya tersebut pada harga
jualnya. Akibatnya, harga barang-barang secara bersama-sama akan naik
sehingga terjadi inflasi.

c. Berikan contoh stagflasi seperti apa. Berikan pengertiannya terlebih


dahulu.

Secara umum, stagflasi merupakan suatu kondisi dimana pertumbuhan


ekonomi di suatu negara berada dalam kondisi inflasi. Yang mana dalam
kondisi tersebut semua harga barang ataupun jasa mengalami
peningkatan yang sangat signifikan. Sebenarnya hal tersebut merupakan
sebuah permasalahan yang sangat umum terjadi di suatu negara.

Namun, bedanya dalam kondisi stagflasi ini kondisi inflasi yang terjadi di
suatu negara tidak diimbangi dengan tumbuhnya perekonomian.
Sehingga terjadi ketimpangan yang sangat serius. Karena pada dasarnya,
kondisi inflasi disebabkan karena tingginya angka permintaan terhadap
barang dan jasa yang ada di pasaran.

Contoh :

Indonesia pernah berada dalam kondisi stagflasi tepatnya pada tahun


1998. Dimana semua barang ataupun jasa pada masa itu meningkat
secara drastis ketimbang hari biasanya. Kenaikan harga itu terjadi sebagai
dampak dari jatuhnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

https://haloedukasi.com/stagflasi

3. Jawab :
Pertumbuhan ekonomi di Indonesia dari tahun 2018 sampai tahun 2020.
1. Tahun 2018 (5, 17 %)

Ekonomi Indonesia tahun 2018 tumbuh 5,17 persen lebih tinggi


dibanding capaian tahun 2017 sebesar 5,07 persen. Dari sisi produksi,
pertumbuhan tertinggi dicapai Lapangan Usaha Jasa Lainnya sebesar 8,99
persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen
Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang melayani Rumah Tangga
(PK-LNPRT) sebesar 9,08 persen.
https://www.bps.go.id/pressrelease/2019/02/06/1619/ekonomi-indonesia-
2018-tumbuh-5-17-persen.html
2. Tahun 2019 ( 5,02%)

Ekonomi Indonesia tahun 2019 tumbuh 5,02 persen, lebih rendah


dibanding capaian tahun 2018 sebesar 5,17 persen. Dari sisi produksi,
pertumbuhan tertinggi dicapai Lapangan Usaha Jasa Lainnya sebesar 10,55
persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen
Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang melayani Rumah Tangga
(PK-LNPRT) sebesar 10,62 persen.

https://www.bps.go.id/pressrelease/2020/02/05/1755/ekonomi-indonesia-
2019-tumbuh-5-02-persen.html

3. Tahun 2020 (-2,07 %)

Ekonomi Indonesia tahun 2020 mengalami kontraksi pertumbuhan


sebesar 2,07 persen (c-to-c) dibandingkan tahun 2019. Dari sisi produksi,
kontraksi pertumbuhan terdalam terjadi pada Lapangan Usaha Transportasi
dan Pergudangan sebesar 15,04 persen. Sementara itu, dari sisi pengeluaran
hampir semua komponen terkontraksi, Komponen Ekspor Barang dan Jasa
menjadi komponen dengan kontraksi terdalam sebesar 7,70 persen.
Sementara, Impor Barang dan Jasa yang merupakan faktor pengurang
terkontraksi sebesar 14,71 persen.
https://www.bps.go.id/pressrelease/2021/02/05/1811/ekonomi-indonesia-
2020-turun-sebesar-2-07-persen--c-to-c-.html

4. Jawab :
a. Inflasi Dalam Negeri

Inflasi yang berasal dari dalam negeri disebut juga domestic


inflation. Domestic inflation contohnya adalah seperti ketika terjadi defisit
anggaran belanja yang terjadi secara terus menerus, gagal panen, dan
sebagainya. Dalam keadaan seperti ini, pemerintah biasanya akan
menginstruksi kepada Bank Indonesia untuk mencetak uang baru dalam
jumlah yang besar untuk memenuhi kebutuhan pemerintahan.

Adapun hal lain yang dapat menyebabkan terjadinya inflasi dalam


negeri adalah meningkatnya biaya produksi dalam negeri dan meningkatnya
permintaan masyarakat terhadap barang, sementara kenaikan penawaran
tidak bisa mengimbanginya.

b. Inflasi Luar Negeri

Inflasi yang berasal dari luar negeri disebut juga imported inflation.
Imported inflation timbul karena adanya inflasi dari luar negeri yang
mengakibatkan naiknya harga barang-barang impor. Inflasi seperti ini
biasanya dialami oleh negara-negara yang sedang berkembang dan biasanya
sebagian besar usaha produksinya menggunakan bahan dan alat dari luar
negeri yang timbul karena adanya perdagangan internasional.

https://www.ruangguru.com/blog/jenis-inflasi
5. Jawab :

a. Dilihat dari situasi dan kondisi sekarang (tahun 2020/2021) Apa yang
menyebabkan terjadinya inflasi?

1. Tahun 2020

 Pada November 2020 terjadi inflasi sebesar 0,28 persen dengan Indeks
Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,21. Dari 90 kota IHK, 83 kota
mengalami inflasi dan 7 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di
Tual sebesar 1,15 persen dengan IHK sebesar 106,83 dan terendah terjadi di
Bima sebesar 0,01 persen dengan IHK sebesar 104,48. Sementara deflasi
tertinggi terjadi di Kendari sebesar 0,22 persen dengan IHK sebesar 104,81
dan terendah terjadi di Meulaboh dan Palopo masing-masing sebesar 0,01
persen dengan IHK masing-masing sebesar 108,02 dan 104,21.
 Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya
sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan,
minuman dan tembakau sebesar 0,86 persen; kelompok pakaian dan alas
kaki sebesar 0,14 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan
pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,08 persen; kelompok kesehatan
sebesar 0,32 persen; kelompok transportasi sebesar 0,30 persen; kelompok
informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,02 persen; kelompok
rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,04 persen; kelompok pendidikan
sebesar 0,12 persen; dan kelompok penyediaan makanan dan
minuman/restoran sebesar 0,11 persen. Sementara kelompok pengeluaran
yang mengalami penurunan indeks, yaitu: kelompok perumahan, air, listrik,
dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,04 persen dan kelompok perawatan
pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,23 persen.

https://www.bps.go.id/pressrelease/2020/12/01/1665/inflasi-terjadi-pada-
november-2020-sebesar-0-28-persen--inflasi-tertinggi-terjadi-di-tual-
sebesar-1-15-persen-.html
2. Tahun 2021

 Pada Agustus 2021 terjadi inflasi sebesar 0,03 persen dengan Indeks Harga
Konsumen (IHK) sebesar 106,57. Dari 90 kota IHK, 34 kota mengalami
inflasi dan 56 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kendari
sebesar 0,62 persen dengan IHK sebesar 108,48 dan terendah terjadi di
Tanjung sebesar 0,01 persen dengan IHK sebesar 108,17. Sementara deflasi
tertinggi terjadi di Sorong sebesar 1,04 persen dengan IHK sebesar 107,20
dan terendah terjadi di Meulaboh, Sukabumi, dan Timika masing-masing
sebesar 0,03 persen dengan IHK masing-masing sebesar 109,93;106,56; dan
108,14.
 Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya
sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok perumahan,
air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,05 persen; kelompok
perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,27
persen; kelompok kesehatan sebesar 0,32 persen; kelompok pendidikan
sebesar 1,20 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran
sebesar 0,10 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya
sebesar 0,15 persen. Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami
penurunan indeks, yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau
sebesar 0,32 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,07 persen;
kelompok transportasi sebesar 0,05 persen; kelompok informasi,
komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,01 persen; dan kelompok rekreasi,
olahraga, dan budaya sebesar 0,07 persen.

https://www.bps.go.id/pressrelease/2021/09/01/1767/inflasi-terjadi-pada-
agustus-2021-sebesar-0-03-persen--inflasi-tertinggi-terjadi-di-kendari-
sebesar-0-62-persen-.html
b. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi sehingga menyebabkan terjadinya
inflasi?

1. Tingginya Permintaan
Kenaikan harga-harga (inflasi) ini disebabkan karena ketersediaan barang
yang tidak sepadan dengan tingginya permintaan.
Biasanya karena stok barang menipis dan permintaan sangat tinggi, maka
stok barang tersedia mengalami kenaikan harga. Begitupun di bidang jasa,
jika ada pembatasan kuota penggunaan jasa maka akan terjadi kenaikan
harga.

2. Meningkatnya Biaya Produksi (cost pust inflation)


Apabila sektor produksi naik seperti bahan baku atau upah pegawai, maka
produsen akan menaikan harga supaya pendapatan keuntungan dan kegiatan
produksi bisa berlanjut terus dalam jangka panjang.

3. Jumlah Uang yang Beredar


Peredaran uang yang tinggi di masyarakat juga bisa menyebabkan terjadinya
inflasi. Hal ini dikarenakan ketika jumlah uang di masyarakat meningkat,
maka harga barang akan ikut mengalami kenaikan.

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5592665/inflasi-pengertian-faktor-
penyebab-dan-dampaknya

Anda mungkin juga menyukai