Anda di halaman 1dari 7

Biaya sosial dari inflasi

• Harus diakui sampai tingkat tertentu, inflasi


dibutuhka untuk memicu pertumbuhan
penawaran agregat, karena kenaikan harga
akan memacu produsen untuk meningkatkan
outputnya. Umumnya ekonom sepakat
bawahwa inflasi yang aman adalah sekitar 5%
per tahun. Jika terpaksa, maksimal 10% per
tahun.
Ada beberapa masalah sosial (biaya sosial) yang muncul
dari inflasi yang tinggi ( 10% per tahun).

1. Menurunnya tingkat kesejahteraan


masyarakat
2. Memburuknya distribusi pendapatan
3. Terganggunya stabilitas ekonomi
1. Menurunnya tingkat kesejahteraan rakyat

Tingkat kesejahteraan masyarakat sederhananya


diukur dengan tingkat daya beli pendapatan
yang diperoleh inflasi menyebabkan daya beli
pendapatan makin rendah. Khususnya bagi
masyarakat yang berpenghasilan kecil dan tetap
(kecil)
2. Memburuknya distribusi pendapatan
Dampak buruk inflasi terhadap tingkat kesejahteraan dapat
dihindari jika pertumbuhan tingkat pendapatan lebih tinggi dan
tingkat inflasi. Jika inflasi 20% per tahun pertumbuhan tingkat
pendapatan harus lebih besar dari 20% per tahun. Persoalannya
adalah jika inflasi mencapai angka 20% per tahun, dalam
masyarakat hanya segelintir orang yang mempunyai kemampuan
meningkatkan pendapatannya 20% per tahun. Akibatnya, ada
sekelompok masyarakat yang mampu meningkatkan pendapatan
riil (pertumbuhan pendapatan nominal dikurangi laju inflasi lebih
besar dari 0% per tahun). Tetapi sebagian besar masyarakat
mengalami penurunan pendapatan riil. Distribesi pendapatan,
dilihat dari pendapatan riil, makin memburuk
3. Terganggunya stabilitas ekonomi
Pengertian yang paling sederhana dari stabilitas ekonomi adalah
sangat kecilnya tindakan spekulasi dalam perekonomian. Inflasi
mengganggu stabilitas ekonomi dengan merusak perkiraan tentang
masa depan (ekspetasi) para pelaku ekonomi. menumbuhkan
perkiraan bahwa harga – harga barang dan jasa akan terus naik. Bagi
konsumen perkiraan ini mendorong pembelian barang dan jasa lebih
banyak dari yang seharusnya/ biasanya. Tujuannya untuk lebih
menghemat pengeluaran konsumsi. Akibatnya, permintaan barang
dan jasa justru dapat meningkat. Bagi produsen perkiraan akan
naiknya harga barang dan jasa mendorong mereka menunda
penjualan, untuk mendapat keuntungan yang lebih besar. Penawaran
barang dan jasa berkurang. Akibatnya, kelebihan permintaan
membesar dan mempercepat laju inflasi.
Contoh kasus
1. Contoh Soal dan Jawaban Perhitungan Laju Inflasi menggunakan
IHK
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat kenaikan
Indeks Harga Konsumen dari tahun 2015 sebesar 140 menjadi 150
pada tahun 2019. Hitunglah laju inflasi dengan tahun 2015 sebagai
tahun dasar!

Diketahui :
IHKn = 150
IHKo = 140

Jawaban :
2. Contoh Soal dan Jawaban Perhitungan Laju Inflasi Menggunakan GDP Deflator
3.  Misalkan diketahui pada tahun 2018 besarnya GDP Nominal yaitu 4 miliar dan GDP
Riil sebesar 3 miliar. Sedangkan pada tahun 2019 diketahui besarnya GDP Nominal yaitu
Rp 6 miliar dan GDP Riil sebesar Rp 3,5 miliar. Hitunglah laju inflasi pada tahun 2019!

Diketahui:
GDP Nominal o = Rp 4 miliar
GDP Nominal n = Rp 6 miliar
GDP Riil o = Rp 3 miliar
GDP Riil n = Rp 3,5 miliar

Jawaban
GDP Deflator = (GDP nominal / GDP Riil) x 100
GDP Deflator o = (4 miliar / 3 miliar) x 100 = 133,33
GDP Deflator n = (6 miliar / 3,5 miliar) x 100 = 171,43

Anda mungkin juga menyukai