No : 58
Fak/jur : AKUNTANSI C PAGI
Nim : 120211704
Secara umum, ekspansi dan pertumbuhan ekonomi tidak dapat bertahan selamanya.
Diwartakan Business Insider, penurunan aktivitas ekonomi yang signifikan biasanya
dipicu oleh kombinasi faktor-faktor yang kompleks dan saling berhubungan, termasuk:
- Guncangan ekonomi. Peristiwa tak terduga yang menyebabkan gangguan ekonomi yang
meluas, seperti bencana alam atau serangan teroris. Contoh terbaru adalah pandemi
COVID-19 yang melanda hampir seluruh negara di dunia.
- Suku bunga tinggi. Suku bunga tinggi membuat harga rumah, mobil, dan pembelian
besar lainnya mahal. Perusahaan mengurangi pengeluaran dan rencana pertumbuhan
mereka karena biaya pembiayaan terlalu tinggi dan mengakibatkan perekonomian
menyusut.
- Deflasi. Kebalikan dari inflasi, deflasi berarti harga produk dan aset turun karena
penurunan permintaan yang besar. Ketika permintaan turun, harga juga turun sebagai
cara penjual mencoba menarik pembeli.
- Gelembung aset. Dalam gelembung aset, harga barang-barang seperti saham teknologi
dot-com atau real estat sebelum Great Recession naik dengan cepat karena pembeli
percaya harga akan terus meningkat.
Namun, kemudian gelembung pecah, orang kehilangan apa yang mereka miliki di atas
kertas dan ketakutan muncul. Akibatnya, orang dan perusahaan menarik kembali
pengeluaran, sehingga memberi jalan pada resesi.
Dalam banyak resesi, orang kehilangan rumah ketika mereka tidak mampu membayar
cicilan rumah. Kaum muda sulit mendapatkan pekerjaan yang baik setelah lulus sekolah.
Resesi juga bisa membuat orang lebih sulit untuk mendapatkan peluang dan promosi
baru.
Mereka yang tetap bekerja mungkin akan tidak mengalami kenaikan gaji - atau harus
bekerja lebih lama atau menerima pemotongan gaji.
Namun, dampak resesi biasanya tidak dirasakan sama di seluruh masyarakat, dan
ketidaksetaraan dapat meningkat.
1. Sector wisata
2. Sector produksi
3. Sector ekonomi
4. Sector transportasi
5. Sektir sosial
6. Sector pangan
Berikut adalah sector yang terkena dampak resesi saat ini
Pendapat saya tentang kebijakan dengan mendiskonkan beberapa keperluan listrik pajak
dan lain lain sebenernya masih belum cukup dikarenakan banyak sekali masyarakat yang
telah kelihalangan pekerjaanya, walaupun sudah diberikan diskon atas kewajibanya
masyarakat yang kehilangan pekerjaanya tetap tidak bisa membayar
Sector yang menurut saya yang akan cepat bangkit adalah sector pangan
Karena mau tidak mau sector pangan harus di pulihkan terlebih dahulu , karena
pemerintah tidak bisa memilih rakyatnya mati akan corona ataupun mati kelaparan
Jika pemerintah lebih memilih rakyatnya mati kelaparan seluruh bangsa ini akan terpecah
belah kerusuhan di mana mana , itulah salah satu dilemma pemerintah saat ini