Anda di halaman 1dari 15

BAB 15

GOAL PROGRAMMING
BUKU OR : ZULIAN YAMIT
EDISI PERTAMA

Manajemen Kuantitatif Dalam


Bisnis (OR)
Dr. Magdalena Wullur., SE, MM

Nama : Nur Asia Samsuddin


Nim : 20061102266
Kelas : 3B5
POKOK BAHASAN

 PENDAHULUAN
 GOAL PROGRAMMING: MASALAH KOMBINASI PRODUK
 GOAL PROGRAMMING: MASALAH MEDIA ADVERTENSI
 GOAL PROGRAMMING: MASALAH PRIORITAS
1. PENDAHULUAN
komponen utama dari kebanyakan linear program adalah fungsi tujuan, yang ditandai oleh satu kriteria
yang masimum atau minimum. Pada kenyataannya hal demikian tidak selalu tepat atau layak bagi
manajemen secara eksplisit dalam kedua kriteria tersebut sering dinyatakan sebgaia masalah optimum
misalnya:
 Pertentangan tujuan. Manajemen mungkin menghadapi pertentangan tujuan antara
meminimumkan biaya atau memaksimumkan pelayanan kepada pelanggan. Pada hal tingginya
tingkat pelayanan akan menjadikan biaya pelayanan semakin tinggi
 Perbedaan dimensi tujuan. Misalnya, tujuannya adalah menentukan jumlah unit produksi yang
akan memaksimumkan keuntungan atau memaksimumkan market share.
 Kesulitan mengukur tujuan. Misalnya, tujuannya adalah memaksimumkan tingkat pelayanan
pada pelanggan, hal ini sulit untuk diukur
Goal programming(GP) adalah kelanjutan dari linear programming di mana tujuan manajemen yang
sesungguhnya adalah untuk mencapai goal secara tepat berdasarkan kendala yang dimiliki.

3
2. GOAL PROGRAMMING: MASALAH KOMBINASI PRODUK

Perusahaan Romaco saat ini memuat satu jenis produk, yaitu “A”. Menghadapi persaingan
yang sangat tajam, manajemen merencanakan untuk membuat produk baru yaitu “B”. Setelah
berkonsultasi dengan staff enginering., manajer Romaco menetapkan bahwa produk “B” adalah
poduk kedua dari perusahaan Romaco.
Keuntungan setiap unit produk A adalah Rp.260,00 dan keuntungan setiap unit produk B
diperkirakan sebesar Rp160,00. Setiap produk diproses melalui departemen produksi dan
departemen perakitan. Kapasitas jam kerja perbulan departemen produksi sebesar 192 jam dan
depastemen perakitan memiliki kapasitas 240 jam perbulan. Setiap unit produk A membutuhkan
waktu proses selama 3 jam di departemen produksi dan 2 jam di departemen perakitan. Sedangkan
produk B membutuhkan waktu proses selama 1,75 jam di departemen produksi dan 2,5 jam di
departemen perakitan.
Formulasi Linear Programming
Dengan asumsi bahwa perusahaan Romaco haanya memiliki satu tujuan yaitu memaksimumkan
keuntungan, maka formulasi linear program untuk menentukan kombinasi produk optimum (optimum
product mix) adalah sebagai berikut:
Variabel keputusan
x1 = jumlah produk A yang diproduksi perbulan
x2 = jumlah produk B yang diproduksi perbulan
Maksimum Z = 260x1 + 160x2
d.k [1] 3x1 + 1,75x2 ≤ 192
[2] 2x1 + 2,50x2 ≤ 240
[3] x1 ≥ 0
[4] x2 ≥ 0
Apabila formulasi di atas diselesaikan, maka akan diperoleh kombinasi produk optimum sebagai berikut:
x1 = 15 unit (produk A)
x2 = 84 unit (produk B)
Z = Rp17.340,00 perbulan
Setelah ditemukan kombinasi produk optimum, manajemen menganggap bahwa hasil produlsi
(output) produk A terlampau kecil, pada hal produk A tersebut sangat diperlukan. Selain itu, manajer
pemasaran menyatakan bahwa terdapat beberapa ketidakpastian terhadap potensi pasar produk B, dan
manajer produksi memperkirakan bahwa akan terjadi kesulitan dalam mengerjakan produk B.
5
Namun demikian, dalam jangka panjang Romaco dapatmengingkatkan kapasitas produksi kedua jenis
produk, tetapi untuk tahun pertama mencoba untuk menggunakan fasilitas yang ada.
Setelah melalui beberapa pembahasan, akhirnya diputuskan bahwa goal produksi kedua jenis
produk sebesar 110 unit perbulan (A dan B secara kombinasi). Di mana produk A paling sedikit 75 unit
perbulan dan produk B paling sedikit 50 unit perbulan.

Formula Goal Programming


Sebagai ilustrasi teknik goal programming, akan digunakan masalah kombinasi produk perusahaan
Romaco. Secara umum prosedur formulasi goal programming adalah sebagai berikut:
Pertama, memasukkan kendala (1) dan (2) dari linear program ke dalam kendala goal program.
Kedua, sebagai target goal adalah total produksi 110 unit. Jika didefinisikan d1+ =target di atas goal
dan d1- = target di bawah goal, dan total produksi adalah x1 +x2, maka kita dapat menuliskan kendala ketiga
sebagai berikut:
[3] x1 + x2 – d1+ + d1- = 110
Dengan cara yang sama dapat pula dibuat kendala untuk kedua goal yang lain yaitu:
[4] x1 – d2+ d2- = 75
[5] x2 – d3+ + d3- = 50

6
Ketiga, menentukan fungsi tujuan. Dalam goal program, fungsi tujuan hanya meliputi variable deviasi
dengan kriteria minimum . Dalam contoh di atas, manajemen menetapkan total target produksi 110 unit.
Dalam menyelesaikan variable deviasi d1+ dan d2-. Oleh karena itu, kedua variable tersebut memasukkan
dalam fungsi tujuan. Selanjutnya, manajemen menginginkan minimum target produk A adalah 75 unit.
Variabel deviasinya adalah d2- yaitu menghitung target goal produk A. Di samping itu, manajemen
menginginkan pula minimum d1+ + d1- + d2- + d3_.
Dari formulasi di atas, dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah formulasi goal program sebagai
berikut:
Langkah 1, tentukan goal yang akan dicapai
Langkah 2, dalam setiap kendala goal program, terdapat variable deviasi d1+ dan d1-, di mana d1+
adalah goal di atas target dan d1- adalah goal dibawah target.
Langkah 3, buat fungsi tujuan dalam bentuk minimum, dan hanya meliputi variable deviasi
(bukan variable keputusan aslinya). Kemudian tulis semua kendala termasuk kendala
linear program yang akan menjadi kendala dalam goal program.

7
3. GOAL PROGRAMMING: MASALAH MEDIA ADVERTENSI

Contoh 15.1. Masalah Media Advertensi


PT Computa sedang merencanakan program advertensi untuk satu tahun mendatang guna mempromosikan
produk barunya. Terdapat tiga media yang sedang dipertimbangkan. Biaya setiap media advertensi dan jangkauannya
dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Jenis media Biaya per media Jangkauan media

Di bawah 25 tahun 25 tahun ke atas

1 Rp15.000,00 700 orang 400 orang

2 Rp11.000,00 400 0rang 250 orang

3 Rp 18.000,00 600 orang 1.000 orang

8
Sebagai contoh, setiap advertensi dalam media 1 dengan biaya Rp150.000,00 dapat menjangkau 1.100 orang, di
mana 70 orang dibawah umur 25 tahun, dan 400 orang di atas 25 tahun. Informasi lain adalah sebagai berikut:
1) Anggaran biaya advertensi Rp300.000,00 per minggu
2) Goal 1 untuk menjangkau 25.000 orang per minggu
3) Goal 2 minimum target yang dicapai 20.000 orang per minggu untuk di bawah umur 25 tahun
4) Goal 3 minimum jumlah dana untuk media 2 dan 3 tidak boleh melebihi Rp250.000,00 per minggu
5) Perusahaan menyatakan bahwa untuk goal 1 tiga kali lebih penting dari pada goal 3, dan goal dua kali
lebih penting dari pada goal 2
Formulasikan goal program masalah di atas untuk menentukan media advertensi yang terbaik
Penyelesaian
Mendefinikan variable keputusan yaitu x1, x2 dan x3 adalah jumlah advertensi per minggu dalam media 1,2
dan 3. Di mana d1+ , d2+ dan d3+ adalah target di atas goal 1, 2 dan 3. Sedangkan d1- , d2- dan d3- adalah target di
bawah goal 1, 2 dan 3. Dengan menggunakan perbedaan bobot ketiga media tersebut, dapat dibuat goal
program sebagai berikut:
d.k [1] 15.000x1 + 11.000x2 + 18.000x3 ≤ 300.000
[2] 1.100x1 + 650x2 + 1.600x3 – d1+ + d1- = 25.000
[3] 700x1 + 400x2 + 600x3 – d1+ + d2- = 20.000
[4] 11.000x2 + 18.000x3 – d3+ + d3- = 250.000
[5] x1, x2 x3. di+, di- ≥ 0

9
Dengan menggunakan linear programming metode simpleks
diperoleh hasil sebagai berikut:
x1 = 7,143
x2 = 0
x3 = 10,714
d1+ = 0 dan d1- = 0
d2+ = 0 dan d2- = 857,143
d3+ = 0 dan d3- = 57,143

10
4. GOAL PROGRAMMING: MASALAH PRIORITAS

Contoh 15.2. Masalah Prioritas


PT Amex membuat dua jenis produk yaitu A dan B. Produk A membutuhkan waktu
penyelesaian 5 jam di mesin 1 dan 2 jam di mesin 2. Sedangkan produk B membutuhkan waktu
penyelesaian 2 jam di mesin 1 dan 4 jam di mesin 2. Kapasitas jam kerja mesin 1 sebesar 50 jam per minggu
dan mesin 2 sebesar 48 jam per minggu. Manajemen mempunyai kebijakan tentang prioritas goal sebagai
berikut:
1. Minimum target total produksi produk A dan B sebesar 10 unit per minggu
2. Minimum target total produksi produk A sebesar 8 unit per minggu
3. Minimum target produksi produk B sebesar 13 unit per minggu.
Tentukanlah kombinasi produk A dan B untuk mencapai goal tersebut.
X1 = jumlah unit produksi A per minggu
X2 = jumlah unit produksi B per minggu
Minimum Z = p1d1- + p2d2- + p3d3-

11
d.k [1] 5x1 + 2x2 ≤ 50
[2] 2x1 + 4x2 ≤ 48
[3] x1 + x2 - d1+ + d1- = 10
[4] x1 - - d2+ + d2- = 8
[5] x2 - d2+ + d3- = 13
[6] x1 + x2, d i + + di - ≥ 0

Apabila formulasi goal programming di atas diselesaikan dengan menggunakan metode grafik, hasilnya
ditunjukkan dalam gambar 15.1. Di mana di- menunjukkan hasil yang dicapai di bawah target dan di+
menunjukkan hasil yang dicapai di atas target, dari ketiga goal dan keenam kendala di atas.

12
Gambar 15.2. Daerah kelayakan kendala (1) dan (2) Gambar 15.3. Daerah kelayakan kendala (1), (2) dan (3)

13
Optimum goal programming tercapai pada titik X seperti di tunjukkan dalam gambar 15.4 yaitu perpotongan
antara kendala (1) dan(4).
Kendala (1) 5x1 + 2x2 = 50
Kendala (4) x1 = 8
Apabila x1 =, maka x2 = 5.
Dapat pula di uji dengan d1- = 0, d1+ = 3, d2- = 0, d3- = 8, dan d3

Gambar 15.4. Daerah kelayakan kendala (1), (2), (3), (4) dan (5)
14
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai