ABSTRAK
Pandemi menyebabkan kemunduran di bidang ketangakerjaan, yaitu pengangguran yang semakin tinggi.
Data Kamar Dagang dan Industri Indonesia per Juni 2020 menunjukkan bahwa pekerja terkena PHK sebanyak 6
juta pekerja. Lulusan baru sebagai anak muda mengalami dampak yang cukup terasa dari pandemi Covid-19 ini.
Berdasarkan data BPS Agustus 2020, TPT penduduk kelompok umur muda (15–24 tahun) merupakan TPT
tertinggi, mencapai 20,46 persen. Dari persoalan tersebut, maka tulisan ini dibuat. Metode yang digunakan dalam
tulisan ini adalah kajian literatur, baik dari buku, jurnal, koran, hasil penelitan yang sudah ada, maupun media
daring yang kredibel. Tujuan kajian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peran pemerintah dalam memberikan
perluasan kesempatan kerja bagi freshgraduate di masa pandemi covid-19. Hasil yang didapat dari kajian ini
adalah peran pemerintah dalam perluasan kesempatan kerja belum optimal terfokus pada freshgraduate dilihat
dari beberapa program yang telah dikeluarkan selama masa pandemi. Rekomendasi yang diberikan adalalah
menyediakan dan memperluas ruang dan akses bagi freshgraduate untuk dapat mengembangkan hard skill dan
soft skill melalui pelatihan yang terverifikasi yang telah diakui oleh perusahan-perusahaan, Direktorat Jenderal
Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja perlu mengoptimalkan
Program Tenaga Kerja Mandiri dengan menambahkan fokus pada perluasan kesempatan kerja bagi freshgradute
dengan memperhatikan kebutuhan, minat bakat, dan skill oleh freshgraduate dengan melakukan kerja sama dan
kolaborasi dengan berbagai universitas, dan memperkuat kolaborasi dan kerja sama antara pemerintah pusat,
pemerintah daerah dengan perusahaan seperti BUMN, BUMD, dan swasta.
ABSTRACT
The pandemic caused a setback in the field of employment, namely higher unemployment. Data from the
Indonesian Chamber of Commerce and Industry as of June 2020 shows that 6 million workers have been laid off.
New graduates as young people are experiencing quite the impact of this Covid-19 pandemic. Based on BPS data
in August 2020, the TPT for the young age group (15–24 years) is the highest, reaching 20.46 per cent. From
these problems, this paper was made. The method used in this paper is a literature review, both from books,
journals, newspapers, existing research results, and credible online media. The purpose of this study is to find out
how the government's role is in providing expansion of job opportunities for fresh graduates during the COVID-
19 pandemic. The results obtained from this study are that the government's role in expanding job opportunities
has not been optimally focused on fresh graduates, as seen from several programs that have been issued during
the pandemic. The recommendation given is to provide and expand space and access for fresh graduates to be
able to develop hard skills and soft skills through verified training that companies have recognized, by adding a
focus on expanding job opportunities for fresh graduates by taking into account the needs, interests, talents, and
skills of fresh graduates by cooperating collaborating with various universities. Strengthening collaboration and
cooperation between the central government, local governments and companies such as BUMN, BUMD, and
private.
Keywords: job opportunities; the role of the government; unemployment
https://doi.org/10.47198/naker.v16i2.106 150 |
Jurnal Ketenagakerjaan
Vol. 16 No. 2, Edisi Juli – Desember 2021 ISSN : 1907 – 6096
https://doi.org/10.47198/naker.v16i2.106 151 |
Jurnal Ketenagakerjaan
Vol. 16 No. 2, Edisi Juli – Desember 2021 ISSN : 1907 – 6096
https://doi.org/10.47198/naker.v16i2.106 152 |
Jurnal Ketenagakerjaan
Vol. 16 No. 2, Edisi Juli – Desember 2021 ISSN : 1907 – 6096
masa pandemi covid-19. Rendahnya kemauan Kurniawan, 2019). Data diambil dari rujukan
lulusan-lulusan tersebut untuk mengikuti ataupun bahan acuan dari berbagai sumber
pelatihan online gratis tersebut menjadi salah tulisan ilmiah, seperti jurnal penelitian, buku,
satu faktor yang menyebabkan mereka sulit bulletin, pemberitaan yang ada pada media
mendapatkan pekerjaan (Abd Rahman, Ismail, publish, dan website yang kredibel yang sesuai
Ridzuan, & Abd Samad, 2020). Hal serupa dengan topik penelitian. Metode yang
terjadi di Indonesia, mengutip yang dikatakan digunakan dalam pengambilan data dan
oleh Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana informasi pada kajian ini adalah studi
Progam Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari kepustakaan yang menggunakan data sekunder.
menilai, jumlah pengangguran di Indonesia Data sekunder ini merupakan data yang sifatnya
masih relatif besar, karena banyak diantaranya mendukung keperluan data primer seperti buku-
yang enggan mengasah diri dengan buku, literatur dan bacaan yang berkaitan
ikut pelatihan kerja. Perusahaan maupun pekerja dengan kajian ini (Sugiyono, 2017). Penelitian
di Indonesia cenderung tak peduli dengan ini dilakukan sejak November 2020 hingga
skilling, upskilling, dan reskilling sebagai upaya Maret 2021.
peningkatan kualitas angkatan kerja (Kencana,
2021).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan permasalahan tersebut
tulisan dibuat. Peran pemerintah dibutuhkan
A. Tantangan Freshgraduate di Masa
oleh para freshgraduate universitas untuk dapat
Pandemi Covid-19 dalam Mendapatkan
memberikan mereka pekerjaan, dimana
Pekerjaan
tanggung jawab negaralah untuk dapat
mensejahterakan masyarakatnya. Peluang kerja
Masa pandemi Covid-19 ini membuat
harus dapat disediakan oleh negara guna
tantangan yang dihadapi para lulusan baru
menanggulangi masalah ketenagakerjaan
semakin kompleks. Sebelum masa pandemi
khususnya di masa pandemi Covid-19 ini.
sulitnya mendapat pekerjaan, setelah pandemi
Rumusan masalah dalam tulisan ini semakin sulit mendapat pekerjaan karenanya
adalah apa tantangan freshgraduate di masa keadaan ekonomi yang semakin tidak baik dan
pandemi Covid-19 dalam mendapatkan semakin banyaknya pengangguran.
pekerjaan? Apa saja peluang kerja yang tersedia
Direktur Eksekutif CORE Indonesia
di masa pandemi Covid-19? Apa peran
Mohammad Faisal mengatakan bahwa
pemerintah dalam memberikan perluasan kerja
tingkat pengangguran muda Indonesia tertinggi
bagi freshgraduate di masa pandemi Covid-19?
se-Asia Tenggara. Indonesia berada pada tingkat
Tujuan penelitian dalam tulisan ini adalah untuk
teratas untuk pengangguran muda dengan
mengetahui bagaimana peran pemerintah dalam
menyentuh angka 20 persen pada tahun 2020 se-
memperluas kesempatan kerja bagi
Asian Tenggara, dimana negara lainnya berada
freshgraduate di masa pandemi Covid-19.
pada angka dibawah 15%. Sebelum pandemi
memang pengangguran yang umurnya antara
20-29 atau di 20an tahun mengalami
METODE PENELITIAN
peningkatan. Sementara, yang usianya lebih tua
dari itu relatif lebih flat. Dilihat dari hal tersebut
Penelitian dalam tulisan ini adalah
Indonesia dihadapkan pada masalah educated
merupakan penelitian kepustakaan. Penelitian
youth employment (CNN Indonesia, 2021).
kepustakaan adalah suatu jenis penelitian yang
digunakan dalam pengumpulan informasi dan Data TPT BPS pada latar belakang diatas
data secara mendalam melalui berbagai literatur, juga menunjukkan freshgraduate lulusan
buku, catatan, majalah, dan referensi lainnya pendidikan menengah ke atas mendominisi
(Dits Prasanti, 2020). Metode dalam penelitian angkat pengangguran muda.
ini adalah dengan menggunakan kajian literatur.
Beberapa tantangan baru yang dihadapi
Kajian literatur merupakan ringkasan tertulis
para lulusan baru adalah sebagai berikut.
mengenai artikel dari jurnal, buku, dan dokumen
lain yang mendeskripsikan teori serta informasi, 1. Persaingan yang semakin ketat.
baik masa lalu maupun saat ini (Rasdi &
https://doi.org/10.47198/naker.v16i2.106 153 |
Jurnal Ketenagakerjaan
Vol. 16 No. 2, Edisi Juli – Desember 2021 ISSN : 1907 – 6096
Berdasarkan data BPS pada tahun 2020 3. Adaptasi dengan new normal
tingkat pengangguran terbuka Agustus
Dalam hal ini setiap seluruh aspek
2020 sebesar 7,07 persen, meningkat 1,84
pekerjaan harus menghadapi sistem tatanan
persen poin dibandingkan dengan Agustus
kerja yang baru. Freshgraduate pun harus
2019 (BPS, 2020) . Hal tersebut tentu
mengikuti pola perubahan dari sistem kerja
membuat persaingan dalam pemencari
perusahaan, mulai dari perekrutan calon
pekerjaan semakin ketat karena jumlah
tenaga kerja. Dalam hal ini freshgraduate
pengangguran semakin tinggi. Persaingan
dituntut untuk belajar kemampuan baru
ini dirasakan semakin ketat dikarenakan
karena di era new normal penggunaan
para pesaing lulusan baru bukan hanya pada
teknologi sangat diutamakan. Jika
angkatan yang sama namun juga angkatan
freshgraduate tidak mampu untuk
sebelumnya, yaitu para pekerja yang di
mengikuti perkembangan teknologi, tentu
PHK akibat dari pandemi Covid-19.
juga karena pengalaman yang kurang akan
Banyak perusahaan terutama di awal
teknologi dalam dunia kerja, maka hal
pandemi menghentikan memberhentikan
tersebut dapat menghambat mereka dalam
karyawannya dan memberhentikan atau
memperoleh pekerjaan.
tidak melakukan perekrutan sehingga
terserapnya angkatan kerja semakin Kemampuan beradaptasi dan resiliensi
menurun. Salah satu kesulitan karir berperan penting ketika seseorang
freshgraduate dalam mendapatkan menghadapi masa pandemi. Kemampuan
pekerjaan di masa pandemi adalah mereka tersebut dapat membantu seseorang
harus bersaing pula dengan pekerja yang mengelola jalur karir dan meningkatkan
sudah berpengalaman (dalam hal ini adalah kepribadian profesional dengan baik
karyawan yang juga terkena PHK). walaupun dalam keadaan terburuk
sekalipun (Ramdhani & Kiswanto, 2020).
2. Perubahan Kondisi Pasar Kerja
Hasil penelitian pada jurnal yang berjudul
Tantangan lain yang dialami freshgraduate Covid-19’s Impact on Fresh Graduate’s
adalah adanya perubahan kondisi pasar Job Market in Bangladesh: An
kerja. Perubahan tersebut melingkupi: Observational Study mengatakan lulusan
- Dominasi sektor informal baru lebih menyukai bekerja di
pemerintahan dibanding bekerja mandiri,
- Digital ekonomi yang semakin masif
budaya kerja work from home menciptakan
(Isbah, Kustiningsih, & Kailani, 2020)
fleksibilitas namun tidak untuk semua jenis
Pada iklan lowongan pekerjaan, banyak pekerjaan, menerapkan digitalisasi dapat
perusahaan yang memiliki persyaratan menjadi solusi bagi institusi pendidikan,
rekrutmen di bidang soft skill, seperti dan Universitas kurang dalam menerapkan
kemampuan berbicara, kepemimpinan, keterampilan berbasis pekerjaan dan hal
dapat berinteraksi dengan banyak orang, tersebut harus segera diubah (Khan, 2020).
dan sebagainya, dan hal tersebut
Hasil penilitian yang dilakukan oleh
merupakan beberapa hal yang tidak
Wahyu Ningsih dan Fatima Abdulllah di
dimiliki oleh freshgraduate. Hal tersebut
kota Malang menunjukkan terdapat
sejalan dengan hasil penelitian yang
perbedaan pencari kerja dan lowongan
dilakukan oleh (Nurjanah, 2020) bahwa
kerja sebelum dan pada saat pandemi,
terdapat banyak faktor yang membuat
dimana PSBB menghambat pencari kerja
mahasiswa fresh graduate mengalami
untuk mencari pekerjaan.
kecemasan dalam mencari pekerjaan yaitu
kurangnya soft skill seperti leadership,
public speaking, kurangnya pengalaman B. Peluang Kerja di Masa Pandemi Covid-
organisasi, kurangnya kepercayaan 19
terhadap kemampuan diri sendiri dan
kurangnya informasi mengenai pekerjaan Kesempatan kerja menurut BPS adalah
itu sendiri peluang seorang penduduk usia kerja yang
termasuk angkatan kerja untuk bekerja, maka
https://doi.org/10.47198/naker.v16i2.106 154 |
Jurnal Ketenagakerjaan
Vol. 16 No. 2, Edisi Juli – Desember 2021 ISSN : 1907 – 6096
kesempatan kerja atau peluang kerja tentu BPS mencatat ada lebih dari 500 perusahaan
sangat berkaitan dengan kemampuan yang menawarkan lowongan di jobs.id tiap
pemerintah untuk menciptakan investasi yang bulannya hingga Maret 2020. Namun jumlahnya
berkualitas, sehingga memperluas lapangan berkurang 50% menjadi 268 (April 2020) dan
pekerjaan. 207 (Mei 2020) (Thomas, 2020). Pandemi ini
juga memaksa Indonesia mengalami
Berdasarkan data dari Kementerian
peningkatan proporsi pengangguran usia di atas
Pendidikan dan Kebudayaan, pada tahun 2020
30 tahun.
jumlah freshgraduate yang lulus sebagai berikut.
Penelitan yang dilakukan oleh M. Falikul
Tabel 1. Jumlah Lulusan Tahun 2020
Isbah dkk (Isbah et al., 2020), menunjukkan
No. Jenjang Jumlah Lulus waktu tunggu seorang freshgraduate untuk
mendapatkan pekerjaan pada umumnya adalah
1. D1 5.335
sekitar 2 tahun. Berdasarkan penelitian tersebut,
2. D2 4.259 pekerjaan impian seorang freshgraduate adalah
di sektor pendidikan dan pemerintahan, dengan
3. D3 228.228
gaji tetap, hubungan kerja tetap dan status sosial
4. D4 50.205 yang baik, diikuti dengan perdagangan, bisnis
ritel dan teknologi komputer dan internet
5. S1 1.043.015 menempati posisi ketiga dan keempat, maka
6. S2 95.001 dapat dilihat bahwa perlunya perluasan
lowongan pekerjaan di bidang tersebut.
7. S3 7.399
Berdasarkan catatan Jobstreet, terdapat 10
Sumber: Kementerian Pendidikan dan
sektor industi yang memiliki lowongan kerja
Kebudayaan, 2020
tertinggi, diantaranya adalah sektor
manajemen/konsultasi SDM, layanan kesehatan,
Berdasarkan data pada Tabel 1, terlihat transportasi/logistik, perdagangan umum/grosir,
banyaknya lulusan baru terutama pada jengjan makanan dan minuman, komputer/teknologi
universitas. Pemerintah perlu menyediakan informasi, produk konsumen,
lapangan pekerjaan bagi lulusan tersebut.
ritel,manufaktur/produksi, dan properti (Henry,
Kenyaataan yang ada adalah peluang kerja yang
2021).
tersedia tidak sebanding dengan banyaknya
lulusan tersebut, khususnya lulusan S1, dimana
pada umumnya lulusan studi S2 dan S3 adalah C. Peran Pemerintah dalam Memberikan
mereka yang sudah bekerja. Perluasan Kerja bagi Freshgraduate di
Masa Pandemi Covid-19
Menurut BPS data per Agustus 2020,
memperlihatkan kesempatan kerja pada Salah satu cara pemerintah menjawab
beberapa provinsi: DKI 89,05%, Banten 89,36%, permasalahan pengangguran di Indonesia adalah
Jawa Barat 89,36%, Riau 89,66, dan Maluku dengan dikeluarkan Peraturan Pemerintah
92,43%. Kelima provinsi tersebut berada di Nomor 33 Tahun 2013 tentang Perluasan
bawah rata-rata tingkat kesempatan kerja Kesempatan Kerja (PP Perluasan Kesempatan
nasional yang sebesar 92,93%. Tingkat Kerja) dan juga dengan cara mendirikan Balai
kesempatan kerja nasional turun 1,84% dari Besar Pengembangan Pasar Kerja dan Perluasan
periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Kesempatan Kerja melaui Peraturan Menteri
94,77% (Rizaty, 2021). Dapat dilihat dari data Ketenagakerjaan Nomor 24 Tahun 2015 tentang
tersebut bahwa peluang kerja atau kesempatan Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar
kerja di Indonesia mengalami penurunan. Pengembangan Pasar Kerja dan Perluasan
BPS mencatat, jumlah iklan lowongan Kesempatan Kerja, dan juga menerbitkan
kerja di berbagai situsweb mengalami Rencana Strategi Kementerian Ketenagakerjaan
penurunan menjadi 3.439 iklan pada April 2020 Tahun 2020-2040. Perluasan kesempatan kerja
dibandingkan bulan sebelumnya yang sebanyak menurut PP Perluasan Kesempatan Kerja adalah
11.090 iklan (Rizaty, 2021). Jumlah perusahaan upaya yang dilakukan untuk menciptakan
yang menawarkan lowongan kerja juga turun. lapangan pekerjaan baru dan/atau
https://doi.org/10.47198/naker.v16i2.106 155 |
Jurnal Ketenagakerjaan
Vol. 16 No. 2, Edisi Juli – Desember 2021 ISSN : 1907 – 6096
https://doi.org/10.47198/naker.v16i2.106 156 |
Jurnal Ketenagakerjaan
Vol. 16 No. 2, Edisi Juli – Desember 2021 ISSN : 1907 – 6096
buruh terkait Keselamatan dan Kesehatan TKM merupalan program yang dimiliki
Kerja (K3) di perusahaan. oleh Kementerian Tenaga Kerja dan
3 strategi tersebut di implementasi Transmigrasi untuk memperluas
pemerintah melalui beberapa program seperti di kesempatan kerja bagi tenaga kerja formal
bawah ini, yaitu: maupun informal. Program tersebut
menjadi upaya dari Kementerian Tenega
1. Program Kartu Prakera
Kerja untuk mewujudkan pembangunan
Program kartu prakerja ini mengalokasikan bidang ketenagakerjaan yang kuat, inklusif
anggaran sekitar 20 Triliun Rupiah bagi 8,4 dan berkelanjutan, juga Kementerian
juta peserta, dengan penambahan anggaran Tenaga Kerja mengatakn TKM merupakan
sebesar Rp10 triliun bagi yang sedang solusi mengatasi pengangguran. TKM ini
mencari pekerjaan dan mengalami PHK. akan dijadikan pilot project oleh
Manfaat program ini adalah setiap peserta Kementerian Tenaga Kerja dan
akan mendapatkan uang senilai 3.550.000 Transmigrasi. Pelatihan dan bantuan sarana
Rupiah, dimana akan mendapatkan insentif usaha menjadi program dalam TKM ini
sebanyak 600.000 Rupiah per bulan selama melalui Program Pembentukan Tenaga
4 (empat) bulan, insentif survei 50.000 Kerja Pemuda Mandiri Profesional
Rupiah per survei (3 kali survei), dan (TKPMP). Pada masa pandemi, TKM
1.000.000 Rupiah untuk biaya pelatihan memprogramkan wirausaha dan padat
yang harus digunakan (Ginting & karya. Khusus untuk mengatasi
Herdiyana, 2020). pengangguran memfokuskan pada program
2. Kredit Usaha Rakyat (KUR) padat karya.
https://doi.org/10.47198/naker.v16i2.106 157 |
Jurnal Ketenagakerjaan
Vol. 16 No. 2, Edisi Juli – Desember 2021 ISSN : 1907 – 6096
https://doi.org/10.47198/naker.v16i2.106 158 |
Jurnal Ketenagakerjaan
Vol. 16 No. 2, Edisi Juli – Desember 2021 ISSN : 1907 – 6096
https://doi.org/10.47198/naker.v16i2.106 159 |