Anda di halaman 1dari 8

KOMITE PIMPINAN PUSAT

SERIKAT MAHASISWA INDONESIA


SK MENKUMHAM No.AHU-0001907.AH.01.08.Tahun 2022
Jl. Mawar Merah No.18 Blok 33 RT.04/RW.01, Pd.Kopi, Duren Sawit, Jakarta Timur, DKI
Jakarta, 13460
Email : Serikatmahasiswaindonesia2006@gmail.com

SIKAP POLITIK HARI HAM 2023


“Tinggalkan Kegaduhan Politik 2024, Berikan Hak Atas Pendidikan Gratis dan
Upah Layak Bagi Buruh”

Sejarah Singkat Hari HAM


Sejarah Hari HAM Sedunia berawal dari peristiwa-peristiwa yang terjadi saat
Perang Dunia ke-II pada 1939-1945. Banyaknya pelanggaran HAM yang dilakukan saat
itu membuat Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), menyampaikan
Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM) sebagai langkah tegas agar tragedi
serupa tidak terulang kembali. Draft awal DUHAM sejatinya telah dirumuskan Anggota
Komisi Umum PBB pada tahun 1947. Namun setahun setelahnya, tepatnya pada 10
Desember 1948, Majelis Umum PBB secara resmi mengadopsi deklarasi tersebut
melalui sebuah pertemuan yang diadakan di Palais de Chaillot, Paris.
DUHAM sendiri berisi pembukaan dan 30 pasal yang menyatakan hak-hak
setiap orang di dunia sebagai manusia tanpa memandang ras, warna kulit, jenis kelamin,
bahasa, agama, politik, asal-usul kebangsaan, ataupun kedudukan lainnya. Poin-poin
kunci dalam DUHAM melibatkan pengakuan hak-hak semua manusia, fungsi sebagai
panduan global untuk undang-undang dan kebijakan di tingkat internasional, nasional,
dan local. Di sisi lain DUHAM sendiri telah memberi inspirasi pada banyak perjuangan
untuk meningkatkan perlindungan hak asasi manusia, menggarisbawahi pentingnya
solusi berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan, dan menekankan kebutuhan akan
perekonomian yang menghormati hak asasi manusia serta melayani semua individu.
Kemudian, pada 10 Desember 1950, Majelis Umum PBB menerbitkan resolusi
423 yang berisi imbauan agar semua negara anggota dan organisasi PBB mengingat 10
Desember sebagai Hari HAM Sedunia. Momen tersebut menjadi peringatan Hari HAM
Sedunia yang pertama kali. Sejak saat itulah masyarakat dunia termasuk Indonesia
memperingati Hari HAM pada 10 Desember setiap tahunnya.

Situasi Ekonomi Politik


Dampak dari krisis ekonomi pasca Covid-19 masih terasa pada perekonomian di
Indonesia hal ini diiringi oleh tingkat kemiskinan yang masih sulit untuk diatasi, seperti
yang dilaporkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), data mengenai jumlah penduduk
miskin pada Maret 2023 sebanyak 25,90 juta orang, mencerminkan situasi sosial dan
KOMITE PIMPINAN PUSAT
SERIKAT MAHASISWA INDONESIA
SK MENKUMHAM No.AHU-0001907.AH.01.08.Tahun 2022
Jl. Mawar Merah No.18 Blok 33 RT.04/RW.01, Pd.Kopi, Duren Sawit, Jakarta Timur, DKI
Jakarta, 13460
Email : Serikatmahasiswaindonesia2006@gmail.com

ekonomi yang perlu mendapatkan perhatian. Situasi ekonomi Indonesia pada kuartal III
2023 menunjukkan beberapa dinamika yang perlu diperhatikan.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi secara
tahunan mencapai 4,94%, mengalami penurunan dibandingkan dengan periode yang
sama tahun sebelumnya yang mencapai 5,73%. Selain itu, pertumbuhan kuartalan dari
kuartal II ke kuartal III 2023 juga melambat, sebesar 1,60%, dibandingkan dengan
pertumbuhan kuartal sebelumnya yang mencapai 5,17%. Tingkat inflasi pada
September 2023 dari awal tahun ini (year to date) tercatat 1,63%. Ini lebih rendah
dibandingkan periode serupa tahun lalu, yang tercatat 4,84%. Namun tingkat inflasi
tersebut lebih tinggi dibandingkan Januari-September 2021 sebesar 0,80%.
Penurunan ini dapat digambarkan oleh sejumlah factor, yakni perlambatan
pertumbuhan global dan ketidakpastian di pasar internasional dapat mempengaruhi
kondisi perekonomian nasional serta ketergantungan pada permintaan luar negeri
menjadi salah satu risiko yang menjadi dasar utama lambatnya pertumbuhan
perekonomian di Indonesia. Selain itu, pengaruh dari kebijakan pemerintah yang sangat
tidak berpihak kepada masyarakat dengan hadirnya uu cipta kerja makin memperparah
kondisi di Indonesia, tingkat investasi, dan tingkat konsumsi masyarakat yang menurun,
memiliki dampak pada pertumbuhan ekonomi. Penurunan tingkat konsumsi masyarakat
dapat menyebabkan perlambatan aktivitas ekonomi secara keseluruhan. Belum lagi
diperparah oleh jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7,86 juta orang pada
Agustus 2023. Hal ini seharusnya sukar dihiraukan oleh pemerintahan Jokowi-Maruf
yang hari ini lebih memilih fokus pada kontestasi politik menuju pemilu 2024.

Situasi Perburuhan
Saat ini, situasi perburuhan di berbagai negara masih menghadapi banyak
tantangan, termasuk di Indonesia. Kondisinya bisa jadi lebih parah pasca disahkannya
Perppu Cipta Kerja menjadi UU Nomor 6 Tahun 2023 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja
menjadi Undang-Undang. Berikut adalah kondisi perburuhan di Indonesia: Survei
Tenaga Kerja Nasional (Sakernas) dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada Agustus 2022,
tercatat terdapat 8,4 juta pengangguran (5,86 persen dari tenaga kerja). Angka ini lebih
KOMITE PIMPINAN PUSAT
SERIKAT MAHASISWA INDONESIA
SK MENKUMHAM No.AHU-0001907.AH.01.08.Tahun 2022
Jl. Mawar Merah No.18 Blok 33 RT.04/RW.01, Pd.Kopi, Duren Sawit, Jakarta Timur, DKI
Jakarta, 13460
Email : Serikatmahasiswaindonesia2006@gmail.com

tinggi dari kondisi sebelum pandemi yang hanya 7 juta orang (5,28 persen). Jumlah
pekerja di sektor informal cukup signifikan.
Pekerja lepas dan pekerja keluarga tidak dibayar saat ini jumlahnya mencapai
30,6 juta orang, meningkat 2,6 juta orang dibandingkan dengan sebelum pandemi.
Sejak awal pemerintahan Jokowi di tahun 2014 hingga kini, rasio pekerjaan di sektor
formal stagnan di angka 41 persen. Jumlah pekerja di sektor formal hanya tumbuh 20
persen. Sementara jumlah mereka yang berusaha sendiri, termasuk di antaranya
pedagang kaki lima, pengemudi ojek daring, dan para pekerja gig (tidak tetap) lainnya,
tumbuh 46 persen.
Proporsi tenaga kerja formal dan informal di Indonesia pada Agustus 2022
berdasarkan Indikator Pasar Tenaga Kerja Indonesia (BPS) 40,69 persen formal dan
59,31% informal. Data di atas menunjukkan stagnasi potret tenaga kerja kita. Makin
banyak tenaga kerja yang terjun ke sektor informal yang penuh risiko. Bahkan,
kebanyakan mereka yang berusaha sendiri bukanlah wirausaha yang punya potensi
untuk tumbuh karena adanya kesempatan, melainkan mereka yang tidak punya pilihan
lain untuk bekerja di sektor formal (tidak bisa survive di desa dan tidak terserap oleh
lapangan kerja formal di kota).
Menjadi keharusan bagi gerakan progresif untuk dapat mendorong agenda
penciptaan pekerjaan formal dan layak dalam program-programnya. Berdasarkan data
Kementerian Ketenagakerjaan pada tahun 2022, terdapat 34 provinsi di Indonesia yang
menetapkan upah minimum regional (UMR) dengan kisaran antara Rp 1,9 juta hingga
Rp 4,4 juta per bulan. Namun, masih banyak pekerja yang menghasilkan upah di bawah
UMR dan terpaksa bekerja dalam kondisi yang tidak layak dan sangat rentan.
Ditambah kemunculan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 5 Tahun 2023
(Permenaker 5/2023) yang melegalkan perusahaan padat karya tertentu berorientasi
ekspor melakukan pemotongan upah pekerja hingga 75 persen. Bahkan sebelum
peraturan ini ada, pemotongan upah adalah praktik yang sering dialami oleh pekerja di
sektor padat karya. Permen tersebut yang ada malah memfasilitasi dan memberi
justifikasi bagi pengusaha untuk semakin melemahkan hak-hak pekerja.
Kasus pelanggaran hak pekerja yang terjadi di Indonesia, seperti upah yang tidak
KOMITE PIMPINAN PUSAT
SERIKAT MAHASISWA INDONESIA
SK MENKUMHAM No.AHU-0001907.AH.01.08.Tahun 2022
Jl. Mawar Merah No.18 Blok 33 RT.04/RW.01, Pd.Kopi, Duren Sawit, Jakarta Timur, DKI
Jakarta, 13460
Email : Serikatmahasiswaindonesia2006@gmail.com

dibayar, jam kerja yang tidak wajar, atau ketidakamanan kerja. Menurut data
Kementerian Ketenagakerjaan, pada tahun 2022, terdapat 56.596 kasus pelanggaran hak
pekerja yang dilaporkan, bahkan menurut data Kementerian Ketenagakerjaan
(Kemnaker), selama periode Januari-September 2023 ada 42.277 karyawan yang
terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) di seluruh Indonesia, data ini belum
mencerminkan keseluruhan kasus PHK nasional karena Kemnaker hanya mencatat
PHK yang dilaporkan bahwa angka PHK riil mungkin lebih tinggi. Bahkan belum lama
ini aksi demonstrasi terus dilakukan untuk menuntut kenaikan upah minimum sebesar
15% kepada pemerintah.
Situasi perburuhan di Indonesia dan di negara-negara lain tentu berbeda-beda
tergantung pada faktor-faktor ekonomi, politik, dan sosial di masing-masing negara.
Namun, data di atas menunjukkan bahwa masih banyak pekerja yang harus menghadapi
kondisi kerja yang tidak layak di Indonesia. Oleh karena itu, perjuangan untuk
memperjuangkan hak-hak pekerja masih terus berlangsung.

Situasi Pendidikan
Situasi ekonomi serta politik juga berdampak pada situasi pendidikan di
Indonesia, di mana terjadi penurunan akses dan kualitas pendidikan. Menurut data
Kemendikbud pada bulan Februari 2021, terdapat sekitar 46.230 sekolah yang
terdampak pandemi dan mengalami penurunan kualitas pembelajaran. Selain itu,
terdapat juga penurunan partisipasi sekolah di beberapa daerah akibat pembatasan sosial
dan pengurangan jam belajar di sekolah.
Selain akibat kondisi kahar di atas, situasi pendidikan di Indonesia dapat dilihat
dari beberapa aspek, diantaranya adalah akses, kualitas, dan kesetaraan pendidikan.
Berikut adalah data terkait situasi pendidikan di Indonesia: Menurut data Badan Pusat
Statistik (BPS) pada tahun 2020, angka partisipasi sekolah (APS) di Indonesia
mencapai 98,67%, dengan angka ini menunjukkan bahwa hampir semua anak usia
sekolah di Indonesia bersekolah. Namun, terdapat perbedaan antara provinsi yang satu
dengan yang lainnya, di mana beberapa provinsi di Indonesia masih memiliki tingkat
partisipasi yang rendah.
Laporan Programme for International Student Assessment (PISA) pada tahun
KOMITE PIMPINAN PUSAT
SERIKAT MAHASISWA INDONESIA
SK MENKUMHAM No.AHU-0001907.AH.01.08.Tahun 2022
Jl. Mawar Merah No.18 Blok 33 RT.04/RW.01, Pd.Kopi, Duren Sawit, Jakarta Timur, DKI
Jakarta, 13460
Email : Serikatmahasiswaindonesia2006@gmail.com

2018, Indonesia menempati peringkat ke-74 dari 79 negara yang diuji, dengan rata-rata
nilai 371 untuk matematika, 379 untuk membaca, dan 371 untuk sains. Nilai tersebut
jauh di bawah rata-rata negara Organisation for Economic Co-operation and
Development (OECD). Meskipun telah terjadi peningkatan akses pendidikan,
kesetaraan pendidikan di Indonesia masih menjadi permasalahan. Hal ini dapat dilihat
dari tingkat angka buta huruf yang masih cukup tinggi di beberapa daerah di Indonesia,
terutama di daerah-daerah yang terisolasi dan miskin (daerah-daerah 3T).
Selain itu, kesenjangan pendidikan antara perkotaan dan perdesaan juga masih
cukup signifikan. Menurut Deputi Bidang Statistik Sosial (BPS), sebagian besar usia 15
tahun ke atas di kota atau sebanyak 38,87% berpendidikan sekolah menengah atau
sederajat, sedangkan di desa masih berpendidikan sekolah dasar atau sederajat. Hanya
22,45% penduduk di pedesaan yang menamatkan pendidikan hingga sekolah menengah
atau sederajat, sedangkan sebanyak 36,22% yang menamatkan pendidikan SD atau
sederajat. Sepanjang tahun ajaran 2022/2023, jumlah siswa putus sekolah di tingkat SD
mencapai 40.623 orang, tingkat SMP 13.716 orang, tingkat SMA 10.091 orang, dan
SMK 12.404 orang, hal ini sangat miris padahal tahun 2023 pemerintah menaikkan
anggaran pendidikan hingga dinilai tertinggi dalam sejarah. Anggaran pendidikan
nasional mencapai 20% dari total APBN tahun 2023 untuk sektor pendidikan
dialokasikan sebesar Rp 612,2 triliun.
Namun, meskipun anggaran tersebut cukup besar, terdapat permasalahan dalam
penggunaan anggaran yang masih belum optimal. Salah satunya, program macam
Indonesian International Student Mobility Award (IISMA) bagian dari MBKM,
program yang cenderung mendistribusikan sumber daya ke kelas sosial ekonomi atas
yang jelas-jelas distribusinya regresif di tengah ketimpangan akses pendidikan yang
masih tinggi. Pembungkaman demokrasi juga terjadi ketika mahasiswa turut andil
dalam pengawasan penerapan KIP ini. Pada bulan April 2023, setidaknya ada dua
represifitas yang dialami oleh anggota Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI).
Pertama, drop out yang dialami Syamsurizal, mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi (STIE) Bima. Surat drop out dilayangkan kepadanya atas penyebaran flyer
aksi yang berisi lima tuntutan, diantaranya: (1) bentuk dan hidupkan kembali BEM dan
KOMITE PIMPINAN PUSAT
SERIKAT MAHASISWA INDONESIA
SK MENKUMHAM No.AHU-0001907.AH.01.08.Tahun 2022
Jl. Mawar Merah No.18 Blok 33 RT.04/RW.01, Pd.Kopi, Duren Sawit, Jakarta Timur, DKI
Jakarta, 13460
Email : Serikatmahasiswaindonesia2006@gmail.com

DPM; (2) ketidakjelasan SOP kampus; (3) kenaikan uang SPP dan tidak jelasnya ujian
khusus mahasiswa; (4) stop pencabutan dan penahanan uang Kartu Indonesia Pintar
(KIP) dengan alasan yg tidak jelas; dan (5) fasilitas yang tidak layak dan
penyalahgunaan infrastruktur di luar dari kepentingan mahasiswa.
Kedua, pemukulan oleh dosen STKIP Taman Siswa Bima kepada Firdaus yang
mencoba berkomunikasi kepada pihak kampus terkait biaya hidup–salah satu
komponen dalam KIP Kuliah–yang tidak cair. Pemukulan dan intimidasi menjadi cara
yang tidak mencerminkan kampus yang seharusnya menjadi ruang ilmiah dalam
berargumen maupun beradu gagasan. Dua kasus tersebut setidaknya sudah mencederai
aspek akuntabilitas dan transparan dalam penyelenggaraan PIP. Kondisi tersebut
menunjukkan bahwa masih peliknya permasalahan pendidikan di Indonesia.

Demokrasi
Indonesia mengalami kemerosotan demokrasi dan HAM dalam 3 tahun
belakangan ini, hal tersebut dapat dilihat dari berbagai upaya pembungkaman ruang
demokrasi yang dilakukan negara menggunakan aparatur negara sebagai tenaga
pembungkam untuk mengamankan seluruh agenda yang menghamba terhadap pasar
bebas. Setelah di akhir tahun lalu RKUHP disahkan menjadi Undang-Undang, potensi
pembungkaman ruang demokrasi di Indonesia semakin mengkhawatirkan. Masih
diakomodirnya pasal-pasal karet yang secara eksplisit membatasi kebebasan
berekspresi. Sebelum RKUHP disahkan saja pemerintah melalui aparat keamanan telah
banyak membatasi ruang demokrasi, mulai dari kriminalisasi, represif, sampai
banyaknya korban berjatuhan meregang nyawa.
Akibat demokrasi yang semakin dibatasi, rakyat mengalami ketakutan
menyampaikan pendapat di ruang publik. Bahkan hal itu juga dibatasi sampai di ruang
digital, seperti kriminalisasi menggunakan UU ITE. Salah satu kasus pelanggaran yang
terbaru terhadap kebebasan berekspresi tercermin pada kriminalisasi terhadap Fatia
Maulidiyanti (Koordinator KontraS) dan Haris Azhar dengan dugaan pidana
pencemaran nama baik terhadap Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi
Republik Indonesia, Luhut Binsar Panjaitan. Kasus ini juga hanya satu dari sekian
KOMITE PIMPINAN PUSAT
SERIKAT MAHASISWA INDONESIA
SK MENKUMHAM No.AHU-0001907.AH.01.08.Tahun 2022
Jl. Mawar Merah No.18 Blok 33 RT.04/RW.01, Pd.Kopi, Duren Sawit, Jakarta Timur, DKI
Jakarta, 13460
Email : Serikatmahasiswaindonesia2006@gmail.com

banyak serangan yang ditujukan kepada gerakan rakyat di Indonesia. Hasil riset yang
dibuat oleh sembilan organisasi masyarakat sipil yang menjadi landasan kritikan Fatia
dan Haris juga seharusnya dibiarkan menjadi diskursus publik terkait permasalahan
tambang di Papua, bukan justru dijadikan dasar pelaporan tindak pidana.
Komnas HAM pada Januari hingga Juni 2023 telah menerima sebanyak 2.403
berkas pengaduan terkait dugaan pelanggaran HAM dari seluruh Indonesia. Dari total
berkas pengaduan tersebut, tercatat sebanyak 1.415 kasus dugaan pelanggaran HAM
dilaporkan masyarakat kepada Komnas HAM. Terlebih lagi aparat kepolisian menjadi
salah satu dari sekian banyak instrumen yang menjadi tameng dalam melakukan
kekerasan HAM, di mana dari data pelanggaran HAM, ketidakprofesionalan atau
ketidaksesuaian prosedur oleh Anggota Polri mendominasi dengan persentase 61.7%.
Selain itu, terdapat aduan terkait kekerasan dan/atau penyiksaan oleh aparat sebesar
10.6%, serta isu seputar kinerja dan kode etik aparat penegak hukum sebesar 5.9%.
Hal ini makin diperkuat oleh ribuan konflik yang terjadi di masa pemerintahan
Jokowi menurut data KPA, ada 2.710 Konflik Agraria Selama 9 Tahun Pemerintahan
Jokowi, ini sangat jelas menandakan jika pelanggaran HAM masih terus menerus
dilakukan di bawah pemerintahan yang sangat bergantung kepada modal, bukan hanya
konflik agraria saja, namun kondisi Pendidikan yang makin diperparah serta kondisi
perburuhan yang masih jauh dari kata Sejahtera merupakan bentuk pelanggaran HAM
yang dilakukan oleh negara terhadap masyarakatnya.
Maka dari itu kami Serikat Mahasiswa Indonesia pada momentum Hari Hak
Asasi Manusia 2023 menyatakan sikap dan menuntut:
1. Wujudkan pendidikan gratis, ilmiah, demokratis, dan bervisi kerakyatan
2. Upah layak nasional bagi buruh formal maupun informal
3. Berikan hak atas ruang hidup dan hentikan perampasan lahan
4. Evaluasi pelaksanaan Program Indonesia Pintar
5. Cabut SK Drop Out Syamsurizal, mahasiswa STIE Bima
6. Wujudkan demokratisasi kampus
7. Cabut UU Cipta Kerja
8. Realiasikan pencegahan kekerasan seksual di lingkungan pendidikan, dll
KOMITE PIMPINAN PUSAT
SERIKAT MAHASISWA INDONESIA
SK MENKUMHAM No.AHU-0001907.AH.01.08.Tahun 2022
Jl. Mawar Merah No.18 Blok 33 RT.04/RW.01, Pd.Kopi, Duren Sawit, Jakarta Timur, DKI
Jakarta, 13460
Email : Serikatmahasiswaindonesia2006@gmail.com

9. Hentikan represifitas kepada pejuang demokrasi dan petani yang


mempertahankan tanahnya.
10. Hentikan pembangunan yang merampas ruang hidup masyarakat.
11. Bebaskan Haris-Fathia.
12. Bebaskan tiga petani Pakel.

Solusi

1. Wujudkan Reforma Agraria Sejati


2. Bangun Industrialisasi Nasional dari Hulu Sampai Hilir yang Kuat dan Mandiri
3. Nasionalisasi Aset-Aset Vital di Bawah Kontrol Rakyat
4. Wujudkan Pendidikan Gratis Ilmiah Demokratis Bervisi Kerakyatan
5. Bangun Alat Politik Alternatif

Hormat kami,

Komite Pimpinan
Pusat Serikat
Mahasiswa
Indonesia

Ketua Umum Sekretaris Jenderal

Benny Agung Sukmin

Anda mungkin juga menyukai