Anda di halaman 1dari 41

Plagiarism Checker X Originality Report

Similarity Found: 25%

Date: Friday, October 23, 2020


Statistics: 2736 words Plagiarized / 10759 Total words
Remarks: Medium Plagiarism Detected - Your Document needs Selective Improvement.
-------------------------------------------------------------------------------------------

11 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengeluaran


pemerintah sektor pendidikan, kesehatan dan tingkat partisipasi angkatan kerja
terhadap indeks pembangunan manusia di Indonesia. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data time series dari tahun 2005 sampai 2019. Metode penelitian
ini menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian secara parsial menunjukkan
bahwa pengeluaran pemerintah sektor pendidikan berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap indeks pembangunan manusia di Indonesia, Pengeluaran pemerintah sektor
kesehatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap indeks pembangunan manusia di
Indonesia, dan Tingkat partisipasi angkatan kerja berpengaruh positif tapi tidak
signifikan terhadap indeks pembangunan manusia di Indonesia.

Secara simultan, pengeluaran pemerintah sektor pendidikan, kesehatan dan tingkat


partisipasi angkatan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap indeks
pembangunan manusia di Indonesia. Kata kunci: Pengeluaran Pemerintah Sektor
Pendidikan, Kesehatan, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja, Indeks Pembangunan
Manusia 12 ABSTRACT This study aims to determine the effect of government spending
of education sector, health and level of labor force participation on human development
index in Indonesia. This study used time series data from 2005 to 2019. The method of
data analysis uses multiple regression analysis.

The results of partially show that government expenditure of education sector has a
negative and significant effect on human development index in Indonesia, government
spending of health sector has a positif and significant effect on human development
index in Indonesia, and the level of labor participation has a positive but insignificant
effect on human development index in Indonesia. Simultaneously, government
spending of education sector, health, and level of labor participation have a positive and
significant effect on the human development index in Indonesia.

Keywords: Government Expenditures of education sector, Health, Level of Labor


Participation, Human Development Index. 13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Masalah Permasalahan yang paling banyak dihadapi oleh Negara berkembang adalah
masalah pembangunanan, salah satunya adalah Indonesia. Negara Indonesia masih
banyak melakukan pembangunan di berbagai bidang guna mewujudkan masyarakat
yang lebih makmur dan sejahtera. Pembangunan manusia merupakan salah satu
indikator bagi kemajuan suatu negara.

Suatu negara dikatakan maju bukan saja dihitung dari pendapatan domestik bruto saja
tetapi juga mencakup aspek harapan hidup serta pendidikan masyarakatnya. Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) adalah suatu tolak ukur angka kesejahteraan suatu daerah
atau negara yang dilihat berdasarkan tiga dimens iyaitu: angka harapan hidup pada
waktu lahir, angka harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah, dan kemampuan
daya beli. (Putri 2018). Tabel 1.1

Perkembangan Indek Pembangunan Manusia di Indonesia Tahun 2010-2019 Tahun


Indeks Pembangunan Manusia (%) 2010 66,53 2011 67,09 2012 67,7 2013 68,31 2014
68,9 2015 69,55 2016 70,18 2017 70,81 2018 71,39 14 2019 71,92 Sumber: BPS, 2020
Merujuk data dari BPS Indonesia (2020) pada Tabel 1.1 dapat diketahui bahwa Indeks
Pembangunan manusia di Indonesia dari tahun 2010 sampai 2019 terus mengalami
peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2017, Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Indonesia mencapai 70,81. Angka ini meningkat sebesar 0,63 poin atau tumbuh sebesar
0,90 persen dibandingkan tahun 2016. Bayi yang lahir pada tahun 2017 memiliki
harapan untuk dapat hidup hingga 71,06 tahun, lebih lama 0,16 tahun dibandingkan
dengan mereka yang lahir tahun sebelumnya.

Anak-anak yang pada tahun 2017 berusia 7 tahun memiliki harapan dapat menikmati
pendidikan selama 12,85 tahun (Diploma I), lebih lama 0,13 tahun dibandingkan dengan
yang berumur sama pada tahun 2016. Sementara itu, penduduk usia 25 tahun keatas
secara rata-rata telah menempuh pendidikan selama 8,10 tahun (kelas IX), lebih lama
0,15 tahun dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2017, masyarakat Indonesia
memenuhi kebutuhan hidup dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebesar Rp. 10,66
juta per tahun, meningkat 244 ribu rupiah dibandingkan pengeluaran tahun
sebelumnya, (BPS.go.id).

Menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dibutuhkan berbagai sarana dan
prasarana. Oleh karenanya dibutuhkan investasi untuk dapat menciptakan pembentukan
sumber daya manusia yang berkualitas seperti investasi pada sektor pendidikan dan
kesehatan. Dimana pendidikan dan kesehatan merupakan tujuan pembangunan yang
mendasar disuatu wilayah. 15 Dengan demikian untuk mendukung aspek pendidikan
dan kesehatan maka dibutuhkan anggaran. (putri, dkk. 2018) Dengan adanya dana
anggaran pengeluaran pemerintah baik di sektor pendidikan maupun kesehatan
diharapkan dapat digunakan dengan sebaik mungkin demi kesejahteraan masyarakat.
Namun hingga kini penyaluran dana APBN masih banyak yang tidak tepat sasaran.

Mengutip dari berita liputan 6.com Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)
mengakui bahwa alokasi belanja pemerintah pusat dalam Anggaran dan Pendapatan
Belanja Negara (APBN) belum tepat sasaran sehingga belum mampu mendongkrak
pertumbuhan ekonomi Indonesia. Seperti yang diketahui saat ini, jumlah belanja pusat
dalam APBN 2018 hampir mencapai sekitar 2.500 triliun.

Namun, besaran ini belum efektif dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi,
sehingga diharapkan besaran belanja pusat yang meningkat setiap tahunnya juga
mampu mencapai sasaran dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi demi
terciptanya kesejahteraan masyarakat yang merata ,(liputan6.com). Tabel 1.2
Perkembangan Pengeluaran Pemerintah Sektor Pendidikan dan Kesehatan Tahun 2010-
2019 Tahun Pengeluaran Pemerintah Sektor Pendidikan (Milyar Rupiah) Pengeluaran
Pemerintah Sektor Kesehatan (Milyar Rupiah) 2010 90818,31 18793,02 2011 97854,05
14088,77 2012 105207,55 15181,70 2013 119604,23 38077,20 2014 126314,68 49379,19
2015 146134,75 51426,33 2016 131973,95 59639,01 2017 138507,30 57225,07 2018
145941,72 61869,74 16 2019 152690,05 62758,35 Sumber; BPS, 2020 Merujuk data dari
BPS Indonesia 2020 pada Tabel 1.2 dapat diketahui bahwa pengeluaran pemerintah
sektor pendidikan dan sktor kesehatan di Indonesia dari tahun 2010 sampai 2019
mengalami kondisi yang fluktuatif. Pengeluaran pemerintah sektor pendidikan pada
tahun 2010 sebesar Rp.

90818,31 Milyar menjadi Rp.152690,05 Milyar ditahun 2019. Sedangkan disisi


pengeluaran pemerintah sektor kesehatan juga meningkat setiap tahunnya, tahun 2010
pengeluaran pemerintah sektor kesehatan sebesar Rp.18793,02 Milyar menjadi
Rp.62758,35 ditahun 2019. Pada umumnya pengeluaran pemerintah akan membawa
dampak positif pada pertumbuhan ekonomi, dengan adanya pengeluaran pemerintah
akan menciptakan berbagai prasarana untuk mengatasi perekonomian yang lambat
dalam suatu pembangunan (Sukirno, 2015) Selain itu, Tenaga kerja merupakan faktor
terpenting dalam kegiatan perekonomian sebagai sarana dalam satu kegiatan seperti
produksi, tenaga kerja dianggap lebih penting dari pada sarana produksi dimana tenaga
kerja sangat menentukan maju mundurya suatu wilayah.meningkatnya jumlah angkatan
kerja dari tahun ketahun diharapkan dapat berpengaruh terhadap TPAK.
Tingkat partisipasi angkatan kerja merupakan penduduk usia kerja aktif dipasar tenaga
kerja baik yang sedang bekerja atau mencari pekerjaan yang memberikan ukuran relatif
dari pasokan tenaga kerja yang tersedia untuk terlibat dalam produksi barang dan jasa.
(BPS, 2012). Tabel 1.3 Perkembangan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di Indonesia
Tahun 2010-2019 17 Tahun TPAK (%) 2010 67,23 2011 66,78 2012 67,76 2013 66,77
2014 66,60 2015 65,76 2016 66,34 2017 66,67 2018 67,26 2019 69,32 Sumber: BPS. 2020
Merujuk data dari BPS Indonesia 2020 pada Tabel 1.3 dapat diketahui bahwa Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja di Indonesia dari tahun 2010 sampai 2019 mengalami
fluktuasi. Penurunan TPAK di indonesia terjadi Pada tahun 2011, 2013, 2014 dan 2015.

Selain itu hal yang dapat mempengaruhi tingkat partisipasi angkatan kerja dapat dilihat
dari indeks pembangunan manusianya. Mengutip berita dari Kemenkeu menyebutkan
bahwa Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2018 merilis data dalam setahun terakhir,
dimana pengangguran berkurang 50 ribu orang, sejalan dengan Tingkat Pengangguran
Terbuka (TPT) yang turun menjadi 5,01 persen pada Februari 2019. Jumlah angkatan
kerja pada Februari 2019 sebanyak 136,18 juta orang, naik 2,24 juta orang di banding
Februari 2018. Naiknya jumlah angkatan kerja membuat (TPAK) juga meningkat sebesar
0,12 persen.

Dilihat dari tingkat pendidikan, TPT untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) masih
tertinggi diantara tingkat pendidikan lain, yaitu sebesar 8,63 persen. Penduduk yang
bekerjas ebanyak 129,36 juta orang, bertambah 2,29 juta orang dari Februari 2018.
Lapangan pekerjaan yang mengalami peningkatan persentase penduduk 18 yang
bekerja terutama padaP enyediaan Akomodasi dan Makan Minum (0,43 persen),
Perdagangan (0,39 persen), dan Konstruksi (0,34 persen). Sebanyak 74,08 juta orang
(57,27 persen) bekerja pada kegiatan informal.

Selama setahun terakhir (Februari 2018 – Februari 2019), pekerja informal turun sebesar
0,95 persen Persentase tertinggi pada Februari 2019 adalah pekerja penuh (jam kerja
minimal 35 jamper minggu) sebesar 69,96 persen. Sementara itu, pekerja tidak penuh
terbagi menjadi dua, yaitu pekerja paruh waktu (22,67 persen) dan pekerja setengah
penganggur (7,37persen). Rata-rata upah buruh berdasarkan hasil Sakernas Februari
2019 sebesar 2,79 juta rupiah. Rata-rata upah buruh laki-laki sebesar 3,05 juta rupiah
dan rata-rata upah buruh perempuan sebesar 2,33 juta rupiah. Terdapat 7 dari 17
kategori lapangan pekerjaan dengan rata-rata upah buruh lebih rendah dari pada rata-
rata upah buruh nasional.

Rata- rata upah buruh berpendidikan universitas sebesar Rp 4,34 juta, sedangkan buruh
berpendidikan SD ke bawah sebesar Rp 1,73 juta (kemenkeu.com). Berdasarkan Tabel
1.1, Tabel 1.2 dan Tabel 1.3 dapat kita lihat perkembangan indeks pembangunan
manusia, pengeluaran pemerintah bidang pendidikan, kesehatan dan tingkat partisipasi
angkatan. Indeks pembangunan manusia tertinggi pada tahun 2019. Fenomena yang
terjadi saat indeks pembangunan manusia di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan terutama dalam kurun waktu 2010 hingga 2019, hal ini berbanding terbalik
dengan kondisi pengeluaran pemerintah yang justru mengalami fluktuasi.

Seperti pada tahun 2016 pengeluaran pemerintah disektor pendidikan mengalami


penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, namun disisi indeks pembangunan 19
manusia pada tahun yang sama justru mengalami peningkatan, hal ini tentu tidak sesuai
dengan teori yang dikemukakan oleh (Wahid, 2012) yang menyatakan bahwa investasi
dalam hal pendidikan mutlak dibutuhkan, karena alokasi anggaran pengeluaran
pemerintah terhadap pendidikan merupakan wujud nyata dari investasi untuk
meningkatkan produktivitas masyarakat. Teori Wahid dibuktikan dengan penelitian yang
dilakukan oleh (Kahang, 2016) yang menyebutkan pengeluaran pemerintah bidang
pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap indeks pembangunan manusia,
dimana setiap terjadi perubahan pada pengeluaran pemerintah sektor pendidikan maka
akan meningkatkan indeks pembangunan manusia. Karenanya fenomena ditahun 2016
dimana pengeluaran pemerintah meningkat dan indeks pembangunan manusia
menurun. Maka dibutuhkan penelitian lebih lanjut.

Sedangkan pada pengeluaran pemerintah sektor kesehatan dalam Tabel 1.2 mengalami
fluktuasi. pada tahun 2011 dan tahun 2014 pegeluaran pemerintah sektor kesehatan
mengalami penurunan sedangkan indeks pembangunan manusia meningkat dari tahun
ke tahun. Hal ini tentunya tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh (Todoro &
Smith, 2003) bahwa pengeluaran pemerintah pada sektor anggaran yang dikeluarkan
untuk memenuhi salah satu hak dasar untuk memperoleh pelayanan kesehatan berupa
fasilitas dan pelayanan kesehatan merupakan prasyarat bagi peningkatan produktivitas
masyarakat. Meningkatnya anggaran pemerintah dalam bidang kesehatan tentunya
akan meningkatkan produktivitas penduduk sehingga dapat meningkatkan
pembangunan manusia.

Teori tersebut didukung oleh penelitian Suparno (2014) yang menyebutkan bahwa 20
pengeluaran pemerintah sektor pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
indeks pembangunan manusia di Provinsi Kalimantan Timur. Kemudian, tingkat
partisipasi angkatan kerja dalam Tabel 1.3 juga mengalami kondisi yang fluktuasi. Pada
tahun 2013 sampai dengan 2015 tingkat partisipasi angkatan kerja mengalami
penurunan setiap tahunnya, sedangkan disisi lain variabel indeks pembangunan
manusia mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Peningkatan partisipasi angkatan kerja menunjukkan bahwa meningkatnya kesadaran


masyarakat akan pentingnya bekerja yang juga dapat menunjukkan peningkatan dalam
kualitas sumber daya manusia. Ketika produktivitas tenaga kerja meningkat maka hal
tersebut dapat mempengaruhi daya jualnya dalam artian upah yang akan diterima
bertambah dan kesejahteraan manusia akan meningkat, Saragih (2019). Dalam
penelitian Zain & Ayunada (2013) mendapatkan hasil bahwa tingkat partisipasi angkatan
kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap indeks pembangunan manusia di
Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur.

Berdasarkan dari fenomena-fenomena yang telah dijelaskan tersebut, maka


penulitertarik embaliuntuk ti“ Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Sektor Pendidikan,
Kesehatan dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Tad Ineks Peann Mansia don 1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah maka rumusan
masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 21 1. Seberapa besarkah penaruh
pengeluaran pemerintah sektor pendidikan terhadap indeks pembangunan manusia di
Indonesia? 2. Seberapa besarkah pengaruh pengeluaran pemerintah bidang kesehatan
terhadap indeks pembangunan manusia di Indonesia? 3. Seberapa besarkah pengaruh
tingkat partisipasi angkatan kerja terhadap indeks pembangunan manusia? 1.3

Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian dari latar belakang dan rumusan masalah maka
tujuan dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Mengetahui pengaruh pengeluaran
pemerintah bidang pendidikan terhadap indeks pembangunan manusia di Indonesia. 2.
Mengetahui pengaruh pengeluaran pemerintah bidang kesehatan terhadap indeks
pembangunan manusia di Indonesia. 3. Mengetahui pengaruh tingkat partisipasi
angkatan kerja terhadap indeks pembangunan manusia di Indonesia. 1.4 Manfaat
Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut: 1. Manfaat Akademis a. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan wawasan dan manfaat bagi penulis. 22 b.

Bagi penelitian lain, hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan akademik atau
bahan acuan untuk perbandingan bagi penelitian selanjutnya. c. Bagi pustaka, sebagai
literatur bagi pengembangan penelitian berikutnya. 2. Manfaat Praktis a. Bagi
masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi, sebagai tambahan
ilmu pengetahuan untuk memperoleh gambaran dari pengaruh pengeluaran
pemerintah bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi terhadap indeks pembangunan
manusia dan tingkat partisipasi angkatan kerja di Indonesia tahun 2010-2018 b. Bagi
pemerintah diharapakan penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam rangka
meningkatkan indeks pembangunan manusia dan tingkat partisipasi angkatan kerja di
suatu wilayah.

23 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Pengertian Indeks


Pembangunan Manusia Pembangunan manusia adalah upaya yang dilakukan untuk
memperluas peluang penduduk untuk mencapai hidup layak yang secara umum dapat
dilakukan melalui peningkatan kapasitas dasar dan daya beli. (Laisina,2015). Dengan
demikian sekurang-kurangnya ada tiga sektor yang perlu diperhatikan oleh pemerintah
untuk lebih memperluas kesempatan penduduknya untuk pencapaian standar hidup
layak yaitu pendidikan, kesehatan dan ekonomi.

IPM merupakan salah satu cara untuk mengukur keberhasilan atau kinerja suatu negara
atau wilayah dalam bidang pembangunan manusia. Aspek suatu pembangunan manusia
dikaji berdasarkan tinggi rendahnya status pembangunan manusia meurut United
Nations Development Programs (UNDP) dapat dibedakan menjadi 3 golongan yaitu
tingkat rendah jika IPM<50, tingkat menengah jika 50<IPM<80 dan tingkatan tinggi jika
IPM>80.

Namun xxiv untuk perbandingan antar daerah di Indonesia kriteria kedua adalah
tingkatan menengah dipercahkan menjadi dua golongan yaitu perbandingan antar
kabupaten/kota sehingga gambaran status akan berubah menjadi sebagai berikut: a)
Tingkatan rendah, jika IPM<50. b) Tingkatan menengah bawah, jika<IPM<80. c)
Tingkatan menengah-atas, jika 66<IPM<80. d) Tingkatan atas, jika IPM>80. Berdasarkan
kajian aspek tingkat pertumbuhannya, IPM dapat digunakan sebagai ukuran kemajuan
pembangunan melalui dua cara yaitu sebagai berikut: 1.

Perbandingan antar wilayah, yaitu suatu posisi relatif dari suatu wilayah terhadap
wilayah yang lain berdasarkan peringkatnya dalam suatu kawasan tertentu. 2.
Pengukuran tingkat kemajuan, yaitu untuk mengkaji pencapaian tingkat kemajuan
pencapaian setelah berbagai program diimplementasikan dalam suatu periode tertentu
yang dinotasikan dalam rumus reduksi shortfall (r) per tahun. Semakin besar reduksi
shortfall (r) disuatu wilayah menunjukkan semakin besar kemampuan yang dicapai oleh
wilayah tersebut dalam periode tertentu.

Untuk menjamin tercapainya pembangunan manusia didukung oleh empat pilar pokok
yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut: 1. Produktifitas 2. Pemerataan 3.
Kesinambungan xxv 4. Pemberdayaan 2.1.1.1 Indikator Indeks Pembangunan Manusia.
Human Development Indeks (HDI) atau Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah
satuan yang dikembangkan oleh UNDP untuk mengukur kesuksesan pembangunan
disuatu negara. Pembangunan manusia didefenisikan sebagai suatu proses untuk
perluasan pilihan yang lebih banyak kepada penduduk melalui upaya-upaya
pemberdayaan yang mengutamakan peningkatan kemampuan dasar manusia agar
dapat sepenuhnya berpartisipasi disegala bidang pembangunan. IPM dibentuk dalam
tiga dimensi dasar yaitu: 1. Umur panjang dan hidup sehat 2. Pengetahuan diukur
melalui indikator rata-rata lama sekolah dan harapan lama sekolah. 3. Standar hidup
layak 2.1.1.2

Metode Perhitungan IPM Komponen IPM tersusun dari tiga komponen utama yaitu
lamanya hidup diukur dengan harapan hidup pada saat lahir, tingkat pendidikan dan
tingkat kehidupan yang layak. IPM= 1/3 ( + + ) dimana: = Indeks Pembangunan
Manusia = Indeks Pendidikan xxvi = Indeks Standar Hidup Layak 2.1.1.3 Manfaat Indeks
Pembangunan Manusia Menurut BPS. Indeks pembangunan manusia (IPM) mempunyai
beberapa manfaat yaitu: 1. Indeks pembangunan manusia merupakan indikator penting
untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia. 2.
Indeks pembangunan manusia dapat menentukan peringkat atau level pembangunan
suatu wilayah/negara. 3.

Bagi Indonesia, indeks pembangunan manusia merupakan data strategis karena selain
sebagai ukuran kinerja pemerintah, indeks pembangunan manusia juga digunakan
sebagai salah satu indikator penentuan dana alokasi umum (DAU). 2.1.1.4 Inovasi Dalam
Perhitungan Pembangunan Manusia Dari tahun 2010 Indonesia sudah menggunakan
pengukuran IPM metode baru, ada dua alasan mengapa diubahnya metode pengukuran
IPM yaitu sebagai berikut: 1. Beberapa indikator sudah tidak tepat untuk digunakan
dalam perhitungan IPM. Angka melek huruf (AMH) sudah tidak relavan dalam mengukur
pendidikan secara utuh karena tidak dapat menggambarkan kualitas pendidikan.

Sebelum perhitungan metode baru digunakan AMH disebagian besar daerah sudah
tinggi, sehingga tidak dapat membedakan tingkat pendidikan antarwilayah dengan baik.
Dalam konsep pembentukan indeks xxvii komposit, variabel yang tidak sensitif
membedakan akan menyebabkan indikator komposit menjadi tidak relavan. Oleh karena
itu, indikator AMH dianggap sudah tidak relavan sebagai komponen dalam perhitungan
IPM. Selanjutnya adalah indikator PDB per kapita. Indikator ini pada dasarnya
merupakan proksi terhadap pendapatan masyarakat. Namun disadari bahwa PDB
diciptakan dari seluruh faktor produksi dan apabila ada investasi dari asing turut
diperhitungkan.

Padahal tidak seluruh pendapatan faktor produksi dinikmati penduduk lokal. 2.


Penggunaan rumus rata-rata aritmatik dalam perhitungan IPM menggambarkan bahwa
capaian yang rendah disuatu dimensi dapat ditutupi oleh capaian tinggi dari dimensi
lain. 2.1.2 Pengeluaran Pemerintah 2.1.2.1 Pengertian Pengeluaran Pemerintah Menurut
(Sukirno,2009). Pengeluaran pemerintah yaitu bagian dari kebijakan fiskal, yang
merupakan suatu tindakan pemerintah untuk mengatur jalannya perekonomian dengan
cara menentukan besarnya penerimaan dan pengeluaran pemerintah setiap tahunnya,
yang tercermin dalam dokumen Anggaran Pendapatan Belanja Negara untuk nasional
dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah untuk daerah atau regional.

Tujuan dari kebijakan fiskal ini adalah dalam rangka menstabilkan harga, tingkat output,
maupun kesempatan kerja dan memacu atau mendorong pertumbuhan ekonomi. Ada
beberapa kebijikan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang dilihat dari jumlah
penerimaan dan pengeluaran yaitu: xxviii 1. Kebijakan fiskal seimbang dimana anggaran
penerimaan sama jumlahnya dengan anggaran pengeluaran. 2. Kebijakan fiskal surplus
dimana pendapatan harus lebih tinggi dari pada pengeluaran, hal ini dikarenakan untuk
menghindari inflasi. 3.

Kebijakan defisit dimana pendapatan harus lebih rendah dari pengeluaran guna untuk
mengatasi pada saat perekonomian Indonesia mulai melambat. Selain itu belanja negara
mempunyai peran penting dalam mencapai kesejahteraan rakyat. Oleh sebab itu sangat
dibutuhkan kepedulian masyarakat untuk saling mengawasi tingkat pengeluaran
pemerintah untuk menjalankan tugasnya agar biaya yang dikeluarkan bisa digunakan
secara optimal. Menurut (Musgrave,2006) perkembangan pengeluaran negara sejalan
dengan tahap perkembangan ekonomi dari suatu negara. Pengeluaran pemerintah
tetap diperlukan utamanya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Terdapat dua sifat pengeluaran pemerintah yaitu: a) Bersifat ekhsautif Pengeluaran


pemerintah yang ada kontra prestasinya berupa pembelian atau belanja barang atau
jasa dalam perekonomian baik untuk konsumsi maupun untuk menghasilkann barang
lagi atau produksi. b) Bersifat transfer Pengeluaran pemerintah yang tidak ada kontra
prestasinya ( penyimpangan atau pemindahan). Termasuk dalam pengeluaran ini adalah
subsidi yang merupakan alat retribusi pendapatan. xxix 2.1.2.2 Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Pengeluaran Pemerintah. Menurut (Sadono,2017) jumlah pengeluaran
pemerintah yang akan dilakukan dalam suatu periode tertentu tergantung oleh
beberapa faktor diantaranya adalah: 1.

Proyeksi jumlah pajak yang diterima adalah salah satu faktor penting yang menentukan
besarnya pengeluaran pemerintah adalah jumlah pajak yang diramal. 2. Tujuan-tujuan
ekonomi yang ingin dicapai pemerintah penting sekali perannya dalam perekonomian.
Kegiatan dapat memanipulasi/mengatur kegiatan kearah yang diinginkan dengan
tujuan dapat mengatasi masalah pengangguran, menghindari inflasi dan mempercepat
pembangunan ekonomi dalam jangka panjang. 3. Pertimbangan politik dan keamanan
pertimbangan-pertimbangan politik dan kestabilan negara selalu menjadi salah satu
tujuan penting dalam menyusun anggaran belanja pemerintah. 2.1.2.3

Klasifikasi Pengeluaran Pemerintah Menurut (Suparmoko, 2012) pengeluaran


pemerintah dapat diklasifikasi sebagai berikut: a. Pengeluaran yang self liquiditing
sebagian atau seluruhnya b. Pengeluaran yang reproduktif c. Pengeluaran yang tidak
self liquiditing maupun yang tidak produktif d. Pengeluaran yang secara langsung tidak
produktif dan merupakan pemborosan. xxx e. Pengeluaran yang merupakan
penghematan dimasa yang akan datang. 2.1.2.4 Pengeluaran Pemerintah Bidang
Pendidikan Dalam arti luas, pendidikan adalah memainkan peran yang semakin besar
untuk mewujudkan perubahan mendasar dalam cara manusia hidup dan bertindal.

Pendidikan pun menjadi investasi masa depan, karena dengan pendidikan manusia
mampu menyesuaikan cara berfikirnya untuk mengembangkan segala potensi diri dan
mengambil peran dalam kehidupan. Pendidikan menjadi modal dalam mengantarkan
negara dan masyarakat berinteraksi pada skala global menghadapi tantangan dunia
yang semakin kompleks (BPS,2018). Keterlibatan dalam pembangunan bidang
pendidikan adalah untuk melatih kemampuan manusia agar menjadi generasi yang
berkualitas sehingga dapat meningkatkan produktivitas.

Apabila dalam suatu negara masih rendahnya tingkat produktivitas maka hal itu
disebabkan oleh kurangnya tingkat pendidikan yang diterima. Pembangunan
pendidikan dicapai dengan meningkatkan pemerataan akses, kualitas, relevansi dan
daya saing. 2.1.2.5 Sarana dan Prasarana Pendidikan Pasal 45 UU No.20 Tahun 2003,
bahwa setiap satuan pendidikan menyediakan sarana dan prasaran yang memenuhi
keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik,
kecerdasan intelektual, sosial, emosional dan kejiwaan peserta didik.

Sarana pendidikan merupakan media atau alat material yang berperan dalam kegiatan
belajar mengajar secara xxxi langsung seperti prabot dan peralatan pendidikan.
Sementara itu prasarana pendidikan berperan secara tidak langsung terhadap kegiatan
belajar mengajar. Dengan terpenuhnya sarana dan prasarana pendidikan diharapkan
dapat meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Adapun sarana dan prasana yang
dimaksud yaitu jumlah sekolah dan peserta didik, perpustaan dan lain sebagainya guna
mendukung proses pembelajaran dan kualifikasi dan beban kerja guru. (BPS,2018).
2.1.2.6

Struktur Anggaran Pendidikan Dalam APBN Menurut (Nursanti,2013). Struktur anggaran


dalam APBN terbagi menjadi tiga yaitu: 1. Anggaran pendidikan melalui belanja
pemeritah pusat merupakan alokasi anggaran pendidikan yang dianggarkan melalui
kementrian negara/lembaga. 2. Anggaran pendidikan melalui transfer ke daerah
merupakan alokasi anggaran pendidikan yang disalurkan melalui transfer kedaerah
dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah. 2.1.2.7

Pengeluaran Pemerintah Bidang Kesehatan Pengeluaran pemerintah pada bidang


kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar masyarakat yaitu
untuk memperoleh pelayanan penyerapan tenaga kerja yang dapat berpengaruh
terhadap kesejahteraan masyarakat. Dimana dengan adanya pergeseran kegiatan
masyarakat dari sektor tradisional ke sektor modern untuk mendapatkan pendapatan
perkapita xxxii masyarakat juga dapat meringanan beban fisik masyarakat yang dapat
berpengaruh kepada kondisi kesehatan masyarakat.

Pembangunan bidang kesehatan merupakan salah satu prioritas pembangunan nasional


dalam RPJMN Tahun 2015-2019. Pemerintah mengalokasi anggaran sebesar 5% (lima
Persen) dari anggaran pendapatan dan belanja negara diluar gaji, sementara pemerintah
provinsi dan kabupaten/kota mengalokasikan anggaran kesehatan sebesar 10%
(Sepuluh Persen) dari anggaran pendapatan dan belanja daerah diluar gaji. Tujuannya
adalah untuk tercapainya derajat kesehatan yang terus membaik dan penggunaan
kesehatan sesuai dengan Undang-Undang dasar 1945 Pasal 28 H ayat 1 dan Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang kesehatan. (Kuncoro,2013).

Mutu manusia dapat dilihat dari sisi lain yaitu dari sisi kesehatan dimana kesehatan
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi sumber daya manusia atau faktor
yang dapat mempengaruhi kualitas manusia. Oleh karena itu diperlukan anggaran
khusus untuk meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat melalui pengeluaran
pemerintah agar kesehatan dapat dianggap sebagai modal untuk meningkatkan
produktivitas masyarakat. Dari beberapa pendapat mengenai pembiayaan kesehatan,
bahwa biaya kesehatan dapat ditinjau dari beberapa sudut yaitu: 1.

Penyediaan pelayanan kesehatan yang dimaksud biaya kesehatan dari sudut penyedia
pelayanan adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk dapat menyelenggarakan
upaya kesehatan. xxxiii 2. Pemakai jasa pelayanan yang dimaksud biaya kesehatan dari
sudut pemakai jalan pelayanan adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk
dapat memanfaatkan jasa pelayanan. 2.1.3 Tingkat Partisipasi Angkata Kerja 2.1.3.1
Pengertian Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut (Simanjuntak, 2010) tenaga kerja
adalah penduduk yang sudah atau sedang bekerja yang sedang mencari pekerjaan dan
yang melaksanakan kegiatan lain seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga.

Angkatan kerja adalah penduduk yang berumur 10 tahun ke atas yang mampu terlibat
dalam proses produksi. Yang digolongkan bekerja yaitu mereka yang sudah mengerti
dalam menghasilkan barang atau jasa untuk mendapatkan penghasilan dan lama waktu
berkerja paling sedikit 1 jam dalam waktu tidak seminggu dan tidak boleh putus
ataupun berhenti. Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) merupakan ukuran proporsi
penduduk usia kerja yang terlibat aktif dipasar tenaga kerja, baik itu dengan bekerja
atau mereka yang sedang mencari pekerjaan, yang memberikan ukuran relatif dari
pasokan tenaga kerja yang tersedia untuk terlibat dalam proses produksi barang dan
jasa (BPS,2012).

Beberapa jenis TPAK adalah angkatan kerja yaitu terdiri atas golongan yang bekerja dan
golongan yang tidak bekerja yang sedang mencari pekerjaan, sedangkan yang
dimaksud dengan bukan angkatan kerja adalah mereka yang masih sekolah, golongan
yang mengurus rumah tangga, dan golongan lain-lain atau penerima pendapatan.
Perbandingan antara jumlah angkatan kerja dengan xxxiv penduduk dalam usia kerja
disebut TPAK. Yang dimaksud dengan penduduk usia kerja adalah penduduk yang telah
berusia 15-64 tahun yang berpotensi memproduksi barang dan jasa.

Sedangkan menurut (Payaman j s, 2005) Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK)


sendiri merupakan suatu indikator ketenagakerjaan yang memberikan gambaran
tentang penduduk yang aktif secara ekonomi dalam kegiatan sehari-hari merujuk pada
suatu waktu dalam periode survei. 2.1.3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingginya
TPAK Faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya TPAK sebagai berikut: a. Jumlah
penduduk bersekolah dan mengurus rumah tangga, semakin besar jumlah penduduk
yang bersekolah semakin kecil jumlah angkatan kerja yang berarti semakin kecil TPAK
merupakan hubungan antara TPAK dan jumlah penduduk yang masih bersekolah. b.

Tingkat umur, umur berkaitan dengan TPAK dengan adanya kenyataan bahwa
penduduk berumur muda pada umumnya mempunyai tanggung jawab yang tidak
begitu besar sebagai pencari nafkah untuk keluarga dan mereka umumnya bersekolah
maka semakin tinggi umur semakin besar TPAK. c. Tingkat upah, melalui kenyataan
bahwa semakin tinggi tingkat upah dalam masyarakat semakin banyak anggota
keluarga yang tertarik masuk pasar kerja atau dengan kata lain semakin tinggi TPAK
merupakan kaitan antara tingkat upah TPAK. xxxv d. Tingkat pendidikan, tingkat
pendidikan berhubungan dengan TPAK karena semakin tinggi tingkat pendidikan
semakin banyak waktu yang disediakan untuk bekerja. e. Jenis kelamin, tingkat
partisipasi angkatan kerja pria dan wanita berbeda.

Biasanya tingkat partisipasi angkatan kerja wanita lebih rendah dibandingkan pria. Hal
ini erat kaitannya dengan sistem nilai masyarakat bahwa laki-laki memikul kewajiban
utama untuk mencari nafkah. Dengan demikian, dapat disimpulkan juga bahwa TPAK
adalah salah satu faktor yang mempengaruhi besaran output suatu kegiatan
perekonomian, sehingga semakin banyak masyarakat yang produktif maka akan
menghasilkan output yang tinggi pula yang mempengaruhi ekonomi. Pertumbuhan
tergantung kepada pertambahan penyediaan faktor-faktor produksi (penduduk, tenaga
kerja dan modal akumulasi) dan tingkat kemajuan teknologi menurut teori solow.
Lebih dalam teori ini mengembangkan teori rasio modal output yang dapat berubah-
ubah. Dimana untuk menghasilkan sejumlah output tertentu dapat menggunakan
kombinasi modal dan tenaga kerja yang berbeda-beda. (Arsyad,2010). 2.2 Penelitian
Terdahulu (Septiana M.M Sanggelorang, 2015) dengan judul penelitian pengaruh
pengeluaran pemerintah disektor pendidikan dan kesehatan terhadap indeks
pembangunan manusia di Sulawesi Utara. Model analisis yang digunakan adalah
berganda dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 21.

Hasil dari penelitian bahwa variabel pengeluaran pemerintah dibidang pendidikan


berpengaruh positif xxxvi dan signifikan terhadap indeks pembangunan manusia
sementara pengeluaran pemerintah dibidang kesehatan berpengaruh negatif dan tidak
berpengaruh terhadap indeks pembangunan manusia di Sulawesi Utara. Adapun
persamaan dalam penelitian adalah penggunaan variabel pengeluaran pemerintah
bidang pendidikan, kesehatan serta indeks pembangunan manusia kemudian
perbedaan dalam penelitian adalah variabel pengeluaran pemerintah bidang ekonomi,
tingkat partisipasi angkatan kerja dan metode analisis menggunakan model regresi
berganda menggunakan aplikasi Eviews.

(Agustina, dkk, 2016) dengan judul penelitian pengaruh pengeluaran pemerintah daerah
sektor pendidikan dan kesehatan terhadap produk domesti regional bruto serta indeks
pembangunan manusia di kalimantan timur. Model analisis yang digunakan adalah
analisis jalur (path analysis). Hasil dari penelitian bahwa alokasi anggaran bidang
pendidikan berpengaruh positif tidak signifikan terhadap IPM sementara alokasi
anggaran bidang kesehatan berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap IPM di
Kalimantan Timur.

Adapun persamaan dalam penelitian adalah peggunaan variabel pengeluaran


pemerintah bidang pendidikan, kesehatan, dan indeks pembangunan manusia,
kemudian perbedaan dalam penelitian adalah lokasi penelitian, variabel pengeluaran
pemerintah bidang ekonomi, variabel terikat menggunakan tingkat partisipasi angkatan
kerja sedangkan terdahulu meggunakan PDRB dan metode analisis menggunakan
model regresi linear berganda menggunakan Eviews. (Muliza, dkk, 2017) dengan judul
penelitian analisi pengaruh belanja pendidikan, belanja kesehatan, tingkat kemiskinan
dan PDRB terhadap IPM di xxxvii Provinsi Aceh.

Model analisi yang digunakan adalah menggunakan analisis regresi data panel dengan
estimasi parameter menggunakan random effect model (REM). Hasil dari penelitian
bahwa variabel pengeluaran pemerintah disektor pendidikan dan kesehatan tidak
berpengaruh signifikan terhadap IPM sedangkan variabel kemiskinan berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap IPM serta PDRB berpengaruh positif dan signifikan
terhadap IPM di Aceh.

Adapun persamaan dalam penelitian ini adalah terdapat pada variabel pengeluaran
pemerintah bidang pendidikan, kesehatan dan IPM kemudian perbedaan dalam
penelitian terdapat pada lokasi penelitian, variabel tingkat kemiskinan, PDRB,
pengeluaran pemerintah bidang ekonomi dan tingkat partisipasi angkatan kerja serta
metode analisis menggunakan regresi liniear berganda menggunakan aplikasi Eviews.
(Santoso, dkk, 2013) dengan judul penelitian analisi pengaruh pengeluaran pemerintah
Kabupaten/Kota sektor kesehatan dan pendidikan terhadap IPM di Provinsi Aceh. Model
analisis yang digunakan adalah regresi liniear berganda.

Hasil penelitian bahwa pengeluaran pemerintah Kabupaten/kota sektor pendidikan dan


kesehatan berpengaruh terhadap IPM dimasing-masing kabupaten/kota di provinsi
Aceh. Adapun persamaan dalam penelitian ini terdapat pada variabel pengeluaran
pemerintah bidang pendidikan, kesehatan dan IPM serta metode analisi yang digunakan
kemudian perbedaan dalam penelitian adalah terdapat pada lokasi penelitian, variabel
pengeluaran pemerintah bidang ekonomi dan tingkat partisipasi angkatan kerja.
(Rahmita Handayani, 2015) dengan judul penelitian analisi pengaruh pengeluaran
pemerintah bidang pendidikan dan kesehatan terhadap indeks xxxviii pembangunan
manusia di provinsi Riau.

Model analisis yang digunakan adalah regresi liniear berganda. Hasil penelitian bahwa
pengeluaran pemerintah disektor pendidikan provinsi Riau memiliki efek positif tetapi
tidak signifikan terhadap IPM di provinsi Riau dan pengeluaran pemerintah disektor
kesehatan memiliki efek positif signifikan terhadap IPM di provinsi Riau. Adapun
persamaan dalam penelitian ini terdapat pada model analisis yang digunakan dan
variabel pengeluaran pemerintah sektor pendidikan, kesehatan serta indeks
pembangunan manusia.

Kemudian perbedaan dalam penelitian terdapat pada lokasi penelitian, variabel


pengeluaran pemerintah bidang ekonomi dan tingkat partisipasi angkatan kerja di
Indonesia. (Mohammad Javad Razmi, 2012) dengan judul penelitian Investigating the
Effect of Government Health Expenditure on HDI in Iran. Model analisis yang digunakan
adalah kuadrat terkecil biasa (OLS). Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa hubungan
positif dan signifikan antara pengeluaran pemerintah sektor kesehatan dan indeks
pembangunan manusia.

Dan hasil uji kausalitas juga menunjukkan hubungan positif dan signifikan antara
pengeluaran pemerintah sektor kesehatan dan indeks pembangunan manusia. Adapun
persamaan dalam penelitian adalah penggunaan variabel pengeluaran pemerintah
sektor kesehatan serta indeks pembangunan manusia, kemudian perbedaan dalam
penelitian ini adalah terdapat pada lokasi penelitian, variabel pengeluaran pemerintah
sektor pendidikan dan tingkat partisipasi angkatan kerja. (M. Zahari MS & Sudirman,
2015) dengan judul penelitian The Effect of Government Expenditures in Education and
Health against Human Development xxxix Index in Jambi Province.

Model analisis yang digunakan adalah persamaan regresi berganda dengan


menggunakan SPSS. Hasil dari penelitian pengeluaran pemerintah di sektor kesehatan
terdapat pengaruh positif dan signifikan terhadap indeks pembangunan manusia di
provinsi Jambi dan pengeluaran pemerintah disektor pendidikan tidak berpengaruh
positif terhadap indeks pembangunan manusia diprovinsi jambi.

Adapun persamaan dalam penelitian ini adalah penggunaan variabel pengeluaran


pemerintah sektor pendidikan, pengeluaran pemerintah sektor kesehatan dan indeks
pembangunan manusia, kemudian perbedaan dalam penelitian ini adalah terdapat pada
lokasi penelitian, variabel tingkat partisipasi angkatan kerja diIndonesia serta metode
analisis menggunakan metode analisis regresi linier berganda menggunakan aplikasi E-
views. (Niken Sulistyowati dkk, 2017) dengan judul Impacts of Government and
Household Expenditure on Human Development Index. Model analisis yang digunakan
adalah menggunakan Two Stage Least Squares dengan prosedur SYSLIN.

Hasil dari penelitian adalah Indeks Pembangunan Manusia dipengaruhi secara signifikan
oleh pendapatan per kapita dan kemiskinan. Pendapatan per kapita membawa efek
positif pada IPM, serta kemiskinan berpengaruh negatif terhadap IPM. Adapun
persamaan pada penelitian ini adalah terdapat pada variabel pengeluaran pemerintah
dan indeks pembangunan manusia. Kemudian perbedaan pada penelitian ini terdapat
pada lokasi penelitian, variabel pengeluaran pemerintah disektor pendidikan dan
kesehatan, tingkat partisipasi angkatan kerja di Indonesia. xl 2.3 Kerangka Konseptual
2.3.1

Hubungan Pengeluaran Pemerintah Bidang Pendidikan Terhadap Indeks Pembangunan


Manusia Menurut (Meylina,2013) menyebutkan pengeluaran pemerintah bidang
pendidikan salah satu faktor yang mempengaruhi indeks pembangunan manusia. Hal itu
didukung oleh teori (Todoro, 2009) pendidikan memang peran penting untuk
meningkatkan kemampuan suatu negara berkembang dalam menyerap teknologi
modern dan mengembangkan kapasitas agar terwujudnya pertumbuhan dan
pembangunan manusia yang berkelanjutan. 2.3.2 Hubungan Pengeluaran Pemerintah
Bidang Kesehatan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (George M.V, 2018)
menyatakan bahwa pengeluaran pemerintah pada bidang kesehatan memiliki pengaruh
positif dan signifikan terhadap indeks pembangunan manusia.
Dimana setiap terjadi perubahan pada alokasi pengeluaran pemerintah bidang
kesehatan maka akan meningkatkan IPM. Hal ini didukung oleh teori (Todoro & Smith,
2003) bahwa pengeluaran pemerintah pada sektor anggaran yang dikeluarkan untuk
memenuhi salah satu hak dasar untuk memperoleh pelayanan kesehatan berupa fasilitas
dan pelayanan kesehatan merupakan prasyarat bagi peningkatan produktivitas
masyarakat. Meningkatnya anggaran pemerintah dalam bidang kesehatan tentunya
akan meningkatkan produktivitas penduduk sehingga dapat meningkatkan
pembangunan manusia.

Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Tjiptoherijanto, dalam
(Kahang, 2012) yang menyatakan bahwa melihat mutu manusia dari sisi kesehatan
dimana kesehatan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi xli sumber daya
manusia, dengan kata lain aspek kesehatan turut mempengaruhi kualitas manusia.
Dengan begitu pengeluaran pemerintah dalam bidang kesehatan dapat disebut sebagai
investasi publik. 2.3.3 Hubungan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Terhadap Indeks
Pembangunan Manusia Tingkat partisipasi angkatan kerja dapat dikatakan sebagai
faktor yang mempengaruhu indeks pembangunan manusia.

Peningkatan partisipasi angkatan kerja menunjukkan bahwa meningkatnya kesadaran


masyarakat akan pentingnya bekerja yang juga dapat menunjukkan peningkatan dalam
kualitas sumber daya manusia. Ketika produktivitas tenaga kerja meningkat maka hal
tersebut dapat mempengaruhi daya jualnya dalam arti upah yang akan diterima
bertambah dan kesejahteraan masyarakat akan meningkat, Saragih (2019). Berdasarkan
penjelasan diatas maka dapat digambarkan hubungan antara variabel bebas dengan
variabel terikat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Uji F Gambar 2.2

Kerangka Konseptual Pengeluaran Pemerintah bidang pendidikan (X1) Pengeluaran


pemerintah bidang kesehatan (X2) TPAK (X3) IPM (Y) xlii 2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan suatu dugaan sementara yang dirumuskan dengan tujuan untuk
diuji kebenarannya secara empiris. Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka
konseptual maka hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: :
Diduga Pengeluaran pemerintah bidang pendidikan berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia.

: Diduga Pengeluaran pemerintah bidang kesehatan berpengaruh secara positif dan


signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia. : Diduga Tingkat Partisipasi
Aangkatan Kerja berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Indeks
Pembangunan Manusia. xliii BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi
Penelitian Adapun objek penelitian adalah pengeluaran pemerintah dibidang
pendidikan, kesehatan, tingkat partisipasi angkatan kerja dan indeks pembangunan.
Peneliti menggunakan pengeluaran pemerintah sektor pendidikan, kesehatan dan
tingkat partisipasi angkatan kerja sebagai variabel bebas, sedangkan indeks
pembangunan manusia sebagai variabel terikat. Lokasi penelitian dalam penelitian ini di
Indonesia.

3.2 Jenis dan Sumber Data Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif, dimana data yang diperoleh disajikan dalam bentuk angka dan
dianalisis menggunakan metode statistik dan ekonometrika. Data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data time series dari tahun 2005 sampai 2019 yang
bersumber dari BPS Indonesia. 3.3 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini adalah dokumentasi. Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan
data yang bersumber dari literatur- literatur perpustakaan, laporan-laporan penelitian
sebelumnya atau catatan-catatan yang mendukung penelitian iniseperti buku, internet
dan literatur lainnya. xliv 3.4

Definisi Operasional Variabel Penelitian Variabel adalah gambaran nyata mengenai


fenomena-fenomena penelitian. Sedangkan operasional variabel merupakan petunjuk
atau cara untuk mengukur variabel dalam penelitian. 1. Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) sebagai Variabel (Y) Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan alat ukur
kesejahteraan suatu negara yang dilihat dari kesehatan, pendidikan dan ekonomi yang
diukur alam satuan persen (%). 2. Pengeluaran pemerintah bidang pendidikan sebagai
(X1) Pengeluaran pemerintah bidang pendidikan yaitu investasi dalam hal bidang
pendidikan yang diukur dalam satuan Milliar Rupiah. 3.

Pengeluaran pemerintah bidang kesehatan sebagai (X2) Pengeluaran pemerintah


bidang kesehatan yaitu investasi dalam bidang kesehatan, diukur dalam satuan Milliar
Rupiah. 4. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) sebagai (X3) Tingkat partisipasi
angkatan kerja merupakan indikator ketenagakerjaan yang memberikan gambaran
tentang penduduk yang aktif secara ekonomi dalam kegiatan sehari-hari yang merunjuk
pada suatu waktu dalam periode survei yang diukur galam satuan persen. 3.5 Metode
Analisis Data 3.5.1

Model Regresi Linear Ordinary Least Square (OLS) xlv Dalam penelitian ini erdapat lebih
dari satu variabel independent, maka dari itu digunakan persamaan regresi linier
berganda (multyple regression). Analisis yang dilakukan dengan menggunakan regresi
linier berganda yaitu bertujuan untuk menguji dan menganalisa secara parsial pengaruh
pengeluaran pemerintah bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi terhadap indeks
pembangunan manusia dan partisipasi angkatan kerja.
Model persamaan regresi yang dapat diperoleh dalam analisis penelitian ini adalah: Y =
+ + + Dimana: Y = Indeks Pembangunan Manusia = Pengeluaran pemerintah bidang
pendidikan = Pengeluaran pemerintah bidang kesehatan = Tingkat Partisipasi Angkatan
Kerja = Konstanta ß = Koefisien Reesi e = Standar error 3.6 Uji Normalitas Uji normalitas
adalah untuk mengetahui apakah residual berdistribusi secara normal atau tidak.
Pengujian normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan metode jarque-Bera (J-B)
(Widarjono, 2013). Jika nilai probability dari statistik J-B lebih besar dari taraf
kepercayaan 5% (0,05) berarti bahwa residual data berdistribusi normal.

Sebaliknya jika nilai probability dari statistik J- B lebih kecil dari taraf kepercayaan 5%
(0,05) berarti bahwa residual data tidak berdistribusi normal (Winarno,2009). xlvi 3.7 Uji
Asumsi Klasik Uji asumsi klasik secara individu (parsial) menganalisis variabel yang telah
ditetapkan diatas untuk melihat pengaruh nyata terhadap pelaksanaan program
pelatihan dengan meminimalisir tingkat kesalahan. 3.7.1 Uji Multikolinieritas Uji
mulitikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas.

Uji multikolinieritas digunakan karena pada analisis regresi terdapat asumsi yang
mensyaratkan bahwa variabel indenpenden harus terbebas dari gejala multikolinieritas
atau tidak terjadi antar variabel indenpenden. Artinya dalam model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Multikolinieritas dapat
dideteksi dengan nilai determinasi yang tinggi dengan diikuti nilai F statistik yang
sangat tinggi, serta tidak ada atau hanya sedikit nilai t-test yang signifikan. Koefisien
matrik korelasi antara variabel yang tinggi (>0,8).

Jika korelasi antar variabel bebas kurang dari 0,8 maka dapat dikatakan tidak ada
multikolinieritas. Pengujian multikolinieritas dapat juga dilakukan dengan menghitung
nilai torelance dan varians inflation factor (VIF)dari tiap-tiap variabel indenpenden.
Apabila nilai torelance<0,10 dan VIF <10 maka terjadi multikolineritas dan sebaliknya
apabila nilai torelance > 0,10 dan VIF <10 maka tidak terjadi multikolinieritas dengan
kata lain korelasi yang terdapat antar variabel independen masih dapat ditolerir. xlvii
3.7.2 Uji Autokorelasi Uji auto korelasi merupakan korelasi antara variabel gangguan
satu dengan gangguan lainnya. Akibat adanya autokorelasi adalah parameter yang
diestamasi menjadi bias dan variasinya tidak minimum sehingga tidak efisien.

Uji auto korelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ada korelasi
antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggunpada
periode t-1 (sebelumnya). Auto korelasi muncul karena observasi yang berurutan
sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. 3.7.3 Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah situasi penyebaran data yang tidak sama atau tidak samanya
variansi uji signifikan tidak valid. Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui
apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian residual (kesalahan
penganggu) dari satu pegamatan ke pengamatan lainnya.

jika varian residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homokedastisitas ( sama variannya). Salah satu cara mendeteksi masalah
heterokedastisitas adalah menggunakan uji white. Uji white dilakukan dengan
meregresikan semua variabel bebas terhadap nilai absolut residual (Winarno, 2015).
Menurut (Widarjono,2013) jika nilai probabilitas chi square > 0,05 maka tidak terjadi
heteroskedastisitas. 3.8 Pengujian Hipotesis 3.8.1 Pengujian Secara Parsial (Uji t) xlviii
Menurut (Ghozali,2011) pengujian ini dilakukan berdasarkan perbandingan nilai t hitung
masing-masing koefisien regresi dengan nilai t tabel(nilai kritis) dengan tingkat
signifikan 5% dengan derajat kebebasan df=(n-k) dimana adalah jumlah observasi dan k
adalah jumlah variabel. (Gujarati,2003) uji t dilakukan untuk melihat signifikan dari
pengaruh variabel bebas secara individual terhadap variabel terikat dengan
menganggap variabel bebas lainnya adalah konstanta.

Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut: 1. Jika t hitung > t tabel maka
menerima yang artinya variabel bebas (X) secara parsial mempengaruhi variabel terikat
(Y). 2. Jika t hitung < t tabel maka menolak yang artinya variabel bebas (X) secara parsial
tidak mempengaruhi variabel terikat (Y). 3.8.2 Pengujian Secara Simultan (Uji F) Uji
simultan (Uji F-Statistik) digunakan untuk menguji besarnya pengaruh dari seluruh
variabel bebas secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel terikat indeks
pembangunan manusia.

Pembuktian dilakukan dengan cara membandingkan nilai F kritis (F tabel) dengan (F


hitung) yang terdapat pada tabel analysis of variance. (Gujarati,2003). Uji F dilakukan
untuk mengetahui apakah variabel independen secara keseluruhan signifikan secara
statistik dalam mempengaruhi variabel dependen. Apabila uji F-hitung>F-tabel maka
variabel independen secara keseluruhan berpengaruh terhadap variabel dependen.
Untuk menentukan nilai F-tabel tingkat signifikan yang digunakan sebesar 5% dengan
derajat kebebasan (degree of xlix freedom) df=(n-k) dan (k-1) dimana n adalah jumlah
observasi dan k adalah jumlah variabel. Kriteria uji yang digunakan adalah: a.

Jika > maka secara simultan dapat diartikan semua variabel bebas berpengaruh
terhadap variabel terikat (IPM dan TPAK). b. Jika < maka secara simultan dapat
dibuktikan semua variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat (IPM dan
TPAK). 3.8.3 Koefisien Determinasi ( ) Menurut (Gujarati,2006) koefisien determinasi (
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi terikat. Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu (0< 1). Nilai yang terkecil berarti
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel terikat
sangat terbatas.

Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel terikat. 3.8.4 Koefisien
Korelasi (R) Menurut (Sugiyono,2010) koefisien korelasi bertujuan untuk mengetahui
kuat tidaknya hubungan antara variabel X dan variabel Y. Koefisien korelasi diberi simbol
r. Nilai koefisien korelasi ini paking kecil -1 dan paling besar +1. Tabel 3.1

Sifat Hubungan Korelasi Berdasarkan Nilai r Interval r Sifat Hubungan 0,0000 s/d 0,199
Sangat lemah l 0,200 s/d 0,399 Lemah 0,400 s/d 0,599 Cukup kuat 0,600 s/d 0,799
Mendekati sempurna 0,800 s/d 0,1000 Sempurna Sumber: Sugiyono,2010 li BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum
Lokasi Penelitian Menurut Wikipedia (2020), Indonesia merupakan negara berpenduduk
terbesar keempat di dunia dengan populasi hampir 270.054.853. Indonesia merupakan
negara di Asia Tenggara yang berada pada garis Khatulistiwa dan di antara daratan
benua Asia dan Australia. Terletak antara LU 11 08’ a dari 95 ’BT 141 45’BT Serta antara
Sanudra Pasifik dan Samudra Hindia.

Wilayah Indonesia terbentang sepanjang 3.977 mil di antara Samudra Hindia dan
Samudra Pasifik. Luas daratan indonesia adalah 1.922.570 km dan luas perairannya
3.275.483 km². Indonesia terdiri dari 5 pulau besar yaitu, Jawa dengan luas 132.107 km²,
Sumatera dengan luas 437.606 km², Kalimantan dengan luas 539.460 km², Sulawesi
dengan luas 189.216 km² dan Papua dengan luas 421.981 km². Indonesia memiliki 3
perbedaan waktu, yakni Wilayah Indonesia Barat (WIB), Wilayah Indonesia Tengah
(WITA) dan Wilayah Indonesia Timur (WIT). Indonesia mencakup beberapa batasan-
batasan wilayah.

Bagian Utara berbatasan daratan langsung dengan pulau kalimantan yaitu Malaysia.
Bagian Timur, batas wilayah negara Indonesia bagian timur berbatasan dengan negara
Papua Nugini dan perairan Samudera Pasifik. Bagian Selatan, Batas wilayah negara
Indonesia bagian selatan berbatasan dengan Timor Leste dan Bagian Barat, batas
wilayah lii negara Indonesia bagian barat berbatasan dengan Samudera Hindia dan
perairan negara India. Sumber daya alam yang dimiliki negara Indonesia berupa minyak
bumi, timah, gas alam, nikel, kayu, bauksit, tanah subur, batu bara, emas dan perak. 4.1.2

Deskripsi Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh
dari Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia. Dalam penelitian ini menggunakan alat
analisis regresi linier berganda, dimana variabel terikatnya menggunakan variabel indeks
pembangunan manusia. Sementara variabel bebasnya mengunakan variabel
pengeluaran pemerintah bidang pendidikan, pengeluaran pemerintah bidang kesehatan
dan tingkat partisipasi angkatan kerja.

Dibawah ini merupakan deskripsi variabel penelitian yang digunakan untuk perhitungan
dalam penelitian. 4.1.2.1 Indeks Pembangunan Manusia Indeks pembangunan manusia
di Indonesia periode 2005 sampai dengan 2019 mengalami kondisi yang berfluktuatif.
Berikut merupakan perkembangan indeks pembangunan manusia di Indonesia periode
2005 sampai dengan 2019 pada penelitian ini. Gambar 4.1 Perkembangan IPM di
Indonesia Periode 2005-2019 (Dalam satuan persen) liii Sumber: BPS, 2020. Dari Gambar
4.1 diatas menujukkan bahwa indeks pembangunan di Indonesia selama periode 2005
sampai dengan 2019 berfluktuatif. Pada tahun 2005, ipm di Indonesia sebesar 65,97
persen. Ipm di Indonesia kurun waktu 2006 sampai 2009 terjadi peningkatan setiap
tahunnya.

Pada tahun 2006, indeks pembangunan manusia di Indonesia sebesar 70,10 persen,
tahun 2007 sebesar 70,59 persen, tahun 2008 sebesar 71,17 persen dan pada tahun
2009 sebesar 71,76 persen. Selanjutnya, pada tahun 2010 indeks pembangunan manusia
di Indonesia mengalami penurunan sebesar 66,53 persen. Kemudian, indeks
pembangunan manusia di Indonesia kurun waktu 2011 sampai dengan 2019 kembali
mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2011, indeks pembangunan
manusia di Indonesia sebesar 67,09 persen, tahun 2012 sebesar 67,70 persen, tahun
2013 sebesar 68,31 persen, tahun 2014 sebesar 68,90 persen, tahun 2015 sebesar 69,55
persen, tahun 2016 sebesar 70,18 persen, tahun 2017 sebesar 70,81 persen, tahun 2018
sebesar 71,39 persen dan pada tahun 2019 sebesar 71,92 persen. 63 64 65 66 67 68 69
70 71 72 73 Persen Tahun liv Berdasarkan tebal 4.1 dapat dilihat bahwa IPM Indonesia
mengalami fluktuasi.

Dimana IPM tertinggi selama periode penelitian ini pada tahun 2019 sebesar 71,92%.
Sementara itu IPM Indonesia terrendah pada tahun 2010 sebesar 66,53% dan rara-rata
IPM Indonesia selama kurun waktu periode penelitian dari 2005-2019 adalah sebesar
69,70%. 4.1.2.2 Pengeluaran Pemerintah Sektor Pendidikan Pengeluaran pemerintah
Indonesia sektor pendidikan selama periode 2005 sampai dengan 2019 berfluktuatif.
Berikut merupakan perkembangan jumlah pengeluaran pemerintah Indonesia sektor
pendidikan dalam penelitian ini. Gambar 4.2

Perkembangan Pengeluaran Pemerintah Indonesia Sektor Pendidikan Periode 2005 –


2019 Sumber: Badan Pusat Statistik, 2020 Dari Gambar 4.2 diatas menujukkan bahwa
pengeluaran pemerintah sektor pendidikan di Indonesia selama periode 2005 sampai
dengan 2019 berfluktuatif. Pada tahun 2005 sampai dengan 2015, jumlah pengeluaran
pemerintah Indonesia sektor pendidikan selalu mengalami peningkatan setiap
tahunnya. Pada tahun 2005, pengeluaran pemerintah Indonesia sektor pendidikan
sebesar Rp.29307,94 0.00 20000.00 40000.00 60000.00 80000.00 100000.00 120000.00
140000.00 160000.00 180000.00 Milyar Rupiah Tahun lv miliar, tahun 2006 sebesar
Rp.45303,91 miliar, tahun 2007 sebesar Rp.50843,37 miliar, tahun 2008 sebesar
Rp.55297,96 miliar, tahun 2009 sebesar Rp.84919,49 miliar, tahun 2010 sebesar
Rp.90818,31 miliar, tahun 2011 sebesar Rp. 97854,05 miliar, tahun 2012 sebesar Rp.
105207,55 miliar, tahun 2013 sebesar Rp. 119604,23 miliar, tahun 2014 sebesar
Rp.126314,68 milia, dan pada tahun 2015 sebesar Rp. 146134,75 miliar.

Selanjutnya, pada tahun 2016 jumlah pengeluaran pemerintahIndonesia bidang


pendidikan mengalami penurunan sebesar Rp.131973,95 miliar. Kemudian, padat tahun
2017 sampai dengan 2019 jumlah pengeluaran pemerintah Indonesia bidang
pendidikan kembali mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2017, jumlah
pengeluaran pemerintah Indonesia bidang pendidikan sebesar Rp.138507,30 miliar,
tahun 2018 sebesar Rp.145941,72 miliar dan pada tahun 2019 sebesar Rp. 152690,05
miliar. Berdasarkan tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa pengeluaran pemerintah sektor
pendidikan mengalami fluktuasi.

Dimana pengeluaran pemerintah sektor pendidikan tertinggi selama periode penelitian


pada tahun 2019 sebesar Rp. 152.690,0 milliar. Sementara itu, Pengeluaran pemerintah
sektor pendidikan terrendah selama periode penelitian yaitu pada tahun 2005 sebesar
Rp. 29.307,9 milliar. Dan rata-rata pengeluaran pemerintah sektor pendidikan selama
periode penelitian tahun 2005-2019 adalah sebesar Rp. 101.381,284 milliar. 4.1.2.3

Data Pengeluaran Pemerintah Sektor Kesehatan lvi Pengeluaran pemerintah Indonesia


bidang kesehatan periode 2005 sampai dengan 2019 berfluktuatif. Berikut merupakan
perkembangan perngeluaran pemerintah Indonesia bidang kesehatan dalam penelitian
ini. Gambar 4.3 Perkembangan pengeluaran pemerintah Indonesia sektor kesehatan
periode 2005-2009 (Dalam Satuan Milyar Rupiah) Sumber: Badan Pusat Statistik, 2020.
Dari Gambar 4.3 diatas, dapat dijelaskan bahwa pengeluaran pemerintah Indonesia
bidang kesehatan 2005 sampai 2019 mengalami fluktuatif. Pada tahun 2005 sampai
dengan 2007 pengeluaran pemerintah Indonesia Bidang kesehatan meningkat setiap
tahunnya.

Pada tahun 2005, pengeluaran pemerintah Indonesia bidang pendidikan sebesar


Rp.5836,86 miliar, tahun 2006 sebesar Rp.12189,73 miliar dan pada tahun 2007 sebesar
Rp.16004,46 miliar. Selanjutnya,pada tahun 2008 pengeluaran pemerintah Indonesia
bidang kesehatan mengalami penurunan sebesar Rp. 14038,94 miliar dan mengalami
peningkatan ditahun 2009 dan 2010. Pada tahun 2009 sebesar Rp.15743,13 miliar dan
tahun 2010 sebesar Rp. 0.00 10000.00 20000.00 30000.00 40000.00 50000.00 60000.00
70000.00 Miliar Rupiah Tahun lvii 18793,02 miliar. Pada tahun 2011 pengeluaran
pemerintah bidang kesehatan nebalami penurunan sebesar Rp. 14088,77 miliar.

Kemudian, pengeluaran pemerintah bidang kesehatan pada tahun 2012 sampai dengan
2016 mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2012, pengeluaran
pemerintah sebesar Rp. 15181,70 miliar, tahun 2013 sebesar Rp. 38077,20 miliar, tahun
2014 sebesar Rp. 49379,19 miliar, tahun 2015 sebesar Rp. 51426,33 miliar. dan pada16
sebesar Rp. 59639,01 miliar. Pada tahun 2017, pengeluaran pemerintah bidang
pendidikan mengalami penurunan sebesar Rp. 57225,07 miliar. Pada tahun 2018
mengalami peningkatan sebesar Rp. 61869,74 miliar dan pada tahun 2019 pengeluaran
pemerintah bidang kesehatan yaitu Rp. 62758,35 miliar. Berdasarkan tabel 4.3 dapat
dilihat bahwa pengeluaran pemerintah sektor kesehatan mengalami fluktuasi.

Dimana pengeluaran pemerintah sektor kesehatan tertinggi selama periode penelitian


pada tahun 2019 sebesar Rp. 62.758,35 milliar. Sementara itu, pengeluaran pemerintah
sektor kesehatan terendah pada tahun 2005 sebesar Rp.5.836,86 milliar. dan rata-rata
pengeluaran pemerintah sektor kesehatan selama periode penelitian 2005-2019 adalah
sebesar RP. 32.816,76 milliar. 4.1.2.4 Data Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Tingkat
partisipasi angkatan kerja di Indonesia periode 2005 sampai dengan 2019 mengalami
kondisi yang fluktuasi. Berikut merupakan perkembangan tingkat partisipasi angkatan
kerja di Indonesia pada penelitian ini.

Gambar 4.4 lviii Perkembangan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Periode 2005-2019
(Dalam satuan persen) Sumber: Badan Pusat Statistik, 2020. Dari Gambar 4.4 diatas
dapat dijelaskan bahwa tingkat partisipasi angkatan kerja di Indonesia selama periode
2005 sampai 2019 berfluktuatif. Pada tahun 2005 tingkat partisipasi angkatan kerja di
Indonesia sebesar 66,79 persen mengalami penurunan pada tahun 2006 sebesar 66,16
persen dan meningkat kembali pada tahun 2007 sampai dengan 2012.

Pada tahun 2007 tingkat partisipasi angkatan kerja sebesar 66,99 persen, tahun 2008
sebesar 67,18 persen, tahun 2009 sebesar 67,23 persen, pada tahun 2010 sebesar 67,23
persen, pada tahun 2011 sebesar 66,78 persen dan pada tahun 2012 tingkat partisipasi
angkatan kerja sebesar 67,76 persen. Selanjutnya, pada tahun 2013 sampai dengan 2015
tingkat partisipasi angkatan kerja di Indonesia mengalami penurunan setiap tahunnya.
Pada tahun 2013 tingkat partisipasi angkatan kerja di Indonesia sebesar 66,77 persen,
pada 63 64 65 66 67 68 69 70 Persen Tahun lix tahun 2014 sebesar 66,60 persen dan
pada tahun 2015 sebesar 65,76 persen.

Kemudian, pada tahun 2016 sampai dengan 2019 tingkat partisipasi angkatan kerja
Indonesia kembali meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2016 tingkat partisipasi
angkatan kerja Indonesia sebesar 66,34 persen, pada tahun 2017 sebesar 66,67 persen,
pada tahun 2018 sebesar 67,26 persen dan pada tahun 2019 sebesar 69,32 persen.
Berdasarkan tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa tingkat partisipasi angkatan kerja
mengalami fluktuasi. Dimana TPAK tertinggi selama periode penelitian pada tahun 2019
yaitu sebesar 69,32%. Sementara itu, TPAK terrendah pada tahun 2006 sebesar 66,16%.

Dan rata-rata TPAK Indonesia selama periode penelitian 2005-2019 adalah sebesar
66,98%. 4.1.3 Hasil Uji Normalitas Pengujian nornalitas dilakukan untuk melihat apakah
dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Untuk melihat normal atau tidaknya data pada penelitian ini dapat dillihat dari nilai
Jarque-Bera dan probabilitasnya. Apabila probabilitasnya lebih besar dari alpha 5% atau
0.05 maka data berdistribusi normal, sebaliknya apabila probabiltasnya di bawah 5%
atau 0.05 maka data tidak berdistribusi normal. Berikut hasil pengujian normalitas pada
penelitian ini. Gambar 4.5

Hasil Pengujian Normalitas lx Sumber: Hasil Penelitian (Data diolah,2020). Dari Gambar
4.5 diatas, dapat dijelaskan bahwa nilai dari Jarque-Bera atau nilai dari probabilitas pada
Jarque-Bera pada penelitian ini sebesar 0.677422 lebih besar dari alpha 5% atau
0.378971 > 0.05. Artinya dalam penelitian ini data berdistribusi secara normal. 4.1.4 Hasil
Uji Asumsi Klasik 4.1.4.1 Hasil Uji Multikolinieritas Pengujian multikolinearitas dilakukan
untuk mengetahui apakah variabel bebas di dalam penelitian ini memiliki hubungan
atau tidak.

Model regresi linear berganda yang baik adalah tidak ada hubungan di antar variabel-
variabel bebasnya. Untuk mengetahui hasil uji multikolinearitas dapat dilihat melalui
nilai centered VIF. Apabila nilai centered VIF variabel bebasnya di atas 10 maka
terdeteksi adanya gangguan multikolinieritas. Sebaliknya apabila nilai centered VIF
variabel bebasnya dibawah 10 maka tidak ada gangguan multkolinieritas. Berikut hasil
pengujian multikolinieritas pada penelitian ini lxi Tabel 4.1

Hasil Pengujian Multikolinieritas Variance Inflation Factors Date: 07/12/20 Time: 11:42
Sample: 2005 2019 Included observations: 15 Variable Coefficient Variance Uncentered
VIF Centered VIF C 906.3383 7527.794 NA X1 4.07E-10 39.95810 5.249096 X2 1.40E-09
17.63528 5.138659 X3 0.204886 7637.649 1.050223 Sumber: Hasil Penelitian, (Data
Diolah,2020). Berdasarkan Tabel 4.1 diatas, dapat dijelaskan bahwa nilai centered VIF
pada variabel X1, X2 dan X3 tidak adanya hubungan korelasi karena nilai dari multiko
linieritas setiap variabel independennya berada dibawah 10, maka dalam penelitian ini
tidak ada gangguan multikolinieritas.

4.1.4.2 Hasil Pengujian Autokorelasi Pengujian autokorelasi dilakukan untuk melihat


apakah dalam regresi linear berganda ada korelasi antara kesalahan penganggu.
Pengujian autokorelasi dapat dilakukan dengan melihat hasil uji Lagrange Multiplier.
Apabila nilai probabilitas Chi-Squarenya lebih besar dari alpa 5% atau 0.05 maka tidak
ada gangguan autokorelasi, sebaliknya apabila nilai probabilitas Chi-Square lebih kecil
dari alpha 5% atau 0.05 maka ada gangguan autokorelasi. Berikut hasil pengujian
autokorelasi pada penelitian ini. lxii Tabel 4.2 Hasil Pengujian Autokorelasi Breusch-
Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 0.256410 Prob. F(2,9) 0.7793 Obs*R-
squared 0.808625 Prob. Chi-Square(2) 0.6674 Sumber: Hasil Penelitian, (Data
diolah,2020). Berdasarkan Tabel 4.2 diatas, dapat dilihat bahwa nilai probabilitas dari
Chi-Square sebesar 0.6674 lebih besar dari alpha 5% atau 0.05 (0.6674 > 0.05). Artinya
dalam penelitian ini tidak ada gangguan autokorelasi.

4.1.4.3 Hasil Pengujian Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk


mengetahui apakah didalam model regresi terjadi ketiksamaan varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Cara
mendeteksi terjadinya atau tidak heteroskedastisitas ini dalam suatu model regresi
adalah dengan cara menggunakan obs*R-Squared dibandingkan dengan tabel dengan
menggunakan uji white Heteroskedasticy. Tabel 4.3 Hasil Pengujian Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: White F-statistic 0.521538 Prob. F(3,11) 0.6762 Obs*R-squared
1.867880 Prob. Chi-Square(3) 0.6003 Scaled explained SS 1.622219 Prob. Chi-Square(3)
0.6544 Sumber: Hasil Penelitian, 2020 (data diolah) lxiii Berdasarkan Tabel 4.3 diatas
bahwa nilai probabilitas dari obs*R-Square > alpha 5% (0.6003 > 0.05) maka yang
artinya bahwa penelitiannya terbebas dari heteroskedastisitas. 4.1.5

Hasil Regresi Linier Berganda Regresi linier berganda bertujuan untuk mengetahui ada
tidaknya pengaruh signifikan dua atau lebih variabel bebas terhadap variabel terikat.
Berikut hasil regresi linier berganda pada penelitian ini. Tabel 4.4 Hasil Regresi Linier
Berganda Dependent Variable: Y Method: Least Squares Date: 07/12/20 Time: 11:32
Sample: 2005 2019 Included observations: 15 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic
Prob. C 26.84885 30.10545 0.891827 0.3916 X1 -5.58E-05 2.02E-05 -2.765643 0.0184 X2
0.000118 3.74E-05 3.157405 0.0091 X3 0.666323 0.452643 1.472073 0.1690 R-squared
0.504293 Mean dependent var 69.70467 Adjusted R-squared 0.369101 S.D. dependent
var 1.691909 S.E. of regression 1.343869 Akaike info criterion 3.652161 Sum squared
resid 19.86582 Schwarz criterion 3.840974 Log likelihood -23.39121 Hannan-Quinn
criter. 3.650150 F-statistic 3.730183 Durbin-Watson stat 2.297719 lxiv Prob(F-statistic)
0.045246 Sumber: Hasil Penelitian (Data Diolah 2020).

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diinterprestasikan hasil regresi linier berganda pada
penelitian ini sebagai berikut: Y= 26.84885 – 0,0000558X1 + 0.000118X2 + 0.666323X3
Dari persamaan diatas menujukkan bahwa: 1. nilai koefisien konstanta sebesar 26.84885,
ini berarti apabila X1, X2 dan X2 dianggap konstan, maka Y sebesar 26.84885 persen. 2.
Nilai koefisien dari X1 sebesar 0,0000558, ini berarti apabila terjadi peningkatan pada
jumlah pengeluaran pemerintah bidang pendidikan (X1) sebesar 1 miliar maka akan
menurunkan indeks pembangunan manusia (Y) sebesar 0,0000558 persen. 3.

Nilai koefisien X2 sebesar 0.000118, ini berarti apabila terjadi peningkatan pengeluaran
pemerintah bidang kesehatan (X2) sebesar 1 miliar maka akan meningkatkan indeks
pembangunan manusia (Y) sebesar 0.000118 persen. 4. Nilai koefisien X3 sebesar
0.666323, ini berarti apabila terjadi peningkatan pada tingkat partisipasi angkatan kerja
sebesar 1 persen maka akan meningkatkan indeks pembangunan manusia sebesar
0.666323 persen. lxv 4.1.6 Pengujian Hipotesis 4.1.6.1 Hasil Pengujian Parsial (Uji t) Uji t
dilakukan untuk melihat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara
persial.

Adapun kriteria dalam pengujiannya adalah jika thitung > ttabel dengan tingkat
signifikan 5%, maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel bebas
berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Jika thitung < ttabel dengan tingkat
signifikan 5% maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas tidak berpengaruh
terhadap variabel terikat. Berikut hasil pengujian secara parsial dalam penelitian ini.
Tabel 4.5 Hasil Pengujian Secara Parsial (Uji t) Variabel Bebas t-statistik t Tabel Prob
Keterangan X1 -2.765643 1.36343 0.0184 Signifikan X2 3.157405 0.0091 Signifikan X3
1.472073 0.1690 T. Signifikan Sumber: Hasil Penelitian (Data Diolah, 2020).

Berdasarkan Tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa variabel X1 memiliki nilai sebesar
-2.765643 > -1.36343, maka terima dan tolak yang artinya bahwa variabel X1 atau
pengeluaran pemerintah bidang pendidikan berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap indeks pembangunan manusia. Variabel X2 memiliki nilai sebesar 3.157405 >
1.36343, maka terima dan tolak yang artinya bahwa variabel X2 atau pengeluaran
pemerintah bidang kesehatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap indeks
pembangunan manusia. Variabel X3 memiliki nilai sebesar 1.472073 > lxvi 1.36343,
maka terima dan tolak yang artinya bahwa variabe X3 atau tingkat partisipasi angkatan
kerja berpengaruh positif tapi tidak signifikan terhadap indeks pembangunan manusia.
4.1.6.2

Hasil Pengujian Simultan (Uji F) Pengujian secara simultan atau (uji F) dilakukan untuk
mengetahui apakah variabel independen secara serentak mempengaruhi variabel
dependen yaitu dengan melihat nilai F statistik. Apabila nilai > maka secara bersama-
sama variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Berikut hasil pengujian
simultan (uji F) pada penelitian ini. Tabel 4.6 Hasil Pengujian Secara Simultan (uji F) F
Statistik F Tabel Probabilitas Keterangan 3.730183 3.59 0.045246 Signifikan Sumber:
Hasil Penelitian (data diolah 2020). Berdasarkan pada Tabel 4.5 di atas dapat dilihat
bahwa nilai dari pada penelitian ini sevesar 3.730183, sementara nilai dari diperoleh
sebesar 3.59 dari alpha 0,05.

Sehingga dapat diketahui bahwa nilai 3.730183 > 3.59, maka terima dan tolak yang
artinya secara bersama-sama dengan tingkat kepercayaan 95% viariabel pengeluaran
pemerintah bidang pendidikan, pengeluaran pemerintah bidang kesehatan dan tingkat
partisipasi angkatan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap indeks
pembangunan di Indonesia. Hal ini juga bisa dilihat dari probabilita uji F yang signifikan
sebesar 0.045246 < 0,05. lxvii 4.1.6.3

Pengujian Koefisien Determinasi ( ) Pengujian koefisien determinasi ( ) dilakukan untuk


mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat
indeks pembangunan manusia. Untuk mengetahui seberapa besar kemampuan model
dalam menerangkan variabel terikat dapat dilihat dari nilai Adjusted R-Square. . Tabel
4.7 Hasil Pengujian Koefisien Determinasi dan Korelasi Dependent Variable: Y Method:
Least Squares Date: 07/12/20 Time: 11:32 Sample: 2005 2019 Included observations: 15
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 26.84885 30.10545 0.891827 0.3916 X1
-5.58E-05 2.02E-05 -2.765643 0.0184 X2 0.000118 3.74E-05 3.157405 0.0091 X3
0.666323 0.452643 1.472073 0.1690 R-squared 0.504293 Mean dependent var 69.70467
Adjusted R-squared 0.369101 S.D. dependent var 1.691909 S.E. of regression 1.343869
Akaike info criterion 3.652161 Sum squared resid 19.86582 Schwarz criterion 3.840974
Log likelihood -23.39121 Hannan-Quinn criter. 3.650150 F-statistic 3.730183 Durbin-
Watson stat 2.297719 Prob(F-statistic) 0.045246 Sumber: Hasil Penelitian, (Data diolah
2020). Berdasarkan Tabel 4.6 diatas, hasil nilai Adjusted R-Squared dalam penelitian ini
adalah sebesar 0.369101, hal ini menunjukkan bahwa kemampuan lxviii antara variabel
bebas dalam menimbulkan keberadaan variabel terikat dalam penelitian ini adalah
sebesar 36,91% sedangkan 63,09% lainnya dipengaruhi oleh variabel di luar penelitian
ini. 4.1.6.4

Pengujian Koefisien Korelasi Pengujian koefisien korelasi dilakukan untuk melihat


seberapa besar hubungan linier variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai koefisien
korelasi yang menunjukkan -1 atau +1 artinya variabel bebas memiliki hubungan yang
kuat terhadap variabel terikat, sebaliknya apabila nilai korelasinya mendekati nol maka
hubungan antara variabel sangat lemah. Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa nilai
koefisien korelasi ( atau R squared adalah sebesar 0.504293 atau 50,42%, maka pada
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan korelasi yang kuat antara
variabel bebas dengan variabel terikat. 4.2

Pembahasan Dari hasil pengujian secara parsial seperti pada Tabel 4.5 maka keterkaitan
variabel bebas dengan variabel terikat pada penelitian ini dapat dijelaskan sebagai
berikut. 4.2.1 Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Bidang Pendidikan terhadap Indeks
Pembangunan Manusia Berdasarkan hasil pengujian secara parsial pada variabel
pengeluaran pemerintah bidang pendidikan terhadap indeks pembangunan manusia
dalam lxix penelitian ini berpengaruh negatif dan signifikan. Nilai koefisiennya bernilai
negatif dapat terjadi dikarenakan naiknya jumlah pengeluaran pemerintah bidang
pendidikan dikeluarkan tidak dibarengi dengan besarnya jumlah atau hasil yang
diterima.

Selain itu, dapat juga disebabkan karena pengeluaran pemerintah bidang pendidikan
selama ini belum cukup berkualitas dan tepat sasaran sehingga pengeluaran pemerintah
belum mampu memberi hasil maksimal terhadap indeks pembangunan manusia di
Indonesia Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Syechalad,
dkk (2013) yang mendapatkan hasil bahwa pengeluaran pemerintah bidang pendidikan
berpengaruh secara negatif terhadap indeks pembangunan manusia di Provinsi Aceh.
Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Pratama (2018) juga mendapatkan hasil
bahwa pengeluaran pemerintah bidang atau sektor pendidikan berpengaruh secara
negatif terhadap indeks pembangunan manusia di Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa
Tengah. 4.2.2

Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Bidang Kesehatan terhadap Indeks Pembangunan


Manusia Berdasarkan hasil pengujian secara parsial pada variabel pengeluaran
pemerintah bidang kesehatan terhadap indeks pembangunan manusia dalam penelitian
ini berpengaruh positif dan signifikan. Artinya setiap peningkatan jumlah pengeluaran
pemerintah bidang kesehatan meningkat maka akan meningkatkan indeks
pembangunan manusia. 4.2.3 Pengaruh Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja terhadap
Indeks Pembangunan Manusia lxx Berdasarkan hasil pengujian secara parsial pada
variabel tingkat partisipasi angkatan kerja terhadap indeks pembangunan manusia
dalam penelitian ini berpengaruh positif dan tapi tidak signifikan. Artinya tingkat
partisipasi angkatan kerja memiliki pengaruh terhadap indeks pembanbgunan manusia,
namun tidak terlalu besar pengaruhnya.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Saragih (2019) yang
mendapatkan hasil pada penelitiannya bahwa tingkat partisipasi angkatan kerja
berpengaruh secara positif tapi tidak signifikan terhadap indeks pembangunan manusia
di Kabupaten Serdang Bedagai. Tidak signifikannya tingkat partisipasi angkatan kerja
pada penelitian ini dapat disebabkan karena banyaknya jumlah penduduk usia kerja
yang tidak terserap dengan baik kedalam lapangan pekerjaan yang tersedia. hal
tersebut juga dapat disebabkan karena kualitas pendidikan yang dimiliki penduduk usia
kerja belum memadai, selain itu dapat juga disebabkan karena ketersediaan lapangan
pekerjaan yang telalu sedikit. lxxi BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1

Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dari pembahasan dalam penelitian ini dapat diberi
kesimpulan sebagai berikut: 1. Secara parsial pada penelitian ini, variabel pengeluaran
pemerintah bidang pendidikan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ipm di
Indonesia 2. Secara parsial pada penelitian ini, variabel pengeluaran pemerintah bidang
kesehatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap ipm di Indonesia 3.

Secara parsial pada penelitian ini, variabel tingkat partisipasi angkatan kerja
berpengaruh positif tapi tidak signifikan terhadap ipm di I ndonesia. 5.2 Saran
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka penulis dapat memberikan
beberapa saran yaitu: 1. Disarankan kepada pemerintah untuk dapat meningkatkan
pengeluaran pemerintah di setiap bidang dengan melakukan kebijakan-kebijakan yang
tepat sasaran, sehingga nantinya pengeluaran pemerintah akan selalu meningkatkan
terhadap indeks pembangunan manusia di Indonesia. 2.

Disarankan kepada peneliti yang tertarik pada variabel ini disarankan untuk mengambil
rentan waktu yang lebih lama dan menambahkan lxxii variabel-variabel lainnya, supaya
dapat memberikan hasil yang lebih relevan terhadap indeks pembangunan manusia
Indonesia. 3. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan ilmu pemahaman
kepada masyarakat tentang permasalahan-permasalahan yang ada di Indonesia ini
khususnya dengan masalah pengeluaran anggaran pemerintah dibidang pendidikan,
bidang kesehatan, tingkat kemiskinan, tungkat partisipasi angkatan kerja dan indeks
pembangunan manusia di Indonesia. lxxiii DAFTAR PUSTAKA Agus Widarjono. 2013.
Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya. Yogyakarta: UPP STIM YKPN Arikunto,
Suharsimi. 2010.

Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Arsyad, L. 2010.
Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: UPP STIM YKN. Badan Pusat Statistik. 2012. Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja. Jakarta: BPS Indonesia Badan Pusat Statistik. 2018. Indeks
Pembangunan Manusia. Jakarta: BPS Indonesia. Badan Pusat Statistik. 2019. Indeks
Pembangunan Manusia. Jakarta: BPS Indonesia. Badan Pusat Statistik, 2018. Indeks
Pembangunan Manusia. Jakarta: BPS Indonesia Cliff Laisina, Vecky Masinambow, Wensy
Rompas, 2015. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Di Sektor Pendidikan Dan Sektor
Kesehatan Terhadap PDRB Melalui Indeks Pembangunan Manusia Di Sukawesi Utara
Tahun 2002- 2013.

Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, Vol. 15, No. 04, Tahun 2015Jakarta: Kemenkeu Indonesia.
Eka Agustina, Eny Rochaida, Yana Ulfah. 2016. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah
Daerah Sektor Pendidikan dan Kesehatan Terhadap Produk Domestik Regional Bruto
Serta Indeks PembangunanManusia diKalimantan Timur. Jurnal Ekonomi Keuangan dan
Manajemen, Vol. 12, No. 02, Tahun 2016 Jakarta: Kemenkeu Indonesia. Gujarati, D. N,.
2006. Ekonometrika Dasar. Jakarta: Penerbit Erlangga. Gujarati, Damodar. 2003.
Ekonometrika Dasar. Terjemahan: Sumarno Zain, Jakarta: Erlangga Ghozali, Imam. 2011.
Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Handayani, R. (2015). Analisis


pengeluaran pemerintah sektor pendidikan dan Kesehatan Terhadap Indeks
Pembangunan Manusia di Provinsi Riau. Jom FEKON, 2(2): 1-11. lxxiv Kementrian
Keuangan, 2018. Alokasi Anggaran Belanjan Pemerintah Pusat. Kuncoro, Mudrajat. 2013.
Menulis Skripsi/tesis Dalam 60 Hari. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Lampung Maryani T.
2012. Analisis Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Jawa Tengah. Skripsi.
Yogyakarta: Fakultas Ekonomi, Ekonomi Pembangunan UPN “V”. Merang Kahang,
Muhammad Saleh, Rachmad Budi Suharto. 2016. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah
Sektor Pendidikan dan Kesehatan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia di
Kabupaten Kutai Timur.

Jurnal Ekonomi. Vol. 18, No. 2, Tahun 2016. Meylina, Astri. 2013. Pengaruh Pengeluaran
Pemerintah Daerah Pada Sektor Pendidikan Dan Kesehatan Terhadap Indeks
Pembangunan Manusia Di Indonesia. Jurnal Pendidikan Ekonomi Dan Bisnis,Vol.1, Nol.
1, Maret 2013, ISSN: 2302-2663 Muliza, T.Zulham, Channy Seftarita. 2017. Analisis
Pengaruh Belanja Pendidikan, Belanja Kesehatan, Tigkat Kemiskinan dan PDRB Terhadap
IPM di Provinsi Aceh. Jurnal Perspektif Ekonomi Darussalam. Vol. 3, No. 1, Tahun 2017
Muliza, T. Zulham, Chenny Seftarita. 2017. Analisis Pengaruh Belanja Pendidikan, Belanja
Kesehatan, Tingkat Kemiskinan dan PDRB Terhadap Indeks Pembangunan Manusia di
Provinsi Aceh. Jurnal Perspektif Ekonomi Darussalam. Vol. 3, No.

1, Maret 2017, ISSN: 2502-6979 Mulyadi. 2011. Sistem Akuntansi. Jakarta. Nur Vadila
Putri, Muhammad Yusri Z, Sanusi fattah. 2018. Pengeluaran Pemerintah dan Indeks
Pembangunan Manusia di Kota Makassar. Jurnal Analisis, Vol. 7, No 1, Tahun 2018
Rahmita Handayani. 2015. Analisis Pengeluaran Pemerintah Sektor Pendidikan dan
Kesehatan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia di provinsi Riau. Jurnal Online
Mahasiswa Fakultas Ekonomi. Vol. 2, No. 2. 2015, ISNN: 2355-6854. Sal Diba Susen Pake,
George M.V Kawung, Antonius Y. Luntungan. 2018. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah
Pada Bidang pendidikan Dan Kesehatan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Di
Kabupaten Halmahera Utara. Jurnal berkala ilmiah efisiansi, Vol. 18, No.

04, Tahun 2018 lxxv Sanggelorang, Septiana M. M, Vekie A. Rumate, dan Hanly F.DJ.
Siwu. 2015. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah di Sektor Pendidikan dan Kesehatan
Terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Sulawesi Utara. Universitas Sam Ratulangi
Manado. Santoso, Singgih. 2012. Paduan Lengkap SPSS Versi 20. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo Saragih, V.A. (2019). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Indeks
Pembangunan Manusia di Kabupaten Serdang Bedagai. Skripsi. Departemen Ekonomi
Pembangunan Universitas Sumatera Utara. Simanjuntak, Payaman J. 2005. Ekonomi
Sumber Daya Manusia. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Simanjuntak.
2010. Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta. Sugiarto A.

Santoso, Abubakar Hamzah, Mohd. Nur Syechalad. 2013. Analisis Pengaruh Pengeluaran
Pemerintah Kabupaten/Kota Sektor Kesehatan dan Pendidikan Terhadap Indeks
Pembangunan Manusia di Provinsi Aceh. Jurnal Ilmu Ekonomi. Vol. 1, No. 4, November
2013, ISSN: 2302-0172 Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV.
Alfabeta Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, R&D. Bandung: Alfabeta Sukirno, Sadono. 2009. Mikro Ekonomi Teori
Pengatar. Edisi Ketiga, Rajawali Pers, Jakarta. Sukirno, Sadono. 2004. Makro Ekonomi
Teori Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Sumarsono, Sony. 2013. Ekonomi Manajemen
Sumber Daya Manusia dan Ketenagakerjaan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Syehlad, dkk (2013). Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Kabupaten/Kota Sektor


Kesehatan dan Pendidikan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Aceh.
Jurnal Ilmu Ekonomi Universitas Syiah Kuala 1(4): 76- 88. Todoro, Michael P. 2000.
Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Erlangga: jakarta. Todoro, Michael P & Smith,
S.C. 2003. Economic Deplopment, Eight Edition. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama lxxvi
Todoro, M. 2008. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga Edisi 9. Jakarta: Erlangga.
Wahid, Bila. A. 2012. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Terhadap Indeks Pembangunan
Manusia Melalui Pertumbuhan Ekonomi. Makassar. Zain & Ayunada. (2013).

Analisis Statistika Faktor Yang Mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia di


Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur dengan Menggunakan Regresi Panel. Jurnal Sains
dan Seni Pomits, 2(2): 2337- 2530

INTERNET SOURCES:
-------------------------------------------------------------------------------------------
<1% -
https://www.researchgate.net/publication/319296576_PENGARUH_PENGELUARAN_PEM
ERINTAH_DAERAH_PADA_SEKTOR_PENDIDIKAN_DAN_KESEHATA_TERHADAP_INDEKS_P
EMBANGUNAN_MANUSIA_DI_INDONESIA
<1% - http://eprints.umm.ac.id/35339/6/jiptummpp-gdl-fifittriam-49300-4-babiii.pdf
<1% - https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/5765/Jurnal%20Rizaldi
%20Zakaria%20%28%2014313174%20%29.pdf?sequence=2&isAllowed=y
<1% - https://journal.unesa.ac.id/index.php/jpeka/article/download/1951/1334
<1% -
https://www.researchgate.net/publication/308650586_HUBUNGAN_ANTARA_PERTUMB
UHAN_EKONOMI_DAERAH_BELANJA_PEMBANGUNAN_DAN_PENDAPATAN_ASLI_DAER
AH
<1% - https://en.wikipedia.org/wiki/Human_Development_Index
<1% - http://digilib.uinsby.ac.id/1139/2/Bab%201.pdf
<1% - https://yehezkelmely.wordpress.com/tag/pembangunan-yang-adil-makmur-dan-
sejahtera/
1% -
http://journal.feb.unmul.ac.id/index.php/FORUMEKONOMI/article/download/863/88
<1% - https://www.bps.go.id/pressrelease/2018/04/16/1535/indeks-pembangunan-
manusia--ipm--indonesia-pada-tahun-2017-mencapai-70-81--kualitas-kesehatan--
pendidikan--dan-pemenuhan-kebutuhan-hidup-masyarakat-indonesia-mengalami-
peningkatan.html
<1% - https://www.forumblogindo.com/2018/09/negara-paling-bahagia-di-asia-
tenggara.html
<1% - https://www.coursehero.com/file/p46c3hf/Abstraksi-Pembangunan-manusia-di-
Indonesia-terus-mengalami-kemajuan-Pada-tahun/
<1% - https://www.depoknews.id/nkri-ruang-publik-yang-manusiawi/
<1% - http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/JPED/article/download/6993/5733
<1% - http://scholar.unand.ac.id/22439/2/7.%20BAB%201.pdf
<1% - https://www.merdeka.com/uang/bos-bappenas-ungkap-alasan-belanja-negara-
tak-pengaruhi-pertumbuhan-ekonomi.html
<1% - http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/26531/Chapter
%20II.pdf;sequence=4
<1% - https://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/sdm/faktor-produksi-tenaga-kerja
<1% - https://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/download/3120/2797
<1% - https://duniadinu.blogspot.com/2011/10/tingkat-partisipasi-angkatan-kerja-
tpak.html
<1% - https://id.scribd.com/doc/242539429/Rancangan-Akhir-RPJMD-Prov-Jateng-
2013-2018
<1% - https://kabar-terhangat.blogspot.com/2017/02/liputan6-rss2-feed.html
1% - https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/berita/pengangguran-berkurang-tingkat-
partisipasi-angkatan-kerja-meningkat/
<1% - https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2018/12/pengangguran-lulusan-smk-
turun-sebesar-017-persen
<1% - https://bisnis.tempo.co/read/872547/angkatan-kerja-februari-2017-meningkat-
sebanyak-13155-juta
<1% - https://www.antaranews.com/berita/857732/ini-tujuh-pekerjaan-dengan-upah-
buruh-di-bawah-rata-rata-nasional
<1% -
https://ppid.temanggungkab.go.id/assets/file_master/Buku_Analisis_Situasi_Pembangun
an_Kabupaten_Temanggung_Tahun_2018.pdf
<1% - https://pasuruankota.bps.go.id/menu/9/opini-artikel.html
<1% - https://ahmadnursanto98.blogspot.com/2013/02/permasalahan-dalam-
penelitian_18.html
<1% - https://www.slideshare.net/doramey/profil-perekonomian-kota-palangka-raya-
tahun-2014
<1% - https://pakdosen.pengajar.co.id/organisasi-adalah/
<1% - https://bali.bps.go.id/subject/6/tenaga-kerja.html
<1% - https://tumoutounews.com/2019/02/05/tingkat-partisipasi-angkatan-kerja-
indonesia-tahun-2019/
<1% - https://hitamandbiru.blogspot.com/2012/07/makalah-sumber-daya-
manusia.html
<1% - http://scholar.unand.ac.id/36825/2/BAB%20I.pdf
<1% - http://scholar.unand.ac.id/31200/2/1.2%20BAB%20I.pdf
<1% - https://digilib.uns.ac.id/dokumen/detail/65534/Pengaruh-Belanja-Pemerintah-
Bidang-Pendidikan-Dan-Kesehatan-Terhadap-Indeks-Pembangunan-Manusia-Di-
Indonesia
<1% - http://repository.upi.edu/18392/3/D3_PER_1205850_chapter1.pdf
<1% - https://www.coursehero.com/file/p48uch0/2-Secara-praktis-penelitian-ini-
diharapkan-dapat-memberikan-pengetahuan-bagi/
<1% - http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/53168/Chapter
%20II.pdf?sequence=4&isAllowed=y
<1% - https://id.scribd.com/doc/297875844/Indeks-Pembangunan-Manusia-2014-pdf
<1% - http://repository.uinbanten.ac.id/1263/2/BAB%20I.pdf
<1% - https://www.scribd.com/document/360814304/2015hsd
<1% - https://text-id.123dok.com/document/6qmp79q8-analisis-faktor-yang-
mempengaruhi-indeks-pembangunan-manusia-di-provinsi-riau.html
1% - https://ikhfasapawiblog.wordpress.com/2013/01/24/makalah-ipm/
<1% - https://riniarofahnurjannah.blogspot.com/2016/01/contoh-laporan-penelitian-
kuantitatif.html
<1% - http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/44126/Chapter
%20II.pdf;sequence=4
<1% - https://konsultasiskripsi.com/tag/ilmu-ekonomi/page/2/
<1% - https://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/27706/PKM-GT-10-IPB-
Anggy-Pendidikan%20dan%20Pengembangan.pdf?sequence=7&isAllowed=y
<1% - https://core.ac.uk/download/pdf/11064709.pdf
<1% - http://dpm-ptsp.surabaya.go.id/v3/po-content/po-upload/pdrb-2010-2016/IPM
%20Kota%20Surabaya%202017.pdf
<1% - https://diomishinegi.blogspot.com/2014/02/lanjutan-tentang-ipm-cara-
menghitung.html
<1% - https://text-id.123dok.com/document/myjoekzl-analisis-pengaruh-dana-
otonomi-khusus-terhadap-indeks-pembangunan-manusia-ipm-provinsi-aceh.html
<1% - https://sirusa.bps.go.id/sirusa/index.php/indikator/763
<1% - https://id.scribd.com/doc/293283213/Indeks-Pembangunan-Manusia-Kota-
Yogyakarta-2014
<1% - https://www.slideshare.net/CinduaneFridarahma/metode-baru-dalam-
pengitungan-ipm
<1% - http://simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2019/14.1.02.01.0054.pdf
<1% - https://www.abstraksiekonomi.com/2013/11/teori-pengeluaran-pemerintah.html
<1% - https://dunia.pendidikan.co.id/kebijakan-fiskal/
<1% - https://rennyjasniar.blogspot.com/2013/08/ekonomi-publik-2_6769.html
<1% - https://anaksianturi.blogspot.com/2014/10/
<1% - https://cakrawala82.blogspot.com/2018/01/teori-pengeluaran-pemerintah.html
<1% - https://www.anakekonomi.com/2017/11/makalah-aliran-sirkulasi-pendapatan-
dan.html
<1% - https://satria122.blogspot.com/2015/09/keseimbangan-pendapatan-nasional-
dalam_54.html
<1% - https://docobook.com/pengaruh-jumlah-penduduk-pengangguran-dan.html
<1% - https://id.wikisource.org/wiki/Undang-
Undang_Republik_Indonesia_Nomor_20_Tahun_2003
<1% -
http://anggunpaud.kemdikbud.go.id/images/upload/images/Juknis/PEDOMAN_SARAN
A_PAUD.pdf
<1% - https://mpilovers2010.blogspot.com/2012/01/manajemen-sarana-dan-
prasarana.html
<1% -
http://www.dpr.go.id/doksetjen/dokumen/apbn_ANGGARAN_PENDIDIKAN_DALAM_RA
PBN_TA_201420130828111827.pdf
<1% - https://www.kemenkeu.go.id/media/10378/ruu-apbn-2019.pdf
<1% - http://ejournal.upbatam.ac.id/index.php/jim/article/download/1001/791/
<1% - https://www.kemenkeu.go.id/rapbn2019
<1% - https://www.scribd.com/document/398785912/apbn-Belanja-Fungsi-Kesehatan-
dalam-APBN20130130135731-pdf
<1% - https://id.123dok.com/document/zlee016q-strategi-penyelesaian-konflik-
kependudukan-di-kabupaten-lampung-selatan-studi-kasus-konflik-antar-suku-asli-
lampung-dengan-suku-pendatang-bali-tahun-2012-fisip-untirta-repository.html
<1% - https://satujam.com/sumber-daya-manusia/
<1% -
https://bappenas.go.id/files/1513/5027/5926/arum__20091015100705__2301__0.doc
<1% - https://pujopublichealth.blogspot.com/2016/05/sistem-pembiayaan-kesehatan-
di-indonesia.html
<1% - https://niszk-pharmacy.blogspot.com/2017/03/pembiayaan-kesehatan.html
<1% - https://delfistefani.wordpress.com/2013/06/19/makalah-pembiayaan-kesehatan/
<1% - http://repository.unpas.ac.id/12044/4/BAB%20II.pdf
<1% - https://lifepal.co.id/media/tenaga-kerja/
<1% - http://eprints.ummi.ac.id/200/2/PERAMALAN%20TINGKAT%20PARTISIPASI
%20ANGKATAN%20KERJA%20PEREMPUAN%20DAN.pdf
<1% - https://indrinkkwu.blogspot.com/2017/02/v-behaviorurldefaultvmlo.html
<1% - https://aceh.bps.go.id/subject/6/tenaga-kerja.html
<1% - https://febriantama96.blogspot.com/2017/10/mini-skripsi-ekonometrika-
analisi.html
<1% - http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/195505051986011-
WAHYU_ERIDIANA/artikel_pengangguran.pdf
<1% - https://bercakmerah.blogspot.com/2017/02/cara-menghitung-tingkat-
partisipasi.html
<1% - https://id.123dok.com/document/z1d087ez-analisis-faktor-faktor-
mempengaruhi-minimum-propinsi-pulau-tahun.html
<1% - http://eprints.umpo.ac.id/4043/3/BAB%20II.pdf
<1% - https://text-id.123dok.com/document/7q02g93y-faktor-faktor-yang-
mempengaruhi-kontribusi-ibu-bekerja-terhadap-pendapatan-keluarga-di-kecamatan-
pamulang.html
<1% - https://tambahpengetahuan.weebly.com/tingkat-partisipasi-angkatan-kerja.html
<1% - https://hisyamjayuz.blogspot.com/2013/05/peran-ukm-terhadap-pertumbuhan-
ekonomi.html
<1% - http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/25176/Chapter
%20II.pdf?sequence=4&isAllowed=y
<1% - http://repository.uinbanten.ac.id/3023/4/Skripsi.pdf
<1% - http://eprints.undip.ac.id/45363/1/09_WINARTI.pdf
<1% -
https://www.academia.edu/16340516/Table_Indeks_Pembangunan_Manusia_di_Sulawesi
_Utara
<1% - https://id.123dok.com/document/7q0n28ly-dampak-desentralisasi-fiskal-
terhadap-pembangunan-sosial-ekonomi-indonesia.html
<1% - http://journal.feb.unmul.ac.id/index.php/INOVASI/article/download/805/65
<1% - http://etheses.uin-malang.ac.id/1481/7/13510101_Bab_3.pdf
<1% - https://sutiyah0.blogspot.com/2015/01/pengaruh-pendapatan-asli-daerah-
dana.html
<1% - http://lib.unnes.ac.id/22312/1/4111411057-s.pdf
<1% - https://id.123dok.com/document/4yrogpjy-analisis-pengaruh-pengangguran-
kemiskinan-fasilitas-kesehatan-kualitas-kabupaten.html
<1% - http://www.repository.trisakti.ac.id/webopac_usaktiana/index.php/home/browse?
what=tahun&filter=2018&kd_jns_buku=&keyword=&jumlah=2292&
<1% - http://jurnal.unsyiah.ac.id/MIE/article/download/4547/3921
<1% - https://digilib.esaunggul.ac.id/rss.php
<1% - https://jakarta.bps.go.id/subject/6/tenaga-kerja.html
<1% -
https://www.researchgate.net/publication/331175663_ANALISIS_PENGELUARAN_PEMERI
NTAH_DISEKTOR_PENDIDIKAN_DAN_KESEHATAN_TERHADAP_INDEKS_PEMBANGUNAN
_MANUSIA_DI_NEGARA_OKI_DAN_NON_OKI
<1% - http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/3ef94093da44509b34b0352a5825e7fe.pdf
<1% - https://rufiismada.files.wordpress.com/2012/02/korelasi.pdf
<1% - http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jie/article/download/6288/5653
<1% - https://www.spssstatistik.com/uji-regresi-linier-berganda-dengan-menggunakan-
spss/
<1% - https://id.123dok.com/document/4yr1o87q-analisis-pengaruh-pengeluaran-
pemerintah-sektor-kesehatan-sektor-pendidikan-dan-jumlah-penduduk-miskin-
terhadap-ipm-di-provinsi-lampung-periode-2003-2012.html
<1% - https://saintif.com/contoh-proposal-penelitian/
<1% -
https://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/gateway/plugin/WebFeedGatewayPlugin/atom
<1% - https://journal.ipb.ac.id/index.php/jekp/article/download/19949/13741/0
<1% - https://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/download/4945/4345
<1% - http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/EKaPI/article/download/3710/3412
<1% - https://fallinginlol.wordpress.com/2013/10/11/ekonomi-pembangunan-todaro-
bab-3/
<1% - http://eprints.umm.ac.id/38969/3/jiptummpp-gdl-irsyadmadj-53622-3-babii.pdf
<1% - http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/JSSH/article/download/4309/2662
<1% - http://repository.upi.edu/32043/6/S_TB_1002428_Chapter3.pdf
<1% -
https://www.researchgate.net/publication/324591636_PENGARUH_THIN_CAPITALIZATIO
N_CAPITALINTENSITY_DAN_PROFITABILITAS_TERHADAP_PENGHINDARAN_PAJAK_PAD
A_PERUSAHAAN_MANUFAKTUR_YANG_TERDAFTAR_DALAM_INDEKS_SAHAM_SYARIAH
_INDONESIA_ISSI
<1% - http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1683/Skripsi
%20Devianti%20Patta.doc?sequence=1
<1% - https://www.slideshare.net/antoriza/tesis-pengaruh-budaya
<1% - http://eprints.umm.ac.id/35237/4/jiptummpp-gdl-cholilatus-47117-4-babiii.pdf
<1% - http://repository.unpas.ac.id/30290/6/BAB%20III.pdf
<1% - https://sosiologiada.blogspot.com/2016/02/macam-teknik-pengumpulan-
data.html
<1% - https://novitasari596.wordpress.com/2014/08/31/hipotesis-dan-defenisi-
operasional/
<1% - https://id.scribd.com/doc/296560469/indeks-pembangunan-manusia-2013
<1% - https://issuu.com/kabmalang/docs/ipm_kab._malang_2012
<1% - http://eprints.umm.ac.id/36327/4/jiptummpp-gdl-wirdatulin-48848-4-babiii.pdf
<1% - https://id.123dok.com/document/7q0nxogy-pengaruh-pengeluaran-pemerintah-
penyerapan-tenaga-kerja-sumatera-barat.html
<1% -
https://www.researchgate.net/publication/326141783_Pengukuran_Ketimpangan_Indeks
_Pembangunan_Manusia
<1% - https://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/04/uji-asumsi-klasik-regresi-
berganda.html
<1% - http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/66737/Chapter%20III-
V.pdf?sequence=3&isAllowed=y
<1% - https://id.123dok.com/document/ky6jdv4q-analisis-hubungan-pertumbuhan-
pertumbuhan-perusahaan-manufaktur-terdaftar-indonesia.html
<1% - https://id.123dok.com/document/1y9denrq-determinasi-faktor-yang-
mempengaruhi-impor-bahan-baku-indonesia.html
<1% - https://dumadia.wordpress.com/2008/11/23/31/
<1% - https://id.scribd.com/doc/268246672/pengendalian
<1% - http://jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-
ec61c9cb232a03a96d0947c6478e525e/2017/02/08.docx
<1% - http://repository.uinbanten.ac.id/2647/5/BAB%203%20METODE
%20PENELITIAN.pdf
<1% - http://repo.darmajaya.ac.id/203/4/BAB%20III.pdf
<1% - http://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/Almaslahah/article/download/348/283
<1% - http://etheses.uin-malang.ac.id/2369/7/09510041_Bab_3.pdf
<1% - http://www.statistikolahdata.com/2011/12/partial-least-square.html
<1% - https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/adliya/article/download/6165/pdf
<1% - http://eprints.dinus.ac.id/17129/1/jurnal_15494.pdf
<1% - https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/16531/05.3%20bab
%203.pdf?sequence=8&isAllowed=y
<1% - https://text-id.123dok.com/document/zgg84k2z-hubungan-penerapan-jam-
pelajaran-sistem-blok-dan-minat-belajar-dengan-prestasi-belajar-mata-pelajaran-
teknik-kerja-bengkel-siswa-kelas-x-smkn-1-magelang-tahun-ajaran-2013-2014-3.html
<1% - http://repository.helvetia.ac.id/1029/3/BAB%20IV-V.pdf
<1% - https://arifuddinali.blogspot.com/2011/10/indonesia.html
<1% - https://www.mybil.web.id/2016/03/indonesia-dikawasan-asean.html
<1% - https://syabiladj.blogspot.com/2013/05/perbatasan-wilayah-negara-
republik.html
<1% - https://you-gonever.icu/YAVYSTA/kebudayaan-dari-indonesia-bagian-
tengahxmw090dlz6-h
<1% - https://saintif.com/batas-wilayah-indonesia/
<1% - http://pratajanews.com/index.php/news/item/1830-batas-batas-wilayah-negara-
indonesia-secara-lengkap
<1% - https://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia
<1% - https://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/56864/BAB%20III
%20METODE%20PENELITIAN.pdf?sequence=4&isAllowed=y
<1% - https://asisiverry.blogspot.com/2012/02/bab-3-skripsi.html
<1% - https://threadreaderapp.com/thread/1040400678768656384.html
<1% - https://www.indonesia-investments.com/id/keuangan/angka-ekonomi-
makro/kemiskinan/item301
<1% - https://febriantama96.blogspot.com/2017/11/mini-sekripsi-analisis-pengaruh-
foreign.html
<1% -
https://www.researchgate.net/publication/265074280_HUBUNGAN_ANTARA_DANA_AL
OKASI_UMUM_BELANJA_MODAL_PENDAPATAN_ASLI_DAERAH_DAN_PENDAPATAN_PE
R_KAPITA
<1% - https://id.123dok.com/document/oz1465ez-pengaruh-konsumsi-investasi-
pengeluaran-pemerintah-perekonomian-provinsi-lampung.html
<1% - https://www.slideshare.net/terminalpurba/contoh-makalahketenagakerjaan
<1% - https://id.scribd.com/doc/125067836/BDA-2001
<1% - https://docplayer.info/46520818-.html
<1% - https://ekismakalah.blogspot.com/2016/03/critical-paper-pengangguran-di-
indonesia.html#!
<1% - http://digilib.uinsby.ac.id/20473/6/Bab%203.pdf
<1% - https://issuu.com/ayep3/docs/070714
<1% - https://issuu.com/opendatabdg/docs/survei_data_basis_pembangunan_daera
<1% - https://www.scribd.com/document/398770091/Edoc-site-Rpjmd-Kab-Bandung-
Tahun-2016-2021
<1% - https://id.123dok.com/document/wye7j4z7-analisis-partisipasi-masyarakat-
permintaan-dibandingkan-minyak-tanah-medan.html
<1% - http://eprints.stainkudus.ac.id/374/7/7.%20Bab%204.pdf
<1% - https://id.scribd.com/doc/94508893/NPL-1
<1% - https://www.spssindonesia.com/2014/02/cara-mudah-melakukan-uji-t-dengan-
spss.html
<1% - https://generasi46.blogspot.com/2017/08/penggunaan-analisis-regresi-
linear_28.html
<1% - http://etheses.uin-malang.ac.id/2082/8/08510068_Bab_4.pdf
<1% - https://wernermurhadi.files.wordpress.com/2011/07/pengujian-asumsi-
regresi.pdf
<1% -
https://www.researchgate.net/publication/266106253_PERAN_INTERNAL_AUDITOR_TER
HADAP_EFEKTIFITAS_PENGENDALIAN_INTERNAL_PROCESS_CREDIT_GRANTING_AND_C
OLLECTION
<1% - https://datamfr.files.wordpress.com/2012/10/regresi-linier-berganda.pdf
<1% - http://repository.fe.unj.ac.id/8072/5/Chapter3.pdf
<1% - https://contohaku1.blogspot.com/2014/03/skripsi-manajemen-pengaruh-efikasi-
diri.html
<1% - https://id.123dok.com/document/7qvle4gy-analisis-faktor-faktor-
mempengaruhi-pendapatan-pedagang-pakaian-tanjung.html
<1% - http://repo.darmajaya.ac.id/886/4/18.%20BAB%20IV.pdf
<1% - http://etheses.uin-malang.ac.id/2261/7/10520035_Bab_3.pdf
<1% -
https://www.researchgate.net/publication/334202082_PENGARUH_KOMPETENSI_INDEP
ENDENSI_DAN_PROFESIONAL_AUDITOR_TERHADAP_KUALITAS_AUDIT
<1% - https://kuliahmanajemenundip.blogspot.com/2016/05/statistika-bisnis-analisis-
varian-anova.html
<1% - https://id.123dok.com/document/myj76xmy-analisis-faktor-faktor-
mempengaruhi-urbanisasi-sumatera-utara.html
<1% - https://kminoz.wordpress.com/category/tugas/metode-riset/
<1% - http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?
article=514118&val=10522&title=PENGARUH%20ARUS%20KAS%20OPERASI
%20TERHADAP%20PERTUMBUHAN%20LABA%20PERUSAHAAN%20PADA%20PT
%20PEGADAIAN%20PERSERO%20KANWIL%20I%20MEDAN
<1% - https://id.123dok.com/document/8ydg1jyp-analisis-faktor-faktor-yang-
mempengaruhi-pengangguran-sumatera-utara.html
<1% - https://www.scribd.com/document/389514818/Buku-Pembangunan-Ketahanan-
Keluarga-2016
<1% - https://www.coursehero.com/file/p5prca0/b-Koefisien-Korelasi-Pengujian-
koefisien-korelasi-digunakan-untuk-melihat/
<1% - https://id.123dok.com/document/ky6gw4q0-analisis-karakteristik-perusahaan-
pengungkapan-perusahaan-manufaktur-terdaftar-indonesia.html
<1% - https://fariskayosi.blogspot.com/2017/05/pengaruh-inflasi-suku-bunga-bi-
rate.html
<1% - http://jurnal.iain-padangsidimpuan.ac.id/index.php/Al-
masharif/article/download/1439/1172
<1% - https://id.123dok.com/document/7q08jly6-pengaruh-dana-alokasi-khusus-
bidang-pendidikan-dan-kesehatan-terhadap-kemiskinan-di-kabupaten-kota-provinsi-
sumatera-utara.html
<1% - https://www.coursehero.com/file/plgkm75/Hasil-penelitian-ini-sejalan-dengan-
penelitian-yang-dilakukan-oleh-Setiaji-2010/
<1% - https://id.123dok.com/document/q022l4vy-pengaruh-faktor-demografi-
terhadap-kepatuhan-wpop-dalam-pembayaran-pph-pasal-21-studi-empiris-pada-
wpop-di-kecamatan-mlati-skripsi.html
<1% - http://journal.feb.unmul.ac.id/index.php/JIEM/article/download/3899/770
<1% - https://skripsi-2013.blogspot.com/2013/02/analisis-faktor-faktor-yang.html
<1% - https://www.yumpu.com/id/document/view/37504507/kelas-11-ekonomi-2-
agus-mahfudz
<1% - https://zaifbio.wordpress.com/2010/08/25/
<1% - https://id.123dok.com/document/4yr1opqo-politik-organisasi-pemuda-tingkat-
lokal-kasus-keterlibatan-organisasi-pemuda-dalam-pemilihan-kepala-daerah-langsung-
2005-di-kota-medan.html
<1% - https://indonesiacultureandtourism.wordpress.com/2012/06/20/page/2/
<1% - https://endang965.wordpress.com/thesis/1-iklim-organisasi-kinerja-guru/bab-5-
kesimpulan-implikasi-saran/
<1% - https://eprints.uns.ac.id/15815/1/5.pdf
<1% - https://id.123dok.com/document/oz1o68q9-analisis-tingkat-kesejahteraan-
masyarakat-di-kabupaten-nias-barat.html
<1% - http://repository.unpar.ac.id/bitstream/handle/123456789/5874/Bab5%20-
%20Daftar%20Pustaka%20-%201214063sc-p.pdf?sequence=3&isAllowed=y
<1% - https://www.bps.go.id/pressrelease/2020/02/17/1670/indeks-pembangunan-
manusia--ipm--indonesia-pada-tahun-2019-mencapai-71-92.html
<1% - https://journal.unesa.ac.id/index.php/jpeka/article/view/1951
<1% - http://accessibleplaces.maharashtra.gov.in/ekonometrika_terjemahan_gujarati.pdf
<1% - http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/57357/Reference.pdf?
sequence=2&isAllowed=y
<1% -
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/51323/Reference.pdf;sequence
=2
<1% - http://jurnal.unsyiah.ac.id/MIE/issue/view/567
<1% - http://journal.umpo.ac.id/index.php/istawa/article/view/361
<1% - https://docobook.com/pemberdayaan-lembaga-keuangan-mikro-untuk.html
<1% - http://scholar.unand.ac.id/16520/4/daftar%20Pustaka.pdf
<1% - http://journal.feb.unmul.ac.id/index.php/FORUMEKONOMI/article/view/863
<1% - http://ejurnal.its.ac.id/index.php/sains_seni/article/viewFile/4844/1385
<1% - http://www.digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-33779-1509100008-pomits-
paper.pdf

Anda mungkin juga menyukai