Anda di halaman 1dari 66

Plagiarism Checker X Originality Report

Similarity Found: 37%

Date: Wednesday, October 14, 2020


Statistics: 6665 words Plagiarized / 18236 Total words
Remarks: Medium Plagiarism Detected - Your Document needs Selective Improvement.
-------------------------------------------------------------------------------------------

1 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Tingkat Partisipasi


Angkatan Kerja, Tingkat Pengangguran Terbuka dan Upah Minimum Provinsi terhadap
Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi-Provinsi Pulau Sumatera. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data panel dari tahun 2014 sampai tahun 2018. Metode penelitian
ini menggunakan analisis regresi data panel dengan bantuan software E- Views 9. Hasil
estimasi variabel Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja tidak berpengaruh dan tidak
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Pulau Sumatera.

Hasil estimasi variabel Tingkat Pengangguran Terbuka berpengaruh dan signifikan


secara negative terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Pulau Sumatera. Hasil estimasi Upah
Minimum Provinsi berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi
di Pulau Sumatera. Hasil estimasi secara simultan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja,
Tingkat Pengangguran Terbuka dan Upah Minimum Provinsi berpengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi di Pulau Sumatera.

Kata kunci: Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja, Tingkat Pengangguran Terbuka, Upah
Minimum Provinsi, Pertumbuhan Ekonomi 2 ABSTRACT This study aims to determine
the effect of the Labor Force Participation Rate, Open Unemployment Rate, and
Provincial Minimum Wages on Economic Growth in Sumatra Island Provinces. The data
used in this study are panel data from 2014 to 2018. This method used to analyze the
data is panel data regression analysis with the help of E-Views 9. The estimation results
show that the Labor Force Participation Rate has no effect and insignificant to the
economic growth of Sumatra island.

The estimation results of the Open Unemployment Rate has a negative and significant
effect on Economic Growth in Sumatra Island. The estimation results show that the
Provincial Minimum Wage has an effect on but insignificant to Economic Growth in
Sumatra Island. The simultaneous estimation results show that the Labor Force
Participation Rate, the Open Unemployment Rate, and the Provincial Minimum Wage
have a significant effect on economic growth in Sumatra Island.

Keywords: Labor Force Participation Rate, Open Unemployment Rate, Provincial


Minimum Wage, Economic Growth. 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi merupakan prioritas utama untuk setiap Negara. Setiap Negara
akan melakukan upaya atau strategi demi meningkatkan pertumbuhan ekonominya.
Pertumbuhan ekonomi dijadikan sebagai alat ukur atau indikator yang amat penting
untuk melihat kinerja perekonomian masyarakat dalam suatu Negara atau suatu wilayah
tersebut berkembang secara baik atau malah sebaliknya.

Dari pertumbuhan ekonomi dapat dilihat aktivitas ekonomi yang menggunakan


faktor-faktor produksi, apakah menghasilkan tambahan pendapatan bagi masyarakat.
Karena pada dasarnya aktivitas ekonomi merupakan suatu proses yang menggunakan
faktor-faktor produksi yang mempunyai nilai guna untuk menghasilkan output, dan
proses inilah akan menghasilkan balas jasa terhadap faktor produksi yang dimiliki oleh
masyarakat berupa pendapatan. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat yaitu apabila
produksi barang dan jasa mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya.

Peningkatan pertumbuhan ekonomi menggambarkan bahwa kondisi suatu Negara atau


suatu wilayah tersebut berkembang dengan baik dan sebaliknya apabila pertumbuhan
ekonomi dalam suatu Negara atau suatu wilayah mengalami penurunan maka kondisi
suatu Negara atau suatu wilayah tersebut berkembang dengan tidak baik dan akan
menimbulkan permasalahan-permasalahan ekonomi. 2 Suatu wilayah dapat dikatakan
mengalami keberhasilan dalam pertumbuhan ekonomi jika pendapatan riil masyarakat
pada periode tertentu lebih tinggi daripada pendapatan periode sebelumnya (Sukirno,
2016).

Peningkatan pada pendapatan masyarakat tersebut juga akan meningkatkan


kesejahteraan masyarakat secara perlahan dan dalam jangka waktu yang panjang akan
berdampak pada pertumbuhan ekonomi yang semakin membaik (Sukirno, 2016).
Negara berkembang tidak terlepas dari permasalahan pokok yang sering dialami oleh
banyak Negara yaitu masalah ketenagakerjaan seperti pesatnya peningkatan jumlah
angkatan kerja, bentuk pengangguran dan upah yang diterima tenaga kerja. Masalah
ketenagakerjaan mempunyai dampak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi.

Tenaga kerja merupakan faktor penting dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi


karena tenaga kerja berperan sebagai penggerak dalam proses produksi, jika tenaga
kerja dalam suatu daerah itu produktif dalam menghasilkan produk, maka dalam jangka
panjang akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi yang semakin membaik (Subri,
2014). Pesatnya peningkatan jumlah angkatan kerja didasari oleh padatnya jumlah
penduduk. Jumlah penduduk bertambah setiap tahun dengan sendirinya kebutuhan
konsumsi sehari-hari juga bertambah setiap tahun, maka dibutuhkan penambahan
pendapatan setiap tahun (Tambunan, 2009).

Jumlah penduduk yang semakin besar telah membawa akibat jumlah angkatan kerja
yang semakin besar pula. Berarti semakin besar pula jumlah orang yang mencari
pekerjaan atau pengangguran. Agar dapat dicapai keadaan yang seimbang maka
seyogyanya mereka semua dapat tertampung dalam suatu pekerjaan yang cocok dan
sesuai dengan keinginan serta 3 keterampilan mereka. Ini akan membawa
konsekuensinya bahwa perekonomian harus selalu menyediakan lapangan-lapangan
pekerjaan bagi angkatan kerja baru (Fauzani, 2019).

Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) merupakan seberapa banyak keikutsertaan


orang atau masyarakat dalam menjelaskan tentang penduduk yang mampu melakukan
kegiatan produksi (Mankiw, 2018). Dimana dengan adanya kegiatan produksi tersebut,
maka akan menambah lapangan pekerjaan sehingga didalamnya sangat dituntut
keterlibatan banyak orang. Bertambahnya angkatan kerja yang tidak disertai dengan
lowongan atau kesempatan kerja akan menimbulkan pengangguran. Dengan semakin
banyaknya tingkat pengangguran maka pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut pun
akan menurun (Jhingan, 2016).

Dalam hal ini menurunnya tingkat pengangguran menandakan bahwa perekonomian di


wilayah tersebut berkembang dengan baik sedangkan meningkatnya tingkat
pengangguran menandakan perekonomian di wilayah tersebut berkembang dengan
buruk, karena perusahaan yang menambah tenaga kerja dianggap berhasil menaikkan
produksi. Naiknya jumlah produksi akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Berbagai
upaya terus dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah ketenagakerjaan seperti
mengurangi jumlah pengangguran yang berdampak terhadap lambatnya laju
pertumbuhan ekonomi, mengingat semakin meningkatnya jumlah angkatan kerja baru
yang memasuki pasar kerja (Fauzani, 2019).

Salah satu kebijakan yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi masalah


ketenagakerjaan 4 melalui kebijakan Upah Minimum Provinsi (UMP), Upah/gaji adalah
hak pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja,
kesepakatan, atau peraturan atau perundang-undangan termasuk tunjangan bagi
pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa telah atau akan
dilakukan (Izzah, 2015) . Setiap Provinsi yang ada di Indonesia memiliki UMP yang
berbeda-beda. Dampak positif dari penetapan upah di setiap Provinsi yaitu dengan
kenaikan tingkat upah maka meningkatkan TPAK, sedangkan dampak negatifnya
semakin tinggi tingkat upah yang ditetapkan maka hal tersebut akan berakibat pada
penurunan jumlah orang yang bekerja di daerah tersebut. Indonesia merupakan Negara
kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.504 pulau. Banyaknya penduduk yang
tersebar di Indonesia yang mencapai hampir 270.054.853 jiwa dan luasnya wilayah yang
dimiliki membuat Indonesia pada tahun 2018 menjadi salah satu Negara dengan jumlah
penduduk nomor 4 (empat) terbesar di dunia setelah Tiongkok, India, dan Amerika
Serikat (Wikipedia Indonesia, 2020).

Salah satu pulau yang berada di Indonesia adalah Pulau Sumatera. Pulau Sumatera
merupakan pulau keenam terbesar di dunia yang terletak di Indonesia, dengan luas
473.481 km2. Penduduk pulau ini sekitar 57.940.351 jiwa (Sensus, 2018). Pulau Sumatera
terdiri dari 10 Provinsi, yaitu Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi,
Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Kep.Bangka Belitung, dan Kep.Riau.
Masing-masing dari provinsi yang berada di Pulau Sumatera tersebut memiliki sumber
daya alam dan sumber daya manusia serta laju pertumbuhan ekonomi yang
berbeda-beda.

Pertumbuhan 5 ekonomi pulau Sumatera pada tahun 2018 berada di Provinsi Sumatera
Selatan dan diikuti oleh provinsi Lampung, Sumatera Utara dan Sumatera Barat yang
nilai pertumbuhan ekonominya berada diatas 5%. Sementara provinsi Bengkulu, provinsi
Jambi, provinsi Aceh, provinsi Kepulauan Riau, provinsi Kepulauan Bangka Belitung
memiliki tingkat perekonomian dibawah 5% dan provinsi Riau memiliki nilai
pertumbuhan ekonomi yang terendah (Lampiran A1). Untuk melihat fenomena
pertumbuhan ekonomi di pulau Sumatera dapat diamati tabel dari provinsi Sumatera
Selatan dan provinsi Riau yang merupakan provinsi yang memiliki pertumbuhan
ekonomi tertinggi dan terendah di tahun terakhir. Tabel 1.1

Tingkat partisipasi Angkatan Kerja, Tingkat Pengangguran Terbuka, Upah Minimum


Provinsi dan Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga
Konstan 2010 Menurut Provinsi di Provinsi Riau dan Provinsi Sumatera Selatan Tahun
2014-2018 N O Tahun Provinsi Riau Provinsi Sumatera Selatan TPAK (%) TPT (%) UMP
(Rp) PE (%) TPAK (%) TPT (%) UMP (Rp) PE (%) 1 2014 63.31 6.56 1.700.000 2.71 68.85
4.96 1.825.000 4.79 2 2015 63.22 7.83 1.878.000 0.22 68.53 6.07 1.974.436 4.42 3 2016
66.25 7.43 2.095.000 2.18 71.59 4.31 2.206.000 5.04 4 2017 64.00 6.22 2.266.722 2.68
69.50 4.39 2.388.000 5.51 5 2018 65.23 6.20 2.464.154 2.34 68.69 4.23 2.595.995 6.04
Sumber : (Badan Pusat Statistik Indonesia, 2020) Dari data diatas dapat kita lihat bahwa
di Provinsi Sumatera Selatan selama 5 tahun terakhir mengalami peningkatan
pertumbuhan ekonomi hampir setiap tahunnya.
Pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Selatan hanya mengalami penurunan pada
tahun 2015 sebesar 0,37 % dari tahun 2014. Di sisi lain pertumbuhan ekonomi yang
terjadi di Provinsi Riau mengalami fluktuasi dari tahun 6 2014-2018. Penurunan drastis
pertumbuhan ekonomi di Provinsi Riau terjadi pada tahun 2015 sebesar 2,49 % dari
tahun sebelumnya. Jika dilihat dari jumlah TPAK di Provinsi Sumatera Selatan pada
Tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 0,32 % dari tahun sebelumnya dan dalam
hal ini pertumbuhan ekonomi juga mengalami penurunan sebesar 0,37 %.

Hal yang sama juga terjadi di Provinsi Riau, pada tahun 2015 jumlah TPAK menurun
sebesar 0,09 % dan pertumbuhan ekonomi di tahun tersebut mengalami penurunan
yang tajam dengan selisih 2,49 %. Kondisi yang terjadi di tahun tersebut sesuai dengan
teori yang dikemukakan oleh (Smith, 2008) yang menyatakan bahwa manusialah sebagai
faktor utama yang menentukan kemakmuran suatu bangsa. Alasannya, karena alam
(tanah) tidak ada artinya jika tidak ada sumber daya manusia untuk mengolahnya
sehingga bermanfaat bagi kehidupan. Smith juga menganggap bahwa alokasi sumber
daya manusia yang efektif adalah pemula pertumbuhan ekonomi.

Setelah ekonomi mengalami pertumbuhan, modal (fisik) baru mulai dibutuhkan untuk
menjaga agar ekonomi tumbuh. Dengan kata lain, sumber daya manusia yang efektif
merupakan syarat perlu bagi pertumbuhan ekonomi (Subri, 2014). Pernyataan tersebut
juga didukung oleh penelitian yang dilakukan (M. Sari, 2016) yang menyimpulkan
bahwa tenaga kerja merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi di Indonesia, oleh karenanya peningkatan jumlah tenaga kerja di
Indonesia menjadi salah satu alternatif dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi..
Dapat disimpulkan bahwa semakin meningkatnya jumlah TPAK maka pertumbuhan
ekonomi juga akan ikut meningkat.

7 Tetapi pada tahun 2018 terjadi fenomena di Provinsi Sumatera Selatan yaitu jumlah
TPAK yang menurun sebesar 0,81 % dari tahun 2017 mengakibatkan pertumbuhan
ekonominya meningkat menjadi 6,04 % dari 5,51 %. Dan di Provinsi Riau pada tahun
2018 jumlah TPAK meningkat sebesar 1,23 % namun pertumbuhan ekonominya
menurun menjadi 2,34 % dari 2,68 %. Hal ini berbanding terbalik dengan teori yang
dikemukakan di atas, karena antara TPAK dengan pertumbuhan ekonomi berpengaruh
secara negatif.

Selain itu TPT di Provinsi Sumatera Selatan mengalami peningkatan tajam di tahun 2015
dengan selisih 1,11 % dari tahun sebelumnya, dalam hal ini pertumbuhan ekonomi
mengalami penurunan menjadi 4,42 % dari 4,79 % di tahun tersebut. Di sisi lain hal yang
sama juga terjadi di Provinsi Riau pada tahun 2015, jumlah TPT mengalami peningkatan
sebesar 1,27 % dan mengakibatkan pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan tajam
menjadi 0,22 % dari 2,71 %. Kondisi tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan
(Muslim, 2014) yang menjelaskan bahwa pengangguran merupakan masalah yang
sangat kompleks karena mempengaruhi sekaligus dipengaruhi oleh banyak faktor yang
saling berinteraksi mengikuti pola yang tidak selalu mudah untuk dipahami. Salah satu
dampak dari tingkat pengangguran yang tinggi adalah menurunnya pertumbuhan
ekonomi.

Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan (Muharram, 2015) yaitu pertumbuhan
ekonomi berpengaruh negatif dan signifikan tehadap tingkat pengangguran terbuka
kota di Provinsi Sulawesi Selatan periode 2004-2013. Artinya setiap TPT mengalami
peningkatan maka pertumbuhan ekonomi akan menurun, begitupun sebaliknya jika TPT
mengalami penurunan maka pertumbuhan 8 ekonomi akan meningkat. Fenomena yang
terjadi di tahun 2017 jumlah TPT Provinsi Sumatera Selatan mengalami peningkatan
sebesar 0,08 % tetapi pertumbuhan ekonominya juga mengalami peningkatan sebesar
0,47 %.

Dan di Provinsi Riau jumlah TPT pada tahun 2018 mengalami penurunan 0,02 % dan
pertumbuhan ekonominya juga mengalami penurunan sebesar 0,34 %. Hal ini
berbanding terbalik dengan teori yang dikemukakan di atas namun didukung oleh
penelitian yang dilakukan (Arianto, 2015) yang menyatakan bahwa pengangguran
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Jember. Artinya naik dan turunnya variabel pengangguran tidak mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi.

Kemudian pada tabel tersebut terlihat bahwa selama lima tahun terakhir dari tahun 2014
sampai 2018, UMP di Provinsi Sumatera Selatan selalu mengalami peningkatan sebesar
Rp 1.825.000,- di tahun 2014 hingga sebesar Rp 2.595.995,- di tahun 2018. Begitu juga
dengan UMP di Provinsi Riau yang mengalami peningkatan sebesar Rp 1.700.000,- di
tahun 2014 hingga sebesar Rp 2.464.154,- di tahun 2018. Meskipun UMP mengalami
peningkatan setiap tahun selama 5 tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi mengalami
fluktuasi di kedua Provinsi. Pada tahun 2017 UMP di Provinsi Sumatera Selatan
meningkat menjadi Rp 2.388.000,- dari Rp 2.206.000,- , peningkatan UMP tersebut juga
meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,47 % . Sama hal nya dengan Provinsi
Riau di tahun 2017 juga UMPnya meningkat menjadi Rp 2.266.722,- dari Rp 2.095.000,-
dan pertumbuhan ekonominya juga meningkat sebesar 0,5 %.

Artinya Semakin besar upah minimum di suatu daerah akan semakin tinggi minat
seseorang untuk bekerja, 9 dan hal tersebut dapat mengurangi adanya pengangguran.
Berkurangnya penganguran mempunyai dampak langsung terhadap meningkatnya
pertumbuhan ekonomi. Hal tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
(Fauzani, 2019) yang menyatakan bahwa upah minimum provinsi berpengaruh signifikan
terhadap kesempatan kerja di Provinsi Jambi, dan pertumbuhan ekonomi berpengaruh
terhadap kesempatan kerja. Hal ini dikarenakan pembangunan ekonomi merupakan
suatu proses yang berkesinambungan antara sektor-sektor ekonomi sehingga dengan
terciptanya pertumbuhan ekonomi dapat menciptakan lapangan kerja, pemerataan
pendapatan dan pada akhirnya meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Artinya naiknya upah akan meningkatkan kesempatan kerja dan tingginya kesempatan
kerja juga cenderung meningkatkan pertumbuhan ekonomi karena akan semakin
bertambahnya produktivitas dari kegiatan ekonomi melalui tingginya kesempatan kerja
tersebut. Tetapi di Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2015 UMP mengalami
peningkatan menjadi Rp 1.974.436,- dari Rp 1.825.000,- di tahun sebelumnya, namun
pertumbuhan ekonomi pada tahun 2015 justru mengalami penurunan sebesar 0,37 %.
Di tahun yang sama Provinsi Riau pertumbuhan ekonominya juga mengalami
penurunan sebesar 2,49 %. Padahal UMP di tahun 2015 di Provinsi Riau juga meningkat
menjadi Rp 1.878.000,- dari Rp 1.700.000,- di tahun sebelumnya.

Hal ini berbanding terbalik dengan penelitian tersebut karena fenomena upah yang
terjadi di tahun 2015 di Provinsi Sumatera Selatan dan Riau menunjukkan bahwa upah
yang tinggi tidak menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang meningkat pula.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan 10 penelitian ini lebih
lanjut sehingga penulis memberi judul proposal skripsi ini “ Pengaruh Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja, Tingkat Pengganguran Terbuka, dan Upah Minimum Provinsi Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Provinsi-Provinsi di Pulau Sumatera Tahun 2014- 2018. 1.2
Rumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang di atas , maka perumusan
permasalahan yang dapat penulis munculkan yaitu sebagai berikut : 1.

Seberapa besarkah pengaruh TPAK terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi -


Provinsi Pulau Sumatera tahun 2014-2018 ? 2. Seberapa besarkah pengaruh TPT
terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi - Provinsi Pulau Sumatera tahun 2014-2018
? 3. Seberapa besarkah pengaruh UMP terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi -
Provinsi Pulau Sumatera tahun 2014-2018 ? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan
masalah yang telah dipaparkan maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengetahui
pengaruh TPAK terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi - Provinsi Pulau Sumatera
tahun 2014-2018. 2. Mengetahui pengaruh TPT terhadap Pertumbuhan Ekonomi di
Provinsi - Provinsi Pulau Sumatera tahun 2014-2018. 11 3.

Mengetahui pengaruh UMP terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi - Provinsi Pulau


Sumatera tahun 2014-2018. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan
dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: 1.4.1 Manfaat Akademis 1. Setelah
mengetahui TPAK, TPT, dan UMP terhadap Pertumbuhan Ekonomi secara akademis
diharapkan mampu meningkatkan wawasan pengetahuan penulis tentang TPAK, TPT,
UMP dan Pertumbuhan Ekonomi . 2. Bagi pihak – pihak lain atau peneliti selanjutnya
dapat menjadi acuan atau referensi dalam melakukan atau melaksanakan penelitian
yang sama dimasa mendatang dengan ruang pendekatan dan ruang lingkup yang
berbeda. 3.

Menambah wacana pustaka bagi akademika Universitas Malikussaleh khususnya


Fakultas Ekonomi & Bisnis Jurusan Ekonomi Pembangunan. 1.4.2 Manfaat Praktis 1.
Setelah mengetahui pengaruh TPAK, TPT, dan UMP terhadap Pertumbuhan Ekonomi
secara praktis juga diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi Provinsi - Provinsi di
Pulau Sumatera dalam rangka mengevaluasi kebijaksanaan dan menyusun strategi
perencanaan untuk peningkatan pertumbuhan ekonomi di Pulau Sumatera. 12 2.

Hasil penelitian ini secara praktis juga diharapkan dapat memberikan informasi, sebagai
tambahan ilmu pengetahuan untuk memperoleh gambaran maupun pertimbangan
lebih lanjut bagi pihak yang membutuhkan seperti pihak perusahaan maupun
masyarakat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pertumbuhan Ekonomi
2.1.1.1 Pengertian Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi dapat dijadikan alat
ukur atau indikator yang penting untuk melihat sejauh mana kinerja perekonomian
masyarakat dalam suatu negara atau suatu wilayah.

Dari pertumbuhan ekonomi dapat dilihat aktivitas ekonomi yang menggunakan


faktor-faktor produksi itu apakah menghasilkan tambahan pendapatan bagi masyarakat,
karena pada dasarnya aktivitas ekonomi merupakan suatu proses yang menggunakan
faktor-faktor produksi yang mempunyai nilai guna untuk menghasilkan output, dan
proses inilah akan menghasilkan balas jasa terhadap faktor produksi yang dimiliki oleh
masyarakat berupa pendapatan. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat diharapkan
secara otomatis juga meningkatkan pendapatan masyarakat sehingga tercipta
kesejahteraan masyarakat.

Menurut (Sukirno, 2016) pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai


perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang
di produksinya dalam masyarakat bertambah. Pertumbuhan ekonomi menerangkan atau
mengukur prestasi dari kinerja perekonomian dalam suatu Negara atau suatu wilayah.
Dalam kegiatan perekonomian yang sebenarnya pertumbuhan ekonomi berarti
perkembangan fiskal produksi barang dan jasa yang berlaku di suatu Negara, seperti
pertumbuhan dan jumlah produksi barang industri, 14 perkembangan infrastruktur,
pertambahan jumlah sekolah, pertambahan produksi sektor jasa dan pertambahan
produksi barang modal.

Untuk memberikan suatu gambaran kasar mengenai pertumbuhan ekonomi yang


dicapai suatu negara, ukuran yang selalu digunakan adalah tingkat pertumbuhan
pendapatan nasional riil yang dicapai. Menurut (Todaro, 2013) pertumbuhan ekonomi
adalah kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari negara yang bersangkutan untuk
menyediakan berbagai barang ekonomi kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas itu
sendiri akan dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian-penyesuaian
tekhnologi, institutional (kelembagaan) dan ideologis terhadap barbagai tuntutan
keadaan yang ada.

Sedangkan menurut (Smith, 2008) pertumbuhan ekonomi merupakan suatu


pertumbuhan ekonomi adalah perubahan tingkat ekonomi pada suatu negara yang
bertumpu pada adanya pertambahan penduduk. Dengan adanya pertambahan
penduduk maka output atau hasil dari suatu negara akan ikut bertambah. Menurut
(Fajrin & Sudarsono, 2019) Pertumbuhan ekonomi merupakan upaya peningkatan
kapasitas produksi untuk mencapai penambahan output, yang diukur menggunakan
Produk Domestik Bruto (PDB) maupun Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dalam
suatu wilayah.

Sementara (Adisasmita, 2013) menyebutkan bahwa Pertumbuhan ekonomi adalah


proses kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Tekanannya pada tiga aspek,
yaitu: proses, output perkapita dan jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi adalah suatu
proses, bukan suatu gambaran ekonomi pada suatu saat. 15 Pertumbuhan ekonomi
mengukur perkembangan dari satu periode ke periode berikutnya. Terjadinya
peningkatan pertumbuhan ekonomi pada periode tahun tertentu secara eksplisit dapat
dimaknai adanya peningkatan nilai barang dan jasa yang dihasilkan pada periode tahun
tersebut.

Karena itu, seluruh kegiatan pembangunan harus difokuskan pada upaya peningkatan
pertumbuhan ekonomi (Amri, 2017). Istilah pembangunan ekonomi biasanya dikaitkan
dengan perkembangan ekonomi di negara-negara berkembang. Dengan perkataan lain,
dalam mengartikan istilah pembangunan ekonomi, ahli ekonomi bukan saja tertarik
kepada masalah perkembangan pendapatan nasional riil, tetapi juga kepada
modernisasi kegiatan ekonomi, misalnya kepada usaha merombak sektor pertanian
yang tradisional, masalah mempercepat pertumbuhan ekonomi dan masalah perataan
pembagian pendapatan, (Sukirno, 2016).

Pembangunan ekonomi merupakan serangkaian usaha yang ditujukan untuk


meningkatkan kesejahteraan masyarakat,mengurangi angka pengangguran, dan
meminimalkan ketimpangan pendapatan di masyarakat. Pembangunan ekonomi akan
berjalan efektif dan efisien ketika berpijak pada perencanaan pembangunan yang tepat
sasaran. Berdasarkan beberapa penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa
pertumbuhan ekonomi ditandai dengan adanya peningkatan produksi barang dan jasa
dalam suatu negara atau suatu wilayah perekonomian yang menunjukkan kondisi
wilayah tersebut berkembang dengan baik dan dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan
pembangunan ekonomi dalam kehidupan masyarakat dalam jangka waktu tertentu
yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. 16 2.1.1.2

Teori Pertumbuhan Ekonomi 1) Teori pertumbuhan klasik Menurut pandangan ahli-ahli


ekonomi Klasik ada empat faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu:
jumlah penduduk, jumlah stok barang-barang modal, luas tanah dan kekayaan alam,
serta tingkat teknologi yang digunakan. Walaupun menyadari bahwa pertumbuhan
ekonomi tergantung pada banyak faktor, ahli-ahli ekonomi Klasik terutama
menitikberatkan perhatiannya kepada pengaruh pertambahan penduduk kepada
pertumbuhan ekonomi. Hukum hasil tambahan yang semakin berkurang akan
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Ini berarti pertumbuhan ekonomi tidak akan
terus menerus berlangsung.

Apabila penduduk sudah terlalu banyak, pertambahannya akan menurunkan tingkat


kegiatan ekonomi karena produktivitas setiap penduduk telah menjadi negatif. Maka
kemakmuran masyarakat menurun kembali. Ekonomi akan mencapai tingkat
perkembangan yang sangat rendah. Pada keadaan ini pendapatan pekerja hanya
mencapai tingkat cukup hidup (subsistence). Menurut (Adisasmita, 2013), kaum klasik
berpendapat bahwa supply creates its own demand, berarti bertambahnya alat-alat
modal yang terdapat dalam masyarakat akan dengan sendirinya menciptakan
pertambahan produksi nasional dan pembangunan ekonomi, karena keyakinan tersebut,
maka kaum klasik tidak memberikan perhatian kepada fungsi pembentukan modal
dalam perekonomian, yaitu untuk mempertinggi tingkat pengeluaran masyarakat.

17 2) Teori Schumpeter Teori Schumpeter menekankan tentang pentingnya peranan


pengusaha di dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi. Dalam teori itu ditunjukkan
bahwa para pengusaha merupakan golongan yang akan terus-menerus membuat
pembaharuan atau inovasi dalam kegiatan ekonomi. Inovasi tersebut meliputi:
memperkenalkan barang-barang baru, mempertinggi efisien cara memproduksi dalam
menghasilkan suatu barang, memperluas pasar sesuatu barang ke pasaran-pasaran
yang baru, mengembangkan sumber barang mentah yang baru dan mengadakan
perubahan- perubahan dalam organisasi dengan tujuan mempertinggi keefisienan
kegiatan perusahaan. Berbagai kegiatan inovasi akan memerlukan investasi baru.
Segolongan pengusaha menyadari tentang berbagai kemungkinan untuk mengadakan
inovasi yang menguntungkan.

Didorong oleh keinginan mendapatkan keuntungan dari mengadakan pembaharuan


tersebut, mereka akan meminjam modal dan melakukan penanaman modal. Investasi
yang baru akan meninggikan tingkat kegiatan ekonomi negara. Maka pendapatan
masyarakat akan bertambah dan seterusnya konsumsi masyarakat menjadi bertambah
tinggi. Kenaikan tersebut akan mendorong perusahaan-perusahaan lain untuk
menghasilkan lebih banyak barang dan melakukan penanaman modal baru. Menurut
Schumpeter makin tinggi tingkat kemajuan sesuatu ekonomi semakin terbatas
kemungkinan untuk mengadakan inovasi. Maka pertumbuhan ekonomi akan menjadi
bertambah lambat jalannya.

Pada akhirnya akan tercapai tngka kedan dabeba t “sti aryste Dalam pandangan 18
Schumpeter keadaan tidak berkembang itu dicapai pada tingkat pertumbuhan yang
tinggi. Menurut (Adisasmita, 2013) , penanaman modal dalam perekonomian dapat
dibedakan menjadi dua golongan, yaitu penanaman modal otonom (autonomous
investment) dan penanaman modal terpengaruh (indicated investment). Penanaman
modal otonom ditentukan oleh perkembangan dalam jangka panjang terutama oleh
penemuan kekayaan alam dan kemajuan teknologi, sedangkan penanaman modal
terpengaruh yang dilakukan sebagai akibat dari adanya kenaikan dari produksi,
pendapatan dan keuntungan perusahaan. Penanaman modal terpengaruh lebih besar
jumlahnya.

3) Teori Harrod-Domar Teori Harrod-Domar bertujuan untuk menerangkan syarat yang


harus dipenuhi supaya suatu perekonomian dapat mencapai pertumbuhan yang teguh
atau steady growth dalam jangka panjang. Analisis Harrod-Domar menggunakan
pemisalanpemisalan sebagai berikut: a. Barang modal telah mencapai kapasitas penuh
b. Tabungan adalah proporsional dengan pendapatan nasional c. Rasio modal-produksi
(capital-output ratio) tetap nilainya d. Perekonomian terdiri dari dua sektor. Dalam teori
Harrod-Domar tidak diperhatikan syarat untuk mencapai kapasitas penuh apabila
ekonomi terdiri dari tiga sektor atau empat sektor.

Walau bagaimanapun berdasarkan teorinya di atas dengan mudah dapat disimpulkan


hal 19 yang perlu berlaku apabila pengeluaran agregat meliputi komponen yang lebih
banyak, yaitu meliputi pengeluaran pemerintah dan ekspor. Menurut (Adisasmita, 2013),
teori Harrod-Domar merupakan perluasan dari Keynes. Mengenai kegiatan ekonomi
nasional dan masalah penggunaan tenaga kerja. Analisis Keynes dianggap kurang
lengkap karena tidak menyinggung persoalan mengatasi masalah ekonomi dalam
jangka panjang.
Pada hakikatnya, teori Harrod-Domar berusaha untuk menunjukkan syarat yang
diperlukan agar pertumbuhan yang mantap atau Steady Growth, merupakan
pertumbuhan yang akan selalu menciptakan penggunaan sepenuhnya alat-alat modal
akan selalu berlaku dalam perekonomian. Harrod-Domar tetap mempertahankan
pendapat dari ahli-ahli terdahulu yang menanamkan tentang peranan pembentukan
modal dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi. 4) Teori pertumbuhan neo-klasik
Teori pertumbuhan neo-klasik melihat dari segi penawaran. Menurut teori ini, yang
dikembangkan oleh Abramowitz dan Solow pertumbuhan ekonomi tergantung kepada
perkembangan faktor-faktor produksi.

Dalam persamaan, pandangan ini dapat dinyatakan dengan persamaan: ? ?? = ?? ( ? ?? ,


? ?? , ? ?? ) di mana : ? ?? adalah tingkat pertumbuhan ekonomi ? ?? adalah tingkat
pertumbuhan modal ? ?? adalah tingkat pertumbuhan penduduk ? ?? adalah tingkat
perkembangan teknologi 20 Sumbangan yang penting dari teori pertumbuhan
neo-klasik bukanlah dalam menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi, tetapi dalam sumbangannya untuk menggunakan teori tersebut
untuk mengadakan penyelidikan empiris dalam menentukan peranan sebenarnya dari
berbagai faktor produksi dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi. 2.1.1.3

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Menurut (Sukirno, 2016),


faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yaitu sebagai berikut : 1.
Tanah dan kekayaan alam lainnya Kekayaan alam suatu Negara meliputi luas dan
kesuburan tanah, keadaan iklim dan cuaca, jumlah dan hasil hutan dan hasil laut yang
dapat diperoleh, jumlah dan jenis kekayaan barang tambang yang terdapat. Kekayaan
alam akan dapat mempermudah usaha untuk mengembangkan perekonomian suatu
Negara, terutama pada masa-masa permulaan dari proses pertumbuhan ekonomi.

Di dalam setiap Negara di mana pertumbuhan ekonomi baru bermula terdapat banyak
hambatan untuk mengembangkan berbagai kegiatan ekonomi di luar sektor utama
(pertanian dan pertambangan) yaitu sektor dimana kekayaan alam terdapat. Kekurangan
modal, kekurangan tenaga ahli dan kekurangan pengetahuan para pengusaha untuk
mengembangkan kegiatan ekonomi modern di satu pihak; dan terbatasnya pasar bagi
berbagai jenis kegiatan ekonomi (sebagai akibat dari pendapatan 21 masyarakat yang
rendah) di lain pihak, membatasi kemungkinan untuk mengembangkan berbagai jenis
kegiatan ekonomi. Apabila Negara tersebut mempunyai kekayaan alam yang dapat
diusahakan dengan menguntungkan, hambatan tersebut dapat diatasi dan
pertumbuhan ekonomi dipercepat.

2. Jumlah dan mutu dari penduduk dan tenaga kerja Penduduk yang bertambah dari
waktu ke waktu dapat menjadi pendorong maupun penghambat kepada perkembangan
ekonomi. Penduduk yang bertambah akan memperbesar jumlah tenaga kerja, dan
penambahan tersebut memungkinkan Negara itu menambah produksi. Di samping itu
sebagai akibat pendidikan, latihan dan pengalaman kerja, keterampilan penduduk akan
selalu bertambah tinggi. Hal tersebut menyebabkan produktivitas bertambah dan ini
selanjutnya menimbulkan pertambahan produksi yang lebih cepat daripada
pertambahan tenaga kerja.

Dorongan lain yang timbul dari perkembangan penduduk terhadap pertumbuhan


ekonomi bersumber dari akibat pertambahan itu kepada luas pasar. Akibat buruk dari
pertambahan penduduk kepada pertumbuhan ekonomi terutama dihadapi oleh
masyarakat yang kemajuan ekonominya belum tinggi tetapi telah menghadapi masalah
kelebihan penduduk. Apabila dalam perekonomian sudah berlaku keadaan dimana
pertambahan tenaga kerja tidak dapat menaikkan produksi nasional yang tingkatnya
adalah lebih cepat dari tingkat pertambahan penduduk, pendapatan per kapita akan
menurun.

Dengan demikian penduduk yang berlebihan akan menyebabkan kemakmuran


masyarakat merosot. 22 3. Barang-barang modal dan tingkat teknologi Barang-barang
modal penting artinya dalam mempertinggi keefisienan pertumbuhan ekonomi. Pada
masa kini pertumbuhan ekonomi dunia telah mencapai tingkat yang lebih tinggi, yaitu
jauh lebih modern daripada kemajuan yang dicapai oleh suatu masyarakat yang masih
belum berkembang. Barang-barang modal yang sangat bertambah jumlahnya, dan
teknologi yang telah menjadi bertambah modern memegang peranan yang penting
sekali dalam mewujudkan kemajuan ekonomi yang tinggi itu.

Apabila barang-barang modal saja yang bertambah, sedangkan tingkat teknologi tidak
mengalami perkembangan, kemajuan yang akan dicapai adalah jauh lebih rendah
daripada yang dicapai pada masa kini. Tanpa adanya perkembangan teknologi,
produktivitas barang-barang modal tidak akan mengalami perubahan dan tetap berada
pada tingkat yang sangat rendah. Oleh karena itu pendapatan per kapita hanya
mengalami perkembangan yang sangat kecil. Kemajuan ekonomi yang berlaku di
berbagai Negara terutama ditimbulkan oleh kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi
menimbulkan beberapa efek positif dalam pertumbuhan ekonomi, dan oleh karenanya
pertumbuhan ekonomi menjadi lebih pesat.

Efek yang utama adalah : a. Kemajuan teknologi dapat mempertinggi keefisienan


kegiatan memproduksi sesuatu barang. Kemajuan seperti itu akan menurunkan biaya
produksi dan meninggikan jumlah produksi. 23 b. Kemajuan teknologi menimbulkan
penemuan barang-barang baru yang belum pernah diproduksikan sebelumnya.
Kemajuan seperti itu menambah barang dan jasa yang dapat digunakan masyarakat. c.
Kemajuan teknologi dapat meninggikan mutu barang-barang yang diproduksikan tanpa
meningkatkan harganya. 4. Sistem sosial dan sikap masyarakat Sistem sosial dan sikap
masyarakat penting peranannya dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi.

Di dalam menganalisis mengenai masalah-masalah pembangunan di Negara-negara


berkembang ahli-ahli ekonomi telah menunjukkan bahwa sistem sosial dan sikap
masyarakat dapat menjadi penghambat yang serius kepada pembangunan. Adat istiadat
yang tradisional dapat menghambat masyarakat untuk menggunakan cara
memproduksi yang modern dan produktivitas yang tinggi. Oleh karenanya
pertumbuhan ekonomi tidak dapat dipercepat. Juga di dalam sistem sosial di mana
sebagian besar tanah dimiliki oleh tuan-tuan tanah, atau di mana luas tanah yang
dimiliki adalah sangat kecil dan tidak ekonomis, pembangunan ekonomi tidak akan
mencapai tingkat yang diharapkan. 2.1.1.4

Indikator Pertumbuhan Ekonomi Menurut (Arifin, 2009) Indikator yang digunakan untuk
mengetahui pertumbuhan ekonomi suatu Negara adalah tingkat Produksi Domestik
Bruto (PDB). Beberapa alasan digunakannya PDB (bukan PNB) sebagai indikator
pengukuran pertumbuhan ekonomi, yaitu sebagai berikut : 24 1. PDB dihitung
berdasarkan jumlah nilai tambah (value added) yang dihasilkan seluruh aktivitas
produksi di dalam perekonopmian. Hal ini, peningkatan PDB mencerminkan
peningkatan balas jasa kepada faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi.
2. PDB dihitung atas dasar konsep siklus aliran (circulair flow concept).

Artinya, perhitungan PDB mencakup nilai produk yang dihasilkan pada suatu periode
tertentu. Perhitungan ini tidak mencangkup perhitungan pada periode sebelumnya.
Pemanfaatan konsep aliran dalam menghitung PDB memungkinkan seseorang untuk
membandingkan jumlah output pada tahun ini dengan tahun sebelumnya. 3. Batas
wilayah perhitungan PDB adalah Negara (perekonomian domestik). Hal ini
memungkinkan untuk mengukur sampai sejauh mana kebijakan ekonomi yang
diterapkan pemerintah maupun mendorong aktivitas perekonomian domestik.

PDB dapat diukur dengan tiga macam pendekatan, yaitu pendekatan produksi,
pendekatan pendapatan, dan pendekatan pengeluaran. Dua pendekatan pertama
tersebut adalah pendekatan dari sisi penawaran agregat, sedangkan pendekatan
pengeluaran adalah penghitungan PDB dari sisi permintaan agregat. Menurut
pendekatan produksi, PDB adalah jumlah nilai output (NO) dari semua sektor ekonomi
atau lapangan usaha.

Sedangkan melalui pendekatan pendapatan, PDB adalah jumlah pendapatan yang


diterima oleh faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi di
masing-masing sektor. Adapun menurut pendekatan pengeluaran, PDB adalah jumlah
dari semua komponen dari 25 permintaan akhir, yaitu pengeluaran konsumsi rumah
tangga dan lembaga swasta yang tidak berorientasi profit/nirlaba (C), pembentukan
modal tetap domestik bruto, termasuk perubahan stok (I), pengeluaran konsumsi
pemerintah(G), ekspor (X) dan impor (M): ???? = ?? + ?? + ?? + ?? - ?? Keterangan : PDB :
Produk Domestik Bruto C : Konsumsi I : Modal G : Pengeluaran Pemerintah X : Ekspor M
: Impor 2.1.2

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 2.1.2.1 Pengertian Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah Penduduk yang termasuk bukan
angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun dan lebih) yang masih sekolah,
mengurus rumah tangga atau melaksanakan kegiatan lainnya selain kegiatan pribadi.
Penduduk yang termasuk angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun dan
lebih) yang bekerja, atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja dan
pengangguran.

Penduduk yang termasuk bukan angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun
dan lebih) yang masih sekolah, 26 mengurus rumah tangga atau melaksanakan kegiatan
lainnya selain kegiatan pribadi (Badan Pusat Statistik Indonesia, 2020). Jadi TPAK
perbandingan antara angkatan kerja penduduk dalam usia kerja. Untuk menghitung
tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) dapat digunakan rumus sebagai berikut : ?? =
?????????? ?????? ???????? ???? ?????? × 100 % Semakin besar tingkat partisipasi
angkatan kerja merupakan dampak dari semakin besar jumlah angkatan kerja.
Begitupun sebaliknya, semakin besar jumlah penduduk yang bukan angkatan kerja
(masih bersekolah dan mengurus rumah tangga) semakin kecil jumlah angkatan kerja,
yang membuat persentase TPAK juga mengecil.

Selain itu, dapat disimpulkan juga bahwa TPAK adalah salah satu faktor yang
mempengaruhi besaran output suatu kegiatan perekonomian, sehingga semakin banyak
masyarakat yang produktif, maka akan menghasilkan output yang tinggi pula yang
mempengaruhi PDB. Begitu pun pada pendapatan per kapita. meningkatnya TPAK suatu
daerah, berarti meningkat pula pendapatan perkapita dan tingkat konsumsi yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi (Rasyadi, 2011). 2.1.2.2 Faktor – Faktor yang
Mempengaruhi TPAK Menurut (Rasyadi, 2011) faktor – faktor yang mempengaruhi
tingginya TPAK yaitu sebagai berikut : a.

Jumlah penduduk bersekolah dan mengurus rumah tangga 27 Hubungan antara TPAK
dan jumlah penduduk yang masih bersekolah adalah semakin besar jumlah penduduk
yang bersekolah, semakin kecil jumlah angkatan kerja yang berarti semakin kecil TPAK.
b. Tingkat umur Umur berkaitan dengan TPAK, dengan adanya kenyataan bahwa
penduduk berumur muda pada umumnya mempunyai tanggung jawab yang tidak
begitu besar sebagai pencari nafkah untuk keluarga dan mereka umumnya bersekolah.
c. Tingkat upah Kaitan antara tingkat upah TPAK adalah melalui kenyataan bahwa
semakin tinggi tingkat upah dalam masyarakat, semakin banyak anggota keluarga yang
tertarik masuk pasar kerja atau dengan kata lain semakin tinggi TPAK. d.

Tinggi pendidikan Tinggi pendidikan berhubungan dengan TPAK karena semakin tinggi
tingkat pendidikan semakin banyak waktu yang disediakan untuk bekerja. 2.1.2.3
Angkatan Kerja Angkatan kerja ( labor force ) adalah bagian penduduk yang mampu
dan bersedia melakukan pekerjaan. Arti dari mampu adalah mampu secara fisik dan
jasmani, kemampuan mental dan secara yuridis mampu serta tidak kehilangan
kebebasan untuk memilih dan melakukan pekerjaan serta bersedia secara aktif maupun
pasif melakukan dan mencari pekerjaan, (Soemarsono, 2009). Angkatan kerja dapat
dibedakan menjadi dua sub kelompok yaitu : 28 1. Bekerja terbagi menjadi 2 kelompok,
yaitu : a. Bekerja penuh yaitu, orang yang memanfaatkan jam kerja secara penuh dalam
pekerjaannya kurang lebih 8-10 jam per hari.

Angkatan kerja yang digolongkan bekerja adalah mereka yang selama seminggu
melakukan pekerjaan dengan maksud untuk memperoleh penghasilan atas keuntungan
dan lamanya bekerja paling sedikit 2 hari. Dan mereka yang selama seminggu tidak
melakukan pekerjaan atau bekerja kurang dari dua hari, tetapi mereka adalah
orang-orang yang bekerja dibidang keahliannya seperti dokter serta pegawai
pemerintahan atau swasta yang sedang tidak masuk kerja karena sakit, cuti, mogok, dan
sebagainya. b. Setengah menganggur , yakni mereka yang kurang dimanfaatkan dalam
bekerja dilihat dari segi jam kerja, produktivitas kerja dan pendapatan.

Setengah menganggur dapat digolongkan berdasarkan jumlah jam kerja, produktivitas


kerja dan pendapatan dalam 2 kelompok yaitu : 1) Setengah menganggur kentara yakni
mereka yang bekerja kurang dari 35 jam seminggu dan setengah menganggur tidak
kentara yakni mereka yang produktivitas kerja dan pendapatannya rendah. 2)
Penggangguran (unemployment ) adalah suatu keadaan dimana seseorang yang
tergolong dalam kategori angkatan kerja tetapi tidak memiliki pekerjaan dan secara aktif
sedang mencari pekerjaan, (Soemarsono, 2009).

Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari
kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu
menyerapnya. 29 Atau dengan kata lain terjadinya ketidakseimbangan (inbalance )
antara penawaran tenaga kerja dengan permintaan tenaga kerja. Tingkat pengangguran
dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah
angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. 2.
Penggangguran (unemployment) Pengangguran adalah suatu keadaan dimana
seseorang yang tergolong dalam kategori angkatan kerja tetapi tidak memiliki
pekerjaan dan secara aktif sedang mencari pekerjaan (Soemarsono, 2009).
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari
kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu
menyerapnya. Atau dengan kata lain terjadinya ketidakseimbangan (inbalance) antara
penawaran tenaga kerja dengan permintaan tenaga kerja. 2.1.2.4

Bukan Angkatan Kerja Bukan angkatan kerja adalah bagian dari tenaga kerja yang
sesungguhnya tidak terlibat di dalam kegiatan produktif yaitu yang memproduksi
barang dan jasa. Menurut (Simanjuntak, 2015) yang dimaksud dengan bukan angkatan
kerja yaitu bagian dari tenaga kerja yang tidak mampu mencari pekerjaan, yang
termasuk dalam golongan ini adalah: 1. Golongan yang bersekolah (pelajar dan
mahasiswa), yaitu mereka yang kegiatannya hanya atau terutama sekolah 30 2.
Golongan yang mengurus rumah tangga, yaitu mereka yang hanya mengurus rumah
tangga tanpa memperoleh upah 3. Golongan lain-lain.

Yang termasuk golongan lain-lain ini ada 2 macam, yaitu penerima pandapatan, yaitu
mereka yang tidak melakukan suatu kegiatan ekonomi tetapi memperoleh pendapatan
seperti tunjangan pensiun, bunga simpanan, atau sewa atas milik. Dan mereka yang
hidupnya tergantung dari orang lain, misalnya karena lanjut usia, cacat, dalam penjara,
atau sakit kronis. 2.1.3 Penganguran 2.1.3.1 Pengertian Pengangguran Pengangguran
adalah suatu keadaan di mana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin
mendapatkan pekerjaan tetapi belum memperolehnya (Sukirno, 2016).

Menurut Badan Pusat Statistika (BPS) dalam indikator ketenagakerjaan, pengangguran


adalah penduduk yang tidak bekerja namun sedang mencari pekerjaan atau sedang
mempersiapkan suatu usaha baru atau penduduk yang tidak mencari pekerjaan karena
sudah diterima bekerja tetapi belum mulai bekerja. Pengangguran merupakan masalah
yang sangat serius dan merupakan tugas berat bagi pemerintah untuk mengatasinya.
Menurut (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, 2013) Nomor 33 Tahun 2013
tentang Perluasan Kesempatan Kerja, Pengangguran merupakan masalah nasional dan
merupakan tanggung jawab Pemerintah, Pemerintah Daerah dan masyarakat.

Penanggulangan masalah 31 pengangguran harus dilakukan oleh semua stakeholders


terkait secara bersamaan dan terintegrasi antar lintas sektor dan masyarakat dengan
cara mengupayakan perluasan kesempatan kerja baik di dalam maupun di luar
hubungan kerja. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) merupakan indikator yang
menggambarkan persentase angkatan kerja yang tidak bekerja dan sedang mencari
pekerjaan atau mempersiapkan suatu usaha, atau mereka yang tergolong angkatan
kerja namun tidak terserap dalam pasar kerja. TPT diperoleh dengan cara membagi
jumlah angkatan kerja yang menganggur dibagi dengan jumlah angkatan kerja.

Untuk menghitung Tingkat Partisipasi Terbuka dapat digunakan rumus sebagai berikut :
?? = ?????????? h ?????????????? ?????????? h ?????????? ?????? × 100% 2.1.3.2 Jenis -
Jenis Pengangguran Menurut (Sukirno, 2016) jenis-jenis pengangguran digolongkan
menjadi dua yaitu : 1. Jenis pengangguran berdasarkan penyebabnya. Berdasarkan
penyebabnya pengangguran dibedakan menjadi : a. Pengangguran normal atau
friksional Para penganggur ini tidak ada pekerjaan bukan karena tidak dapat
memperoleh kerja, tetapi karena sedang mencari kerja lain yang lebih baik.

Dalam perekonomian yang berkembang pesat, pengangguran adalah rendah dan


pekerjaan mudah diperoleh. Sebaliknya pengusaha susah memperoleh pekerja. Maka
pengusaha menawarkan gaji yang lebih tinggi. Ini akan 32 mendorong para pekerja
untuk meninggalkan pekerjaannya yang lama dan mencari pekerjaan baru yang lebih
tinggi gajinya atau lebih sesuai dengan keahliannya. b. Pengangguran siklikal
Perekonomian tidak selalu berkembang dengan teguh. Adakalanya permintaan agregat
lebih tinggi, dan ini mendorong pengusaha menaikkan produksi. Akan tetapi pada masa
lainnya permintaan agregat menurun dengan banyaknya.

Misalnya, di negara-negara produsen bahan mentah pertanian, penurunan ini mungkin


disebabkan kemerosotan harga-harga komoditas. Kemunduran ini menimbulkan efek
kepada perusahaan- perusahaan lain yang berhubungan, yang juga akan mengalami
kemerosotan dalam permintaan terhadap produksinya. Kemerosotan permintaan
agregat ini mengakibatkan perusahaan-perusahaan mengurangi pekerja atau menutup
perusahaannya, maka pengangguran akan bertambah. c.

Pengangguran struktural Tidak semua industri dan perusahaan dalam perekonomian


akan terus berkembang maju, sebagiannya mengalami kemunduran. Kemerosotan ini
ditimbulkan oleh salah satu atau beberapa faktor: wujudnya barang baru yang lebih
baik, kemajuan teknologi mengurangi permintaan ke atas barang tersebut, biaya
pengeluaran sudah sangat tinggi dan tidak mampu bersaing, dan ekspor produksi
industri itu sangat menurun oleh karena persaingan yang lebih serius dari
negara-negara lain. Kemerosotan itu akan 33 menyebabkan kegiatan produksi dalam
industry tersebut menurun, dan sebagian pekerja terpaksa diberhentikan dan menjadi
penganggur. d.

Pengangguran teknologi Pengangguran dapat pula ditimbulkan oleh adanya


penggantian tenaga kerja manusia oleh mesin-mesin dan bahan kimia. Racun lalang dan
rumput, misalnya telah mengurangi penggunaan tenaga kerja untuk membersihkan
perkebunan, sawah dan lahan pertanian lain. Begitu juga dengan di pabrik, adakalanya
robot telah menggantikan kerja-kerja manusia. 2. Jenis pengangguran berdasarkan
cirinya. a. Pengangguran terbuka Pengangguran ini tercipta sebagai akibat pertambahan
lowongan pekerjaan yang lebih rendah dari pertambahan tenaga kerja.

Sebagai akibatnya dalam perekonomian semakin banyak jumlah tenaga kerja yang tidak
dapat memperoleh pekerjaan. Pengangguran terbuka dapat pula wujud sebagai akibat
dari kegiatan ekonomi yang menurun, dari kemajuan teknologi yang mengurangi
penggunaan tenaga kerja, atau sebagai akibat dari kemunduran perkembangan suatu
industri. b. Pengangguran tersembunyi Pengangguran ini terutama wujud di sektor
pertanian atau jasa. Setiap kegiatan ekonomi memerlukan tenaga kerja, dan jumlah
tenaga kerja yang digunakan tergantung kepada banyak faktor.

Antara lain faktor yang perlu dipertimbangkan adalah : besar kecilnya perusahaan, jenis
kegiatan 34 perusahaan, mesin yang digunakan (apakah intensif buruh atau intensif
modal) dan tingkat produksi yang dicapai. c. Pengangguran bermusim Pengangguran
ini terutama terdapat di sektor pertanian dan perikanan. Pada musim hujan penyadap
karet dan nelayan tidak dapat melakukan pekerjaan mereka dan terpaksa menganggur.
Pada musim kemarau pula para pesawah tidak dapat mengerjakan tanahnya. d.
Setengah menganggur (underemployment) Di negara-negara berkembang
penghijrahan atau migrasi dari desa ke kota adalah sangat pesat.

Sebagai akibatnya tidak semua orang yang pindah ke kota dapat memperoleh
pekerjaan dengan mudah. Sebagiannya terpaksa menjadi penganggur sepenuh waktu.
Di samping itu ada pula yang tidak menganggur, tetapi tidak pula bekerja sepenuh
waktu, dan jam kerja mereka adalah jauh lebih rendah dari yang normal. 2.1.3.3
Faktor-Faktor Yang Menimbulkan Pengangguran Menurut (Sukirno, 2016) faktor utama
yang menimbulkan pengangguran adalah kekurangan pengeluaran agregat.

Pada umumnya pengeluaran agregat yang terwujud dalam perekonomian adalah lebih
rendah dari pengeluaran agregat yang diperlukan untuk mencapai tingkat penggunaan
tenaga kerja penuh. Jika permintaan agregat berkurang hal inilah yang akan
menyebabkan pengangguran. Selain itu faktor-faktor lain yang menimbulkan
pengangguran antara lain : a. Menganggur karena ingin mencari kerja lain yang lebih
baik; 35 b. Pengusaha menggunakan peralatan produksi modern yang mengurangi
penggunaan tenaga kerja; dan c. Ketidaksesuaian di antara keterampilan pekerja yang
sebenarnya dengan keterampilan yang diperlukan dalam industry-industri. 2.1.3.4

Dampak Pengangguran Bagi Perekonomian Menurut (Syahril, 2014) dampak


pengangguran terhadap perekonomian yaitu sebagai berikut: a. Pengangguran
menyebaban masyarakat tidak dapat meminimumkan tingkat kesejahteraan yang
mungkin dicapainya. Pengangguran menyebabka output aktual yang dicapai lebih
rendah dari atau dibawah output potensial. Keadaan ini berarti tingkat kemakmuran
masyarakat yang di capai adalah lebih rendah dari tingkat yang akan dicapainya. b.
Pengangguran menyebabkan pendapatan pajak pemerintah berkurang, pengangguran
yang disebabkan oleh rendahnya tingkat kegiatan ekonomi, pada gilirannya akan
menyebabkan pendapatan pajak yang diperoleh pemerintah akan menjadi sedikit.

Dengan demikian tingkat pengangguran yang tinggi akan mengurangi kemampuan


pemerintah dalam menjalankan berbagai kegiatan pembangunan c. Pengangguran yang
tinggi akan menghambat, dalam arti tidak menggalakkan pertumbuhan ekonomi.
Keadaan ini jelas bahwa pengangguran tidak akan mendorong perusahaan untuk
melakukan investasi di masa yang akan datang. 36 2.1.4 Upah Minimum Provinsi 2.1.4.1
Pengertian Upah Berdasarkan (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, 2015) Nomor
78 Pasal 1 , upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk
uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang
ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan
perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas
suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan.

(Susanto, 2014) mengatakan bahwa titik awal dari hubungan kerja adalah suatu usaha
seorang karyawan memberikan keterampilan dan usahanya bagi pengusaha/pemberi
kerja dengan imbalan bagi karyawan berupa gaji atau upah (tawar-menawar gaji kerja).
(Margolis et al., 2014)menyatakan bahwa upah minimum dapat melindungi pekerja dari
tawar menawar yang merugikan pekerja karena eksploitasi bentuk kekuasaan.
(Levin-Waldman, 2014) menambahkan bahwa efek kesejahteraan positif berhubungan
dengan upah minimum, pada asumsi ekonomi makro umum, upah yang lebih tinggi
akan menawarkan lebih banyak daya beli pekerja, sehingga akan menuntut pekerja lebih
banyak barang dan jasa. Ketika mereka melakukan hal ini, bisnis akan menghasilkan
lebih banyak, dan mempekerjakan lebih banyak pekerja, sehingga memiliki hasil
penawaran alami atas upah di seluruh bagian.

Upah minimum adalah upah bulanan terendah yang terdiri atas upah pokok termasuk
tunjangan tetap yang ditetapkan oleh gubernur sebagai jaring pengaman. Upah uang
adalah pembayaran secara tunai yang diterima pekerja untuk 37 pekerjaannya. Upah rill
merupakan pekerja yang tidak hanya berkepentingan pada pembayaran dalam uang,
tapi juga pada barang dan jasa yang dapat dibeli dengan upahnya. Jika upah naik, tetapi
harga pangan, sandang, perumahan dan kebutuhan lain naik lebih tinggi, upah riil turun
dan pekerja dan keluarganya menjadi lebih miskin (Umamah, 2019).
Upah minimum merupakan upah minimum yang diizinkan dibayarkan oleh perusahaan
kepada para pekerja menurut undang-undang (Prastyo, 2010). Jadi dapat disimpulkan
bahwa upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari perusahaan kepada tenaga
kerja untuk suatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan, dinyatakan atau
dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan menurut suatu persetujuan atau
perundang-undang dan dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antara pengusaha
(pemberi kerja) dan pekerja termasuk tunjangan baik untuk pekerja sendiri maupun
keluarga. 2.1.4.2

Jenis-Jenis Upah Minimum Jenis-jenis upah minimum terbagi menjadi 4 berdasarkan


(Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia, 2013) Nomor 7 pasal 1
tentang Upah Minimum, yaitu sebagai berikut: 1. Upah Minimum Provinsi (UMP) Upah
Minimum Provinsi (UMP) adalah Upah Minimum yang berlaku untuk seluruh
Kabupaten/Kota di satu Provinsi. Upah minimum ini di tetapkan setiap satu tahun sekali
oleh Gubernur berdasarkan rekomendasi Komisi Dewan Pengupahan Provinsi.
Penetapan upah minimum provinsi selambat- 38 lambatnya 60 hari sebelum tanggal
berlakunya upah minimum, yaitu tanggal 1 Januari.

2. Upah Minimum Kabupaten/Kota Upah Minimum Kabupaten/Kota adalah Upah


Minimum yang berlaku di Daerah Kabupaten/Kota. Penetapan Upah minimum
kabupaten/kota dilakukan oleh Gubernur yang penetapannya harus lebih besar dari
upah minimum provinsi. Penetapan upah minimum ini dilakukan setiap satu tahun sekali
dan di tetapkan selambat-lambatnya 40 (empat puluh) hari sebelum tanggal berlakunya
upah minimum yaitu 1 Januari. 3. Upah Minimum Sektoral Provinsi (UMSP) Upah
minimum sektoral provinsi adalah upah minimum yang berlaku secara sektoral di satu
provinsi. 4.

Upah Minimum Sektoral Kabupaten/Kota (UMSK) Upah minimum sektoral


kabupaten/kota adalah upah minimum yang berlaku secara sektoral di wilayah
kabupaten/kota. Upah minimum sektoral merupakan hasil perundingan dan
kesepakatan antara asosiasi perusahaan dan serikat pekerja/serikat buruh. Usulan upah
minimum sektoral (hasil kesepakatan) tersebut disampaikan kepada gubernur melalui
Kepala Kantor wilayah Kementerian tenaga kerja untuk ditetapkan sebagai upah
minimum sektoral propinsi dan atau upah minimum sektoral kabupaten. 39 2.1.4.3

Faktor-Faktor Pertimbangan Penetapan Upah Minimum Menurut (Andriyani, 2018),


faktor-faktor pertimbangan penetapan upah minimum adalah sebagai berikut: a.
Kebutuhan Hidup Layak (KHL) Kebutuhan hidup layak adalah dasar dalam penetapan
upah minimum. Komponen kebutuhan hidup layak merupakan komponen pemenuhan
kebutuhan sehari-hari yang dibutuhkan oleh seorang pekerja selama satu bulan
(Tapparan, 2017). b. Produktivitas Makro PDRB merupakan hasil dari seluruh tenaga
kerja yang melakukan proses produksi pada waktu itu.

Sehingga nilai yang diperoleh merupakan nilai hasil perhitungan agregat seluruh
kegiatan perekonomian yang ada di suatu daerah yang didata oleh Badan Pusat Statistik
(BPS). Peningkatan produktivitas akan mendorong terjadinya peningkatan produksi, dan
pembentukan modal yang pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. c.
Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi merupakan hasil perhitungan agregat
seluruh kegiatan perekonomian yang ada dan didata oleh BPS dibandingkan dengan
periode sebelumnya.

Secara makro sering dikaitkan bahwa apabila terjadi pertumbuhan ekonomi masa kerja
merupakan unsur dari masyarakat sehingga apabila terjadi pertumbuhan ekonomi maka
akan terjadi 40 penambahan pendapatan. Dan penambahan pendapatan bagi
masyarakat pekerja dapat juga dikatakan sebagai pertambahan upah atau kenaikan
upah. d. Kondisi Pasar Tenaga Kerja Dalam kondisi pasar tenaga kerja yang tidak
seimbang dimana pencarian kerja (penawaran tenaga kerja) jauh lebih besar dari
lowongan kerja (permintaan tenaga kerja) maka akan sulit memperbaiki syarat-syarat
perbaikan kerja.

Maka dalam kondisi ini diperlukan penenetapan upah minimum. 2.1.4.4 Komponen
Upah Minimum Sesuai dengan (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, 2015) nomor
78 Pasal 5, komponen upah terdiri dari Upah pokok dan tunjangan tetap. Besarnya upah
pokok paling sedikit 75% (tujuh puluh lima persen) dari jumlah upah pokok dan
tunjangan tetap. a. Gaji pokok Gaji pokok adalah adalah imbalan dasar (basic salary)
yang dibayarkan kepada pekerja menurut tingkat atau jenis pekerjaan yang besarnya
ditetapkan berdasarkan kesepakatan. b.

Tunjangan tetap Tunjangan tetap adalah pembayaran kepada pekerja yang dilakukan
secara teratur dan tidak dikaitkan dengan kehadiran pekerja atau pencapaian prestasi
kerja tertentu. Tunjangan tetap tersebut dibayarkan dalam satuan 41 waktu yang sama
dengan pembayaran upah pokok seperti tunjangan istri dan/atau tunjangan anak,
tunjangan perumahan, tunjangan daerah tertentu. c. Tunjangan tidak tetap Tunjangan
tidak tetap adalah pembayaran yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan
dengan pekerjaan yang diberikan secara tidak tetap dan dibayarkan menurut satuan
waktu yang tidak sama dengan waktu pembayaran upah pokok, seperti tunjangan
transpor dan/atau tunjangan makan yang didasarkan pada kehadiran.

Komponen upah minimum jika ditulis dengan rumus, adalah sebagai berikut: ?????? h
?????????????? = ???? ?????????? ( 75% ???? ?????? h ???????????? ) + ???????? ???? ( 25%
???? ?????? h ???????????? 2.2 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu adalah suatu
penelitian yang telah lebih dahulu dilaksanakan dan memiliki keterkaitan dengan
penelitian baru yang sedang dilaksanakan. Tujuan dicantumkannya penelitian terdahulu
adalah untuk mengetahui kerangka teori dan keilmuan yang telah digunakan oleh
peneliti terdahulu, agar penelitian yang dilaksanakan dapat melengkapi dan
memperkaya penelitian yang telah dilaksanakan sebelumnya.

(Izzah, 2015) mlkukapelin ng rj Anais m Kenaikan Upah Minimum, Terhadap Tingkat


Pengangguran dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di Jakarta 2004-
2013”Meodealsidatdikuka dengan bantuan metode korelasi sederhana dan regresi
linear sederhana serta digunakan juga metode analisis deskriptif. Hasil penelitian
menunjukkan kenaikkan 42 Upah Minimum Provinsi dapat menurunkan tingkat
pengangguran dan menaikkan tingkat partisipasi angkatan kerja di Jakarta. Untuk
menurunkan tingkat pengangguran di Jakarta maka sebaiknya upah minimum provinsi
besarnya selalu disesuaikan dengan standar hidup yang layak. Menurunnya tingkat
pengangguran akan berdampak luas terhadap masalah sosial, ekonomi, dan keamanan
di Jakarta.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu terdapat pada variabel
yang digunakan ,metode analisis, lokasi yang diambil serta tahun penelitian. Dimana
penelitian ini menggunakan variabel TPAK, TPT, UMP dan pertumbuhan ekonomi
provinsi-provinsi di Pulau Sumatera tahun 2014-2018 dengan menggunakan metode
analisis regresi linear berganda dengan data panel. Sedangkan penelitian sebelumnya
menggunakan variabel kenaikan upah minimum, tingkat pengangguran dan tingkat
partisipasi angkatan kerja di Jakarta tahun 2004- 2013 dengan bantuan metode korelasi
sederhana dan regresi linear sederhana serta digunakan juga metode analisis deskriptif.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu sama-sama menggunakan
variabel tingkat partisipasi angkatan kerja .

(Herniwati & Handayani, 2019) melakukan penelitian yang berjudul ”lsiperuh


umapepedin , upah minimum, dan PDRB trhap itpengguratrbukadiProvi a eh”Meode
Penelitian yang digunakan analisis regresi data panel. Hasil uji simultan (Uji - F)
menunjukkan bahwa jumlah penduduk, pendidikan, upah minimum, dan PDRB secara
bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengangguran terbuka di
Provinsi Jawa Tengah. Variabel jumlah penduduk mempunyai pengaruh 43 positif dan
signifikan terhadap tingkat pengangguran terbuka. Artinya, kenaikan jumlah penduduk
akan meningkatkan tingkat pengangguran.

Variabel pendidikan yang diproksikan dalam rata-rata lama sekolah berpengaruh


signifikan dengan pengaruh negatif terhadap tingkat pengangguran terbuka. Artinya,
setiap kenaikan rata-rata lama sekolah akan mengurangi tingkat pegangguran.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu terdapat pada variabel
yang digunakan ,metode analisis, lokasi yang diambil serta tahun penelitian. Dalam
penelitian ini menggunakan variabel TPAK, TPT, UMP dan pertumbuhan ekonomi di
provinsi- provinsi Pulau Sumatera tahun 2014-2018.

Sedangkan penelitian sebelumnya variabel yang digunakan jumlah penduduk,


pendidikan, upah minimum, PDRB dan TPT di Provinsi Jawa Tengah. Persamaan
penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu sama-sama menggunakan metode
analisis regresi data panel. (Hartanto & Masjkuri, 2017) melakukan penelitian yang
berjudul Analisis Pengaruh Jumlah Penduduk, Pendidikan, Upah Minimum dan Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) terhadap Jumlah pengangguran di Kabupaten dan
Provinsi Jawa Timur Tahun 2010 – 2014. Hasil penelitiannya adalah Variabel jumlah
penduduk, variabel pendidikan dan variabel PDRB menunjukkan arah positif dan
berpengaruh signifikan terhadap variabel jumlah pengangguran di kabupaten dan kota
provinsi Jawa Timur tahun 2010-2014.

Variabel upah minimum terhadap jumlah pengangguran menunjukkan arah negatif dan
tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah orang menganggur di kabupaten dan
kota provinsi Jawa Timur. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu
terdapat pada variabel yang digunakan. Dalam penelitian ini menggunakan variabel
TPAK, TPT, UMP 44 serta pertumbuhan ekonomi di provinsi-provinsi Pulau Sumatera
tahun 2014-2018. Sedangkan penelitian sebelumnya variabel yang Jumlah Penduduk,
Pendidikan, Upah Minimum dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terhadap
Jumlah pengangguran.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu sama- sama


menggunakan metode analisis regresi data panel. (C. P. M. Sari & Susanti, 2018)
melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Pertumbuhan
Penduduk Terhadap Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di Kota Lhokseumawe periode
2007-2015. Hasil penelitiannya adalah secara sendiri atau parsial pertumbuhan ekonomi
maupun pertumbuhan penduduk berpengaruh positif dan signifikan terhadap TPAK di
Kota Lhokseumawe periode 2007-2015.

Dan secara serentak pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan penduduk berpengaruh


positif dan signifikan terhadap TPAK di Kota Lhokseumawe periode 2007-2015.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu terdapat pada variabel
yang digunakan. Dalam penelitian ini menggunakan variabel TPAK, TPT, UMP dan
pertumbuhan ekonomi di provinsi- provinsi Pulau Sumatera tahun 2014-2018.
Sedangkan penelitian sebelumnya variabel yang digunakan Pertumbuhan Ekonomi,
Pertumbuhan Penduduk Terhadap TPAK. Selain itu perbedaannya juga terdapat pada
metode analisis yang digunakan, penelitian saat ini menggunakan analisis regresi data
panel sedangkan sebelumnya menggunakan analisis regresi berganda.

Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan variabel


pertumbuhan ekonomi dan TPAK. 45 2.3 Kerangka Konseptual (Sugiyono, 2017)
menyatakan bahwa kerangka konseptual merupakan model yang menerangkan
bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah
diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka konsep akan menghubungkan
variabel-variabel penelitian yaitu variabel terikat dan variabel bebas secara teoritis.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan penulis, dimunculkan


kerangka konseptual dengan variabel-variabel penelitian seperti Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja, Tingkat Pengangguran Terbuka, Upah Minimum Provinsi yang
berpengaruh dengan Pertumbuhan Ekonomi. 2.3.1 Hubungan TPAK Dengan
Pertumbuhan Ekonomi TPAK adalah ukuran proporsi penduduk usia kerja yang terlibat
aktif dipasar tenaga kerja, baik dalam bekerja atau mencari pekerjaan, yang memberikan
ukuran relatif dari pasokan tenaga kerja yang tersedia untuk terlibat dalam produksi
barang dan jasa (Adrianto, 2013). Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor
penting dalam proses pertumbuhan ekonomi, karena manusia merupakan penggerak
dalam aktivitas ekonomi.

Manusia yang memiliki kualitas diyakini memiliki kinerja ekonomi yang lebih baik.
Kualitas yang dimiliki akan mempengaruhi perekonomian melalui skill atau keterampilan
yang akan mempengaruhi pada peningkatan produktivitas dan juga kreatifitas mereka.
TPAK merupakan faktor yang dapat mempengaruhi jumlah output yang dilakukan
dalam aktivitas ekonomi, semakin besar produktivitas yang 46 dilakukan oleh
masyarakat maka semakin meningkat pulalah output yang dihasilkan. Hal ini akan
mempunyai dampak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi yang semakin baik.

TPAK juga merupakan salah satu indikator penting dalam kegiatan perekonomian,
karena indikator ini bisa menjadi ukuran yang digunakan untuk mengetahui tingkat
ketersediaan tenaga kerja sehingga mempunyai arti penting bagi keperluan
perencanaan pembangunan khususnya di bidang ketenagakerjaan baik secara regional
maupun nasional. 2.3.2 Hubungan TPT Dengan Pertumbuhan Ekonomi Hubungan
pengangguran dan pertumbuhan ekonomi yang bersifat negatif dimana jika
pengangguran naik maka pertumbuhan ekonomi akan turun. Tetapi pertumbuhan
ekonomi bisa menjadi semakin lambat dan kegiatan ekonomi mengalami kemunduran
yang dapat dilihat dari berlakunya tingkat pertumbuhan yang negatif.
Sehingga pengangguran akan semakin meningkat, yang diakibatkan oleh tindakan
perusahaan-perusahaan mengurangi operasinya dan mengurangi penggunaan tenaga
kerja. Tersedianya kesempatan kerja yang sesuai dengan jumlah tenaga kerja yang
tersedia merupakan tanggung jawab penting suatu perekonomian. Di samping itu
kebijakan pemerintah sangat penting artinya dalam mempengaruhi kegiatan ekonomi
dan penciptaan kesempatan kerja.

Pemerintah yang stabil dan yang berusaha membantu perkembangan sektor swasta,
mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengembangkan kegiatan ekonomi
dan memperluas kesempatan kerja. Tingkat pertumbuhan ekonomi akan semakin
memburuk apabila jumlah pengangguran semakin bertambah. Akibat daripada 47
pengangguran bagi setiap individu adalah mereka akan kehilangan sumber penghasilan,
disamping itu mereka juga dituntut untuk memenuhi kebutuhannya sendiri serta
kebutuhan keluarga , dari hal ini mereka akan mencari cara untuk bertahan hidup
dengan cara apapun. 2.3.3 Hubungan UMP Dengan Pertumbuhan Ekonomi
Permasalahan dasar yang berkaitan dengan upah sama di setiap negara, akan tetapi
cara penanggulangan dan peraturannya berbeda antar negara.

Pekerja atau buruh, pengusaha, pemerintah dan masyarakat pada umumnya


mempunyai kepentingan yang sama atas sistem dan kebijakan pengupahan. Pekerja
atau buruh dan keluarganya sangat tergantung pada upah yang mereka terima untuk
dapat memenuhi kebutuhan sandang, pangan, perumahan dan kebutuhan lainnya. Oleh
karena itu para pekerja dan serikat pekerja atau serikat buruh selalu mengharapkan
upah yang lebih besar untuk meningkatkan taraf hidupnya (Sinaga, 2008).

Kebijakan Upah Minimum telah menjadi hal yang penting dalam masalah
ketenagakerjaan di beberapa negara baik maju maupun berkembang. Sasaran dari
kebijakan upah minimum ini adalah untuk menutupi kebutuhan hidup minimum dari
pekerja dan keluarganya. Semakin baik tingkat pertumbuhan ekonomi daerah akan
membuat semakin rendahnya tingkat pengangguran. Selain itu penetapan upah
minimum akan mempengaruhi minat seseorang untuk bekerja. Semakin besar upah
minimum di suatu daerah akan semakin tinggi minat seseorang untuk bekerja, dan hal
tersebut 48 dapat mengurangi adanya pengangguran. Berkurangnya penganguran
mempunyai dampak langsung terhadap meningkatnya pertumbuhan ekonomi.

Berdasarkan teori dan pada penjelasan diatas maka penulis membuat Kerangka
konseptual untuk dapat menggambarkan ruang lingkup pengaruh TPAK , TPT, dan UMP
terhadap Pertumbuhan Ekonomi yang ditunjukan oleh gambar 2.1 berikut ini : Gambar
2.1 Kerangka Konseptual 2.4 Hipotesis Hipotesis yang dikemukakan oleh (Sugiyono,
2017) yaitu Jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan
masalah Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (X1) Tingkat Pengangguran Terbuka (X 2)
Upah Minimum Provinsi (X 3) Pertumbuhan Ekonomi ( Y ) H 2 H 1 H 3 Uji F 49 penelitian
telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.

Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang
relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data. Dengan mengacu pada dasar pemikiran yang bersifat teoritis dan
berdasarkan studi empiris yang pernah dilakukan berkaitan dengan penelitian dibidang
ini, maka akan diajukan hipotesis sebagai berikut : H1: Diduga Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi
provinsi - provinsi di Pulau Sumatera tahun 2014 - 2018.

H2: Diduga Tingkat Pengangguran Terbuka berpengaruh negatif dan signifikan


terhadap pertumbuhan ekonomi provinsi - provinsi di Pulau Sumatera tahun 2014 -
2018. H3: Diduga Upah Minimum Provinsi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi provinsi - provinsi di Pulau Sumatera tahun 2014 - 2018. BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Adapun yang menjadi objek
penelitian yang dilakukan adalah Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT), Upah Minimum Provinsi (UMP) sebagai variabel bebas
dan Pertumbuhan Ekonomi sebagai variabel terikat. Selanjutnya, penelitian ini dilakukan
pada 10 Provinsi di Pulau Sumatera yang terdiri dari Provinsi Aceh, Sumatera Utara,
Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Kep.Bangka
Belitung, dan Kep.Riau. 3.2

Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder. Menurut (Sugiyono, 2017) data sekunder merupakan sumber data yang tidak
langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data sekunder ini merupakan data
yang sifatnya mendukung keperluan data primer seperti buku-buku, literatur dan
bacaan yang berkaitan dan menunjang penelitian ini. Adapun data yang dibutuhkan
yaitu data Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja, Tingkat
Penganggguran Terbuka dan Upah Minimum Provinsi yang diperoleh dari publikasi
resmi yaitu Badan Pusat Statistik (http://bps.go.id/) 10 Provinsi di Pulau Sumatera
selama 5 tahun mulai dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2018. 51 3.3 Teknik
Pengumpulan Data Data yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam penelitian ini
sepenuhnya melalui data sekunder.

Adapun yang menjadi situs dalam pencarian data yang berhubungan dengan penelitian
ini yaitu http://bps.go.id/, selain itu melakukan studi kepustakaan (library research)
dengan membaca dan menganalisis data-data dari literatur yang berkaitan baik berupa,
dokumen, artikel, catatan-catatan, maupun arsip yang berisikan informasi berhubungan
dengan permasalahan yang diteliti yang mempunyai relevansi dengan penulisan skripsi
ini. Data yang diperoleh kemudian disusun dan diolah dengan menggunakan aplikasi
E-Views 10 sesuai dengan kepentingan dan tujuan penelitian. 3.4

Definisi Operasional Variabel Penelitian Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala
sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hasil tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2017). Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pertumbuhan
Ekonomi (Y) sebagai variabel dependen / terikat sedangkan variabel independen /
bebasnya adalah Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (X1), Tingkat Pengangguran Terbuka
(X2), dan Upah Minimum Provinsi (X3).

Operasionalisasi variabel merupakan tahapan yang akan dilakukan peneliti untuk


menentukan jenis, indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam
penelitian dan mendeskripsikan variabel sedemikian rupa menjadi spesifik, 52 terukur
sehingga dapat ditarik kesimpulan. Adapun definisi operasional variabel yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: A. Variabel Bebas (Independent Variable)
Menurut (Sugiyono, 2017) variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat).

Dalam penelitian ini terdapat 3 variabel independen diantaranya yaitu : 1. Tingkat


Partisipasi Angkatan Kerja (X1) Tingkat partisipasi angkatan kerja (Y) merupakan
indikator yang menggambarkan antara penduduk yang termasuk angkatan kerja baik
yang sudah bekerja atau sedang mencari pekerjaan dipasar tenaga kerja dengan total
penduduk yang masuk usia kerja yang terlibat aktif dalam kegiatan ekonomi di provinsi-
provinsi yang ada di Pulau Sumatera Tahun 2014-2018 (diukur dalam satuan persen(%)).
2.

Tingkat Pengangguran Terbuka (X2) Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) merupakan


indikator yang menggambarkan persentase jumlah angkatan kerja yang tidak bekerja
dan sedang mencari pekerjaan. Data yang digunakan adalah TPT provinsi-provinsi di
Pulau Sumatera tahun 2014 – 2018 (diukur dalam satuan persen (%)). 3. Upah Minimum
Provinsi (X3) Upah Minimum Provinsi (UMP) merupakan upah bulanan terendah yang
terdiri dari upah pokok termasuk tunjangan tetap yang ditetapkan oleh pemerintah
daerah provinsi-provinsi di Pulau Sumatera ( menggunakan satuan rupiah (Rp)).

53 B. Variabel Terikat (Dependent Variable) Menurut (Sugiyono, 2017) variabel terikat


merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel
bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah Pertumbuhan Ekonomi
(Y). Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan perkembangan kegiatan dalam
sperekonomian yang ditandai dengan bertambahnya produksi barang dan jasa yang
diproduksi secara berkesinambungan selama periode tertentu dalam masyarakat
sehingga terciptanya peningkatan kesejahteraan masyarakat. ( diukur dalam satuan
Persen (%)) . 3.5

Metode Analisis Data Menurut (Sugiyono, 2017) metode analisis data adalah kegiatan
mengelompokkan data dan mentabulasi data berdasarkan variabel, menyajikan data
dari tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan
masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. 3.5.1
Metode Analisis Data Panel Menurut (Basuki & Prawoto, 2017) Data Panel merupakan
gabungan antara data runtut waktu (time series) dan data silang (cross section). Data
time series merupakan data yang terdiri atas satu atau lebih variabel yang akan diamati
pada satu unit observasi dalam kurun waktu tertentu. Sedangkan data cross section
merupakan data observasi dari beberapa unit observasi dalam satu titik waktu.

54 (Santoso, 2017) menyatakan terdapat beberapa metode yang biasa digunakan dalam
mengestimasi model regresi dengan data panel, yaitu pooling least square (Common
Effect), pendekatan efek tetap (Fixed Effect), pendekatan efek random (Random Effect).
3.5.1.1 Common Effect Model (CEM) Model common effect menggabungkan data cross
section dengan time series dan menggunakan metode OLS untuk mengestimasi model
data panel tersebut (Santoso, 2017). Model ini merupakan model paling sederhana
dibandingkan dengan kedua model lainnya. Model ini tidak dapat membedakan varians
antara silang tempat dan titik waktu karena memiliki intercept yang tetap, dan bukan
bervariasi secara random (Santoso, 2017).

Persamaan untuk model Common Effect menurut (Santoso, 2017) adalah sebagai
berikut : Dimana i menunjukkan subjek (cross section) dan t menunjukkan periode
waktu. Model ini mengasumsikan bahwa perilaku data antar perusahaan bank sama
dalam berbagai kurun waktu (Santoso, 2017). 3.5.1.2 Fixed Effect Model (FEM)
Pengertian model fixed effect adalah model dengan intercept berbeda-beda untuk
setiap subjek (cross section), tetapi slope setiap subjek tidak berubah seiring waktu
(Santoso, 2017).

Model ini mengasumsikan bahwa intercept adalah berbeda setiap subjek sedangkan
slope tetap sama antar subjek. Dalam membedakan satu 55 subjek dengan subjek
lainnya digunakan variabel dummy (Santoso, 2017). Model ini sering disebut dengan
model Least Square Dummy Variables (LSDV). Berdasarkan (Santoso, 2017) persamaan
model ini adalah sebagai berikut : Dimana variabel dummy d1t untuk subjek pertama
dan 0 jika bukan, d2t untuk subjek kedua dan 0 jika bukan, dan seterusnya.
Jika dalam sebuah penelitian menggunakan 10 cross section, maka jumlah variabel
dummy yang digunakan sebanyak 9 variabel untuk menghindari perangkap variabel
dummy, yaitu kondisi dimana terjadi kolinearitas sempurna (Santoso, 2017). Intercept b0
adalah nilai intercept subjek kesatu dan koefisien b6 , b7 , b8menandakan besar
perbedaan antara intercept subjek lain terhadap subjek kesatu. 3.5.1.3 Random Effect
Model (REM) Random effect disebabkan variasi dalam nilai dan arah hubungan antar
subjek diasumsikan random yang dispesifikasikan dalam bentuk residual (Santoso,
2017).

Model ini mengestimasi data panel yang variabel residual diduga memiliki hubungan
antar waktu dan antar subjek. Menurut (Santoso, 2017) model random effect digunakan
untuk mengatasi kelemahan model fixed effect yang menggunakan variabel dummy.
Metode analisis data panel dengan model random effect harus memenuhi persyaratan
yaitu jumlah cross section harus lebih besar daripada jumlah variabel penelitian.
Persamaan model random effect menurut (Santoso, 2017) adalah sebagai berikut : 56
Dimana wit terdiri dari dua komponen yaitu ei (residual cross section) dan m (residual
gabungan time series dan cross section).

Model ini disebut juga Error Components Model (ECM) karena residual terdiri atas 2
komponen. 3.5.2 Estimasi Model Regresi Data Panel Penelitian ini akan mengggunakan
metode regresi data panel untuk analisis pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel
terikat. Model ini dipilih karena penelitian ini dirancang untuk menentukan variabel
bebas yang mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat.

Model yang dimaksud adalah sebagai berikut : PEit = ß 0 + ß 1 TPAKit +ß 2 TPTit + ß 3


UMPit + ? it Keterangan : PE : Pertumbuhan Ekonomi TPAK : Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja TPT : Tingkat Pengangguran Terbuka UMP : Upah Minimum Provinsi ß 0
: Konstanta ß 1 - ß 3 : Koefisien Regresi Variabel ? it : Error Term i : 1,2,3… 10 ( daa cross
section 10 provinsi di Pulau Sumatera ) t : 1,2,3,4,5 ( data time series 2014-2018 ) 57
3.5.3 Pemilihan Model Estimasi Data Panel Selanjutnya untuk melakukan pemilihan
model penelitian CEM, FEM dan REM maka di lakukan uji : 3.5.3.1 Chow Test Chow test
merupakan uji untuk membandingkan model common effect dengan fixed effect
(Widarjono, 2017).

Chow test dalam penelitian ini menggunakan program Eviews. Adapun teknik
pengambilan keputusan pada Uji Chow adalah sebagai berikut (Gujarati, 2013): a.
Apabila nilai signifikan < 0,05 maka model yang terbaik adalah regresi data panel
dengan FEM. b. Apabila nilai signifikansi > 0,05 maka model yang terbaik adalah regresi
data panel CEM. 3.5.3.2 Hausman Test Pengujian ini membandingkan model fixed effect
dengan random effect dalam menentukan model yang terbaik untuk digunakan sebagai
model regresi data panel (Santoso, 2017).

Hausman test menggunakan program yang serupa dengan Chow test yaitu program
Eviews. Menurut (Gujarati, 2013), teknik pengambilan keputusan pada Uji Hausman
adalah sebagai berikut: a. Apabila nilai signifikansi < 0,05 maka model yang terbaik
adalah regresi data panel dengan FEM. 58 b. Apabila nilai signifikansi > 0,05 maka
model yang terbaik adalah regresi data panel dengan REM. 3.5.3.3 Lagrange Multiplier
Test Uji Lagrange Multiplier (LM-test) adalah uji untuk mengetahui apakah model
Random Effect atau model Common Effect (OLS) yang paling tepat digunakan.

Uji LM ini didasarkan pada distribusi chi-squares dengan degree of freedom sebesar
jumlah variabel independen. Jika nilai LM statistik lebih besar dari nilai kritis statistic
chi-squares maka kita menolak Ho, yang artinya estimasi yang tepat untuk model
regresi data panel adalah metode Random Effect dari pada metode Common Effect.
Sebaliknya jika nilai LM statistik lebih kecil dari nilai statistic chi-squares sebagai nilai
kritis, maka kita menerima Ho, yang artinya estimasi yang digunakan dalam regresi data
panel adalah metode Common Effect bukan metode Random Effect (Widarjono, 2017).
3.6

Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik dilakukan untuk mendapatkan model regresi yang
baik, model regresi tersebut harus terbebas dari adanya penyakit-penyakit seperti:
normalitas, multikolinearitas, autokorelasi, heteroskedastisitas, dan data haruslah
terdistribusi secara normal. Cara yang digunakan untuk menguji penyimpangan asumsi
klasik adalah sebagai berikut : 59 3.6.1 Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas adalah
situasi adanya korelasi variabel-variabel bebas diantara satu dengan yang lain. Uji
multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel bebas (independen). Indikator model regresi yang baik adalah
tidak adanya korelasi di antara variabel independen (Ghozali, 2017).

Jika variabel independen saling berkolerasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.
Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai kolerasi antar sesama variabel
independen sama dengan nol. Uji multikolinieritas dapat dilihat melalui nilai r korelasi.
Tidak terjadi multikolinieritas apabila nilai r korelasi di dibawah 0,8. 3.6.2 Uji
Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain pengujian heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan uji
harvey.

Menurut (Widarjono, 2017) untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas maka


dengan membandingkan nilai R-squared dan tabel X2. a. Jika nilai Obs*R-squared > X2
(chi-square) tabel, maka tidak lolos dari uji heteroskedastisitas. b. Jika nilai
Obs*R-squared < X2 (chi-square) tabel, maka lolos dari uji heteroskedastisitas. 60 3.7
Pengujian Hipotesis Uji statistik terhadap regresi linier berganda bertujuan untuk
membuktikan hipotesa ada atau tidaknya pengaruh yang signifikan atau kuat .
Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan menggunakan uji antara lain sebagai
berikut : 3.7.1

Uji Parsial (Uji-t) Pengujian ini dilakukan berdasarkan perbandingan nilai thitung
masing- masing koefisien regresi dengan nilai ttabel (nilai kritis) dengan tingkat
signifikan 5% dengan derajat kebebasan df = (n-k), dimana n adalah jumlah observasi
dan k adalah jumlah variabel. 1. Jika thitung< ttabel (n-k), maka secara parsial variabel
independent (tidak berpengaruh terhadap variabel dependent. 2. Jika thitung > ttabel
(n-k), maka secara parsial variabel independent berpengaruh terhadap variabel
dependent. 3.7.2 Uji Simultan (Uji-F) Uji Simultan (Uji F) digunakan untuk menguji
besarnya pengaruh dari seluruh variabel independent (TPAK, TPT dan UMP) secara
simultan tehadap variabel dependent (Pertumbuhan Ekonomi).

Untuk menentukan nilai Ftabel , tingkat signifikan yang digunakan sebesar 5% dengan
derajat kebebasan (degree of freedom) df = (n-k) dan (k-1) dimana n adalah jumlah
observasi, kriteria uji yang digunakan adalah: 61 1. Jika Fhitung < Ftabel (k-1, n-k), maka
secara simultan variabel independent tidak berpengaruh terhadap variabel dependent.
2. Jika Fhitung > Ftabel (k-1, n-k), maka secara simultan variabel independent
berpengaruh terhadap variabel dependent 3.7.3 Koefisien Korelasi Dan Determinasi
3.7.3.1

Uji R (Koefisien Korelasi) Koefisien korelasi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
tingkat keeratan atau kekuatan hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen (Y) Adapun menurut (Sugiyono, 2017) untuk menginterprestasikan hasil
penelitian korelasi adalah sebagai berikut : Tabel 3.1 Koefisien Korelasi Koefisien Korelasi
Tingkat Hubungan 0,00-0,199 Sangat Rendah 0,20-0,399 Rendah 0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat 0,80-1,00 Sangat Kuat Nilai koefisien korelasi menurut (Sugiyono, 2017)
berkisar antara -1 sampai dengan +1 yang criteria pemanfaatannya di jelaskan sebagai
berikut: 1. Jika nilai r > 0, artinya telah terjadi hubungan yang positif, yaitu semakin
besar variabel X maka semakin besar variabel Y. 2.

Jika nilai r < 0, artinya telah terjadi hubungan yang negative, yaitu semakin kecil nilai
variabel X maka semakin besar variabel Y atau sebaliknya semakin besar variabel C maka
semakin kecil variabel Y. 62 3. Jika nilai r = 0, artinya tidak ada hubungan sama sekali
antara variabel X dengan variabel Y. 4. Jika nilai r = 1 atau r = -1, artinya telah terjadi
hubungan yang sempurna, yaitu berupa garis lurus, sedangkan bagi r yang mengarah
kearah angka 0 maka semakin tidak lurus. 3.7.3.2

Uji R2 (Koefisien Determinasi) Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur


seberapa jauh kemampuan model dapat menjelaskan variasi variabel dependen. Dalam
pengujian hipotesis pertama koefisien determinasi dilihat dari besarnya Ajudted R
Square untuk mengetahui seberapa jauh variabel bebas terhadap variabel terikat . Nilai
R2 mempunyai interval anta ra0 mi1 = 2 =1). i la 2 bernilai besar (mendekati 1) berarti
variabel bebas dapat memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variabel dependen.

Sedangkan jika R2 bernilai kecil berarti kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan
variabel dependen sangat terbatas (Ikhsan, 2014). 63 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian yang dilakukan di
Pulau Sumatera yang mempunyai 10 Provinsi dengan menggunakan alat analisis regresi
data panel. 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Pulau Sumatera
adalah pulau keenam terbesar di dunia yang terletak di Indonesia.

Selain pulau keenam terbesar di dunia, Pulau Sumatera juga merupakan pulau terbesar
kedua di Indonesia setelah Pulau Kalimantan yang mempunyai luas sekitar 473.481 km2.
Secara Astronomis pulau Sumatera terletak di antara 6oLU sampai 6oLS dan juga
terletak diantara 95oBB sampai 109oBT. Secara geografis pulau Sumatera terletak di
bagian barat gugusan kepulauan Nusantara. Di sebelah utara berbatasan dengan Teluk
Benggala, sebelah timur berbatasan dengan Selat Malaka, sebelah selatan berbatasan
dengan Selat Sunda dan di sebelah barat berbatasan dengan Samudera Hindia.

Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2018 jumlah penduduk di pulau Sumatera
sekitar 57.940.351 jiwa. Secara umum, pulau sumatera dihuni oleh bangsa Melayu, yang
terbagi ke dalam beberapa suku. Suku-suku besar ialah Aceh, Batak, Melayu,
Minangkabau, Besemah, Rejang, Ogan, Komering, dan Lampung. Di wilayah pesisir timur
Sumatera dan di beberapa kota-kota besar seperti Medan, 64 Batam, Palembang,
Pekanbaru, dan Bandar Lampung banyak bermukim etnis Tionghoa dan India.

Penduduk Sumatera mayoritas beragama Islam dan sebagian kecil menganut ajaran
Kristen Protestan, terutama di wilayah Tapanuli dan Toba Samosir. Di wilayah perkotaan
seperti Medan, Pekanbaru, Batam, Pangkal Pinang, Palembang, dan Bandar Lampung
ditemui beberapa penganut ajaran Buddha. Sebagian besar mata pencaharian
penduduk di pulau Sumatera adalah sebagai petani, nelayan, dan pedagang. Wilayah
Pulau Sumatera memiliki posisi yang strategis baik dalam lingkup nasional, regional
ASEAN, maupun global dengan hasil kekayaan bumi untuk meningkatkan
perekonomiannya.

Hasil-hasil utama pulau Sumatera yaitu kelapa sawit, tembakau, minyak bumi, timah,
bauksit, batu bara, dan gas alam. Dilihat dari pemerintahannya, Pulau Sumatera terdiri
dari 10 Provinsi 154 Kabupaten dan Kota. 4.1.1.1 Gambaran Umum Provinsi Aceh
Provinsi Aceh ibu kotanya berada di Banda Aceh. Provinsi Aceh merupakan provinsi
yang letaknya paling ujung utara pulau Sumatera, sekaligus menjadi daerah perbatasan
antara Indonesia dengan Malaysia dengan luas 57.956 km2. Provinsi Aceh terletak
antara 01o 58’ 37,2 – 06o 04’ 33,6”ntng Utran 94 o 57’ – 98o 17’13,2”BujTmden tnggin t
-rata 125 meter di atas permukaan laut.

Disebelah Utara dan Timur Provinsi Aceh berbatasan dengan Selat Malaka, sebelah
Selatan berbatasan dengan Provinsi Sumatera Utara dan sebelah Barat berbatasan
dengan Samudera Hindia. Pada tahun 2018 Provinsi Aceh terdiri atas 18 Kabupaten dan
5 kota, 289 kecamatan, 6.514 gampong atau desa. 65 Jumlah penduduk Provinsi Aceh
sebanyak 5.281.314 jiwa (Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh, 2020) 4.1.1.2 Gambaran
Umum Provinsi Sumatera Utara Provinsi Sumatera Utara ibu kotanya terletak di Medan
dengan luas 72.981,23 km2. Provinsi Sumatera Utara berada di bagian barat Indonesia,
terletak pada garis 10 - 40 Lintang Utara dan 980 - 1000 Bujur Timur.

Provinsi ini berbatasan dengan daerah perairan dan laut serta dua provinsi lain yaitu di
sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Aceh, di sebelah Timur dengan Negara
Malaysia di Selat Malaka, di sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Riau dan
Sumatera Barat, dan di sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia. Pada tahun
2018 Provinsi Sumatera Utara terdiri atas 25 Kabupaten, 8 kota dan 451 kecamatan.
Jumlah penduduk Sumatera Utara sebanyak 14.415.391 jiwa (Badan Pusat Statistik
Provinsi Sumatera Utara, 2020) 4.1.1.3 Gambaran Umum Provinsi Sumatera Barat
Provinsi Sumatera Barat ibu kotanya terletak di Padang dengan luas 42.252,30 km².

Provinsi Sumatera Barat terletak antara 00 54’ ntng a n 30 30’ Lialtn danta 98 0 36’-101 0
53’ Bujiur da dilalui oleh garis ekuator atau garis khatulistiwa yang terletak pada garis
lintang 00. Disebelah Utara Provinsi Sumatera berbatasan dengan Provinsi Sumatera
Utara dan Riau, sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Hindia, sebelah Barat
berbatasan dengan Samudera Hindia dan sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi
Jambi dan 66 Bengkulu. Pada tahun 2018 Provinsi Sumatera Barat terdiri atas 12
Kabupaten, 7 Kota, 179 Kecamatan, 230 Kelurahan, 803 Nagari, 126 Desa, 4253 Jorong
dan 4763 RT. Jumlah penduduk Sumatera Barat sebanyak 5.382.077 jiwa (Badan Pusat
Statistik Provinsi Sumatera Barat, 2020) 4.1.1.4 Gambaran Umum Provinsi Riau Provinsi
Riau ibu kotanya terletak di Pekanbaru. Provinsi Riau memiliki luas area sebesar
87.023,66 km2.
Keberadaannya membentang dari lereng Bukit Barisan sampai dengan Selat Malaka,
terletak antara 010 05'00’’ ntng ltn sampai 020 25'00’’ ntng a tu nta 0 00'00’’u r
Timur-1050 05'00’ Bujur Timur. Secara geografis Provinsi Riau berbatasan dengan Selat
Malaka dan Provinsi Sumatera Utara di sebelah Utara, Provinsi Jambi dan Provinsi
Sumatera Barat di sebelah Selatan, Provinsi Kepulauan Riau dan Selat Malaka di sebelah
Timur, dan Provinsi Sumatera Utara di sebelah Barat. Pada tahun 2018 Provinsi Riau
terdiri atas 10 kabupaten, 2 kota, 169 kecamatan, dan 1875 desa/kelurahan. Jumlah
penduduk Riau sebanyak 6.814.909 jiwa (Badan Pusat Statistik Provinsi Riau, 2020)
4.1.1.5

Gambaran Umum Provinsi Jambi Provinsi Jambi ibu kotanya terletak di Jambi. Provinsi
Jambi memiliki luas area sebesar 50.160,05 km2. Secara astronomis, Provinsi Jambi
terletak antara 60 40’30’’ ntng a n 0 00’36” ntng ltn n ntra94 0 58’21” sampai dengan
1410 01’10”BujTmdadial egas kuaor tu ri 67 khatulistiwa yang terletak pada garis lintang
00. Berdasarkan letak geografisnya, Provinsi Jambi di sebelah Utara berbatasan dengan
Negara Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand dan Laut Cina Selatan. Sebelah Selatan
berbatasan dengan Negara Australia, Timor Leste, dan Samudera Hindia.

Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia, dan sebelah Timur berbatasan
dengan Negara Papua Nugini dan Samudera Pasifik. Provinsi Jambi terdiri atas 9
kabupaten, 2 kota, 141 kecamatan, 1375 desa, dan 187 kelurahan. Jumlah penduduk
Jambi sebanyak 3.570.272 jiwa (Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi, 2020) 4.1.1.6
Gambaran Umum Provinsi Sumatera Selatan Provinsi Sumatera Selatan ibu kotanya
terletak di Palembang. Sumatera Selatan merupakan datarn rendah dengan ketinggian
rata-rata +79 meter diatas peukan uttrleapaposi - 4’ ntng ltn n nta 02’ - 106’ Bujur
Timur. Luas wilayah Sumatera Selatan seluas 86.700,68 km2.

Wilayah Provinsi Sumatera Selatan bagian utara berbatasan dengan Provinsi Jambi,
bagian timur berbatasan dengan Provinsi Bangka-Belitung, bagian selatan berbatasan
dengan Provinsi Lampung, dan bagian barat berbatasan dengan Provinsi Bengkulu.
Provinsi Sumatera Selatan terdiri atas 13 kabupaten, 4 kota, 236 kecamatan, 386
kelurahan, 2.853 desa. Jumlah penduduk Sumatera Selatan sebanyak 8.370.320 jiwa
(Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan, 2020) 68 4.1.1.7 Gambaran Umum
Provinsi Bengkulu Provinsi Bengkulu ibu kotanya terletak di Bengkulu. Luas wilayah
Provinsi Bengkulu sebesar 19.919,33 km2.

Wilayah Provinsi Bengkulu memanjang dari perbatasan Provinsi Sumatera Barat sampai
ke perbatasan Provinsi Lampung dan jaraknya lebih kurang 567 kilometer.Secara
astronomis, Provinsi Bengkulu terletak aa2°16’ pa3°31 ’ ntng ltn n nta sapa Bujur Timur.
Sementara jika dilihat dari letak geografisnya, Provinsi Bengkulu di sebelah utara
berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat, di sebelah selatan berbatasan dengan
Samudera Indonesia dan Provinsi Lampung, di sebelah barat berbatasan dengan
Samudera Indonesia, dan di sebelah timur berbatasan dengan Provinsi Jambi dan
Provinsi Sumatera Selatan. Provinsi Bengkulu terdiri atas 9 kabupaten, 1 kota, 128
kecamatan, dan 1.514 desa/kelurahan. Jumlah penduduk Bengkulu sebanyak 1.963.300
jiwa (Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu, 2020) 4.1.1.8 Gambaran Umum Provinsi
Lampung Provinsi Lampung ibu kotanya terletak di Bandar Lampung.

Provinsi Lampung merupakan dataran tinggi dengan ketinggian rata- rata 300 - 500
meter dits rmalutteetk da sapa BujTur dam 3°45’ Lialtn. Lualy ah Lampung tercatat
34.623,80 km2. Wilayah Provinsi Lampung bagian utara berbatasan dengan Provinsi
Sumatera Selatan dan Bengkulu, bagian timur berbatasan dengan Laut Jawa, bagian
selatan berbatasan dengan Selatan Sunda, dan bagian barat berbatasan dengan
Samudera 69 Indonesia. Provinsi Lampung terdiri atas 13 kabupaten, 2 kota, 228
kecamatan, 2.651 desa/kelurahan. Jumlah penduduk Provinsi Lampung sebanyak
8.370.485 jiwa (Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, 2020) 4.1.1.9

Gambaran Umum Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Provinsi Kepulauan Bangka


Belitung ibu kotanya terletak di Pangkal Pinang. Luas wilayah Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung sebesar 81.725,06 km2. Sea stiProvi puluaBagkaBeiung eeapa sapa 109°30’
Bujiur dapa 4°10’ Lialtn. Besan posisi geografisnya, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
sebelah barat berbatasan dengan Selat Bangka, sebelah timur berbatasan dengan Selat
Karimata, sebelah utara berbatasan dengan Laut Natuna dan sebelah Selatan
berbatasan dengan Laut Jawa.

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terdiri atas 6 kabupaten, 1 kota, 47 kecamatan, 82


kelurahan, 309 desa. Jumlah penduduk Kepulauan Bangka Belitung sebanyak 1.459.873
jiwa (Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2020) 4.1.1.10 Gambaran
Umum Provinsi Kepulauan Riau Provinsi Kepulauan Riau ibu kotanya terletak di Tanjung
Pinang. Luas wilayah Provinsi Kepulauan Riau sebesar 11.521,06 km2. Secara astronomis,
Provinsi Kepulauan Riau terletak arantnltn dantng Utraseaaa BujTmsapa nga109°4’ ur
iur. Berdasarkan data dari Biro Pemerintahan, Provinsi Kepulauan Riau terdiri dari 70
1.796 pulau.

Berdasarkan posisi geografisnya, sebagai salah satu provinsi yang berbatasan langsung
dengan beberapa negara ASEAN, Provinsi Kepulauan Riau memiliki posisi yang sangat
strategis. Selain itu, Provinsi Kepulauan Riau juga berbatasan langsung dengan
beberapa provinsi lainnya di Indonesia. Sebelah Utara berbatasan dengan Vietnam dan
Kamboja, sebelah Selatan berbatasan dengan Sumatera Selatan dan Jambi, sebelah
Barat berbatasan dengan Singapura, Malaysia, dan Provinsi Riau, dan sebelah Timur
berbatasan dengan Malaysia dan Kalimantan Barat.

Pada tahun 2018 Provinsi Kepulauan Riau terdiri atas 12 Kabupaten, 7 Kota, 179
Kecamatan, 416 Desa/Kelurahan. Jumlah penduduk Kepulauan Riau sebanyak 2.136.521
jiwa (Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau, 2020) Tabel 4.1 Provinsi-Provinsi
Pulau Sumatera No Provinsi Ibu Kota Luas (Km2) Populasi (Jiwa) 1 Aceh Banda Aceh
57.956 5.281.314 2 Sumatera Utara Medan 72.981,23 14.415.391 3 Sumatera Barat
Padang 42.252,24 5.382.077 4 Riau Pekanbaru 87.023,66 6.814.909 5 Jambi Jambi
50.160,05 3.570.272 6 Sumatera Selatan Palembang 86.700,68 8.370.320 7 Bengkulu
Bengkulu 19.919,33 1.963.300 8 Lampung Bandar Lampung 34.623,80 8.370.485 9
Kep.Bangka Belitung Pangkal Pinang 81.725,06 1.459.873 10 Kep.Riau Tanjung Pinang
11.521,06 2.136.521 Sumber: (Badan Pusat Statistik Indonesia, 2020) 4.1.2 Deskripsi Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik
(BPS) Republik Indonesia.

Dalam penelitian ini menggunakan alat analisis 71 regresi data panel dimana variabel
terikatnya menggunakan variabel pertumbuhan ekonomi dan variabel bebasnya
menggunakan variabel Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja, Tingkat Pengangguran
Terbuka, dan Upah Minimum Provinsi. Dibawah ini merupakan deskripsi data yang
digunakan untuk perhitungan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut : 4.1.2.1
Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi di setiap provinsi-provinsi yang ada di
Pulau Sumatera bervariasi. Hal ini dikarenakan oleh kondisi geografis maupun sumber
daya manusia yang dimiliki dari setiap provinsi yang ada di Pulau Sumatera
berbeda-beda. Dibawah ini merupakan pertumbuhan ekonomi seluruh provinsi yang
ada di Pulau Sumatera. Tabel 4.2

Pertumbuhan Ekonomi Seluruh Provinsi Di Pulau Sumatera Tahun 2014- 2018 (Persen)
No Provinsi Tahun 2014 2015 2016 2017 2018 1 Aceh 1.55 -0.73 3.29 4.18 4.61 2
Sumatera Utara 5.23 5.1 5.18 5.12 5.18 3 Sumatera Barat 5.88 5.53 5.27 5.29 5.14 4 Riau
2.71 0.22 2.18 2.68 2.34 5 Jambi 7.36 4.21 4.37 4.64 4.71 6 Sumatera Selatan 4.79 4.42
5.04 5.51 6.04 7 Bengkulu 5.48 5.13 5.28 4.98 4.99 8 Lampung 5.08 5.13 5.14 5.16 5.25 9
Kep.Bangka Belitung 4.67 4.08 4.1 4.47 4.45 10 Kep.Riau 6.6 6.02 4.98 2.00 4.56 Sumber:
Badan Pusat Statistik Indonesia, 2020 Dari tabel 4.2

yang diperoleh dari publikasi Badan Pusat Statistik Indonesia, 2020, menunjukkan bahwa
pertumbuhan ekonomi dari 10 Provinsi di Pulau 72 Sumatera selama lima tahun dari
tahun 2014 sampai dengan tahun 2018 berfluktuatif. Pada tahun 2014 pertumbuhan
ekonomi tertinggi dari 10 provinsi di Pulau Sumatera dengan tingkat pertumbuhan
ekonominya di atas 5 persen adalah Provinsi Jambi, Provinsi Kepulauan Riau, Provinsi
Sumatera Barat, Provinsi Bengkulu, Provinsi Sumatera Utara dan Provinsi Lampung.
Sementara, provinsi dengan kondisi pertumbuhan ekonomi terendah yaitu di bawah 5
persen adalah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi
Riau dan Provinsi Aceh.

Pada tahun 2015 pertumbuhan ekonomi tertinggi dari 10 provinsi di Pulau Sumatera
dengan tingkat pertumbuhan ekonominya di atas 5 persen adalah Provinsi Kepulauan
Riau, Provinsi Sumatera Barat, Provinsi Bengkulu, Provinsi Lampung, dan Provinsi
Sumatera Utara. Sementara, provinsi dengan kondisi pertumbuhan ekonomi terendah
yaitu di bawah 5 persen adalah Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Jambi, Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung, Provinsi Riau, dan Provinsi Aceh. Pada tahun 2016
pertumbuhan ekonomi tertinggi dari 10 provinsi di Pulau Sumatera dengan tingkat
pertumbuhan ekonominya di atas 5 persen adalah Provinsi Bengkulu, Provinsi Sumatera
Barat, Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Lampung, dan Provinsi Sumatera Selatan.
Sementara, provinsi dengan kondisi pertumbuhan ekonomi terendah yaitu di bawah 5
persen adalah Provinsi Kepulauan Riau, Provinsi Jambi, Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung, Provinsi Aceh dan Provinsi Riau.

73 Pada tahun 2017 pertumbuhan ekonomi tertinggi dari 10 provinsi di Pulau Sumatera
dengan tingkat pertumbuhan ekonominya di atas 5 persen adalah Provinsi Sumatera
Selatan, Provinsi Sumatera Barat, Provinsi Lampung, dan Provinsi Sumatera Utara.
Sementara, provinsi dengan kondisi pertumbuhan ekonomi terendah yaitu di bawah 5
persen adalah Provinsi Bengkulu, Provinsi Jambi, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,
Provinsi Aceh, Provinsi Riau dan Provinsi Kepulauan Riau. Pada tahun 2018
pertumbuhan ekonomi tertinggi dari 10 provinsi di Pulau Sumatera dengan tingkat
pertumbuhan ekonominya di atas 5 persen adalah Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi
Lampung, Provinsi Sumatera Utara dan Provinsi Sumatera Barat.

Sementara, provinsi dengan kondisi pertumbuhan ekonomi terendah yaitu di bawah 5


persen adalah Provinsi Bengkulu, Provinsi Jambi, Provinsi Aceh, Provinsi Kepulauan Riau,
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Provinsi Riau. 4.1.2.2 Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) merupakan seberapa banyak
keikutsertaan orang atau masyarakat dalam menjelaskan tentang penduduk yang
mampu melakukan kegiatan produksi (Mankiw, 2018). TPAK merupakan sumber daya
manusia yang menjadi salah satu faktor penting dalam proses pertumbuhan ekonomi,
karena manusia merupakan penggerak dalam aktivitas ekonomi.

Dibawah ini merupakan TPAK seluruh provinsi yang ada di Pulau Sumatera yaitu sebagai
berikut : 74 Tabel 4.3 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Seluruh Provinsi Di Pulau
Sumatera Tahun 2014-2018 (Persen) No Provinsi Tahun 2014 2015 2016 2017 2018 1
Aceh 63.06 63.44 64.26 63.74 64.24 2 Sumatera Utara 67.07 67.28 65.99 68.88 71.82 3
Sumatera Barat 65.19 64.56 67.08 66.29 67.26 4 Riau 63.31 63.22 66.25 64.00 65.23 5
Jambi 65.59 66.14 67.54 67.52 68.46 6 Sumatera Selatan 68.85 68.53 71.59 69.50 68.69 7
Bengkulu 68.29 70.67 72.69 69.30 70.06 8 Lampung 66.99 65.60 69.61 67.83 69.67 9
Kep.Bangka Belitung 65.45 66.71 68.93 66.72 67.79 10 Kep.Riau 65.95 65.07 65.93 66.41
64.72 Sumber: Badan Pusat Statistik Indonesia, 2020 Dari tabel 4.3

yang diperoleh dari publikasi Badan Pusat Statistik Indonesia, 2020, menunjukkan bahwa
jumlah TPAK tahun 2014-2018 seluruh provinsi di Pulau Sumatera mengalami fluktuatif.
Pada Tahun 2014 TPAK tertinggi berada di Provinsi Provinsi Sumatera Selatan dan
terendah berada di Provinsi Aceh. Pada tahun 2015 TPAK tertinggi berada di Provinsi
Bengkulu dan terendah berada di Provinsi Riau. Pada tahun 2016 TPAK tertinggi berada
di Provinsi Bengkulu dan terendah berada di Provinsi Aceh. Pada tahun 2017 TPAK
tertinggi berada di Provinsi Sumatera Selatan dan terendah berada di Provinsi Aceh.

Dan pada tahun 2018 TPAK tertinggi berada di Provinsi Sumatera Utara dan terendah
berada di Provinsi Aceh. 4.1.2.3 Tingkat Pengangguran Terbuka Tingkat Pengangguran
Terbuka (TPT) provinsi – provinsi di Pulau Sumatera sangat beragam. Hal ini dikarenakan
sumber daya manusia berbeda beda 75 di setiap provinsi yang terletak di Pulau
Sumatera. Dibawah ini merupakan pertumbuhan ekonomi seluruh provinsi yang ada di
Pulau Sumatera : Tabel 4.4 Tingkat Pengangguran Terbuka Seluruh Provinsi Di Pulau
Sumatera Tahun 2014-2018 (Persen) No Provinsi Tahun 2014 2015 2016 2017 2018 1
Aceh 9.02 9.93 7.57 6.57 6.36 2 Sumatera Utara 6.23 6.71 5.84 5.60 5.56 3 Sumatera
Barat 6.50 6.89 5.09 5.58 5.55 4 Riau 6.56 7.83 7.43 6.22 6.20 5 Jambi 5.08 4.34 4.00 3.87
3.86 6 Sumatera Selatan 4.96 6.07 4.31 4.39 4.23 7 Bengkulu 3.47 4.91 3.30 3.74 3.51 8
Lampung 4.79 5.14 4.62 4.33 4.06 9 Kep.Bangka Belitung 5.14 6.29 2.60 3.78 3.65 10
Kep.Riau 6.69 6.20 7.69 7.16 7.12 Sumber: Badan Pusat Statistik Indonesia, 2020 Dari
tabel 4.4 yang diperoleh dari publikasi Badan Pusat Statistik Indonesia, 2020,
menunjukkan bahwa jumlah TPT tahun 2014-2018 seluruh provinsi di Pulau Sumatera
mengalami fluktuatif.

Pada tahun 2014 TPT tertinggi dari 10 provinsi di Pulau Sumatera dengan tingkat TPT di
atas 5 persen adalah Provinsi Aceh, Provinsi Kep.Riau, Provinsi Riau, Provinsi Sumatera
Barat, Provinsi Jambi, Provinsi Sumatera Utara, dan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Sementara, provinsi dengan kondisi pertumbuhan ekonomi terendah yaitu di bawah 5
persen adalah Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Lampung dan Provinsi Bengkulu.

Pada tahun 2015 TPT tertinggi dari 10 provinsi di Pulau Sumatera dengan tingkat TPT di
atas 5 persen adalah Provinsi Aceh, Provinsi Kep.Riau, Provinsi Riau, Provinsi Sumatera
Barat, Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Sumatera 76 Selatan, Provinsi Lampung dan
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Sementara, provinsi dengan kondisi pertumbuhan
ekonomi terendah yaitu di bawah 5 persen adalah Provinsi Jambi dan Provinsi Bengkulu.

Pada tahun 2016 TPT tertinggi dari 10 provinsi di Pulau Sumatera dengan tingkat TPT di
atas 5 persen adalah Provinsi Aceh, Provinsi Sumatera Barat, Provinsi Sumatera Utara,
Provinsi Riau dan Provinsi Kepulauan Riau. Sementara, provinsi dengan kondisi
pertumbuhan ekonomi terendah yaitu di bawah 5 persen adalah Provinsi Jambi, Provinsi
Sumatera Selatan, Provinsi Bengkulu, Provinsi Lampung dan Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung. Pada tahun 2017 TPT tertinggi dari 10 provinsi di Pulau Sumatera dengan
tingkat TPT di atas 5 persen adalah Provinsi Aceh, Provinsi Sumatera Barat, Provinsi
Sumatera Utara, Provinsi Riau dan Provinsi Kepulauan Riau.

Sementara, provinsi dengan kondisi pertumbuhan ekonomi terendah yaitu di bawah 5


persen adalah Provinsi Jambi, Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Bengkulu, Provinsi
Lampung dan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Pada tahun 2018 TPT tertinggi dari
10 provinsi di Pulau Sumatera dengan tingkat TPT di atas 5 persen adalah Provinsi Aceh,
Provinsi Sumatera Barat, Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Riau dan Provinsi Kepulauan
Riau. Sementara, provinsi dengan kondisi pertumbuhan ekonomi terendah yaitu di
bawah 5 persen adalah Provinsi Jambi, Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Bengkulu,
Provinsi Lampung dan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. 77 4.1.2.4

Upah Minimum Provinsi Upah Minimum Provinsi (UMP) provinsi – provinsi di Pulau
Sumatera sangat bervariasi. Hal ini dikarenakan sumber daya manusia maupun sumber
daya alam berbeda beda di setiap provinsi yang terletak di Pulau Sumatera. Dibawah ini
merupakan UMP seluruh provinsi yang ada di Pulau Sumatera : Tabel 4.5 Upah
Minimum Provinsi Seluruh Provinsi Di Pulau Sumatera Tahun 2014- 2018 (Persen) No
Provinsi Tahun 2014 2015 2016 2017 2018 1 Aceh 1.750.000 1.900.000 2.118.500
2.500.000 2.717.750 2 Sumatera Utara 1.505.850 1.625.000 1.811.875 1.961.354
2.132.188 3 Sumatera Barat 1.490.000 1.615.000 1.800.725 1.949.284 2.119.067 4 Riau
1.700.000 1.878.000 2.095.000 2.266.722 2.464.154 5 Jambi 1.502.300 1.710.000
1.906.650 2.063.000 2.243.718 6 Sumatera Selatan 1.825.000 1.974.346 2.206.000
2.388.000 2.595.995 7 Bengkulu 1.350.000 1.500.000 1.605.000 1.730.000 1.888.741 8
Lampung 1.399.037 1.581.000 1.763.000 1.908.447 2.074.673 9 Kep.Bangka Belitung
1.640.000 2.100.000 2.341.500 2.534.673 2.755.443 10 Kep.Riau 1.665.000 1.954.000
2.178.710 2.358.454 2.563.875 Sumber: Badan Pusat Statistik Indonesia, 2020 Dari tabel
4.4

yang diperoleh dari publikasi Badan Pusat Statistik Indonesia, 2020, menunjukkan bahwa
jumlah UMP tahun 2014-2018 seluruh provinsi di Pulau Sumatera mengalami
peningkatan. Pada tahun 2014 UMP tertinggi di Pulau Sumatera berada di Provinsi
Sumatera Selatan sebesar 1.825.000 dan terendah berada di Provinsi Bengkulu sebesar
1.350.000. Pada tahun 2015 UMP tertinggi di Pulau Sumatera berada di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung sebesar 2.100.000 dan terendah berada di Provinsi Bengkulu
sebesar 1.500.000.

Pada tahun 2016 UMP tertinggi berada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebesar
2.341.500 dan terendah berada di 78 Provinsi Bengkulu sebesar 1.605.000. Pada tahun
2017 UMP tertinggi berada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebesar 2.534.673
dan terendah berada di Provinsi Bengkulu sebesar 1.730.000. Dan pada tahun 2018 UMP
tertinggi berada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebesar 2.755.443 dan terendah
berada di Provinsi Bengkulu sebesar 1.888.741. 4.1.3 Hasil Uji Asumsi Klasik 4.1.3.1 Hasil
Uji Multikolienaritas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).

Untuk menguji korelasi antara variabel bebas maka di uji dengan menggunakan
correlation yang apabila nilai korelasinya di atas 0,80 maka terdeteksi terjadinya
multikolienaritas. Hasil pengujian multikolienaritas dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut : Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolienaritas TPAK TPT LOG(UMP) TPAK 1 -0.708334
-0.037107 TPT -0.708334 1 0.001736 LOG(UMP) -0.037107 0.001736 1 Sumber: Hasil
penelitian (data diolah, 2020) Dari hasil uji multikolienaritas pada Tabel 4.6 tersebut
antar variabel independen yaitu variabel TPAK, variabel TPT dan variabel LOG(UMP)
dalam penelitian ini tidak adanya hubungan korelasi.

Artinya dalam penelitian ini terbebas dari multikolinieritas atau tidak terjadi adanya
gangguan multikolienaritas. 79 4.1.3.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas Uji
heteroskedastisitas adalah keadaan dimana varian dari setiap gangguan tidak konstan.
Pengujian heteroskedastisitas dengan menggunakan uji Harvey test dengan bantuan
program E-Views 10. Untuk mendeteksi apakah dalam penelitian ini adanya
heteroskedastisitas yaitu dengan melihat nilai probabilitas Obs*R- squared. Apabila nilai
probabilitas Obs*R-squared lebih besar dari tingkat alpha 5% maka tidak terjadi
heteroskedastisitas. Berikut merupakan hasil dari pengujian heteroskedastisitas dalam
penelitian ini. Tabel 4.7

Hasil Uji Heteroskedastisitas Heteroskedasticity Test: Harvey F-statistic 2.381318 Prob.


F(3,46) 0.0817 Obs*R-squared 6.721323 Prob. Chi-Square(3) 0.0813 Scaled explained SS
15.20428 Prob. Chi-Square(3) 0.0017 Sumber: Hasil penelitian (data diolah, 2020)
Berdasarkan pada Tabel 4.7 di atas dapat dilihat bahwa probabilitas dari Obs*R-squared
lebih besar dari alpha 5% (0,0813 > 0,05). Maka dalam penelitian ini terbebas dari
heteroskedastisitas. 4.1.4 Pemilihan Model Estimasi Data Panel Data panel terdapat tiga
model estimasi yaitu, yaitu pooling least square (Common Effect), pendekatan efek tetap
(Fixed Effect), pendekatan efek random 80 (Random Effect) yang akan di uji yang mana
terbaik untuk digunakan dalam penelitian ini. Pengujian tersebut dilakukan dengan
pengujian F-Restricted test (uji Chow), Hausman test dan Pengujian Bruch Pagan
Lagrange Multiplier (Uji LM). 4.1.4.1

Chow Test Pengujian ini dilakukan untuk menguji pooling least square (Common Effect)
dengan pendekatan efek tetap (Fixed Effect) dalam melihat model manakah yang
terbaik dari kedua model tersebut yang dapat dilihat dari nilai probabilitas Chi-Square
pada tabel berikut : Tabel 4.8 Hasil Pengujian Chow Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 4.796915 (9,37) 0.0003 Cross-section Chi-square 38.662969 9 0.0000
Sumber: Hasil Penelitian (data diolah, 2020) Berdasarkan Tabel 4.8 di atas dapat dilihat
bahwa nilai probabilitas Chi- Square sebesar 0,0000 yang diperoleh dari regresi Fixed
Effect.

Dari hasil di atas menunjukkan bahwa nilai dari probabilitas Chi-Square lebih kecil dari
alpha 5% (0,0000 < 0,05) artinya model regresi dengan pendekatan efek tetap (Fixed
Effect) lebih baik dari pada pooling least square (Common Effect). 81 1. Hausman Test
Pengujian ini dilakukan untuk menguji Fixed Effect dengan Random Effect) dalam
melihat model manakah yang terbaik dari kedua model tersebut yang dapat dilihat dari
nilai probabilitas Chi-Square pada tabel berikut : Tabel 4.9 Hasil Pengujian Hausman
Test Summary Chi-Sq.Statistic Chi-Sq. d.f. Prob. Cross-section random 3.332673 3 0.3431
Sumber: Hasil Penelitian (data diolah, 2020) Berdasarkan Tabel 4.9

di atas menunjukkan bahwa nilai probabilitas Chi- square sebesar 0,3431 lebih besar
dari alpha 5% (0,3431 > 0,05) maka model regresi yang terpilih dalam penelitian ini
adalah model Random Effect, sehingga perlu dilanjutkan untuk uji lagrange multiplier. 2.
Lagrange Multiplier Test (LM-Test) Lagrange Multiplier Test (LM-Test) dilakukan untuk
melihat Common Effect lebih baik dari pada Random Effect dengan melihat nilai
probabilitas Breusch – Pagan pada kolom Both. Apabila nilai probabilitasnya lebih kecil
dari nilai alpha 5% maka model regresi data panel yang terpilih adalah Random Effetct.
82 Tabel 4.10 Uji Lagrange Multiplier Lagrange Multiplier Tests for Random Effects Null
hypotheses: No effects Alternative hypotheses: Two-sided (Breusch-Pagan) and
one-sided (all others) alternatives Test Hypothesis Cross- section Time Both
Breusch-Pagan 11.90311 1.022793 12.92590 (0.0006) (0.3119) (0.0003) Sumber: Hasil
penelitian (data diolah, 2020) Berdasarkan Tabel 4.10 di atas menunjukkan bahwa nilai
probabilitas Breusch-Pagan pada Both sebesar 0,0003 lebih kecil dari alpha 5% (0,0003
< 0,05).

Dengan demikian model regresi yang terpilih atau sesuai dengan karakteristik data
dalam penelitian ini adalah Random Effect Model (REM). 4.1.5 Analisis Data Panel Data
panel adalah data gabungan yang terdiri dari data time series dan data cross section.
Data time series dalam penelitian ini sebanyak 5 tahun dari tahun 2014-2018,
sedangkan data cross section dalam penelitian ini sebanyak 10 Provinsi di Pulau
Sumatera. Model yang terbaik dalam penelitian ini adalah model Random Effect. Hal ini
dapat dilihat dari hasil pengujian pemilihan teknik estimasi data panel pada Tabel 4.8,
Tabel 4.9 dan Tabel 4.10. Berikut ini hasil regresi model Random Effect yang terpilih
pada penelitian ini. 83 Tabel 4.11 Hasil Pengujian Random Effect Yang Terpilih Variable
Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 39.52578 14.76408 2.677158 0.0103 TPAK
-0.076319 0.104299 -0.731732 0.4680 TPT -0.707877 0.164891 -4.292997 0.0001
LOG(UMP) -1.796128 0.946972 -1.896706 0.0642 Sumber: Hasil penelitian (data diolah,
2020) Berdasarkan pada Tabel 4.11 di atas maka dapat diperoleh persamaan hasil
regresi sebagai berikut: PE= 39.52578 – 0.076319TPAK - 0.707877TPT -
1.796128LOG(UMP) Dari persamaan diatas diketahui bahwa nilai koefisien konstanta
adalah sebesar 39.52578 artinya apabila variabel independen TPAK,TPT dan UMP
dianggap konstan/tetap, maka nilai pertumbuhan ekonominya sebesar 39.52578.

Nilai koefisien dari variabel TPAK sebesar -0.076319 artinya apabila jumlah Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja meningkat sebesar 1% maka pertumbuhan ekonomi akan
menurun sebesar 0.076319. Nilai koefisien dari variabel TPT sebesar -0.707877 artinya
apabila jumlah Tingkat Pengangguran Terbuka meningkat sebesar 1% maka
pertumbuhan ekonomi akan menurun sebesar 0.707877. Selanjutnya adalah nilai
koefisien dari variabel UMP sebesar -1.796128 artinya apabila Upah Minimum Provinsi
meningkat sebesar 1 Rupiah maka pertumbuhan ekonomi akan menurun sebesar
1.796128. 84 1. Analisis Tiap Provinsi di Pulau Sumatera Pada Tahun 2014-2018 1.

Provinsi Aceh Koefisien regresi Random effect pada Provinsi Aceh sebesar -0.236597
dengan nilai Constanta sebesar 39.52578, artinya apabila terdapat perubahan pada
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja, Tingkat Pengangguran Terbuka dan Upah Minimum
Provinsi maka Provinsi Aceh akan mendapat pengaruh individu terhadap pertumbuhan
ekonomi sebesar -0,24 %. 2. Provinsi Bengkulu Koefisien regresi Random effect pada
Provinsi Bengkulu sebesar -0.529955 dengan nilai Constanta sebesar 39.52578, artinya
apabila terdapat perubahan pada Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja, Tingkat
Pengangguran Terbuka dan Upah Minimum Provinsi maka Provinsi Bengkulu akan
mendapat pengaruh individu terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar -0,53 %. 3.

Provinsi Jambi Koefisien regresi Random effect pada Provinsi Jambi sebesar -0.341486
dengan nilai Constanta sebesar 39.52578, artinya apabila terdapat perubahan pada
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja, Tingkat Pengangguran Terbuka dan Upah Minimum
Provinsi maka Provinsi Jambi akan mendapat pengaruh individu terhadap pertumbuhan
ekonomi sebesar -0,34 %. 4. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Koefisien regresi
Random effect pada Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebesar -0.607652 dengan nilai
Constanta sebesar 39.52578, artinya apabila terdapat perubahan pada Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja, Tingkat 85 Pengangguran Terbuka dan Upah Minimum
Provinsi maka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung akan mendapat pengaruh individu
terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar -0,61 %.

5. Provinsi Kepulauan Riau Koefisien regresi Random effect pada Provinsi Kepulauan
Riau sebesar - 0.341486 dengan nilai Constanta sebesar 39.52578, artinya apabila
terdapat perubahan pada Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja, Tingkat Pengangguran
Terbuka dan Upah Minimum Provinsi maka Provinsi Kepulauan Riau akan mendapat
pengaruh individu terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar -0,34 %. 6. Provinsi
Lampung Koefisien regresi Random effect pada Provinsi Lampung sebesar -0.116363
dengan nilai Constanta sebesar 39.52578, artinya apabila terdapat perubahan pada
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja, Tingkat Pengangguran Terbuka dan Upah Minimum
Provinsi maka Provinsi Lampung akan mendapat pengaruh individu terhadap
pertumbuhan ekonomi sebesar -0,12 %. 7.

Provinsi Riau Koefisien regresi Random effect pada Provinsi Riau sebesar -1.316752
dengan nilai Constanta sebesar 39.52578, artinya apabila terdapat perubahan pada
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja, Tingkat Pengangguran Terbuka dan Upah Minimum
Provinsi maka Provinsi Riau akan mendapat pengaruh individu terhadap pertumbuhan
ekonomi sebesar -1,32 %. 86 8. Provinsi Sumatera Barat Koefisien regresi Random effect
pada Provinsi Sumatera Barat sebesar 0.796950 dengan nilai Constanta sebesar
39.52578, artinya apabila terdapat perubahan pada Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja,
Tingkat Pengangguran Terbuka dan Upah Minimum Provinsi maka Provinsi Sumatera
Barat akan mendapat pengaruh individu terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 0,8 %.
9.

Provinsi Sumatera Selatan Koefisien regresi Random effect pada Provinsi Sumatera
Selatan sebesar - 0.438170 dengan nilai Constanta sebesar 39.52578, artinya apabila
terdapat perubahan pada Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja, Tingkat Pengangguran
Terbuka dan Upah Minimum Provinsi maka Provinsi Sumatera Selatan akan mendapat
pengaruh individu terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 0,44 %. 10. Provinsi
Sumatera Utara Koefisien regresi Random effect pada Provinsi Sumatera Utara sebesar
0.766187 dengan nilai Constanta sebesar 39.52578, artinya apabila terdapat perubahan
pada Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja, Tingkat Pengangguran Terbuka dan Upah
Minimum Provinsi maka Provinsi Sumatera Utara akan mendapat pengaruh individu
terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 0,77 %. 4.1.6
Pengujian Hipotesis Setelah ditemukan model yang terbaik dalam penelitian ini yaitu
model Random Effect, maka selanjutnya akan dilakukan pengujian hipotesis Uji t dan Uji
F dari persamaan yang diperoleh hasil analisis data yaitu sebagai berikut: 87 4.1.6.1 Uji
Parsial (Uji t) Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen
dalam penelitian ini berpengaruh terhadap variabel dependen secara individu yaitu
dengan melihat nilai thitung > ttabel , maka secara parsial variabel independent
berpengaruh terhadap variabel dependent variabel. Berikut ini adalah hasil pengujian
secara parsial dalam penelitian ini. Tabel 4.12 Hasil Pengujian Secara Parsial (Uji t)
Variabel Bebas t-statistik t-Tabel Prob Keterangan Hipotesis TPAK -0.731732 1.67866
0.4680 T. Signifikan Tolak ?? 1 ?? 2 ?? 3 Dari hasil pengujian secara parsial (Uji t) pada
tabel 4.12 diatas dijelaskan bahwa variabel Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (X1)
memiliki nilai thitung sebesar -0.731732 dengan nilai probabilitas sebesar 0.4680
sementara nilai ttabel dengan (df) = n-k (50- 4da 0.05 dirolh nia sesaka hitung < ttabel
yaitu -0.731732 < 1.67866 dengan nilai signifikan 0.4680 > 0.05.

Maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (X1)
tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi-
Provinsi di Pulau Sumatera tahun 2014-2018. Variabel Tingkat Pengangguran Terbuka
(X2) memiliki nilai thitung sebesar - 4.292997 dengan nilai probabilitas sebesar 0.0001
sementara nilai ttabel dengan (df) = n-k (50- 4 = 46) pa a = 0.05 dirolh nia sesaka
hitung > ttabel 88 yaitu -4.292997 > 1.67866 dengan nilai signifikan 0.0001 < 0.05.
Maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial Tingkat Pengangguran Terbuka (X2)
berpengaruh dan signifikan secara negatif terhadap Pertumbuhan Ekonomi provinsi –
provinsi di Pulau Sumatera tahun 2014-2018.

Variabel Upah Minimum Provinsi (X3) memiliki nilai thitung sebesar - 1.896706 dengan
nilai probabilitas sebesar 0.0642 sementara nilai ttabel dengan (df) = n-k (50- 4 = 46) pa
a = 0.05 dirolh nia sesaka hitung > ttabel yaitu -1.896706 > 1.67866 dengan nilai
signifikan 0.0642 > 0.05. Maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial Upah Minimum
Provinsi (X3) berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi
provinsi – provinsi di Pulau Sumatera tahun 2014-2018. 4.1.6.2 Uji Simultan (Uji F)
Pengujian ini dilakukan untuk menguji besarnya pengaruh dari seluruh variabel
independent (TPAK, TPT dan UMP) secara simultan tehadap variabel dependent
(Pertumbuhan Ekonomi).

Jika nilai Fhitung > Ftabel maka secara bersama- sama variabel independent
mempengaruhi variabel dependent. Berikut hasil pengujian simultan (uji F) pada
penelitian ini: Tabel 4.13 Hasil Pengujian Secara Simultan (uji F) F Statistik F Tabel
Probability Keterangan 6.970146 2.81 0.000580 Signifikan Sumber: Hasil penelitian (data
diolah, 2020) 89 Dari hasil pengujian secara simultan (Uji F) pada tabel 4.13 diatas
dijelaskan bahwa nilai Fhitung sebesar 6.970146 dengan nilai signifikan 0.000580
sementara nilai Ftabel dengan df = (k-1) (n-k) = (4-1) (50-4) = (3) (46) yaitu sebesar 2.81
daa 0.05. kaniaiF hitung > Ftabel dengan nilai 6.970146 > 2.81 dengan nilai signifikan
0.000580 < 0.05, artinya secara simultan (serentak) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja,
Tingkat Pengangguran Terbuka, dan Upah Minimum Provinsi (independent variable)
berpengaruh terhadap Pertumbuhan Ekonomi (dependent variable).

4.1.6.3 Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi 1. Uji R (Koefisien Korelasi) Untuk
mengetahui tingkat korelasi ataupun hubungan antara variabel bebas terhadap variabel
terikat dapat dilihat dari nilai R-squared. Nilai R-squared dalam penelitian ini sebesar
0.312514. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan variabel bebas terhadap variabel
terikat berhubungan lemah secara positif, karena nilai 0.312514 mendekati positif satu
(+1). Dalam hal ini ketika nilai R-squared memiliki hubungan yang lemah berarti kondisi
penelitian untuk menguji antara variabel bebas terhadap variabel terikat tidak baik. 2.Uji
R2 (Koefisien Determinasi) Koefisien determinasi (R2) merupakan kondisi dimana
variabel bebas menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel terikat yang dapat dilihat
dari nilai Adjusted R-squared.

Dari hasil pengujian pada penelitian ini nilai Adjusted R- squared memiliki nilai sebesar
0.267678 atau 27% dengan kata lain pengaruh 90 antara variabel bebas terhadap
variabel terikat lemah dengan nilai sebesar 26,7%, sedangkan 73.3% dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. 4.2 Pembahasan Model yang
terpilih dalam penelitian ini adalah model Random Effect. Berdasarkan hasil pengujian
secara parsial seperti pada Tabel 4.12, maka keterkaitan variabel bebas dengan variabel
terikat dapat dijelaskan sebagai berikut: 4.2.1

Pengaruh Variabel TPAK Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi- Provinsi Di Pulau


Sumatera Berdasarkan hasil pengujian secara parsial variabel TPAK yang digunakan
dalam penelitian ini tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi, hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.12 bahwa yaitu -0.731732 < 1.67866 dengan
nilai signifikansi 0.4680 > 0.05. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis awal yang
menyatakan bahwa TPAK diduga berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi provinsi-provinsi di Pulau Sumatera.

Hal ini dikarenakan menurut (Indriyani, 2016) kondisi di Indonesia saat ini pada sektor
industri sangat dipengaruhi oleh teknologi padat modal. Penggunaan teknologi diyakini
dapat meningkatkan produktivitas dalam kegiatan ekonomi. Sehingga ketersediaan
tenaga kerja tidak menunjukkan pengaruhnya terhadap produktivitas dan menyebabkan
manfaat dari maksimalnya jumlah angkatan kerja tidak mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi. 91 4.2.2 Pengaruh Variabel TPT Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi-
Provinsi di Pulau Sumatera Berdasarkan hasil pengujian secara parsial variabel TPT yang
digunakan dalam penelitian ini berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
Pertumbuhan Ekonomi provinsi – provinsi di Pulau Sumatera tahun 2014-2018. Hal ini
dapat dilihat pada tabel 4.12 yaitu -4.292997 > 1.67866 dengan nilai signifikansi 0.0001
< 0.05.

Hal ini sesuai dengan hipotesis awal yang menyatakan bahwa TPT diduga berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi provinsi- provinsi di Pulau
Sumatera. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Muharram,
2015) yang menyatakan pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap tingkat pengangguran terbuka di Provinsi Sulawesi Selatan periode 2004-2013.
Tingkat pengangguran yang meningkat akan menyebabkan daya beli masyarakat akan
berkurang sehingga mengakibatkan berkurangnya permintaan terhadap barang
produksi, hal ini akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi yang akan semakin
menurun. 4.2.3

Pengaruh Variabel UMP Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi- Provinsi di Pulau


Sumatera Berdasarkan hasil pengujian secara parsial variabel UMP yang digunakan
dalam penelitian ini berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap Pertumbuhan
Ekonomi provinsi – provinsi di Pulau Sumatera tahun 2014-2018. Hal ini dapat dilihat
pada tabel 4.12 yaitu -1.896706 > 1.67866 dengan nilai signifikansi 92 0.0642 > 0.05. Hal
ini tidak sesuai dengan hipotesis awal yang menyatakan bahwa UMP diduga
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Fauzani, 2019) yang
menyatakan bahwa Upah minimum provinsi memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap kesempatan kerja di Provinsi Jambi, hal ini dapat dilihat nilai koefisien regresi
sebesar 0.469068 artinya jika upah minimum meningkat satu juta rupiah maka
kesempatan kerja meningkat sebesar 0.469068 jiwa, dengan asumsi variable lain
dianggap tetap. Upah minimum provinsi yang meningkat. Secara simultan (serentak)
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja, Tingkat Pengangguran Terbuka, dan Upah Minimum
Provinsi (independent variable) berpengaruh terhadap Pertumbuhan Ekonomi
(dependent variable).

Hal ini dibuktikan dengan nilai Fhitung > Ftabel dengan nilai 6.970146 > 2.81 dengan
nilai signifikan 0.000580 < 0.05, BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil olah data dan pembahasan di atas, maka penulis mencoba menarik
beberapa kesimpulan diantaranya sebagai berikut: 1. Variabel TPAK yang digunakan
dalam penelitian ini tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi dengan nilai -0.731732 < 1.67866 dengan nilai signifikan 0.4680 > 0.05. 2.
Variabel TPT yang digunakan dalam penelitian ini berpengaruh dan signifikan secara
negatif terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan nilai signifikan - 4.292997 > 1.67866
dengan nilai 0.0001 < 0.05. 3. Variabel UMP yang digunakan dalam penelitian ini
berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan nilai
signifikan -1.896706 > 1.67866 dengan nilai signifikansi 0.0642 > 0.05. 5.2 Saran Dari
hasil penelitian yang telah didapatkan maka penulis akan menyampaikan beberapa
saran sebagai berikut: 1.

Saran bagi mahasiswa Ekonomi Pembangunan Universitas Malikussaleh untuk lebih


tertarik meneliti permasalahan-permasalahan di Pulau Sumatera sehingga dapat
memberikan berbagai solusi dari permasalahan yang di hadapi. Terlebih terkait dengan
variabel-variabel yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi. 2. Sebaiknya pihak
pemerintah daerah di Pulau Sumatera lebih meningkatkan perhatiannya kepada
permasalahan ketenagakerjaan seperti pesatnya tingkat partisipasi angkatan kerja agar
lebih produktif dan mengurangi tingkat pengangguran dengan menyediakan lowongan
pekerjaan dan kesempatan untuk bekerja serta melakukan kebijakan kenaikan upah
karena merupakan faktor pendukung dalam meningkatkan perekonomian. 3.

Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis menyarankan kepada peneliti – peneliti


selanjutnya untuk menambah variabel penelitian. Yang tentunya objek dan lokasi
penelitian masih didaerah atau kabupaten yang sama seperti penulis lakukan
sebelumya. DAFTAR PUSTAKA Adisasmita, R. (2013). Teori-Teori Pembangunan
Ekonomi. Graha Ilmu. Adrianto, R. (2013). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil ( Studi Kasus Pada Industri Krupuk Rambak
di Kelurahan Bangsal, Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto ). Jurnal Ilmiah. Amri, K.
(2017).

Analisis pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan pendapatan: Panel data 8 provinsi di


Sumatera. Jurnal Ekonomi Manajemen Teknologi, 1(1), 1 – 11. Andriyani, S. (2018).
Dampak Upah Minimum Provinsi ( UMP ) Terhadap Kesejahteraan Pekerja Buruh Di
Lampung Selatan. 123. Arianto, C. E. (2015). Pengaruh Jumlah Penduduk dan Angka
Pengangguran Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Jember. Jurnal ISEI Jember,
5(April), 4 – 14. Arifin, I. dan G. H. W. (2009). Membuka Cakrawala Ekonomi. Grafindo.
Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh. (2020). Provinsi Aceh Dalam Angka 2019. Badan
Pusat Statistik Provinsi Aceh. Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu. (2020). Provinsi
Bengkulu Dalam Angka 2019. Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu.

Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi. (2020). Provinsi Jambi Dalam Angka 2019. Badan
Pusat Statistik Provinsi Jambi. Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
(2020). Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Dalam Angka 2019. Badan Pusat Statistik
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau.
(2020). Provinsi Kepulauan Riau Dalam Angka 2019. Badan Pusat Statistik Provinsi
Kepulauan Riau. Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung. (2020). Provinsi Lampung
Dalam Angka 2019. Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung. Badan Pusat Statistik
Provinsi Riau. (2020). Provinsi Riau Dalam Angka 2019. Badan Pusat Statistik Provinsi
Riau. Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Barat. (2020).

Provinsi Sumatera Barat Dalam Angka 2019. Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera
Barat. Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan. (2020). Provinsi Sumatera Selatan
Dalam Angka 2019. Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan. Badan Pusat
Statistik Provinsi Sumatera Utara. (2020). Provinsi Sumatera Utara Dalam Angka 2019.
Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara. Basuki, A. T., & Prawoto, N. (2017).
Analisis Regresi Dalam Penelitian Ekonomi & Bisnis: Dilengkapi Aplikasi SPSS & E-views.
PT.Rajagrafindo Persada. Fajrin, V., & Sudarsono, H. (2019). Analisis Pertumbuhan
Ekonomi Di Pulau Madura. Jurnal Ekonomi-Qu, 9(1), 21 – 33. Fauzani, E. (2019).

Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Upah Minimum Provinsi Terhadap


Kesempatan Kerja di Provinsi Jambi. Ekonomis: Journal of Economics and Business, 3(1),
49. Ghozali, I. (2017). Analisis Multivariate dan Ekonometrika dengan E-views 10.
Universitas Diponegoro. Gujarati, D. . (2013). Dasar-Dasar Ekonometrika (Edisi Kelima).
Salemba Empat. Hartanto, T. B., & Masjkuri, S. U. (2017). Analisis Pengaruh Jumlah
Penduduk, Pendidikan, Upah Minimum Dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Terhadap Jumlah Pengangguran Di Kabupaten Dan Kota Provinsi Jawa Timur Tahun
2010-2014. Jurnal Ilmu Ekonomi Terapan, 02(1), 21 – 30. Herniwati, D. P.,

& Handayani, R. (2019). Analisis Pengaruh Jumlah Penduduk, Pendidikan, Upah


Minimum, Dan PDRB Terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka Di Provinsi Jawa Tengah.
Diponegoro Journal of Economics, 1(1), 159. Ikhsan, A. (2014). Metodologi Penelitian
Untuk Akuntansi dan Manajemen. Citapustaka Media. Izzah, N. (2015). Analisis Dampak
Kenaikan Upah Minimum Provinsi, Terhadap Tingkat Pengangguran Dan Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja Di Jakarta 2004-2013. VII(September), 156 – 170. Jhingan, M. .
(2016). Ekonomi Pembangunan Dan Perencanaan (Edisi Keenam). PT.Rajagrafindo
Persada. Levin-Waldman, O. (2014). A Conservative Case for the Minimum Wage.
Challenge, 57(1), 19 – 40. Mankiw, N. . (2018).

Pengantar Ekonomi Makro (Edisi Ketujuh). Salemba Empat. Margolis, J. S., Abuabara, K.,
Bilker, W., Hoffstad, O., & Margolis, D. J. (2014). Persistence of mild to moderate atopic
dermatitis. JAMA Dermatology, 150(6), 593 – 600. Menteri Tenaga Kerja Dan
Transmigrasi Republik Indonesia. (2013). Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Nomor 7 Tahun 2013 Tentang Upah Minimum (pp. 1 – 69). Muharram, N.
A. (2015). Pengaruh Laju Pertumbuhan Ekonomi Jumlah Pengangguran Angkatan Kerja
Terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka di Provinsi Sulawesi Selatan.Makassar. Muslim,
M. R. (2014). Pengangguran Terbuka dan Determinannya.

Jurnal Ekonomi Dan Studi Pembangunan, 15(1), 171 – 181. Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia. (2013). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun
2013 Tentang Perluasan Kesempatan Kerja. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia.
(2015). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2015 Tentang
Pengupahan. Prastyo, A. A. (2010). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat
Kemiskinan (Studi Kasus 35 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Tahun 2003-2007). 1 – 138.
Rasyadi, A. (2011). Pengaruh Produk Domestik Bruto (PDB) Dan Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (TPAK) Terhadap Kemiskinan Di Indonesia. Santoso, A. B. (2017).

Pengaruh Luas Lahan dan Pupuk Bersubsidi Terhadap Produksi Padi Nasional ( Effect of
Land Use and Subsidized Fertilizer for National Rice Production ). 20(3), 208 – 212. Sari,
C. P. M., & Susanti, P. (2018). Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Dan Pertumbuhan
Penduduk Terhadap Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Di Kota Lhokseumawe Periode
2007-2015. Jurnal Ekonomika Indonesia, VII, 1 – 12. Sari, M. (2016). Pengaruh Investasi,
Tenaga Kerja Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di
Indonesia. Jurnal Ekonomi Dan Kebijakan Publik Indonesia, 3(2), 109 – 115. Simanjuntak,
P. . (2015). Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. LPFE-UI. Smith, A.

(2008). An Inquiry Into The Nature And Cause Of The Wealth Of Nation. Methuen &
Co.Ltd. Soemarsono, S. (2009). Ekonomi Manajemen Sumberdaya Manusia dan
Ketenagakerjaan. Graha Ilmu. Subri, M. (2014). Ekonomi Sumber Daya Manusia Dalam
Prespektif Pembangunan (Edisi Revisi). PT.Rajagrafindo Persada. Sugiyono. (2017).
Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta Bandung. Sukirno, S. (2016). Makroekonomi Teori
Pengantar (Edisi Ketiga). PT.Rajagrafindo Persada. Susanto, B. S. (2014). Penyerapan
Tenaga Kerja Dan Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Upah Minimum Di
Indonesia. The Asia Pacific Journal of Management, 2(3), 223 – 242. Syahril. (2014).

Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Kesempatan Kerja Terhadap


Pengangguran di Kabupaten Aceh Barat. Jurnal Ekonomi Dan Kebijakan Publik
Indonesia, 1(2), 79 – 85. Tambunan, T. (2009). UMKM Di Indonesia. Ghalia Indonesia.
Tapparan, S. R. (2017). Pengaruh Upah Minimum dan Investasi terhadap Kesempatan
Kerja di Provinsi Sulawesi Selatan. JlAd’mnira , 4(1), 7. Todaro, M. P. dan S. C. S. (2013).
Pembangunan Ekonomi (Edisi Duabelas). Erlangga. Umamah, M. (2019). Pengawasan
Pelaksanaan Upah Minimum Provinsi Oleh Dinas Tenaga Kerja Provinsi Lampung. 53(9),
1689 – 1699. Widarjono, A. (2017). Ekonometrika: Pengantar dan Aplikasinya (Edisi
Keempat). UPP STIM YKPN.

INTERNET SOURCES:
-------------------------------------------------------------------------------------------
<1% - https://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/download/2655/2402
<1% - http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jep/article/download/3893/4314
<1% -
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40324/1/AYU%20ATHIFAH-F
EB.pdf
<1% - http://eprints.undip.ac.id/62025/1/07_PUTERA.pdf
<1% - http://digilib.uin-suka.ac.id/28879/
<1% -
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47228/1/TENTI%20APRIYANT
I%20RUKMANA-FEB.pdf
<1% -
https://www.researchgate.net/publication/325490802_Impact_of_life_expectancy_literacy
_rate_opened_unemployment_rate_and_gross_domestic_regional_income_per_capita_on
_poverty_in_the_districtscity_in_Central_Sulawesi_Province
<1% -
https://www.researchgate.net/publication/5196559_The_Effect_of_Health_on_Economic_
Growth_Theory_and_Evidence
<1% - https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6284816/
<1% - http://digilib.unila.ac.id/54585/
<1% -
https://www.researchgate.net/publication/321725105_Factors_that_Influence_the_Rate_o
f_Unemployment_in_Indonesia
<1% -
https://www.researchgate.net/publication/251237982_Financial_development_ICT_diffusi
on_and_economic_growth_Lessons_from_MENA_region
<1% -
https://www.scribd.com/document/338294474/Indikator-Kesejahteraan-Rakyat-2015-pd
f
<1% - http://www.jim.unsyiah.ac.id/EKP/article/download/2474/1289
<1% -
https://tugassekolah73.blogspot.com/2017/12/soal-ekonomi-dan-kunci-jawaban.html
<1% - http://ejournal.upbatam.ac.id/index.php/jim/article/download/1001/791/
<1% - http://eprints.undip.ac.id/75918/3/BAB_II.pdf
<1% -
https://akhsoname.blogspot.com/2015/09/fungsiperantujuanperinsip-dan-ciri-ciri.html
<1% - http://jurnal.unigo.ac.id/index.php/gdrev/article/download/115/112
<1% - https://www.onoini.com/pengertian-kesempatan-kerja/
<1% - http://a-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_0804867_chapter1.pdf
1% - https://ojs.unimal.ac.id/index.php/ekonomika/article/download/710/pdf
<1% -
https://rizkikarisha.blogspot.com/2013/11/pengaruh-tingkat-pengangguran-terhadap_2
4.html
<1% -
https://geograpik.blogspot.com/2020/04/ekonomi-xi-bab-3-ketenagakerjaan.html
<1% - https://id.scribd.com/doc/259230345/Hak-Dan-Kewajiban-Pekerja
<1% -
https://ratuhermikusumah.wordpress.com/2014/05/20/masalah-perekonomian-indonesi
a/
<1% - https://top.hatnote.com/id/wikipedia/2018/5/2.html
<1% - https://id.wikipedia.org/wiki/Sumatra
<1% -
https://www.bappenas.go.id/files/7213/5229/9694/02buku-iii-rkp-2012---bab-ii__20110
524162527__2.pdf
<1% - https://ilmugeografi.com/ilmu-sosial/provinsi-di-pulau-sumatera
<1% -
https://id.scribd.com/doc/271104564/Analisis-Ekonomi-Dampak-Tambang-Inkonvensio
nal-TI-Terhadap-Pendapatan-Nelayan-di-Kabupaten-Bangka-Barat
<1% -
https://pt.scribd.com/document/320523343/Draft-RUPTL-2016-2025-Revisi-27-Mei-201
6-Pengesahan-Rapi1
<1% - http://riau.bps.go.id/
<1% -
https://www.indonesia-investments.com/id/keuangan/angka-ekonomi-makro/inflasi-di-i
ndonesia/item254
<1% -
https://id.123dok.com/document/ky6m3gq0-peramalan-jumlah-penduduk-laju-pertum
buhan-ekonomi-tahun-binjai.html
<1% - http://www.okutimurkab.go.id/wp-content/uploads/2019/08/LKjIP-2018.doc
<1% - https://zombiedoc.com/profil-kesehatan-provinsi-sumatera.html
<1% -
https://id.123dok.com/document/9yngv0kz-analisis-faktor-faktor-mempengaruhi-penye
rapan-tenaga-pertanian-sumatera.html
<1% - https://muslehgeo.blogspot.com/2013/06/
<1% - https://furotul29.blogspot.com/2015/04/makalah-ketenagakerjaan.html
<1% - http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1719/1/SKRIPSI%20NADIA.pdf
<1% - http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/EKaPI/article/download/5606/4638
<1% - http://etheses.uin-malang.ac.id/1126/5/11510131%20Bab%201.pdf
<1% -
https://pt.scribd.com/document/334500475/Profil-Kesehatan-Provinsi-Riau-Tahun-2014
<1% - http://eprints.undip.ac.id/68344/1/06_PRIASTIWI.pdf
<1% -
https://iniblogsaja.blogspot.com/2013/01/pengangguran-latar-belakang-pengertian.ht
ml
<1% - https://padlet.com/ndin_bimo/ndin81
<1% - https://muslimpoliticians.blogspot.com/search/label/Pemerintah
<1% -
https://malikkhan91.blogspot.com/2013/05/pengaruh-pertumbuhan-ekonomi-terhadap
.html
<1% -
https://id.123dok.com/document/7wq212y1-sosial-ekonomi-keluarga-dan-hubunganny
a-dengan-prestasi-belajar-anak-di-smk-telkom-sandhy-putra-medan.html
<1% -
https://johannessimatupang.wordpress.com/2015/03/05/seminar-manajemen-pemasara
n-kelas-sore/
<1% - https://jurnalmepaekonomi.blogspot.com/feeds/posts/default?orderby=updated
<1% - http://eprints.umm.ac.id/view/year/2019.default.html
<1% -
https://www.slideshare.net/alno-arjes/skripsi-laporan-keuangan-untuk-mengukur-kinerj
a-keuangan-perusahaan-46874253
<1% -
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/33042/Chapter%20II.pdf;sequen
ce=4
<1% - https://id.wikipedia.org/wiki/Pertumbuhan_ekonomi
<1% -
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/34720/Chapter%20II.pdf;sequen
ce=3
<1% -
https://geograpik.blogspot.com/2020/03/ekonomi-x-bab-3-peran-pelaku-ekonomi.html
<1% - http://fe.budiluhur.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/b.-berlian.pdf
<1% - http://journals.ums.ac.id/index.php/dayasaing/article/download/2271/1541
<1% -
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/17728/Chapter%20II.pdf;sequen
ce=4
<1% - https://fassarozi.blogspot.com/2015/09/soal-dan-jawaban-ekonomi-makro.html
<1% -
https://www.coursehero.com/file/69703561/pertumbuhan-ekonomi-makalahdocx/
<1% -
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/planomadani/article/download/749/723
<1% - https://b-prakoso27210001.blogspot.com/2011/03/pertumbuhan-ekonomi.html
<1% - https://ekonomimanajemen.com/pengertian-pertumbuhan-ekonomi/
<1% -
https://www.coursehero.com/file/p3qdg6j3/tentang-pengertian-pertumbuhan-ekonomi
-adalah-perubahan-tingkat-kegiatan/
<1% - http://repository.unpas.ac.id/41084/3/BAB%20II.pdf
<1% -
https://jasmencomputer.blogspot.com/2016/01/contoh-makalah-tentang-pertumbuhan
.html
<1% - http://eprints.ums.ac.id/72949/1/naskah.pdf
<1% - https://id.123dok.com/document/yr345n8y-sma-eko-ekonomi-ismawanto.html
<1% - https://jhonnix.blogspot.com/2015/04/pengertain-pertumbuhan-ekonomi.html
<1% -
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/26531/Chapter%20II.pdf?seque
nce=4&isAllowed=y
<1% - https://ajaib.co.id/pengertian-pertumbuhan-ekonomi-dan-faktor-faktornya/
<1% -
https://parakawak.blogspot.com/2018/06/pembangunan-dan-pertumbuhan-ekonomi.ht
ml
<1% - https://www.slideshare.net/Nursyidahalit/konsep-pertumbuhan-ekonomi
2% -
https://sofyanwsw.wordpress.com/2014/03/09/pertumbuhan-dan-pembangunan-ekono
mi/
<1% - https://nirmalamala33.blogspot.com/
<1% -
https://sunflovender.wordpress.com/2018/05/20/teori-pertumbuhan-ekonomi-harrod-d
omar/
<1% -
https://tugasleoespadamenejemen13unsri.blogspot.com/2015/01/makalah-pertumbuha
n-ekonomi.html
<1% -
https://idoycdt.wordpress.com/2011/04/19/kewirausahaan-menurut-j-a-schumpeter/
<1% - https://mutiarailmudrajat.blogspot.com/2011/01/
<1% -
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/25392/Chapter%20II.pdf?seque
nce=4&isAllowed=y
<1% -
https://mutiarailmudrajat.blogspot.com/2011/01/teori-teori-pertumbuhan-ekonomi.htm
l
<1% -
https://whatteenagersneed.blogspot.com/2013/05/teori-ekonomi-ekonomi-internasiona
l.html
<1% -
https://pamungkasalhanafi.blogspot.com/2015/12/teori-ekonomi-pembangunan.html
<1% - https://ejournal.unitomo.ac.id/index.php/ep/article/download/294/211
<1% - http://eprints.umm.ac.id/35225/3/jiptummpp-gdl-rizkynugra-47321-3-babii.pdf
<1% -
https://skripsi-konsultasi.blogspot.com/2020/01/teori-harrod-domar-skripsi-dan-tesis.ht
ml
<1% -
https://id.123dok.com/document/6zkevv8z-analisis-pengaruh-pengeluaran-pemerintah-
pertumbuhan-ekonomi-pematang-siantar.html
<1% - https://abbassaleh2011.blogspot.com/2012/
<1% - https://pendidikanmu.com/2020/05/pertumbuhan-ekonomi.html
<1% -
https://www.coursehero.com/file/p59ng5gd/sentral-dalam-proses-pertumbuhan-dan-p
embangunan-ekonomi-Schumpeter/
<1% -
https://ardra.biz/ekonomi/ekonomi-makro/faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-e
konomi/
<1% - https://drm.co.id/faktor-faktor-yang-menentukan-pertumbuhan-ekonomi/
<1% -
https://sofyanwsw.wordpress.com/2014/03/09/pertumbuhan-dan-pembangunan-ekono
mi/comment-page-1/
<1% -
https://roroadityanovi.blogspot.com/2010/05/stabilitas-dan-pertumbuhan-ekonomi.htm
l
<1% -
https://sudutekonomi.blogspot.com/2017/01/konsep-pertumbuhan-ekonomi.html
<1% - https://bankpundi.co.id/faktor-faktor-yang-menentukan-pertumbuhan-ekonomi/
1% -
https://tugasakhiramik.blogspot.com/2013/04/pengertian-pertumbuhan-ekonomi.html
<1% - https://blog.ub.ac.id/diahfauziah/2012/04/14/ekonomi-makro/
<1% -
https://www.slideshare.net/puspitayudaningrum/fungsi-komputer-dalam-bidang-ekono
mi-be
<1% - https://maiaapasich.blogspot.com/
<1% - https://bankpundi.co.id/barang-barang-modal-dan-tingkat-teknologi/
<1% -
https://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/7271/Bab%202.p
df?sequence=10
<1% - https://www.scribd.com/document/219346499/Pajak-Daerah-PAD-Dan-PDB
<1% -
https://id.123dok.com/document/lzgjvnnz-analisis-pengaruh-pertumbuhan-ekonomi-te
rhadap-penerimaan-pajak-indonesia.html
<1% -
https://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/8690/Bab%202.p
df?sequence=11
<1% -
https://utaminindita.wordpress.com/2011/03/10/pertumbuhan-dan-perubahan-struktur
-ekonomi/
<1% -
https://pertumbuhanekonomiindonesia-indra.blogspot.com/2010/11/pertumbuhan-eko
nomi-perubahan-struktur.html
<1% - https://www.bps.go.id/subject/11/produk-domestik-bruto--lapangan-usaha-.html
<1% - https://desiherawatikawaii.wordpress.com/2009/12/30/perekonomian-indonesia/
<1% - https://faridaevione.blogspot.com/2013/04/
<1% -
https://superkurnia.wordpress.com/2015/12/18/konsep-dan-metode-perhitungan-pend
apatan-nasional/
<1% -
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/10037/1/GABUNGAN%20Muhammad%20HIdayat.pd
f
<1% -
https://data.go.id/dataset/tingkat-partisipasi-angkatan-kerja-tpak-menurut-provinsi
<1% - https://denpasarkota.bps.go.id/subject/6/tenaga-kerja.html
<1% - https://belukab.bps.go.id/subject/6/tenaga-kerja.html
<1% -
https://id.123dok.com/document/myj76xmy-analisis-faktor-faktor-mempengaruhi-urba
nisasi-sumatera-utara.html
<1% - http://eprints.umpo.ac.id/4043/3/BAB%20II.pdf
2% -
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/25504/Chapter%20II.pdf;sequen
ce=4
<1% -
https://text-id.123dok.com/document/oy86ee3wq-kriteria-produktivitas-kerja-rendah-tr
end-pengangguran-di-indonesia.html
<1% - https://ryansyukra.blogspot.com/2012/05/hubungan-antara-inflasi-dan.html
<1% -
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/42824/Chapter%20II.pdf;sequen
ce=3
<1% -
https://ratihmeriyunita.blogspot.com/2014/06/makalah-ekonomi-pembangunan.html
<1% - https://existenceronz.blogspot.com/2013/07/teori-pengangguran.html
<1% - http://digilib.uinsby.ac.id/3117/2/Bab%202.pdf
<1% - https://jalaluddinmustofa.blogspot.com/2014/03/makalah-pengangguran.html
<1% -
https://jdih.bpk.go.id/wp-content/uploads/2012/03/PP-Nomor-33-Tahun-2013.pdf
<1% -
https://bahruninfocom.blogspot.com/2010/03/demokratisasi-hak-asasi-manusia-dan.ht
ml
<1% - https://jakarta.go.id/dokumen/berkas/584/2808/5b5a98536d686596234996.pdf
<1% -
https://ratnaariani.blogspot.com/2015/03/makalah-inflasi-dan-pengangguran.html
<1% -
https://coreaccountingindonesia.blogspot.com/2018/04/pengangguran-inflasi-dan-kebij
akan.html
1% -
https://iqbalwajada.blogspot.com/2015/03/makalah-pengangguran-dan-kesempatan.ht
ml
<1% - https://ayiptayana.blogspot.com/
<1% - https://tamalatea.blogspot.com/2011/04/makalah-ekonomi-pembangunan.html
1% -
https://abstraksiekonomi.blogspot.com/2013/11/devinisi-dan-jenis-jenis-pengangguran.
html
<1% - https://helloprimata.blogspot.com/2014/06/implikasi-dari-benang-kusut.html
<1% - https://ejournal.unpatti.ac.id/ppr_iteminfo_lnk.php?id=655
<1% - https://marioandi.blogspot.com/2018/09/masalah-pengangguran.html
<1% - https://achmadbidin.blogspot.com/
<1% - http://eprints.radenfatah.ac.id/1187/4/BAB%20II%20skripsi.pdf
<1% - https://dendyraharjo.blogspot.com/2011/04/pengangguran.html
<1% -
https://hikmayogandita.wordpress.com/category/perekonomian-indonesia/page/2/
<1% - https://hmjakt-unnes.blogspot.com/2018/05/
<1% -
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/57290/Chapter%20II.pdf;sequen
ce=4
<1% - http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/EKaPI/article/download/3711/3413
<1% - http://repository.utu.ac.id/176/1/BAB%20I_V.pdf
<1% -
https://id.123dok.com/document/8ydg1jyp-analisis-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-
pengangguran-sumatera-utara.html
<1% - https://jdih.kemnaker.go.id/data_puu/PP_Nomor_78_Tahun_2015(1).pdf
<1% - https://uzlifatilhafiz.wordpress.com/
<1% -
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/131616-T%2027563-Beberapa%20faktor-Pendahuluan.
pdf
<1% - https://maulanaihsan49.blogspot.com/2013/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html
<1% - https://id.scribd.com/doc/68324553/A-210050131
<1% -
https://kantorhukumkalingga.blogspot.com/2013/10/perjanjian-kerja-kontrak-kerja-me
nurut.html
<1% - https://id.wikipedia.org/wiki/Upah_minimum
<1% -
https://ayahkiasiregar.wordpress.com/2014/01/16/mekanisme-penetapan-upah-tenaga-
kerja/
<1% - https://berita-buruh.blogspot.com/2013/11/UPAH-MINIMUM.html
<1% - https://ksb-serang.blogspot.com/
<1% - https://gajimu.com/gaji/gaji-minimum/komponen-khl
<1% -
https://ktacimbniaga2015.blogspot.com/2016/02/standard-kebutuhan-hidup-layak-khl.
html
<1% - http://repository.radenintan.ac.id/1174/3/BAB_II.pdf
<1% -
https://www.bahanbelajar.com/2016/07/soal-dan-jawaban-pembangunan-ekonomi.htm
l
<1% - https://alfiannurdin.wordpress.com/2010/04/17/41/
<1% - https://manajemenhrdspd1.wordpress.com/2015/05/02/uu-132003/
<1% -
https://setkab.go.id/inilah-peraturan-pemerintah-nomor-78-tahun-2015-tentang-pengu
pahan/
<1% -
https://devaelizabhet.wordpress.com/2013/06/21/analisa-undang-undang-tenaga-kerja
-no-13/
<1% - https://goukm.id/apa-itu-umr-umk-ump/
<1% -
https://arlytadwianggraini.blogspot.com/2014/10/manajemen-keuangan-gaji-upah-dan.
html
<1% - https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/cl6484/tunjangan-profesi/
<1% - http://etheses.uin-malang.ac.id/375/6/10210015%20Bab%202.pdf
<1% - http://ojs.stiami.ac.id/index.php/transparansi/article/download/45/39
<1% -
https://nisitasari.blogspot.com/2014/10/contoh-proposal-penelitian-metodologi.html
<1% - https://www.scribd.com/document/367736222/SKRIPSI-FEBRI-12804241037-docx
<1% - https://id.scribd.com/doc/289852800/7111409012-1-pdf
<1% - http://eprints.dinus.ac.id/8712/1/jurnal_13266.pdf
<1% -
https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/800690cdc9d26e500d21fb9aa719db30.p
df
<1% -
https://www.researchgate.net/publication/322694379_Faktor-faktor_yang_mempengaru
hi_tingkat_pengangguran_dan_kemiskinan_di_kota_samarinda
<1% - http://eprints.umm.ac.id/41211/3/BAB%20II.pdf
<1% -
https://id.123dok.com/document/lq5vpwy4-pengaruh-pendapatan-pertumbuhan-desen
tralisasi-moderating-kabupaten-provinsi-sumatera.html
<1% -
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/12666/Jurnal.pdf?sequence=1&isA
llowed=y
<1% -
https://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/gateway/plugin/WebFeedGatewayPlugin/atom
<1% - https://e-journal.unair.ac.id/JIET/article/download/5502/3393
<1% - https://dosen.perbanas.id/regresi-data-panel-2-tahap-analisis/
<1% - http://repositori.uin-alauddin.ac.id/8452/1/Siti%20Hardiyanti%20Hatta.pdf
<1% -
https://kresnaarsenal.blogspot.com/2015/10/cara-pemebelajaran-siswa-berprestasi.html
<1% - https://ojs.unimal.ac.id/index.php/JEPU/article/download/501/pdf
<1% -
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/65200/Chapter%20III-VI.pdf?se
quence=3&isAllowed=y
<1% -
https://dodogusmao.wordpress.com/2011/05/26/peranan-sda-dan-sdm-terhadap-pem
bangunan-ekonomi/
<1% -
https://theo-education.blogspot.com/2013/03/ekonomi-sumber-daya-manusia.html
<1% -
https://jurnalmepaekonomi.blogspot.com/2010/05/analisis-elastisitas-kesempatan-kerja
.html
<1% -
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/9836/skripsi%20full%20versi.
pdf?sequence=1
<1% - https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-pengangguran/
<1% - https://journal.trunojoyo.ac.id/kompetensi/article/download/4952/3360
<1% - https://fe.ummetro.ac.id/ejournal/index.php/JM/article/download/315/243
<1% -
https://hukumketenagakerjaandanhubunganindustrial.wordpress.com/2016/10/03/hubu
ngan-industri-pengantar/
<1% -
http://eprints.umm.ac.id/37137/2/jiptummpp-gdl-rismanurae-51339-2-babipdf.pdf
<1% - http://eprints.ums.ac.id/68166/3/BAB%20I.pdf
<1% -
http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/article/download/414/61
0
<1% - https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/09/24/teori-penelitian/
<1% - https://ojs.unimal.ac.id/index.php/ekonomi_regional/article/view/981
<1% -
https://materikuliahiep.blogspot.com/2019/03/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-eksp
or.html
<1% -
https://mafiadoc.com/i-faktor-yang-mempengaruhi-minat-tenaga-kerja-undip_59c6dc3
21723ddb4713297cd.html
<1% - https://putrinurainiw.blogspot.com/2012/
<1% - http://repository.unpas.ac.id/30290/6/BAB%20III.pdf
<1% -
http://eprints.binadarma.ac.id/361/1/Evaluasi%20Penggunaan%20Situs%20Web%20den
gan.pdf
<1% - http://eprints.undip.ac.id/61631/1/TESIS_FINAL.docx
<1% - https://idtesis.com/konsep-konstruk-dan-variabel/
<1% - http://repository.upi.edu/21723/6/S_PLB_1105216_Chapter3.pdf
<1% -
https://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/11018/12.%20BA
B%20III.pdf?sequence=12&isAllowed=y
<1% - http://repository.unpas.ac.id/11367/5/BAB%20III.pdf
<1% -
https://id.123dok.com/document/oy82l0yr-penerapan-analisis-menentukan-mempenga
ruhi-tingkat-pengangguran-provinsi-sumatera.html
<1% -
https://mayankchandra.blogspot.com/2011/04/kemiskinan-dan-pengangguran-dki-jaka
rta.html
<1% - http://repository.upi.edu/35065/4/S_PEM-1500930_Chapter3.pdf
<1% - http://a-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_034290_chapter3.pdf
<1% -
https://indoyamanas.blogspot.com/2009/05/kuliah-pengantar-ekonomi-makro.html
<1% - http://journal.feb.unmul.ac.id/index.php/INOVASI/article/download/804/64
<1% - http://repository.unpas.ac.id/37123/7/BAB%20III.pdf
<1% - https://www.scribd.com/document/363598369/01-GIRSANG
1% - https://www.diassatria.com/analisis-regresi-model-data-panel/
<1% -
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/8832/05.3%20bab%203.pdf.pdf?se
quence=7&isAllowed=y
<1% - https://konsultasiskripsi.com/category/metode-analisa-data/page/12/
<1% - https://wongdesmiwati.wordpress.com/category/ekonomi-politik/
<1% - http://eprints.umm.ac.id/35293/4/jiptummpp-gdl-endieharis-48053-4-babiii-f.pdf
<1% - http://eprints.undip.ac.id/48189/1/HERI_SUKOCO.docx
<1% -
https://id.123dok.com/document/wyeg3r0z-analisis-struktur-modal-optimal-perusahaa
n-manufaktur-sektor-industri-barang-konsumsi-di-bursa-efek-indonesia.html
<1% - https://www.statistikian.com/2012/08/regresi-linear-sederhana-dengan-spss.html
<1% -
https://id.123dok.com/document/zgwerv6y-pengaruh-faktor-internal-dan-eksternal-ter
hadap-return-saham-pada-sub-sektor-perbankan-yang-terdaftar-di-bei-tahun-2010-20
14.html
<1% -
http://repository.its.ac.id/72071/3/1311100002-Presentation-1311100002-presentationp
df.pdf
<1% - https://www.scribd.com/document/289865345/Analisis-Regresi-Data-Panel
<1% - https://edoc.pub/pertumbuhan-laba-pdf-free.html
<1% -
https://mafiadoc.com/bab-iii-metode-penelitian-a-jenis-penelitian_59c59a091723dde09
2c9f7c4.html
<1% - http://kc.umn.ac.id/1430/3/BAB%20III.pdf
<1% - http://repository.upi.edu/24567/5/S_PEA_1200693_Chapter3.pdf
<1% - http://eprints.ums.ac.id/21654/25/NASKAH_PUBLIKASI.pdf
<1% - https://id.scribd.com/doc/124588441/Skripsi-Bab-1-Bab-V
<1% - http://repository.unpas.ac.id/32646/5/BAB%20III%20sa.pdf
<1% - https://yulinuriislamiah.wordpress.com/2015/03/20/jurnal-aio/
<1% -
https://www.coursehero.com/file/p29308o7/3-Uji-Multikolinieritas-Uji-Multikolinieritas-
bertujuan-untuk-menguji-apakah/
<1% -
https://karimahpatryani.blogspot.com/2014/01/pengaruh-economic-value-added-eva-d
an.html
<1% - https://manajemenringga.blogspot.com/2010/01/v-behaviorurldefaultvml-o.html
<1% - http://www.widhadyah.lecture.ub.ac.id/files/2012/11/Materi-Regresi_Linear.pdf
<1% - http://repository.upi.edu/34708/4/T_PEKO_1706756_Chapter3.pdf
<1% -
https://id.123dok.com/document/9ynpx9jz-hubungan-anggaran-penjualan-pendapatan
-opersi-perusahaan-daerah-bandung.html
<1% - https://www.slideshare.net/Ferich18/makalah-analisa-korelasi-pearson-ppm
<1% - https://hatta2stat.wordpress.com/2010/12/31/uji-r/
<1% - http://etheses.uin-malang.ac.id/2261/7/10520035_Bab_3.pdf
<1% - http://eprints.umm.ac.id/40092/4/BAB%20III.pdf
<1% - http://eprints.ums.ac.id/66541/1/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf
<1% - http://repository.helvetia.ac.id/1062/3/BAB%20IV-V.pdf
<1% - https://rumusrumus.com/kondisi-geografis-pulau-sumatera-berdasarkan-peta/
<1% - https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pulau_Sumatera
<1% -
https://www.kaskus.co.id/thread/555ac953a09a3965578b456b/10-fakta-dari-pulau-sum
atera
<1% - https://adducts.blogspot.com/2012/08/sumatra.html
<1% - https://www.kuwaluhan.com/2017/12/asal-usul-terbentuknya-kepulauan.html
<1% - https://sudardjattanusukma.wordpress.com/2017/08/16/
<1% - https://www.tumbex.com/thermohalia.tumblr/posts
<1% -
https://www1-media.acehprov.go.id/uploads/BAB_II_GAM_UMUM_KONDISI_ACEH_FINA
L_6012011_edi_26012011.pdf
<1% - https://www.lapakgis.com/2020/08/shapefile-provinsi-sumatera-utara.html
<1% - https://id.123dok.com/document/y9dp7gwq-final-mkn-edisi-73-web.html
<1% -
https://simplenews05.blogspot.com/2015/06/tempat-wisata-populer-di-sumatera-barat.
html
<1% -
https://ferdinandcollection.blogspot.com/2011/03/daftar-provinsi-di-indonesia.html
<1% - https://www.riau.go.id/home/content/61/data-umum
<1% - https://id.wikipedia.org/wiki/Riau
<1% -
https://www.slideshare.net/maxsahuleka/terampil-dan-cerdas-belajar-ilmu-pengetahuan
-sosial-untuk-kelas-6
<1% -
https://www.slideshare.net/pajeglempung/buku-mata-pelajaran-ilmu-pengetahuan-sosi
al-smp-m-ts-ips-kelas-vii
<1% -
https://bahasdanabudaya.blogspot.com/2013/02/bahasa-kabupaten-ogan-ilir-terdapat.
html
<1% - https://profilkawasan.blogspot.com/feeds/posts/default
<1% -
https://perkim.id/pofil-pkp/profil-provinsi/profil-perkembangan-kawasan-permukiman-
provinsi-bengkulu/
<1% -
https://docobook.com/analisis-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-kegemukan-pada-an
akaa5144dc17f86e13eb2619a9d17a351d47486.html
<1% - https://bps.go.id/index.php/pencarian?searching=umur&yt1=Cari&page=3
<1% - https://symbianplanet.net/peta-lampung/
<1% - https://www.scribd.com/document/348328714/08-Lampung-2014-pdf
<1% - https://www.slideshare.net/Tatah1977/dokumen-ssk-bangka-selatan-2017
<1% -
https://tevort.blogspot.com/2016/07/penjelasan-singkat-tentang-10-provinsi.html
<1% - http://scholar.unand.ac.id/55992/2/Bab%20I.pdf
<1% - https://id.wikipedia.org/wiki/Komando_Resor_Militer_033
<1% -
https://www.dinamikakepri.com/2016/03/ada-apa-di-wilayah-laut-natuna-mengapa.htm
l
<1% - https://bungamunte.blogspot.com/
<1% -
https://www.researchgate.net/publication/335985811_Analisis_Potensi_Sumber_Energi_d
i_Indonesia_Serta_Tantangan_Eksplorasinya
<1% - https://www.zonareferensi.com/provinsi-di-indonesia/
<1% -
https://www.babelprov.go.id/content/kondisi-perekonomian-bangka-belitung-melamba
t
<1% - http://www.radar-palembang.com/ekonomian-sumsel-tumbuh-57-persen/
<1% -
https://ilmuekonomi123.blogspot.com/2017/04/perekonomian-dibangka-belitung-men
urun.html
<1% - http://repository.radenintan.ac.id/9940/1/SKRIPSI%202.pdf
<1% - https://www.scribd.com/doc/273314227/profil-kesehatan-indonesia-2008-pdf
<1% - https://issuu.com/ahma/docs/revisi_buku_investasi_ebook
<1% - https://joshuajollysc.wordpress.com/34-provinsi-di-indonesia/sumatera/
<1% -
https://id.123dok.com/document/7qvvkgq5-analisis-komparasi-kontribusi-sektor-pertan
ian-terhadap-provinsi-indonesia.html
<1% -
https://id.123dok.com/document/ky6j2k5q-analisa-tembakau-lintingan-karakteristik-ma
syarakat-penggunanya-kecamatan-sumatera.html
<1% - http://repository.unib.ac.id/8228/1/IV%2CV%2CLAMP%2CI-14-zul-FE.pdf
<1% -
https://docobook.com/volume-4-nomor-1-maret-201548ceedac3759993ae7ef02ac917c
769b55379.html
<1% -
https://www.scribd.com/document/269405303/analisis-pengaruh-pertumbuhan-ekono
mi-inflasi-dan-pengangguran-terhadap-tingkat-kemiskinan-di-Inddonesia
<1% - http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/126943-6624-Analisis%20pengaruh-Analisis.pdf
<1% - https://www.scribd.com/document/363865628/Proposal-Metod-0810
<1% - https://romypradhanaarya.wordpress.com/2010/05/10/econometri-data-panel/
<1% - https://www.scribd.com/document/348516416/Faktor-Yang-Mempengaruhi-IPM
<1% -
https://id.123dok.com/document/qm0nng8y-pengaruh-eva-tato-harga-saham-perusah
aan-makanan-minuman.html
<1% - https://konsultasiskripsi.com/blog/page/21/
<1% -
https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/kajian_akuntansi/article/download/3495/pdf
<1% -
https://mafiadoc.com/jurusan-ekonomi-pembangunan_598ce52d1723ddd169542392.ht
ml
<1% - http://eprints.undip.ac.id/38749/1/EKO.pdf
<1% -
https://sutiyah0.blogspot.com/2015/01/pengaruh-pendapatan-asli-daerah-dana.html
<1% - https://dedeerawati07.wordpress.com/category/uncategorized/
<1% -
https://id.123dok.com/document/oy8n75yr-analisis-pengaruh-provinsi-pertumbuhan-in
vestasi-kesempatan-provinsi-sumatera.html
<1% -
https://bps.go.id/index.php/pencarian?searching=pertumbuhan+ekonomi&yt1=Cari&p
age=7
<1% - https://journal.ubm.ac.id/index.php/akuntansi-bisnis/article/view/815/725
<1% -
https://www.researchgate.net/publication/313878856_ANALISIS_KAPASITAS_FISKAL_DA
N_PENGARUHNYATERHADAP_ANGGARAN_BELANJA_MODAL_PADA_PEMERINTAH_DAE
RAH_DI_SUMATERA
<1% -
https://www.coursehero.com/file/p55o1og/b-Uji-F-Uji-ini-dilakukan-untuk-menguji-apa
kah-variabel-variabel-independen/
<1% -
https://id.123dok.com/document/4yr2o08z-analisis-pasar-tenaga-kerja-di-sumatera-uta
ra.html
<1% -
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/7448/05.3%20Bab%203.pdf?seque
nce=7&isAllowed=y
<1% - https://karyailmiah.unipasby.ac.id/2015/01/02/rin02/
<1% - https://siskanursite.wordpress.com/pendidikan-2/penelitian-pendidikan/
<1% - http://repository.untag-sby.ac.id/263/5/BAB%203.pdf
<1% -
https://id.123dok.com/document/lq51277y-pengaruh-angkatan-kerja-yang-berkerja-inv
estasi-pma-investasi-pmdn-pendapatan-asli-daerah-terhadap-pertumbuhan-ekonomi-s
osial-studi-kasus-provinsi-dki-jakarta-tahun-1987-2007.html
<1% -
https://febriantama96.blogspot.com/2017/10/mini-skripsi-ekonometrika-analisi.html
<1% - https://lib.unnes.ac.id/18672/1/7450407082.pdf
<1% - https://issuu.com/jurnalaristo/docs/all_proseding
<1% - https://ichatrisqi.blogspot.com/2012/04/tingkat-pengangguran-di-indonesia.html
<1% - http://journal.feb.unmul.ac.id/index.php/KINERJA/article/download/5284/472
<1% -
https://polinesjobs.blogspot.com/2015/12/analisis-nilai-ekspor-suku-bunga-upah.html
<1% - https://id.scribd.com/doc/120250839/Skripsi-Full
<1% - https://idha-chemistry.blogspot.com/2016/09/jenis-jenis-teknik-nontes.html
<1% - http://repository.upi.edu/30506/4/S_SEJ_1306835_Chapter5.pdf
<1% -
https://www.ojk.go.id/id/berita-dan-kegiatan/publikasi/Documents/Pages/Potensi-Pertu
mbuhan-Ekonomi-ditinjau-dari-Penyaluran-Kredit-Perbankan-Kepada-Sektor-Prioritas/K
ajian%20Kredit%20-%20Pertumbuhan%20Eko%20(final).pdf
<1% -
https://id.scribd.com/doc/26194817/Abstrak-Hasil-Penelitian-Universitas-Negeri-Malan
g
<1% - http://scholar.unand.ac.id/36353/4/4%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf
<1% - http://repository.ub.ac.id/view/year/2013.html
<1% - https://eprints.uns.ac.id/view/subjects/H1.html
<1% - https://bengkulu.bps.go.id/
<1% - https://babel.bps.go.id/
<1% - https://kepri.bps.go.id/publication.html
<1% - https://sumbar.bps.go.id/
<1% - https://sumsel.bps.go.id/
<1% - https://www.facebook.com/bps1200/posts/
<1% -
https://artikelekonometri.blogspot.com/2016/05/analisis-regresi-dalam-penelitian.html
<1% -
https://docobook.com/jurnal-ilmu-ekonomi-terapanfd6ef01b35aaad1992e99eb3aa523a
2779317.html
<1% - http://repository.wima.ac.id/11614/14/Bab%2013.pdf
<1% - https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/mimbar/article/view/3921
<1% -
https://www.coursehero.com/file/p78dv1pv/Peraturan-Pemerintah-Republik-Indonesia-
Nomor-55-Tahun-2007-tentang-Pendidikan/
<1% - https://trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jat/article/view/5580
<1% - https://journal.ipb.ac.id/index.php/JIPI/article/view/10732
<1% - https://librivox.org/the-wealth-of-nations-book-1-by-adam-smith/
<1% - https://perpustakaan.uniska-bjm.ac.id/index.php/Buku/related_book/25303
<1% -
http://accfin.teiep.gr/sites/default/files/parartima_7_ereynitiko_ergo_2014-2015.doc
<1% -
http://me-mechanicalengineering.com/pengaruh_investasi_dan_pertumbuhan_ekonomi_
terhadap.pdf

Anda mungkin juga menyukai