Kata kunci: Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja, Tingkat Pengangguran Terbuka, Upah
Minimum Provinsi, Pertumbuhan Ekonomi 2 ABSTRACT This study aims to determine
the effect of the Labor Force Participation Rate, Open Unemployment Rate, and
Provincial Minimum Wages on Economic Growth in Sumatra Island Provinces. The data
used in this study are panel data from 2014 to 2018. This method used to analyze the
data is panel data regression analysis with the help of E-Views 9. The estimation results
show that the Labor Force Participation Rate has no effect and insignificant to the
economic growth of Sumatra island.
The estimation results of the Open Unemployment Rate has a negative and significant
effect on Economic Growth in Sumatra Island. The estimation results show that the
Provincial Minimum Wage has an effect on but insignificant to Economic Growth in
Sumatra Island. The simultaneous estimation results show that the Labor Force
Participation Rate, the Open Unemployment Rate, and the Provincial Minimum Wage
have a significant effect on economic growth in Sumatra Island.
Jumlah penduduk yang semakin besar telah membawa akibat jumlah angkatan kerja
yang semakin besar pula. Berarti semakin besar pula jumlah orang yang mencari
pekerjaan atau pengangguran. Agar dapat dicapai keadaan yang seimbang maka
seyogyanya mereka semua dapat tertampung dalam suatu pekerjaan yang cocok dan
sesuai dengan keinginan serta 3 keterampilan mereka. Ini akan membawa
konsekuensinya bahwa perekonomian harus selalu menyediakan lapangan-lapangan
pekerjaan bagi angkatan kerja baru (Fauzani, 2019).
Salah satu pulau yang berada di Indonesia adalah Pulau Sumatera. Pulau Sumatera
merupakan pulau keenam terbesar di dunia yang terletak di Indonesia, dengan luas
473.481 km2. Penduduk pulau ini sekitar 57.940.351 jiwa (Sensus, 2018). Pulau Sumatera
terdiri dari 10 Provinsi, yaitu Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi,
Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Kep.Bangka Belitung, dan Kep.Riau.
Masing-masing dari provinsi yang berada di Pulau Sumatera tersebut memiliki sumber
daya alam dan sumber daya manusia serta laju pertumbuhan ekonomi yang
berbeda-beda.
Pertumbuhan 5 ekonomi pulau Sumatera pada tahun 2018 berada di Provinsi Sumatera
Selatan dan diikuti oleh provinsi Lampung, Sumatera Utara dan Sumatera Barat yang
nilai pertumbuhan ekonominya berada diatas 5%. Sementara provinsi Bengkulu, provinsi
Jambi, provinsi Aceh, provinsi Kepulauan Riau, provinsi Kepulauan Bangka Belitung
memiliki tingkat perekonomian dibawah 5% dan provinsi Riau memiliki nilai
pertumbuhan ekonomi yang terendah (Lampiran A1). Untuk melihat fenomena
pertumbuhan ekonomi di pulau Sumatera dapat diamati tabel dari provinsi Sumatera
Selatan dan provinsi Riau yang merupakan provinsi yang memiliki pertumbuhan
ekonomi tertinggi dan terendah di tahun terakhir. Tabel 1.1
Hal yang sama juga terjadi di Provinsi Riau, pada tahun 2015 jumlah TPAK menurun
sebesar 0,09 % dan pertumbuhan ekonomi di tahun tersebut mengalami penurunan
yang tajam dengan selisih 2,49 %. Kondisi yang terjadi di tahun tersebut sesuai dengan
teori yang dikemukakan oleh (Smith, 2008) yang menyatakan bahwa manusialah sebagai
faktor utama yang menentukan kemakmuran suatu bangsa. Alasannya, karena alam
(tanah) tidak ada artinya jika tidak ada sumber daya manusia untuk mengolahnya
sehingga bermanfaat bagi kehidupan. Smith juga menganggap bahwa alokasi sumber
daya manusia yang efektif adalah pemula pertumbuhan ekonomi.
Setelah ekonomi mengalami pertumbuhan, modal (fisik) baru mulai dibutuhkan untuk
menjaga agar ekonomi tumbuh. Dengan kata lain, sumber daya manusia yang efektif
merupakan syarat perlu bagi pertumbuhan ekonomi (Subri, 2014). Pernyataan tersebut
juga didukung oleh penelitian yang dilakukan (M. Sari, 2016) yang menyimpulkan
bahwa tenaga kerja merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi di Indonesia, oleh karenanya peningkatan jumlah tenaga kerja di
Indonesia menjadi salah satu alternatif dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi..
Dapat disimpulkan bahwa semakin meningkatnya jumlah TPAK maka pertumbuhan
ekonomi juga akan ikut meningkat.
7 Tetapi pada tahun 2018 terjadi fenomena di Provinsi Sumatera Selatan yaitu jumlah
TPAK yang menurun sebesar 0,81 % dari tahun 2017 mengakibatkan pertumbuhan
ekonominya meningkat menjadi 6,04 % dari 5,51 %. Dan di Provinsi Riau pada tahun
2018 jumlah TPAK meningkat sebesar 1,23 % namun pertumbuhan ekonominya
menurun menjadi 2,34 % dari 2,68 %. Hal ini berbanding terbalik dengan teori yang
dikemukakan di atas, karena antara TPAK dengan pertumbuhan ekonomi berpengaruh
secara negatif.
Selain itu TPT di Provinsi Sumatera Selatan mengalami peningkatan tajam di tahun 2015
dengan selisih 1,11 % dari tahun sebelumnya, dalam hal ini pertumbuhan ekonomi
mengalami penurunan menjadi 4,42 % dari 4,79 % di tahun tersebut. Di sisi lain hal yang
sama juga terjadi di Provinsi Riau pada tahun 2015, jumlah TPT mengalami peningkatan
sebesar 1,27 % dan mengakibatkan pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan tajam
menjadi 0,22 % dari 2,71 %. Kondisi tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan
(Muslim, 2014) yang menjelaskan bahwa pengangguran merupakan masalah yang
sangat kompleks karena mempengaruhi sekaligus dipengaruhi oleh banyak faktor yang
saling berinteraksi mengikuti pola yang tidak selalu mudah untuk dipahami. Salah satu
dampak dari tingkat pengangguran yang tinggi adalah menurunnya pertumbuhan
ekonomi.
Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan (Muharram, 2015) yaitu pertumbuhan
ekonomi berpengaruh negatif dan signifikan tehadap tingkat pengangguran terbuka
kota di Provinsi Sulawesi Selatan periode 2004-2013. Artinya setiap TPT mengalami
peningkatan maka pertumbuhan ekonomi akan menurun, begitupun sebaliknya jika TPT
mengalami penurunan maka pertumbuhan 8 ekonomi akan meningkat. Fenomena yang
terjadi di tahun 2017 jumlah TPT Provinsi Sumatera Selatan mengalami peningkatan
sebesar 0,08 % tetapi pertumbuhan ekonominya juga mengalami peningkatan sebesar
0,47 %.
Dan di Provinsi Riau jumlah TPT pada tahun 2018 mengalami penurunan 0,02 % dan
pertumbuhan ekonominya juga mengalami penurunan sebesar 0,34 %. Hal ini
berbanding terbalik dengan teori yang dikemukakan di atas namun didukung oleh
penelitian yang dilakukan (Arianto, 2015) yang menyatakan bahwa pengangguran
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Jember. Artinya naik dan turunnya variabel pengangguran tidak mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi.
Kemudian pada tabel tersebut terlihat bahwa selama lima tahun terakhir dari tahun 2014
sampai 2018, UMP di Provinsi Sumatera Selatan selalu mengalami peningkatan sebesar
Rp 1.825.000,- di tahun 2014 hingga sebesar Rp 2.595.995,- di tahun 2018. Begitu juga
dengan UMP di Provinsi Riau yang mengalami peningkatan sebesar Rp 1.700.000,- di
tahun 2014 hingga sebesar Rp 2.464.154,- di tahun 2018. Meskipun UMP mengalami
peningkatan setiap tahun selama 5 tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi mengalami
fluktuasi di kedua Provinsi. Pada tahun 2017 UMP di Provinsi Sumatera Selatan
meningkat menjadi Rp 2.388.000,- dari Rp 2.206.000,- , peningkatan UMP tersebut juga
meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,47 % . Sama hal nya dengan Provinsi
Riau di tahun 2017 juga UMPnya meningkat menjadi Rp 2.266.722,- dari Rp 2.095.000,-
dan pertumbuhan ekonominya juga meningkat sebesar 0,5 %.
Artinya Semakin besar upah minimum di suatu daerah akan semakin tinggi minat
seseorang untuk bekerja, 9 dan hal tersebut dapat mengurangi adanya pengangguran.
Berkurangnya penganguran mempunyai dampak langsung terhadap meningkatnya
pertumbuhan ekonomi. Hal tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
(Fauzani, 2019) yang menyatakan bahwa upah minimum provinsi berpengaruh signifikan
terhadap kesempatan kerja di Provinsi Jambi, dan pertumbuhan ekonomi berpengaruh
terhadap kesempatan kerja. Hal ini dikarenakan pembangunan ekonomi merupakan
suatu proses yang berkesinambungan antara sektor-sektor ekonomi sehingga dengan
terciptanya pertumbuhan ekonomi dapat menciptakan lapangan kerja, pemerataan
pendapatan dan pada akhirnya meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Artinya naiknya upah akan meningkatkan kesempatan kerja dan tingginya kesempatan
kerja juga cenderung meningkatkan pertumbuhan ekonomi karena akan semakin
bertambahnya produktivitas dari kegiatan ekonomi melalui tingginya kesempatan kerja
tersebut. Tetapi di Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2015 UMP mengalami
peningkatan menjadi Rp 1.974.436,- dari Rp 1.825.000,- di tahun sebelumnya, namun
pertumbuhan ekonomi pada tahun 2015 justru mengalami penurunan sebesar 0,37 %.
Di tahun yang sama Provinsi Riau pertumbuhan ekonominya juga mengalami
penurunan sebesar 2,49 %. Padahal UMP di tahun 2015 di Provinsi Riau juga meningkat
menjadi Rp 1.878.000,- dari Rp 1.700.000,- di tahun sebelumnya.
Hal ini berbanding terbalik dengan penelitian tersebut karena fenomena upah yang
terjadi di tahun 2015 di Provinsi Sumatera Selatan dan Riau menunjukkan bahwa upah
yang tinggi tidak menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang meningkat pula.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan 10 penelitian ini lebih
lanjut sehingga penulis memberi judul proposal skripsi ini “ Pengaruh Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja, Tingkat Pengganguran Terbuka, dan Upah Minimum Provinsi Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Provinsi-Provinsi di Pulau Sumatera Tahun 2014- 2018. 1.2
Rumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang di atas , maka perumusan
permasalahan yang dapat penulis munculkan yaitu sebagai berikut : 1.
Hasil penelitian ini secara praktis juga diharapkan dapat memberikan informasi, sebagai
tambahan ilmu pengetahuan untuk memperoleh gambaran maupun pertimbangan
lebih lanjut bagi pihak yang membutuhkan seperti pihak perusahaan maupun
masyarakat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pertumbuhan Ekonomi
2.1.1.1 Pengertian Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi dapat dijadikan alat
ukur atau indikator yang penting untuk melihat sejauh mana kinerja perekonomian
masyarakat dalam suatu negara atau suatu wilayah.
Karena itu, seluruh kegiatan pembangunan harus difokuskan pada upaya peningkatan
pertumbuhan ekonomi (Amri, 2017). Istilah pembangunan ekonomi biasanya dikaitkan
dengan perkembangan ekonomi di negara-negara berkembang. Dengan perkataan lain,
dalam mengartikan istilah pembangunan ekonomi, ahli ekonomi bukan saja tertarik
kepada masalah perkembangan pendapatan nasional riil, tetapi juga kepada
modernisasi kegiatan ekonomi, misalnya kepada usaha merombak sektor pertanian
yang tradisional, masalah mempercepat pertumbuhan ekonomi dan masalah perataan
pembagian pendapatan, (Sukirno, 2016).
Pada akhirnya akan tercapai tngka kedan dabeba t “sti aryste Dalam pandangan 18
Schumpeter keadaan tidak berkembang itu dicapai pada tingkat pertumbuhan yang
tinggi. Menurut (Adisasmita, 2013) , penanaman modal dalam perekonomian dapat
dibedakan menjadi dua golongan, yaitu penanaman modal otonom (autonomous
investment) dan penanaman modal terpengaruh (indicated investment). Penanaman
modal otonom ditentukan oleh perkembangan dalam jangka panjang terutama oleh
penemuan kekayaan alam dan kemajuan teknologi, sedangkan penanaman modal
terpengaruh yang dilakukan sebagai akibat dari adanya kenaikan dari produksi,
pendapatan dan keuntungan perusahaan. Penanaman modal terpengaruh lebih besar
jumlahnya.
Di dalam setiap Negara di mana pertumbuhan ekonomi baru bermula terdapat banyak
hambatan untuk mengembangkan berbagai kegiatan ekonomi di luar sektor utama
(pertanian dan pertambangan) yaitu sektor dimana kekayaan alam terdapat. Kekurangan
modal, kekurangan tenaga ahli dan kekurangan pengetahuan para pengusaha untuk
mengembangkan kegiatan ekonomi modern di satu pihak; dan terbatasnya pasar bagi
berbagai jenis kegiatan ekonomi (sebagai akibat dari pendapatan 21 masyarakat yang
rendah) di lain pihak, membatasi kemungkinan untuk mengembangkan berbagai jenis
kegiatan ekonomi. Apabila Negara tersebut mempunyai kekayaan alam yang dapat
diusahakan dengan menguntungkan, hambatan tersebut dapat diatasi dan
pertumbuhan ekonomi dipercepat.
2. Jumlah dan mutu dari penduduk dan tenaga kerja Penduduk yang bertambah dari
waktu ke waktu dapat menjadi pendorong maupun penghambat kepada perkembangan
ekonomi. Penduduk yang bertambah akan memperbesar jumlah tenaga kerja, dan
penambahan tersebut memungkinkan Negara itu menambah produksi. Di samping itu
sebagai akibat pendidikan, latihan dan pengalaman kerja, keterampilan penduduk akan
selalu bertambah tinggi. Hal tersebut menyebabkan produktivitas bertambah dan ini
selanjutnya menimbulkan pertambahan produksi yang lebih cepat daripada
pertambahan tenaga kerja.
Apabila barang-barang modal saja yang bertambah, sedangkan tingkat teknologi tidak
mengalami perkembangan, kemajuan yang akan dicapai adalah jauh lebih rendah
daripada yang dicapai pada masa kini. Tanpa adanya perkembangan teknologi,
produktivitas barang-barang modal tidak akan mengalami perubahan dan tetap berada
pada tingkat yang sangat rendah. Oleh karena itu pendapatan per kapita hanya
mengalami perkembangan yang sangat kecil. Kemajuan ekonomi yang berlaku di
berbagai Negara terutama ditimbulkan oleh kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi
menimbulkan beberapa efek positif dalam pertumbuhan ekonomi, dan oleh karenanya
pertumbuhan ekonomi menjadi lebih pesat.
Indikator Pertumbuhan Ekonomi Menurut (Arifin, 2009) Indikator yang digunakan untuk
mengetahui pertumbuhan ekonomi suatu Negara adalah tingkat Produksi Domestik
Bruto (PDB). Beberapa alasan digunakannya PDB (bukan PNB) sebagai indikator
pengukuran pertumbuhan ekonomi, yaitu sebagai berikut : 24 1. PDB dihitung
berdasarkan jumlah nilai tambah (value added) yang dihasilkan seluruh aktivitas
produksi di dalam perekonopmian. Hal ini, peningkatan PDB mencerminkan
peningkatan balas jasa kepada faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi.
2. PDB dihitung atas dasar konsep siklus aliran (circulair flow concept).
Artinya, perhitungan PDB mencakup nilai produk yang dihasilkan pada suatu periode
tertentu. Perhitungan ini tidak mencangkup perhitungan pada periode sebelumnya.
Pemanfaatan konsep aliran dalam menghitung PDB memungkinkan seseorang untuk
membandingkan jumlah output pada tahun ini dengan tahun sebelumnya. 3. Batas
wilayah perhitungan PDB adalah Negara (perekonomian domestik). Hal ini
memungkinkan untuk mengukur sampai sejauh mana kebijakan ekonomi yang
diterapkan pemerintah maupun mendorong aktivitas perekonomian domestik.
PDB dapat diukur dengan tiga macam pendekatan, yaitu pendekatan produksi,
pendekatan pendapatan, dan pendekatan pengeluaran. Dua pendekatan pertama
tersebut adalah pendekatan dari sisi penawaran agregat, sedangkan pendekatan
pengeluaran adalah penghitungan PDB dari sisi permintaan agregat. Menurut
pendekatan produksi, PDB adalah jumlah nilai output (NO) dari semua sektor ekonomi
atau lapangan usaha.
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 2.1.2.1 Pengertian Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah Penduduk yang termasuk bukan
angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun dan lebih) yang masih sekolah,
mengurus rumah tangga atau melaksanakan kegiatan lainnya selain kegiatan pribadi.
Penduduk yang termasuk angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun dan
lebih) yang bekerja, atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja dan
pengangguran.
Penduduk yang termasuk bukan angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun
dan lebih) yang masih sekolah, 26 mengurus rumah tangga atau melaksanakan kegiatan
lainnya selain kegiatan pribadi (Badan Pusat Statistik Indonesia, 2020). Jadi TPAK
perbandingan antara angkatan kerja penduduk dalam usia kerja. Untuk menghitung
tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) dapat digunakan rumus sebagai berikut : ?? =
?????????? ?????? ???????? ???? ?????? × 100 % Semakin besar tingkat partisipasi
angkatan kerja merupakan dampak dari semakin besar jumlah angkatan kerja.
Begitupun sebaliknya, semakin besar jumlah penduduk yang bukan angkatan kerja
(masih bersekolah dan mengurus rumah tangga) semakin kecil jumlah angkatan kerja,
yang membuat persentase TPAK juga mengecil.
Selain itu, dapat disimpulkan juga bahwa TPAK adalah salah satu faktor yang
mempengaruhi besaran output suatu kegiatan perekonomian, sehingga semakin banyak
masyarakat yang produktif, maka akan menghasilkan output yang tinggi pula yang
mempengaruhi PDB. Begitu pun pada pendapatan per kapita. meningkatnya TPAK suatu
daerah, berarti meningkat pula pendapatan perkapita dan tingkat konsumsi yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi (Rasyadi, 2011). 2.1.2.2 Faktor – Faktor yang
Mempengaruhi TPAK Menurut (Rasyadi, 2011) faktor – faktor yang mempengaruhi
tingginya TPAK yaitu sebagai berikut : a.
Jumlah penduduk bersekolah dan mengurus rumah tangga 27 Hubungan antara TPAK
dan jumlah penduduk yang masih bersekolah adalah semakin besar jumlah penduduk
yang bersekolah, semakin kecil jumlah angkatan kerja yang berarti semakin kecil TPAK.
b. Tingkat umur Umur berkaitan dengan TPAK, dengan adanya kenyataan bahwa
penduduk berumur muda pada umumnya mempunyai tanggung jawab yang tidak
begitu besar sebagai pencari nafkah untuk keluarga dan mereka umumnya bersekolah.
c. Tingkat upah Kaitan antara tingkat upah TPAK adalah melalui kenyataan bahwa
semakin tinggi tingkat upah dalam masyarakat, semakin banyak anggota keluarga yang
tertarik masuk pasar kerja atau dengan kata lain semakin tinggi TPAK. d.
Tinggi pendidikan Tinggi pendidikan berhubungan dengan TPAK karena semakin tinggi
tingkat pendidikan semakin banyak waktu yang disediakan untuk bekerja. 2.1.2.3
Angkatan Kerja Angkatan kerja ( labor force ) adalah bagian penduduk yang mampu
dan bersedia melakukan pekerjaan. Arti dari mampu adalah mampu secara fisik dan
jasmani, kemampuan mental dan secara yuridis mampu serta tidak kehilangan
kebebasan untuk memilih dan melakukan pekerjaan serta bersedia secara aktif maupun
pasif melakukan dan mencari pekerjaan, (Soemarsono, 2009). Angkatan kerja dapat
dibedakan menjadi dua sub kelompok yaitu : 28 1. Bekerja terbagi menjadi 2 kelompok,
yaitu : a. Bekerja penuh yaitu, orang yang memanfaatkan jam kerja secara penuh dalam
pekerjaannya kurang lebih 8-10 jam per hari.
Angkatan kerja yang digolongkan bekerja adalah mereka yang selama seminggu
melakukan pekerjaan dengan maksud untuk memperoleh penghasilan atas keuntungan
dan lamanya bekerja paling sedikit 2 hari. Dan mereka yang selama seminggu tidak
melakukan pekerjaan atau bekerja kurang dari dua hari, tetapi mereka adalah
orang-orang yang bekerja dibidang keahliannya seperti dokter serta pegawai
pemerintahan atau swasta yang sedang tidak masuk kerja karena sakit, cuti, mogok, dan
sebagainya. b. Setengah menganggur , yakni mereka yang kurang dimanfaatkan dalam
bekerja dilihat dari segi jam kerja, produktivitas kerja dan pendapatan.
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari
kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu
menyerapnya. 29 Atau dengan kata lain terjadinya ketidakseimbangan (inbalance )
antara penawaran tenaga kerja dengan permintaan tenaga kerja. Tingkat pengangguran
dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah
angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. 2.
Penggangguran (unemployment) Pengangguran adalah suatu keadaan dimana
seseorang yang tergolong dalam kategori angkatan kerja tetapi tidak memiliki
pekerjaan dan secara aktif sedang mencari pekerjaan (Soemarsono, 2009).
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari
kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu
menyerapnya. Atau dengan kata lain terjadinya ketidakseimbangan (inbalance) antara
penawaran tenaga kerja dengan permintaan tenaga kerja. 2.1.2.4
Bukan Angkatan Kerja Bukan angkatan kerja adalah bagian dari tenaga kerja yang
sesungguhnya tidak terlibat di dalam kegiatan produktif yaitu yang memproduksi
barang dan jasa. Menurut (Simanjuntak, 2015) yang dimaksud dengan bukan angkatan
kerja yaitu bagian dari tenaga kerja yang tidak mampu mencari pekerjaan, yang
termasuk dalam golongan ini adalah: 1. Golongan yang bersekolah (pelajar dan
mahasiswa), yaitu mereka yang kegiatannya hanya atau terutama sekolah 30 2.
Golongan yang mengurus rumah tangga, yaitu mereka yang hanya mengurus rumah
tangga tanpa memperoleh upah 3. Golongan lain-lain.
Yang termasuk golongan lain-lain ini ada 2 macam, yaitu penerima pandapatan, yaitu
mereka yang tidak melakukan suatu kegiatan ekonomi tetapi memperoleh pendapatan
seperti tunjangan pensiun, bunga simpanan, atau sewa atas milik. Dan mereka yang
hidupnya tergantung dari orang lain, misalnya karena lanjut usia, cacat, dalam penjara,
atau sakit kronis. 2.1.3 Penganguran 2.1.3.1 Pengertian Pengangguran Pengangguran
adalah suatu keadaan di mana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin
mendapatkan pekerjaan tetapi belum memperolehnya (Sukirno, 2016).
Untuk menghitung Tingkat Partisipasi Terbuka dapat digunakan rumus sebagai berikut :
?? = ?????????? h ?????????????? ?????????? h ?????????? ?????? × 100% 2.1.3.2 Jenis -
Jenis Pengangguran Menurut (Sukirno, 2016) jenis-jenis pengangguran digolongkan
menjadi dua yaitu : 1. Jenis pengangguran berdasarkan penyebabnya. Berdasarkan
penyebabnya pengangguran dibedakan menjadi : a. Pengangguran normal atau
friksional Para penganggur ini tidak ada pekerjaan bukan karena tidak dapat
memperoleh kerja, tetapi karena sedang mencari kerja lain yang lebih baik.
Sebagai akibatnya dalam perekonomian semakin banyak jumlah tenaga kerja yang tidak
dapat memperoleh pekerjaan. Pengangguran terbuka dapat pula wujud sebagai akibat
dari kegiatan ekonomi yang menurun, dari kemajuan teknologi yang mengurangi
penggunaan tenaga kerja, atau sebagai akibat dari kemunduran perkembangan suatu
industri. b. Pengangguran tersembunyi Pengangguran ini terutama wujud di sektor
pertanian atau jasa. Setiap kegiatan ekonomi memerlukan tenaga kerja, dan jumlah
tenaga kerja yang digunakan tergantung kepada banyak faktor.
Antara lain faktor yang perlu dipertimbangkan adalah : besar kecilnya perusahaan, jenis
kegiatan 34 perusahaan, mesin yang digunakan (apakah intensif buruh atau intensif
modal) dan tingkat produksi yang dicapai. c. Pengangguran bermusim Pengangguran
ini terutama terdapat di sektor pertanian dan perikanan. Pada musim hujan penyadap
karet dan nelayan tidak dapat melakukan pekerjaan mereka dan terpaksa menganggur.
Pada musim kemarau pula para pesawah tidak dapat mengerjakan tanahnya. d.
Setengah menganggur (underemployment) Di negara-negara berkembang
penghijrahan atau migrasi dari desa ke kota adalah sangat pesat.
Sebagai akibatnya tidak semua orang yang pindah ke kota dapat memperoleh
pekerjaan dengan mudah. Sebagiannya terpaksa menjadi penganggur sepenuh waktu.
Di samping itu ada pula yang tidak menganggur, tetapi tidak pula bekerja sepenuh
waktu, dan jam kerja mereka adalah jauh lebih rendah dari yang normal. 2.1.3.3
Faktor-Faktor Yang Menimbulkan Pengangguran Menurut (Sukirno, 2016) faktor utama
yang menimbulkan pengangguran adalah kekurangan pengeluaran agregat.
Pada umumnya pengeluaran agregat yang terwujud dalam perekonomian adalah lebih
rendah dari pengeluaran agregat yang diperlukan untuk mencapai tingkat penggunaan
tenaga kerja penuh. Jika permintaan agregat berkurang hal inilah yang akan
menyebabkan pengangguran. Selain itu faktor-faktor lain yang menimbulkan
pengangguran antara lain : a. Menganggur karena ingin mencari kerja lain yang lebih
baik; 35 b. Pengusaha menggunakan peralatan produksi modern yang mengurangi
penggunaan tenaga kerja; dan c. Ketidaksesuaian di antara keterampilan pekerja yang
sebenarnya dengan keterampilan yang diperlukan dalam industry-industri. 2.1.3.4
(Susanto, 2014) mengatakan bahwa titik awal dari hubungan kerja adalah suatu usaha
seorang karyawan memberikan keterampilan dan usahanya bagi pengusaha/pemberi
kerja dengan imbalan bagi karyawan berupa gaji atau upah (tawar-menawar gaji kerja).
(Margolis et al., 2014)menyatakan bahwa upah minimum dapat melindungi pekerja dari
tawar menawar yang merugikan pekerja karena eksploitasi bentuk kekuasaan.
(Levin-Waldman, 2014) menambahkan bahwa efek kesejahteraan positif berhubungan
dengan upah minimum, pada asumsi ekonomi makro umum, upah yang lebih tinggi
akan menawarkan lebih banyak daya beli pekerja, sehingga akan menuntut pekerja lebih
banyak barang dan jasa. Ketika mereka melakukan hal ini, bisnis akan menghasilkan
lebih banyak, dan mempekerjakan lebih banyak pekerja, sehingga memiliki hasil
penawaran alami atas upah di seluruh bagian.
Upah minimum adalah upah bulanan terendah yang terdiri atas upah pokok termasuk
tunjangan tetap yang ditetapkan oleh gubernur sebagai jaring pengaman. Upah uang
adalah pembayaran secara tunai yang diterima pekerja untuk 37 pekerjaannya. Upah rill
merupakan pekerja yang tidak hanya berkepentingan pada pembayaran dalam uang,
tapi juga pada barang dan jasa yang dapat dibeli dengan upahnya. Jika upah naik, tetapi
harga pangan, sandang, perumahan dan kebutuhan lain naik lebih tinggi, upah riil turun
dan pekerja dan keluarganya menjadi lebih miskin (Umamah, 2019).
Upah minimum merupakan upah minimum yang diizinkan dibayarkan oleh perusahaan
kepada para pekerja menurut undang-undang (Prastyo, 2010). Jadi dapat disimpulkan
bahwa upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari perusahaan kepada tenaga
kerja untuk suatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan, dinyatakan atau
dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan menurut suatu persetujuan atau
perundang-undang dan dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antara pengusaha
(pemberi kerja) dan pekerja termasuk tunjangan baik untuk pekerja sendiri maupun
keluarga. 2.1.4.2
Sehingga nilai yang diperoleh merupakan nilai hasil perhitungan agregat seluruh
kegiatan perekonomian yang ada di suatu daerah yang didata oleh Badan Pusat Statistik
(BPS). Peningkatan produktivitas akan mendorong terjadinya peningkatan produksi, dan
pembentukan modal yang pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. c.
Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi merupakan hasil perhitungan agregat
seluruh kegiatan perekonomian yang ada dan didata oleh BPS dibandingkan dengan
periode sebelumnya.
Secara makro sering dikaitkan bahwa apabila terjadi pertumbuhan ekonomi masa kerja
merupakan unsur dari masyarakat sehingga apabila terjadi pertumbuhan ekonomi maka
akan terjadi 40 penambahan pendapatan. Dan penambahan pendapatan bagi
masyarakat pekerja dapat juga dikatakan sebagai pertambahan upah atau kenaikan
upah. d. Kondisi Pasar Tenaga Kerja Dalam kondisi pasar tenaga kerja yang tidak
seimbang dimana pencarian kerja (penawaran tenaga kerja) jauh lebih besar dari
lowongan kerja (permintaan tenaga kerja) maka akan sulit memperbaiki syarat-syarat
perbaikan kerja.
Maka dalam kondisi ini diperlukan penenetapan upah minimum. 2.1.4.4 Komponen
Upah Minimum Sesuai dengan (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, 2015) nomor
78 Pasal 5, komponen upah terdiri dari Upah pokok dan tunjangan tetap. Besarnya upah
pokok paling sedikit 75% (tujuh puluh lima persen) dari jumlah upah pokok dan
tunjangan tetap. a. Gaji pokok Gaji pokok adalah adalah imbalan dasar (basic salary)
yang dibayarkan kepada pekerja menurut tingkat atau jenis pekerjaan yang besarnya
ditetapkan berdasarkan kesepakatan. b.
Tunjangan tetap Tunjangan tetap adalah pembayaran kepada pekerja yang dilakukan
secara teratur dan tidak dikaitkan dengan kehadiran pekerja atau pencapaian prestasi
kerja tertentu. Tunjangan tetap tersebut dibayarkan dalam satuan 41 waktu yang sama
dengan pembayaran upah pokok seperti tunjangan istri dan/atau tunjangan anak,
tunjangan perumahan, tunjangan daerah tertentu. c. Tunjangan tidak tetap Tunjangan
tidak tetap adalah pembayaran yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan
dengan pekerjaan yang diberikan secara tidak tetap dan dibayarkan menurut satuan
waktu yang tidak sama dengan waktu pembayaran upah pokok, seperti tunjangan
transpor dan/atau tunjangan makan yang didasarkan pada kehadiran.
Komponen upah minimum jika ditulis dengan rumus, adalah sebagai berikut: ?????? h
?????????????? = ???? ?????????? ( 75% ???? ?????? h ???????????? ) + ???????? ???? ( 25%
???? ?????? h ???????????? 2.2 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu adalah suatu
penelitian yang telah lebih dahulu dilaksanakan dan memiliki keterkaitan dengan
penelitian baru yang sedang dilaksanakan. Tujuan dicantumkannya penelitian terdahulu
adalah untuk mengetahui kerangka teori dan keilmuan yang telah digunakan oleh
peneliti terdahulu, agar penelitian yang dilaksanakan dapat melengkapi dan
memperkaya penelitian yang telah dilaksanakan sebelumnya.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu terdapat pada variabel
yang digunakan ,metode analisis, lokasi yang diambil serta tahun penelitian. Dimana
penelitian ini menggunakan variabel TPAK, TPT, UMP dan pertumbuhan ekonomi
provinsi-provinsi di Pulau Sumatera tahun 2014-2018 dengan menggunakan metode
analisis regresi linear berganda dengan data panel. Sedangkan penelitian sebelumnya
menggunakan variabel kenaikan upah minimum, tingkat pengangguran dan tingkat
partisipasi angkatan kerja di Jakarta tahun 2004- 2013 dengan bantuan metode korelasi
sederhana dan regresi linear sederhana serta digunakan juga metode analisis deskriptif.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu sama-sama menggunakan
variabel tingkat partisipasi angkatan kerja .
Variabel upah minimum terhadap jumlah pengangguran menunjukkan arah negatif dan
tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah orang menganggur di kabupaten dan
kota provinsi Jawa Timur. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu
terdapat pada variabel yang digunakan. Dalam penelitian ini menggunakan variabel
TPAK, TPT, UMP 44 serta pertumbuhan ekonomi di provinsi-provinsi Pulau Sumatera
tahun 2014-2018. Sedangkan penelitian sebelumnya variabel yang Jumlah Penduduk,
Pendidikan, Upah Minimum dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terhadap
Jumlah pengangguran.
Manusia yang memiliki kualitas diyakini memiliki kinerja ekonomi yang lebih baik.
Kualitas yang dimiliki akan mempengaruhi perekonomian melalui skill atau keterampilan
yang akan mempengaruhi pada peningkatan produktivitas dan juga kreatifitas mereka.
TPAK merupakan faktor yang dapat mempengaruhi jumlah output yang dilakukan
dalam aktivitas ekonomi, semakin besar produktivitas yang 46 dilakukan oleh
masyarakat maka semakin meningkat pulalah output yang dihasilkan. Hal ini akan
mempunyai dampak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi yang semakin baik.
TPAK juga merupakan salah satu indikator penting dalam kegiatan perekonomian,
karena indikator ini bisa menjadi ukuran yang digunakan untuk mengetahui tingkat
ketersediaan tenaga kerja sehingga mempunyai arti penting bagi keperluan
perencanaan pembangunan khususnya di bidang ketenagakerjaan baik secara regional
maupun nasional. 2.3.2 Hubungan TPT Dengan Pertumbuhan Ekonomi Hubungan
pengangguran dan pertumbuhan ekonomi yang bersifat negatif dimana jika
pengangguran naik maka pertumbuhan ekonomi akan turun. Tetapi pertumbuhan
ekonomi bisa menjadi semakin lambat dan kegiatan ekonomi mengalami kemunduran
yang dapat dilihat dari berlakunya tingkat pertumbuhan yang negatif.
Sehingga pengangguran akan semakin meningkat, yang diakibatkan oleh tindakan
perusahaan-perusahaan mengurangi operasinya dan mengurangi penggunaan tenaga
kerja. Tersedianya kesempatan kerja yang sesuai dengan jumlah tenaga kerja yang
tersedia merupakan tanggung jawab penting suatu perekonomian. Di samping itu
kebijakan pemerintah sangat penting artinya dalam mempengaruhi kegiatan ekonomi
dan penciptaan kesempatan kerja.
Pemerintah yang stabil dan yang berusaha membantu perkembangan sektor swasta,
mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengembangkan kegiatan ekonomi
dan memperluas kesempatan kerja. Tingkat pertumbuhan ekonomi akan semakin
memburuk apabila jumlah pengangguran semakin bertambah. Akibat daripada 47
pengangguran bagi setiap individu adalah mereka akan kehilangan sumber penghasilan,
disamping itu mereka juga dituntut untuk memenuhi kebutuhannya sendiri serta
kebutuhan keluarga , dari hal ini mereka akan mencari cara untuk bertahan hidup
dengan cara apapun. 2.3.3 Hubungan UMP Dengan Pertumbuhan Ekonomi
Permasalahan dasar yang berkaitan dengan upah sama di setiap negara, akan tetapi
cara penanggulangan dan peraturannya berbeda antar negara.
Kebijakan Upah Minimum telah menjadi hal yang penting dalam masalah
ketenagakerjaan di beberapa negara baik maju maupun berkembang. Sasaran dari
kebijakan upah minimum ini adalah untuk menutupi kebutuhan hidup minimum dari
pekerja dan keluarganya. Semakin baik tingkat pertumbuhan ekonomi daerah akan
membuat semakin rendahnya tingkat pengangguran. Selain itu penetapan upah
minimum akan mempengaruhi minat seseorang untuk bekerja. Semakin besar upah
minimum di suatu daerah akan semakin tinggi minat seseorang untuk bekerja, dan hal
tersebut 48 dapat mengurangi adanya pengangguran. Berkurangnya penganguran
mempunyai dampak langsung terhadap meningkatnya pertumbuhan ekonomi.
Berdasarkan teori dan pada penjelasan diatas maka penulis membuat Kerangka
konseptual untuk dapat menggambarkan ruang lingkup pengaruh TPAK , TPT, dan UMP
terhadap Pertumbuhan Ekonomi yang ditunjukan oleh gambar 2.1 berikut ini : Gambar
2.1 Kerangka Konseptual 2.4 Hipotesis Hipotesis yang dikemukakan oleh (Sugiyono,
2017) yaitu Jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan
masalah Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (X1) Tingkat Pengangguran Terbuka (X 2)
Upah Minimum Provinsi (X 3) Pertumbuhan Ekonomi ( Y ) H 2 H 1 H 3 Uji F 49 penelitian
telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.
Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang
relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data. Dengan mengacu pada dasar pemikiran yang bersifat teoritis dan
berdasarkan studi empiris yang pernah dilakukan berkaitan dengan penelitian dibidang
ini, maka akan diajukan hipotesis sebagai berikut : H1: Diduga Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi
provinsi - provinsi di Pulau Sumatera tahun 2014 - 2018.
Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder. Menurut (Sugiyono, 2017) data sekunder merupakan sumber data yang tidak
langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data sekunder ini merupakan data
yang sifatnya mendukung keperluan data primer seperti buku-buku, literatur dan
bacaan yang berkaitan dan menunjang penelitian ini. Adapun data yang dibutuhkan
yaitu data Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja, Tingkat
Penganggguran Terbuka dan Upah Minimum Provinsi yang diperoleh dari publikasi
resmi yaitu Badan Pusat Statistik (http://bps.go.id/) 10 Provinsi di Pulau Sumatera
selama 5 tahun mulai dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2018. 51 3.3 Teknik
Pengumpulan Data Data yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam penelitian ini
sepenuhnya melalui data sekunder.
Adapun yang menjadi situs dalam pencarian data yang berhubungan dengan penelitian
ini yaitu http://bps.go.id/, selain itu melakukan studi kepustakaan (library research)
dengan membaca dan menganalisis data-data dari literatur yang berkaitan baik berupa,
dokumen, artikel, catatan-catatan, maupun arsip yang berisikan informasi berhubungan
dengan permasalahan yang diteliti yang mempunyai relevansi dengan penulisan skripsi
ini. Data yang diperoleh kemudian disusun dan diolah dengan menggunakan aplikasi
E-Views 10 sesuai dengan kepentingan dan tujuan penelitian. 3.4
Definisi Operasional Variabel Penelitian Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala
sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hasil tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2017). Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pertumbuhan
Ekonomi (Y) sebagai variabel dependen / terikat sedangkan variabel independen /
bebasnya adalah Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (X1), Tingkat Pengangguran Terbuka
(X2), dan Upah Minimum Provinsi (X3).
Metode Analisis Data Menurut (Sugiyono, 2017) metode analisis data adalah kegiatan
mengelompokkan data dan mentabulasi data berdasarkan variabel, menyajikan data
dari tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan
masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. 3.5.1
Metode Analisis Data Panel Menurut (Basuki & Prawoto, 2017) Data Panel merupakan
gabungan antara data runtut waktu (time series) dan data silang (cross section). Data
time series merupakan data yang terdiri atas satu atau lebih variabel yang akan diamati
pada satu unit observasi dalam kurun waktu tertentu. Sedangkan data cross section
merupakan data observasi dari beberapa unit observasi dalam satu titik waktu.
54 (Santoso, 2017) menyatakan terdapat beberapa metode yang biasa digunakan dalam
mengestimasi model regresi dengan data panel, yaitu pooling least square (Common
Effect), pendekatan efek tetap (Fixed Effect), pendekatan efek random (Random Effect).
3.5.1.1 Common Effect Model (CEM) Model common effect menggabungkan data cross
section dengan time series dan menggunakan metode OLS untuk mengestimasi model
data panel tersebut (Santoso, 2017). Model ini merupakan model paling sederhana
dibandingkan dengan kedua model lainnya. Model ini tidak dapat membedakan varians
antara silang tempat dan titik waktu karena memiliki intercept yang tetap, dan bukan
bervariasi secara random (Santoso, 2017).
Persamaan untuk model Common Effect menurut (Santoso, 2017) adalah sebagai
berikut : Dimana i menunjukkan subjek (cross section) dan t menunjukkan periode
waktu. Model ini mengasumsikan bahwa perilaku data antar perusahaan bank sama
dalam berbagai kurun waktu (Santoso, 2017). 3.5.1.2 Fixed Effect Model (FEM)
Pengertian model fixed effect adalah model dengan intercept berbeda-beda untuk
setiap subjek (cross section), tetapi slope setiap subjek tidak berubah seiring waktu
(Santoso, 2017).
Model ini mengasumsikan bahwa intercept adalah berbeda setiap subjek sedangkan
slope tetap sama antar subjek. Dalam membedakan satu 55 subjek dengan subjek
lainnya digunakan variabel dummy (Santoso, 2017). Model ini sering disebut dengan
model Least Square Dummy Variables (LSDV). Berdasarkan (Santoso, 2017) persamaan
model ini adalah sebagai berikut : Dimana variabel dummy d1t untuk subjek pertama
dan 0 jika bukan, d2t untuk subjek kedua dan 0 jika bukan, dan seterusnya.
Jika dalam sebuah penelitian menggunakan 10 cross section, maka jumlah variabel
dummy yang digunakan sebanyak 9 variabel untuk menghindari perangkap variabel
dummy, yaitu kondisi dimana terjadi kolinearitas sempurna (Santoso, 2017). Intercept b0
adalah nilai intercept subjek kesatu dan koefisien b6 , b7 , b8menandakan besar
perbedaan antara intercept subjek lain terhadap subjek kesatu. 3.5.1.3 Random Effect
Model (REM) Random effect disebabkan variasi dalam nilai dan arah hubungan antar
subjek diasumsikan random yang dispesifikasikan dalam bentuk residual (Santoso,
2017).
Model ini mengestimasi data panel yang variabel residual diduga memiliki hubungan
antar waktu dan antar subjek. Menurut (Santoso, 2017) model random effect digunakan
untuk mengatasi kelemahan model fixed effect yang menggunakan variabel dummy.
Metode analisis data panel dengan model random effect harus memenuhi persyaratan
yaitu jumlah cross section harus lebih besar daripada jumlah variabel penelitian.
Persamaan model random effect menurut (Santoso, 2017) adalah sebagai berikut : 56
Dimana wit terdiri dari dua komponen yaitu ei (residual cross section) dan m (residual
gabungan time series dan cross section).
Model ini disebut juga Error Components Model (ECM) karena residual terdiri atas 2
komponen. 3.5.2 Estimasi Model Regresi Data Panel Penelitian ini akan mengggunakan
metode regresi data panel untuk analisis pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel
terikat. Model ini dipilih karena penelitian ini dirancang untuk menentukan variabel
bebas yang mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat.
Chow test dalam penelitian ini menggunakan program Eviews. Adapun teknik
pengambilan keputusan pada Uji Chow adalah sebagai berikut (Gujarati, 2013): a.
Apabila nilai signifikan < 0,05 maka model yang terbaik adalah regresi data panel
dengan FEM. b. Apabila nilai signifikansi > 0,05 maka model yang terbaik adalah regresi
data panel CEM. 3.5.3.2 Hausman Test Pengujian ini membandingkan model fixed effect
dengan random effect dalam menentukan model yang terbaik untuk digunakan sebagai
model regresi data panel (Santoso, 2017).
Hausman test menggunakan program yang serupa dengan Chow test yaitu program
Eviews. Menurut (Gujarati, 2013), teknik pengambilan keputusan pada Uji Hausman
adalah sebagai berikut: a. Apabila nilai signifikansi < 0,05 maka model yang terbaik
adalah regresi data panel dengan FEM. 58 b. Apabila nilai signifikansi > 0,05 maka
model yang terbaik adalah regresi data panel dengan REM. 3.5.3.3 Lagrange Multiplier
Test Uji Lagrange Multiplier (LM-test) adalah uji untuk mengetahui apakah model
Random Effect atau model Common Effect (OLS) yang paling tepat digunakan.
Uji LM ini didasarkan pada distribusi chi-squares dengan degree of freedom sebesar
jumlah variabel independen. Jika nilai LM statistik lebih besar dari nilai kritis statistic
chi-squares maka kita menolak Ho, yang artinya estimasi yang tepat untuk model
regresi data panel adalah metode Random Effect dari pada metode Common Effect.
Sebaliknya jika nilai LM statistik lebih kecil dari nilai statistic chi-squares sebagai nilai
kritis, maka kita menerima Ho, yang artinya estimasi yang digunakan dalam regresi data
panel adalah metode Common Effect bukan metode Random Effect (Widarjono, 2017).
3.6
Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik dilakukan untuk mendapatkan model regresi yang
baik, model regresi tersebut harus terbebas dari adanya penyakit-penyakit seperti:
normalitas, multikolinearitas, autokorelasi, heteroskedastisitas, dan data haruslah
terdistribusi secara normal. Cara yang digunakan untuk menguji penyimpangan asumsi
klasik adalah sebagai berikut : 59 3.6.1 Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas adalah
situasi adanya korelasi variabel-variabel bebas diantara satu dengan yang lain. Uji
multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel bebas (independen). Indikator model regresi yang baik adalah
tidak adanya korelasi di antara variabel independen (Ghozali, 2017).
Jika variabel independen saling berkolerasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.
Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai kolerasi antar sesama variabel
independen sama dengan nol. Uji multikolinieritas dapat dilihat melalui nilai r korelasi.
Tidak terjadi multikolinieritas apabila nilai r korelasi di dibawah 0,8. 3.6.2 Uji
Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain pengujian heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan uji
harvey.
Uji Parsial (Uji-t) Pengujian ini dilakukan berdasarkan perbandingan nilai thitung
masing- masing koefisien regresi dengan nilai ttabel (nilai kritis) dengan tingkat
signifikan 5% dengan derajat kebebasan df = (n-k), dimana n adalah jumlah observasi
dan k adalah jumlah variabel. 1. Jika thitung< ttabel (n-k), maka secara parsial variabel
independent (tidak berpengaruh terhadap variabel dependent. 2. Jika thitung > ttabel
(n-k), maka secara parsial variabel independent berpengaruh terhadap variabel
dependent. 3.7.2 Uji Simultan (Uji-F) Uji Simultan (Uji F) digunakan untuk menguji
besarnya pengaruh dari seluruh variabel independent (TPAK, TPT dan UMP) secara
simultan tehadap variabel dependent (Pertumbuhan Ekonomi).
Untuk menentukan nilai Ftabel , tingkat signifikan yang digunakan sebesar 5% dengan
derajat kebebasan (degree of freedom) df = (n-k) dan (k-1) dimana n adalah jumlah
observasi, kriteria uji yang digunakan adalah: 61 1. Jika Fhitung < Ftabel (k-1, n-k), maka
secara simultan variabel independent tidak berpengaruh terhadap variabel dependent.
2. Jika Fhitung > Ftabel (k-1, n-k), maka secara simultan variabel independent
berpengaruh terhadap variabel dependent 3.7.3 Koefisien Korelasi Dan Determinasi
3.7.3.1
Uji R (Koefisien Korelasi) Koefisien korelasi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
tingkat keeratan atau kekuatan hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen (Y) Adapun menurut (Sugiyono, 2017) untuk menginterprestasikan hasil
penelitian korelasi adalah sebagai berikut : Tabel 3.1 Koefisien Korelasi Koefisien Korelasi
Tingkat Hubungan 0,00-0,199 Sangat Rendah 0,20-0,399 Rendah 0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat 0,80-1,00 Sangat Kuat Nilai koefisien korelasi menurut (Sugiyono, 2017)
berkisar antara -1 sampai dengan +1 yang criteria pemanfaatannya di jelaskan sebagai
berikut: 1. Jika nilai r > 0, artinya telah terjadi hubungan yang positif, yaitu semakin
besar variabel X maka semakin besar variabel Y. 2.
Jika nilai r < 0, artinya telah terjadi hubungan yang negative, yaitu semakin kecil nilai
variabel X maka semakin besar variabel Y atau sebaliknya semakin besar variabel C maka
semakin kecil variabel Y. 62 3. Jika nilai r = 0, artinya tidak ada hubungan sama sekali
antara variabel X dengan variabel Y. 4. Jika nilai r = 1 atau r = -1, artinya telah terjadi
hubungan yang sempurna, yaitu berupa garis lurus, sedangkan bagi r yang mengarah
kearah angka 0 maka semakin tidak lurus. 3.7.3.2
Sedangkan jika R2 bernilai kecil berarti kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan
variabel dependen sangat terbatas (Ikhsan, 2014). 63 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian yang dilakukan di
Pulau Sumatera yang mempunyai 10 Provinsi dengan menggunakan alat analisis regresi
data panel. 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Pulau Sumatera
adalah pulau keenam terbesar di dunia yang terletak di Indonesia.
Selain pulau keenam terbesar di dunia, Pulau Sumatera juga merupakan pulau terbesar
kedua di Indonesia setelah Pulau Kalimantan yang mempunyai luas sekitar 473.481 km2.
Secara Astronomis pulau Sumatera terletak di antara 6oLU sampai 6oLS dan juga
terletak diantara 95oBB sampai 109oBT. Secara geografis pulau Sumatera terletak di
bagian barat gugusan kepulauan Nusantara. Di sebelah utara berbatasan dengan Teluk
Benggala, sebelah timur berbatasan dengan Selat Malaka, sebelah selatan berbatasan
dengan Selat Sunda dan di sebelah barat berbatasan dengan Samudera Hindia.
Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2018 jumlah penduduk di pulau Sumatera
sekitar 57.940.351 jiwa. Secara umum, pulau sumatera dihuni oleh bangsa Melayu, yang
terbagi ke dalam beberapa suku. Suku-suku besar ialah Aceh, Batak, Melayu,
Minangkabau, Besemah, Rejang, Ogan, Komering, dan Lampung. Di wilayah pesisir timur
Sumatera dan di beberapa kota-kota besar seperti Medan, 64 Batam, Palembang,
Pekanbaru, dan Bandar Lampung banyak bermukim etnis Tionghoa dan India.
Penduduk Sumatera mayoritas beragama Islam dan sebagian kecil menganut ajaran
Kristen Protestan, terutama di wilayah Tapanuli dan Toba Samosir. Di wilayah perkotaan
seperti Medan, Pekanbaru, Batam, Pangkal Pinang, Palembang, dan Bandar Lampung
ditemui beberapa penganut ajaran Buddha. Sebagian besar mata pencaharian
penduduk di pulau Sumatera adalah sebagai petani, nelayan, dan pedagang. Wilayah
Pulau Sumatera memiliki posisi yang strategis baik dalam lingkup nasional, regional
ASEAN, maupun global dengan hasil kekayaan bumi untuk meningkatkan
perekonomiannya.
Hasil-hasil utama pulau Sumatera yaitu kelapa sawit, tembakau, minyak bumi, timah,
bauksit, batu bara, dan gas alam. Dilihat dari pemerintahannya, Pulau Sumatera terdiri
dari 10 Provinsi 154 Kabupaten dan Kota. 4.1.1.1 Gambaran Umum Provinsi Aceh
Provinsi Aceh ibu kotanya berada di Banda Aceh. Provinsi Aceh merupakan provinsi
yang letaknya paling ujung utara pulau Sumatera, sekaligus menjadi daerah perbatasan
antara Indonesia dengan Malaysia dengan luas 57.956 km2. Provinsi Aceh terletak
antara 01o 58’ 37,2 – 06o 04’ 33,6”ntng Utran 94 o 57’ – 98o 17’13,2”BujTmden tnggin t
-rata 125 meter di atas permukaan laut.
Disebelah Utara dan Timur Provinsi Aceh berbatasan dengan Selat Malaka, sebelah
Selatan berbatasan dengan Provinsi Sumatera Utara dan sebelah Barat berbatasan
dengan Samudera Hindia. Pada tahun 2018 Provinsi Aceh terdiri atas 18 Kabupaten dan
5 kota, 289 kecamatan, 6.514 gampong atau desa. 65 Jumlah penduduk Provinsi Aceh
sebanyak 5.281.314 jiwa (Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh, 2020) 4.1.1.2 Gambaran
Umum Provinsi Sumatera Utara Provinsi Sumatera Utara ibu kotanya terletak di Medan
dengan luas 72.981,23 km2. Provinsi Sumatera Utara berada di bagian barat Indonesia,
terletak pada garis 10 - 40 Lintang Utara dan 980 - 1000 Bujur Timur.
Provinsi ini berbatasan dengan daerah perairan dan laut serta dua provinsi lain yaitu di
sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Aceh, di sebelah Timur dengan Negara
Malaysia di Selat Malaka, di sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Riau dan
Sumatera Barat, dan di sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia. Pada tahun
2018 Provinsi Sumatera Utara terdiri atas 25 Kabupaten, 8 kota dan 451 kecamatan.
Jumlah penduduk Sumatera Utara sebanyak 14.415.391 jiwa (Badan Pusat Statistik
Provinsi Sumatera Utara, 2020) 4.1.1.3 Gambaran Umum Provinsi Sumatera Barat
Provinsi Sumatera Barat ibu kotanya terletak di Padang dengan luas 42.252,30 km².
Provinsi Sumatera Barat terletak antara 00 54’ ntng a n 30 30’ Lialtn danta 98 0 36’-101 0
53’ Bujiur da dilalui oleh garis ekuator atau garis khatulistiwa yang terletak pada garis
lintang 00. Disebelah Utara Provinsi Sumatera berbatasan dengan Provinsi Sumatera
Utara dan Riau, sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Hindia, sebelah Barat
berbatasan dengan Samudera Hindia dan sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi
Jambi dan 66 Bengkulu. Pada tahun 2018 Provinsi Sumatera Barat terdiri atas 12
Kabupaten, 7 Kota, 179 Kecamatan, 230 Kelurahan, 803 Nagari, 126 Desa, 4253 Jorong
dan 4763 RT. Jumlah penduduk Sumatera Barat sebanyak 5.382.077 jiwa (Badan Pusat
Statistik Provinsi Sumatera Barat, 2020) 4.1.1.4 Gambaran Umum Provinsi Riau Provinsi
Riau ibu kotanya terletak di Pekanbaru. Provinsi Riau memiliki luas area sebesar
87.023,66 km2.
Keberadaannya membentang dari lereng Bukit Barisan sampai dengan Selat Malaka,
terletak antara 010 05'00’’ ntng ltn sampai 020 25'00’’ ntng a tu nta 0 00'00’’u r
Timur-1050 05'00’ Bujur Timur. Secara geografis Provinsi Riau berbatasan dengan Selat
Malaka dan Provinsi Sumatera Utara di sebelah Utara, Provinsi Jambi dan Provinsi
Sumatera Barat di sebelah Selatan, Provinsi Kepulauan Riau dan Selat Malaka di sebelah
Timur, dan Provinsi Sumatera Utara di sebelah Barat. Pada tahun 2018 Provinsi Riau
terdiri atas 10 kabupaten, 2 kota, 169 kecamatan, dan 1875 desa/kelurahan. Jumlah
penduduk Riau sebanyak 6.814.909 jiwa (Badan Pusat Statistik Provinsi Riau, 2020)
4.1.1.5
Gambaran Umum Provinsi Jambi Provinsi Jambi ibu kotanya terletak di Jambi. Provinsi
Jambi memiliki luas area sebesar 50.160,05 km2. Secara astronomis, Provinsi Jambi
terletak antara 60 40’30’’ ntng a n 0 00’36” ntng ltn n ntra94 0 58’21” sampai dengan
1410 01’10”BujTmdadial egas kuaor tu ri 67 khatulistiwa yang terletak pada garis lintang
00. Berdasarkan letak geografisnya, Provinsi Jambi di sebelah Utara berbatasan dengan
Negara Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand dan Laut Cina Selatan. Sebelah Selatan
berbatasan dengan Negara Australia, Timor Leste, dan Samudera Hindia.
Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia, dan sebelah Timur berbatasan
dengan Negara Papua Nugini dan Samudera Pasifik. Provinsi Jambi terdiri atas 9
kabupaten, 2 kota, 141 kecamatan, 1375 desa, dan 187 kelurahan. Jumlah penduduk
Jambi sebanyak 3.570.272 jiwa (Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi, 2020) 4.1.1.6
Gambaran Umum Provinsi Sumatera Selatan Provinsi Sumatera Selatan ibu kotanya
terletak di Palembang. Sumatera Selatan merupakan datarn rendah dengan ketinggian
rata-rata +79 meter diatas peukan uttrleapaposi - 4’ ntng ltn n nta 02’ - 106’ Bujur
Timur. Luas wilayah Sumatera Selatan seluas 86.700,68 km2.
Wilayah Provinsi Sumatera Selatan bagian utara berbatasan dengan Provinsi Jambi,
bagian timur berbatasan dengan Provinsi Bangka-Belitung, bagian selatan berbatasan
dengan Provinsi Lampung, dan bagian barat berbatasan dengan Provinsi Bengkulu.
Provinsi Sumatera Selatan terdiri atas 13 kabupaten, 4 kota, 236 kecamatan, 386
kelurahan, 2.853 desa. Jumlah penduduk Sumatera Selatan sebanyak 8.370.320 jiwa
(Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan, 2020) 68 4.1.1.7 Gambaran Umum
Provinsi Bengkulu Provinsi Bengkulu ibu kotanya terletak di Bengkulu. Luas wilayah
Provinsi Bengkulu sebesar 19.919,33 km2.
Wilayah Provinsi Bengkulu memanjang dari perbatasan Provinsi Sumatera Barat sampai
ke perbatasan Provinsi Lampung dan jaraknya lebih kurang 567 kilometer.Secara
astronomis, Provinsi Bengkulu terletak aa2°16’ pa3°31 ’ ntng ltn n nta sapa Bujur Timur.
Sementara jika dilihat dari letak geografisnya, Provinsi Bengkulu di sebelah utara
berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat, di sebelah selatan berbatasan dengan
Samudera Indonesia dan Provinsi Lampung, di sebelah barat berbatasan dengan
Samudera Indonesia, dan di sebelah timur berbatasan dengan Provinsi Jambi dan
Provinsi Sumatera Selatan. Provinsi Bengkulu terdiri atas 9 kabupaten, 1 kota, 128
kecamatan, dan 1.514 desa/kelurahan. Jumlah penduduk Bengkulu sebanyak 1.963.300
jiwa (Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu, 2020) 4.1.1.8 Gambaran Umum Provinsi
Lampung Provinsi Lampung ibu kotanya terletak di Bandar Lampung.
Provinsi Lampung merupakan dataran tinggi dengan ketinggian rata- rata 300 - 500
meter dits rmalutteetk da sapa BujTur dam 3°45’ Lialtn. Lualy ah Lampung tercatat
34.623,80 km2. Wilayah Provinsi Lampung bagian utara berbatasan dengan Provinsi
Sumatera Selatan dan Bengkulu, bagian timur berbatasan dengan Laut Jawa, bagian
selatan berbatasan dengan Selatan Sunda, dan bagian barat berbatasan dengan
Samudera 69 Indonesia. Provinsi Lampung terdiri atas 13 kabupaten, 2 kota, 228
kecamatan, 2.651 desa/kelurahan. Jumlah penduduk Provinsi Lampung sebanyak
8.370.485 jiwa (Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, 2020) 4.1.1.9
Berdasarkan posisi geografisnya, sebagai salah satu provinsi yang berbatasan langsung
dengan beberapa negara ASEAN, Provinsi Kepulauan Riau memiliki posisi yang sangat
strategis. Selain itu, Provinsi Kepulauan Riau juga berbatasan langsung dengan
beberapa provinsi lainnya di Indonesia. Sebelah Utara berbatasan dengan Vietnam dan
Kamboja, sebelah Selatan berbatasan dengan Sumatera Selatan dan Jambi, sebelah
Barat berbatasan dengan Singapura, Malaysia, dan Provinsi Riau, dan sebelah Timur
berbatasan dengan Malaysia dan Kalimantan Barat.
Pada tahun 2018 Provinsi Kepulauan Riau terdiri atas 12 Kabupaten, 7 Kota, 179
Kecamatan, 416 Desa/Kelurahan. Jumlah penduduk Kepulauan Riau sebanyak 2.136.521
jiwa (Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau, 2020) Tabel 4.1 Provinsi-Provinsi
Pulau Sumatera No Provinsi Ibu Kota Luas (Km2) Populasi (Jiwa) 1 Aceh Banda Aceh
57.956 5.281.314 2 Sumatera Utara Medan 72.981,23 14.415.391 3 Sumatera Barat
Padang 42.252,24 5.382.077 4 Riau Pekanbaru 87.023,66 6.814.909 5 Jambi Jambi
50.160,05 3.570.272 6 Sumatera Selatan Palembang 86.700,68 8.370.320 7 Bengkulu
Bengkulu 19.919,33 1.963.300 8 Lampung Bandar Lampung 34.623,80 8.370.485 9
Kep.Bangka Belitung Pangkal Pinang 81.725,06 1.459.873 10 Kep.Riau Tanjung Pinang
11.521,06 2.136.521 Sumber: (Badan Pusat Statistik Indonesia, 2020) 4.1.2 Deskripsi Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik
(BPS) Republik Indonesia.
Dalam penelitian ini menggunakan alat analisis 71 regresi data panel dimana variabel
terikatnya menggunakan variabel pertumbuhan ekonomi dan variabel bebasnya
menggunakan variabel Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja, Tingkat Pengangguran
Terbuka, dan Upah Minimum Provinsi. Dibawah ini merupakan deskripsi data yang
digunakan untuk perhitungan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut : 4.1.2.1
Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi di setiap provinsi-provinsi yang ada di
Pulau Sumatera bervariasi. Hal ini dikarenakan oleh kondisi geografis maupun sumber
daya manusia yang dimiliki dari setiap provinsi yang ada di Pulau Sumatera
berbeda-beda. Dibawah ini merupakan pertumbuhan ekonomi seluruh provinsi yang
ada di Pulau Sumatera. Tabel 4.2
Pertumbuhan Ekonomi Seluruh Provinsi Di Pulau Sumatera Tahun 2014- 2018 (Persen)
No Provinsi Tahun 2014 2015 2016 2017 2018 1 Aceh 1.55 -0.73 3.29 4.18 4.61 2
Sumatera Utara 5.23 5.1 5.18 5.12 5.18 3 Sumatera Barat 5.88 5.53 5.27 5.29 5.14 4 Riau
2.71 0.22 2.18 2.68 2.34 5 Jambi 7.36 4.21 4.37 4.64 4.71 6 Sumatera Selatan 4.79 4.42
5.04 5.51 6.04 7 Bengkulu 5.48 5.13 5.28 4.98 4.99 8 Lampung 5.08 5.13 5.14 5.16 5.25 9
Kep.Bangka Belitung 4.67 4.08 4.1 4.47 4.45 10 Kep.Riau 6.6 6.02 4.98 2.00 4.56 Sumber:
Badan Pusat Statistik Indonesia, 2020 Dari tabel 4.2
yang diperoleh dari publikasi Badan Pusat Statistik Indonesia, 2020, menunjukkan bahwa
pertumbuhan ekonomi dari 10 Provinsi di Pulau 72 Sumatera selama lima tahun dari
tahun 2014 sampai dengan tahun 2018 berfluktuatif. Pada tahun 2014 pertumbuhan
ekonomi tertinggi dari 10 provinsi di Pulau Sumatera dengan tingkat pertumbuhan
ekonominya di atas 5 persen adalah Provinsi Jambi, Provinsi Kepulauan Riau, Provinsi
Sumatera Barat, Provinsi Bengkulu, Provinsi Sumatera Utara dan Provinsi Lampung.
Sementara, provinsi dengan kondisi pertumbuhan ekonomi terendah yaitu di bawah 5
persen adalah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi
Riau dan Provinsi Aceh.
Pada tahun 2015 pertumbuhan ekonomi tertinggi dari 10 provinsi di Pulau Sumatera
dengan tingkat pertumbuhan ekonominya di atas 5 persen adalah Provinsi Kepulauan
Riau, Provinsi Sumatera Barat, Provinsi Bengkulu, Provinsi Lampung, dan Provinsi
Sumatera Utara. Sementara, provinsi dengan kondisi pertumbuhan ekonomi terendah
yaitu di bawah 5 persen adalah Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Jambi, Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung, Provinsi Riau, dan Provinsi Aceh. Pada tahun 2016
pertumbuhan ekonomi tertinggi dari 10 provinsi di Pulau Sumatera dengan tingkat
pertumbuhan ekonominya di atas 5 persen adalah Provinsi Bengkulu, Provinsi Sumatera
Barat, Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Lampung, dan Provinsi Sumatera Selatan.
Sementara, provinsi dengan kondisi pertumbuhan ekonomi terendah yaitu di bawah 5
persen adalah Provinsi Kepulauan Riau, Provinsi Jambi, Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung, Provinsi Aceh dan Provinsi Riau.
73 Pada tahun 2017 pertumbuhan ekonomi tertinggi dari 10 provinsi di Pulau Sumatera
dengan tingkat pertumbuhan ekonominya di atas 5 persen adalah Provinsi Sumatera
Selatan, Provinsi Sumatera Barat, Provinsi Lampung, dan Provinsi Sumatera Utara.
Sementara, provinsi dengan kondisi pertumbuhan ekonomi terendah yaitu di bawah 5
persen adalah Provinsi Bengkulu, Provinsi Jambi, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,
Provinsi Aceh, Provinsi Riau dan Provinsi Kepulauan Riau. Pada tahun 2018
pertumbuhan ekonomi tertinggi dari 10 provinsi di Pulau Sumatera dengan tingkat
pertumbuhan ekonominya di atas 5 persen adalah Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi
Lampung, Provinsi Sumatera Utara dan Provinsi Sumatera Barat.
Dibawah ini merupakan TPAK seluruh provinsi yang ada di Pulau Sumatera yaitu sebagai
berikut : 74 Tabel 4.3 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Seluruh Provinsi Di Pulau
Sumatera Tahun 2014-2018 (Persen) No Provinsi Tahun 2014 2015 2016 2017 2018 1
Aceh 63.06 63.44 64.26 63.74 64.24 2 Sumatera Utara 67.07 67.28 65.99 68.88 71.82 3
Sumatera Barat 65.19 64.56 67.08 66.29 67.26 4 Riau 63.31 63.22 66.25 64.00 65.23 5
Jambi 65.59 66.14 67.54 67.52 68.46 6 Sumatera Selatan 68.85 68.53 71.59 69.50 68.69 7
Bengkulu 68.29 70.67 72.69 69.30 70.06 8 Lampung 66.99 65.60 69.61 67.83 69.67 9
Kep.Bangka Belitung 65.45 66.71 68.93 66.72 67.79 10 Kep.Riau 65.95 65.07 65.93 66.41
64.72 Sumber: Badan Pusat Statistik Indonesia, 2020 Dari tabel 4.3
yang diperoleh dari publikasi Badan Pusat Statistik Indonesia, 2020, menunjukkan bahwa
jumlah TPAK tahun 2014-2018 seluruh provinsi di Pulau Sumatera mengalami fluktuatif.
Pada Tahun 2014 TPAK tertinggi berada di Provinsi Provinsi Sumatera Selatan dan
terendah berada di Provinsi Aceh. Pada tahun 2015 TPAK tertinggi berada di Provinsi
Bengkulu dan terendah berada di Provinsi Riau. Pada tahun 2016 TPAK tertinggi berada
di Provinsi Bengkulu dan terendah berada di Provinsi Aceh. Pada tahun 2017 TPAK
tertinggi berada di Provinsi Sumatera Selatan dan terendah berada di Provinsi Aceh.
Dan pada tahun 2018 TPAK tertinggi berada di Provinsi Sumatera Utara dan terendah
berada di Provinsi Aceh. 4.1.2.3 Tingkat Pengangguran Terbuka Tingkat Pengangguran
Terbuka (TPT) provinsi – provinsi di Pulau Sumatera sangat beragam. Hal ini dikarenakan
sumber daya manusia berbeda beda 75 di setiap provinsi yang terletak di Pulau
Sumatera. Dibawah ini merupakan pertumbuhan ekonomi seluruh provinsi yang ada di
Pulau Sumatera : Tabel 4.4 Tingkat Pengangguran Terbuka Seluruh Provinsi Di Pulau
Sumatera Tahun 2014-2018 (Persen) No Provinsi Tahun 2014 2015 2016 2017 2018 1
Aceh 9.02 9.93 7.57 6.57 6.36 2 Sumatera Utara 6.23 6.71 5.84 5.60 5.56 3 Sumatera
Barat 6.50 6.89 5.09 5.58 5.55 4 Riau 6.56 7.83 7.43 6.22 6.20 5 Jambi 5.08 4.34 4.00 3.87
3.86 6 Sumatera Selatan 4.96 6.07 4.31 4.39 4.23 7 Bengkulu 3.47 4.91 3.30 3.74 3.51 8
Lampung 4.79 5.14 4.62 4.33 4.06 9 Kep.Bangka Belitung 5.14 6.29 2.60 3.78 3.65 10
Kep.Riau 6.69 6.20 7.69 7.16 7.12 Sumber: Badan Pusat Statistik Indonesia, 2020 Dari
tabel 4.4 yang diperoleh dari publikasi Badan Pusat Statistik Indonesia, 2020,
menunjukkan bahwa jumlah TPT tahun 2014-2018 seluruh provinsi di Pulau Sumatera
mengalami fluktuatif.
Pada tahun 2014 TPT tertinggi dari 10 provinsi di Pulau Sumatera dengan tingkat TPT di
atas 5 persen adalah Provinsi Aceh, Provinsi Kep.Riau, Provinsi Riau, Provinsi Sumatera
Barat, Provinsi Jambi, Provinsi Sumatera Utara, dan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Sementara, provinsi dengan kondisi pertumbuhan ekonomi terendah yaitu di bawah 5
persen adalah Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Lampung dan Provinsi Bengkulu.
Pada tahun 2015 TPT tertinggi dari 10 provinsi di Pulau Sumatera dengan tingkat TPT di
atas 5 persen adalah Provinsi Aceh, Provinsi Kep.Riau, Provinsi Riau, Provinsi Sumatera
Barat, Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Sumatera 76 Selatan, Provinsi Lampung dan
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Sementara, provinsi dengan kondisi pertumbuhan
ekonomi terendah yaitu di bawah 5 persen adalah Provinsi Jambi dan Provinsi Bengkulu.
Pada tahun 2016 TPT tertinggi dari 10 provinsi di Pulau Sumatera dengan tingkat TPT di
atas 5 persen adalah Provinsi Aceh, Provinsi Sumatera Barat, Provinsi Sumatera Utara,
Provinsi Riau dan Provinsi Kepulauan Riau. Sementara, provinsi dengan kondisi
pertumbuhan ekonomi terendah yaitu di bawah 5 persen adalah Provinsi Jambi, Provinsi
Sumatera Selatan, Provinsi Bengkulu, Provinsi Lampung dan Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung. Pada tahun 2017 TPT tertinggi dari 10 provinsi di Pulau Sumatera dengan
tingkat TPT di atas 5 persen adalah Provinsi Aceh, Provinsi Sumatera Barat, Provinsi
Sumatera Utara, Provinsi Riau dan Provinsi Kepulauan Riau.
Upah Minimum Provinsi Upah Minimum Provinsi (UMP) provinsi – provinsi di Pulau
Sumatera sangat bervariasi. Hal ini dikarenakan sumber daya manusia maupun sumber
daya alam berbeda beda di setiap provinsi yang terletak di Pulau Sumatera. Dibawah ini
merupakan UMP seluruh provinsi yang ada di Pulau Sumatera : Tabel 4.5 Upah
Minimum Provinsi Seluruh Provinsi Di Pulau Sumatera Tahun 2014- 2018 (Persen) No
Provinsi Tahun 2014 2015 2016 2017 2018 1 Aceh 1.750.000 1.900.000 2.118.500
2.500.000 2.717.750 2 Sumatera Utara 1.505.850 1.625.000 1.811.875 1.961.354
2.132.188 3 Sumatera Barat 1.490.000 1.615.000 1.800.725 1.949.284 2.119.067 4 Riau
1.700.000 1.878.000 2.095.000 2.266.722 2.464.154 5 Jambi 1.502.300 1.710.000
1.906.650 2.063.000 2.243.718 6 Sumatera Selatan 1.825.000 1.974.346 2.206.000
2.388.000 2.595.995 7 Bengkulu 1.350.000 1.500.000 1.605.000 1.730.000 1.888.741 8
Lampung 1.399.037 1.581.000 1.763.000 1.908.447 2.074.673 9 Kep.Bangka Belitung
1.640.000 2.100.000 2.341.500 2.534.673 2.755.443 10 Kep.Riau 1.665.000 1.954.000
2.178.710 2.358.454 2.563.875 Sumber: Badan Pusat Statistik Indonesia, 2020 Dari tabel
4.4
yang diperoleh dari publikasi Badan Pusat Statistik Indonesia, 2020, menunjukkan bahwa
jumlah UMP tahun 2014-2018 seluruh provinsi di Pulau Sumatera mengalami
peningkatan. Pada tahun 2014 UMP tertinggi di Pulau Sumatera berada di Provinsi
Sumatera Selatan sebesar 1.825.000 dan terendah berada di Provinsi Bengkulu sebesar
1.350.000. Pada tahun 2015 UMP tertinggi di Pulau Sumatera berada di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung sebesar 2.100.000 dan terendah berada di Provinsi Bengkulu
sebesar 1.500.000.
Pada tahun 2016 UMP tertinggi berada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebesar
2.341.500 dan terendah berada di 78 Provinsi Bengkulu sebesar 1.605.000. Pada tahun
2017 UMP tertinggi berada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebesar 2.534.673
dan terendah berada di Provinsi Bengkulu sebesar 1.730.000. Dan pada tahun 2018 UMP
tertinggi berada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebesar 2.755.443 dan terendah
berada di Provinsi Bengkulu sebesar 1.888.741. 4.1.3 Hasil Uji Asumsi Klasik 4.1.3.1 Hasil
Uji Multikolienaritas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
Untuk menguji korelasi antara variabel bebas maka di uji dengan menggunakan
correlation yang apabila nilai korelasinya di atas 0,80 maka terdeteksi terjadinya
multikolienaritas. Hasil pengujian multikolienaritas dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut : Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolienaritas TPAK TPT LOG(UMP) TPAK 1 -0.708334
-0.037107 TPT -0.708334 1 0.001736 LOG(UMP) -0.037107 0.001736 1 Sumber: Hasil
penelitian (data diolah, 2020) Dari hasil uji multikolienaritas pada Tabel 4.6 tersebut
antar variabel independen yaitu variabel TPAK, variabel TPT dan variabel LOG(UMP)
dalam penelitian ini tidak adanya hubungan korelasi.
Artinya dalam penelitian ini terbebas dari multikolinieritas atau tidak terjadi adanya
gangguan multikolienaritas. 79 4.1.3.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas Uji
heteroskedastisitas adalah keadaan dimana varian dari setiap gangguan tidak konstan.
Pengujian heteroskedastisitas dengan menggunakan uji Harvey test dengan bantuan
program E-Views 10. Untuk mendeteksi apakah dalam penelitian ini adanya
heteroskedastisitas yaitu dengan melihat nilai probabilitas Obs*R- squared. Apabila nilai
probabilitas Obs*R-squared lebih besar dari tingkat alpha 5% maka tidak terjadi
heteroskedastisitas. Berikut merupakan hasil dari pengujian heteroskedastisitas dalam
penelitian ini. Tabel 4.7
Chow Test Pengujian ini dilakukan untuk menguji pooling least square (Common Effect)
dengan pendekatan efek tetap (Fixed Effect) dalam melihat model manakah yang
terbaik dari kedua model tersebut yang dapat dilihat dari nilai probabilitas Chi-Square
pada tabel berikut : Tabel 4.8 Hasil Pengujian Chow Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 4.796915 (9,37) 0.0003 Cross-section Chi-square 38.662969 9 0.0000
Sumber: Hasil Penelitian (data diolah, 2020) Berdasarkan Tabel 4.8 di atas dapat dilihat
bahwa nilai probabilitas Chi- Square sebesar 0,0000 yang diperoleh dari regresi Fixed
Effect.
Dari hasil di atas menunjukkan bahwa nilai dari probabilitas Chi-Square lebih kecil dari
alpha 5% (0,0000 < 0,05) artinya model regresi dengan pendekatan efek tetap (Fixed
Effect) lebih baik dari pada pooling least square (Common Effect). 81 1. Hausman Test
Pengujian ini dilakukan untuk menguji Fixed Effect dengan Random Effect) dalam
melihat model manakah yang terbaik dari kedua model tersebut yang dapat dilihat dari
nilai probabilitas Chi-Square pada tabel berikut : Tabel 4.9 Hasil Pengujian Hausman
Test Summary Chi-Sq.Statistic Chi-Sq. d.f. Prob. Cross-section random 3.332673 3 0.3431
Sumber: Hasil Penelitian (data diolah, 2020) Berdasarkan Tabel 4.9
di atas menunjukkan bahwa nilai probabilitas Chi- square sebesar 0,3431 lebih besar
dari alpha 5% (0,3431 > 0,05) maka model regresi yang terpilih dalam penelitian ini
adalah model Random Effect, sehingga perlu dilanjutkan untuk uji lagrange multiplier. 2.
Lagrange Multiplier Test (LM-Test) Lagrange Multiplier Test (LM-Test) dilakukan untuk
melihat Common Effect lebih baik dari pada Random Effect dengan melihat nilai
probabilitas Breusch – Pagan pada kolom Both. Apabila nilai probabilitasnya lebih kecil
dari nilai alpha 5% maka model regresi data panel yang terpilih adalah Random Effetct.
82 Tabel 4.10 Uji Lagrange Multiplier Lagrange Multiplier Tests for Random Effects Null
hypotheses: No effects Alternative hypotheses: Two-sided (Breusch-Pagan) and
one-sided (all others) alternatives Test Hypothesis Cross- section Time Both
Breusch-Pagan 11.90311 1.022793 12.92590 (0.0006) (0.3119) (0.0003) Sumber: Hasil
penelitian (data diolah, 2020) Berdasarkan Tabel 4.10 di atas menunjukkan bahwa nilai
probabilitas Breusch-Pagan pada Both sebesar 0,0003 lebih kecil dari alpha 5% (0,0003
< 0,05).
Dengan demikian model regresi yang terpilih atau sesuai dengan karakteristik data
dalam penelitian ini adalah Random Effect Model (REM). 4.1.5 Analisis Data Panel Data
panel adalah data gabungan yang terdiri dari data time series dan data cross section.
Data time series dalam penelitian ini sebanyak 5 tahun dari tahun 2014-2018,
sedangkan data cross section dalam penelitian ini sebanyak 10 Provinsi di Pulau
Sumatera. Model yang terbaik dalam penelitian ini adalah model Random Effect. Hal ini
dapat dilihat dari hasil pengujian pemilihan teknik estimasi data panel pada Tabel 4.8,
Tabel 4.9 dan Tabel 4.10. Berikut ini hasil regresi model Random Effect yang terpilih
pada penelitian ini. 83 Tabel 4.11 Hasil Pengujian Random Effect Yang Terpilih Variable
Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 39.52578 14.76408 2.677158 0.0103 TPAK
-0.076319 0.104299 -0.731732 0.4680 TPT -0.707877 0.164891 -4.292997 0.0001
LOG(UMP) -1.796128 0.946972 -1.896706 0.0642 Sumber: Hasil penelitian (data diolah,
2020) Berdasarkan pada Tabel 4.11 di atas maka dapat diperoleh persamaan hasil
regresi sebagai berikut: PE= 39.52578 – 0.076319TPAK - 0.707877TPT -
1.796128LOG(UMP) Dari persamaan diatas diketahui bahwa nilai koefisien konstanta
adalah sebesar 39.52578 artinya apabila variabel independen TPAK,TPT dan UMP
dianggap konstan/tetap, maka nilai pertumbuhan ekonominya sebesar 39.52578.
Nilai koefisien dari variabel TPAK sebesar -0.076319 artinya apabila jumlah Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja meningkat sebesar 1% maka pertumbuhan ekonomi akan
menurun sebesar 0.076319. Nilai koefisien dari variabel TPT sebesar -0.707877 artinya
apabila jumlah Tingkat Pengangguran Terbuka meningkat sebesar 1% maka
pertumbuhan ekonomi akan menurun sebesar 0.707877. Selanjutnya adalah nilai
koefisien dari variabel UMP sebesar -1.796128 artinya apabila Upah Minimum Provinsi
meningkat sebesar 1 Rupiah maka pertumbuhan ekonomi akan menurun sebesar
1.796128. 84 1. Analisis Tiap Provinsi di Pulau Sumatera Pada Tahun 2014-2018 1.
Provinsi Aceh Koefisien regresi Random effect pada Provinsi Aceh sebesar -0.236597
dengan nilai Constanta sebesar 39.52578, artinya apabila terdapat perubahan pada
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja, Tingkat Pengangguran Terbuka dan Upah Minimum
Provinsi maka Provinsi Aceh akan mendapat pengaruh individu terhadap pertumbuhan
ekonomi sebesar -0,24 %. 2. Provinsi Bengkulu Koefisien regresi Random effect pada
Provinsi Bengkulu sebesar -0.529955 dengan nilai Constanta sebesar 39.52578, artinya
apabila terdapat perubahan pada Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja, Tingkat
Pengangguran Terbuka dan Upah Minimum Provinsi maka Provinsi Bengkulu akan
mendapat pengaruh individu terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar -0,53 %. 3.
Provinsi Jambi Koefisien regresi Random effect pada Provinsi Jambi sebesar -0.341486
dengan nilai Constanta sebesar 39.52578, artinya apabila terdapat perubahan pada
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja, Tingkat Pengangguran Terbuka dan Upah Minimum
Provinsi maka Provinsi Jambi akan mendapat pengaruh individu terhadap pertumbuhan
ekonomi sebesar -0,34 %. 4. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Koefisien regresi
Random effect pada Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebesar -0.607652 dengan nilai
Constanta sebesar 39.52578, artinya apabila terdapat perubahan pada Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja, Tingkat 85 Pengangguran Terbuka dan Upah Minimum
Provinsi maka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung akan mendapat pengaruh individu
terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar -0,61 %.
5. Provinsi Kepulauan Riau Koefisien regresi Random effect pada Provinsi Kepulauan
Riau sebesar - 0.341486 dengan nilai Constanta sebesar 39.52578, artinya apabila
terdapat perubahan pada Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja, Tingkat Pengangguran
Terbuka dan Upah Minimum Provinsi maka Provinsi Kepulauan Riau akan mendapat
pengaruh individu terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar -0,34 %. 6. Provinsi
Lampung Koefisien regresi Random effect pada Provinsi Lampung sebesar -0.116363
dengan nilai Constanta sebesar 39.52578, artinya apabila terdapat perubahan pada
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja, Tingkat Pengangguran Terbuka dan Upah Minimum
Provinsi maka Provinsi Lampung akan mendapat pengaruh individu terhadap
pertumbuhan ekonomi sebesar -0,12 %. 7.
Provinsi Riau Koefisien regresi Random effect pada Provinsi Riau sebesar -1.316752
dengan nilai Constanta sebesar 39.52578, artinya apabila terdapat perubahan pada
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja, Tingkat Pengangguran Terbuka dan Upah Minimum
Provinsi maka Provinsi Riau akan mendapat pengaruh individu terhadap pertumbuhan
ekonomi sebesar -1,32 %. 86 8. Provinsi Sumatera Barat Koefisien regresi Random effect
pada Provinsi Sumatera Barat sebesar 0.796950 dengan nilai Constanta sebesar
39.52578, artinya apabila terdapat perubahan pada Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja,
Tingkat Pengangguran Terbuka dan Upah Minimum Provinsi maka Provinsi Sumatera
Barat akan mendapat pengaruh individu terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 0,8 %.
9.
Provinsi Sumatera Selatan Koefisien regresi Random effect pada Provinsi Sumatera
Selatan sebesar - 0.438170 dengan nilai Constanta sebesar 39.52578, artinya apabila
terdapat perubahan pada Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja, Tingkat Pengangguran
Terbuka dan Upah Minimum Provinsi maka Provinsi Sumatera Selatan akan mendapat
pengaruh individu terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 0,44 %. 10. Provinsi
Sumatera Utara Koefisien regresi Random effect pada Provinsi Sumatera Utara sebesar
0.766187 dengan nilai Constanta sebesar 39.52578, artinya apabila terdapat perubahan
pada Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja, Tingkat Pengangguran Terbuka dan Upah
Minimum Provinsi maka Provinsi Sumatera Utara akan mendapat pengaruh individu
terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 0,77 %. 4.1.6
Pengujian Hipotesis Setelah ditemukan model yang terbaik dalam penelitian ini yaitu
model Random Effect, maka selanjutnya akan dilakukan pengujian hipotesis Uji t dan Uji
F dari persamaan yang diperoleh hasil analisis data yaitu sebagai berikut: 87 4.1.6.1 Uji
Parsial (Uji t) Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen
dalam penelitian ini berpengaruh terhadap variabel dependen secara individu yaitu
dengan melihat nilai thitung > ttabel , maka secara parsial variabel independent
berpengaruh terhadap variabel dependent variabel. Berikut ini adalah hasil pengujian
secara parsial dalam penelitian ini. Tabel 4.12 Hasil Pengujian Secara Parsial (Uji t)
Variabel Bebas t-statistik t-Tabel Prob Keterangan Hipotesis TPAK -0.731732 1.67866
0.4680 T. Signifikan Tolak ?? 1 ?? 2 ?? 3 Dari hasil pengujian secara parsial (Uji t) pada
tabel 4.12 diatas dijelaskan bahwa variabel Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (X1)
memiliki nilai thitung sebesar -0.731732 dengan nilai probabilitas sebesar 0.4680
sementara nilai ttabel dengan (df) = n-k (50- 4da 0.05 dirolh nia sesaka hitung < ttabel
yaitu -0.731732 < 1.67866 dengan nilai signifikan 0.4680 > 0.05.
Maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (X1)
tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi-
Provinsi di Pulau Sumatera tahun 2014-2018. Variabel Tingkat Pengangguran Terbuka
(X2) memiliki nilai thitung sebesar - 4.292997 dengan nilai probabilitas sebesar 0.0001
sementara nilai ttabel dengan (df) = n-k (50- 4 = 46) pa a = 0.05 dirolh nia sesaka
hitung > ttabel 88 yaitu -4.292997 > 1.67866 dengan nilai signifikan 0.0001 < 0.05.
Maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial Tingkat Pengangguran Terbuka (X2)
berpengaruh dan signifikan secara negatif terhadap Pertumbuhan Ekonomi provinsi –
provinsi di Pulau Sumatera tahun 2014-2018.
Variabel Upah Minimum Provinsi (X3) memiliki nilai thitung sebesar - 1.896706 dengan
nilai probabilitas sebesar 0.0642 sementara nilai ttabel dengan (df) = n-k (50- 4 = 46) pa
a = 0.05 dirolh nia sesaka hitung > ttabel yaitu -1.896706 > 1.67866 dengan nilai
signifikan 0.0642 > 0.05. Maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial Upah Minimum
Provinsi (X3) berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi
provinsi – provinsi di Pulau Sumatera tahun 2014-2018. 4.1.6.2 Uji Simultan (Uji F)
Pengujian ini dilakukan untuk menguji besarnya pengaruh dari seluruh variabel
independent (TPAK, TPT dan UMP) secara simultan tehadap variabel dependent
(Pertumbuhan Ekonomi).
Jika nilai Fhitung > Ftabel maka secara bersama- sama variabel independent
mempengaruhi variabel dependent. Berikut hasil pengujian simultan (uji F) pada
penelitian ini: Tabel 4.13 Hasil Pengujian Secara Simultan (uji F) F Statistik F Tabel
Probability Keterangan 6.970146 2.81 0.000580 Signifikan Sumber: Hasil penelitian (data
diolah, 2020) 89 Dari hasil pengujian secara simultan (Uji F) pada tabel 4.13 diatas
dijelaskan bahwa nilai Fhitung sebesar 6.970146 dengan nilai signifikan 0.000580
sementara nilai Ftabel dengan df = (k-1) (n-k) = (4-1) (50-4) = (3) (46) yaitu sebesar 2.81
daa 0.05. kaniaiF hitung > Ftabel dengan nilai 6.970146 > 2.81 dengan nilai signifikan
0.000580 < 0.05, artinya secara simultan (serentak) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja,
Tingkat Pengangguran Terbuka, dan Upah Minimum Provinsi (independent variable)
berpengaruh terhadap Pertumbuhan Ekonomi (dependent variable).
4.1.6.3 Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi 1. Uji R (Koefisien Korelasi) Untuk
mengetahui tingkat korelasi ataupun hubungan antara variabel bebas terhadap variabel
terikat dapat dilihat dari nilai R-squared. Nilai R-squared dalam penelitian ini sebesar
0.312514. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan variabel bebas terhadap variabel
terikat berhubungan lemah secara positif, karena nilai 0.312514 mendekati positif satu
(+1). Dalam hal ini ketika nilai R-squared memiliki hubungan yang lemah berarti kondisi
penelitian untuk menguji antara variabel bebas terhadap variabel terikat tidak baik. 2.Uji
R2 (Koefisien Determinasi) Koefisien determinasi (R2) merupakan kondisi dimana
variabel bebas menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel terikat yang dapat dilihat
dari nilai Adjusted R-squared.
Dari hasil pengujian pada penelitian ini nilai Adjusted R- squared memiliki nilai sebesar
0.267678 atau 27% dengan kata lain pengaruh 90 antara variabel bebas terhadap
variabel terikat lemah dengan nilai sebesar 26,7%, sedangkan 73.3% dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. 4.2 Pembahasan Model yang
terpilih dalam penelitian ini adalah model Random Effect. Berdasarkan hasil pengujian
secara parsial seperti pada Tabel 4.12, maka keterkaitan variabel bebas dengan variabel
terikat dapat dijelaskan sebagai berikut: 4.2.1
Hal ini dikarenakan menurut (Indriyani, 2016) kondisi di Indonesia saat ini pada sektor
industri sangat dipengaruhi oleh teknologi padat modal. Penggunaan teknologi diyakini
dapat meningkatkan produktivitas dalam kegiatan ekonomi. Sehingga ketersediaan
tenaga kerja tidak menunjukkan pengaruhnya terhadap produktivitas dan menyebabkan
manfaat dari maksimalnya jumlah angkatan kerja tidak mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi. 91 4.2.2 Pengaruh Variabel TPT Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi-
Provinsi di Pulau Sumatera Berdasarkan hasil pengujian secara parsial variabel TPT yang
digunakan dalam penelitian ini berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
Pertumbuhan Ekonomi provinsi – provinsi di Pulau Sumatera tahun 2014-2018. Hal ini
dapat dilihat pada tabel 4.12 yaitu -4.292997 > 1.67866 dengan nilai signifikansi 0.0001
< 0.05.
Hal ini sesuai dengan hipotesis awal yang menyatakan bahwa TPT diduga berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi provinsi- provinsi di Pulau
Sumatera. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Muharram,
2015) yang menyatakan pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap tingkat pengangguran terbuka di Provinsi Sulawesi Selatan periode 2004-2013.
Tingkat pengangguran yang meningkat akan menyebabkan daya beli masyarakat akan
berkurang sehingga mengakibatkan berkurangnya permintaan terhadap barang
produksi, hal ini akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi yang akan semakin
menurun. 4.2.3
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Fauzani, 2019) yang
menyatakan bahwa Upah minimum provinsi memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap kesempatan kerja di Provinsi Jambi, hal ini dapat dilihat nilai koefisien regresi
sebesar 0.469068 artinya jika upah minimum meningkat satu juta rupiah maka
kesempatan kerja meningkat sebesar 0.469068 jiwa, dengan asumsi variable lain
dianggap tetap. Upah minimum provinsi yang meningkat. Secara simultan (serentak)
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja, Tingkat Pengangguran Terbuka, dan Upah Minimum
Provinsi (independent variable) berpengaruh terhadap Pertumbuhan Ekonomi
(dependent variable).
Hal ini dibuktikan dengan nilai Fhitung > Ftabel dengan nilai 6.970146 > 2.81 dengan
nilai signifikan 0.000580 < 0.05, BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil olah data dan pembahasan di atas, maka penulis mencoba menarik
beberapa kesimpulan diantaranya sebagai berikut: 1. Variabel TPAK yang digunakan
dalam penelitian ini tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi dengan nilai -0.731732 < 1.67866 dengan nilai signifikan 0.4680 > 0.05. 2.
Variabel TPT yang digunakan dalam penelitian ini berpengaruh dan signifikan secara
negatif terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan nilai signifikan - 4.292997 > 1.67866
dengan nilai 0.0001 < 0.05. 3. Variabel UMP yang digunakan dalam penelitian ini
berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan nilai
signifikan -1.896706 > 1.67866 dengan nilai signifikansi 0.0642 > 0.05. 5.2 Saran Dari
hasil penelitian yang telah didapatkan maka penulis akan menyampaikan beberapa
saran sebagai berikut: 1.
Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi. (2020). Provinsi Jambi Dalam Angka 2019. Badan
Pusat Statistik Provinsi Jambi. Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
(2020). Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Dalam Angka 2019. Badan Pusat Statistik
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau.
(2020). Provinsi Kepulauan Riau Dalam Angka 2019. Badan Pusat Statistik Provinsi
Kepulauan Riau. Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung. (2020). Provinsi Lampung
Dalam Angka 2019. Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung. Badan Pusat Statistik
Provinsi Riau. (2020). Provinsi Riau Dalam Angka 2019. Badan Pusat Statistik Provinsi
Riau. Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Barat. (2020).
Provinsi Sumatera Barat Dalam Angka 2019. Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera
Barat. Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan. (2020). Provinsi Sumatera Selatan
Dalam Angka 2019. Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan. Badan Pusat
Statistik Provinsi Sumatera Utara. (2020). Provinsi Sumatera Utara Dalam Angka 2019.
Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara. Basuki, A. T., & Prawoto, N. (2017).
Analisis Regresi Dalam Penelitian Ekonomi & Bisnis: Dilengkapi Aplikasi SPSS & E-views.
PT.Rajagrafindo Persada. Fajrin, V., & Sudarsono, H. (2019). Analisis Pertumbuhan
Ekonomi Di Pulau Madura. Jurnal Ekonomi-Qu, 9(1), 21 – 33. Fauzani, E. (2019).
Pengantar Ekonomi Makro (Edisi Ketujuh). Salemba Empat. Margolis, J. S., Abuabara, K.,
Bilker, W., Hoffstad, O., & Margolis, D. J. (2014). Persistence of mild to moderate atopic
dermatitis. JAMA Dermatology, 150(6), 593 – 600. Menteri Tenaga Kerja Dan
Transmigrasi Republik Indonesia. (2013). Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Nomor 7 Tahun 2013 Tentang Upah Minimum (pp. 1 – 69). Muharram, N.
A. (2015). Pengaruh Laju Pertumbuhan Ekonomi Jumlah Pengangguran Angkatan Kerja
Terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka di Provinsi Sulawesi Selatan.Makassar. Muslim,
M. R. (2014). Pengangguran Terbuka dan Determinannya.
Jurnal Ekonomi Dan Studi Pembangunan, 15(1), 171 – 181. Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia. (2013). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun
2013 Tentang Perluasan Kesempatan Kerja. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia.
(2015). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2015 Tentang
Pengupahan. Prastyo, A. A. (2010). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat
Kemiskinan (Studi Kasus 35 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Tahun 2003-2007). 1 – 138.
Rasyadi, A. (2011). Pengaruh Produk Domestik Bruto (PDB) Dan Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (TPAK) Terhadap Kemiskinan Di Indonesia. Santoso, A. B. (2017).
Pengaruh Luas Lahan dan Pupuk Bersubsidi Terhadap Produksi Padi Nasional ( Effect of
Land Use and Subsidized Fertilizer for National Rice Production ). 20(3), 208 – 212. Sari,
C. P. M., & Susanti, P. (2018). Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Dan Pertumbuhan
Penduduk Terhadap Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Di Kota Lhokseumawe Periode
2007-2015. Jurnal Ekonomika Indonesia, VII, 1 – 12. Sari, M. (2016). Pengaruh Investasi,
Tenaga Kerja Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di
Indonesia. Jurnal Ekonomi Dan Kebijakan Publik Indonesia, 3(2), 109 – 115. Simanjuntak,
P. . (2015). Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. LPFE-UI. Smith, A.
(2008). An Inquiry Into The Nature And Cause Of The Wealth Of Nation. Methuen &
Co.Ltd. Soemarsono, S. (2009). Ekonomi Manajemen Sumberdaya Manusia dan
Ketenagakerjaan. Graha Ilmu. Subri, M. (2014). Ekonomi Sumber Daya Manusia Dalam
Prespektif Pembangunan (Edisi Revisi). PT.Rajagrafindo Persada. Sugiyono. (2017).
Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta Bandung. Sukirno, S. (2016). Makroekonomi Teori
Pengantar (Edisi Ketiga). PT.Rajagrafindo Persada. Susanto, B. S. (2014). Penyerapan
Tenaga Kerja Dan Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Upah Minimum Di
Indonesia. The Asia Pacific Journal of Management, 2(3), 223 – 242. Syahril. (2014).
INTERNET SOURCES:
-------------------------------------------------------------------------------------------
<1% - https://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/download/2655/2402
<1% - http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jep/article/download/3893/4314
<1% -
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40324/1/AYU%20ATHIFAH-F
EB.pdf
<1% - http://eprints.undip.ac.id/62025/1/07_PUTERA.pdf
<1% - http://digilib.uin-suka.ac.id/28879/
<1% -
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47228/1/TENTI%20APRIYANT
I%20RUKMANA-FEB.pdf
<1% -
https://www.researchgate.net/publication/325490802_Impact_of_life_expectancy_literacy
_rate_opened_unemployment_rate_and_gross_domestic_regional_income_per_capita_on
_poverty_in_the_districtscity_in_Central_Sulawesi_Province
<1% -
https://www.researchgate.net/publication/5196559_The_Effect_of_Health_on_Economic_
Growth_Theory_and_Evidence
<1% - https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6284816/
<1% - http://digilib.unila.ac.id/54585/
<1% -
https://www.researchgate.net/publication/321725105_Factors_that_Influence_the_Rate_o
f_Unemployment_in_Indonesia
<1% -
https://www.researchgate.net/publication/251237982_Financial_development_ICT_diffusi
on_and_economic_growth_Lessons_from_MENA_region
<1% -
https://www.scribd.com/document/338294474/Indikator-Kesejahteraan-Rakyat-2015-pd
f
<1% - http://www.jim.unsyiah.ac.id/EKP/article/download/2474/1289
<1% -
https://tugassekolah73.blogspot.com/2017/12/soal-ekonomi-dan-kunci-jawaban.html
<1% - http://ejournal.upbatam.ac.id/index.php/jim/article/download/1001/791/
<1% - http://eprints.undip.ac.id/75918/3/BAB_II.pdf
<1% -
https://akhsoname.blogspot.com/2015/09/fungsiperantujuanperinsip-dan-ciri-ciri.html
<1% - http://jurnal.unigo.ac.id/index.php/gdrev/article/download/115/112
<1% - https://www.onoini.com/pengertian-kesempatan-kerja/
<1% - http://a-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_0804867_chapter1.pdf
1% - https://ojs.unimal.ac.id/index.php/ekonomika/article/download/710/pdf
<1% -
https://rizkikarisha.blogspot.com/2013/11/pengaruh-tingkat-pengangguran-terhadap_2
4.html
<1% -
https://geograpik.blogspot.com/2020/04/ekonomi-xi-bab-3-ketenagakerjaan.html
<1% - https://id.scribd.com/doc/259230345/Hak-Dan-Kewajiban-Pekerja
<1% -
https://ratuhermikusumah.wordpress.com/2014/05/20/masalah-perekonomian-indonesi
a/
<1% - https://top.hatnote.com/id/wikipedia/2018/5/2.html
<1% - https://id.wikipedia.org/wiki/Sumatra
<1% -
https://www.bappenas.go.id/files/7213/5229/9694/02buku-iii-rkp-2012---bab-ii__20110
524162527__2.pdf
<1% - https://ilmugeografi.com/ilmu-sosial/provinsi-di-pulau-sumatera
<1% -
https://id.scribd.com/doc/271104564/Analisis-Ekonomi-Dampak-Tambang-Inkonvensio
nal-TI-Terhadap-Pendapatan-Nelayan-di-Kabupaten-Bangka-Barat
<1% -
https://pt.scribd.com/document/320523343/Draft-RUPTL-2016-2025-Revisi-27-Mei-201
6-Pengesahan-Rapi1
<1% - http://riau.bps.go.id/
<1% -
https://www.indonesia-investments.com/id/keuangan/angka-ekonomi-makro/inflasi-di-i
ndonesia/item254
<1% -
https://id.123dok.com/document/ky6m3gq0-peramalan-jumlah-penduduk-laju-pertum
buhan-ekonomi-tahun-binjai.html
<1% - http://www.okutimurkab.go.id/wp-content/uploads/2019/08/LKjIP-2018.doc
<1% - https://zombiedoc.com/profil-kesehatan-provinsi-sumatera.html
<1% -
https://id.123dok.com/document/9yngv0kz-analisis-faktor-faktor-mempengaruhi-penye
rapan-tenaga-pertanian-sumatera.html
<1% - https://muslehgeo.blogspot.com/2013/06/
<1% - https://furotul29.blogspot.com/2015/04/makalah-ketenagakerjaan.html
<1% - http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1719/1/SKRIPSI%20NADIA.pdf
<1% - http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/EKaPI/article/download/5606/4638
<1% - http://etheses.uin-malang.ac.id/1126/5/11510131%20Bab%201.pdf
<1% -
https://pt.scribd.com/document/334500475/Profil-Kesehatan-Provinsi-Riau-Tahun-2014
<1% - http://eprints.undip.ac.id/68344/1/06_PRIASTIWI.pdf
<1% -
https://iniblogsaja.blogspot.com/2013/01/pengangguran-latar-belakang-pengertian.ht
ml
<1% - https://padlet.com/ndin_bimo/ndin81
<1% - https://muslimpoliticians.blogspot.com/search/label/Pemerintah
<1% -
https://malikkhan91.blogspot.com/2013/05/pengaruh-pertumbuhan-ekonomi-terhadap
.html
<1% -
https://id.123dok.com/document/7wq212y1-sosial-ekonomi-keluarga-dan-hubunganny
a-dengan-prestasi-belajar-anak-di-smk-telkom-sandhy-putra-medan.html
<1% -
https://johannessimatupang.wordpress.com/2015/03/05/seminar-manajemen-pemasara
n-kelas-sore/
<1% - https://jurnalmepaekonomi.blogspot.com/feeds/posts/default?orderby=updated
<1% - http://eprints.umm.ac.id/view/year/2019.default.html
<1% -
https://www.slideshare.net/alno-arjes/skripsi-laporan-keuangan-untuk-mengukur-kinerj
a-keuangan-perusahaan-46874253
<1% -
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/33042/Chapter%20II.pdf;sequen
ce=4
<1% - https://id.wikipedia.org/wiki/Pertumbuhan_ekonomi
<1% -
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/34720/Chapter%20II.pdf;sequen
ce=3
<1% -
https://geograpik.blogspot.com/2020/03/ekonomi-x-bab-3-peran-pelaku-ekonomi.html
<1% - http://fe.budiluhur.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/b.-berlian.pdf
<1% - http://journals.ums.ac.id/index.php/dayasaing/article/download/2271/1541
<1% -
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/17728/Chapter%20II.pdf;sequen
ce=4
<1% - https://fassarozi.blogspot.com/2015/09/soal-dan-jawaban-ekonomi-makro.html
<1% -
https://www.coursehero.com/file/69703561/pertumbuhan-ekonomi-makalahdocx/
<1% -
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/planomadani/article/download/749/723
<1% - https://b-prakoso27210001.blogspot.com/2011/03/pertumbuhan-ekonomi.html
<1% - https://ekonomimanajemen.com/pengertian-pertumbuhan-ekonomi/
<1% -
https://www.coursehero.com/file/p3qdg6j3/tentang-pengertian-pertumbuhan-ekonomi
-adalah-perubahan-tingkat-kegiatan/
<1% - http://repository.unpas.ac.id/41084/3/BAB%20II.pdf
<1% -
https://jasmencomputer.blogspot.com/2016/01/contoh-makalah-tentang-pertumbuhan
.html
<1% - http://eprints.ums.ac.id/72949/1/naskah.pdf
<1% - https://id.123dok.com/document/yr345n8y-sma-eko-ekonomi-ismawanto.html
<1% - https://jhonnix.blogspot.com/2015/04/pengertain-pertumbuhan-ekonomi.html
<1% -
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/26531/Chapter%20II.pdf?seque
nce=4&isAllowed=y
<1% - https://ajaib.co.id/pengertian-pertumbuhan-ekonomi-dan-faktor-faktornya/
<1% -
https://parakawak.blogspot.com/2018/06/pembangunan-dan-pertumbuhan-ekonomi.ht
ml
<1% - https://www.slideshare.net/Nursyidahalit/konsep-pertumbuhan-ekonomi
2% -
https://sofyanwsw.wordpress.com/2014/03/09/pertumbuhan-dan-pembangunan-ekono
mi/
<1% - https://nirmalamala33.blogspot.com/
<1% -
https://sunflovender.wordpress.com/2018/05/20/teori-pertumbuhan-ekonomi-harrod-d
omar/
<1% -
https://tugasleoespadamenejemen13unsri.blogspot.com/2015/01/makalah-pertumbuha
n-ekonomi.html
<1% -
https://idoycdt.wordpress.com/2011/04/19/kewirausahaan-menurut-j-a-schumpeter/
<1% - https://mutiarailmudrajat.blogspot.com/2011/01/
<1% -
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/25392/Chapter%20II.pdf?seque
nce=4&isAllowed=y
<1% -
https://mutiarailmudrajat.blogspot.com/2011/01/teori-teori-pertumbuhan-ekonomi.htm
l
<1% -
https://whatteenagersneed.blogspot.com/2013/05/teori-ekonomi-ekonomi-internasiona
l.html
<1% -
https://pamungkasalhanafi.blogspot.com/2015/12/teori-ekonomi-pembangunan.html
<1% - https://ejournal.unitomo.ac.id/index.php/ep/article/download/294/211
<1% - http://eprints.umm.ac.id/35225/3/jiptummpp-gdl-rizkynugra-47321-3-babii.pdf
<1% -
https://skripsi-konsultasi.blogspot.com/2020/01/teori-harrod-domar-skripsi-dan-tesis.ht
ml
<1% -
https://id.123dok.com/document/6zkevv8z-analisis-pengaruh-pengeluaran-pemerintah-
pertumbuhan-ekonomi-pematang-siantar.html
<1% - https://abbassaleh2011.blogspot.com/2012/
<1% - https://pendidikanmu.com/2020/05/pertumbuhan-ekonomi.html
<1% -
https://www.coursehero.com/file/p59ng5gd/sentral-dalam-proses-pertumbuhan-dan-p
embangunan-ekonomi-Schumpeter/
<1% -
https://ardra.biz/ekonomi/ekonomi-makro/faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-e
konomi/
<1% - https://drm.co.id/faktor-faktor-yang-menentukan-pertumbuhan-ekonomi/
<1% -
https://sofyanwsw.wordpress.com/2014/03/09/pertumbuhan-dan-pembangunan-ekono
mi/comment-page-1/
<1% -
https://roroadityanovi.blogspot.com/2010/05/stabilitas-dan-pertumbuhan-ekonomi.htm
l
<1% -
https://sudutekonomi.blogspot.com/2017/01/konsep-pertumbuhan-ekonomi.html
<1% - https://bankpundi.co.id/faktor-faktor-yang-menentukan-pertumbuhan-ekonomi/
1% -
https://tugasakhiramik.blogspot.com/2013/04/pengertian-pertumbuhan-ekonomi.html
<1% - https://blog.ub.ac.id/diahfauziah/2012/04/14/ekonomi-makro/
<1% -
https://www.slideshare.net/puspitayudaningrum/fungsi-komputer-dalam-bidang-ekono
mi-be
<1% - https://maiaapasich.blogspot.com/
<1% - https://bankpundi.co.id/barang-barang-modal-dan-tingkat-teknologi/
<1% -
https://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/7271/Bab%202.p
df?sequence=10
<1% - https://www.scribd.com/document/219346499/Pajak-Daerah-PAD-Dan-PDB
<1% -
https://id.123dok.com/document/lzgjvnnz-analisis-pengaruh-pertumbuhan-ekonomi-te
rhadap-penerimaan-pajak-indonesia.html
<1% -
https://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/8690/Bab%202.p
df?sequence=11
<1% -
https://utaminindita.wordpress.com/2011/03/10/pertumbuhan-dan-perubahan-struktur
-ekonomi/
<1% -
https://pertumbuhanekonomiindonesia-indra.blogspot.com/2010/11/pertumbuhan-eko
nomi-perubahan-struktur.html
<1% - https://www.bps.go.id/subject/11/produk-domestik-bruto--lapangan-usaha-.html
<1% - https://desiherawatikawaii.wordpress.com/2009/12/30/perekonomian-indonesia/
<1% - https://faridaevione.blogspot.com/2013/04/
<1% -
https://superkurnia.wordpress.com/2015/12/18/konsep-dan-metode-perhitungan-pend
apatan-nasional/
<1% -
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/10037/1/GABUNGAN%20Muhammad%20HIdayat.pd
f
<1% -
https://data.go.id/dataset/tingkat-partisipasi-angkatan-kerja-tpak-menurut-provinsi
<1% - https://denpasarkota.bps.go.id/subject/6/tenaga-kerja.html
<1% - https://belukab.bps.go.id/subject/6/tenaga-kerja.html
<1% -
https://id.123dok.com/document/myj76xmy-analisis-faktor-faktor-mempengaruhi-urba
nisasi-sumatera-utara.html
<1% - http://eprints.umpo.ac.id/4043/3/BAB%20II.pdf
2% -
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/25504/Chapter%20II.pdf;sequen
ce=4
<1% -
https://text-id.123dok.com/document/oy86ee3wq-kriteria-produktivitas-kerja-rendah-tr
end-pengangguran-di-indonesia.html
<1% - https://ryansyukra.blogspot.com/2012/05/hubungan-antara-inflasi-dan.html
<1% -
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/42824/Chapter%20II.pdf;sequen
ce=3
<1% -
https://ratihmeriyunita.blogspot.com/2014/06/makalah-ekonomi-pembangunan.html
<1% - https://existenceronz.blogspot.com/2013/07/teori-pengangguran.html
<1% - http://digilib.uinsby.ac.id/3117/2/Bab%202.pdf
<1% - https://jalaluddinmustofa.blogspot.com/2014/03/makalah-pengangguran.html
<1% -
https://jdih.bpk.go.id/wp-content/uploads/2012/03/PP-Nomor-33-Tahun-2013.pdf
<1% -
https://bahruninfocom.blogspot.com/2010/03/demokratisasi-hak-asasi-manusia-dan.ht
ml
<1% - https://jakarta.go.id/dokumen/berkas/584/2808/5b5a98536d686596234996.pdf
<1% -
https://ratnaariani.blogspot.com/2015/03/makalah-inflasi-dan-pengangguran.html
<1% -
https://coreaccountingindonesia.blogspot.com/2018/04/pengangguran-inflasi-dan-kebij
akan.html
1% -
https://iqbalwajada.blogspot.com/2015/03/makalah-pengangguran-dan-kesempatan.ht
ml
<1% - https://ayiptayana.blogspot.com/
<1% - https://tamalatea.blogspot.com/2011/04/makalah-ekonomi-pembangunan.html
1% -
https://abstraksiekonomi.blogspot.com/2013/11/devinisi-dan-jenis-jenis-pengangguran.
html
<1% - https://helloprimata.blogspot.com/2014/06/implikasi-dari-benang-kusut.html
<1% - https://ejournal.unpatti.ac.id/ppr_iteminfo_lnk.php?id=655
<1% - https://marioandi.blogspot.com/2018/09/masalah-pengangguran.html
<1% - https://achmadbidin.blogspot.com/
<1% - http://eprints.radenfatah.ac.id/1187/4/BAB%20II%20skripsi.pdf
<1% - https://dendyraharjo.blogspot.com/2011/04/pengangguran.html
<1% -
https://hikmayogandita.wordpress.com/category/perekonomian-indonesia/page/2/
<1% - https://hmjakt-unnes.blogspot.com/2018/05/
<1% -
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/57290/Chapter%20II.pdf;sequen
ce=4
<1% - http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/EKaPI/article/download/3711/3413
<1% - http://repository.utu.ac.id/176/1/BAB%20I_V.pdf
<1% -
https://id.123dok.com/document/8ydg1jyp-analisis-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-
pengangguran-sumatera-utara.html
<1% - https://jdih.kemnaker.go.id/data_puu/PP_Nomor_78_Tahun_2015(1).pdf
<1% - https://uzlifatilhafiz.wordpress.com/
<1% -
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/131616-T%2027563-Beberapa%20faktor-Pendahuluan.
pdf
<1% - https://maulanaihsan49.blogspot.com/2013/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html
<1% - https://id.scribd.com/doc/68324553/A-210050131
<1% -
https://kantorhukumkalingga.blogspot.com/2013/10/perjanjian-kerja-kontrak-kerja-me
nurut.html
<1% - https://id.wikipedia.org/wiki/Upah_minimum
<1% -
https://ayahkiasiregar.wordpress.com/2014/01/16/mekanisme-penetapan-upah-tenaga-
kerja/
<1% - https://berita-buruh.blogspot.com/2013/11/UPAH-MINIMUM.html
<1% - https://ksb-serang.blogspot.com/
<1% - https://gajimu.com/gaji/gaji-minimum/komponen-khl
<1% -
https://ktacimbniaga2015.blogspot.com/2016/02/standard-kebutuhan-hidup-layak-khl.
html
<1% - http://repository.radenintan.ac.id/1174/3/BAB_II.pdf
<1% -
https://www.bahanbelajar.com/2016/07/soal-dan-jawaban-pembangunan-ekonomi.htm
l
<1% - https://alfiannurdin.wordpress.com/2010/04/17/41/
<1% - https://manajemenhrdspd1.wordpress.com/2015/05/02/uu-132003/
<1% -
https://setkab.go.id/inilah-peraturan-pemerintah-nomor-78-tahun-2015-tentang-pengu
pahan/
<1% -
https://devaelizabhet.wordpress.com/2013/06/21/analisa-undang-undang-tenaga-kerja
-no-13/
<1% - https://goukm.id/apa-itu-umr-umk-ump/
<1% -
https://arlytadwianggraini.blogspot.com/2014/10/manajemen-keuangan-gaji-upah-dan.
html
<1% - https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/cl6484/tunjangan-profesi/
<1% - http://etheses.uin-malang.ac.id/375/6/10210015%20Bab%202.pdf
<1% - http://ojs.stiami.ac.id/index.php/transparansi/article/download/45/39
<1% -
https://nisitasari.blogspot.com/2014/10/contoh-proposal-penelitian-metodologi.html
<1% - https://www.scribd.com/document/367736222/SKRIPSI-FEBRI-12804241037-docx
<1% - https://id.scribd.com/doc/289852800/7111409012-1-pdf
<1% - http://eprints.dinus.ac.id/8712/1/jurnal_13266.pdf
<1% -
https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/800690cdc9d26e500d21fb9aa719db30.p
df
<1% -
https://www.researchgate.net/publication/322694379_Faktor-faktor_yang_mempengaru
hi_tingkat_pengangguran_dan_kemiskinan_di_kota_samarinda
<1% - http://eprints.umm.ac.id/41211/3/BAB%20II.pdf
<1% -
https://id.123dok.com/document/lq5vpwy4-pengaruh-pendapatan-pertumbuhan-desen
tralisasi-moderating-kabupaten-provinsi-sumatera.html
<1% -
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/12666/Jurnal.pdf?sequence=1&isA
llowed=y
<1% -
https://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/gateway/plugin/WebFeedGatewayPlugin/atom
<1% - https://e-journal.unair.ac.id/JIET/article/download/5502/3393
<1% - https://dosen.perbanas.id/regresi-data-panel-2-tahap-analisis/
<1% - http://repositori.uin-alauddin.ac.id/8452/1/Siti%20Hardiyanti%20Hatta.pdf
<1% -
https://kresnaarsenal.blogspot.com/2015/10/cara-pemebelajaran-siswa-berprestasi.html
<1% - https://ojs.unimal.ac.id/index.php/JEPU/article/download/501/pdf
<1% -
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/65200/Chapter%20III-VI.pdf?se
quence=3&isAllowed=y
<1% -
https://dodogusmao.wordpress.com/2011/05/26/peranan-sda-dan-sdm-terhadap-pem
bangunan-ekonomi/
<1% -
https://theo-education.blogspot.com/2013/03/ekonomi-sumber-daya-manusia.html
<1% -
https://jurnalmepaekonomi.blogspot.com/2010/05/analisis-elastisitas-kesempatan-kerja
.html
<1% -
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/9836/skripsi%20full%20versi.
pdf?sequence=1
<1% - https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-pengangguran/
<1% - https://journal.trunojoyo.ac.id/kompetensi/article/download/4952/3360
<1% - https://fe.ummetro.ac.id/ejournal/index.php/JM/article/download/315/243
<1% -
https://hukumketenagakerjaandanhubunganindustrial.wordpress.com/2016/10/03/hubu
ngan-industri-pengantar/
<1% -
http://eprints.umm.ac.id/37137/2/jiptummpp-gdl-rismanurae-51339-2-babipdf.pdf
<1% - http://eprints.ums.ac.id/68166/3/BAB%20I.pdf
<1% -
http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/article/download/414/61
0
<1% - https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/09/24/teori-penelitian/
<1% - https://ojs.unimal.ac.id/index.php/ekonomi_regional/article/view/981
<1% -
https://materikuliahiep.blogspot.com/2019/03/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-eksp
or.html
<1% -
https://mafiadoc.com/i-faktor-yang-mempengaruhi-minat-tenaga-kerja-undip_59c6dc3
21723ddb4713297cd.html
<1% - https://putrinurainiw.blogspot.com/2012/
<1% - http://repository.unpas.ac.id/30290/6/BAB%20III.pdf
<1% -
http://eprints.binadarma.ac.id/361/1/Evaluasi%20Penggunaan%20Situs%20Web%20den
gan.pdf
<1% - http://eprints.undip.ac.id/61631/1/TESIS_FINAL.docx
<1% - https://idtesis.com/konsep-konstruk-dan-variabel/
<1% - http://repository.upi.edu/21723/6/S_PLB_1105216_Chapter3.pdf
<1% -
https://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/11018/12.%20BA
B%20III.pdf?sequence=12&isAllowed=y
<1% - http://repository.unpas.ac.id/11367/5/BAB%20III.pdf
<1% -
https://id.123dok.com/document/oy82l0yr-penerapan-analisis-menentukan-mempenga
ruhi-tingkat-pengangguran-provinsi-sumatera.html
<1% -
https://mayankchandra.blogspot.com/2011/04/kemiskinan-dan-pengangguran-dki-jaka
rta.html
<1% - http://repository.upi.edu/35065/4/S_PEM-1500930_Chapter3.pdf
<1% - http://a-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_034290_chapter3.pdf
<1% -
https://indoyamanas.blogspot.com/2009/05/kuliah-pengantar-ekonomi-makro.html
<1% - http://journal.feb.unmul.ac.id/index.php/INOVASI/article/download/804/64
<1% - http://repository.unpas.ac.id/37123/7/BAB%20III.pdf
<1% - https://www.scribd.com/document/363598369/01-GIRSANG
1% - https://www.diassatria.com/analisis-regresi-model-data-panel/
<1% -
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/8832/05.3%20bab%203.pdf.pdf?se
quence=7&isAllowed=y
<1% - https://konsultasiskripsi.com/category/metode-analisa-data/page/12/
<1% - https://wongdesmiwati.wordpress.com/category/ekonomi-politik/
<1% - http://eprints.umm.ac.id/35293/4/jiptummpp-gdl-endieharis-48053-4-babiii-f.pdf
<1% - http://eprints.undip.ac.id/48189/1/HERI_SUKOCO.docx
<1% -
https://id.123dok.com/document/wyeg3r0z-analisis-struktur-modal-optimal-perusahaa
n-manufaktur-sektor-industri-barang-konsumsi-di-bursa-efek-indonesia.html
<1% - https://www.statistikian.com/2012/08/regresi-linear-sederhana-dengan-spss.html
<1% -
https://id.123dok.com/document/zgwerv6y-pengaruh-faktor-internal-dan-eksternal-ter
hadap-return-saham-pada-sub-sektor-perbankan-yang-terdaftar-di-bei-tahun-2010-20
14.html
<1% -
http://repository.its.ac.id/72071/3/1311100002-Presentation-1311100002-presentationp
df.pdf
<1% - https://www.scribd.com/document/289865345/Analisis-Regresi-Data-Panel
<1% - https://edoc.pub/pertumbuhan-laba-pdf-free.html
<1% -
https://mafiadoc.com/bab-iii-metode-penelitian-a-jenis-penelitian_59c59a091723dde09
2c9f7c4.html
<1% - http://kc.umn.ac.id/1430/3/BAB%20III.pdf
<1% - http://repository.upi.edu/24567/5/S_PEA_1200693_Chapter3.pdf
<1% - http://eprints.ums.ac.id/21654/25/NASKAH_PUBLIKASI.pdf
<1% - https://id.scribd.com/doc/124588441/Skripsi-Bab-1-Bab-V
<1% - http://repository.unpas.ac.id/32646/5/BAB%20III%20sa.pdf
<1% - https://yulinuriislamiah.wordpress.com/2015/03/20/jurnal-aio/
<1% -
https://www.coursehero.com/file/p29308o7/3-Uji-Multikolinieritas-Uji-Multikolinieritas-
bertujuan-untuk-menguji-apakah/
<1% -
https://karimahpatryani.blogspot.com/2014/01/pengaruh-economic-value-added-eva-d
an.html
<1% - https://manajemenringga.blogspot.com/2010/01/v-behaviorurldefaultvml-o.html
<1% - http://www.widhadyah.lecture.ub.ac.id/files/2012/11/Materi-Regresi_Linear.pdf
<1% - http://repository.upi.edu/34708/4/T_PEKO_1706756_Chapter3.pdf
<1% -
https://id.123dok.com/document/9ynpx9jz-hubungan-anggaran-penjualan-pendapatan
-opersi-perusahaan-daerah-bandung.html
<1% - https://www.slideshare.net/Ferich18/makalah-analisa-korelasi-pearson-ppm
<1% - https://hatta2stat.wordpress.com/2010/12/31/uji-r/
<1% - http://etheses.uin-malang.ac.id/2261/7/10520035_Bab_3.pdf
<1% - http://eprints.umm.ac.id/40092/4/BAB%20III.pdf
<1% - http://eprints.ums.ac.id/66541/1/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf
<1% - http://repository.helvetia.ac.id/1062/3/BAB%20IV-V.pdf
<1% - https://rumusrumus.com/kondisi-geografis-pulau-sumatera-berdasarkan-peta/
<1% - https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pulau_Sumatera
<1% -
https://www.kaskus.co.id/thread/555ac953a09a3965578b456b/10-fakta-dari-pulau-sum
atera
<1% - https://adducts.blogspot.com/2012/08/sumatra.html
<1% - https://www.kuwaluhan.com/2017/12/asal-usul-terbentuknya-kepulauan.html
<1% - https://sudardjattanusukma.wordpress.com/2017/08/16/
<1% - https://www.tumbex.com/thermohalia.tumblr/posts
<1% -
https://www1-media.acehprov.go.id/uploads/BAB_II_GAM_UMUM_KONDISI_ACEH_FINA
L_6012011_edi_26012011.pdf
<1% - https://www.lapakgis.com/2020/08/shapefile-provinsi-sumatera-utara.html
<1% - https://id.123dok.com/document/y9dp7gwq-final-mkn-edisi-73-web.html
<1% -
https://simplenews05.blogspot.com/2015/06/tempat-wisata-populer-di-sumatera-barat.
html
<1% -
https://ferdinandcollection.blogspot.com/2011/03/daftar-provinsi-di-indonesia.html
<1% - https://www.riau.go.id/home/content/61/data-umum
<1% - https://id.wikipedia.org/wiki/Riau
<1% -
https://www.slideshare.net/maxsahuleka/terampil-dan-cerdas-belajar-ilmu-pengetahuan
-sosial-untuk-kelas-6
<1% -
https://www.slideshare.net/pajeglempung/buku-mata-pelajaran-ilmu-pengetahuan-sosi
al-smp-m-ts-ips-kelas-vii
<1% -
https://bahasdanabudaya.blogspot.com/2013/02/bahasa-kabupaten-ogan-ilir-terdapat.
html
<1% - https://profilkawasan.blogspot.com/feeds/posts/default
<1% -
https://perkim.id/pofil-pkp/profil-provinsi/profil-perkembangan-kawasan-permukiman-
provinsi-bengkulu/
<1% -
https://docobook.com/analisis-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-kegemukan-pada-an
akaa5144dc17f86e13eb2619a9d17a351d47486.html
<1% - https://bps.go.id/index.php/pencarian?searching=umur&yt1=Cari&page=3
<1% - https://symbianplanet.net/peta-lampung/
<1% - https://www.scribd.com/document/348328714/08-Lampung-2014-pdf
<1% - https://www.slideshare.net/Tatah1977/dokumen-ssk-bangka-selatan-2017
<1% -
https://tevort.blogspot.com/2016/07/penjelasan-singkat-tentang-10-provinsi.html
<1% - http://scholar.unand.ac.id/55992/2/Bab%20I.pdf
<1% - https://id.wikipedia.org/wiki/Komando_Resor_Militer_033
<1% -
https://www.dinamikakepri.com/2016/03/ada-apa-di-wilayah-laut-natuna-mengapa.htm
l
<1% - https://bungamunte.blogspot.com/
<1% -
https://www.researchgate.net/publication/335985811_Analisis_Potensi_Sumber_Energi_d
i_Indonesia_Serta_Tantangan_Eksplorasinya
<1% - https://www.zonareferensi.com/provinsi-di-indonesia/
<1% -
https://www.babelprov.go.id/content/kondisi-perekonomian-bangka-belitung-melamba
t
<1% - http://www.radar-palembang.com/ekonomian-sumsel-tumbuh-57-persen/
<1% -
https://ilmuekonomi123.blogspot.com/2017/04/perekonomian-dibangka-belitung-men
urun.html
<1% - http://repository.radenintan.ac.id/9940/1/SKRIPSI%202.pdf
<1% - https://www.scribd.com/doc/273314227/profil-kesehatan-indonesia-2008-pdf
<1% - https://issuu.com/ahma/docs/revisi_buku_investasi_ebook
<1% - https://joshuajollysc.wordpress.com/34-provinsi-di-indonesia/sumatera/
<1% -
https://id.123dok.com/document/7qvvkgq5-analisis-komparasi-kontribusi-sektor-pertan
ian-terhadap-provinsi-indonesia.html
<1% -
https://id.123dok.com/document/ky6j2k5q-analisa-tembakau-lintingan-karakteristik-ma
syarakat-penggunanya-kecamatan-sumatera.html
<1% - http://repository.unib.ac.id/8228/1/IV%2CV%2CLAMP%2CI-14-zul-FE.pdf
<1% -
https://docobook.com/volume-4-nomor-1-maret-201548ceedac3759993ae7ef02ac917c
769b55379.html
<1% -
https://www.scribd.com/document/269405303/analisis-pengaruh-pertumbuhan-ekono
mi-inflasi-dan-pengangguran-terhadap-tingkat-kemiskinan-di-Inddonesia
<1% - http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/126943-6624-Analisis%20pengaruh-Analisis.pdf
<1% - https://www.scribd.com/document/363865628/Proposal-Metod-0810
<1% - https://romypradhanaarya.wordpress.com/2010/05/10/econometri-data-panel/
<1% - https://www.scribd.com/document/348516416/Faktor-Yang-Mempengaruhi-IPM
<1% -
https://id.123dok.com/document/qm0nng8y-pengaruh-eva-tato-harga-saham-perusah
aan-makanan-minuman.html
<1% - https://konsultasiskripsi.com/blog/page/21/
<1% -
https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/kajian_akuntansi/article/download/3495/pdf
<1% -
https://mafiadoc.com/jurusan-ekonomi-pembangunan_598ce52d1723ddd169542392.ht
ml
<1% - http://eprints.undip.ac.id/38749/1/EKO.pdf
<1% -
https://sutiyah0.blogspot.com/2015/01/pengaruh-pendapatan-asli-daerah-dana.html
<1% - https://dedeerawati07.wordpress.com/category/uncategorized/
<1% -
https://id.123dok.com/document/oy8n75yr-analisis-pengaruh-provinsi-pertumbuhan-in
vestasi-kesempatan-provinsi-sumatera.html
<1% -
https://bps.go.id/index.php/pencarian?searching=pertumbuhan+ekonomi&yt1=Cari&p
age=7
<1% - https://journal.ubm.ac.id/index.php/akuntansi-bisnis/article/view/815/725
<1% -
https://www.researchgate.net/publication/313878856_ANALISIS_KAPASITAS_FISKAL_DA
N_PENGARUHNYATERHADAP_ANGGARAN_BELANJA_MODAL_PADA_PEMERINTAH_DAE
RAH_DI_SUMATERA
<1% -
https://www.coursehero.com/file/p55o1og/b-Uji-F-Uji-ini-dilakukan-untuk-menguji-apa
kah-variabel-variabel-independen/
<1% -
https://id.123dok.com/document/4yr2o08z-analisis-pasar-tenaga-kerja-di-sumatera-uta
ra.html
<1% -
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/7448/05.3%20Bab%203.pdf?seque
nce=7&isAllowed=y
<1% - https://karyailmiah.unipasby.ac.id/2015/01/02/rin02/
<1% - https://siskanursite.wordpress.com/pendidikan-2/penelitian-pendidikan/
<1% - http://repository.untag-sby.ac.id/263/5/BAB%203.pdf
<1% -
https://id.123dok.com/document/lq51277y-pengaruh-angkatan-kerja-yang-berkerja-inv
estasi-pma-investasi-pmdn-pendapatan-asli-daerah-terhadap-pertumbuhan-ekonomi-s
osial-studi-kasus-provinsi-dki-jakarta-tahun-1987-2007.html
<1% -
https://febriantama96.blogspot.com/2017/10/mini-skripsi-ekonometrika-analisi.html
<1% - https://lib.unnes.ac.id/18672/1/7450407082.pdf
<1% - https://issuu.com/jurnalaristo/docs/all_proseding
<1% - https://ichatrisqi.blogspot.com/2012/04/tingkat-pengangguran-di-indonesia.html
<1% - http://journal.feb.unmul.ac.id/index.php/KINERJA/article/download/5284/472
<1% -
https://polinesjobs.blogspot.com/2015/12/analisis-nilai-ekspor-suku-bunga-upah.html
<1% - https://id.scribd.com/doc/120250839/Skripsi-Full
<1% - https://idha-chemistry.blogspot.com/2016/09/jenis-jenis-teknik-nontes.html
<1% - http://repository.upi.edu/30506/4/S_SEJ_1306835_Chapter5.pdf
<1% -
https://www.ojk.go.id/id/berita-dan-kegiatan/publikasi/Documents/Pages/Potensi-Pertu
mbuhan-Ekonomi-ditinjau-dari-Penyaluran-Kredit-Perbankan-Kepada-Sektor-Prioritas/K
ajian%20Kredit%20-%20Pertumbuhan%20Eko%20(final).pdf
<1% -
https://id.scribd.com/doc/26194817/Abstrak-Hasil-Penelitian-Universitas-Negeri-Malan
g
<1% - http://scholar.unand.ac.id/36353/4/4%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf
<1% - http://repository.ub.ac.id/view/year/2013.html
<1% - https://eprints.uns.ac.id/view/subjects/H1.html
<1% - https://bengkulu.bps.go.id/
<1% - https://babel.bps.go.id/
<1% - https://kepri.bps.go.id/publication.html
<1% - https://sumbar.bps.go.id/
<1% - https://sumsel.bps.go.id/
<1% - https://www.facebook.com/bps1200/posts/
<1% -
https://artikelekonometri.blogspot.com/2016/05/analisis-regresi-dalam-penelitian.html
<1% -
https://docobook.com/jurnal-ilmu-ekonomi-terapanfd6ef01b35aaad1992e99eb3aa523a
2779317.html
<1% - http://repository.wima.ac.id/11614/14/Bab%2013.pdf
<1% - https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/mimbar/article/view/3921
<1% -
https://www.coursehero.com/file/p78dv1pv/Peraturan-Pemerintah-Republik-Indonesia-
Nomor-55-Tahun-2007-tentang-Pendidikan/
<1% - https://trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jat/article/view/5580
<1% - https://journal.ipb.ac.id/index.php/JIPI/article/view/10732
<1% - https://librivox.org/the-wealth-of-nations-book-1-by-adam-smith/
<1% - https://perpustakaan.uniska-bjm.ac.id/index.php/Buku/related_book/25303
<1% -
http://accfin.teiep.gr/sites/default/files/parartima_7_ereynitiko_ergo_2014-2015.doc
<1% -
http://me-mechanicalengineering.com/pengaruh_investasi_dan_pertumbuhan_ekonomi_
terhadap.pdf