MINI SKRIPSI
PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN TINGKAT
PENGANGGURAN TERHADAP KEMISKINAN DI INDONESIA
TAHUN 1999-2013
Diajukan Oleh:
MAMUROH
NPM : 144060005966
Agustus 2014
NAMA
: MAMUROH
: 144060005966
BIDANG PENELITIAN
JUDUL PENELITIAN
: PENGARUH
EKONOMI
PERTUMBUHAN
DAN
PENGANGGURAN
TINGKAT
TERHADAP
Mengetahui
Kepala
Bidang
Menyetujui
Dosen Pembimbing,
Akademis
Pendidikan Akuntan,
.................................................
NIP .........................................
Agung Budilaksono
NIP 196710101997031001
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................ii
ABSTRAK................................................................................................................iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................v
DAFTAR TABEL.....................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR................................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................................xi
BAB I. PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
Latar Belakang.....................................................................................................1
Rumusan Masalah Penelitian...............................................................................3
Batasan Masalah ..................................................................................................3
Tujuan Penelitian..................................................................................................3
Manfaat Penelitian...............................................................................................4
Sistematika Penulisan...........................................................................................5
Kemiskinan..........................................................................................................8
Konsep Kemiskinan.............................................................................................8
Faktor-Faktor Kemiskinan...................................................................................10
Pengangguran ......................................................................................................11
Hubungan Tingkat Pengangguran Kemiskinan...................................................13
Pertumbuhan Ekonomi ........................................................................................13
Definisi Pertumbuhan Ekonomi...........................................................................13
Teori-Teori Pertumbuhan Ekonomi......................................................................14
Hubungan Tingkat Kemiskinan dengan Pertumbuhan Ekonomi ........................15
Penelitian Terdahulu.............................................................................................17
Kerangka Pemikiran.............................................................................................19
Hipotesis...............................................................................................................20
B.
C.
D.
E.
F.
G.
A. Simpulan .............................................................................................................53
B. Saran ....................................................................................................................53
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................55
LAMPIRAN
59
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
29
Tabel 4.1
35
Tabel 4.2
37
Tabel 4.3
39
Tabel 4.4
41
Tabel 4.5
43
Tabel 4.6
43
Tabel 4.7
44
Tabel 4.8
44
Tabel 4.9
45
47
48
48
49
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Grafik Kemiskinan Indonesia Dibandingkan Negara Lain
20
36
38
40
42
42
45
46
10
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Jenis Pengangguran Berdasarkan Penyebabnya
59
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemiskinan telah menjadi salah satu fokus utama perhatian pemerintah sebagai
salah satu penjabaran luas dari tujuan Negara yang termaktub dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945. Berbagai kebijakan ditempuh dalam upaya untuk secara
langsung maupun tidak langsung mengurangi kemiskinan di Indonesia.
Pertumbuhan ekonomi sering digadang-gadang sebagai indikator keberhasilan
perekonomian suatu negara. Pertumbuhan ekonomi Indonesia selama satu dekade
terakhir terus membaik. Bahkan Indonesia disebut-sebut sebagai satu dari sedikit
negara di dunia yang mampu mempertahankan pertumbuhan ekonominya dalam
angka yang positif sementara negara-negara lain banyak yang terpuruk dan
pertumbuhan ekonominya negatif sebagai dampak dari krisis Eurozone 2008.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian
yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah mengumpulkan bukti empiris untuk:
1. mengetahui apakah pertumbuhan ekonomi berpengaruh terhadap kemiskinan di
Indonesia;
pertumbuhan
ekonomi
dan
tingkat
pengangguran
c.
BAB I. PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
Latar Belakang
Rumusan Masalah Penelitian
Batasan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Sistematika Penulisan
Kemiskinan
Konsep Kemiskinan
Faktor-faktor Kemiskinan
Pengangguran
Hubungan Tingkat Pengangguran Kemiskinan
Pertumbuhan Ekonomi
Hubungan Tingkat Kemiskinan dengan Pertumbuhan Ekonomi
Penelitian Terdahulu
Kerangka Pemikiran
Hipotesis
Pendekatan Penelitian
Jenis Data dan Sumber Data
Teknik Pengumpulan Data
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
Metode Analisis Data
Spesifikasi Model Regresi
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Uji Multikolinearitas
Uji Autokorelasi
Uji Heterokedastisitas
Pengujian Statistik Analisis Regresi
Koefisien Determinasi Ganda (R-Square)
Uji F-Statistik (Uji Simultan)
Uji t Statistik (Uji Parsial)
a.
b.
c.
Kemiskinan
Pertumbuhan Ekonomi
Pengangguran
3. Analisis Regresi Linier Berganda
a.
Uji Asumsi Klasik
b.
Uji Statistik
c.
Pemilihan Model
B. Pembahasan
1. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Pengangguran terhadap Kemiskinan di
Indonesia Tahun 1998-2008
2. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan di Indonesia Tahun
1998-2008
3. Pengaruh Pengangguran terhadap Kemiskinan di Indonesia Tahun 1998-2008
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
C. Simpulan
D. Saran
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
A. Kemiskinan
Kemiskinan merupakan masalah klasik bagi negara berkembang seperti
Indonesia. Upaya pengentasan kemiskinan telah dilakukan dari tahun ke tahun. Para
ahli dari berbagai disiplin ilmu pun telah banyak yang melakukan penelitian mengenai
permasalahan kemiskinan. Akan tetapi, masalah tersebut seakan tidak ada habisnya.
Upaya yang dilakukan belum juga menumbuhkan hasil yang optimal. Darma Rika,
dkk. (2012) menyatakan bahwa sulitnya penyelesaian masalah kemiskinan disebabkan
oleh kompleksnya permasalahan yang melibatkan penduduk miskin. Ya, kemiskinan
bukan hanya berkaitan dengan ekonomi saja melainkan juga sosial, budaya,
pendidikan, kesehatan, sanitasi, kependudukan, psikologi, dan sebagainya.
1. Konsep Kemiskinan
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi
kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan
kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan
dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan
merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan
komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan
yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan,dll (Wikipedia).
Bappenas (1993) mendefisnisikan kemiskinan sebagai situasi serba kekurangan yang
terjadi bukan karena kehendak oleh si miskin, melainkan karena keadaan yang tidak
dapat dihindari dengan kekuatan yang ada padanya.
Bank Dunia mendefinisikan kemiskinan (poverty) sebagai the percentage of
the population living below the national poverty line. Badan Pusat Statistik dalam
menetapkan garis kemiskinan nasional melibatkan dua komponen, yaitu Garis
Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan- Makanan (GKBM).
Garis Kemiskinan Makanan adalah nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan
yang disetarakan dengan 2100 kkalori per kapita per hari. Sedangkan Garis
Kemiskinan Bukan Makanan yakni kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang,
pendidikan, dan kesehatan. Penghitungan Garis Kemiskinan tersebut dilakukan secara
terpisah untuk daerah perkotaan dan perdesaan. Penduduk miskin adalah penduduk
yang memiliki rata- rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis
Kemiskinan.
Andre Bayo Ala (1981) melalui Sutawijaya dan Susila:
Kemiskinan sangat multidimensional, artinya kemiskinan mempunyai banyak
aspek sebab kebutuhan setiap manusia sangat beragam. Kemiskinan ditinjau
dari sisi kebijakan umum terdiri dari dua aspek, yaitu primer dan sekunder.
Aspek primer merupakan miskin akan aset, organisasi sosial politik, serta
pengetahuan dan keterampilan. Aspek sekunder merupakan miskin akan
jaringan sosial, sumber-sumber keuangan, dan informasi. Manifestasi dari
dimensi kemiskinan ini dalam bentuk kekurangan gizi, air bersih, perumahan
yang tidak sehat, pelayanan kesehatan yang kurang memadai dan tingkat
pendidikan masyarakat yang masih rendah. Dimensi-dimensi kemiskinan ini
saling berkaitan baik secara langsung maupun tidak langsung, yang berarti
bahwa kemajuan atau kemunduran pada salah satu aspek akan menyebabkan
kemunduran atau kemajuan aspek lainnya.
Selanjutnya Sutawijaya dan Susila menyatakan bahwa:
Kemiskinan secara konseptual dapat dipandang dari berbagai segi.
Pertama, segi subsistem, yaitu penghasilan dan jerih payah seseorang hanya
cukup untuk makan saja, bahkan tidak cukup pula untuk itu. Kedua, segi
ketidakmerataan yang melihat dari posisi relatif dari setiap golongan menurut
penghasilannya terhadap posisi golongan lain. Ketiga, segi eksternal yang
mencerminkan konsekuensi sosial dari kemiskinan terhadap masyarakat di
sekelilingnya, yaitu bahwa kemiskinan yang berlarut-larut mengakibatkan
dampak sosial yang tidak ada habisnya.
Jonaidi (2012) menyatakan bahwa secara teoritis, upaya pengentasan
kemiskinan
mensyaratkan
adanya
pertumbuhan
ekonomi
yang
berkualitas.
10
B. Pengangguran
(Sukirno 2004) melalui Rudiningtyas mendefinisikan pengangguran sebagai:
suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja (jumlah
tenaga kerja yang terdapat dalam suatu perekonomian pada suatu waktu
tertentu) ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum memperolehnya. Seseorang
yang tidak bekerja tetapi tidak secara efektif mencari pekerjaan tidak tergolong
sebagai pengangguran.
Jenis dan macam pengangguran berdasarkan jam kerja menurut Kenji Kimura
melalui Wikipedia antara lain sebagai berikut.
1. Berdasarkan jam kerja, pengangguran dikelompokkan menjadi 3 macam:
a. Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment) adalah tenaga
kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.
b. Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja yang
tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan,
biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja
yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.
c. Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja yang
sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini
cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah
berusaha secara maksimal.
Sementara jenis dan macam pengangguran berdasarkan penyebab terjadinya
menurut Kenji Kimura dikelompokkan menjadi 9 macam sebagaimana disajikan pada
Lampiran 1.
11
yang
menyebabkan
menurunnya
tingkat
kemakmuran
dan
12
produk nasional bruto riil atau pendapatan nasional riil. Jadi perekonomian dikatakan
tumbuh atau berkembang bila terjadi pertumbuhan output riil.
Selanjutnya Al Maulidi (2013, 15-16) menjelaskan bahwa:
Suatu perekonomian dapat dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi
jika jumlah barang dan jasa meningkat. Jumlah barang dan jasa dalam
perekonomian suatu negara dapat diartikan sebagai nilai dari Produk Domestik
Bruto (PDB). Nilai PDB ini digunakan dalam mengukur persentase
pertumbuhan ekonomi Suatu negara.
Perubahan nilai PDB akan menunjukkan perubahan jumlah kuantitas
barang dan jasa yang dihasilkan selama periode tertentu. Selain PDB, dalam
suatu negara juga dikenal ukuran PNB (Produk Nasional Bruto ) serta
Pendapatan Nasional (National Income). Defenisi PDB yaitu seluruh nilai
tambah yang dihasilkan oleh berbagai sektor atau lapangan usaha yang
melakukan kegiatan usahanya di suatu domestik atau agregat.
2. Teori Pertumbuhan Ekonomi
a. Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik
Teori ini dikembangkan oleh Abramovitz dan Solow. Teori ini mengemukakan
bahwa pertumbuhan ekonomi bergantung pada perkembangan faktor-faktor produksi.
Faktor-faktor produksi tersebut dijabarkan sebagai:
1)
2)
3)
b.
13
investasi (I) dalam jangka panjang. Dalam teori Keynes, pengeluaran investasi
(I) mempengaruhi permintaan agregat (Z) tetapi tidak mempengaruhi
penawaran agregat (S). Harrod-Domar melihat pengaruh investasi dalam
perspektif waktu yang lebih panjang. Dalam perspektif waktu yang lebih
panjang ini, I menambah stok kapital (misalnya, pabrik-pabrik, jalan-jalan dan
sebagainya). Jadi I = K, dimana K adalah stok kapital dalam masyarakat. Ini
berarti pula peningkatan kapasitas produksi masyarakat, dan selanjutnya berarti
bergesernya kurva S ke kanan.
2) Teori Sollow Swan
Model Solow-Swan memusatkan perhatiannya pada bagaimana pertumbuhan
penduduk, akumulasi kapital, kemajuan teknologi dan output saling berinteraksi
dalam proses pertumbuhan ekonomi. Walaupun kerangka umum dari model
Sollow-Swan mirip dengan model Harrod-Domar, tetapi model Sollow-Swan
(dari satu segi) lebih luwes karena :
a) menghindari masalah ketidakstabilan yang merupakan ciri warranted rate of
growth dalam model Harrod-Domar,
b) bisa lebih luwes digunakan untuk menjelaskan masalah-masalah distribusi
pendapatan
3. Hubungan Pertumbuhan Ekonomi dengan Tingkat Kemiskinan
Siregar dan Wahyuniarti dalam penelitiannya yang berjudul Dampak
Pertumbuhan Ekonomi terhadap Penurunan Jumlah Penduduk Miskin menyajikan
data hasil beberapa penelitian sebelumnya mengenai hubungan antara pertumbuhan
ekonomi dengan tingkat kemiskinan antara lain sebagai berikut.
Balisacan et al. (2002) melakukan studi mengenai pertumbuhan dan
pengurangan kemiskinan di Indonesia dan apa yang ditunjukkan oleh data
subnasional. Studi tersebut menyatakan bahwa Indonesia memiliki catatan yang
14
15
serta
laju
populasi
penduduk
yang
terkendali,
industrialisasi
pertanian/perdesaan yang tepat, serta akumulasi modal manusia yang relatif cepat,
harus dipenuhi pula (Siregar dan Wahyuniarti).
D. Penelitian Terdahulu
Okta Ryan Pranata Yudha pada tahun 2013 melakukan penelitian tentang
Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Upah Minimum, Tingkat Pengangguran Terbuka,
dan Inflasi Terhadap Kemiskinan di Indonesia Tahun 2009-2011. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap kemiskinan, upah minimum berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kemiskinan, pengangguran terbuka berpengaruh negatif dan signifikan
16
17
Pada tahun 2011, Whisnu Adhi Saputra melakukan penelitian mengenai Analisis
Pengaruh Jumlah Penduduk, PDRB, IPM,
E. Kerangka Pemikiran
Berdasarakan latar belakang masalah serta landasan teori yang telah
dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, Peneliti membuat sebuah kerangka berpikir
untuk menjelaskan pengaruh pertumbuhan ekonomi dan tingkat pengangguran
terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia. Kerangka pemikiran tersebut tertuang
dalam Gambar 2.1.
18
Variabel
Pertumbu
Bebas
han
Ekonomi
(X1)
Tingkat
Pengangg
uran (X2)
Variabel
Terikat
H
A1
Tingkat
Kemiskin
an (Y)
H
A3
H
A2
F. Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara yang diambil untuk
menjawab permasalahan yang diajukan dalam suatu penelitian. Hipotesis
tersebut mungkin benar atau mungkin salah sehingga perlu diuji secara empiris.
Mengacu pada landasan pemikiran yang bersifat teoritis dan berdasarkan studi
empiris yang pernah dilakukan berkaitan dengan penelitian sejenis, maka hipotesis
yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. H01
signifikan
antara
tingkat
19
5. H03
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis.
(Sugiyono : 2003) melalui Sulipan menyatakan bahwa pendekatan deskriptif adalah
penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel
atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan antara
variabel satu dengan variabel yang lain.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif.
Hayatuddin Fataruba (2010, 1), mengutip pernyataan Emzir, menyatakan bahwa
pendekatan kuantitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang secara primer
menggunakan paradigma postpositivist dalam mengembangkan ilmu pengetahuan
(seperti pemikiran tentang sebab akibat, reduksi kepada variabel, hipotesis, dan
pertanyaan spesifik, menggunakan pengukuran dan observasi, serta pengujian teori),
menggunakan strategi penelitian seperti eksperimen dan survei yang memerlukan data
statistik.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data
kuantitatif adalah data yang berbentuk angka, atau data kualitatif yang diangkakan.
Jadi, data yang dicari nantinya dapat berupa angka-angka maupun pernyataanpernyataan yang dapat menujukkan pengaruh pertumbuhan ekonomi dan tingkat
pengangguran terhadap kemiskinan. Data yang akan digunakan dalam penelitian ini
antara lain: pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran dan tingkat kemiskinan dari
tahun 1999 hingga 2013.
Berdasarkan sumbernya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumbernya secara tidak
langsung, misalnya melalui orang lain atau melalui dokumen.
C. Teknik Pengumpulan Data
Yudha (2013, 34) mengutip pendapat Arikunto mengatakan bahwa sesuai
dengan bentuk pendekatan penelitian kuantitatif maka metode pengumpulan data
yang digunakan adalah metode dokumentasi. Selanjutnya, Yudha (2013, 34), dengan
kembali mengutip Arikunto, menyatakan bahwa metode dokumentasi merupakan
teknik yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,
transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti notulen rapat, lengger, agenda dan
sebagainya.
Data sekunder didapatkan dari situs Bank Dunia dan situs Badan Pusat Statistik
(BPS). Selain itu, digunakan metode library research yang meliputi kajian dokumen
dan pengumpulan data melalui literatur-literatur yang relevan dengan masalah
penelitian.
menurut
Badan
Pusat
Statistik
adalah
Data pertumbuhan ekonomi yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 1999-2013 yang diambil dari situs Bank
Dunia.
3. Tingkat Pengangguran adalah tingkat pengangguran terbuka yaitu persentase
jumlah pengangguran terhadap jumlah angkatan kerja (Badan Pusat Statistik).
Rumusan perhitungan tingkat pengangguran menurut Badan Pusat Statistik
adalah:
Data tingkat pengangguran yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
tingkat pengangguran di Indonesia tahun 1999-2013 yang diambil dari situs
Bank Dunia.
E. Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan
analisis regresi linear berganda. Metode ini dirancang untuk meneliti pengaruh dua
atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen. Regresi linier berganda
menurut Sarwono (2012, 189) merupakan perluasan dari regresi linier sederhana
dengan dua atau lebih variabel sebagai predictor dan satu variabel terikat yang
diprediksi.
Alat bantu yang digunakan dalam penelitian ini adalah piranti lunak IBM SPSS
Statistics 22. Metode-metode yang digunakan yaitu analisis deskriptif, uji asumsi
klasik, uji signifikansi simultan (uji statitik F), koefisien determinasi ganda (R 2), dan
uji signifikansi parameter individual (uji statistik t).
Keterangan :
Y = tingkat kemiskinan
0 = konstanta
1, 2 = koefisien regresi
X1 = pertumbuhan ekonomi
X2 = tingkat pengangguran
et = error term
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang
akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak digunakan dalam
penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal. Normalitas data dapat
dilihat dengan menggunakan uji Normal Kolmogorov-Smirnov.
Dalam melakukan Uji Kolmogorov-Smirnov terlebih dahulu ditentukan
hipotesis pengujian (Ghozali: 2013, 32) yaitu:
Hipotesis Nol (H0)
: data terdistribusi normal
Hipotesis Alternatif (HA) : data tidak terdistribusi normal
Untuk tidak menolak hipotesis nol, atau untuk memperoleh simpulan bahwa
data terdistribusi normal, nilai signifikansi berdasarkan uji Kolmogorv-Smirnov
ini dipersyaratkan harus di atas ( = 0,05).
Selain menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, uji normalitas dapat juga
dilakukan dengan melihat plot grafik histogram. Namun, metode ini memiliki
kelemahan yaitu terkadang grafik terlihat normal padahal secara statistik tidak
normal.
2. Uji Multikolinearitas
Ghozali (2013, 105) menjelaskan mengenai uji multikolinieritas Uji
multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik
seharusnya
tidak
terjadi
multikolinieritas.
Untuk
mendeteksi
adanya
c. Melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Kedua nilai ini
menunjukkan variabel bebas yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jika
nilai tolerance kurang dari 0,10 atau sama dengan nilai VIF lebih dari 10 maka
dapat disimpulkan terjadi multikolinieritas.
3. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan melihat apakah dalam model regresi terdapat korelasi
antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu
pada periode sebelumnya (t-1). Untuk mendeteksinya, uji yang dapat dilakukan
adalah Uji Durbin-Watson. Hipotesis yang akan diuji adalah:
Hipotesis Nol (H0)
: tidak ada autokorelasi
Hipotesis Alternatif (HA) : ada autokorelasi
Pengambilan keputusan ada atau tidaknya autokorelasi menurut Ghozali (2013,
111) dinyatakan secara ringkas dalam Tabel 3.1 berikut.
Tabel 3.1 Pengambilan Keputusan Autokorelasi
Berdasarkan Nilai Durbin-Watson
Hipotesis Nol
Tidak ada autokorelasi positif
Tidak ada autokorelasi positif
Tidak ada autokorelasi negatif
Tidak ada autokorelasi negatif
Tidak ada autokorelasi, positif
Keputusan
Tolak
No desicion
Tolak
No desicion
Tidak ditolak
Jika
0 < d < dl
dl d du
4-dl < d < 4
4-du d 4-dl
du < d < 4-du
atau negatif
Sumber: Ghozali (2013, 111)
4. Uji Heterokedastisitas
Menurut Ghozali (2013, 139) uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji
apakah dalam modelregresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang
tidak memiliki heteroskedastisitas. Cara untuk mengujinya salah satunya adalah
dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED)
dengan residualnya (SRESID). Jika grafik scatterplot yang dihasilkan
membentuk pola tertentu maka dapat disimpulkan terdapat heteroskedastisitas.
H. Pengujian Statistik Analisis Regresi
Uji signifikansi merupakan prosedur yang digunakan untuk menguji kesalahan
atau kebenaran dari hasil hipotesis nol dari sampel yang diteliti.
1. Koefisien Determinasi Ganda (R-Square)
Koefisien determinasi digunakan untuk menilai kelayakan (goodness of fit)
model regresi dalam menjelaskan hubungan antara variabel bebas dengan
variabel terikat. Nilai koefisien determinasi dinyatakan dalam desimal antara 0
dan 1. Nilai koefisien determinasi yang mendekati 0 (nol) berarti kemampuan
semua variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat rendah.
Nilai koefisien determinasi yang mendekati 1 (satu) menunjukkan bahwa
variabel-variabel independen hampir memberikan seluruh informasi yang dapat
digunakan untuk memprediksi variabel dependen.
2. Uji F-Statistik (Uji Simultan)
Uji F-statistik ini dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel
independen secara simultan atau bersama-sama terhadap variabel dependen
yang diteliti. Dalam pengujian dengan menggunakan SPSS, nilai signifikansi
yang lebih rendah daripada derajat kepercayaan menunjukkan bahwa variabel
independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen.
3. Uji t Statistik (Uji Parsial)
Uji statistik t dilakukan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel bebas secara individual dalam menjelaskan variasi variabel terikat. Uji
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1) Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Daerah Penelitian
Saat ini Indonesia merupakan salah satu negara dengan demokrasi yang terus
tumbuh di Asia Tenggara dengan kondisi politik yang cukup stabil dan menjadi
negara
berpenghasilan
menengah
yang
optimis.
Indonesia
terus
mencatat
pertumbuhan yang signifikan. Pendapatan nasional per kapita beranjak naik dari
Rp6.171.342,91 pada tahun 2000 menjadi Rp9.027.335,72 pada tahun 2011 (data
Badan Pusat Statistik).
Berdasarkan pemeringkatan yang dilakukan oleh Bank Dunia, pada tahun 2012
Indonesia menempati peringkat ke 102 dari 161 negara dalam hal GNI per kapita.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia merupakan yang terbaik ke 38 dari 179 negara.
Dalam hal nominal PDB, Indonesia menempati peringkat yang cukup membanggakan
yaitu ke 16 dari 177 negara yang diperingkat.
Meskipun data-data dalam angka tersebut cukup prestisius, namun Indonesia
masih menghadapi tantangan yang cukup banyak. Bank Dunia menyatakan dari 234
juta penduduk Indonesia, saat ini lebih dari 32 juta hidup di bawah garis kemiskinan
dan sekitar setengah dari seluruh rumah tangga tetap berada di sekitar garis
kemiskinan nasional yang ditetapkan pada Rp200.262 per bulan.
Pertumbuhan lapangan kerja lebih lambat daripada pertumbuhan penduduk.
Laju pertumbuhan penduduk pada tahun 2000-2010 tercatat oleh Badan Pusat
Statistik sebesar 1.49. Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) menyatakan bahwa
pertumbuhan pekerjaan sebesar satu persen. Namun, Emma Allen dari ILO
menyatakan bahwa pertumbuhan pekerjaan yang melampaui jumlah tenaga kerja telah
berdampak
positif
pada
penurunan
angka
pengangguran,
dimana
jumlah
pengangguran berada pada titik terendah yang tidak pernah tercapai selama 15 tahun
terakhir di Indonesia.
Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 mencapai angka 237,6 juta jiwa.
Berkaitan dengan hal tersebut, isu kependudukan paling menarik yang dihadapi oleh
Indonesia saat ini adalah isu bonus demografi. Direktur Statistik Kependudukan dan
Ketenagakerjaan, Razali Ritonga, menyatakan bahwa:
Sebuah negara dikatakan mengalami bonus demografi jika dua orang
penduduk usia produktif (15-64) menanggung satu orang tidak produktif
(kurang dari 15 tahun dan 65 tahun atau lebih). Indonesia, menurut perhitungan,
sudah mengalami bonus demografi sejak tahun 2012, dan puncaknya akan
terjadi di tahun 2028-2030.
Menurut Razali, bonus demografi ini merupakan fenomena unik yang akan
terjadi hanya sekali dalam setiap peradaban bangsa. Keuntungan dari bonus
demografi ini adalah bonus demografi menyumbang sepertiga dari pertumbuhan
ekonomi. Razali selanjutnya menjelaskan:
Isu lainnya adalah aging population, yang akan terjadi di Indonesia pada tahun
2020. Suatu negara mengalami aging population jika 10 persen dari jumlah
penduduknya berusia 60 tahun ke atas. Kondisi ini berdampak pada peningkatan
ketersediaan jaminan hari tua dan tunjungan kesejahteraan di suatu negara harus
dipersiapkan pemerintah dari sekarang.
a.
terjadi 2000 yaitu jumlah penduduk miskin berkurang sebesar 4,3% yaitu menjadi
sebesar 19,1% dari sebelumnya sebesar 23,4% pada tahun 1999.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, pada tahun 2006 terjadi peningkatan
jumlah penduduk miskin sebanyak 1,8% dari semula (tahun 2005) sebanyak 16%
menjadi sebanyak 17,8% di tahun 2006.
Tahun
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
Kemiskinan
%
23,4
19,1
18,4
18,2
17,4
16,7
16
17,8
16,6
15,4
14,2
13,3
12,4
11,7
10,5
Kenaikan
(Penurunan)
%
-4,3
-0,7
-0,2
-0,8
-0,7
-0,7
1,8
-1,2
-1,2
-1,2
-0,9
-0,9
-0,7
-1,2
terulang di tahun 2008 dan 2009 serta pada tahun 2013. Tren tingkat kemiskinan
tersebut cukup mengesankan karena secara perhitungan kasar, dengan asumsi jumlah
populasi penduduk Indonesia sebanyak 250 juta jiwa, penurunan 1% penduduk miskin
di Indonesia berarti dalam satu tahun pemerintah telah mengentaskan 2,5 juta jiwa dari
garis kemiskinan.
Grafik 4.1 Kemiskinan di Indonesia Tahun 1999-2013
Tingkat Kemiskinan
25
20
15
Tingkat Kemiskinan
10
5
0
Pertumbuhan Ekonomi
Danar Aji (2013) mengutip (Sadono Sukirno, 1994;10) menyatakan bahwa:
Pertumbuhan ekonomi (economic growth) adalah perkembangan kegiatan
dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan
dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah
pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makro ekonomi dalam
jangka panjang. Perkembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa
sebagai akibat pertambahan faktor-faktor produksi pada umumnya tidak selalu
diikuti oleh pertambahan produksi barang dan jasa yang sama besarnya.
Pertambahan potensi memproduksi seringkali lebih besar dari pertambahan
produksi yang sebenarnya. Dengan demikian perkembangan ekonomi adalah
lebih lambat dari potensinya.
Data pertumbuhan ekonomi Indonesia dari tahun 1999 hingga 2013 tersaji
Tahun
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
Pertumbuhan
Ekonomi
%
0,79
4,92
3,64
4,50
4,78
5,03
5,69
5,50
6,34
6,01
4,63
6,22
6,48
6,26
5,78
Kenaikan
(Penurunan)
%
4,13
-1,28
0,86
0,28
0,25
0,66
-0,19
0,84
-0,33
-1,38
1,59
0,26
-0,22
-0,48
Pertumbuhan Ekonomi
7
6
5
4
Pertumbuhan Ekonomi
3
2
1
0
Pengangguran
Kenji Kimura dalam Wikipedia menjelaskan pengangguran sebagai berikut.
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak
bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama
seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang
layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau
para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang
mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam
perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan
pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya
kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Tahun
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
Pengangguran
%
6,30
6,10
8,10
9,10
9,50
9,90
11,20
10,30
9,10
8,40
7,90
7,10
6,60
6,14
6,25
Kenaikan
(Penurunan)
%
-0,20
2,00
1,00
0,40
0,40
1,30
-0,90
-1,20
-0,70
-0,50
-0,80
-0,50
-0,46
0,11
Pengangguran
12.00
10.00
8.00
Tingkat Pengangguran
6.00
4.00
2.00
0.00
uji asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik digunakan untuk mendukung kebenaran
hasil analisis dengan model regresi.Pengujian asumsi klasik meliputi uji normalitas
data,uji autokorelasi,uji multikolinearitas dan uji heterokedastisitas.
1)
Uji Normalitas
Pada Tabel dapat dilihat nilai probabilitas (sig.) yang diperoleh dari uji
Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,200. Karena nilai probabilitas pada uji KolmogorovSmirnov masih lebih besar dari tingkat kekeliruan 5% (0.05), maka disimpulkan
bahwa data terdistribusi normal.
Tabel 4.4 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov
Demikian pula dengan grafik P-P Plot. Grafik P-P Plot menghasilkan garis
diagonal dengan titik-tiktik tersebar di sekitar garis. Hasil pengujian tersebut sesuai
dengan hasil pengujian sebelumnya yaitu menunjukkan data yang terdistribusi secara
normal.
Gambar 4.5 Grafik Normal P-P Plot
Dapat dilihat pada gambar hasil pengujian korelasi antar variabel bebas tidak
terdapat satu pun variabel bebas yang memiliki signifikansi tinggi (di atas 0,90)
terhadap variabel bebas lainnya.
Berdasarkan nilai VIF yang diperoleh seperti terlihat pada tabel di atas
menunjukkan tidak ada korelasi yang cukup kuat antara sesama variabel bebas,
dimana nilai VIF dari kedua variabel bebas lebih kecil dari 10 (1,018) dan tolerance
lebih besar dari 0,1 (0,982).
Dari ketiga hasil pengujian di atas dapat disimpulkan tidak terdapat
multikolinieritas di antara kedua variabel bebas.
3) Uji Asumsi Autokorelasi
Tabel 4.8 Hasil Pengujian Nilai Durbin-Watson
Karena nilai Durbin-Watson hasil pengujian (d) lebih besar daripada batas atas
(du) tabel dan masih lebih kecil daripada 4 du, maka hipotesis nol tidak ditolak.
Dengan tidak ditolaknya hipotesis nol maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
autokorelasi baik positif maupun negatif.
Tabel 4.9 Pengambilan Keputusan atas Hipotesis Autokorelasi
berdasarkan Nilai Durbin-Watson
Hipotesis Nol
Tidak ada autokorelasi positif
Tidak ada autokorelasi positif
Tidak ada autokorelasi negatif
Tidak ada autokorelasi negatif
Tidak ada autokorelasi, positif
Keputusan
Tolak
No desicion
Tolak
No desicion
Tidak ditolak
Jika
0 < d < dl
dl d du
4-dl < d < 4
4-du d 4-dl
du < d < 4-du
atau negatif
Sumber: Ghozali (2013, 111)
4) Uji Heteroskedastisitas
Gambar 4.7 menunjukkan grafik antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED)
dengan residualnya (SRESID). Titik-titik menyebar di atas dan di bawah sumbu 0 dan
grafik scatterplot yang dihasilkan tidak membentuk pola tertentu maka dapat
disimpulkan terdapat heteroskedastisitas.
b.
Uji Statistik
Uji statistik dalam penelitian ini meliputi koefisien determinasi (R 2), uji
Pemilihan Model
Untuk mengetahui nilai koefisien dari variabel-variabel independen dapat
B. Pembahasan
1. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Pengangguran terhadap Kemiskinan di
Indonesia Tahun 1999-2013
Berdasarkan hasil uji simultan (uji F) diketahui bahwa kedua variabel bebas
pertumbuhan ekonomi dan tingpat pengangguran secara simultan atau bersama-sama
berpengaruh terhadap kemiskinan di Indonesia. Hubungan antara ketiga variabel
tersebut dapat dijelaskan melalui persamaan sebagai berikut.
Y = 20,451 1,902 X1 + 0,656 X2 + et
Dimana :
Y = Tingkat Kemiskinan
X1= Pertumbuhan Ekonomi
X2= Tingkat Pengangguran
et = error term
kemiskinan. Dilihat pada persamaan regresi yang dihasilkan, koefisien dari variabel
tingkat pengangguran adalah 0,656. Angka yang positif menunjukkan bahwa tingkat
pengangguran berpengaruh positif terhadap kemiskinan. Hal ini berbeda dengan hasil
penelitian-penelitian terdahulu dimana tingkat pengangguran memberikan pengaruh
negatif terhadap kemiskinan dikarenakan tidak semua orang yang menganggur
termasuk penduduk miskin. Akan tetapi, hasil penelitian ini sesuai dengan landasan
teori yang ada. Secara teoritis, semakin tinggi tingkat pengangguran maka semakin
tinggi pula tingkat kemiskinan dan sebaliknya. Menurut Sadono Sukirno (2004), efek
buruk dari pengangguran adalah mengurangi pendapatan masyarakat yang pada
akhirnya mengurangi tingkat kemakmuran yang telah dicapai seseorang. Berdasarkan
koefisien variabel tersebut, setiap kenaikan 1% variabel tingkat pengangguran maka
variabel kemiskinan akan naik sebesar 0,656%.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai apakah
pertumbuhan ekonomi dan tingkat pengangguran berpengaruh terhadap kemiskinan di
Indonesia. Simpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini antara lain sebagai berikut.
penduduk kota dengan penduduk desa atau antara satu daerah dengan daerah
lainnya.
3. Pertumbuhan ekonomi dan penurunan tingkat pengangguran harus berjalan
secara simultan. Laju pertumbuhan ekonomi tinggi yang tidak diikuti dengan
menurunnya tingkat pengangguran akan menyebabkan masyarakat tidak dapat
memaksimalkan tingkat kemakmuran yang dicapainya. Hal ini terjadi karena
pengangguran bisa menyebabkan pendapatan nasional riil (nyata) yang dicapai
masyarakat akan lebih rendah daripada pendapatan potensial (pendapatan yang
seharusnya). Oleh karena itu, kemakmuran yang dicapai oleh masyarakat pun
akan lebih rendah.
DAFTAR PUSTAKA
Al Maulidi, Muhammad Iqbal. 2013. Pengaruh Utang Luar Negeri dan Penanaman
Modal Asing (PMA) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Periode
1990-2011. Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah.
Amelia, Risma. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemiskinan di
Provinsi Nusa Tenggara Timur. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. 2013. Perkembangan Ekonomi
Indonesia Triwulan I Tahun 2013.
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. 2013. Proyeksi Penduduk Indonesia
2010-2035. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Badruddin, Syamsiah. 2009. Kemiskinan dan Kesenjangan Sosial di Indonesia Pra
dan Pasca Runtuhnya Orde Baru.
Darajat, Agi Ridzki. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemiskinan di Kota
Tasikmalaya Periode Tahun 2001 2010. Tasikmalaya: Jurusan Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi.
Durbin-Watson Significance Tables
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21
Update PLS Regresi. Semarang: Badan Penerbit UNDIP.
http://www.medanbisnisdaily.com/news/arsip/read/2012/02/04/68825/upah_minimum
_kecil_karena_industri_belum_bisa_efisien/#.U-VkrCjCero (diakses 10 Agustus
2014).
http://www.presidenri.go.id/index.php/indikator/ (diakses 10 Agustus 2014).
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/11/28/15480197/Upah.Minimum.Indust
ri.Kecil.Akan.Dikecualikan (diakses 10 Agustus 2014).
http://digilib.unimed.ac.id/ analisis-pengaruh- pertumbuhan-ekonomi- terhadappenyerapan-tenaga-kerja-dan-tingkat-kemiskinan-di-propinsi- sumatera-utara811.html (diakses 10 Agustus 2014).
http://bisnis.liputan6.com/read/820599/diantara-negara-berkembang-ri-paling-suksesmajukan-ekonomi (diakses 10 Agustus 2014).
http://ardra.biz/ekonomi/ekonomi-makro/ indikator- pertumbuhan- ekonomi- suatunegara/ (diakses 10 Agustus 2014).
http://imanilmulyadi.blogspot.com/2013/02/konsep-penanggulangan-kemiskinan.html
(diakses 10 Agustus 2014).
http://taliabupomai.blogspot.com/2010/10/ penelitian- kuantitatif- dan-kualitatif.html
(diakses 10 Agustus 2014).
http://bisnis.news.viva.co.id/ news/read/286013- strategi- pemerintah- kejarpertumbuhan-ekonomi (diakses 10 Agustus 2014).
http://poetrapriboemiindonesia.blogspot.com/ (diakses 10 Agustus 2014).
http://sirusa.bps.go.id/index.php?r=indikator/view&id=3 (diakses 10 Agustus 2014).
http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?
kat=2&tabel=1&daftar=1&id_subyek=11%20¬ab=76 (diakses 10 Agustus
2014).
http://www.worldbank.org/in/country/indonesia/overview (diakses 10 Agustus 2014).
http://bps.go.id/tab_sub/view.php?
kat=2&tabel=1&daftar=1&id_subyek=11¬ab=78 (diakses 10 Agustus
2014).
http://webbeta.bps.go.id/tab_sub/view.php?
kat=1&tabel=1&daftar=1&id_subyek=12¬ab=2 (diakses 10 Agustus 2014).
https://id.berita.yahoo.com/ilo-pertumbuhan-pekerjaan-lampaui-pertumbuhan-tenagakerja-170043165.html (diakses 10 Agustus 2014).
http://www.bps.go.id/aboutus.php?info=85 (diakses 10 Agustus 2014).
http://danarajis.wordpress.com/2013/06/15/makalah-pertumbuhan-ekonomi/ (diakses
10 Agustus 2014).
http://id.wikipedia.org/wiki/Kemiskinan (diakses 10 Agustus 2014).
http://profsyamsiah.wordpress.com/2009/04/23/49/ (diakses 10 Agustus 2014).
http://finansial.bisnis.com/ read/ 20130617/9/58502/ kamus-bisnis-garis-kemiskinanapa-maksudnya (diakses 10 Agustus 2014).
http://widhisatyanugroho.blogspot.com/
2013/06/
faktorfaktoryangmempengaruhi.html (diakses 10 Agustus 2014).
Usman, Sinaga, dan Siregar. Analisis Determinan Kemiskinan Sebelum dan Sesudah
Desentralisasi Fiskal. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
www.imq21.com/news/print/171667/20130828/124653/Pemerintah-Berikan-InsentifUntuk-Industri-Padat-Karya.html (diakses 10 Agustus 2014).
Yacoub, Yarlina. Pengaruh Tingkat Pengangguran terhadap Tingkat Kemiskinan
Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Barat. Jurnal EKSOS Volume 8, Nomor
3, Oktober 2012.
Yohandarwati, dkk. 2004. Laporan Akhir Studi Sistem Perlindungan Sosial bagi
Penduduk Miskin. Direktorat Kependudukan, Kesejahteraan Sosial, dan
Pemberdayaan Perempuan BAPPENAS.
Yudha, Okta Ryan Pranata. 2013. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Upah Minimum,
Tingkat Pengangguran Terbuka, dan Inflasi Terhadap Kemiskinan di Indonesia
Tahun 2009-2011. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.
Undang-Undang Dasar 1945
Nota Keuangan dan RAPBN 2014
LAMPIRAN
Jenis Pengangguran
Keterangan
Pengangguran
friksional
(frictional
unemployment)
2.
3.
Pengangguran
struktural
(structural
unemployment)
Pengangguran
Pengangguran
teknologi (technology
pergantian
unemployment)
yang
teknologi.
disebabkan
perkembangan/
Perubahan
ini
dapat
Pengangguran siknikal
menyebabkan
perusahaan
tidak
mampu
beroperasi
atau
daya
beli
produk
oleh
masyarakat menurun.
5.
Pengangguran
Pengangguran
akibat
siklus
ekonomi
yang
Musiman
6.
Setengah Menganggur
Pengangguran
keahlian/
pengangguran
8.
terselubung
menerima uang.
Pengangguran total
9.
Pengangguran unik