terbesar terjadi di Provinsi Sumatera Utara dengan rata-rata jumlah kesempatan kerja sebanyak
5.735.030 orang, sementara rata-rata kesempatan kerja terkecil terjadi di Provinsi Bangka Belitung
dengan rata-rata jumlah kesempatan kerja hanya sebanyak 592.392 orang. Sedangkan Provinsi Jambi
termasuk urutan kesempatan kerja terkecil nomur urut empat dengan jumlah kesempatan kerja hanya
sebanyak 1.301.704 orang. Kecilnya jumlah kesempatan kerja di Provinsi Jambi disebabkan oleh
beberapa faktor Berdasarkan dari data Badan Pusat Statistik dilihat dari angka partisipasi sekolah di
Provinsi Jambi selama lima tahun terakhir mengalami peningkatan tiap tahunnya. Pada tahun 2014
angka partisipasi sekolah sebesar 70,41 persen. pada tahun 2015 meningkat dari tahun sebelumnya
menjadi sebesar 70,75 persen. pada tahun 2016 angka partisipasi sekolah meningkat kembali menjadi
sebesar 71,20 persen, pada tahun 2017 dan 2018 kembali meningkat dari tahun sebelumnya menjadi
sebesar 71,54 dan 71,94 persen. Tenaga kerja juga merupakan suatu faktor yang mempengaruhi output
suatu daerah. Angkatan kerja yang besar akan terbentuk dari jumlah penduduk yang besar pula. Namun
pertumbuhan penduduk yang besar dikhawatirkan akan menimbulkan efek yang buruk terhadap
pertumbuhan ekonomi. Selanjutnya dikatakan bahwa masalah kependudukan yang timbul bukan karena
banyaknya jumlah anggota keluarga, melainkan karena mereka terkonsentrasi pada daerah perkotaan
saja sebagai akibat dari cepatnya laju migrasi dari desa ke kota. Namun demikian penduduk yang cukup
dengan tingkat pendidikan yang tinggi dan memiliki kemampuan atau skill akan mampu mendorong laju
pertumbuhan ekonomi. Dari jumlah penduduk usia produktif yang besar maka akan mampu
meningkatkam jumlah tenaga kerja dan angkatan kerja yang tersedia dan pada akhirnya akan mampu
meningkatkan produksi output suatu daerah. Tenaga kerja di Provinsi Jambi selama lima tahun terakhir
mengalami peningkatan. Pada tahun 2014 tenaga kerja sebesar 1.491.038 jiwa lalu pada tahun 2015
tenaga kerja meningkat menjadi sebanyak 1.550.403 jiwa. Pada tahun 2016 tenaga kerja di Provinsi
Jambi meningkat kembali menjadi sebanyak 1.624.522 jiwa. Pada tahun 2017 meningkat kembali
menjadi sebayak 1.657.817 jiwa. Pada tahun 2018 tenaga kerja di Provinsi Jambi meningkat dari tahun
sebelumnya menjadi sebanyak 1.721.362 jiwa.
Dampak dari pengaruh variabel tenaga kerja, investasi, dan tingkat pendidikan terhadap pertumbuhan
ekonomi, baru akan terasa jika diteliti dalam jangka waktu yang cukup panjang. Penelitian yang
menggunakan path analisis diharapkan dapat membantu untuk melihat pengaruh ketiga sektor tersebut
terhadap pertumbuhan ekonomi. Investasi yang diberikan dari PMDN maupun PMA akan dikelola agar
dapat meningkatkan pembangunan dari berbagai sektor. Investasi sendiri dapat memengaruhi adanya
peningkatan kualitas human capital melalui tingginya tingkat pendidikan penduduk sehingga dapat
memengaruhi laju pertumbuhan ekonomi.
Menurut Hellen, et al. (2018) Menyatakan di dalam penelitian nya bahwa tenaga kerja secara signifikan
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, sementara investasi dan pengeluaran pemerintah tidak
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Sedangkan menurut Munzir (2018) pada
penelitian nya mengatakan bahwa pada variabel pengeluaran pemerintah berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di kabupaten Pidie. Pertumbuhan ekonomi di suatu daerah
akan ditentukan oleh berbagai faktor yang ada di daerah tersebut.
Kota manado merupakan salah satu pusat pertumbuhan ekonomi dengan laju pertambahan penduduk
yang cukup tinggi di Indonesia. Pertambahan penduduk yang terjadi secarah alamiah maupun melalui
proses urbanisasi menyebabkan meningkatnya jumlah angkatan kerja yang secara tidak langsung
mengharuskan pemerintah untuk memperluas kesempatan kerja di kota manado, salah satu peran
pemerintah dalam hal ini adalah mengfasilitasi investor – investor asing maupun swasta dalam
perekonomian kota manado.
Dalam hal ini tugas mempertinggi tingkat kesejahteraan bukan hanya kewajiban pemerintah, tetapi juga
seluruh komponen masyarakat. Untuk itu, pemerintah harus mampu mendorong dan memberdayakan
seluruh komponen masyarakat, khususnya sektor swasta, untuk berperan lebih besar dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi,
lebih adil, dan lebih merata akan dapat dicapai dengan lebih baik dan lebih cepat.
Pertumbuhan ekonomi berkaitan erat dengan proses peningkatan produksi barang dan jasa dalam
kegiatan ekonomi masyarakat. Menurut Schumpeter dalam Boediono (1992) pertumbuhan ekonomi
diartikan juga sebagai peningkatan output masyarakat yang disebabkan oleh semakin banyaknya faktor
produksi yang dipergunakan dalam proses produksi tanpa ada perubahan cara-cara atau teknologi itu
sendiri. Indikator pertumbuhan ekonomi tidak hanya mengukur tingkat pertumbuhan output dalam
suatu perekonomian, namun sesungguhnya juga memberikan indikasi tentang sejauh mana aktivitas
perekonomomian yang terjadi pada suatu periode tertentu telah menghasilkan pendapatan bagi
masyarakat.
Pertumbuhan ekonomi daerah dapat dicerminkan dari perubahan PDRB. terlihat bahwa PDRB kota
Manado tahun 2007 sampai dengan tahun 2008 pertumbuhan ekonominya mengalami peningkatan
yaitu, dari 7,16% menjadi 10,93%. Akan tetapi tahun 2009 dan 2010 pertumbuhan ekonomi kota
manado mengalami penurunan yaitu pada tahun 2009 sebesar 9,76% dan pada tahun 2010 sebesar
7,29%. Kemudian pada tahun 2011 dan 2012 pertumbuhan ekonomi kota manado mulai mengalami
peningkatan yaitu, pada tahun 2011 sebesar 8,39% dan tahun 2012 sebesar 8,71%.
Terbukanya kesempatan kerja merupakan salah satu indikator terjadinya pembangunan ekonomi. Jika
ketersediaan kesempatan kerja tidak seimbang dengan peningkatan penduduk usia kerja maka akan
menimbulkan permasalahan yang disebut pengangguran.
.
Kota Manado saat ini sedang giat-giatnya melakukan pembangunan, maka peranan yang sangat penting
untuk menjalankan suatu perekonomian adalah investasi, karena merupakan salah satu faktor penentu
dari keseluruhan tingkat output dan kesempatan kerja dalam jangka pendek. Apabila penemuan-
penemuan baru atau pembebanan pajak yang ringan atau pasar-pasar yang semakin berkembang
memberikan insentif bagi investasi-investasi yang ada membuat permintaan agregat meningkat
sementara output dan kesempatan kerja tumbuh dengan cepat. Kegiatan investasi memungkinkan suatu
masyarakat terus menerus meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja, meningkatkan
pendapatan nasional dan meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat.
Selain variabel Investasi Swasta, variabel lain yang juga berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi
adalah Belanja Pemerintah. Pengeluaran/Belanja Pemerintah adalah bagian dari kebijakan fiskal
(Sukirno, 2004) yakni suatu tindakan pemerintah untuk mengatur jalannya perekonomian dengan cara
menentukan besarnya penerimaan dan pengeluaran pemerintah tiap tahunnya yang tercermin dalam
dokumen APBN untuk nasional dan APBD untuk daerah/regional. Tujuan dari kebijakan fiskal ini adalah
dalam rangka menstabilkan harga, tingkat output maupun kesempatan kerja dan memacu pertumbuhan
ekonomi.
Selain Belanja Pemerintah, maka Kesempatan Kerja merupakan suatu faktor yang mempengaruhi output
suatu daerah. Dengan adanya penciptaan kesempatan kerja baru berart i adanya penciptaan
pendapatan masyarakat yang akan mendorong daya beli masyarakat. Penciptaan kesempatan kerja
baru juga dapat mendorong induced invesment, yang pada akhirnya akan mendorong pertumbuhan
ekonomi daerah (Gravitiani, 2006). Permintaan tenaga kerja juga mengidentifikasikan adanya
determinasi permintaan tenaga kerja antara lain menurut (Arfida, 2003): (1). tingkat upah, (2).
tehnologi, (3). produktivitas, (4). kualitas tenaga kerja, (5). fasilitas modal.
Penelitian mengenai pengaruh dana perimbangan, investasi swasta, dan tenaga kerja
bahwa dana perimbangan, investasi swasta, dan tenaga kerja berpengaruh positif terhadap
antara dana perimbangan dengan pertumbuhan ekonomi provinsi tergolong kecil. Hal ini
disebabkan karena pemerintah daerah provinsi dirasa kurang tepat dalam menempatkan
dana sehingga tidak menciptakan efek multiplier untuk menunjang pertumbuhan ekonomi.
Investasi swasta dan tenaga kerja mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi di tingkat provinsi akan tetapi masih dibutuhkan upaya-upaya dalam
dari beberapa hasil penelitian terdahulu (Ayu et al., 2014) dan Irvan (2015) yang
Pertumbuhan ekonomi memberikan kesempatan yang lebih besar kepada Negara atau
pemerintah untuk memenuhi kebutuhan dasar rakyatnya. Tetapi sejauh mana kebutuhan
ini dipenuhi tergantung pada kemampuan Negara atau pemerintah dalam mengalokasikan
masalah yang sangat sulit dihindari oleh suatu Negara atau daerah dan dapat menimbulkan
masalah sosial seperti tindakan kriminalitas dan masalah ekonomi.Kondisi tersebut dapat
pengangguran maka semakin makmur kehidupan masyarakat suatu Negara, begitu juga
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada wilayah Sarbagita di Provinsi Bali?.
terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) melalui tenaga kerja pada wilayah
pemerintah, tenaga kerja terhadap tingkat kemiskinan melalui Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) pada wilayah Sarbagita di Provinsi Bali?. Tujuan peneltian yaitu : 1) Untuk
menganalisis pengaruh investasi dan pengeluaran pemerintah terhadap tenaga kerja pada
pemerintah, tenaga kerja terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di wilayah
Sarbagita (Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan) selama periode Penelitian. 3) Untuk
menganalisis pengaruh Gusti Ayu Putu Ambara Ratih, Made Suyana Utama, I Nyoman
kerja, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terhadap tingkat kemiskinan pada wilayah
pengeluaran pemerintah terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) melalui tenaga
kerja pada wilayah Sarbagita di Provinsi Bali. 5) Untuk menganalisis pengaruh tidak
melalui Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada wilayah Sarbagita di Provinsi Bali.
Beberapa penelitian yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi, investasi, tenaga
kerja dan pengeluaran pemerintah, antara lain: Wibisono (2005) dalam penelitiannya yang
Indonesia. Variabel tergantung yang digunakan adalah pertumbuhan ekonomi regional pada 26
Propinsi di Indonesia (tidak termasuk Timtim) tahun 1975–1995, dan variabel bebas yang
digunakan adalah educational attainment, life expectancy, tingkat inflasi, tingkat fertilitas, tingkat
kematian bayi dan dummy regional. Metode yang digunakan adalah Ordinary Least Square.
Hasil penelitiannya adalah: (1). Variabel yang berpengaruh positif terhadap pertumbuhan
ekonomi adalah pendidikan, angka harapan hidup, dan tingkat kematian bayi. (2). Tingkat
fertilitas dan laju inflasi memberikan efek negatif pada pertumbuhan ekonomi. (3). Propinsi-
propinsi yang memiliki modal manusia yang tinggi akan tumbuh lebih cepat terhadap posisi
steady state-nya masing-masing. (4). Peningkatan educational attainment sebesar satu satuan
Pancawati (2000) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Rasio Kapital Tenaga
Kerja, Tingkat Pendidikan, Stok Kapital dan Pertumbuhan Penduduk Terhadap GDP Indonesia.
Variabel tergantung yang digunakan adalah pertumbuhan output (Y) dan variabel bebas yang
digunakan adalah: rasio kapital-tenaga kerja, tingkat pendidikan, perubahan stok kapital dan
pertumbuhan penduduk. Analisis yang digunakan adalah regresi dengan metode OLS. Hasil
penelitiannya adalah: (1). Rasio kapital-tenaga kerja berpengaruh positif terhadap pertumbuhan
output. (2). Tingkat pendidikan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan output. (3).
Perubahan stok kapital berpengaruh positif terhadap pertumbuhan output. (4). Pertumbuhan
ekonomi Indonesia 1969-1996. Hasil penelitiannya: (1). Variabel yang berpengaruh positif
terhadap pertumbuhan ekonomi: bantuan luar negeri, PMA, PMDN, Pajak, Pengeluaran
Pemerintah dan pertumbuhan angkatan kerja. (2). Variabel yang berpengaruh lemah terhadap
Yuliarmi (2008) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Konsumsi Rumah Tangga,
Investasi dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap PDRB Propinsi Bali. Variabel tergantung yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pertumbuhan ekonomi Propinsi Bali (1994-2005),
sedangkan variabel bebas yang digunakan adalah konsumsi rumah tangga, investasi dan
pengeluaran pemerintah daerah. Analisis yang digunakan adalah regresi linear sederhana
dengan menggunakan metode OLS. Hasil penelitiannya adalah variabel bebas yang berupa
konsumsi rumah tangga, investasi dan pengeluaran pemerintah berpengaruh positif terhadap
Diah Prasasti (2006) dalam penelitiannya yang berjudul Perkembangan PDRB per
konvergensi. Variabel tergantung yang digunakan adalah PDRB per kapita, sedangkan variabel
bebasnya adalah penduduk berumur 10 tahun ke atas yang berhasil menamatkan jenjang SMU,
angkatan kerja, dummy variabel sumber daya alam dan dummy variabel krisis (mulai tahun
1997=1). Hasil penelitiannya adalah: (1). Variabel penduduk yang tamat SMU bernilai positif
dan signifikan. (2). Variabel angkatan kerja tidak signifikan. (3). Variabel dummy SDA
menunjukkan hubungan positif dan signifikan. (4). Variabel dummy krisis menunjukkan
Pengeluran dan Investasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Propinsi Bali, dengan hasil
konsumsi pemerintah, nilai tukar rupiah terhadap US dollar, jumlah kredit modal kerja, ekspor
netto, nilai hasil produksi pertanian, investasi swasta domestik, investasi swasta asing, jumlah
menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh nyata terhadap PDRB adalah variabel
pengeluaran dengan nilai t statistik sebesar 19.79 (signifikan), sedangkan variabel yang tidak
mempengaruhi PDRB secara nyata adalah variabel investasi dengan nilai t statistik sebesar
0.75 (nonsignifikan). Variabel investasi tidak signifikan terhadap PDRB disebabkan oleh
investasi yang dilakukan di Bali tidak efisien. Interpretasi terhadap implikasi variabel ekonomi
dalam model menunjukkan bahwa variabel ekonomi yang memberikan kontribusi terbesar
dalam pembentukan PDRB Propinsi Bali adalah nilai tukar rupiah terhadap US dollar. Hal ini
dimungkinkan terjadi karena adanya pola pikir dollar minded dalam masyarakat di Bali.
1. Jenis Penelitian
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan sumber data
yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder yaitu data yang diterbitkan
atau digunakan oleh organisasi yang bukan pengolahnya. Definisi lain dari data
sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan
Dalam Penelitian ini lokasi yang diambil adalah Kota Makassar. Lembaga
pengumpul data dalam penelitian ini antara lain, Badan Pusat Stastistik Provinsi
berasal dari instansi terkait maupun internet, yang berhubungan dengan topik
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Dimana data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti
secara tidak langsung melalui media perantara. Data sekunder umumnya berupa
bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip yang
37Indriantoro, Metodologi Untuk Aplikasi dan Bisnis, (Yogyakarta: BPFE, 1999). h. 147.
42
menggunakan data sekunder karena datanya langsung diambil dari BPS Kota
Makassar.
digunaan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi atau studi pustaka,
Data yang dipakai atau digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder yang berupa data time series. Data sekunder adalah data yang diperoleh
lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh dari peneliti dari subjek penelitiannya.
Data sekunder biasanya berwujud data dokumetasi atau data laporan yang telah
tersedia.
Dalam metode ini statistika alat analisis yang biasa dipakai dalam khasanah
penelitian adalah analisis regresi. Analisis regresi pada dasarnya adalah studi atas
ketergantungan suatu variabel yaitu variabel yang tergantung pada variabel yang
lain yang di sebut dengan variabel bebas dengan tujuan untuk mengestimasi
dengan meramalkan nilai populasi berdasarkan nilai tertentu dari variabel yang
diketahui. Model analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah model
ekonomi di Kota Makassar yang dinyatakan dalam bentuk fungsi sebagai berikut:
43
pendekatan analisa regresi dalam bentuk logaritma natural seperti terlihat dalam
persamaan berikut:
Dimana:
Y = Pertumbuhan Ekonomi
β0 = Konstanta
β1-β3 = Parameter
μ =Error term
Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada
analisis regresi linear berganda yang berbasis Ordinary Least Square (OLS). Uji
44
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.
Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati
menggunakan metode analisis grafik, baik dengan melihat grafik secara histogram
ataupun dengan melihat secara Normal Probability Plot. Normalitas data dapat
melihat dari penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal pada grafik normal P
b. Uji Multikolinearitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan
adanya korelasi antara variabel independen. Model yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi antara yang tinggi diantara variabel bebas. Torelance mengukur
variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel
bebas lainnya. Jadi nilai toleransi rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena
VIF = 1/Tolerance) dan menunjukkan adanya kolinearitas yang tinggi. Nilai cotuff
yang umum dipakai adalah tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF diatas 10.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi terjadi
45
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah model regresi linear ada korelasi
periode t-1 (sebelumnya). Salah satu metode analisis untuk mendeteksi ada
(DW test).
3. Uji F Statistika
diterima dan H0 ditolak dengan tingkat kepercayaan 95% jika signifikan < 0,05
4. Uji T statistik
variabel bebas secara parsial atau individu terhadap variabel terikat dengan asumsi
variabel yang lain konstan. Pengujian ini dilakukan dengan melihat derajat
46
menguji signifikansi pegaruh Tingkat Investasi, tenaga kerja dan tingkat konsumsi
2) Investasi merupakan pembentukan modal tetap bruto oleh sektor swasta yang
baru yang berasal dari dalam negeri (domestik) dan barang modal baru
ataupun barang bekas dari luar negeri. Investasi dianalisis yaitu investasi
nvestasi (X
1
) yang
dimaksud adalah nilai penanaman modal di Samarinda tahun
200
2
-
2011 dalam satuan rupiah.
saja sudah terisi atau ada yang belum terisi. Kesempatan kerja yang selama ini
dikumpulkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) baik melalui sensus penduduk
lapangan usaha, jenis jabatan, maupun status hubungan kerja adalah menyangkut kesempatan
penelitian ini merupakan tingkat partisipasi angkatan kerja yang ddiukur dari
rasio jumlah orang yang bekeja dengan jumlah angkatan kerja yang
Kesempatan kerja (Y
2
) yang dimaksud adalah jumlah keseluruhan tenaga kerja yang
mempuny
ai kesempatan bekerja pada tahun 200
2
-
2011 di
Samarinda
dalam satuan
orang
bertambah yang dapat diukur dari perkembangan PDRB suatu tahun dengan
Pertumbuhan Ekonomi (Y
1
) adalah proses kenaikan output perkapita
dalam jangka
panjang pertumbuhan ekonomi dilihat dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
atas Dasar Harga Konstan di
Samarinda
Periode 200
2
-
2011
dalam satuan persen
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Pengeluaran pemerintah adalah total realisasi belanja atau pengeluaran pemerintah Provinsi
2. Investasi adalah total pengeluaran untuk barang-barang modal yang dilakukan oleh penanam
3. Tenaga kerja adalah banyaknya pekerja yang bekerja dalam lapangan kerja utama yang ada
di
4. Pertumbuhan Ekonomi ialah pertumbuhan dari nilai riil perekonomian Sulawesi Utara yakni
pertumbuhan PDRB Riil (ADHK) setiap tahunnya yang diukur dalam satuan Rp/tahun
Untuk melihat suatu gambaran jelas mengenai variable-variabel yang digunakan dalam
penelitian, maka diberikan beberapa pengertian dan definisi secara operasional seperti: 1.
Investasi (X1) yang dimaksud adalah nilai penanaman modal di Samarinda tahun 2002-2011
dalam satuan rupiah. 2. Inflasi (X2) yang dimaksud adalah laju inflasi di kota samarinda tahun
2002-2011 dalam satuan persen. 3. Pertumbuhan Ekonomi (Y1) adalah proses kenaikan output
perkapita dalam jangka panjang pertumbuhan ekonomi dilihat dari Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) atas Dasar Harga Konstan di Samarinda Periode 2002-2011 dalam satuan
persen. 4. Kesempatan kerja (Y2) yang dimaksud adalah jumlah keseluruhan tenaga kerja yang
mempunyai kesempatan bekerja pada tahun 2002-2011 di Samarinda dalam satuan orang.
mengkonfirmasi hubungan kausal antara variabel endogen dan variabel eksogen, baik secara
langsung maupun tidak langsung seperti yang telah diklasifikasi dalam rancangan penelitian ini.
4. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dapat dilakukan dalam beberapa setting,
berbagai sumber, dan berbagai metode (Sugiyono, 2005: 156). Karena data yang dipergunakan
secara keseluruhan jenis data sekunder, maka Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
dilakukan melalui Riset Kepustakaan (Library Research) terhadap dokumen atau catatan
statistik laporan tahunan yang sudah berlalu yang telah dipublikasi oleh lembaga resmi terkait.
menggunakan 2 (dua) variabel bebas, 1 (satu) variabel intervening dan 1 (satu) variabel
terikat.Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel terikat (dependent) yaitu
definisi Operasional Variabel Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1)
Pengeluaran pemerintah adalah kewajiban yang harus dibayar oleh pemerintah kabupaten/kota di
Provinsi Bali, baik oleh pemerintah pusat melalui APBN maupun pemerintah daerah melalui APBD, untuk
membiayai kegiatan pemerintah dalam jangka waktu satu tahun anggaran. Pengeluaran pemerintah
yang dianalisis adalah pengeluaran pemerintah perkapita yang dinyatakan dalam ribuan rupiah. 2)
Investasi merupakan pembentukan modal tetap bruto oleh sektor swasta yang digunakan untuk
pengadaan, pembuatan, dan pembelian barang-barang modal baru yang berasal dari dalam negeri
(domestik) dan barang modal baru ataupun barang bekas dari luar negeri. Investasi dianalisis yaitu
investasi perkapita yang dinyatakan dalam ribuan rupiah 3) Kesempatan kerja (employment) adalah
kesempatan yang tercipta akibat perkembangan ekonomi tertentu, dalam arti kesempatan kerja itu
mungkin saja sudah terisi atau ada yang belum terisi. Kesempatan kerja yang selama ini dikumpulkan
oleh Badan Pusat Statistik (BPS) baik melalui sensus penduduk maupun survai penduduk baik
kesempatan kerja yang dirinci menurut lapangan usaha, jenis jabatan, maupun status hubungan kerja
adalah Sri Danawati,I.K.G.Bendesa dan Made Suyana Utama. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah..
menyangkut kesempatan kerja yang telah terisi. Kesempatan kerja dalam penelitian ini merupakan
tingkat partisipasi angkatan kerja yang ddiukur dari rasio jumlah orang yang bekeja dengan jumlah
angkatan kerja yang dinyatakan dalam satuan persen. 4) Pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan
kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam
masyarakat bertambah yang dapat diukur dari perkembangan PDRB suatu tahun dengan tahun
ketimpangan relatif pendapatan antar golongan masyarakat yang diukur dengan menggunakan Gini
Ratio (GR)