Anda di halaman 1dari 2

PLAGIARISM SCAN REPORT

Words 997 Date December 14,2019

Characters 7888 Exclude Url

8% 92% 4 45
Plagiarism Unique Plagiarized Sentences Unique Sentences

Content Checked For Plagiarism

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah pengangguran merupakan salah satu masalah yang besar bagi seluruh
negara di dunia terutama di negara berkembang. Menurut Sri Budhi (2008: 82) negara manapun di dunia ini baik yang
dikategorikan negara maju maupun negara sedang berkembang senantiasa menghadapi masalah pengangguran,
perbedaannya negara berkembang tidak mampu memberikan tunjangan kepada warga negaranya yang menganggur,
sedangkan negara maju mampu memberikan jaminan itu.Berbagai cara untuk mengatasi permasalahan ini sudah ditempuh
oleh pemerintah namun masalah ini belum mampu untuk diselesaikan. Masalah pengangguran sangat penting untuk
diperhatikan karena pengangguran sangat berpontensi menimbulkan kerawanan berbagai kriminal dan gejolak sosial, politik
dan kemiskinan (Cang dan Wu, 2012:4), selain itu pengangguran merupakan suatu pemborosan. Menurut Sukirno (2006:14)
pengangguran adalah masalah yang sangat buruk efeknya kepada perekonomian dan masyarakat. Pengangguran yang tinggi
mempunyai dampak buruk baik terhadap perekonomian, individu dan masyarakat, seperti tingginya jumlah pengangguran
akan menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimumkan kesejahteraan yang mungkin dicapai, produktivitas dan
pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga timbul kemiskinan, kejahatan, dan masalah sosial lainnya. Pengangguran
merupakan suatu masalah yang terjadi Di Provinsi Kalimantan Barat selama kurun waktu 7 tahun terakhir mulai dari tahun
2011-2017 terjadi fluktuatif pada jumlah pengangguran di Kabupaten/Kota Kalimantan Barat. Pada tahun 2011 jumlah
pengangguran di Provinsi Kalimantan Baratsebesar 86,623jiwa mengalami penurunan di tahun 2012 dan terus mengalami
kenaikan sampai tahun 2015 dengan jumlah total kainaikan 45.342 jiwa dihitung dari total kenaikan dalam kurun waktu 3
tahun (2013-2015), mengalami penurunan kembali pada tahun 2016 berjumlah 113,190 jiwa dan 2017 berjumlah 105,061 jiwa.
Banyak faktor yang membuat jumlah pengangguran di Kalimantan Barat meningkat. Salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi jumlah pengangguran adalah salah satunya pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi menggambarkan
adanya peningkatan jumlah produksi di suatu wilayah ditiap tahunnya. Pertumbuhan ekonomi telah lama dijadikan sebagai
indikator keberhasilan pembangunan ekonomi(Nuraini, 2017). Pertumbuhan Ekonomi menunjukan adanya kegiatan dalam
perekonomian yang menyebabkan peningkatan produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat dan diikuti oleh
peningkatan kemakmuran masyarakat yang biasanya dilihat dari pendapatan domestik regional bruto. Tulus T.H. Tambunan
(2003) menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi adalah proses dimana terjadi kenaikan produk nasional bruto (PNB) riil
atau pendapatan nasional riil.Perekonomian dikatakan tumbuh atau berkembang bila terjadi pertumbuhan output riil.
Pertumbuhan ekonomi suatu daerah yang terus menunjukkan peningkatan menggambarkan bahwa perekonomian daerah
tersebut berkembang dengan baik (Sadono Sukirno, 2008). Faktor selanjutnya yang dapat mempengaruhi jumlah
pengangguran adalah upah minimum. Upah minimum yang ditetapkan oleh pemerintah provinsi Kalimantan Barat terus
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Penetapan tingkat upah yang dilakukan pemerintah pada suatunegara akan
memberikan pengaruh besar terhadap besarnya tingkat pengangguran yang ada, semakintinggi besaran upah yang
ditetapkan oleh pemerintah maka hal tersebut akan berakibat pada penurunan jumlah orang yang bekerja pada negara
tersebut, Sehingga semakin tinggi tingkat upah yang ditetapkanakan membawa pengaruh pada tingginya tingkat
pengangguran yang akan terjadi (Kaufman danHotchkiss, 1999).Hal ini bisa terjadi karena dengan semakin tinggi upah yang
ditetapkan maka akan berpengaruh pada peningkatan biaya output yang harus dikeluarkan oleh suatu perusahaan. Akibatnya
suatu perusahaan akan melakukan efisiensi terhadap produksi dengan cara mengurangi jumlah tenaga kerjanya. Berbeda
dengan teori Ahli-ahli ekonomi lain, seperti A. W. Phillips dalam studinya pada perekonomian Inggris dalam kurunwaktu tahun
1861-1957 menemukan adanya hubungan yang terbalik antara pengangguran dan perubahan nilai upah. Phillips menemukan
bahwa upah cenderung meningkat saat pengangguran rendah dan sebaliknya. Alasannya adalah pekerja terlalu menekankan
pada peningkatan upah pada saat terdapat beberapa alternatif pekerjan (Samuelson dan Nordhaus, 1992). Investasi juga
pada peningkatan upah pada saat terdapat beberapa alternatif pekerjan (Samuelson dan Nordhaus, 1992). Investasi juga
memiliki peran penting dalam perubahan jumlah pengangguran. Dimana besarnya nilai investasi akan menentukan besarnya
permintaan tenaga kerja. Secara teoritis, semakin besar nilai investasi yang dilakukan maka semakin besar pula tambahan
penggunaan tenaga kerja (Suparmoko, 1994). Investasi merupakan input suatu kegiatan ekonomi yang nantinya akan
mempengaruhi jumlah penyerapan tenaga kerja. Investasi yang semakin tinggi maka akan semakin besar mempengaruhi
rendahnya pengangguran. Sebaliknya jika jumlah investasi menurun maka tingkat pengagguran akan meningkat. selain
mempengaruhi jumlah pengagguran, investasi juga berperan dalam peningkatan laju pertumbuhan ekonomi (Artriyan, 2013).
Kondisi investasi PMDN dan PMA di provinsi Kalimantan Barat tiap tahunnya terus mengalami peningkatan dari tahun 2011
sampai 2017. Pada tahun 2011 nilai investasi total PMDN dan PMAKalimantan Barat yaitu sebesar 9,504,491.11juta. Pada
tahun 2012 nilai investasi menjadi 11,394,973.65 juta, kemudian naik menjadi15,222,357.00 juta pada tahun 2013. Terus
mengalami peningkatan sampai tahun terakhir 2017 sebesar 75,664,087.00 juta. Peningkatan investasi ini dapat berdampak
positif terhadap perekonomian di Kalimantan Barat dimana dengan tingkat investasi yang tinggi dapat memperluas lapangan
pekerjaan sehingga banyak jumlah angkatan kerja yang terserap dan menurunkat tingkat pengangguran di Provinsi
Kalimantan Barat. Grafik 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka Di Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2011-2017
(orang) Sumber: Badan Pusat Statistik, Statistik Ketenagakerjaan 2013-2018 Berdasarkan grafik 1.1 dapat dilihat bahwa tingkat
pengangguran di tiap kabupaten/kota provinsi kalimantan Barat selalu mengalami fluktuasi. Kabupaten/kota yang memiliki
jumlah tingkat pengangguran tertinggi di Kalimantan Barat adalah kota pontianak pada tahun 2017 berjumlah 27,889 jiwa, dan
total keseluruhan dari 2011 sampai 2017 berjumlah 147,597 jiwa. Sedangkan kabupaten/kota yang memiliki tingkat
pengangguran terendah yaitu di kabupaten /kota sekadau berjumlah 336 jiwa dengan total keseluruhan dari 2011 sampai
2017 berjumlah 10,869 jiwa. Perbedaan tingkat pengangguran ini dapat di akibatkan adanya pertumbuhan penduduk yang
tidak merata dan jumlah lapangan kerja yang tersedia juga sumberdaya yang tersedia didaerah tesebut. Tingginya tingkat
pengangguran di kota diakibatkan karena banyak nya jumlah urbanisasi yang bertujuan mencari pekerjaan tetapi belum
mendapatkan pekerjaan sehingga terpaksa harus menganggur ( Dwiherlina: 2017). Grafik 1.2 Produk Domestik Regional Bruto
Atas Dasar Harga Konstan Di Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2011-2017 (Jutaan Rupiah) Sumber: Badan
Pusat Statistik Kalimantan Barat Dalam Angka 2014- 2018 Berdasarkan grafik1.2 dapat dilihat bahwa PDRB tiap
kabupaten/kota provinsi Kalimantan Barat selama 7 tahun kebelakang terhitung dari tahun 2011 sampai 2017 selalu
mengalami kenaikan. Kabupaten/kota yang memiliki PDRB tertinggi di Provinsi Kalimantan Barat yaitu kota Pontianak pada
tahun 2017 sebesar 30,480,089.30juta rupiah dengan total keseluruhan dari tahun 2011-2017 sebesar 143,938,779.12juta
rupiah. Sedangkan kabupaten/kota yang memiliki rata-rata PDRB yang paling rendah yaitu di kabupaten kayong utara pada
tahun 2011 sebesar 1,669,033.98 juta rupiah dengan total keseluruhan dari tahun 2011-2017 yaitu 13,565,627.26 juta rupiah.
Perbedan tingkat perkembangan pdrb tiap kabupaten kota ini di karenakan ber

Sources Similarity
Faktor pengangguranCompare text
Masalah pengangguran sangat penting untuk diperhatikan karena pengangguran sangat berpontensi menimbulkan kerawanan
berbagai kriminal dan gejolak sosial, politik dan kemiskinan (Cang dan Wu, 2012:4), selain itu pengangguran merupakan suatu 10%
pemborosan.
https://www.scribd.com/document/319779769/Faktor-pengangguran

Tugas Perekonomian Indonesia.docx - PENDAHULUAN 1 Latar...Compare text


PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertumbuhan Ekonomi menunjukkan adanya kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan
peningkatan produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat dan diikuti oleh peningkatan kemakmuran masyarakat yang 5%
biasanya dilihat...
https://www.coursehero.com/file/32552509/Tugas-Perekonomian-Indonesiadocx/

(DOC) TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI... - Academia.eduCompare text


TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI MENURUT PARA AHLI Pertumbuhan ekonomi adalah proses dimana terjadi kenaikan produk
nasional bruto riil atau pendapatan nasional riil. Jadi perekonomian dikatakan tumbuh atau berkembang bila terjadi pertumbuhan 5%
outputriil.
https://www.academia.edu/12184366/TEORI_PERTUMBUHAN_EKONOMI_MENURUT_PARA_AHLI

Banyak faktor yang membuat jumlah pengangguran di... | Course HeroCompare text
Faktor selanjutnya yang dapat mempengaruhi jumlah pengangguran adalah upah minimum. Upah minimum yang ditetapkan oleh
pemerintah provinsi Jawa Timur terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Menurut Kaufman dan Hotchkis dalam Alghofari
(2011) dijelaskan bahwa... 5%
https://www.coursehero.com/file/p4o6r6c/Banyak-faktor-yang-membuat-jumlah-pengangguran-di-Jawa-
Timur-meningkat-Salah/

Anda mungkin juga menyukai