JURNAL ILMIAH
Disusun oleh :
Bahwa artikel Jurnal tersebut dibuat sebagai persyaratan ujian skripsi yang
dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 15 Agustus 2019
ABSTRAK
Angkatan kerja merupakan potensi sumber daya manusia yang menjanjikan untuk mendukung
proses pembangunan negara. Namun, dapat terjadi permasalahan ketika pertumbuhan angkatan
kerja yang pesat tidak dapat terserap pada lapangan kerja yang ada, sehingga dapat menimbulkan
pengangguran. Pulau Jawa sebagai pusat perekonomian negara Indonesia terdapat angkatan kerja
sebanyak 73,9 juta jiwa dengan penyerapan tenaga kerjanya sebesar 69,5 juta jiwa, sehingga masih
menyisakan pengangguran sebesar 4,4 juta jiwa (BPS, 2018). Kurang meratanya penyerapan
tenaga kerja tersebut mengindikasikan beberapa sektor belum dapat menjalankan fungsinya dengan
baik, sehingga kesejahteraan masyarakat di Pulau Jawa masih perlu diperbaiki lagi. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Upah Minimum
Provinsi (UMP), dan investasi terhadap penyerapan tenaga kerja di Pulau Jawa tahun 2010-2017.
Untuk mencapai tujuan tersebut digunakan analisis regresi data panel dengan menggunakan
program Eviews 9.0. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel PDRB dan UMP
berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja, sedangkan variabel investasi tidak
berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja. Salah satu penyebab upah tidak
signifikan adalah dikarenakan pergerakan upah tidak langsung mempengaruhi penyerapan tenaga
kerja. Selain itu, sektor pertambangan merupakan sektor yang lebih banyak menyerap tenaga kerja
outsourcing yang tingkat upahnya tidak sesuai dengan upah sektoral yang ditentukan, melainkan
sesuai dengan perjanjian atau kontrak yang telah disepakati oleh kedua pihak (perusahaan dan
tenaga kerja).
Kata kunci: Penyerapan Tenaga Kerja, Produk Domestik Regional Bruto, Upah Minimum Provinsi,
dan Investasi.
A. PENDAHULUAN
Dalam bidang ketenagakerjaan, tenaga kerja sebagai sumber daya untuk menjalankan proses
produksi serta distribusi barang dan jasa menjadi faktor penting dalam pembangunan ekonomi,
sehingga dapat dikatakan bahwa tenaga kerja merupakan motor penggerak pembangunan negara
(Suroto, 1992). Persoalan pada ketenagakerjaan selalu berkaitan dengan kesempatan kerja, karena
hal tersebut menjadi salah satu indikator untuk menilai keberhasilan pembangunan ekonomi suatu
negara. Dengan tersedianya kesempatan kerja tersebut, maka masyarakat dapat melakukan kegiatan
ekonomi yang menjadi sumber pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Maka dari itu,
dalam proses pembangunan ekonomi, negara dituntut agar mampu menyediakan lapangan kerja
yang cukup untuk mengimbangi pertumbuhan angkatan kerja yang masuk ke pasar kerja.
Pulau Jawa sebagai pusat perekonomian bagi negara Indonesia memiliki penduduk mencapai
56,5 persen dari total penduduk nasional. Dengan begitu, jumlah angkatan kerja di Pulau Jawa juga
sangat besar yang mencapai 73,9 juta jiwa (BPS, 2018). Angkatan kerja merupakan potensi sumber
daya manusia yang menjanjikan untuk mendukung proses pembangunan negara. Namun, dapat
terjadi permasalahan ketika pertumbuhan angkatan kerja yang pesat tidak dapat terserap pada
lapangan kerja yang ada, sehingga dapat menimbulkan pengangguran. Menurut BPS, penyerapan
tenaga kerja di Pulau Jawa sebesar 69,5 juta jiwa, dengan masih menyisakan pengangguran sebesar
4,4 juta jiwa (BPS, 2018). Tingkat pengangguran di Pulau Jawa yang masih tergolong besar tersebut
disebabkan beberapa sektor yang masih belum bisa menjalankan fungsinya dengan baik menjadi
pemicu kurang meratanya penyerapan tenaga kerja yang ada. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa
kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat di Pulau Jawa masih perlu diperbaiki lagi.
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu upaya pemerintah untuk menurunkan angka
pengangguran di Indonesia. Indikator untuk melihat kinerja dan pertumbuhan ekonomi suatu negara
dapat diukur oleh Produk Domestik Bruto (PDB) di tingkat nasional dan Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) di tingkat daerah. PDRB dapat mempengaruhi jumlah angkatan kerja yang bekerja
dengan asumsi apabila nilai PDRB meningkat, maka jumlah nilai tambah output atau penjualan
dalam seluruh unit ekonomi disuatu wilayah akan meningkat. Semakin besar output atau penjualan
yang dilakukan perusahaan maka akan mendorong perusahaan untuk menambah permintaan tenaga
kerja agar produksinya dapat ditingkatkan untuk mengejar peningkatan penjualan yang terjadi
(Feriyanto, 2014).
Dilihat dari sisi perekonomiannya, Pulau Jawa memberikan kontribusi yang sangat besar bagi
PDB nasional dibandingkan wilayah luar Jawa, sehingga Pulau Jawa memiliki peran yang sangat
penting bagi perekonomian secara nasional. Kontribusi PDRB Pulau Jawa terhadap PDB nasional
selalu bernilai lebih dari 50 persen, dengan rata-rata kontribusinya sebesar 57,86 persen selama
periode 2010-2017 (BPS, 2018). Hal ini disebabkan industri-industri kecil/sedang/besar sebagian
besar terkonsentrasi di Pulau Jawa. Sesuai dengan teori Keynes bahwa untuk mengurangi
pengangguran tenaga kerja di suatu wilayah diperlukan peningkatan pengeluaran agregat melalui
pertumbuhan PDRB di wilayah tersebut. Maka dari itu, perkembangan ekonomi melalui
pertumbuhan PDRB dapat menjadi sarana dalam penyediaan lapangan pekerjaan untuk menyerap
tenaga kerja yang tersedia.
Namun pada kenyataannya, besarnya pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa ternyata tidak
diimbangi dengan pertumbuhan tenaga kerja yang terserap di lapangan kerja. Dalam kurun waktu
tahun 2010 sampai 2017 pertumbuhan PDRB di Pulau Jawa mengalami perlambatan (BPS, 2018).
Perlambatan pertumbuhan PDRB di Pulau Jawa tersebut tentunya akan berdampak terhadap
penyerapan tenaga kerja. Hal tersebut ditunjukkan dalam delapan tahun terakhir, pertumbuhan nilai
PDRB tidak diimbangi dengan pertumbuhan tenaga kerja yang terserap di lapangan usaha, dimana
pertumbuhannya cenderung fluktuatif. Kondisi tersebut menunjukkan adanya keterbatasan daya
serap perekonomian dari aspek pertumbuhan ekonomi dibandingkan pertumbuhan penyerapan
tenaga kerja. Maka dari itu, kurang maksimalnya pertumbuhan tenaga kerja yang terserap di Pulau
Jawa secara langsung menjadi penyebab dari fenomena tingginya angka pengangguran yang terjadi.
B. TINJAUAN PUSTAKA
Teori Ketenagakerjaan
Menurut Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 1, tenaga kerja adalah tiap orang yang
mampu melaksanakan pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan
barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Tenaga kerja terdiri dari angkatan kerja
(Labor Force) dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja terdiri dari (1) golongan yang bekerja, (2)
golongan yang menganggur dan mencari pekerjaan. Kesempatan kerja adalah banyaknya orang yang
dapat tertampung untuk bekerja pada suatu perusahaan atau suatu instansi. Menurut Badan Pusat
Statistik (BPS), penyerapan tenaga kerja adalah banyaknya orang yang dapat tertampung untuk
bekerja pada suatu unit usaha atau lapangan pekerjaan. Penyerapan tenaga kerja dapat sama atau
lebih kecil dari kesempatan kerja yang tersedia. Bila penyerapan tenaga kerja sama dengan
kesempatan kerja maka tidak akan ada pengangguran. Tetapi jika penyerapan tenaga kerja lebih
kecil dari kesempatan kerja maka akan memunculkan pengangguran kerja.
Keputusan pengusaha dalam menentukan input yang dibutuhkan tergantung kepada kemampuan
dan perkembangan produksi perusahaan. Dengan kata lain, pertambahan permintaan pengusaha
terhadap tenaga kerja dan modal tergantung dari pertambahan permintaan masyarakat terhadap
barang yang diproduksinya. Maka dari itu, permintaan akan input disebut sebagai permintaan
turunan (derived demand), artinya pengusaha berproduksi karena ingin memenuhi permintaan
konsumen (Bellante dan Jackson, 1983). Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba.
Laba yaitu selisih antara pendapatan dengan biaya. Biaya yang dikeluaran oleh perusahaan meliputi
biaya modal dan biaya tenaga kerja. Perusahaan akan berupaya menggunakan jumlah tenaga kerja
yang optimal. Dalam kaitannya dengan konsep permintaan, permintaan tenaga kerja diartikan
sebagai jumlah tenaga kerja yang diminta perusahaan pada berbagai macam alternatif tingkat upah.
(Bellante dan Jackson, 1983).
PDRB dan Hubungannya terhadap Penyerapan Tenaga Kerja
Menurut BPS, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan penjumlahan seluruh
komponen nilai tambah bruto yang mampu diciptakan oleh sektor-sektor ekonomi atas berbagai
aktivitas produksinya di suatu wilayah tertentu (provinsi dan kabupaten/kota), dan dalam satu kurun
waktu tertentu (satu tahun kelender). Adanya istilah bruto mempunyai arti bahwa komponen
penyusutan sudah dimasukkan dalam perhitungannya. Indikator yang sering dipakai untuk menilai
kinerja perekonomian maupun pertumbuhan ekonomi suatu negara adalah PDB, sedangkan
indikator untuk melihat kinerja ekonomi suatu wilayah dalam suatu negara tertentu digunakan
PDRB.
Pertumbuhan ekonomi yang meningkat memerlukan tenaga kerja tambahan sebagai faktor
produksi untuk memenuhi permintaan agregat yang meningkat. Kondisi seperti ini terutama akan
terjadi pada struktur perekonomian yang bersifat padat karya (labour intensive). Apabila struktur
perekonomian suatu wilayah adalah padat modal (capital intensive), maka pertumbuhan ekonomi
hanya akan meningkatkan kebutuhan modal dan tidak akan menyerap banyak tenaga kerja. Pada
dasarnya PDRB merupakan output dari kegitan suatu perekonomian. Menurut teori yang
dikemukakan Keynes bahwa untuk mengurangi pengangguran tenaga kerja di suatu wilayah
diperlukan peningkatan pengeluaran agregat (output) melalui pertumbuhan PDRB di wilayah
tersebut (Sukirno, 2006). Pasar tenaga kerja hanya akan mengikuti apa yang terjadi di pasar barang.
PDRB dapat mempengaruhi penyerapan tenaga kerja dengan asumsi apabila nilai PDRB
meningkat maka jumlah nilai output atau penjualan dalam seluruh unit ekonomi di suatu daerah akan
meningkat. Semakin besar output yang diproduksi perusahaan maka akan mendorong perusahaan
untuk menambah tenaga kerja agar produksinya dapat ditingkatkan untuk mengejar peningkatan
penjualan. Hal tersebut secara langsung dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja (Feriyanto,
2014).
UMP dan Hubungannya terhadap Penyerapan Tenaga Kerja
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi nomor 7 tahun 2013 menerangkan
definisi upah minimum adalah suatu penerimaan bulanan terendah (minimum) sebagai imbalan dari
pengusaha yang diberikan kepada karyawan untuk suatu pekerjaan atau jasa yang telah atau
dilakukan dan dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan atas dasar suatu
persetujuan atau peraturan perundang-undangan serta dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja
antara pengusaha dengan karyawan termasuk tunjangan, baik untuk karyawan itu sendiri maupun
untuk keluarganya.
Sumarsono (2003) menyatakan bahwa upah merupakan sumber utama penghasilan seorang
pekerja, sehingga upah harus cukup memenuhi kebutuhan pekerja dan keluarganya dengan wajar.
Batas kewajaran tersebut dalam Kebijakan Upah Minimum di Indonesia dapat dinilai dan diukur
dengan kebutuhan hidup minimum (KHM) atau biasa disebut dengan Kebutuhan Hidup Layak
(KHL). Namun kenyataannya justru menunjukkan bahwa hanya sedikit perusahaan yang secara
sadar dan sukarela terus menerus berusaha meningkatkan penghidupan karyawannya, terutama
pekerja golongan yang paling rendah.
Upah merupakan salah satu biaya produksi yang harus dikeluarkan produsen sebagai balas jasa
atas kegiatan produksi yang dilakukan tenaga kerja. Perubahan upah dapat mempengaruhi
penyerapan tenaga kerja. Secara umum naiknya tingkat upah akan meningkatkan biaya produksi
perusahaan, yang selanjutnya akan meningkatkan harga per unit barang yang diproduksi. Konsumen
akan merespon apabila terjadi kenaikan harga barang, yaitu mengurangi konsumsi atau bahkan tidak
lagi mau membeli barang yang bersangkutan. Akibatnya banyak barang yang tidak terjual, dan
terpaksa produsen menurunkan jumlah produksinya. Turunnya target produksi, mengakibatkan
berkurangnya tenaga kerja yang dibutuhkan (Sumarsono, 2003).
Investasi dan Hubungannya terhadap Penyerapan Tenaga Kerja
Investasi adalah pengeluaran untuk membeli barang modal dan peralatan produksi dengan tujuan
untuk mengganti atau menambah barang modal dalam perekonomian yang akan digunakan untuk
memproduksi barang dan jasa di masa depan, dengan perkataan lain investasi adalah kegiatan
perbelanjaan untuk meningkatkan kapasitas produksi dalam perekonomian (Sukirno, 2006).
Menurut Mankiw (2007) Investasi merupakan salah satu komponen dari pembentukan pendapatan
nasional atau PDB, sehingga pertumbuhan investasi akan berdampak pada pertumbuhan pendapatan
nasional. Pada hakekatnya, investasi merupakan awal kegiatan pembangunan ekonomi. Investasi
dapat dilakukan oleh swata, pemerintah atau kerjasama antara pemerintah dan swasta. Investasi
merupakan suatu cara yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi dan untuk jangka panjang dapat menaikkan standar hidup masyarakatnya
Dalam perekonomian makro kenaikan investasi akan meningkatkan permintaan agregat dan
pendapatan nasional. Peningkatan permintaan agregat tersebut akan memicu peningkatan kapasitas
produksi suatu perekonomian yang kemudian akan diikuti pertambahan kebutuhan akan tenaga kerja
untuk proses produksi (Sukirno, 2006). Teori ini sejalan dengan pemikiran Keynes bahwa kurangnya
permintaan agregat akan menghalangi terjadinya kegiatan produksi, Dalam jangka pendek,
permintaan agregat harus ditingkatkan jika ingin meningkatkan penyerapan tenaga kerja.
Multipliernya akan lebih besar jika peningkatan permintaan agregat berasal dari peningkatan
investasi, yakni tersedianya kapasitas produksi berupa modal fisik yang belum digunakan.
C. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang menekankan pada pengujian teori melalui
variabel-variabel penelitian dengan angka, selanjutnya variabel-variabel akan dianalisa dan diuji
menggunakan prosedur statistik. Variabel dependen yaitu Penyerapan Tenaga Kerja (Y), sedangkan
variabel independen, yaitu PDRB AHDB (X1), Upah Minimum Provinsi (X2), dan Investasi (X3).
Populasi yang berkaitan dengan penelitian ini adalah enam Provinsi yang ada di Pulau Jawa,
yaitu Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur. Sedangkan,
sampel yang dipakai dalam penelitian ini adalah data Penyerapan Tenaga Kerja, PDRB AHDB,
Upah Minimum Provinsi, dan Investasi. Dalam penelitian ini data yang akan digunakan merupakan
data sekunder yang berjenis data time series dari tahun 2010-2017 (8 tahun) dan data cross section
di enam Provinsi di Pulau Jawa. Hasil dari kombinasi data time series dan cross section
menghasilkan 48 observasi.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian adalah analisis statistik deskriptif dan regresi
data panel dengan menggunakan Fixed Effect Model yang diolah melalui software EViews 9 untuk
mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen. Adapun persamaan Fixed Effect Model
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
𝑳𝑵𝑩𝑬𝑲𝑬𝑹𝑱𝑨 𝒊𝒕 = 𝜶 + 𝜷𝟏𝑳𝑵𝑷𝑫𝑹𝑩 𝒊𝒕 + 𝜷𝟐𝑳𝑵𝑼𝑴𝑷 𝒊𝒕 + 𝜷𝟑𝑳𝑵𝑰𝑵𝑽 𝒊𝒕 + 𝜶𝒊 + 𝒆𝒊𝒕
Keterangan:
BEKERJA = Penyerapan Tenaga Kerja (Jiwa)
α = Konstanta
β1, β2, β3 = Koefisien masing-masing variabel independent
PDRB = Produk Domestik Regional Bruto (Rupiah)
UMP = Upah Minimum Provinsi (Rupiah)
INV = Investasi (Rupiah)
αi = Crosssectional Effect / Efek Individu ke-i
t = 1, 2, 3,…,8 (data time-series, tahun 2010-2017)
i = 1, 2, 3,...,6 (data cross-section Provinsi di Pulau Jawa)
e = Error term
Model persamaan regresi dengan menggunakan model logaritma natural (LN) memiliki
keunggulan, yaitu transformasi LN digunakan ketika terdapat hubungan tidak linier antara variabel
independen dengan variabel dependen, dengan membuat hubungan yang tidak linier dapat
digunakan dalam model linier. Selain itu, transformasi LN dapat mengubah data yang awalnya
berdistribusi menceng (tidak normal) menjadi atau mendekati normal. (Gujarati dan Porter, 2012).
Untuk menganalisis bagaimana pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, maka
dilakukan uji hipotesis seperti uji Koefisien Determinasi (R-square), uji Koefisien Regresi secara
Simultan (Uji-F), dan uji Koefisien Regresi secara Parsial (Uji-T).
DAFTAR PUSTAKA
Akmal, Roni. 2010. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja di
Indonesia. Skripsi. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.
Badan Pusat Statistik. 2017. Statistik Indonesia 2017. Jakarta: BPS Indonesia.
Badan Pusat Statistik. 2018. Statistik Indonesia 2017. Jakarta: BPS Indonesia.
Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia. 2017. Realisasi Investasi PMDN dan
PMA Tahun 2017. Jakarta: BKPM RI.
Bellante, Don dan Jackson, Mark. 1983. Ekonomi Ketenagakerjaan. Jakarta: LP FE UI.
Ferdinan, Hery. 2011. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, PDRB, dan Upah Riil terhadap
Penyerapan Tenaga Kerja di Sumatera Barat. Skripsi. Bogor: Fakultas Ekonomi dan
Manajemen Institut Pertanian Bogor.
Feriyanto, Nur. 2014. Ekonomi Sumber Daya Manusia dalam Perspektif Indonesia. Yogyakarta:
UPP STIM YKPN.
Furqon. 2014. Analisis Pengaruh PDRB, Upah Minimum, Jumlah Unit Usaha dan Investasi terhadap
Penyerapan Tenaga Kerja pada Sektor Industri Manufaktur di Kabupaten Gresik Tahun
1998-2012. Skripsi. Malang: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.
Gujarati, Damodar dan Porter, Dawn. 2012. Dasar-Dasar Ekonometrika. Jakarta: Salemba Empat.
Kuncoro, Mudrajat. 2011. Perencanaan Daerah, Bagaimana Membangun Ekonomi Lokal, Kota dan
Kawasan. Jakarta: Salemba Empat.
Mankiw, N. Gregory. 2006. Pengantar Ekonomi Makro, Edisi Tiga. Jakarta: Salemba Empat
Nicholson, Walter. 1999. Mikro Ekonomi Intermediates dan Aplikasinya. Jakarta: Erlangga.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor 7 Tahun 2013 Tentang Upah Minimum.
https://www.bpjsketenagakerjaan.go.id diakses pada 15 Juni 2019.
Perdana, D. 2008. Analisis Pengaruh PDRB Sektor Pertanian, Sektor Industri dan Sektor Jasa
terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi Jawa Timur (Studi Kasus Tahun 2002-
2004). Skripsi. Malang: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.
Pratomo, S. Devanto dan Saputra, M. Putu. 2011. Kebijakan Upah Minimum Untuk Perekonomian
yang Berkeadilan, Tinjauan UUD 1945. Journal of Indonesian Applied Economics, Vol. 5
(No. 2): 269-285.
Pratomo, S. dkk. 2013. Penyerapan Tenaga Kerja dan Dampaknya terhadap Produk Domestik
Regional Bruto. Jurnal Ekonomi Pembangunan. Vol. 14 (No. 2): 147-159.
Putra, Rizky D. 2018 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja Industri
Kreatif (Subsektor Industri Kreatif Subsektor Fashion: Industri Jeans Di 7 Kota Di
Indonesia). Skripsi. Malang: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.
Raharja, P. dan Mandala, M. (2008). Teori Ekonomi Makro, Suatu pengantar. Jakarta: Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.
Ricky, Muhammad. 2016. Analisis Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto, Tingkat Upah, dan
Investasi terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Jawa Timur Tahun 2009-2014. Skripsi.
Malang: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.
Yuniasto, Andreas R. 2016. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja
di Satuan Wilayah Pembangunan Gerbangkertosusila Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-
1014. Skripsi. Malang: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.
Rosalina, Rina. 2013. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja di Indonesia.
Skripsi. Bogor: Institut Pertanian Bogor
Sholeh, Maimun. 2005. Dampak Kenaikan Upah Minimum Propinsi terhadap Kesempatan Kerja
(Studi Kasus Propinsi Jawa Tengah). Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Vol. 2 (No. 2).
Simanjuntak, Payaman. 1985. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: FE UI.
Sukirno, Sadono. 2006. Makro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sukirno, Sadono. 2013. Mikroekonomi: Teori Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sumarsono, Sony. 2003. Ekonomi Manajemen Sumber Daya Manusia dan Ketenagakerjaan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Suroto. 1992. Strategi Pembangunan dan Perencanaan Kesempatan Kerja. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
https://www.hukumonline.com diakses pada 20 Juni 2019.
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal.
http://www.jdih.kemenkeu.go.id diakses pada 20 Juni 2019.
Wahyudi, Setyo Tri. 2017. Statistika Ekonomi: Konsep, Teori, dan Penerapan. Malang: UB Press.
Wasilaputri, Febryana Rizqi. 2016. Pengaruh Upah Minimum Provinsi, PDRB dan Investasi
terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Pulau Jawa Tahun 2010-2014. Skripsi. Yogyakarta:
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.
Wihastuti, Latri dan Rahmatullah, Henny. 2018. Upah Minimum Provinsi (UMP) dan Penyerapan
Tenaga Kerja di Pulau Jawa. Jurnal Gama Societa, Vol.1 (No.1): 96 – 102.