Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS

PEMBANGUNAN MANUSIA DI WILAYAH GERBANGKERTOSUSILA


PLUS

PERIODE TAHUN 2016-2020

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Ekonomi

Disusun oleh :

Resa Aji Pangestu

201710180311197

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pembangunan manusia merupakan salah satu indikator terciptanya
pembangunan yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Untuk
mengukur mutu modal manusia, United Nations Development Program (UNDP)
mengenalkan konsep mutu modal manusia yang diberi nama Human Development
Index atau Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM memberikan suatu ukuran
gabungan tiga dimensi tentang pembangunan manusia, yaitu aspek kesehatan diukur
angka usia harapan hidup, aspek pendidikan diukur dari tingkat kemampuan baca tulis
orang dewasa dan rata-rata lama sekolah dan dimensi daya beli yang memiliki standar
hidup layak diukur dari paritas daya beli (UNDP,2004).
Pembangunan merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk
mewujudkan masyarakat yang makmur dan sejahtera. Salah satu indikator yang dapat
digunakan untuk mengukur hasil pembangunan adalah Indeks Pembangunan Manusia
(IPM). IPM merupakan indeks komposit yang dihitung dari indeks harapan hidup,
indeks pendidikan, dan indeks standar hidup layak. Karena dalam perhitungan indeks
harapan hidup, indeks pendidikan, dan indeks standar hidup layak melibatkan
komponen ekonomi maupun non ekonomi seperti kualitas pendidikan, kesehatan, dan
kependudukan, maka IPM dianggap telah relevan untuk dijadikan tolak ukur dalam
menentukan keberhasilan pembangunan. Sejauh mana variabel ekonomi maupun non
ekonomi tersebut dapat menunjang IPM.
Keberhasilan pembangunan suatu wilayah diukur dengan beberapa parameter,
dan paling populer saat ini adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human
Development Indeks (HDI) Maulana dan Bowo (2013). UNDP menyusun suatu indeks
komposit yaitu IPM berdasarkan tiga indikator: angka harapan hidup pada waktu lahir
(life expectancy at birth), angka melek huruf penduduk dewasa (adult literacy rate) dan
rata- rata lama sekolah (mean years of schooling), dan kemampuan daya beli
(purchasing power parity). Indikator angka harapan hidup mengukur kesehatan,
indikator angka melek huruf penduduk dewasa dan rata-rata lama sekolah mengukur
pendidikan dan terakhir indikator daya beli mengukur standar hidup Bhakti et al
(2014),Ginting et al (2008).
IPM merupakan ukuran capaian pembangunan manusia berbasis sejumlah
komponen dasar kualitas hidup. IPM menggambarkan beberapa komponen, yaitu
capaian umur panjang dan sehat yang mewakili bidang kesehatan, angka melek huruf,
partisipasi sekolah, dan rata-rata lamanya bersekolah mengukur kinerja pembangunan
bidang pendidikan dan kemampuan daya beli masyarakat terhadap sejumlah kebutuhan
pokok yang dilihat dari rata-rata besarnya pengeluaran perkapita BPS (2019).
Pembangunan harus mencerminkan perubahan total dari suatu masyarakat
secara keseluruhan tanpa mengabaikan keragaman kebutuhan dasar dan keinginan
individu maupun kelompok-kelompok sosial yang ada didalamnya. Pembangunan
merupakan suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu
negara meningkat secara berkelanjutan dalam jangka panjang Sadono (2010).
Pembangunan yang berkembang selama ini merupakan pembangunan ekonomi yang
dapat diukur melalui pembangunan manusia (human development). Pembangunan
manusia menekankan terpenuhinya kehidupan yang layak bagi manusia, sehingga
pembangunan manusia menjadikan manusia sebagai tujuan akhir tetapi manusia
bukanlah sebagai alat pembangunan Sadono (2010).

Tingkat pencapaian IPM sangat ditentukan oleh kemampuan keuangan daerah,


terutama kebijakan alokasi belanja dalam APBD. Alokasi belanja dimaksud, secara
langsung maupun secara tidak langsung berhubungan dengan indikator pengukuran
IPM, yakni pendidikan, kesehatan, ekonomi, infrastruktur maupun komponen lainnya
yang berpengaruh terhadap pembangunan kualitas manusia. belanja modal yang
merupakan salah satu unsur belanja dalam akuntansi sektor publik pada pemerintahan,
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penambahan aset. Aset yang
dimaksudkan dalam hal ini adalah dalam bidang pendidikan, ekonomi, dan infrastruktur
yang menunjang pelayanan publik. Dengan meningkatnya kualitas pelayanan publik,
maka kesejahteraan dan kualitas hidup manusia juga diharapkan meningkat.

Tingkat pencapaian IPM sangat ditentukan oleh kemampuan keuangan daerah,


terutama kebijakan alokasi belanja dalam APBD. Alokasi belanja dimaksud, secara
langsung maupun secara tidak langsung berhubungan dengan indikator pengukuran
IPM, yakni pendidikan, kesehatan, ekonomi, infrastruktur maupun komponen lainnya
yang berpengaruh terhadap pembangunan kualitas manusia. belanja modal yang
merupakan salah satu unsur belanja dalam akuntansi sektor publik pada pemerintahan,
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penambahan aset. Aset yang
dimaksudkan dalam hal ini adalah dalam bidang pendidikan, ekonomi, dan infrastruktur
yang menunjang pelayanan publik. Dengan meningkatnya kualitas pelayanan publik,
maka kesejahteraan dan kualitas hidup manusia juga diharapkan meningkat.

Pengeluaran pemerintah dapat digunakan sebagai cerminan kebijakan yang


diambil oleh pemerintah dalam suatu wilayah. Kebijakan pemerintah dalam tiap
pembelian barang dan jasa menggunakan pelaksanaan suatu program mencerminkan
besarnya biaya yang akan dikeluarkan pemerintah untuk melaksanakan program
tersebut. Pengeluaran pemerintah digunakan untuk membiayai sektor - sekotr publik
yang penting, diantara kesemua sektor publik saat ini yang menjadi prioritas pemerintah
dalam mencapai pembangunan kualitas sumber daya manusia dalam kaitannya yang
tercermin dari Indeks Pembangunan Manusia adalah investasi pada sektor pendidikan
dan kesehatan diharapkan investasi pada sektor ini akan berpengaruh pada peningkatan
kualitas Sumber Daya Manusia dan mengurangi kemiskinan.

Kawasan Gerbangkertosusila Plus merupakan salah satu Satuan Wilayah


Pengembangan (SWP) yang berada di Provinsi Jawa Timur. Berdasarkan Peraturan
Daerah Propinsi Jawa Timur No.2 2006 tentang RTRW Provinsi Jawa Timur, SWP
Gerbangkertosusila Plus meliputi: Kota Surabaya, Kabupaten Tuban, Kabupaten
Lamongan, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Gresik, Kabupaten Sidoarjo, Kota dan
Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Jombang, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten dan
Kota Pasuruan. SWP Gerbangkertosusila Plus adalah kawasan ungulan di Provinsi
Jawa Timur yang mengalami pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat, dan menjadi
kawasan strategis nasional.

Badan Pusat Statistik mencatat bahwa rata-rata indeks pembangunan di provinsi


jawa timur terutama di kawasan gerbangkertasusila plus mengalami kenaikan beragam
setiap tahunnya di periode 2016-2020 dengan rata-rata indeks pembangunan manusia
mulai dari (Kota Surabaya 81,53, Kabupaten Tuban 67,43, Kabupaten Lamongan
71,71, Kabupaten Bojonegoro 67,93, Kabupaten Gresik 75,36, Kabupaten
Sidoarjo79,43, Kota Mojokerto77,26, Kabupaten Mojokerto72,75, Kabupaten
Jombang71,72, Kabupaten Bangkalan 63,03, Kabupaten Pasuruan 67,34 dan Kota
Pasuruan 74,76). Dengan adanya Satuan Kawasan Pengembangan (SWP)
Gerbangkertosusila Plus, diharapkan kabupaten/kota yang pertumbuhan indeks
pembangunan manusia dalam kawasan tersebut akan memacu pertumbuhan indeks
pembangunan manusia untuk wilayah sekitarnya.

Faktor yang diduga mempengaruhi IPM adalah Produk Domestik Regional


Bruto (PDRB). Jumlah PDRB akan mengubah konsumsi masyarakat dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya. Menurut Todaro (2006) Daya beli masyarakat dalam membeli
suatu barang berkaitan dengan IPM yaitu indikator pendapatan. Faktor lain yang
mempengaruhi IPM adalah kepadatan penduduk dan jumlah penduduk miskin, dimana
kepadatan penduduk bisa berdampak terhadap pemerataan pembangunan dan
kemiskinan dapat menjadikan efek yang cukup serius bagi pembangunan manusia
karena berkaitan dengan kemampuan daya beli masyarakat yang tidak mampu untuk
mencukupi kebutuhan pokoknya. Faktor lain yang mempengaruhi IPM adalah jumlah
pelayanan kesehatan serta sarana dan prasarana pendidikan yang memadai contohnya
seperti pengeluaran pemerintah di bidang kesehatan dan pendidikan, dimana dengan
banyaknya anggaran yang dikeluatkan untuk kesehatan dan pendidikan maka
pelayanan kebutuhan kesehatan serta pendidikan masyarakat akan lebih terpenuhi.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah perkembangan PDRB, Kepadatan penduduk, Penduduk miskin,
DAK di bidang kesehatan dan DAK dibidang pendidikan terhadap Indeks
Pembangunan Manusia di kawasan gerbangkertosusila plus tahun 2016-2020 ?
2. Bagaimanakah pengaruh PDRB, Kepadatan penduduk, Penduduk miskin, DAK
di bidang kesehatan dan DAK dibidang pendidikan terhadap Indeks
Pembangunan Manusia di kawasan gerbangkertosusila plus tahun 2016-2020?

C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan uraian rumusan masalah di atas, maka dapat diuraikan tujuan yang
ingin dicapai dalam membuat laporan penelitian ini adalah:
a. Untuk memberikan gambaran PDRB, Kepadatan penduduk, Penduduk miskin,
DAK di bidang kesehatan dan DAK dibidang pendidikan terhadap Indeks
Pembangunan Manusia di kawasan gerbangkertosusila plus tahun 2016-2020.
b. Untuk untuk menganalisis pengaruh PDRB, Kepadatan penduduk, Penduduk
miskin, DAK di bidang kesehatan dan DAK dibidang pendidikan terhadap
Indeks Pembangunan Manusia di kawasan gerbangkertosusila plus tahun 2016-
2020.

D. MANFAAT

Manfaat yang diharapkan dengan adanya penelitian ini antara lain:

a. Manfaat secara Teoritis Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai


acuan untuk penelitian selanjutnya dengan pembahasan yang sama.
b. Manfaat secara Praktis Adanya penelitian ini diharapkan pemerintah daerah di
kawasan gerbangkertosusila plus dapat lebih memperhatikan pembangunan
manusia untuk meningkatkan kesejahteraan wilayahnya.

E. BATASAN MASALAH
Pembahasan Batasan Masalah dalam penelitian ini bertujuan untuk membatasi
pembahasan pada pokok permasalahan penelitian saja. Ruang lingkup menentukan
konsep utama dari permasalahan sehingga masalah-masalah dalam penelitian dapat
dimengerti dengan mudah dan baik.
Dalam penelitian ini yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia” peneliti memberikan batasan-
batasan sebagai berikut:
1. Analisis ini untuk melihat keterkaitan PDRB perkapita terhadap pertumbuhan
indeks pembangunan manusia di kawasan gerbangkertosusila plus.
2. Analisis ini untuk melihat keterkaitan kepadatan penduduk terhadap
pertumbuhan indeks pembangunan manusia di kawasan gerbangkertosusila
plus.
3. Analisis ini untuk melihat keterkaitan jumlah penduduk miskin terhadap
pertumbuhan indeks pembangunan manusia di kawasan gerbangkertosusila
plus.
4. Analisis ini untuk melihat keterkaitan dana alokasi khusus dibidang kesehatan
terhadap pertumbuhan indeks pembangunan manusia di kawasan
gerbangkertosusila plus.
5. Analisis ini untuk melihat keterkaitan dana alokasi khusus dibidang pendidikan
terhadap pertumbuhan indeks pembangunan manusia di kawasan
gerbangkertosusila plus.

Anda mungkin juga menyukai