INDONESIA
tria.apriliana@widyatama.ac.id
Navisa Kurniawan, Dini Nurfauzi, Karisma Mutisania, Mia Dinie Sundari, Okke Rocmalia
ABSTRACT
Corona virus or now we are familiar with Covid-19 is an infectious disease caused by the newly
discovered Corona virus, which entered Indonesia since 2 March 2020, apparently this
virus not only attacks humans but also attacks the economy, thus making the economy
Indonesia is getting worse. Due to the existence of the Covid-19 pandemi, unemployment in
Indonesia has increased due to the number of layoffs during this pandemi. The purpose
of this study is to find out how Covid-19 affects unemployment, how predictions of
unemployment during the pandemic, the impact of Covid-19 and unemployment for the
Indonesian economy. The results showed that the Covid-19 pandemi had an influence on rising
unemployment, and it was even predicted that it would continu to grow if this pandemi did not
immediately pass or be resolved. The main cause of the increase in unemployment during this
pandemi is the number of layoffs, the existence of government regulations on lock down,
PSBB and social distanching.
ABSTRAK
Corona virus atau sekarang kita kenal dengan Covid-19 merupakan jenis penyakit menular
yang disebabkan oleh jenis Corona virus yang baru ditemukan, yang sudah masuk
keindonesia sejak 2 Maret 2020 yang lalu. Ternyata virus ini tidak hanya menyerang
manusia tetapi juga menyerang perekonomian Indonesia sehingga membuat ekonomi Indonesia
semakin terpuruk. Karena dengan adanya pandemi Covid-19 ini menyebabkan angka
pengangguran di Indonesia meningkat dengan sebab banyaknya PHK di masa pandemic
ini. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui bagaimana Covid-19 mempengaruhi
pengangguran, bagaimana perediksi angka pengangguran di masa pandemi, imbas Covid-19
dan pengangguran bagi ekonomi Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah studi
pustaka. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder dari buku dan browsing dari internet.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pandemic Covid-19 memiliki pengaruh terhadap
meningkatnya angka pengangguran, bahkan di prediksi akan terus bertambah jika pandemi
ini tidak segera berlalu atau diselesaikan. Adapun penyebab utama meningkatnya angka
pengangguran di masa pandemi ini ialah banyaknya PHK, adanya aturan pemerintah tentang
lock down, PSBB, dan social distanching.
PENDAHULUAN
Tahun 2020 hampir seluruh negara digemparkan dengan munculnya Virus yang dapat
menyebar dengan cepat, virus ini dikenal dengan sebutan Coronavirus. Coronavirus merupakan
salah satu virus yang serupa dengan common cold atau pilek yang dapat menyebabkan penyakit
ringan hingga serius. Virus Corona diidentifikasi berasal dari Kota Wuhan di China pada bulan
Desember 2019. Virus tersebut memiliki nama ilmiah Covid-19. Efek yang dirasakan akibat
Covid-19 berupa flu ringan hingga flu yang sangat serius setara atau bahkan lebih parah dari
Mers-CoV dan Sars- CoV (Kirigia & Muthuri, 2020). Dalam satu tahun terakhir virus ini sudah
menyebar keseluruh belahan dunia hingga teridenfitikasi di Indonesia pada bulan Maret 2020
(Nursalim, 2020; Sayuti, 2020; Azimah, 2020).
IMF memberikan prediksi ekonomi global akan menurun tajam dari perkiraan awal
menjadi berada pada angka minus 3 persen. (Kemenkeu.go.id, n.d.-c). Sebagai negara yang
memiliki jumlah kasus Covid-19 yang cukup signifikan, Indonesia memproyeksi pertumbuhan
ekonomi akan mengalami penurunan sebesar 2,3 persen dari prediksi awal sebesar 5,04 persen
(Lipi.go.id, 2020). Bahkan dalam skenario terburuk, Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani
menyebutkan pertumbuhan ekonomi bisa berada diangka minus 0,4 persen (VOAIndonesia, n.d.)
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Pengangguran
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan
jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi
masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan
pendapatan masyarakat berkurang sehingga dapat menyebabkan
timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya. Tingkat pengangguran dapat dihitung
dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang
dinyatakan dalam persen.
Faktor yang mendukung terhadap permasalahan pengangguran, antara lain:
Faktor Kemiskinan.
Banyaknya jumlah pengangguran itu dari kalangan masyarakat miskin. Karena untuk
mendapatkan pekerjaan itu membutuhkan biaya yang sangat besar. Contohnya: Di suatu pabrik,
untuk menjadi seorang karyawan di suatu pabrik tersebut, harus ada orang dalam yang
membantunya dan menjamin pekerjaan dapat diraih selain itu juga orang yang ingin masuk
pabrik tersebut harus memakai jasa seorang calo dengan memberikan uang jerih payah. Dan
nominal uang tersebut tidak sedikit. Kesimpulannya, orang yang tidak mempunyai uang, dia
tidak bisa kerja.
Faktor Pendidikan.
Banyaknya anak putus sekolah juga merupakan salah satu faktor yang menunjang pengangguran.
Karena untuk bekerja di zaman sekarang, harus bisa calistung (baca, tulis,hitung) minimal
tamatan SLTP. Itupun hanya pekerjaan berkisar Pembantu Rumah Tangga (PRT), Baby Sitter,
dan lain-lain. Namun, di era globalisasi sekarang sudah ada agen baby sitter dan PRT. Jadi
semakin sulit anak yang putus sekolah itu mendapatkan pekerjaan yang berpenghasilan layak.
Dari Pendidikan juga belum ada kurikulum yang mampu menciptakan dan mengembangkan
kemandirian Sumber Daya Manusia yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.
Faktor Keahlian
Untuk zaman sekarang, diperlukan manusia yang kreatif dan inovatif. Meskipun hanya lulusan
SLTA, jika seseorang itu mempunyai keahlian dan keterampilan, maka orang tersebut bisa
menciptakan lapangan kerja sendiri. Contohnya: Membuat kue, membuat prakarya, dan lain-lain.
Tetapi, masyarakat Indonesia pada umumnya malas untuk bekerja keras, bekerja dari nol, maka
karena itu pula pengangguran tercipta.
Faktor Budaya
Telah disebutkan bahwa sindrom pengangguran tidak hanya terjadi di kalangan bawah saja.
Namun, kalangan atas pun ada. Ini dikarenakan faktor budaya. Orang yang senantiasa hidup
berkecukupan, ingin memperoleh pekerjaan yang layak. Sedangkan segala sesatu itu harus
mengalami proses yang jelas. Kebanyakan dari orang tersebut menginginkan kerja enak saja
tanpa melakukan proses.
Faktor Pasaran
Kurangnya lapangan kerja, banyaknya masyarakat yang terkena PHK (Pemutusan Hubungan
Kerja) dikarenakan krisis ekonomi yang melanda negri ini, juga rendahnya kualitas SDM yang
kurang memenuhi standar di lapangan kerja tersebut.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu
metode dalam penelitian status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem
pemikiran, atau pun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari
penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai sifat-sifat, fakta-fakta serta hubungan antarfenomena
yang diselidiki.
Objek penelitian ini mencakup variabel pandemic covid-19. Data yang digunakannya
adalah Laporan Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut Provinsi (persen) yang tercatat di
Badan Pusat Statistik Indonesia periode Februari – Agustus 2020. Total populasi adalah 30 data
observasi. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dalam teknik sampling.
Berdasarkan sampel yang diperoleh sebesar 30. Metode analisis data yang digunakan adalah
analisis regresi data panel. Teknik data panel adalah dengan menggabungkan tipe data lintas
bagian dan rangkaian waktu.
2. Adanya lock down dan PSBB membuat pengguna barang dan jasa atau pelanggan sepi
sehingga mengakibatkan usaha- usaha di bidang ekonomi tutup danmenyebabkan mereka
menganggur.
3. Adanya rasa takut yang tinggi dan aturan pemerintah untuk dirumah saja selama
pandemi ini membuat masyarakat terbatasi dalam bekerja ataupun melakuan usaha sehingga
mereka lebih memilih menganggur dan bahkan terpaksa harus menganggur karena aturan
tersebut.
Secara garis besar mungkin tiga hal tersebut adalah penyebab utama angka pengangguran di
masa pandemi ini bisa meningkat pesat.
Dalam konteks pandemi, pengangguran perlu ditangani layaknya penanganan penyakit menular
yang mensyaratkan adanya pelacakan yang agresif dan penyediaan fasilitas karantina. Artinya,
para penganggur kala pandemi akan ditangani layaknya penanganan pasien covid-19. Sebagai
langkah awal, pemerintah perlu menyusun peta pengangguran, dengan mengidentifikasi dan
memetakan sektor, individu, atau komunitas yang paling rentan terkena dampak negatif pandemi
covid-19.
Kondisi kali ini harus diakui memang tidak mudah dan bahkan jauh lebih kompleks karena
pandemi covid-19 hampir melumpuhkan seluruh aktivitas perekonomian. Namun, dengan
memandang pengangguran sebagai epidemi tersembunyi dan ditangani layaknya pasien covid-
19, agenda penurunan lonjakan pengangguran rasanya tetap tidak mustahil untuk dicapai.
basis untuk membenahi data pengangguran sehingga dapat dijadikan sebagai basis data
pengangguran yang real time, yang dapat dijadikan sebagai basis kebijakan-kebijakan dibidang
ketenaga kerjaan, seperti memberikan sejenis unemployment benefit baik berbentuk bantuan
untuk mendapatkan pekerjaan. Apalagi sasaran kartu Pra-Kerja sebanyak 5,6 juta orang, setara
dengan 80% angka pengangguran yang mencapai 7 juta orang.
2. Mendorong kepada dunia usaha melalui pemberian insentif agar mereka mengoptimalkan
alternatif-alternatif untuk mempertahankan tenaga kerja mereka dibandingkan dengan PHK.
Beberapa alternative tersebut diantaranya pengurangan jam kerja dan hari kerja, pengurangan
shift dan lembur, hingga pemotongan gaji, dan penundaan tunjangan dan insentif13.
3. Mengusahakan dan mengupayakan agar pandemi ini cepat berlalu sehingga keadaan bisa
kembali seperti semula, perusahaan-perusahaan dapat beroperasional kembali, orang-orang tidak
takut lagi untuk berusaha, karyawan- karyawan yang sudah di PHK ditarik kembali bukan
mencari pekerja-pekerja lain apa lagi dari luar negri atau pekerja asing.
KESIMPULAN
Hadirnya pandemi Covid-19 ini sangat berdampak pada negara kita Indonesia khususnya
di sector ekonomi, bahkan bisa dikatakan di masa pandemi ini ekonomi Indonesia mengalami
krisis. Kni juga banyak membuat banyak perusahan-perusahaan yang tidak beroperasional,
kegiatan-kegiatan masyarakat terbatasi, dan banyak membuat masyarakat merasa takut.
Berdasarkan survey yang saya lakukan ternyata semua jawaban menyatakan bahwa di masa
pandemi ini angka pengangguran meningkat. Hal utama yang menyebabkan pengangguran
meningkat di masa pandemi ini ialah PHK karena banyaknya perusahaan yang
menghentikan operasionalnya, lock down, social distanching, dan PSBB. Imbas dari
meningkatnya pengangguran di Indonesia maka akan membuat perekonomian Indonesia
semakin terpuruk, karena seperti yang kita ketahui bahwa masalah ekonomi yang sulit
terselesaikan ialah pengangguran. Adapun yang mungkin bisa dilakukan agar angka
pengangguran tidak meningkat pesat ialah mengoptimalkan kartu Pra-Kerja oleh
pemerintah, mendorong dunia usaha agar memberikan insentif bukan PHK, mengusahakan
dan mengupayakan agar pandemic ini cepat berlalu, percayakan kepada pemerintah, dan
meningkatkan jiwa kewirausahaan terutama yang berbasis online.
Daftar Pustaka
Fahri, Abdi, dan Sri. (2019). “Meningkatnya Angka Pengangguran Ditengah Pandemi (Covid-
19).