Anda di halaman 1dari 20

EFISIENSI SISTEM PENDIDIKAN KABUPATEN/KOTA

DI JAWA TENGAH TAHUN 2015-2019

Oleh: Uswatun khasanah

Program Studi Ilmu Ekonomi,

Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Diponegoro, Semarang

Email: uswatun@students.undip.ac.id

NASAHAB
KOKOP
Abstrak

Pendahuluan

Tinjauan Pustaka

Metode Penelitian

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan
ABSTRAK

Tujuan: Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat efisiensi sistem

pendidikan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah tahun 2015-2019.

Metode: Data Envelopment Analysis (DEA).

Variabel Input: Anggaran Belanja Sektor Pendidikan.

Variabel Output: Angka Melek Huruf, Rata-rata Lama Sekolah, Jumlah Sekolah,

serta Jumlah Murid dan Guru.

Temuan Utama: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari tahun 2015-2019

terdapat 3 Kabupaten/Kota yang telah mencapai tingkat efisiensi (100%), antara

lain Kabupaten Cilacap, Kota Surakarta dan Kota Semarang.


Penerapan: Temuan penelitian ini dapat digunakan untuk mengembangkan

program untuk membantu dan meningkatkan efisiensi layanan sistem

pendidikan di wilayah Kabupaten/Kota di Jawa Tengah.

Kebaruan: Penelitian ini menggunakan data belanja pendidikan Pemerintah

Kabupaten/Kota di Jawa Tengah dari tahun 2015-2019, dan kemudian

menganalisis efisiensi belanja pendidikan tersebut terhadap kesejahteraan

masyarakat dengan Data Envelopment Analysis.

Kata Kunci: Belanja Pendidikan, Data Envelopment Analysis (DEA), Efisiensi


PENDAHULUAN

Grafik Belanja Pendidikan Kab/Kota di Jawa Tengah Tahun 2015-2019

Sumber: Kemendikbud 2020, diolah


Secara umum, alokasi belanja pada setiap daerah menunjukkan grafik

yang meningkat, sehingga dapat diambil asumsi bahwa dengan

belanja yang meningkat, pelayanan publik akan meningkat secara

kuantitas maupun kualitas yang pada akhirnya diharapkan berdampak

kepada peningkatan kualitas sumber daya manusia di Jawa Tengah.

Belanja yang efisien dapat mendorong peningkatan kesejahteraan

masyarakat. Efisiensi terjadi ketika anggaran yang ada dapat

memberikan manfaat yang optimal untuk mencapai derajat

kesejahteraan yang baik (Putra & Anitasari, 2020).


Tabel APK dan APM Sekolah Menengah Sederajat 5 Provinsi

di Pulau Jawa Tahun Ajaran 2018/2019

Sumber : Pusat Data Statistik Pendidikan dan Kebudayaan, 2019, diolah


TINJAUAN PUSTAKA

Efisiensi Rata-rata Lama Sekolah

Teori Angka Melek Huruf

Pengeluaran Pemerintah
PENELITIAN TERDAHULU

Efisiensi Pengeluaran Pemerintah Pada Sektor Pendidikan dan Kesehatan

Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2013-2015 (Perdana, 2017).

Analisis Efisiensi Belanja Daerah Di Kabupaten Blitar Jawa Timur Terhadap

Kesejahteraan Masyarakat (Studi Kasus pada Bidang Pendidikan, Kesehatan

dan Infrastruktur) (Putri, 2014).

Efisiensi Pengeluaran Pemerintah Bidang Pendidikan di Indonesia (Data

Envelopment Analysis) (Putra & Anitasari, 2020).


METODE PENELITIAN

Variabel Penelitian:

Variabel Input (Anggaran Belanja Sektor Pendidikan).

Variabel Output (Angka Melek Huruf, Rata-rata Lama Sekolah, Jumlah

Sekolah, serta Jumlah Murid dan Guru).

Jenis Penelitian dan sumber data: Penelitian Kuantitatif dengan data

sekunder, berupa data statistik pendidikan tahunan yang terdiri dari 29

kabupaten dan 6 kota yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa

Tengah dalam periode tahun 2015-2019 dan Neraca Pendidikan Daerah serta

sumber relevan lainnya.

Metode Penelitian: Data Envelopment Analysis (DEA).


Keterangan:

Zk = efisiensi

Yrk = jumlah output r yang dihasilkan

Xik = jumlah input i yang digunakan

urk = bobot output r yang dihasilkan

vik = bobot input i yang digunakan

s = jumlah jenis output

m = jumlah jenis input


HASIL DAN PEMBAHASAN

Berorientasi Input dan VRS

Pada tahun 2015-2019 terdapat 3 Kabupaten/Kota dengan tingkat efisiensi 100% setiap tahunnya,

yaitu Kab. Cilacap, Kota Surakarta, Kota Semarang. Jika melihat pada neraca pendidikan daerah 3

Kabupaten/Kota tersebut memiliki anggaran belanja pendidikan yang terus meningkat setiap

tahunnya. Kab. Cilacap pada tahun 2015 memiliki anggaran belanja pendidikan sebesar Rp

2496,56 Miliar dan hingga tahun 2019 anggaran belanja pendidikan menjadi Rp 3352,05 Miliar.

Kota Surakarta pada tahun 2015 memiliki anggaran belanja pendidikan sebesar Rp 1582,32 Miliar

dan hingga tahun 2019 anggaran belanja pendidikan menjadi Rp 2002 Miliar. Adapun Kota

Semarang pada tahun 2015 memiliki anggaran belanja pendidikan sebesar Rp 3612,89 Miliar dan

hingga tahun 2019 anggaran belanja pendidikan menjadi Rp 5134,43 Miliar.


HASIL DAN PEMBAHASAN

Berorientasi Output dan VRS

Pada tahun 2015-2019 terdapat 3 Kabupaten/Kota dengan tingkat efisiensi 100% setiap tahunnya,

yaitu Kab. Cilacap, Kota Surakarta, Kota Semarang. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik

Provinsi Jawa Tengah, terlihat bahwa 3 Kabupaten/Kota tersebut memiliki output berupa angka

melek huruf dan rata-rata lama sekolah yang cukup tinggi dibandingkan dengan Kabupaten/Kota

lainnya. Pada tahun 2019 angka melek huruf Kab. Cilacap sebesar 93,81, Kota Surakarta sebesar

97,75, dan Kota Semarang sebesar 98,24. Adapun pada tahun yang sama rata-rata lama sekolah

Kab. Cilacap sebesar 6,93, Kota Surakarta sebesar 10,54, dan Kota Semarang sebesar 10,52.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Meminimumkan Input untuk Meningkatkan Efisiensi

Berdasarkan hasil potential improvement tahun 2019, Kabupaten/Kota yang tidak memerlukan

tingkat perbaikan lagi pada input nya berupa belanja pendidikan adalah Kab. Cilacap, Kab.

Klaten, Kab. Wonogiri, Kab. Grobogan, Kab. Pemalang, Kota Surakarta, Kota Salatiga, dan

Kota Semarang.

Adapun Kabupaten/Kota yang memerlukan tingkat perbaikan dengan mengurangi input

diantaranya adalah Kab. Banyumas mengurangi belanja pendidikan sebesar 7,87%, Kab.

Purbalingga mengurangi belanja pendidikan sebesar 8,37% dan Kota Tegal mengurangi

belanja pendidikan sebesar 5,11%.


HASIL DAN PEMBAHASAN

Memaksimumkan Output untuk Meningkatkan Efisiensi

Berdasarkan hasil potential improvement tahun 2019, Kabupaten/Kota yang tidak

memerlukan tingkat perbaikan lagi pada output nya adalah Kab. Cilacap, Kab. Klaten, Kab.

Wonogiri, Kab. Grobogan, Kab. Pemalang, Kota Surakarta, Kota Salatiga, dan Kota

Semarang.

Pada tahun 2019, perbaikan dari sisi output diantaranya adalah untuk Kab. Banyumas

dengan meningkatkan output berupa rata-rata lama sekolah sebesar 8,8%, angka melek

huruf sebesar 0,64%, jumlah sekolah sebesar 3,83%, jumlah siswa sebesar 0,64%, dan jumlah

guru sebesar 2,95%.


Kelebihan Penelitian

1. Hasil penelitian ini menyoroti kebenaran teori pengeluaran publik yang dikemukakan oleh

peneliti sebelumnya, seperti Wagner yang berpendapat bahwa dalam suatu perekonomian,

jika pendapatan per kapita meningkat, pengeluaran publik juga akan meningkat, dengan

jumlah yang sama.

2. Indikator belanja daerah dan hasil penelitian di bidang pendidikan dalam kaitannya

dengan tingkat efisiensi adalah ketika belanja daerah secara teori meningkat maka akan

berdampak pada peningkatan jumlah output yang dihasilkan.

3. Komponen-komponen yang membentuk Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah indeks

pendidikan, indeks kesehatan, dan indeks daya beli. Area strategis dalam penelitian ini yaitu

pendidikan merupakan cerminan dari komponen-komponen penyusun IPM, bahwa terdapat

pengaruh antara peningkatan jumlah anggaran sektor dengan peningkatan IPM.


Kekurangan Penelitian

1. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini masih sangat terbatas

dengan jangka waktu yang relatif singkat.

2. Pengukuran tingkat efisiensi dalam hal output hanya didasarkan pada

aspek kuantitatif yaitu hanya memperhitungkan hasil terukur seperti jumlah

sekolah dan tidak memperhitungkan perhitungan aspek kualitatif seperti

program dan kegiatan yang bersifat konstruktif.


KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA) terhadap tingkat

efisiensi belanja pemerintah daerah kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah pada tahun

2015-2019, diketahui bahwa dari tahun 2015-2019 terdapat 3 kabupaten/kota yang telah

mencapai tingkat efisiensi (100%), antara lain Kabupaten Cilacap, Kota Surakarta dan Kota

Semarang. Sedangkan kabupaten/ kota yang inefisien (belum mencapai 100%) dari tahun

2015-2019 antara lain Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten

Purworejo, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali, Kabupaten

Sukoharjo, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sragen, Kabupaten Blora, Kabupaten

Rembang, Kabupaten Pati, Kabupaten Kudus, Kabupaten Jepara, Kabupaten Demak,

Kabupaten Semarang, Kabupaten Temanggung, Kabupaten Kendal, Kabupaten Batang,

Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Tegal dan Kota Pekalongan.


IMPLIKASI
Kabupaten/Kota yang telah mencapai tingkat efisiensi maksimal selama

tahun 2015-2019 diharapkan mampu mempertahankan tingkat efisiensinya

sehingga bisa menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki daya

saing. Dengan begitu, diharapkan mampu mengurangi tingkat

ketimpangan antar Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah yang pada

akhirnya akan menciptakan kesejahteraan umum. Sedangkan untuk daerah

Kabupaten/Kota yang selama tahun 2015-2019 yang tidak pernah efisien

harus terus mengalami perbaikan kedepannya.


TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai