Anda di halaman 1dari 10

TUGAS AKHIR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

ANALISIS RASIO KEUANGAN DAERAH UNTUK MENGUKUR KINERJA


KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
(Studi Kasus pada Kabupaten Banyumas Tahun 2019-2020)
Dosen Pengampu: Nuwun Priyono, S.E., M.Ak., Akt., CA.& Risma Wira Bharata

Disusun Oleh:
Nama : Salwa Anisa Apriliani
NPM : 1910104064
Prodi : K1 S1 Akuntansi

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS TIDAR

2021
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kinerja keuangan dari Pemerintah
Kabupaten Banyumas periode 2019-2020. Analisa kinerja keuangan ini dilakukan dengan
menggunakan Analisa rasio seperti derajat desentralisasi, rasio kemandirian keuangan
daerah, rasio efektivitas PAD, dan rasio efisiensi PAD. Jenis penelitian dalam penelitian ini
adalah penelitian berbentuk deskriptif kuantitaif. Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data sekunder berupa Laporan Keuangan Daerah Kabupaten Banyumas tahun 2019-
2020 yang diperoleh melalui website banyumaskab.go.id. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa kinerja keuangan Pemerintah Kabupaten Banyumas masih belum optimal. Walaupun
dalam pengelolaan Pendapatan Asli Daerah sudah efektif dan efisien serta Pemerintah
Kabupaten Banyumas telah cukup mampu menyelenggarakan desentralisasi dengan baik serta
kontribusi PAD yang cukup terhadap penerimaan daerah, tetapi tingkat kemandirian daerah
masih tergolong rendah. Pola hubungan kemandirian daerah Kabupaten Banyumas dalam dua
tahun terakhir menunjukkan pola hubungan konsultatif dimana peran pemerintah pusat masih
lebih dominan daripada Pemerintah Daerah Kabupaten Banyumas.
Kata kunci: Derajat Desentralisasi, Rasio Kemandirian, Rasio Efektivitas, Rasio Efisiensi

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Otonomi daerah desentralisasi me-mberikan kewenangan kepada setiap pemerintahan
daerah di Indonesia untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan-nya sendiri (Indonesia,
2014, 2015). Otonomi ini dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan kepada publik dan
menciptakan proses atau pola pengambilan keputusan dalam ranah publik yang lebih baik dan
demokratis. Kepala Daerah sebagai tampuk pimpinan tertinggi di daerah bertugas memastikan
tercapainya tujuan tersebut, melakukan penyelenggaraan pemerintahan yang baik, menggali
seoptimal mungkin potensi daerah, dan menggunakannya untuk sebesar-besarnya
kesejahteraan rakyat.
Sebagaimana teori keagenan yang di dalamnya membahas tentang hubungan antara
principal dan agent, rakyat sebagai principal memiliki hak untuk mendapatkan performa
(kinerja) yang maksimal dari pemerintah daerah sebagai agent (Halim & Abdullah, 2006).
Pengukuran kinerja kemudian dilakukan untuk menilai keberhasilan sebuah organisasi publik
pada suatu periode tertentu, sehingga berikutnya dapat digunakan untuk mendorong
peningkatan performa di masa depan, atau merancang upaya perbaikan seperlunya.
Pengukuran kinerja keuangan pemerintah daerah dapat menunjukkan kondisi keuangan
pemerintah daerah dan kemampuan daerah dalam menggali dan mengelola sumber dana yang
ada. Mardiasmo (2018) menyatakan pengukuran kinerja (keuangan daerah) dilakukan untuk
membantu kinerja pemerintah daerah, mengalokasikan sumberdaya dan pengambilan
keputusan, memperbaiki komunikasi kelembagaan, dan mewujudkan pertanggung jawaban
publik.
Bentuk dari pengukuran kinerja tersebut adalah dengan melakukan analisis laporan
keuangan terhadap APBD yang telah ditetapkan dan dilaksanakannya. Analisis laporan
keuangan dimaksudkan untuk membantu bagaimana cara memahami laporan keuangan,
bagaimana menafirkan angka-angka dalam laporan keuangan, bagaimana mengevaluasi
laporan keuangan, dan bagaimana menggunakan informasi keuangan untuk pengambilan
keputusan (Mahmudi, 2007).
Kinerja keuangan daerah yang baik dapat dilihat dari efektivitas dalam menggali
potensi daerah, ketergantungan kepada pemerintah pusat yang lebih rendah, dan porsi yang
lebih besar dari PAD untuk membiayai pembangunan di daerah. Menteri Keuangan RI, Sri
Mulyani menyatakan secara rata-rata nasional saat ini PAD masih sangat terbatas,
ketergantungan daerah terhadap transfer ke daerah masih sangat tinggi. Ketergantungan
tersebut mencapai 80,1% dan kontribusi PAD hanya sekitar 12,87% (Olivia, 2018).
Meningkatnya kinerja keuangan merupakan prioritas pembangunan Pemerintah
Kabupaten Banyumas yang akan dicapai sebagaimana diamatkan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2019-2020 dan Rencana Kerja Pemerintah
Daerah (RKPD) tahun 2019. Fenomena yang terjadi adalah pelaksanaan kegiatan tahun 2019
mempunyai kendala/hambatan dalam pelaksanaan tugas masih dijumpai adanya hambatan
antara lain: ketergantungan pemerintah daerah kepada subsidi dari pemerintah pusat yang
tercermin dalam besarnya bantuan pemerintah pusat baik dari sudut anggaran rutin, yaitu
subsidi otonom maupun dari sudut anggaran pemerintah daerah dan kurangnya kemampuan
pemerintah daerah dalam pengelolaan sumber pendapatan yang ada.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka dalam hal ini yang menjadi rumusan
permasalahan adalah: Bagaimana kinerja keuangan pemerintah daerah Kabupaten Banyumas
selama dua tahun terakhir (Tahun 2019-2020) dengan menggunakan analisis derajat
desentralisasi fiskal, rasio kemandirian, efektifitas dan efisiensi PAD.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisi kinerja keuangan pemerintah daerah
Kabupaten Banyumas selama dua tahun terakhir (Tahun 2019-2020) dengan menggunakan
analisis derajat desentralisasi fiskal, rasio kemandirian, efektifitas dan efisiensi PAD.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak berikut ini:
1. Bagi Peneliti
Untuk ikut serta dalam mengembang kan akuntansi pemerintahan, khusus nya dalam
menilai kinerja keuangan pemerintah daerah.
2. Bagi Pemerintah Daerah
Diahrapkan dapat menjadi tolak ukur dan bahan pertimbangan pengambilan keputusan
yang terkait dengan kinerja keuangan Pemda, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan kajian untuk penelitian lebih lanjut mengenai
kinerja keuangan pemerintah daerah.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, dimana penelitian ini akan
menggambarkan fenomena atau karakteristik data yang tengah berlangsung pada saat
penelitian ini akan dilakukan atau selama kurun waktu tertentu untuk menjawab rumusan
masalah penelitian tersebut (Sugiyono, 2008: 47). Penelitian ini dimaksudkan untuk
mengetahui Kinerja Keuangan pada Pemerintah Kabupaten Banyumas jika dilihat dari Rasio
Derajat Desentralisasi Fiskal, Rasio Kemandirian Keuangan Daerah, Rasio Efektivitas PAD,
dan Rasio Efisiensi Keuangan Daerah.
Populasi dan Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten
Banyumas tahun 2019 dan 2020.
Jenis Data dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data yang bersifat historis, yakni data sekunder berupa
Laporan Realisasi Anggaran Pemerintah Kabupaten Banyumas tahun 2019-2020 yang
dipublikasikan melalui website banyumaskab.go.id. Selanjutnya untuk mencari sumber teori
dan pelaksanaannya diperoleh dari riset pustaka dan penelitian sejenis yang dipublikasikan
lewat jurnal penelitian.
Variabel Penelitian
1. Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal, yang dihitung berdasarkan perbandingan antara
jumlah Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan Total Pendapatan Daerah.
2. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah, ditunjukkan oleh besarnya Pendapatan Asli Daerah
dibandingkan dengan pendapatan daerah yang berasal dari Total Bantuan Pusat ditambah
Total Pinjaman.
3. Rasio Efektivitas PAD, yang menggambarkan kemampuan pemerintah daerah dalam
merealisasikan PAD yang direncanakan dibandingkan dengan target yang ditetapkan
berdasarkan potensi riil daerah.
4. Rasio Efisiensi Keuangan Daerah, menggambarkan perbandingan antara besarnya biaya
yang dikeluarkan untuk memperoleh realisasi belanja daerah dengan realisasi penerimaan
PAD yang diterima.
Teknik Analisis
Sesuai dengan penelitian yang dilakukan, maka teknik analisa yang digunakan adalah
deskriptif kuantitatif yaitu melakukan perhitungan data keuangan yang diperoleh untuk
memecahkan masalah yang ada sesuai dengan tujuan penelitian.
TINJAUAN PUSTAKA
Kinerja Keuangan Daerah
Menurut Bastian (2001), Kinerja adalah dapat di gambarkan mengenai suatu kegiatan
atau program dalam tingkat mewujudkan sasaran dan tujuan, misi dan visi organisasi yang
tertuang dalam perumusan skema strategi suatu organisasi atau kegiatan atau program yang
terdapat dalam strategic planning suatu organisasi. Dalam hubungannya dengan kinerja
keuangan di daerah, menurut penelitian yang dilakukan oleh Sumarjo (2010), Kinerja
Keuangan Pemerintah Daerah adalah "keluaran atau hasil dari kegiatan atau program yang akan
atau telah dicapai sehubungan dengan penggunaan anggaran daerah dengan kuantitas dan
kualitas yang terukur, kemampuan daerah dapat diukur dengan menilai efisiensi atas pelayanan
yang diberikan kepada masyarakat". Bentuk kinerja tersebut seperti rasio keuangan yang
terbentuk dari unsur Laporan Pertanggungjawaban Kepala Daerah berupa perhitungan APBD.
Pengukuran kinerja bermanfaat bagi organisasi pemerintahan di antaranya (Mardiasmo,
2018):
a. Dapat digunakan sebagai ukuran dalam menilai kinerja manajemen
b. Dapat memberi arah pada pencapaian target kinerja
c. Digunakan dalam memonitor atau mengevaluasi pencapaian kinerja. Dalam kondisi
tertentu dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan tindakan korektif seperlunya
untuk memperbaiki kinerja
d. Digunakan sebagai dasar yang objektif untuk pemberian reward and punishment dari
sistem pengukuran kinerja organisasi yang telah disepakati sebelumnya
e. Dapat menjadi alat komunikasi di antara pimpinan dan bawahan dalam upaya
memperbaiki kinerja organisasi
f. Mampu membantu mengidentifikasi pemenuhan kepuasan masyarakat
g. Mampu membantu memahami operasional kegiatan di instansi pemerintahan
h. Untuk memastikan pengambilan keputusan telah dilakukan secara objektif.
Rasio Desentralisasi Fiskal
Rasio Desentralisasi Fiskal merupakan proporsi jumlah realisasi PAD pada tahun
berjalan terhadap total realisasi Pendapatan Daerah pada tahun berjalan secara keseluruhan
(Mahmudi, 2016). Semakin tinggi Rasio Desentrasi Fiskal mengindikasikan semakin rendah
ketergantungan suatu pemerintahan daerah terhadap pendanaan dari pusat (Indramawan,
2018). Rumus perhitungan dan skala interval dari Rasio Desentralisasi Fiskal adalah sebagai
berikut:

Rasio Derajat Kemampuan


Desentralisasi (%) Keuangan Pemda
0 – 10 Sangat Kurang
10 – 20 Kurang
20 – 30 Cukup
30 – 40 Sedang
40 – 50 Baik
>50 Sangat Baik

Rasio Kemandirian Daerah


Kemandirian keuangan daerah (otonomi fiskal) menunjukan tingkat kemampuan
Pemerintah Daerah dalam membiayai sendiri kegiatan pemerintahan, pembangunan dan
pelayanan masyarakat yang telah membayar pajak dan retribusi sebagai sumber pendapatan
daerah (Halim, 2012). Semakin tinggi angka rasio ini menunjukkan pemerintah daerah semakin
tinggi kemandirian keuangan daerahnya.

Rasio Kemampuan Keuangan


Kemandirian (%) Pemerintah Daerah
0 – 25 Rendah Sekali
25 – 50 Rendah
50 – 75 Sedang
75 – 100 Tinggi

Rasio Efektivitas PAD


Rasio Efektivitas PAD menunjukkan kemampuan pemerintah daerah untuk
merealisasikan target anggaran PAD (Mahmudi, 2016). Rasio ini dihitung dengan
membandingkan realisasi penerimaan PAD dan anggaran PAD. Semakin tinggi tingkat rasio
efektivitas maka menggambarkan tingkat kemampuan daerah yang semakin baik. Formula dan
skala interval dari Rasio Efektivitas PAD sebagai berikut:

Rasio Efektivitas Kriteria Efektivitas


(%)
0 – 25 Rendah Sekali
25 – 50 Rendah
50 – 75 Sedang
75 – 100 Tinggi

Rasio Efisiensi PAD


Rasio efisiensi adalah rasio yang menggambarkan perbandingan antara besarnya biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan dengan realisasi pendapatan yang diterima.
Semakin kecil Rasio Efisiensi Keuangan Daerah berarti Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah
semakin baik.
Rasio Efisiensi (%) Kriteria Efisiensi
100% ke atas Tidak Efisien
90% - 100% Kurang Efisien
80% - 90% Cukup Efisien
60% - 80% Efisien
Kurang dari 60% Sangat Efisien

HASIL DAN PEMBAHASAN


Dalam pembahasan hasil penelitian ini dibahas mengenai bagaimana kinerja keuangan
yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Banyumas. Data yang digunakan untuk
mengukur kinerja pengelolaan keuangan Kabupaten Banyumas tersebut adalah berupa Laporan
Realisasi Anggaran APBD Tahun Anggaran 2019 dan Tahun Anggaran 2020.
Derajat Desentralisasi Fiskal
Tahun Pendapatan Asli Total Pendapatan Derajat
Daerah (Rp) Daerah (Rp) Desentralisasi
(%)
2019 686.805.512.326,17 3.434.925.995.303,17 19,99%
2020 668.211.148.299,00 3.330.186.788.242,00 20,06%
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, dapat dilihat jika tingkat rasio kemampuan
keuangan daerah Kabupaten Banyumas mengalami sedikit peningkatan sebesar 0,07% dari
19,99% di tahun 2019 menjadi 20,06% di tahun 2020. Rata-rata dari tingkat rasio kemampuan
daerah Kabupaten Banyumas hanya berkisar 20% sehingga dapat disimpulkan bahwa
Kabupaten Banyumas telah cukup mampu menyelenggarakan desentralisasi dengan baik serta
kontribusi PAD yang cukup terhadap penerimaan daerah.
Rasio Kemandirian Daerah
Tahun Pendapatan Asli Pendapatan Transfer Pinjaman Rasio
Daerah (Rp) (Rp) (Rp) Kemandirian
(%)
2019 686.805.512.326,17 2.561.772.524.235,00 - 26,8%
2020 668.211.148.299,00 2.461.625.946.893,00 - 27,14%
Berdasarkan tabel di atas, nampak bahwa Pemerintah Kabupaten Banyumas tingkat
kemandiriannya mengalami peningkatan sebesar 0,34% dari 26,8% di tahun 2019 menjadi
27,14% di tahun 2020. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kemandirian Pemerintah Daerah
Kabupaten Banyumas masing tergolong rendah dimana peranan pemerintah pusat lebih
dominan daripada kemandirian pemerintah daerah.
Rasio Efektivitas PAD
Tahun Realisasi PAD (Rp) Anggaran PAD (Rp) Rasio
Efektivitas (%)
2019 686.805.512.326,17 661.437.503.568,00 103,83%
2020 668.211.148.299,00 633.302.968.814,00 105,51%
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa terjadi peningkatan rasio efektivitas sebesar
1,68% dari 103,83 pada tahun 2019 menjadi 105,51 pada tahun 2020, sehingga dapat
disimpulkan bahwa Pemerintah Kabupaten Banyumas pada tahun 2020 telah sangat efektif
dalam mengelola Pendapatan Asli Daerah (PAD) nya.
Rasio Efisiensi PAD
Tahun Realisasi Belanja Realisasi Pendapatan Rasio Efisiensi
Daerah (Rp) Daerah (Rp) (%)
2019 2.800.699.579.326,40 3.434.925.995.303,17 81,53%
2020 2.686.475.021.852,00 3.330.186.788.242,00 80,67%
Dari Tabel di atas diketahui bahwa rasio efisiensi mengalami sedikit penurunan dari
dari 81,53% pada tahun 2019 menjadi 80,67% pada tahun 2020. Hal ini menunjukkan bahwa
Pemerintah Kabupaten Banyumas dalam mengelola pendapatan asli daerah nya sudah “cukup
efisien” karena hasil rasio efisiensi berada pada kisaran 80%-90%.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka
dapat diambil simpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil pengukuran Rasio Desentralisasi Fiskal dapat disimpulkan bahwa
kemampuan keuangan Pemerintah Kabupaten Banyumas telah cukup mampu
menyelenggarakan desentralisasi dengan baik serta kontribusi PAD yang cukup terhadap
penerimaan daerah.
2. Pola hubungan kemandirian daerah Kabupaten Banyumas dalam dua tahun terakhir
menunjukkan pola hubungan konsultatif dimana peran pemerintah pusat masih lebih
dominan daripada Pemerintah Daerah Kabupaten Banyumas.
3. Efektivitas Pemerintah Kabupaten Banyumas dalam mengelola pendapatan asli daerah
mengalami sebesar 1,68% dari 103,83 pada tahun 2019 menjadi 105,51 pada tahun 2020,
sehingga dapat disimpulkan bahwa Pemerintah Kabupaten Banyumas sangat efektif dalam
merealisasikan target PAD.
4. Pemerintah Kabupaten Banyumas cukup efisien dalam mengelola pendapatan asli
daerahnya, walaupun masih terjadi sedikit penurunan dari dari 81,53% pada tahun 2019
menjadi 80,67% pada tahun 2020.
Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan dalam penelitian adalah sebagai berikut:
Pemerintah Kabupaten Banyumas sebaiknya berupaya meningkatkan Pendapatan Asli
Daerahnya dengan mengoptimalkan pengelolaan sumber daya dan memperluas sektor-sektor
yang berpotensi menambah PAD, sehingga ketergantungan pendapatan dari Pemerintah Pusat
bisa semakin berkurang.
Daftar Pustaka

Fathah, R. N. (2017, Juni). Analisis Rasio Keuangan untuk Penilaian Kinerja pada Pemerintah Daerah
Kabupaten Gunung Kidul. Jurnal EBBANK, 8(1), 33-48.
Hanik, F. U., & Karyanti, T. D. (2014, Juli). Analisis rasio Keuangan Daerah Sebagai Penilaian
Kinerja (Studi pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten
Semarang). JABPI, 22(2), 143-156.
Mokodompit, P. S., Pangemanan, S. S., & Elim, I. (2014, Juni). Analisis Kinerja Keuangan
Pemerintah Daerah Kota Kotamobagu. Jurnal EMBA, 2(2), 1521-1527.
Mutiha, A. H. (2016). Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kota Bogor Tahun Anggaran
2010-2014. Jurnal Vokasi Indonesia, 4(1), 105-121.
Pilat, J. J., & Morasa, J. (2017). Analisis Rasio Keuangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) Kota Manado Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pemerintah Kota Manado Tahun
Anggaran 2011 - 2015. Jurnal Accountability, 6(1), 45-56.
Pramono, J. (2014, Juli). Analisis Rasio Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pemerintah
Daerah (Studi Kasus Pada Pemerintah Kota Surakarta). Among Makarti, 7(13), 83-112.
Rahmawati, N. E., & Putra, I. (2016, Juni). Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Kabupaten
Sumbawa Tahun Anggaran 2010-2012. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 15(3),
1767-1795.
Rahmayati, A. (2016, Maret). Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Sukoharjo
Tahun Anggaran 2011-2013. Jurnal EKA CIDA, 1(1), 40-54.
Ropa, M. O. (2016, Juni). Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan.
Jurnal EMBA, 4(2), 738-747.
Sartika, N. (2019). Analisis Rasio Keuangan Daerah untuk Menilai Kinerja Keuangan Pemerintah
Daerah Kepulauan Meranti . Jurnal Inovasi Bisnis, 147-153.
Siregar, A. O., & S, I. M. (2020, April). Analisis Kinerja Keuangan Pemerintahan (Studi Kasus:
Pemerintahan Kota Depok - Jawa Barat). Journal IMAGE, 9(1), 1-19.
Susanto, H. (2019, Maret). Analisis Rasio Keuangan Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pemerintah
Daerah Kota Mataram. Jurnal Ilmu Manajemen dan Bisnis, 7(1), 81-92.
Tanan, C. I., & Duri, A. J. (2018, September). Analisis Rasio Untuk Pengukuran Kinerja Keuangan
Dan Evaluasi Kinerja Keuangan Pemerintah (Studi Kasus Pemerintah Kota Jayapura). Future
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, 6(1), 91-101.
Zulkarnain, Z. (2020, April). Analisis Rasio Keuangan Daerah Untuk Mengukur KInerja Keuangan
Pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa Barat. CAKRAWALA – Repositori IMWI, 3(1), 61-74.

Anda mungkin juga menyukai