1
1. Perkembangan IPM Sulawesi Tengah Tahun 2010 – 2017
Pembangunan manusia didefinisikan sebagai proses perluasan pilihan bagi penduduk
(enlarging people choice). IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam
upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk). IPM menjelaskan bagaimana
penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan,
pendidikan, dan sebagainya. IPM diperkenalkan oleh UNDP pada tahun 1990 dan metode
penghitungan direvisi pada tahun 2010. BPS mengadopsi perubahan metodologi penghitungan
IPM yang baru pada tahun 2014 dan melakukan backcasting sejak tahun 2010.
IPM dibentuk oleh tiga dimensi dasar, yaitu umur panjang dan hidup sehat (a long and healthy
life), pengetahuan (knowledge), dan standar hidup layak (decent standard of living). Umur panjang
dan hidup sehat digambarkan oleh Umur Harapan Hidup saat lahir (UHH) yaitu jumlah tahun yang
diharapkan dapat dicapai oleh bayi yang baru lahir untuk hidup, dengan asumsi bahwa pola angka
kematian menurut umur pada saat kelahiran sama sepanjang usia bayi. Pengetahuan diukur
melalui indikator Rata-rata Lama Sekolah dan Harapan Lama Sekolah. Rata-rata Lama Sekolah
(RLS) adalah rata-rata lamanya (tahun) penduduk usia 25 tahun ke atas dalam menjalani
pendidikan formal. Harapan Lama Sekolah (HLS) didefinisikan sebagai lamanya sekolah formal
(tahun) yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa mendatang.
Standar hidup yang layak digambarkan oleh pengeluaran per kapita disesuaikan, yang ditentukan
dari nilai pengeluaran per kapita dan paritas daya beli (purchasing power parity).
IPM dihitung berdasarkan rata-rata geometrik indeks kesehatan, indeks pengetahuan, dan
indeks pengeluaran. Penghitungan ketiga indeks ini dilakukan dengan melakukan standarisasi
dengan nilai minimum dan maksimum masing-masing komponen indeks.
Gambar 1
Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Provinsi Sulawesi Tengah
2010 - 2017
68,11
67,47
66,76
66,43
65,79
65,00
64,27
63,29
IPM merupakan indikator yang digunakan untuk melihat perkembangan pembangunan dalam
jangka panjang. Untuk melihat kemajuan pembangunan manusia, terdapat dua aspek yang perlu
diperhatikan, yaitu kecepatan dan status pencapaian. Secara umum, pembangunan manusia
Sulawesi Tengah terus mengalami kemajuan selama periode 2010 hingga 2017. IPM Sulawesi
2
Tengah meningkat dari 63,29 pada tahun 2010 menjadi 68,11 pada tahun 2017 atau rata-rata
tumbuh sebesar 1,05 persen per tahun selama periode tersebut. Pada 2016-2017, IPM Sulawesi
Tengah tumbuh 0,95 persen, sedikit melambat dibandingkan dengan kenaikan pada 2015-2016,
yang tumbuh sebesar 1,07 persen. Meskipun selama periode 2010 hingga 2017 IPM Sulawesi
Tengah menunjukkan kemajuan yang besar, status pembangunan manusia Sulawesi Tengah masih
sama. Hingga saat ini, pembangunan manusia Sulawesi Tengah masih berstatus “sedang”, yang
disandang sejak tahun 2010.
Angka IPM Sulawesi Tengah ini masih berada di bawah angka IPM Nasional yang sebesar
70,81. Apabila dibandingkan dengan 34 provinsi di Indonesia, IPM Sulawesi Tengah menempati
posisi 26. Posisi ini masih sama dengan tahun sebelumnya.
Tabel 1
Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Sulawesi Tengah Menurut Komponen
2010 - 2017
Komponen Satuan 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
3
rata tumbuh sebesar 0,27 persen per tahun selama periode tersebut. Pada tahun 2010, Angka
Harapan Hidup saat lahir di Sulawesi Tengah sebesar 66,07 tahun, dan pada tahun 2017 naik
menjadi 67,32 tahun. UHH Sulawesi Tengah tahun 2017 tersebut memiliki selisih 3,74 tahun di
bawah angka nasional yang sebesar 71,06.
Gambar 2
Umur Harapan Hidup saat Lahir (UHH) Provinsi Sulawesi Tengah (tahun), 2010 – 2017
B. Dimensi Pengetahuan
Dimensi pengetahuan pada IPM dibentuk oleh dua indikator, yaitu Harapan Lama Sekolah
(HLS) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS). Kedua indikator ini terus meningkat dari tahun ke tahun.
Selama periode 2010 hingga 2017, Harapan Lama Sekolah di Sulawesi Tengah telah meningkat
sebesar 1,87 tahun, sementara Rata-rata Lama Sekolah meningkat 0,64 tahun.
Gambar 3
Harapan Lama Sekolah dan Rata-rata Lama Sekolah Provinsi Sulawesi Tengah (tahun)
2010-2017
4
Selama periode 2010 hingga 2017, Harapan Lama Sekolah secara rata-rata tumbuh sebesar
1,87 persen per tahun. Meningkatnya Harapan Lama Sekolah menjadi sinyal positif bahwa
semakin tinggi partisipasi penduduk yang bersekolah. Di tahun 2017, Harapan Lama Sekolah di
Sulawesi Tengah telah mencapai 13,04 yang berarti bahwa anak-anak usia 7 tahun memiliki
peluang untuk menamatkan pendidikan mereka hingga lulus D1 atau telah masuk di D2.
Sementara itu, Rata-rata Lama Sekolah di Sulawesi Tengah pada tahun 2017 tercatat 8,29
tahun atau tumbuh 1,15 persen per tahun selama periode 2010 hingga 2017. Pertumbuhan
dimensi pendidikan yang positif ini merupakan modal penting dalam membangun kualitas
manusia Sulawesi Tengah yang lebih baik. Hingga tahun 2017, secara rata-rata penduduk Sulawesi
Tengah berusia 25 tahun ke atas telah mengenyam pendidikan hingga kelas IX (SMP kelas III).
Berbeda dengan dimensi yang lain, capaian dimensi pengetahuan di Sulawesi Tengah ini dapat
dikatakan sangat baik. Rata-Rata Lama Sekolah dan Harapan Lama Sekolah yang dicapai Sulawesi
Tengah lebih unggul dibandingkan angka nasional yang masing-masing sebesar 12,85 tahun dan
8,10 tahun.
Gambar 4
Pengeluaran per Kapita Disesuaikan Provinsi Sulawesi Tengah (Rp000)
2010-2017
9.311
9.034
8.768
8.501 8.602
8.286
7.988 8.077
5
3. Pencapaian Pembangunan Manusia di Tingkat Kabupaten/Kota
Pada tahun 2017, pencapaian pembangunan manusia di tingkat kabupaten/kota cukup
bervariasi. Sebaran IPM di Sulawesi Tengah berkisar antara 62,61 (Tojo Una-una) hingga 80,24
(Palu). Pada dimensi umur panjang dan hidup sehat, Umur Harapan Hidup saat lahir berkisar
antara 63,19 tahun (Parigi Moutong) hingga 70,16 tahun (Poso). Sementara pada dimensi
pengetahuan, Harapan Lama Sekolah berkisar antara 11,81 tahun (Tojo Una-una) hingga 15,92
tahun (Palu), serta Rata-rata Lama Sekolah berkisar antara 6,98 tahun (Parigi Moutong) hingga
11,26 tahun (Palu). Adapun rentang nilai pengeluaran per kapita disesuaikan berkisar antara 7.440
ribu rupiah per tahun (Banggai Kepulauan) hingga 14.871 ribu rupiah per tahun (Palu).
Gambar 5
IPM Menurut Kabupaten/Kota di Sulawesi Tengah
2017
Banggai (69,00)
Parigi Moutong (64,09)
Donggala (64,66)
Banggai Kepulauan (64,07)
Sigi (66,72)
Kemajuan pembangunan manusia pada tahun 2017 juga terlihat dari perubahan status
pembangunan manusia di tingkat kabupaten/kota. Jumlah kabupaten/kota yang berstatus
“rendah” berkurang dari lima kabupaten/kota pada tahun 2010 menjadi tidak ada kabupaten/kota
berstatus “rendah” pada tahun 2017. Sementara itu, Kota Palu pada tahun 2017 kini menjadi
kabupaten/kota dengan IPM bestatus “sangat tinggi” dimana pada tahun sebelumnya masih
berstatus ”tinggi”. Hal ini menunjukkan adanya pembangunan manusia di Kota Palu yang cukup
baik dari tahun ke tahun dengan mempertahankan pertumbuhan yang stabil hingga pada tahun
2017 ini mampu mencapai angka IPM di atas 80.
6
2016, pembangunan manusia di kabupaten ini masih berstatus sedang. Namun pada tahun 2017
ini, Kabupaten Morowali mulai mampu mencapai pembangunan manusia dengan status ”tinggi”
dengan nilai IPM sebesar 70,41. Angka tersebut meningkat 0,72 poin dari tahun sebelumnya yang
sebesar 69,69.
Peningkatan IPM di tingkat provinsi juga tercermin pada level kabupaten/kota. Selama
periode 2016 hingga 2017, seluruh kabupaten/kota mengalami peningkatan IPM. Pada periode ini,
tercatat tiga kabupaten/kota dengan kemajuan pembangunan manusia paling cepat, yaitu
Kabupaten Poso (1,38%), Kabupaten Tolitoli (1,23%), dan Kabupaten Banggai (1,22%). Sementara
itu, kemajuan pembangunan manusia di Kabupaten Donggala (0,37%), Kabupaten Buol (0,48%),
dan Kabupaten Tojo Una-Una (0,55%) tercatat paling lambat di Sulawesi Tengah selama tahun
2016-2017.
Tabel 2
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Menurut Kabupaten/Kota, 2016-2017
2016 2017 2016 2017 2016 2017 2016 2017 2016 2017 2016-2017
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
Banggai Kepulauan 64,44 64,53 12,72 13,03 7,94 7,99 7.286 7.440 63,45 64,07 0,98
Banggai 69,97 70,02 12,73 12,89 7,73 7,92 9.144 9.516 68,17 69,00 1,22
Morowali 68,06 68,07 12,75 12,77 8,49 8,73 10.575 11.012 69,69 70,41 1,03
Poso 70,13 70,16 13,16 13,38 8,67 8,81 8.345 8.781 68,83 69,78 1,38
Donggala 65,84 65,89 12,43 12,46 7,82 7,84 7.802 7.924 64,42 64,66 0,37
Toli-Toli 64,03 64,12 12,68 12,70 7,73 7,85 7.493 7.916 63,27 64,05 1,23
Buol 66,93 67,00 13,05 13,06 8,62 8,63 7.740 7.934 66,37 66,69 0,48
Parigi Moutong 63,18 63,19 12,23 12,44 6,87 6,98 9.351 9.488 63,60 64,09 0,77
Tojo Una-Una 64,01 64,07 11,68 11,81 7,87 7,90 7.361 7.465 62,27 62,61 0,55
Sigi 68,69 68,72 12,31 12,51 8,21 8,22 7.714 8.113 65,95 66,72 1,17
Banggai Laut 63,55 63,62 12,85 12,87 7,94 8,21 7.529 7.693 63,49 64,08 0,93
Morowali Utara 68,32 68,34 12,02 12,21 8,16 8,39 8.594 8.842 66,57 67,35 1,17
Kota Palu 69,93 69,93 15,53 15,92 11,25 11,26 14.663 14.871 79,73 80,24 0,64
SULAWESI TENGAH 67,31 67,32 12,92 13,04 8,12 8,29 9.034 9.311 67,47 68,11 0,95
Keterangan :
UHH : Umur Harapan Hidup saat lahir
HLS : Harapan Lama Sekolah
RLS : Rata-rata Lama Sekolah
7
CATATAN TEKNIS
I. Sumber Data
Umur Harapan Hidup saat lahir : Sensus Penduduk 2010 (SP-2010), Proyeksi Penduduk,
Survei Penduduk Antar Sensus
Angka Harapan Lama Sekolah, Rata-Rata Lama Sekolah dan Pengeluaran Perkapitan
Disesuaikan : Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS)
II. Penyusunan Indeks
Sebelum menghitung IPM, setiap komponen IPM harus dihitung indeksnya. Formula yang
digunakan dalam penghitungan indeks komponen IPM adalah sebagai berikut:
Indeks Kesehatan
𝑈𝐻𝐻0 − 𝑈𝐻𝐻0𝑚𝑖𝑛
𝐼𝐾𝑒𝑠𝑒ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛 =
𝑈𝐻𝐻0𝑚𝑎𝑘𝑠 − 𝑈𝐻𝐻0𝑚𝑖𝑛
Indeks Pengetahuan
𝐻𝐿𝑆 − 𝐻𝐿𝑆𝑚𝑖𝑛
𝐼𝐻𝐿𝑆 =
𝐻𝐿𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠 − 𝐻𝐿𝑆𝑚𝑖𝑛
𝑅𝐿𝑆 − 𝑅𝐿𝑆𝑚𝑖𝑛
𝐼𝑅𝐿𝑆 =
𝑅𝐿𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠 − 𝑅𝐿𝑆𝑆𝑚𝑖𝑛
𝐼𝐻𝐿𝑆 + 𝐼𝑅𝐿𝑆
𝐼𝑃𝑒𝑛𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘𝑎𝑛 =
2
Indeks Pengeluaran
ln 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛 − ln 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛𝑚𝑖𝑛
𝐼𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛 =
ln 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛𝑚𝑎𝑘𝑠 − ln 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛𝑚𝑖𝑛
Untuk menghitung indeks masing-masing komponen IPM digunakan batas maksimum dan
minimum seperti terlihat dalam tabel berikut.
3
𝐼𝑃𝑀 = 𝐼𝐾𝑒𝑠𝑒ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛 × 𝐼𝑃𝑒𝑛𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘𝑎𝑛 × 𝐼𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛
8
III. Status Pembangunan Manusia
Capaian pembangunan manusia di suatu wilayah pada waktu tertentu dapat dikelompokkan ke
dalam empat kelompok. Pengelompokkan ini bertujuan untuk mengorganisasikan wilayah-
wilayah menjadi kelompok-kelompok yang sama dalam dalam hal pembangunan manusia.