Anda di halaman 1dari 15

USULAN JUDUL PENELITIAN UNTUK SKRIPSI

Nama

: Shara Maharani

NIM

: H 0813163

Jurusan / Prodi

: Agribisnis

Pembimbing Akademik : Raden Rara Aulia Qonita S.P.,M.P.


Judul

: Perencanaan Pembangunan Ekonomi Daerah


Kabupaten Bungo Berbasis Komoditi Tanaman
Bahan Makanan (Pendekatan Tipologi Klassen)
(Pilihan II)

A. PENDAHULUAN
Pembangunan ekonomi pada hakikatnya merupakan serangkaian usaha
dan kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat
(Husen, 2011: 130-158). Pembangunan ekonomi diartikan sebagai proses
peralihan (transisi) dari tingkat ekonomi yang bercorak sederhana menuju ke
tingkat ekonomi yang lebih maju. Setiap pembangunan ekonomi diharapkan
dapat memicu pertumbuhan ekonomi yang digambarkan dengan peningkatan
pendapatan nasional atau pendapatan per kapita masyarakat (Saleh, 2011).
Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan Nasional.
Undang-undang Republik Indonesia No.32 Tahun 2004 tentang pemerintah
daerah dan Undang-undang No. 25 tentang sistem perencanaan pembangunan
nasional, bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintah daerah disusun
perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan dalam sistem
perencanaan pembangunan nasional. Pembangunan ekonomi daerah adalah
suatu proses saat pemerintah daerah dan masyarakat mengelola sumberdaya
yang ada dan selanjutnya membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah
daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan
merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam
wilayah tersebut. Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah mempunyai
tujuan utama untuk meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk
masyarakat daerah (Arsyad, 2010).

Sektor pertanian memiliki peran yang sangat penting dalam


pembangunan ekonomi, karena Indonesia merupakan negara agraris yang
sebagian besar penduduknya bergantung pada sektor tersebut. Pentingnya
peranan ini mendorong pemerintah untuk menitikberatkan pembangunan pada
sektor pertanian. Pembangunan pertanian diarahkan untuk dapat memenuhi
kebutuhan pangan, kebutuhan industri, meningkatkan produktifitas dan
kesejahteraan petani. Kabupaten Bungo merupakan bagian dari wilayah
Provinsi Jambi yang perekonomiannya ditunjang oleh sektor pertanian.
Ditinjau dari aspek ekonomi, Kabupaten Bungo memiliki 17 sektor
perekonomian yaitu sector pertanian, kehutanan dan perikanan; pertambangan
dan penggalian; industry pengolahan; pengadaan listrik dan gas; pengadaan air,
pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang; konstruksi; perdagangan besar
dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor; transportasi dan pergudangan;
penyediaan akomodasi dan makan minum; informasi dan komunikasi; jasa
keuangan dan asuransi; real estate; jasa perusahaan; administrasi pemerintahan,
pertahanan dan jaminan sosial wajib; jasa pendidikan; jasa kesehatan dan
kegiatan sosial; jasa lainnya. Dengan demikian salah satu upaya untuk
meningkatkan perekonomian adalah dengan mengembangkan sector pertanian.
Masing-masing sector perekonomian tersebut memberikan kontribusi terhadap
pembentukan PDRB. Besarnya kontribusi terhadap pembentukan PDRB dapat
dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar


Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bungo (%)
Tahun 2010-2014
Lapangan Usaha
(1)
Pertanian, Peternakan,
Kehutanan dan Perikanan

2010
(2)
20,77

2011
(3)
19,77

2012
(4)
19,07

2013* 2014**
(5)
(6)
18,49 19,31

Pertambangan dan Penggalian


Industri Pengolahan
Pengadaan Listrik dan Gas
pengadaan air, pengelolaan
sampah, limbah dan daur ulang
konstruksi
perdagangan besar dan eceran,
reparasi mobil dan sepeda
motor
transportasi dan pergudangan
penyediaan akomodasi dan
makan minum
informasi dan komunikasi

26,38
6,55
0,04
0,25

27,80
6,57
0,04
0,25

29,03
6,51
0,04
0,23

30,00
6,47
0,04
0,21

26,36
6,62
0,04
0,20

9,35
11,92

8,90
11,93

9,29
11,43

9,79
10,89

11,58
11,44

2,36
2,27

2,29
2,24

2,21
2,20

2,24
2,17

2,29
2,34

4,02

4,04

4,15

4,14

4,25

jasa keuangan dan asuransi

3,60

3,99

3,99

4,12

4,01

real estate

2,68

2,56

2,51

2,41

2,33

jasa perusahaan

0,26

0,24

0,22

0,21

0,21

administrasi
pemerintahan,
pertahanan dan jaminan sosial
wajib
jasa pendidikan

3,17

3,17

3,00

2,93

3,32

5,10

4,98

4,93

4,71

4,51

jasa kesehatan dan kegiatan


sosial
jasa lainnya

0,55

0,54

0,53

0,53

0,56

0,73

0,70

0,67

0,64

0,64

Produk
Bruto

Domestik

Regional 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber: Bungo dalam Angka 2013


Catatan: * Angka sementara
** Angka sangat sementara
Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa PDRB terbesar berasal dari
sector pertambangan dan penggalian yaitu sebesar 26,38 % di tahun 2010 dan
disusul oleh sector pertanian dengan kontribusi terhadap PDRB sebesar

20,77%. Kontribusi sector pertanian terhadap PDRB terus menurun pada tahun
2010 dari 20,77 % menjadi 19,77 % di tahun 2011, 19,07% di tahun 2012,
18,49% di tahun 2013 dan meningkat di tahun 2014 menjadi 19,31%. Selain
dari kontribusi sector pertanian, indicator majunya perekonomian juga dapat
dilihat dari laju pertumbuhan sector perekonomian. Pada tabel 2 disajikan laju
pertumbuhan sector perekonomian di Kabupaten Bungo.
Tabel 2. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan
Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bungo Tahun 2011-2014
2011
(3)
4,48

2012
(4)
5,73

2013* 2014**
(5)
(6)
6,12 11,06

Pertambangan dan Penggalian


5,68
Industri Pengolahan
10,12
Pengadaan Listrik dan Gas
12,15
pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah 8,25
dan daur ulang
Konstruksi
4,46
perdagangan besar dan eceran, reparasi 9,78
mobil dan sepeda motor
transportasi dan pergudangan
6,46
penyediaan akomodasi dan makan minum
8,53

14,48
8,60
10,98
1,80

13,11
8,75
13,98
1,91

(6,57)
8,80
7,33
1,72

14,38
5,05

15,36
4,33

25,79
11,65

5,64
7,50

11,41
8,10

8,63
14,37

informasi dan komunikasi

10,33

12,57

9,12

9,12

jasa keuangan dan asuransi

21,48

9,91

12,86

3,43

real estate

4,96

7,55

5,06

2,99

jasa perusahaan

0,44

2,71

2,68

5,19

administrasi pemerintahan, pertahanan dan


jaminan sosial wajib
jasa pendidikan

9,57

3,97

6,83

20,60

7,14

8,55

4,52

1,89

jasa kesehatan dan kegiatan sosial

7,14

8,55

9,32

12,35

jasa lainnya

4,31

5,05

5,35

6,33

Produk Domestik Regional Bruto

9,74

9,65

9,44

6,35

Lapangan Usaha
(1)
Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan
Perikanan

Sumber: Bungo dalam Angka 2015


Laju pertumbuhan sector perekonomian kabupaten Bungo rata-rata dari
tahun 2011-2014 yang terbesar adalah sector konstruksi yaitu sebesar 14,99 %

disusul sector jasa keuangan dan asuransi 11,92 %. Sedangkan laju


pertumbuhan yang paling lambat adalah sector jasa perusahaan dengan ratarata sebesar 2,75 %. Sector pertanian berada pada posisi ke 6 dari sector yang
laju pertumbuhannya terlambat atau posisi ke 12 dari sector dengan laju
pertumbuhan tercepat. lambatnya laju pertumbuhan sector pertanian dapat
disebabkan oleh berbagai faktor.
Rendahnya kontribusi sector pertanian terhadap laju pertumbuhan yang
lambat mengakibatkan sector pertanian di Kabupaten Bungo jauh tertinggal
dari sector perekonomian yang lain. Untuk itu diperlukan pengembangan agar
sector

pertanian

mengalami

kemajuan.

Dalam

penelitian

ini

akan

diklasifikasikan sector pertanian dengan menggunakan pendekatan tipologi


klassen dan merumuskan cara pengembangannya.
B. RUMUSAN MASALAH
Sector pertanian di Kabupaten Bungo terdiri dari lima subsector, yaitu:
subsector tanaman

bahan makanan,

subsector

perkebunan, subsector

hortikultura, subsector kehutanan, subsector peternakan dan subsector


perikanan. Masing-masing subsector pertanian tersebut memberikan kontribusi
yang berbeda terhadap PDRB. Besarnya kontribusi subsector pertanian
terhadap PDRB kabupaten Bungo tahun 2010-2012 disajikan pada tabel 3.
Tabel 3. Kontribusi Subsector Pertanian Terhadap PDRB Kabupaten Bungo
Tahun 2010-2012
Subsektor Pertanian
Tanaman bahan makanan
Tanaman perkebunan
Peternakan
Kehutanan
Perikanan
Total

2010
12,42
14,55
4,44
3,55
0,27
35,23

2011*
11,83
14,17
4,36
3,47
0,26
34,09

2012**
11,53
13,97
4,20
3,03
0,25
33,00

Sumber: Bungo Dalam Angka 2013


Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa kontribusi terbesar adalah
dari subsector perkebunan yaitu rata-rata sebesar 14,23 %, sedangkan
kontribusi terkecil adalah sector perikanan yang rata-rata sebesar 0,26 %.

Kontribusi sector pertanian mengalami penurunan dari tahun 2010. Di lihat


dari laju pertumbuhan sector pertanian yang disajikan pada tabel 4.
Tabel 4. Laju Pertumbuhan Sector Pertanian
Subsektor Pertanian
Tanaman bahan makanan
Tanaman perkebunan
Peternakan
Kehutanan
Perikanan
Total

2010
2,07
4,34
4,35
1,60
4,44
3,25

2011*
2,63
4,83
5,85
5,27
4,12
4,22

2012**
4,77
6,05
3,59
(6,02)
3,85
4,05

Sumber: Bungo dalam Angka 2013


Laju pertumbuhan subsector pertanian paling cepat berasal dari
subsector perkebunan yaitu rata-rata sebesar 5,07 %. Sedangkan subsector
tanaman bahan makanan memiliki Laju pertumbuhan yang paling lambat yaitu
rata-rata sebesar 3,16 %. Hal ini seharusnya menjadi perhatian khusus bagi
pemerintah daerah terutama dinas pertanian untuk melakukan pengembangan
pada sector pertanian terutama subsector tanaman bahan makanan dan
penetapan kebijakan pemerintah daerah kabupaten Bungo dalam pembangunan
wilayah berbasis komoditi tanaman bahan makanan di masa mendatang
menjadi lebih baik dan terarah.
Berdasarkan uraian di atas maka permasalahan yang dapat di rumuskan
adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana klasifikasi komoditi tanaman bahan makanan di kabupaten
Bungo berdasarkan tipologi klassen?
2. Bagaimana strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan di
kabupaten Bungo berdasarkan tipologi klassen?
C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan perumusan masalah di atas maka diperoleh tujuan
penelitian sebagai berikut :
1. Untuk mengidentifikasi klasifikasi komoditi tanaman bahan makanan di
kabupaten Bungo berdasarkan tipologi klassen
2. Untuk merumuskan strategi pengembangan komoditi tanaman bahan
makanan di kabupaten Bungo berdasarkan tipologi klassen.

D. KEGUNAAN PENELITIAN
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah:
1. Pagi peneliti, menambah wawasan dan pengetahuan terutama yang
berkaitan dengan topic penelitian serta merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pertanian dari fakultas pertanian universitas
sebelas maret Surakarta
2. Bagi pemerintah kabupaten Bungo, diharapkan dapat dijadikan sebagai
bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan terkait dengan kebijakan
dalam perencanaan pembangunan ekonomi terutama komoditi tanaman
bahan makanan
3. Bagi pembaca, diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pustaka dalam
menambah wawasan dan pengetahuan serta sebagai referensi untuk
penelitian selanjutnya.
E. METODE DASAR PENELITIAN
Metode dasar penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur
pemecahan masalah dengan menggambarkan keadaan objek penelitian pada
saat sekarang, berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya
(Nawawi dan Martini, 1996).
1. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan
data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari
sumbernya, sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dengan
cara mengutip data laporan maupun dokumentasi dari lembaga atau instansi
yang berhubungan dengan penelitian. Data sekunder adalah data yang
terlebih dahulu dikumpulkan dan dilaporkan oleh orang di luar peneliti
(Surakhmad, 1998:163)
a. Identifikasi dan klasifikasi komoditi bahan makanan
Data yang digunakan untuk mengidentifikasi komoditi tanaman
bahan makanan meliputi data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat
Statistik (BPS) Kabupaten Bungo dan Dinas Pertanian Perkebunan dan

Kehutanan Kabupaten Bungo. Data yang digunakan berupa produk


domestic bruto (PDRB) provinsi Jambi ADHK 2010 tahun 2010-2014;
produk domestic bruto (PDRB) kabupaten Bungo tahun 2010-2014;
indeks harga konsumen dan laju inflasi kabupaten Bungo tahun 20102014; jumlah produksi dan harga komoditi tanaman bahan makanan di
tingkat produsen tahun 2010-2014 di Kabupaten Bungo dan data yang
ada pada Bungo dalam Angka.
b. Strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan
Data yang digunakan untuk merumuskan strategi pengembangan
komoditi tanaman bahan makanan adalah data primer dan data sekunder.
Data primer diperoleh dengan cara melakukan wawancara mendalam
(indept interview) kepada stakeholder yang terkait dengan pembangunan
pertanian seperti badan perencanaan pembangunan daerah (BAPPEDA)
Kabupaten Bungo serta dinas pertanian, perkebunan dan kehutanan
Kabupaten Bungo. Data sekunder yang digunakan adalah data yang
terkait dengan strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan
yang ada di Renstra dinas pertanian, perkebunan dan kehutanan
Kabupaten Bungo dan rencana pembangunan jangka menengah daerah
(RPJMD) Kabupaten Bungo.
2. Metode pengambilan daerah penelitian
Penentuan lokasi penelitian dilakukan dengan menggunakan metode
purposive yaitu penentuan daerah penelitian secara sengaja berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian.
Penelitian dilakukan di kabupaten Bungo dengan pertimbangan bahwa
60,67 % penduduk kabupaten Bungo bekerja di sector pertanian dengan luas
lahan pertanian sebesar 54 % berupa tegal, ladang, perkebunan dan hutan
rakyat atau seluas 377.148 hektar dengan lahan sawah seluas 7.120 hektar
dan bukan sawah 370.028 hektar dari total luas wilayah 465.900 hektar.
Luas lahan pertanian yang lebih besar dibanding luas lahan bukan pertanian,
menjadikan sector pertanian sangat potensial untuk dikembangkan dan juga
merupakan sector yang diprioritaskan di kabupaten Bungo.

Potensi sector pertanian harus didukung dengan laju pertumbuhan


positif dan meningkat di tiap subsector pertanian. Laju pertumbuhan
subsector pertanian paling cepat berasal dari subsector perkebunan yaitu
rata-rata sebesar 5,07 %. Sedangkan subsector tanaman bahan makanan
memiliki Laju pertumbuhan yang paling lambat yaitu rata-rata sebesar 3,16
%. Hal ini perlu diperhatikan agar dapat meningkat diwaktu mendatang,
yaitu dengan menentukan pengembangan pada sector pertanian terutama
subsector tanaman bahan makanan.
3. Teknik pengumpulan data
a. Observasi
Observasi adalah pengamatan pada obyek yang akan diteliti, yaitu
komoditi tanaman bahan makanan serta kondisi wilayah di kabupaten
Bungo sehingga nantinya didapatkan gambaran secara jelas mengenai
obyek tersebut.
b. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang didasarkan pada
percakapan secara intensif kepada responden berdasarkan daftar
pertanyaan yang telah dipersiapkan. Wawancara dilakukan dengan Dinas
Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan, Badan Pelaksana Penyuluhan
serta ketua kelompok tani yang mengusahakan tanaman bahan makanan
dengan tujuan untuk mendapat informasi secara mendalam terkait dengan
penelitian dan dapat mendukung penelitian
c. Pencatatan
Teknik ini dilakukan dengan mencatat data yang ada pada instansi
pemerintah atau lembaga yang terkait dengan penelitian ini
4. Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan data PDRB Atas Dasar Harga Konstan
2010 (2010=100), yang dapat diartikan bahwa tahun 2010 tersebut memiliki
angka indeks implisit sama dengan 100. Menurut Badan Pusat Statistik
(2012) PDRB Atas Dasar Harga Konstan dapat menggambarkan perubahan
nilai PDRB yang hanya dipengaruhi oleh volume. Secara total PDRB

tersebut menggambarkan perubahan ekonomi secara riil suatu wilayah. Data


yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik adalah data yang sesuai sengan
rekomendasi dari pusat yaitu PDRB ADHK 2000 (2000=100). Selanjutnya
untuk perhitungan PDRB ADHK 2010 menurut BPS; pertama-tama
menghitung nilai indeks harga implisit tahun 2010-2014 dengan angka dasar
tahun 2010 sama dengan 100 dengan menggunakan rumus:

IHI (2010=100) =

IHI (2010=100) tahun i


IHI (2010=100) tahun i-1

X 100

Keterangan :
IHI (2010=100)

: Indeks harga implisit dengan tahun dasar


2010=100

IHI (2010=100) tahun i : Indeks harga implisit dengan tahun dasar


2010=100 pada tahun i
IHI (2010=100) tahun i-1 : Indeks harga implisit dengan tahun dasar
2010=100 pada tahun i
Setelah diketahui nilai indeks harga implicit untuk tahun 2010-2014
dengan angka dasar 2010=100, maka langkah selanjutnya adalah
menghitung nilai PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 dengan
menggunakan dasar indeks harga implicit tahun dasar 2010, yang kemudian
dirumuskan:
IHI = PDRB ADHB

PDRB ADHK

X 100

PDRB ADHK = PDRB ADHB


IHI tahun i

X 100

Keterangan :
IHI tahun i

: Indeks harga implisit dengan tahun dasar tahun i

PDRB ADHB: Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku

PDRB ADHK: Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan
PDRB

ADHK

mengidentifikasi

2010

komoditi

tersebut

kemudian

digunakan

unggulan di Kabupaten

untuk

Bungo dengan

menggunakan pendekatan tipologi Klassen. Dua indicator komoditi


unggulan menurut Tipologi Klassen yaitu kontribusi PDRB dan laju
pertumbuhan sector suatu daerah. Hasil dari identifikasi tersebut kemudian
digunakan untuk memperkirakan prospek pertumbuhan ekonomi daerah
pada masa mendatang serta membuat prioritas kebijakan daerah berdasarkan
keunggulan komoditi suatu daerah. Adapunn penjelasan lebih rinci tahapan
pendekatan tipologi Klassen adalah sebagai berikut :
a. Identifikasi komoditi tanaman bahan makanan yang ada di kabupaten
Bungo dilakukan dengan cara membandingkan besarnya kontribusi
komoditi tanaman bahan makanan dengan kontribusi PDRB sector
pertanian di kabupaten Bungo dan membandingkan laju pertumbuhan
PDRB sector pertanian di kabupaten Bungo. Setelah mengidentifikasi
dengan pendekatan tipologi klassen tersebut maka akan diperoleh
klasifikasi komoditi tanaman bahan makanan yaitu komoditi prima,
komoditi potensial, komoditi berkembang dan komoditi terbelakang.
Pengklasifikasian tersebut didasarkan pada besar kecilnya kontribusi
antara komoditi tanaman bahan makanan I dengan PDRB dan cepat
lambatnya laju pertumbuhan antara komoditi tanaman bahan makanan
dengan PDRB. Matriks tipologi Klassen komoditi tanaman bahan
makanan disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Matriks Tipologi Klassen Komoditi Tanaman Bahan Makanan di


Kabupaten Bungo
Kontribusi komoditi
tanaman
bahan makanan Kontribusi besar
Kontribusi kecil
(kontribusi Komoditi i (kontribusi Komoditi i <
Laju
kontribusi PDRB)
kontribusi PDRB)
pertumbuhan
komoditi tanaman
bahan makanan
Tumbuh cepat
(Laju pertumbuhanKomoditi
Komoditi
Komoditi
prima
berkembang
i laju pertumbuhan
PDRB)
Tumbuh cepat
(Laju pertumbuhan
Komoditi
Komoditi
potensial
terbelakang
Komoditi i
< laju pertumbuhan PDRB)
Sumber: Widodo, 2006
b. Strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan
Perumusan strategi pengembangan ini dilakukan berdasarkan
klasifikasi komoditi tanaman bahan makanan serta melihat dan
mempertimbangkan kondisi wilayah yang ada di kabupaten Bungo.
Kondisi wilayah tersebut dapat diketahui melalui wawancara mendalam
dengan dinas pertanian perkebunan dan kehutanan kabupaten Bungo,
BAPPEDA kabupaten Bungo, Badan Pelaksana Penyuluhan di kabupaten
Bungo serta ketua kelompok tani tanaman bahan makanan di kabupaten
Bungo terkait dengan kondisi teknis dari komoditi tanaman bahan
makanan di kabupaten Bungo yaitu on farm, off farm, dan pemasaran.
Strategi pengembangan ini dapat digunakan sebagai acuan perencanaan
pembangunan ekonomi daerah untuk meningkatkan pendapatan daerah
kabupaten Bungo. Adapun matriks strategi pengembangan komoditi
tanaman bahan makanan secara rinci disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6. Matriks Strategi Pengembangan Komoditi Tanaman Bahan


Makanan Dengan Pendekatan Tipologi Klassen di
Kabupaten Bungo
Jangka pendek
Jangka menengah
Jangka panjang
th
th
(1-5 )
(5-10 )
(10-25th)
Komoditi prima
Komoditi berkembang Komoditi
menjadi
berkembang
komoditi prima
menjadi
komoditi potensial
komoditi prima
menjadi
komoditi prima
komoditi terbelakang
menjadi
komoditi prima
Sumber : Widodo, 2006
Strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan di
kabupaten Bungo, sebagai dasar perencanaan pembangunan ekonomi,
dapat dilakukan dengan jangka waktu tertentu meliputi :
1) Strategi jangka pendek
Strategi pengembangan jangka pendek dilakukan dengan periode
waktu antara 1-5 tahun. Strategi jangka pendek ini dapat dilakukan
dengan mengoptimalkan potensi komoditi prima dalam meningkatkan
PDRB kabupaten Bungo.
2) Strategi jangka menengah
Strategi pengembangan dalam jangka menengah dilakukan dengan
periode waktu 5-10 tahun. Strategi jangka menengah ini dilakukan
dengan mengusahakan agar komoditi berkembang dapat menjadi
komoditi prima yaitu dengan meningkatkan output komoditi
berkembang sehingga diharapkan dapat mendukung PDRB daerah,
serta mengupayakan komoditi potensial menjadi komoditi prima dan
mengupayakan

komoditi

terbelakang

menjadi

komoditi

yang

berkembang dengan meningkatkan laju pertumbuhan masing-masing


komoditi.

3) Strategi jangka panjang


Strategi pengembangan dalam jangka panjang dilakukan dengan
periode waktu 10-25 tahun. Strategi jangka panjang ini dapat
dilakukan dengan mengusahakan komoditi berkembang yang tadinya
berasal dari sector terbelakang menjadi komoditi prima sehingga
kontinyuitas sebagai penyumbang PDRB kabupaten Bungo tetap
terjaga.
F. RELEVANSI KLASIFIKASI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
KOMODITI

TANAMAN

BAHAN

MAKANAN

DARI

HASIL

PENELITIAN DENGAN PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO


Berdasarkan identifikasi dan rumusan strategi pengembangan komoditi
tanaman bahan makanan berdasarkan tipologi klassen di kabupaten Bungo
kemudian dilakukan komparasi dengan identifikasi dan rumusan strategi
pengembangan komoditi tanaman bahan makanan yang dilakukan oleh pihak
pemerintah kabupaten Bungo. Komparasi ini digunakan sebagai bahan
pertimbangan pemerintah daerah dalam mengambil keputusan pengembangan
komoditi tanaman bahan makanan di kabupaten Bungo serta digunakan untuk
membandingkan keakuratan antara hasil penelitian dan hasil yang diperoleh
pemerintah daerah terkait dengan klasifikasi komoditi tanaman bahan makanan
dan strategi pengembangannya.

DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Lincolin. (2010). Ekonomi Pembangunan, edisi 5. UPP STIM YKPN.
Yogyakarta..
Nawawi, H. dan M, Martini. 1996. Penelitian Terapan. UGM Press. Yogyakarta.
Saleh, A. 2011. Pengantar Ekonomi Pembangunan. abbassaleh.blogspot.co.id.
Sharifuddin Husen. 2011. Pengaruh Pengeluaran Agregat dalam Mendorong
Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto dan Implikasinya
Pada Kesejahteraan Sosial. Jurnal Ekonomi Pembangunan. Vol 12,
no 1, hlm 130-158.
Widodo, T. 2006. Perencanaan pembangunan: aplikasi computer (era otonomi
daerah). UPP STIM YKPN. Yogyakarta.
Winarno Surakhmad, 1998: Metode Penelitian. Penerbit Graha Indonesia. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai