Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN

PDRB, IPM, DAN JUMLAH PENDUDUK PROVINSI BANGKA


BELITUNG DAN SUMATRA BARAT

Disusun Oleh :

Kelompok Sumatra

1. Sulia Sari 2201016093


2. Windi Nurbadriyati 2201016091
3. Rangga Tallulembang 2201016044
4. Raihan Wahid Nugraha 2201016041
5. Hendra Rudianto Saputro 1801015079

UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2023
TEORI-TEORI

Apa itu PDRB ?


Menurut BPS, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator
penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu daerah dalam suatu periode tertentu, baik
atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDRB pada dasarnya merupakan
jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu, atau
merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi pada
suatu daerah.

PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang
dihitung menggunakan harga pada tahun berjalan, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan
menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang
berlaku pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar. PDRB menurut harga berlaku digunakan
untuk mengetahui kemampuan sumber daya ekonomi, pergeseran, dan struktur ekonomi suatu
daerah. Sementara itu, PDRB konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi
secara riil dari tahun ke tahun atau pertumbuhan ekonomi yang tidak dipengaruhi oleh faktor
harga.

Apa itu Indeks Pembangunan Manusia ?


Mengutip isi Human Development Report (HDR) pertama tahun 1990, pembangunan
manusia adalah suatu proses untuk memperbanyak pilihan-pilihan yang dimiliki oleh manusia.
Diantara banyak pilihan tersebut, pilihan yang terpenting adalah untuk berumur panjang dan
sehat, untuk berilmu pengetahuan, dan untuk mempunyai akses terhadap sumber daya yang
dibutuhkan agar dapat hidup secara layak.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mengukur capaian pembangunan manusia berbasis


sejumlah komponen dasar kualitas hidup. Sebagai ukuran kualitas hidup, IPM dibangun melalui
pendekatan tiga dimensi dasar. Dimensi tersebut mencakup umur panjang dan sehat;
pengetahuan, dan kehidupan yang layak. Ketiga dimensi tersebut memiliki pengertian sangat
luas karena terkait banyak faktor. Untuk mengukur dimensi kesehatan, digunakan angka harapan
hidup waktu lahir. Selanjutnya untuk mengukur dimensi pengetahuan digunakan gabungan
indikator angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah. Adapun untuk mengukur dimensi hidup
layak digunakan indikator kemampuan daya beli masyarakat terhadap sejumlah kebutuhan pokok
yang dilihat dari rata-rata besarnya pengeluaran per kapita sebagai pendekatan pendapatan yang
mewakili capaian pembangunan untuk hidup layak.

Apa itu Jumlah Penduduk ?


Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Republik Indonesia
selama 6 bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan
untuk menetap. Pada pelaksanaan SP2020, terdapat pembaharuan konsep penduduk menjadi:
Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
selama 1 tahun atau lebih atau mereka yang berdomisili kurang dari 1 tahun tetapi bertujuan
untuk menetap.
PDRB serta Distribusi Lapangan Usaha

Bangka Belitung
Kepulauan Bangka Belitung adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terdiri dari dua
pulau utama yaitu Pulau Bangka dan Pulau Belitung serta ratusan pulau-pulau kecil, total pulau
yang telah bernama berjumlah 470 buah dan yang berpenghuni hanya 50 pulau.
Provinsi ini adalah penghasil timah di Indonesia. Tapi siapa sangka timah dari Bangka
Belitung itu merupakan bahan baku pembuatan smartphone. Hal ini dibuktikan dengan produsen
smartphone besar di dunia seperti Nokia, Sony, BlackBerry, Motorola, dan LG Electronis
mengakui bahwa produk-produknya mengandung timah hasil penambangan di Pulau Bangka,
Indonesia.
A. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Data yang di gunakan adalah data PDRB Provinsi Bangka Belitung berdasarkan
harga konstan menurut lapangan usaha tahun 2012-2022. Jika dilihat dari table di
bawah pada tahun 2019 – 2020 terjadi penurunan pada presentase pertumbuhan
PDRB Provinsi Bangka Belitung, salah factor yang menyebabkan hal itu adalah
karena, munculnya pandemic covid-19 yang memiliki dampak lumayan besar
terhadap masing-masing lapangan usaha. Dari data yang di peroleh dari Badan
Pusat Statistik (BPS) sektor yang paling berpengaruh besar dalam pertumbuhan
PDRB di Provinsi Bangka Belitung adalah sektor pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan, dan sektor yang memberikan kontribusi paling rendah adalah jasa
penunjang keuangan.

PDRB Atas Dasar Harga Konstan (2010=100) (Juta Rupiah), 2012-2022

Provinsi Tahun PDRB (Juta Rupiah) Pertumbuhan( %)


2012 40.104.906,13 -
2013 42.190.857,09 5,20
2014 44.159.439,52 4,67
2015 45.962.303,99 4,08
2016 47.848.371,79 4,10
Bangka Belitung 2017 49.985.153,67 4,47
2018 52.208.035,50 4,45
2019 53.941.901,70 3,32
2020 52.705.936,49 -2,29
2021 55.369.646,31 5,05
2022 57.803.197,85 4,40
Sumber : Badan Pusat Statistik Indonesia, diolah
Distribusi PDRB Menurut Lapangan Usaha (Persen)

Perdagangan Besar
Pertanian,
Pertambangan dan Eceran; Reparasi
Tahun Indusri Pengolahan Kehutanan, dan
dan Penggalian Mobil dan Sepeda
Perikanan Motor

2012 24,33 17,87 15,36 13,64


2013 24 18,39 14,08 13,24
2014 22,84 19,22 13,52 13,50
2015 21,13 19,78 12,68 14,16
2016 20,10 20,17 11,90 14,79
2017 20,37 18,81 11,71 15,52
2018 20,60 18 10,61 15,69
2019 19,59 17,93 9,51 15,8
2020 18,74 20,45 8,56 15,37
2021 20,87 19,64 9,55 14,75
2022 21,84 19,2 8,59 15,72
rata-rata 21,31 19,04 11,46 14,74
Sumber : Badan Pusat Statistik Indonesia, diolah

Berdasarkan data diatas bisa kita lihat bahwa penyumbang PDRB terbesar dari tahun 2012-2022
adalah sector industry pengolahan dengan rata-rata angka 21,31%.

B. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)


Salah satu cara mengukur pencapaian pembangunan manusia adalah dengan
melihat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) (Hasan & Agung, 2017). United
Nations Development Programme membentuk indikator dasar untuk mencapai
pembangunan yang berkelanjutan dimana konsep ini menggabungkan antara
indeks harapan hidup, indeks pendidikan dan indeks daya beli. Secara teknis, IPM
memberikan suatu ukuran gabungan pada tiga dimensi, yaitu umur panjang dan
hidup sehat (life expectancy at birth), pengetahuan (adult literacy rate),rata-rata
lama sekolah penduduk dewasa (mean years schooling); dan standar hidup layak
purchasing power parity). Nilai Indeks Pembangunan Manusia yang tinggi
mengindikasikan keberhasilan pembangunan ekonomi suatu wilayah atau negara
(United Nation Development Programme, 2019).
Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Bangka
Belitung
73
72
71
70
69
IPM

68
67
66
65
64
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
Tahun

Gambar 1. Indeks Pembangunan manusia di provinsi Bangka Belitung tahun 2012-2022.

Pada Gambar 1 dapat dilihat Pembangunan manusia meningkat setiap tahunnya,


selama tahun 2012-2022 di Provinsi Bangka Belitung. Pada tahun 2022 IPM
Provinsi Bangka Belitung berjumlah 72,24 angka tersebut naik dari tahun
sebelumnya yang berjumlah 71,69 pada tahun 2021. Kota Pangkal pinang yang
merupakan ibukota dari provinsi Bangka Belitung memiliki IPM tertinggi sebesar
78,57 pada tahun 2021, sedangkan kabupaten Bangka Selatan mengalami
ketertinggalan Pembangunan manusia dengan nilai IPM sebesar 67,06.

Pengeluaran pemerintah sektor pendidikan merupakan salah satu faktor yang


mempengaruhi pembangunan manusia. Dalam hal peningkatan pembangunan
manusia, pendidikan yang baik bagi setiap manusia bisa terwujud melalui alokasi
pengeluaran pemerintah di sektor pendidikan. Dengan meningkatnya alokasi
pengeluaran pemerintah disektor tersebut maka akan meningkatkan prioduktivitas
penduduk sehingga bisa meningkatkan pembangunan manusia (Astri et al., 2013).
Untuk menghasilkan ketersediaan modal manusia yang berkualitas, peran
pemerintah sangat penting dalam mengalokasikan anggaran di bidang pendidikan.
Pengeluaran pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah diharapkan dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan keterampilan dan
pengetahuan bagi masyarakat, sehingga mampu meningkatkan produktivitas dan
daya saing perekonomian (Aidar & Muhajir, 2014).

C. Jumlah Penduduk
Pada saat jumlah penduduk mengalami pertumbuhan maka dapat menaikkan IPM.
Hasil ini ditunjukan oleh adanya pengaruh positif dan signifikan dari jumlah
penduduk terhadap IPM. Sebagaimana penelitian yang telah dilakukan oleh
(Darnawaty & Purnasari, 2019), (Jasasila, 2020), yang menyebutkan jika jumlah
penduduk memiliki pengaruh yang signifikan dan ketika terjadi kenaikan
penduduk maka akan menyebabkan peningkatan IPM. Selain itu hasil penelitian
(Antara & Suryana, 2020) juga menjelaskan bahwa tingginya jumlah penduduk
harus diikuti oleh kenaikan pada IPM.
Jumlah penduduk yang besar dan berkualitas di suatu daerah dapat menetukan
keberhasilan Pembangunan. Perekonomian meningkat, jika penduduknya
berkualitas dan outputnya terus meningkat, melalu penguasaan teknologi dan
penciptaan lapangan kerja (Kuncoro,2019). Jumlah penduduk Provinsi Bangka
Belitung terus mengalami peningkatan selama 10 tahun terakhir yaitu dari tahun
2012-2022.
Dari data yang tertera di ketahui bahwa kabupaten dengan jumlah penduduk
tertinggi yaitu kabupaten bangka dengan 334.334 juta jiwa, dan kabupaten dengan
jumlah penduduk paling sedikit ada pada kabupaten Belitung timur dengan
jumlah 130.463 juta jiwa, data ini di ambil pada data tahun 2022.

Sumatra Barat
Sumatera Barat atau Sumatra Barat (disingkat Sumbar)[8] adalah
sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di Pulau Sumatra dengan ibu kota Padang. Provinsi
Sumatra Barat terletak sepanjang pesisir barat Sumatra bagian tengah, dataran tinggi Bukit
Barisan di sebelah timur, dan sejumlah pulau di lepas pantainya seperti Kepulauan Mentawai.
Dari utara ke selatan, provinsi dengan wilayah seluas 42.012,89 km² ini berbatasan dengan
empat provinsi, yakni Sumatra Utara, Riau, Jambi, dan Bengkulu.
Sektor pertanian Provinsi Sumatera Barat memiliki kontribusi yang cukup besar terhadap
PDRB Provinsi Sumatera Barat. Menurut data BPS, kontribusi tersebut mencapai sekitar 22,38%
(termasuk sektor perikanan dan kehutanan) dengan menggunakan pendekatan ADHB pada tahun
2020.
A. PDRB Provinsi Sumatra Barat menurut lapangan usaha merupakan suatu data
yang menjelaskan PDRB menurut pendekatan Lapangan Usaha. Pendekatan ini
terdapat beberapa kategori seperti pertanian, pertambangan, dan penggalian, jasa
keuangan dan asuransi, dll. Dari data yang kami peroleh dari BPS (Badan Pusat
Statistik) diketahui bahwa nilai PDRB Provinsi Sumatra Barat terus mengalami
kenaikan dari tahun 2012 sebesar 118.724 juta rupiah sampai dengan tahun 2019
sebesar 172.205 juta rupiah. Hal ini dapat kita lihat bahwa nilai PDRB mengalami
kenaikan sebesar 53.5 juta rupiah. Namun pada tahun 2020 nilai PDRB
mengalami penurunan sebesar 2.8 juta rupiah. Hal ini di karenakan pandemic
covid-19 yang terjadi di Indonesia sejak Maret 2020. Dengan adanya covid-19
mengakibatkan dampak yang cukup besar bagi perekonomian secara nasional
maupun regional. Di tahun selanjutnya yaitu 2021-2022 perekonomian Indonesia
mulai membaik, dengan meredanya pandemic covid-19 PDRB di provinsi
Sumatra barat mengalami peningkatan yang cukup signifikan sebesar 13,2 juta
rupiah dari nilai PDRB tahun 2020.
PDRB Atas Dasar Harga Konstan (2010=100) (Juta Rupiah), 2012-2022

Provinsi Tahun PDRB Pertumbuhan (%)


2012 118.724.424,67 -
2013 125.940.634,27 6,08
2014 133.340.836,44 5,88
2015 140.719.474,19 5,53
2016 148.134.243,89 5,27
Sumatra Barat 2017 155.984.364,13 5,30
2018 163.996.189,04 5,14
2019 172.205.571,30 5,01
2020 169.426.614,10 -1,61
2021 175.000.501,95 3,29
2022 182.629.542,51 4,36
Sumber : Badan Pusat Statistik Indonesia, diolah

Distribusi PDRB Menurut Lapangan Usaha (Persen)

Perdagangan Besar
Pertanian,
Pertambangan dan Eceran;
Tahun Indusri Pengolahan Kehutanan, dan
dan Penggalian Reparasi Mobil dan
Perikanan
Sepeda Motor
2012 11,53 25,02 3,81 12,99
2013 11,02 24,68 4,01 14,77
2014 10,56 24,99 4,38 14,38
2015 10,18 19,60 4,43 14,61
2016 10,09 19,00 4,27 14,76
2017 9,74 18,66 4,05 14,91
2018 9,1 17,92 4,03 15,30
2019 8,38 22,15 4,3 15,79
2020 8,64 22,36 4,28 15,77
2021 8,79 21,69 4,19 15,84
2022 8,54 21,2 4,09 16,5
rata-
9,69 21,57 4,17 15,06
rata
Sumber : Badan Pusat Statistik Indonesia, diolah

Berdasarkan data diatas bisa kita lihat bahwa penyumbang PDRB terbesar dari tahun 2012-2022
adalah sector pertanian dengan rata-rata angka 21,57%.
B. Dari data yang diperoleh menunjukkan adanya peningkatan rata-rata indeks
pembangunan manusia di provinsi Sumatera Barat dari tahun 2012 hingga tahun
2022 di mana Pada awalnya nilai indeks pembangunan manusia di provinsi
Sumatera Barat hanya 68,36% di tahun 2012 dan terus meningkat hingga
mencapai rata-rata tertinggi pada tahun 2022 dengan rata-rata tingkat
presentasenya mencapai angka 73,26% yang mana tergolong dalam kategori
tingkat tinggi karena berada pada rentang 70 sampai 80%, dan di daerah
perkotaan memiliki kisaran nilai besar dari 70% yang mana artinya Indeks
pembangunan manusia di daerah perkotaan terka tegori tinggi. Hal ini
menandakan adanya kesenjangan yang cukup lebar dan begitu jelas, antara kota
dan kabupaten yang ada di provinsi Sumatera Barat, hal ini menjadi gambaran
tinggi rendah nya tinggi pendidikan, pendapat dan harapan hidup masyarakat saat
lahir sehingga masih perlu rasanya dilakukan peningkatan pembangunan manusia
terutama di daerah kabupaten.
PDRB berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah Indeks Pembangunan
Manusia di Provinsi Sumatera Barat tahun 2012-2022. Secara konseptual,
meningkatnya PDRB merupakan indikasi bahwa perekonomian daerah yang
bersangkutan sedang mengalami ekspansi.

Berikut ini gambar kurva IPM-nya;

Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Sumatra


Barat
74
73
72
71
70
IPM

69
68
67
66
65
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
Tahun

Gambar 2. Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Sumatra Barat tahun 2012-2022

C. Jumlah penduduk
Ada 3 faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk yaitu :
1. Kelahiran
Situasi ini berkaitan dengan jumlah angka kelahiran bayi yang hidup akan berperan serta
memberi dampak pada pertumbuhan jumlah penduduk di suatu wilayah.
2. Kematian
Keadaan ini dimana seseorang kehilangan tanda-tanda akan kehidupan di muka bumi ini
untuk selamanya yang dapat terjadi dimana saja dan kapan saja setelah melewati kondisi
melahirkan.
3. Migrasi
Adalah suatu kondisi perpindahan dari satu tempat ketempat lainnya yang bertujuan
untuk tinggal permanen ditempat baru, sehingga mayoritas dari mereka melakukan
migrasi yang bersifat permanen. Kegiatan migrasi ini sendiri dilakukan setiap orang
dengan alasan yang berbeda-beda.

Jumlah penduduk pada Sumatra barat terus mengalami peningkatan dalam 10 tahun terakhir dari
2012-2022. Jumlah penduduk menurut kabupaten/kota Sumatra barat pada tahun 2022
menunjukan bahwa nilai jumlah penduduk tertinggi berada di kota padang sebesar 919.145.
sedangkan nilai jumlah penduduk terendah berada di kota Padang Panjang sebesar 57.850.

Jumlah penduduk dengan IPM juga saling berhubungan. Kependudukan


dengan pembangunan salah satu daerah merupakan masalah yang mendasar. Jika
pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali bisa mengakibatkan tidak tercapainya
suatu tujuan pembangunan ialah kesejahteraan rakyat serta juga menekan angka
kemiskinan. Jika kita ingin memperhatikan masalah yang mempengaruhi tingkat Indeks
Pembangunan Manusia bukan karena adanya pengangguran saja, tetapi juga bisa dilihat
dari sisi banyaknya jumlah penduduk atau bisa dikatakan kuantitas tidak mengimbangi
kualitas. Banyaknya tenaga kerja menjadi faktor pendorong IPM, kemudian dapat
diakibatkan juga oleh perluasan yang terjadi pada pasar, perluasan pasar sendiri
diakibatkan oleh jumlah pendapatan dan jumlah penduduk yang menjadi faktor
penting. Penduduk akan berdampak menghambatnya laju pembangunan karena dapat
menurunkan produktivitas dan hal ini akan mengakibatkan meningkatnya
pengangguran. Kaitannya dengan IPM ketika jumlah penduduk mengalami
peningkatan atau jumlah penduduk yang besar akan mempengaruhi pada turunnya
IPM (Suhandi et al., 2018)

DAFTAR PUSTAKA
Erlin, Erni, Maggie, Vincent, & Zidane. (2021). Produk Domestik Regional Bruto Provinsi
Sumatera Barat Menurut Lapangan Usaha. Jurnal Penelitian Inofantif, I, 187-192.
Fadila, R., & Marwan. (2020). Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Pertumbuhan
Ekonomi Terhadap Tingkat Kemiskinan di Provinsi Sumatera Barat Priode Tahun 2013-
2018. Ecogen, III, 120-133.
Hadinata, E., Valeriani, D., & Suhartono. (2020). Pengaruh Produk Domestik Regonal Bruto
Dan Belanja Pemerintah Fungsi Pendidikan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Di
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial, XV, 43-53.
Mulia, R. A. (2022). Pengaruh Tingkat Kemiskinan Dan Produk Domestik Regional Bruto
Terhadap Kesejahteraan Masyarakat. Jurnal Ilmiah Ekotrans & Erudisi, II, 22-33.
Negara, A. K., & Valeriani, D. (2021). Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia Dan
Pengangguran Terhadap Kemiskinan Di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Jurnal
Ekonomi Pembangunan, VI, 2503-3093.
Putra, F. P., Anis, A., & Ariusni. (2022). Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Indeks Pembangunan
Manusia, Dan Kebijakan Pemerintah Terhadap Kemiskinan Di Sumatera Barat. Kajian
Ekonomi Dan Pembangunan, IV, 9-18.
Rustam, D., & Aisyah, S. (2022). Analisis Indeks Pembangunan Manusia Di Kabupaten Dan
Kota Sumatera Barat Dengan Menggunakan Analisis Data Panel. Jurnal Pundi, VI, 197-
208.
Wahyuni, D., Adinda, Oktriani, Z., Casella, T., & Amelia, R. (2022). Metode Vector
Autoregression (VAR) Dalam Menganalisis Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Privinsi Bangka Belitung. Seminar Nasional
Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat 2022, 96-100.
Yelfina, N., & Marwan. (2022). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Ekonomi Di Sumatera Barat Tahun 2015-2019. Jurnal Ecogen, V, 425-436.

Anda mungkin juga menyukai