Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS SHIFT SHARE UNTUK PERENCANAAN WILAYAH

KOTA MEDAN

Dosen Pengampu : Dr. Ir. Rahmanta M.Si.

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 2

Ivana Mutiara Pinkan (220304008)

Aprillia Arianti (220304045)

Juwita Syarifuddin (220304047)

Helma Diana Putri (220304048)

Nassem Al Jourdi (220304122)

Aliya Khaira Nasution (220304167)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2023


BAB I
PENDAHULUAN

A. PENDAHULUAN

Metode analisis shift-share merupakan salah satu metode analisis ekonomi


yang digunakan untuk mengetahui pengembangan pada suatu wilayah,
ditunjukkan berdasarkan kondisi struktur perekonomian, pergeseran sektorsektor
unggulan pada dua kurun waktu, dan mengetahui posisi sektor perekonomian
suatu wilayah terhadap wilayah yang lebih luas. Metode analisis ini diperkenalkan
oleh Perloff. et al. pada tahun 1960 (Lutfi Muta’ali, 2015). Metode ini telah diuji
dan dibuktikan dalam berbagai bidang di berbagai negara, (Wei Chen dan Jiuping
Xu, 2005).

Analisis Shift-Share memungkinkan pengidentifikasian faktor-faktor yang


memengaruhi pertumbuhan wilayah tersebut dengan mengurai pertumbuhan
sektor industri ke dalam tiga komponen utama: pertumbuhan karena struktur
industri, efek lokasi, dan faktor-faktor eksternal. Sebagai alat analisis, teknik ini
memberikan pemahaman yang mendalam tentang bagaimana pertumbuhan
ekonomi di suatu wilayah dapat dipengaruhi oleh dinamika internal sektor-sektor
industri serta faktor-faktor eksternal seperti perubahan pasar global, kebijakan
pemerintah, dan inovasi.

Pentingnya analisis Shift-Share terletak pada kemampuannya untuk


membantu mengidentifikasi sektor-sektor yang memiliki keunggulan kompetitif
dalam suatu wilayah, memahami dampak kebijakan ekonomi tertentu, serta
memberikan wawasan yang diperlukan bagi pengambil keputusan dalam
mengembangkan strategi pembangunan ekonomi yang efektif. Dengan memahami
kontribusi relatif dari masing-masing sektor terhadap pertumbuhan ekonomi
regional, para pembuat kebijakan dapat merancang kebijakan yang lebih tepat dan
memperkuat sektor-sektor yang memiliki potensi untuk pertumbuhan lebih lanjut.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENJELASAN MODEL SHIFT SHARE

Model Shift Share Metode shift-share bertitik tolak dari anggapan dasar
bahwa pertumbuhan ekonomi atau nilai tambah suatu daerah (Dij) dipengaruhi
oleh tiga komponen utama yang saling berhubungan satu sama lainnya, yaitu
Regional Share (regional growth componen) Nij, pertumbuhan sektoral
(Proportional shift) Mij atau PS dan pertumbuhan daya sing wilayah (Differentil
Shift) (Cij) atau DS.

Metode shift-share dimulai dengan mengetahui tingkat pertumbuhan suatu


wilayah, dalam kasus ini adalah Kabupaten Bogor, yang digambarkan dengan
simbol rn. sedangkan untuk wilayah yang lebih luas (benchmark region) untuk
kasus ini adalah Provinsi Jawa Barat, dengan simbol mengukur perubahan PDRB
suatu sektor - i di suatu wilaayah dengan rumus sebagai berikut:

Dij = Nij + Mij +Cij

Dimana:
Dij = Perubahan PDRB sektor/subsektor i di wilayah amatan (kabupaten).
Nij = Perubahan PDRB sektor/subsektor i di wilayah amatan (kabupaten) yang
disebabkan oleh pengaruh pertumbuhan ekonomi wilayah acuan (provinsi atau
nasional).
Mij = Perubahan PDRB sektor/subsektor i di wilayah amatan (kabupaten) yang
disebabkan oleh pengaruh pertumbuhan sektor i di wilayah acuan (provinsi atau
nasional).
Cij = Perubahan PDRB sektor/subsektor i di wilayah amatan (kabupaten) yang
disebabkan oleh keunggulan kompetitif sektor i tersebut di wilayah amatan
(kabupaten).

Untuk menghitung komponen Nij, Mij, dan Cij dapat dihitung dengan rumus:

Nij = Eij.rn
Mij = Eij (rin-rn)
Cij = Eij (rij-rin)
Dimana:|
Eij = PDRB sektor/subsektor i di wilayah amatan (kabupaten) tahun awal
analisis.
Ein = PDRB sektor/subsektor i di wilayah acuan (provinsi atau nasional).
En = PDRB total di wilayah acuan (provinsi atau nasional) tahun awal
analisis.
Eij,t = PDRB sektor/subsektor i di wilayah amatan (kabupaten) tahun akhir
analisis.
Ein,t = PDRB sektor/subsektor i di wilayah acuan (provinsi atau nasional) tahun
akhir analis.
En,t = PDRB total acuan (provinsi atau nasional) tahun akhir analisis.
BAB III
ANALISIS SHIFT SHARE KOTA MEDAN

3.1 GAMBARAN UMUM WILAYAH KOTA MEDAN

Kota medan merupakan ibu kota dari Provinsi Sumatera Utara yang
memiliki luas wilayah 26.510 hektar (265,10 km2) atau 3,6% dari total luas
wilayah Provinsi Sumatera Utara. Dengan demikian, jika dibandingkan dengan
kota/kabupaten lainnya Kota Medan memiliki luas wilayah yang relative kecil
dengan jumlah penduduk yang relativ besar.

Kota medan menjadi tempat yang strategis dikarenakan berada pada jalur
pelayaran selat malaka. Maka, kota ini menjadi pintu gerbang untuk kegiatan
ekonomi domestik dan mancanegara yang melalui Selat Malaka. Tidak hanya itu,
berbatasan langsung dengan Kabupaten Deli Serdang yang merupakan daerah
yang kaya akan sumber daya alam mempengaruhi perekonomian Kota Medan.
Beberapa sungai mengaliri Kota Medan yaitu Sungai Belawan, Sungai Badera,
Sungai Sikambing, Sungai Putih, Sungai Babura, Sungai Deli, Sungai Sulang-
Saling, Sungai Kera dan Sungai Tuntungan.

Kota Medan berada pada 2,5 – 3,75m diatas permukaan laut dan
cenderung miring ke utara. Sebagian wilayah Kota Medan sangat dekat dengan
wilayah laut yaitu Pantai Barat Belawan dan daerah yang tergolong dataran tinggi
seperti Kabupaten Karo. Oleh karena itu, suhu yang ada di kota medan menjadi
tergolong panas.

Kota Medan memiliki iklim tropis dengan suhu minimum berkisar antara
23,0°C – 24,1°C dan suhu maksimum berkisar antara 30,6°C – 33,1°C serta pada
malam hari berkisar 26°C – 30,8°C. Wilayah Kota Medan memiliki kelembaban
udara rata-rata 78% - 82% dan kecepatan angin rata-rata sebesar 0,42m/sec
sedangkan rata-rata total laju penguapan tiap bulannya 100,6mm.
Penduduk Kota Medan yang tersebar dalam 21 Kecamatan dan 151
kelurahan memiliki total penduduk sebanyak 2.210.624 jiwa yang terdiri dari
1.118.687 jiwa penduduk perempuan dan 1.091.937 jiwa penduduk laki-laki
dengan pertumbuhan penduduk rata-rata 1,1% per tahun. Kecamatan Medan
Marelan merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak yaitu 162,267
jiwa dan Kecamatan Medan Baru merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk
paling sedikit yaitu 40,540 jiwa.

2.3 ANALISIS SHIFT SHARE DI KOTA MEDAN

Analisis shift-share Kota Medan dilakukan dengan menggunakan data PDRB


atas dasar harga konstan tahun 2021 dan 2022. Sebagai benchmark region region
dipilih Provinsi Sumatera Utara. Pada Tabel 1 menunjukkan perkembangan PDRB
Kota Medan dan Provinsi Sumatera Utara serta tingkat pertumbuhan PDRB pada
kedua wilayah tersebut.

Tabel 1

PDRB Kota Medan dan Provinsi Sumatera Utara Berdasarkan Harga


Konstan 2021 – 2022

KOTA MEDAN SUMATERA UTARA


Lapangan Usaha
2021 2022 2021 2022
A. Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 1368,46 1382,73 141601,18 148924,62
B. Pertambangan dan Penggalian 1,9 1,93 7069,09 7258,99
C. Industri Pengolahan 21013,67 21473,77 97928,00 99867,07
D. Pengadaan Listrik dan Gas 185,51 191,7 788,92 826,87
E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 304,58 314,43 555,17 567,20
F. Konstruksi 31041 31867,94 68300,49 70253,29
G. Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 41676,28 43670,04 98560,07 105027,98
H. Transportasi dan Pergudangan 8251,01 9213,51 21676,36 24426,65
I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 3609,68 4000,89 11888,96 12740,17
J. Informasi dan Komunikasi 12385,5 13530,97 17386,19 18706,74
K. Jasa Keuangan dan Asuransi 9770,41 10024,15 16017,94 16628,86
L. Real Estate 12728,95 13269,61 23728,14 24801,42
M,N. Jasa Perusahaan 3630,61 4025,24 4711,10 5124,48
O. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 2748,3 2726,73 18174,36 18040,04
P. Jasa Pendidikan 4830,92 5003,38 11429,92 12015,76
Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2415,72 2552,29 5092,08 5337,52
R,S,T,U. Jasa Lainnya 1726,88 1870,69 2743,87 2981,11
PDRB 157689,37 165120,01 547651,82 573528,77
Tabel 2

Perhitungan Nij, Mij, dan Cij

SHIFT SHARE 2022


Lapangan Usaha
rij rin rn Nij Mij Cij Dij
A. Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 0,01 0,05 0,05 64,66 -6,11 -56,51 2,04
B. Pertambangan dan Penggalian 0,02 0,03 0,05 0,09 0,04 -0,02 0,11
C. Industri Pengolahan 0,02 0,02 0,05 992,91 576,82 44,01 1613,74
D. Pengadaan Listrik dan Gas 0,03 0,05 0,05 8,77 -0,16 -2,73 5,87
E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,03 0,02 0,05 14,39 7,79 3,25 25,43
F. Konstruksi 0,03 0,03 0,05 1466,71 579,21 -60,56 1985,35
G. Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 0,05 0,07 0,05 1969,23 -765,73 -741,21 462,30
H. Transportasi dan Pergudangan 0,12 0,13 0,05 389,87 -657,02 -84,39 -351,54
I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0,11 0,07 0,05 170,56 -87,88 132,77 215,45
J. Informasi dan Komunikasi 0,09 0,08 0,05 585,22 -355,50 204,74 434,46
K. Jasa Keuangan dan Asuransi 0,03 0,04 0,05 461,66 89,02 -118,90 431,78
L. Real Estate 0,04 0,05 0,05 601,45 25,69 -35,10 592,04
M,N. Jasa Perusahaan 0,11 0,09 0,05 171,55 -147,02 76,06 100,59
O. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib -0,01 -0,01 0,05 129,86 150,17 -1,26 278,77
P. Jasa Pendidikan 0,04 0,05 0,05 228,26 -19,34 -75,15 133,77
Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,06 0,05 0,05 114,14 -2,29 20,13 131,98
R,S,T,U. Jasa Lainnya 0,08 0,09 0,05 81,60 -67,71 -5,50 8,38
PDRB 0,05 0,05 0,05 7450,94 0,00 -20,30 7430,64

Dari hasil perhitungan di atas, berdasarkan nilai Mij pada masing-masing


lapangan usaha diketahui bahwa terdapat 6 (enam) dari 17 (tujuh belas) lapangan
usaha yaitu : Pertambangan dan Penggalian, Industri Pengolahan, Pengadaan Air,
Konstruksi, Jasa Keuangan dan Asuransi, Real Estate, dan Administrasi
Pemerintahan bertanda positif, artinya lapangan usaha tersebut mempunyai
pertumbuhan pesat, dan pengaruhnya pada pendapatan kota positif. Dapat diduga
bahwa pendapatan Kota Medan akan tumbuh di atas pertumbuhan Provinsi
Sumatera Utara.

Selanjutnya lapangan usaha pada perhitungan Cij, hasilnya menunjukkan


beberapa lapangan usaha bertanda positif yang menandakan bahwa sektor tersebut
memiliki keunggulan yang kompetitif. Langkah selanjutnya melakukan
perhitungan pergeseran bersih (pergeseran netto atau net shift) untuk mengetahui
sektor-sektor maju dan kurang maju (lihat tabel di atas), yang dimbil dari nilai
Dij. Hasilnya menunjukkan seluruh lapangan usaha yang bertanda positif, artinya
seluruh lapangan usaha mengalami kemajuan kecuali satu sektor yaitu sektor
transportasi dan pergudangan yang memiliki nilai minus yang artinya sektor
tersebut mengalami kemunduran.

BAB IV
KESIMPULAN

Analisis shift-share dapat digunakan untuk menggambarkan kondisi


ekonomi pada suatu wilayah, perbandingan pertumbuhan terhadap wilayah yang
lebih luas, mengetahui sektor-sektor yang mengalami kemajuan, identifikasi
sektorsektor yang unggul, agak unggul, mundur, agak mundur. Dengan analisis
Shift-Share, kita dapat memisahkan dampak faktor eksternal dari pertumbuhan
yang disebabkan oleh faktor-faktor internal seperti perubahan dalam struktur
industri atau kebijakan pemerintah setempat. Hasil analisis ini akan memberikan
pemahaman yang lebih mendalam tentang penyebab pertumbuhan ekonomi di
Kota Medan pada tahun 2022, yang pada gilirannya dapat membantu pembuat
kebijakan dalam merancang strategi pembangunan ekonomi yang lebih efektif.
Dari hasil analisis shift-share di Kota Medan menunjukkan sektor Industri
Pengolahan dan Konstruksi mengalami perkembangan pesat, hal ini sesuai dengan
kondisi Kota Medan pada masa kini.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA

Kasikoen, K. M. (2018). Analisis Shift Share untuk Perencanaan Wilayah (Studi


Kasus–Kabupaten Bogor). In Forum Ilmiah (Vol. 15, No. 3, pp. 442-448).

Anda mungkin juga menyukai