Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN TUGAS BESA

EKONOMI WILAYAH D
KOTA
Disusun untuk memenuhi Tugas Besar Mata Kuliah Ekonomi Wila
Kota (PWK17320P)

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

COVER……………………………………………………………………………………………….
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………….
DAFTAR TABEL…………………………………………………
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………..
1.1 Latar Belakang………………………………………………………
1.2 Permasalahan……………………………………………………………………
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………
1.4 Sasaran………………………………………………………………….
1.5 Manfaat……………………………………………………………………….
1.6 Ruang Lingkup Studi…………………………………………………….
1.7 Sistematika Penulisan………………………………………………….

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI……………………………


2.1Letak Geografis Wilayah Studi………………………………………………
2.1.1 Letak Geografis…………………………………………….
2.1.2 Topografi dan Morfologi Kabupaten Kendal…………………………………
2.2Jumlah Penduduk…………………………………..
2.3Penggunaan Lahan……………………….
2.4Kondisi Perekonomian………………………….

BAB III TINJAUAN TEORI……………………………………

BAB IV ANALISIS………………………………………….
4.1Analisis LQ (Location Qountient)………………………..
4.1.1 Metode Analisis LQ…………………
4.1.2 Hasil dan Pembahasan Analisis LQ…………………
4.2Analisis Shift Share………………………………….
4.3Analisis Typologi Klassen…………………………………..
4.3.1 Metode Analisis Typologi Klassen
4.3.2 Hasil dan Pembahasan Analisis Typologi Klassen

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI……………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………….

DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia tergolong sebagai negara berkembang, pada awal proses pembangunannya lebih
condong untuk memilih atau mengarah pada strategi pembangunan ekonomi yang tidak seimbang.
Menurut Porter (2000), kemampuan daya saing suatu negara atau wilayah adalah tingkat
produktivitasnya, dimana tingkat produktivitas menjadi indikator utama suatu negara atau wilayah
dalam jangka panjang. Menurut beliau, salah satu unsur penting yang mendukung produktivitas
adalah lokasi geografis, dimana terdapat konsentrasi geografis yang memberikan akses terhadap
input faktor-faktor yang dianggap khusus sehingga mampu memberikan kinerja yang tinggi.

Kota Kendal merupakan sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya adalah Kendal dan
masuk dalam Wilayah Metropolitan. Dulu Kota Kendal dililntasi rel kereta api dan ditutup tahun 1970
karena krisis transportasi, kota ini dilewati highway pantura dan tidak memiliki terminal. Fasilitas di
Kota ini adalah Rumah Sakit, Pasar, Swalayan dan lain-lain.

Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya
mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara
pemerintah daerah dengan sektor-sektor ekonomi untuk membentuk suatu perkembangan kegiatan
ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut. Kota ini sebagai pusat administrasi
Kabupaten Kendal. Salah satu aspek penting dalam perencanaan pembangunan suatu daerah
adalah membangun ekonomi wilayah yang mampu menimbulkan daya ungkit tinggi dan mampu
menjadi penghela sektor lain untuk bergerak dan bertumbuh. Dalam mengembangkan ekonomi
tersebut harus diperhatikan beberapa hal seperti kriteria apa yang digunakan untuk menentukan
sektor mana yang akan digunakan sebagai basis pembangunan daerah.

Pemkab Kendal berkeinginan kuat menggenjot pertumbuhan ekonomi daerah dengan mengundang
investor untuk datang dengan menawarkan sejumlah sektor potensi di antaranya kelautan dan
pertanian. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal memiliki keunggulan geoekonomi dan
geostrategi yang memiliki daya tarik investasi karna lokasinya yang strategis karena berdekatan
dengan Ibukota Jateng, kemudahan akses ke Bandara Ahmad Yani, Pelabuhan Tanjung Emas
Semarang, perlintasan Tol Trans Jawa, jalur Pantura Jawa dan dilewati jalur kereta api double track
Jakarta-Semarang, juga digadang sebagai sumber pontensi mendorang pertumbuhan ekonomi 7%
(target pra pandemi) atau setidaknya tumbuh positif. Selain itu, secara geografis Kendal memiliki
potensi alam yang lengkap, mulai dari pantai, hutan dan pegunungan yang mampu membuat
perekonomian masyarakat Kabupaten Kendal meningkat.

Dalam meningkatkan daya saing setiap wilayah, setiap daerah dapat mengembangkan potensi
unggulan daerah. Hasil dari keunggulan dan kelemahan setiap daerah inilah yang nantinya akan
keluar sebagai strategi setiap daerah dalam mengembangkan daerahnya, yang nantinya akan
diintegrasikan dengan seluruh daerah di Kawasan tersebut, sehingga pembangunan setiap daerah
akan terintegrasi satu sama lain sehingga daya saing di setiap daerah meningkat.

1.2 Permasalahan
Laporan ini membahas dan menganalisis sektor-sektor mana yang termasuk sektor strategis dan
sektor yang diunggulkan di Kabupaten Kendal dalam kurun waktu 5 tahun (2016-2020) dengan
menggunakan metode Analisis LQ, Shift Share dan Typologi Klassen dengan input analisis yang
berupa data PDRB di Kabupaten Kendal.
1.3 Tujuan
 Menggali seluruh potensi ekonomi Kabupaten Kendal
 Menetapkan sektor unggulan Kabupaten Kendal.
 Mengetahui sektor-sektor PDRB Kabupaten Kendal dengan menggunakan Analisis LQ, Analisis
Shift Share dan Analisis Typologi Klassen.
 Mengidentifikasi sektor basis dan non basis di tiap sektor-sektor PDRB Kabupaten Kendal.

1.4 Sasaran
 Identifikasi wilayah studi di Kabupaten Kendal.
 Identifikasi dan analisis sektor strategis di Kabupaten Kendal dalam kurun waktu 5 tahun (2016-
2020), dengan menggunakan metode Analisis LQ, Shift Share dan Typologi Klassen.
 Rekomendasi pengembangan perekonomian Kabupaten Kendal berdasarkan hasil analisis.

1.5 Manfaat
1.6 Ruang Lingkup Studi
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan, membahas tentang latar belakang, masalah, tujuan, sasaran manfaat, ruang
lingkup studi serta sistematika penulisan laporan ini.
BAB II Gambaran Umum Wilayah Studi, berisi informasi kewilayahan yang mencakup letak
geografis wilayah studi, jumlah penduduk, penggunaan lahan dan kondisi perekonomian wilayah.
BAB III Tinjauan Teori, membahas penjelasan mengenai teori-teori yang digunakan dalam
analisis.
BAB IV Analisis, berisi analisis LQ, Analisis Shift Share dan Analisis Typologi Klassen disertai
dengan metode kuantitatif (perhitungan angka) disertai tabel/diagram/bagan dan metode kualitatif
dengan mendeskripsikan hasil perhitungan/analisis kuantitatif.
BAB V Kesimpulan dan Rekomendasi, merupakan ringkasan singkat serta rekomendasi sesuai
hasil analisis.
DAFTAR PUSTAKA, berisi sumber-sumber literatur yang dipergunakan dalam penyusunan
laporan.
BAB II
GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

2.1 Letak Geografis Wilayah Studi

Gambar 2.1
Peta daerah Kabupaten Kendal
Sumber : kendalkab.go.id
Pusat pemerintahan Kabupaten Kendal berada di Kecamatan Kota Kendal. Beberapa kecamatan
lainnya yang memiliki peran cukup signifikan antara lain Kaliwungu, Weleri dan Cepiring. Jarak terjauh
wilayah Kabupaten Kendal dari barat ke timur adalah sejauh 40 km, sedangkan dari utara ke selatan
sejauh 36 km. Kabupaten Kendal mempunyai luas wilayah sebesar 1.002,23 km² yang terbagi menjadi
20 kecamatan.
2.1.1 Letak Geografis
Kabupaten Kendal terletak pada 109°40'-110°18' Bujur Timur (BT) dan 6°32'-7°24' Lintang
Selatan (LS). Batas wilayah administrasi Kabupaten Kendal meliputi:
- Sebelah Utara : Laut Jawa
- Sebelah Timur : Kota Semarang
- Sebelah Selatan : Kabupaten Semarang dan Kabupaten Temanggung
- Sebelah Barat : Kabupaten Batang

2.1.2 Topografi dan Morfologi Kabupaten Kendal


Secara umum kondisi topografi Kabupaten Kendal dapat dikategorikan dalam 2 (dua) kelompok
yaitu wilayah selatan berupa daerah dataran tinggi dan kaki pegunungan, serta wilayah utara
berupa dataran rendah dan pesisir.
Kabupaten Kendal bagian selatan merupakan daerah dataran tinggi yang terdiri dari perbukitan
dan kaki pegunungan dengan ketinggian antara 10-2.579 meter dpl, meliputi Kecamatan
Plantungan, Pageruyung, Sukorejo, Patean, Boja, Limbangan dan sebagian Kaliwungu.
Kabupaten Kendal bagian Utara merupakan daerah dataran rendah dan pesisir dengan
ketinggian antara 0-10 metel dpl, meliputi Kecamatan Weleri, Rowosari, Kangkung, Cepiring,
Gemuh, Ringinarum, Pegandon, Ngampel, Patebon, Kendal, Brangsong dan Kaliwungu.

2.2 Jumlah Penduduk


Tabel 2.
jumlah penduduk (jiwa) Kabupaten Kendal menurut jenis kelamin tahun 2020
Penduduk Menurut Jenis Kelamin Hasil Sensus
Penduduk (Jiwa)
Kecamatan
Laki-laki Perempuan Laki-Laki + Perempuan

2020 2020 2020


Plantungan 16704 15882 32586
Sukorejo 30871 29528 60399
Pageruyung 18277 17394 35671
Patean 26459 25646 52105
Singorojo 26699 26155 52854
Limbangan 17594 17343 34937
Boja 41455 40988 82443
Kaliwungu 33325 32832 66157
Kaliwungu Selatan 26329 25670 51999
Brangsong 25633 24978 50611
Pegandon 19012 18942 37954
Ngampel 18133 17722 35855
Gemuh 26454 25955 52409
Ringinarum 18710 17910 36620
Weleri 30249 29636 59885
Rowosari 27050 26516 53566
Kangkung 25063 24820 49883
Cepiring 26314 26340 52654
Patebon 30342 29743 60085
Kendal 30122 29710 59832
Kabupaten Kendal 514795 503710 1018505
Sumber : BPS Kota Kendal, 2021

Konsentrasi penduduk tahun 2020 menurut jenis kelamin di Kabupaten Kendal mengalami kenaikan
dan penurunan. Kenaikan penduduk atau jumlah penduduk tertinggi (laki-laki dan perempuan)
terdapat pada Kecamatan Kabupaten Kendal sebesar 1.018.505 jiwa dan kecamatan yang jumlah
penduduknya sedikitadalah Kecamatan Plantungan dengan jumlah penduduk laki-laki dan
perempuan sebesar 32.586 jiwa.

2.3 Penggunaan Lahan


Tabel 2.
jumlah penggunaan lahan Kabupaten Kendal (km²)
Penggunaan Lahan (km2)
Guna Lahan
2018 2019 2020
Tanah Sawah 240.53 240.27 240.88
Tanah Tegalan 224.85 247.35 220.42
Hutan 161.14 139.22 162.64
Perkebunan 78.68 78.68 78.68
Lahan Bukan
248.46 247.58 252.00
Pertanian
Lain-lain 48.57 49.13 47.61
Jumlah 1002.23 1002.23 1002.23
Sumber : BPS Kota Kendal, 2021

Penggunaan lahan di Kabupaten Kendal memiliki luas yang berbeda-beda ditiap fungsi atau guna
lahannya di tahun yang berbeda-beda. Ada beberapa guna lahan yang berada di Kabupaten Kendal
seperti penggunaan lahan untuk tanah sawah, tanah tegalan, hutan, perkebunan, lahan bukan
pertanian dan lain-lainnya. Di tiap penggunaan lahan yang digunakan, jumlah luas lahan dari tahun
2018-2020 memiliki totalan yang tetap atau konstan yaitu 1002.23 km². Penggunaan lahan tertinggi
terdapat pada tahun 2020, pada penggunaan lahan bukan pertanian sebesar 252.00 km² dan
penggunaan lahan terendah terdapat pada tahun 2020, pada penggunaan lahan lan-lain sebesar
47.61 km².

2.4 Kondisi Perekonomian


Kawasan Industri Kendal (KIK) yang terletak di Kecamatan Brangsong, Kabupaten Kendal telah
resmi naik status menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pada 18 Desember 2019 (PP No.
85/2019) dan menjadi proyek strategis nasional (jatengdaily.com). Dengan Kabupaten Kendal yang
sekarang statusnya menjadi KEK memiliki keunggulan untuk menjaring investor-investor untuk
berinvestasi di Kendal menjadi lebih besar dan mendongkrak kinerja ekonomi di Kendal. KEK Kendal
berorientasi ekspor impor, high tech pendukung industri 4.0. Awal 2021 tercatat 66 tenant
berinvestasi di KEK, 16 in operation (dalam operasi), 9 in contruction (dalam konstruksi) dan sisanya
in permit (dalam izin) (Humas KEK, Khairul Imam).Dengan adanya KEK memberikan peluang tidak
saja menggerakkan UMKM, tetapi juga membuka peluang lapangan kerja yang diharapkan
menurunkan angka pengangguran. Adanya KEK bukan tidak mungkin dapat memulihkan kembali
pertumbuhan ekonomi Kendal dari kategori industri.

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kendal mengalami perkembangan sejak tahun 2016 hingga tahun
2020. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kendal dipengaruhi dengan perkembangan yang ada dari
sektor-sektor perekonomian yang menjadi kontributor Produksi Domestik setempat, walaupun di
tahun 2020 Indonesia terkena dampak pandemi Covid-19, sektor-sektor lapangan usaha tetap
berkembang. Selama 5 (lima) tahun terakhir yaitu dari tahun 2016 – 2020 secara singkat dapat dilihat
dari tabel berikut :
Tabel 2.
PDRB Kabupaten Kendal menurut Lapangan Usaha tahun 2016-2020

PDRB Kabupaten Kendal menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2016, 2016-
2020 (Jutaan Rupiah)

LAPANGAN USAHA 2016 2017 2018 2019 2020


Pertanian, Kehutanan, dan
5439635,39 5617425 5784865 6052715 5986492,9
Perikanan
Pertambangan dan Penggalian 221683,34 269651,6 290601,6 307101,6 313608,32
Industri Pengolahan 10505620,5 11076050 11763811 12445172 12338135
Pengadaan Listrik dan Gas 56202,05 58778,9 61548,43 64819,93 64617,01
Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur 21512,95 22520,15 23620,15 24370,15 24881,2
Ulang
Konstruksi 1739413,2 1868908 1991958 2073768 1997248,4
Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda 3200580,71 3378702 3566378 3752648 3608772,1
Motor
Transportasi dan Pergudangan 563781,17 603582,7 642616,6 694461,3 470829,85
Penyediaan Akomodasi dan
886876,39 948148,6 1022049 1107314 1059587,6
Makan Minum
Informasi dan Komunikasi 1060960,28 1199100 1337651 1476151 1679231,1
Jasa Keuangan dan Asuransi 486262,35 511388,4 527539,5 541355,9 550129,03
Real Estate 252709,43 272415,5 287415,5 303365,5 302932,49
Jasa Perusahaan 72210,02 78499,07 85399,07 94039,07 88338,82
Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial 511043,35 523938 541638 561763 559200,8
Wajib
Jasa Pendidikan 609025,27 660174,1 710224,1 763124,1 760627,07
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
166392,66 181985,3 196840,3 209700,3 226845,25
Sosial
Jasa lainnya 345505,86 378508,5 411509 444517 412211,97
PRODUK DOMESTIK REGIONAL
26139415 27649777 29245665 30916386 30443689
BRUTO
Sumber : BPS Kabupaten Kendal, 2021

Perkembangan ekonomi Kabupaten Kendal menurut lapangan usaha atas dasar harga konstan
tahun 2016 -2020 mengalami peningkatan. Pada Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan tahun
2019 mendapatkan harga tertinggi sebesar 6052715,4. Sektor Pertambangan dan Penggalian
mendapatkan nilai tertinggi pada tahun 2020 sebesar 313608,3. Sektor Industri Pengolahan
mendapatkan nilai tertinggi pada tahun 2019 sebesar 12445172,22. Sektor Pengadaan Listrik dan
Gas mendapatkan nilai tertinggi pada tahun 2019 sebesar 64819,93. Sektor Pengadaan Air,
Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang mendapatkan nilai tertinggi pada tahun 2020 sebesar
24881,2. Sektor Konstruksi mendapatkan nilai tertinggi pada tahun 2019 sebesar 2073768. Sektor
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor mendapatkan nilai tertinggi pada
tahun 2019 sebesar 3752648. Sektor Transportasi dan Pergudangan mendapatkan nilai tertinggi
pada tahun 2019 sebesar 694461,3. Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum mendapatkan
nilai tertinggi pada tahun 2019 sebesar 1107314. Sektor Informasi dan Komunikasi mendapatkan
nilai tertinggi pada tahun 2020 sebesar 1679231,1. Sektor Jasa Keuangan dan Asuransi
mendapatkan nilai tertinggi pada tahun 2020 sebesar 550129,03. Sektor Real Estate mendapatkan
nilai tertinggi pada tahun 2019 sebesar 303365,5. Sektor Jasa Perusahaan mendapatkan nilai
tertinggi pada tahun 2019 sebesar 94039,07. Sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib mendapatkan nilai tertinggi pada tahun 2019 sebesar 561763. Sektor Jasa
Pendidikan mendapatkan nilai tertinggi pada tahun 2019 sebesar 763124,1. Sektor Jasa Kesehatan
dan Kegiatan Sosial mendapatkan nilai tertinggi pada tahun 2020 sebesar 226845,25. Dan yang
terakhir, Sektor Jasa lainnya mendapatkan nilai tertinggi pada tahun 2019 sebesar 444517.

Adapun perkembangan ekonomi Provinsi Jawa Tengah menurut lapangan usaha atas dasar harga
konstan tahun 2016-2020 juga mengalami kenaikan dan penurunan. Dalam 5 (lima) tahun terakhir
terdapat data atau tabel PDRB Provinsi Jawa Tengah sebagai
berikut :
Tabel 2.
PDRB Provinsi Jawa Tengah menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2016, 2016-2020
PDRB Provinsi Jawa Tengah menurut Lapangan Usaha
Atas Dasar Harga Konstan 2016, 2016-2020 (Jutaan Rupiah)
LAPANGAN USAHA 2016 2017 2018 2019 2020
Pertanian, Kehutanan, dan
116.331.116,45 118.450.171,80 121.554.478,24 123.195.690,24 126.256.481,72
Perikanan
Pertambangan dan
19.367.597,22 20.356.483,14 20.855.981,92 21.557.115,27 21.385.267,52
Penggalian
Industri Pengolahan 295.960.836,46 308.770.221,90 322.143.287,28 338.820.377,75 326.165.238,58
Pengadaan Listrik dan Gas 928.106,10 976.552,87 1.028.917,24 1.085.272,38 1.104.726,82
Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur 589.805,23 628.207,67 658.880,40 687.508,14 703.223,81
Ulang
Konstruksi 86.589.002,31 92.762.018,26 98.393.741,01 103.262.318,14 99.380.707,83
Perdagangan Besar dan 121.970.807,00 129.133.507,05 136.581.237,15 144.729.667,37 139.226.504,11
Eceran; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor
Transportasi dan
28.097.071,84 29.867.333,04 32.121.009,33 34.848.123,33 23.295.957,45
Pergudangan
Penyediaan Akomodasi dan
26.633.473,81 28.350.128,41 30.660.788,00 33.442.256,07 30.773.744,74
Makan Minum
Informasi dan Komunikasi 35.742.555,91 40.485.502,07 45.500.915,21 50.789.278,30 58.739.211,80
Jasa Keuangan dan Asuransi 23.533.409,64 24.749.918,39 25.635.546,80 26.535.007,28 27.072.388,78
Real Estate 15.831.477,85 16.856.963,15 17.797.501,70 18.782.400,30 18.730.350,95
Jasa Perusahaan 3.032.330,20 3.296.655,45 3.609.297,92 3.989.822,45 3.702.916,29
Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan 22.720.443,65 23.304.537,35 24.137.857,84 25.033.502,31 24.705.572,20
Sosial Wajib
Jasa Pendidikan 31.479.474,13 33.674.587,45 36.286.321,69 39.040.754,78 38.948.070,88
Jasa Kesehatan dan
6.929.495,92 7.525.669,87 8.187.908,80 8.738.367,78 9.454.459,00
Kegiatan Sosial
Jasa lainnya 13.362.350,97 14.561.838,30 15.937.473,33 17.375.656,64 15.984.262,59
PRODUK DOMESTIK
849.099.354,69 893.750.296,17 941.091.143,86 991.913.118,53 965.629.085,07
REGIONAL BRUTO
Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2021

BAB III
TINJAUAN TEORI

3.1. Penentuan Sampel


Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek,
transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek
penelitian (Kuncoro, dikutip dalam Kuncoro, 2003). Populasi dari penelitian ini adalah seluruh
Provinsi di Indonesia. Sedangkan menurut Sugiyono (2005:56) “sampel adalah sebagian dari
sejumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Teknik pengambilan sampel dari
penelitian ini adalah menggunakan teknik purposive sampling, yaitu pengambilan sampel
dengan menggunakan pertimbangan-pertimbangan tertentu dari peneliti.

Faktor Penentu Pemilihan Lokasi Kegiatan antara lain :


Sumber : Materi mata kuliah EWK
Gambar 3.1 Bagan Faktor Penentu Pemilihan Lokasi Kegiatan Berdasarkan Teori Lokasi.
Tabel 3.1
Pengelompokan Teori Lokasi Menurut Tokoh

Sumber : Materi mata kuliah EWK


3.2. Metode Analisis

3.2.1. Analisis LQ
Analisis LQ berguna untuk mengidentifikasi basis ekonomi (sektor basis) suatu
wilayah. Dengan analisis ini dapat diketahui seberapa besar tingkat spesialisasi sektor basis
atau unggulan (leading sector) di suatu wilayah. Data yang digunakan adalah kesempatan
kerja (tenaga kerja) dan PDRB. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah PDRB.
(Emilia, 2006:24).
Pada dasarnya analisis ini hanya membandingkan antara perkembangan sektor di
wilayah analisis dengan wilayah acuan. Jika hasil nya > atau =1 maka sektor tersebut
dianggap sebagai sektor basis, sedangkan jika < 1 maka dinyatakan sebagai sektor non
basis.
Berikut rumus dari LQ

LQr = PDRBir/TPDRBr
PDRBin/TPDRn

Dengan :
i = Sektor ; R = Ragional ; n = Nasional
LQr = Location Quotient daerah r
PDRBir = PDRB sektor i di daerah r
PDRBr = PDRB total daerah r

PDRBin = PDRB sektor i dtingkat nasional n


PDRBn = PDRB total nasional n
LQ ≥ 1 : artinya komoditas itu menjadi basis atau menjadi sumber pertumbuhan.
komoditas
memiliki keunggulan komparatif, hasilnya tidak saja dapat memenuhi kebutuhan di
wilayah bersangkutan akan tetapi juga dapat diekspor ke luar wilayah.
LQ < 1 ; artinya komoditas itu termasuk non-basis. Produksi komoditas di suatu
wilayah tidak
dapat memenuhi kebutuhan sendiri sehingga perlu pasokan atau impor dari luar.

3.2.2. Analisis Shift Share


 Analisis Shift-share merupakan suatu analisis dengan metode yang sederhana dan
sering dilakukan oleh praktisi dan pembuat keputusan baik lokal maupun regional di
seluruh dunia untuk menetapkan target industri/sektor dan menganalisis dampak
ekonomi.
 Analisis Shiftshare memungkinkan pelaku analisis untuk dapat mengidentifikasi
keunggulan daerahnya dan menganalisis industri/sektor yang menjadi dasar
perekonomian daerah.
 Analisis Shift-share juga merupakan suatu analisis yang dilakukan untuk mengetahui
perubahan dan pergeseran sektor atau industri pada perekonomian regional maupun
local.
 Analisis Shift-share menggambarkan kinerja sektor-sektor di suatu wilayah dibandingkan
dengan perekonomian nasional.
 Variabel atau data yang dapat digunakan dalam analisis adalah tenaga kerja atau
kesempatan kerja, nilai tambah, pendapatan, Pendapatan Regional Domestik Bruto
(PDRB), jumlah penduduk, dan variabel lain dalam kurun waktu tertentu.
 Dalam analisis Shift-share, perubahan ekonomi ditentukan oleh tiga komponen sebagai
berikut.
1. pertumbuhan ekonomi nasional (national growth)
2. bauran industri (industry mix)
3. regional share
 Keunggulan analisis Shift- share antara lain (Stevens B.H. dan
Moore dalam Modul Isian Daerah untuk SIMRENAS):

1. Analisis Shift-share tergolong sederhana. Namun demikian, dapat memberikan gambaran


mengenai perubahan struktur ekonomi yang terjadi.
2. Memungkinkan seorang pemula mempelajari struktur perekonomian dengan cepat.
3. Memberikan gambaran pertumbuhan ekonomi dan perubahan struktur dengan cukup
akurat.
 Kelemahan Analisis Shift-share
1. Hanya dapat digunakan untuk analisis ex-post.

2. Masalah benchmark berkenaan dengan homothetic change, apakah t atau (t+1) tidak
dapat dijelaskan dengan baik.
3. Ada data periode waktu tertentu di tengah periode pengamatan yang tidak terungkap.
4. Analisis ini membutuhkan analisis lebih lanjut apabila digunaka untuk peramalan,
mengingat bahwa regional shift tidak konstan dari suatu periode ke periode lainnya.
5. Tidak dapat dipakai untuk melihat keterkaitan antar sektor.
6. Tidak ada keterkaitan antardaerah.

MODEL ANALISIS SHIF SHARE


Dalam beberapa penelitian, analisis ini digunakan untuk:
 identifikasi sektor/wilayah yang lamban atau cepat pertumbuhannya
 identifikasi komponen pertumbuhan wilayah
 menduga dampak kebijakan wilayah pada ketenagakerjaan atau
produksi Inti analisis :
 Mengukur perubahan berbagai indikator suatu kegiatan (ekonomi atau lainnya) pada
dua titik waktu (tahun dasar dan tahun akhir analisis), misalnya produksi (PDB atau
PDRB) dan jumlah tenaga kerja
 Data PDB atau PDRB yang digunakan pada 2 titik waktu harus didasarkan pada
harga konstan tahun yang sama (ADH konstan).

Secara ringkas, dengan analisis Shift-share dapat dijelaskan bahwa perubahan suatu
variabel regional suatu sektor di suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu dipengaruhi oleh
pertumbuhan nasional, bauran industri, dan keunggulan kompetitif (Bendavid-Val, 1983;
Hoover, 1984).
Analisis ini bertolak pada asumsi bahwa pertumbuhan sektor daerah sama dengan pada
tingkat wilayah acuan, membagi perubahan atau pertumbuhan kinerja ekonomi daerah (lokal)
dalam tiga komponen :
 Komponen Pertumbuhan Wilayah Acuan (KPN), yaitu mengukur kinerja perubahan
ekonomi pada perekonomian acuan. --> daerah yang bersangkutan tumbuh karena
dipengaruhi oleh kebijakan wilayah acuan secara umum. ( N)
 Komponen Pertumbuhan Proporsional (KPP), yaitu mengukur perbedaan
pertumbuhan sektor-sektor ekonomi acuan dengan pertumbuhan agregat. Apabila
komponen ini pada salah satu sektor wilayah acuan bernilai positif, berarti sektor
tersebut berkembang dalam perekonomian acuan. Sebaliknya jika negatif, sektor
tersebut menurun kinerjanya. (M)
 Komponen Pergeseran atau Pertumbuhan Pangsa Wilayah (KPPW), yaitu mengukur
kinerja sektor-sektor lokal terhadap sektor-sektor yang sama pada perekonomian
 Apabila komponen ini pada salah satu sektor positif, maka daya saing sektor lokal
meningkat dibandingkan sektor yang sama pada ekonomi acuan, dan apabila negatif
terjadi sebaliknya. (C)

RUMUS SHIFT SHARE

Dij = Nij + Mij + Cij


Keterangan :
 Dij: perubahan/pergeseran suatu variabel wilayah sektor i di wilayah j dalam kurun
waktu tertentu
 Nij: komponen pertumbuhan nasional sektor i di wilayah j
 Mij: bauran industri sektor i di wilayah j
 Cij: keunggulan kompetitif sektor i di wilayah j

 Dij = Nij + Mij + Cij (1)


 Dij = E*ij – Eij (2)
 Nij = Eij.rn (3)
 Mij = Eij (rin – rn) (4)
 Cij = Eij (rij – rin) (5)
Masing-masing laju pertumbuhan didefinisikan sebagai berikut.
1. mengukur laju pertumbuhan sektor i di wilayah j
rij = (E*ij – Eij)/Eij (6)
2. mengukur laju pertumbuhan sektor i perekonomian nasional
rin = (E*in – Ein)/Ein (7)
3. mengukur laju pertumbuhan nasional
rn = (E*n – En)/En (8)
 Dij = Eij.rn + Eij(rin – rn) + Eij(rij – rin) (9)
3.2.3. Analisis Typologi klassen

Analisis ini digunakan untuk mengetahui pola dan struktur pertumbuhan masing-
masing sektor ekonomi. Hasil analisis ini dapat melengkapi hasil analisis LQ dengan
menggunakan MATRIKS KLASSEN. Dalam matriks klassen sektor-sektor perekonomian
diklasifikasikan ke dalam 4 typologi yakni dapat dikelompokkan menjadi empat Kuadran,
yaitu:
Kuadran 1 = Sektor maju dan cepat tumbuh
Kuadran 2 = Sektor berkembang cepat
Kuadran 3 = Sektor maju namun tertekan
Kuadran 4 = Sektor relatif tertinggal
a. Daerah cepat maju dan cepat tumbuh yang berarti memiliki tingkat pertumbuhan
ekonomi dan pendapatan per kapita lebih tinggi dibanding rata-rata provini/nasional
(wonosobo)
b. Daerah maju tapi tertekan yang berarti memiliki pendapatan perkapita lebih tinggi
tetapi tingkat pertumbuhan ekonominya lebih rendah dibanding rata-rata provinsi.
c. Daerah berkembang cepat yang berarti memiliki tingkat pertumbuhan tinggi tetapi
tingkat pendapatan per kapita lebih randah dibanding ratarata provinsi.
d. Daerah relatif tertinggal yang berarti memilikitingkat pertumbuhan ekonomi dan
pendapatan per kapita lebih rendah dibanding rata-rata provinsi.

Analisis typologi klassen tergolong sederhana. Analisis ini bisa digunakan untuk
melengkapi analisis LQ, Jika dalam analisis LQ output yang dihasilkan adalah dalam bentuk
pemetaan sektor basis dan non basis maka dalam analisis typologi klassen outputnya berupa
pemetaan sektor2 yang disebut dengan kuadran klassen.

Gambar 3.2 Typologi klassen

Keterangan:
ri : Laju pertumbuhan PDRB Daerah i
rn: Laju pertumbuhan PDRB Nasional
Yi : Pendapatan per kapita Daerah i
Yn: Pendapatan per kapita Nasional
BAB IV
ANALISIS

4.1 Analisis LQ (Location Qoutient)


4.1.1 Metode Analisis LQ (Location Quotient)
Metode Location Quotient (LQ) adalah metode yang membandingkan porsi lapangan
kerja/jumlah produksi/nilai tambah untuk sektor tertentu di suatu wilayah dibandingkan
dengan porsi lapangan kerja/jumlah produksi/nilai tambah untuk sektor yang sama
secara nasional. Teknik LQ merupakan salah satu pendekatan yang umum digunakan
dalam model ekonomi basis sebagai langkah awal untuk memahami sektor kegiatan
yang menjadi pemacu pertumbuhan. Adapun rumus untuk menghitung LQ adalah
sebagai berikut :

Gambar 4.
Rumus Analisis LQ
Sumber : Penulis, diolah

1. Jika nilai LQ < 1, maka sektor yang bersangkutan kurang terspesialisasi


dibanding sektor yang sama di tingkat daerah tertentu, sehingga disebut sektor
Non Basis.
2. Jika nilai LQ > 1, sektor yang bersangkutan lebih terspesialisasi dibanding
sektor yang sama di tingkat daerah tertentu, sehingga disebut sektor Basis.
3. Jika nilai LQ = 1, maka sektor tersebut hanya cukup memenuhi kebutuhan di
daerahnya saja.

Metode LQ merupakan metode yang mampu menunjukkan adanya keunggulan


komparatif hanya bagi sektor-sektor yang telah berkembang. Analisis LQ memang
sangat sederhana dan tidak memiliki manfaat terlalu besar karena hanya dapat
menunjukkan sektorbasis dan non basis dari sebuah sektor suatu wilayah.

4.1.2 Hasil Analisis LQ


Dari tabel 2… (PDRB Kabupaten Kendal menurut Lapangan Usaha tahun 2016-2020)
dan tabel 2… (PDRB Provinsi Jawa Tengah menurut Lapangan Usaha Atas Dasar
Harga Konstan 2016, 2016-2020), maka didapatkan hasil analisis LQ Kabupaten
Kendal dan Provinsi Jawa Tengah sebagai berikut :

Tabel 4.
Hasil Analisis LQ
HASIL ANALISIS LQ
a. LAPANGAN USAHA RATA- KETERANGA
2016 2017 2018 2019 2020
RATA N
Pertanian, Kehutanan, dan 1,53 1,50
1,52 1,53 1,58 1,5327 BASIS
Perikanan 3 4
0,42 0,46
Pertambangan dan Penggalian 0,37 0,45 0,46 0,4341 NON BASIS
8 5
Industri Pengolahan 1,15 1,16 1,18 1,18 1,2 1,1732 BASIS
1,94 1,85
Pengadaan Listrik dan Gas 1,97 1,92 1,92 1,9218 BASIS
6 5
Pengadaan Air, Pengelolaan 1,15 1,12
1,18 1,15 1,14 1,1513 BASIS
Sampah, Limbah dan Daur Ulang 9 2
0,65 0,63
Konstruksi 0,65 0,65 0,64 0,6474 NON BASIS
1 7
Perdagangan Besar dan Eceran;
0,84 0,82
Reparasi Mobil dan Sepeda 0,85 0,84 0,83 0,8385 NON BASIS
6 2
Motor
0,65 0,64
Transportasi dan Pergudangan 0,65 0,64 0,64 0,6458 NON BASIS
3 1
Penyediaan Akomodasi dan 1,08 1,09
1,08 1,07 1,06 1,078 BASIS
Makan Minum 1 2
0,95 0,90
Informasi dan Komunikasi 0,96 0,95 0,93 0,9414 NON BASIS
7 7
0,66 0,64
Jasa Keuangan dan Asuransi 0,67 0,66 0,65 0,6601 NON BASIS
8 5
Real Estate 0,52 0,52 0,52 0,52 0,51 0,5183 NON BASIS
2 3
0,75
Jasa Perusahaan 0,77 0,77 0,76 0,76 0,7635 NON BASIS
7
Administrasi Pemerintahan,
0,72 0,71
Pertahanan dan Jaminan Sosial 0,73 0,72 0,72 0,7235 NON BASIS
7 8
Wajib
0,63 0,61
Jasa Pendidikan 0,63 0,63 0,63 0,6277 NON BASIS
4 9
Jasa Kesehatan dan Kegiatan 0,78 0,76
0,78 0,77 0,77 0,7732 NON BASIS
Sosial 2 1
0,81
Jasa lainnya 0,84 0,84 0,83 0,82 0,8299 NON BASIS
8
Sumber : Penulis, diolah
ContohRumus :
Kab . Kendal Sektor Pertanian2016 :Total PDRB Kab . Kendal tahun 2016
=( )
Provinsi JaTeng Sektor Pertanian :Total PDRB Prov Jateng 2016

Hasil analisis LQ Kabupaten Kendal menunjukkan beberapa sektor dengan keterangan basis
dan non basis. Dimana Basis adalah kegiatan yang berorientasi eksport, semua kegiatan
baik penghasil produk/jasa yang mendatangkan uang dari luar wilayah. Sedangkan Non
Basisadalah semua kegiatan yang tidak berorientasi eksport/hanya untuk memenuhi
konsumsi lokal.
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat diidentifikasikan sektor-sektor di Kabupaten Kendal
tahun 2016-2020, sebagai berikut :
 LQ > 1 : terdapat lima sektor dengan kategori kegiatan Basis. Nilai rata-rata terbesar
baik pada sektor PDRB maupun pada kategori kegiatan Basis yaitu pada
sektor Pengadaan listrik dan gas dengan nilai rata-rata LQ sebesar 1,92;
dilanjutkan dengan sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan dengan rata-
rata LQ sebesar 1,53; sektor Industri Pengolahan rata-rata LQ 1,17; sektor
Pengadaan Air , Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang dengan rata-
rata LQ sebesar 1,15; terakhir sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan
Minum dengan rata-rata LQ sebesar 1,07.
 LQ < 1 : terdapat dua belas sektor termasuk ke dalam kategori kegiatan Non Basis.
Sektor Pertambangan dan Penggalian nilai rata-rata LQ sebesar 0,43;
Sektor Real Estate rata-rata LQ sebesar 0,52; Sektor Pertahanan dan
Jaminan Sosial rata-rata nilai LQ sebesar 0,63; Sektor Konstruksi rata-rata
nilai LQ sebesar 0,65; Sektor Transportasi dan Pergudangan rata-rata nilai
LQ sebesar 0,65; Sektor Jasa Keuangan dan Asuransi rata-rata nilai LQ
sebesar 0,66; Sektor Administrasi Pemerintah rata-rata nilai LQ sebesar
0,72; Sektor Jasa Perusahaan rata-rata nilai LQ 0,76; Sektor Jasa
Kesehatan dan Kegiatan Sosial rata-rata LQ 0,77; Sektor Jasa lainnya rata-
rata nilai LQ sebesar 0,83; Sektor Perdagangan Besar dan Eceran;Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor rata-rata nilai LQ 0,84 dan yang terakhir Sektor
Informasi dan Komunikasi dengan nilai rata-rata LQ sebesar 0,94.

4.2 Analisis Shift Share


4.2.1 Metode Analisis Shift share
Shift share digunakan untuk menganalisis dan mengetahui pergeseran dan peranan
perekonomlan di suatu daerah. Metode itu digunakan untuk mengkaji pergeseran
struktur perekonomian daerah dalam kaitannya dengan peningkatan perekonomian
daerah yang bertingkat lebih tinggi. Perekonomian daerah yang didominasi oleh
sektor yang lamban pertumbuhannya akan tumbuh di bawah tingkat pertumbuhan
perekonomian daerah di atasnya. Dalam analisis shift-share kali ini, data yang
digunakan adalah :
1. PDRB Kabupaten Kendal tahun 2016 dan 2020; dan
2. PDRB Provinsi Jawa Tengah tahun 2016 dan 2020.
Beriikut adalah tabel PDRB Kabupaten Kendal dan Prrovinsi Jawa Tengah tahun
2016 dan 2020 disertai dengan hasil perhitungan ri, Ri dan Ra:
Tabel 4.
Data Perhitungan ri,Ri, dan Ra
Kabupaten Kendal dan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 dan 2020

Kabupaten Kendal
Sektor PDRB 2016 PDRB 2020 PD
yo yt
A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 5439635,39 5986492,88 116
B. Pertambangan dan Penggalian 221683,34 313608,32 19
C. Industri Pengolahan 10505620,53 12338134,7 295
D. Pengadaan Listrik dan Gas 56202,05 64617,01
E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 21512,95 24881,2
F. Konstruksi 1739413,2 1997248,35 86
G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 3200580,71 3608772,06 121
H. Transportasi dan Pergudangan 563781,17 470829,85 28
I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 886876,39 1059587,63 26
J. Informasi dan Komunikasi 1060960,28 1679231,1 35
K. Jasa Keuangan dan Asuransi 486262,35 550129,03 23
L. Real Estate 252709,43 302932,49 15
M,N. Jasa Perusahaan 72210,02 88338,82 3
O. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 511043,35 559200,8 22
P. Jasa Pendidikan 609025,27 760627,07 31
Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 166392,66 226845,25 6
R,S,T,U. Jasa lainnya 345505,86 412211,97 13
Total 26139414,95 30443688,53 849
Sumber : Penulis, diolah
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, terlihat bahwa semua sektor dalam PDRB
mengalami peningkatan. Hal ini tentunya menjadi sesuatu yang positif bagi Kabupaten
Kendal karena akan memicu pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kendal. Untuk
mendapatkan nilai ri, Ri dan Ra digunakan rumus sebagai berikut:
1. Untuk mendapatkan nilai ri :
yit
ri=
yio
Dimana :
yit = indikator ekonomi sektor i di Kabupaten Kendal tahun 2016
yio = indikator ekonomi sektor i di Kabupaten Kendal tahun 2020

2. Untuk mendapatkan nilai Ri :


Yit
Ri=
Yio
Dimana :
Yit = indikator ekonomi sektor i di Provinsi Jawa Tengah tahun 2016
Yio = indikator ekonomi sektor i di Provinsi Jawa Tengah tahun 2020

3. Untuk mendapatkan nilai Ra :


Yt
Ra=
Yo

Dimana :
Yt = indikator ekonomi di Prov. Jawa Tengah tahun 2016
Yo = indikator ekonomi di Prov. Jawa Tengah tahun 2020

Di bawah ini adalah tabel hasil perhitungan KPN (Komponen Pertumbuhan Nasional),
KPP (Komponen Pertumbuhan Proporsional) dan KPPW (Komponen Pertumbuhan Pangsa
Wilayah) :
Tabel 4.
Data Perhitungan KPN, KPP, KPPW dan Pertumbuhan Ekonomi

KPN KPP KP
Sektor
Ra-1 Ri-Ra ri
A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 19,62% -11,09%
B. Pertambangan dan Penggalian 19,62% -9,20%
C. Industri Pengolahan 19,62% -9,42%
D. Pengadaan Listrik dan Gas 19,62% -0,59%
E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 19,62% -0,39%
F. Konstruksi 19,62% -4,85%
G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 19,62% -5,47%
H. Transportasi dan Pergudangan 19,62% -36,71%
I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 19,62% -4,08%
J. Informasi dan Komunikasi 19,62% 44,72%
K. Jasa Keuangan dan Asuransi 19,62% -4,58%
L. Real Estate 19,62% -1,31%
M,N. Jasa Perusahaan 19,62% 2,49%
O. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 19,62% -10,88%
P. Jasa Pendidikan 19,62% 4,10%
Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 19,62% 16,82%
R,S,T,U. Jasa lainnya 19,62% 0,00%
Sumber : Penulis, diolah

Nilai PE (Pertumbuhan Ekonomi) di atas, didapatkan dengan menggunakan rumus:


PE = KPN + KPP + KPPW
= (Yt/Yo – 1) + (Yit / Yio - Yt/Yo) + (yit / yio - Yit/Yio)
= [Ra – 1] + [ Ri - Ra ] + [ri - Ri]
Dimana
PE = pertumbuhan ekonomi wilayah lokal
Yt = indikator ekonomi di Prov. Jawa Tengah tahun 2016
Yo = indikator ekonomi di Prov. Jawa Tengah tahun 2020
Yit = indikator ekonomi sektor i di Provinsi Jawa Tengah tahun 2016
Yio = indikator ekonomi sektor i di Provinsi Jawa Tengah tahun 2020
yit = indikator ekonomi sektor i di Kabupaten Kendal tahun 2016
yio = indikator ekonomi sektor i di Kabupaten Kendal tahun 2020

Dari hasil perhitungan tersebut, terlihat bahwa pertumbuhan ekonomi tertinggi berada
pada sektor Informasi dan Komunikasi sebesar 58.27% dan pertumbuhan ekonomi terendah
terletak pada sektor Transportasi dan Pergudangan sebesar -16.49%. Berdasarkan tabel
tersebut, berikut adalah gambar hubungan 3 komponen yang berperan dalam perrtumbuhan
suatu sektor.

Gambar 4.
Komponen Pertumbuhan Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

Komponen Pertumbuhan Nasional (KPN)


= 19,62%
PERTUMBUHAN SEKTOR Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

Komponen Pertumbuhan Proporsional (KPP)


Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah (KPPW)
= - 11,09% = - 1,52%

Sumber : Penulis, diolah

Gambar 4.

Komponen Pertumbuhan Sektor Pertambangan dan Penggalian

Komponen Pertumbuhan Nasional (KPN)


= 19,62%

PERTUMBUHAN SEKTOR PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN

Komponen Pertumbuhan Proporsional (KPP)


Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah (KPPW)
= -9,20% = 31,05%

Sumber : Penulis, diolah

Gambar 4.
Komponen Pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan
Komponen Pertumbuhan Nasional (KPN)
= 19,62%

PERTUMBUHAN SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN

Komponen Pertumbuhan Proporsional (KPP)


Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah (KPPW)
= -9,42% = 7,24%

Sumber : Penulis, diolah

Gambar 4.
Komponen Pertumbuhan Sektor Listrik, Gas dan Air bersih

Komponen Pertumbuhan Nasional (KPN)


= 19,62%

PERTUMBUHAN SEKTOR LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH

Komponen Pertumbuhan Proporsional (KPP)


Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah (KPPW)
= -0,59% = -4,06%

Sumber : Penulis, diolah

Gambar 4.
Komponen Pertumbuhan Sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

Komponen Pertumbuhan Nasional (KPN)


= 19,62%

PERTUMBUHAN SEKTOR Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

Komponen Pertumbuhan Proporsional (KPP) Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah (KPPW)


= -0,39% = -3,57%

Sumber : Penulis, diolah


Gambar 4.
Komponen Pertumbuhan Sektor Konstruksi

Komponen Pertumbuhan Nasional (KPN)


= 19,62%

PERTUMBUHAN SEKTOR Konstruksi

Komponen Pertumbuhan Proporsional (KPP)


Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah (KPPW)
= -4,85% = 0,05%
1,48%

Sumber : Penulis, diolah

Gambar 4.
Komponen Pertumbuhan Sektor Perdagangan Besar dan Eceran

Komponen Pertumbuhan Nasional (KPN)


= 19,62%

PERTUMBUHAN SEKTOR Perdagangan Besar dan Eceran

Komponen Pertumbuhan Proporsional (KPP)


Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah (KPPW)
= -5,47% = -1,39%

Sumber : Penulis, diolah

Gambar 4.
Komponen Pertumbuhan Sektor Transportasi dan Pergudangan

Komponen Pertumbuhan Nasional (KPN)


= 19,62%

PERTUMBUHAN SEKTOR Transportasi dan Pergudangan

Komponen Pertumbuhan Proporsional (KPP)


Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah (KPPW)
= -36,71% = 0,60%
-5,47%
Sumber : Penulis, diolah

Gambar 4.
Komponen Pertumbuhan Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

Komponen Pertumbuhan Nasional (KPN)


= 19,62%

PERTUMBUHAN SEKTOR
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

Komponen Pertumbuhan Proporsional (KPP) Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah (KPPW)


= -4,08% = 3,93%

Sumber : Penulis, diolah

Gambar 4.
Komponen Pertumbuhan Sektor Informasi dan Komunikasi

Komponen Pertumbuhan Nasional (KPN)


= 19,62%

PERTUMBUHAN SEKTOR
Informasi dan Komunikasi

Komponen Pertumbuhan Proporsional (KPP)


Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah (KPPW)
= 44,72% = -6,07%
Sumber : Penulis, diolah

Gambar 4.
Komponen Pertumbuhan Sektor Jasa Keuangan dan Asuransi

Komponen Pertumbuhan Nasional (KPN)


= 19,62%

PERTUMBUHAN SEKTOR
Jasa Keuangan dan Asuransi

Komponen Pertumbuhan Proporsional (KPP) Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah (KPPW)


= -4,58% = -1,90%

Sumber : Penulis, diolah

Gambar 4.
Komponen Pertumbuhan Sektor Real Estate

Komponen Pertumbuhan Nasional (KPN)


= 19,62%

PERTUMBUHAN SEKTOR
Jasa Keuangan dan Asuransi

Komponen Pertumbuhan Proporsional (KPP) Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah (KPPW)


= -1,31% = 1,56%
Sumber : Penulis, diolah

Gambar 4.
Komponen Pertumbuhan Sektor Jasa Perusahaan

Komponen Pertumbuhan Nasional (KPN)


= 19,62%

PERTUMBUHAN SEKTOR
Jasa Perusahaan

Komponen Pertumbuhan Proporsional (KPP) Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah (KPPW)


= 2,49% = 0,22%

Sumber : Penulis, diolah

Gambar 4.
Komponen Pertumbuhan Sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

Komponen Pertumbuhan Nasional (KPN)


= 19,62%

PERTUMBUHAN SEKTOR
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
Komponen Pertumbuhan Proporsional (KPP) Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah (KPPW)
= -10,88% = 0,69%

Sumber : Penulis, diolah

Gambar 4.
Komponen Pertumbuhan Sektor Jasa Pendidikan

Komponen Pertumbuhan Nasional (KPN)


= 19,62%

PERTUMBUHAN SEKTOR
Jasa Pendidikan

Komponen Pertumbuhan Proporsional (KPP) Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah (KPPW)


= - 4,10% = 1,17%

Sumber : Penulis, diolah


Gambar 4.
Komponen Pertumbuhan Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

Komponen Pertumbuhan Nasional (KPN)


= 19,62%

PERTUMBUHAN SEKTOR
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

Komponen Pertumbuhan Proporsional (KPP) Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah (KPPW)


Sumber : Penulis, diolah

Gambar 4.
Komponen Pertumbuhan Sektor Jasa lainnya

Komponen Pertumbuhan Nasional (KPN)


= 19,62%

PERTUMBUHAN SEKTOR
Jasa lainnya

Komponen Pertumbuhan Proporsional (KPP) Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah (KPPW)


= 0,00% = -0,31%

Sumber : Penulis, diolah

Berikut ini adalah hasil perhitungan Pergeseran Bersih (PB) untuk mengetahui sektor yang progresif
dan sektor yang mundur:
Tabel 4.
Data Perhitungan Pergeseran Bersih
Sektor KPP KPP
A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan -11,00%
B. Pertambangan dan Penggalian -9,00%
C. Industri Pengolahan -9,00%
D. Pengadaan Listrik dan Gas -1,00%
E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,00%
F. Konstruksi -5,00%
G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor -5,00%
H. Transportasi dan Pergudangan -37,00%
I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum -4,00%
J. Informasi dan Komunikasi 45,00%
K. Jasa Keuangan dan Asuransi -5,00%
L. Real Estate -1,00%
M,N. Jasa Perusahaan 2,00%
O. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib -11,00%
P. Jasa Pendidikan 4,00%
Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 17,00%
R,S,T,U. Jasa lainnya 0,00%
Sumber : Penulis, diolah

Keterangan :
Jika PB ≥ 0 à sektor tersebut progresif
Jika PB < 0 à sektor tersebut mundur
Dilihat dari hasil perhitungan pergeseran bersih, sektor di Kabupaten Kendal yang progresif
adalah Pertambangan dan Penggalian; Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum; Informasi dan
Komunikasi; Jasa Perusahaan; Jasa Pendidikan; Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial serta Jasa lainnya.
Sedangkan, untuk sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan; Industri Pengolahan; Pengadaan
Listrik dan Gas; Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang; Konstruksi;
Perdagangan Besar dan Eceran; Transportasi dan Pergudangan; Jasa Keuangan dan Asuransi;
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib termasuk ke dalam sektor yang
mundur.

4.3 Analisis Typologi Klassen


4.3.1 Metode Analisis Typologi Klassen
Typologi Klassen merupakan metode yang digunakan untuk mengidentifikasi dan
menganalisis sektor, subsektor, usaha/industri, atau komoditas unggulan atau prioritas
suatu daerah. Dalam analisis Klassen ini akan diperoleh informasi perbandingan antara
kontribusi dan pertumbuhan sektor maupun subsektor ekonomi.

Tabel 4.
Klasifikasi Typologi Klassen
Rerata Kontribuksi
Sektoral Terhadap Y sektor > Y
Rerata Laju PDRB Y sektor < Y PDRB
Pertumbuhan PDRB
Sektoral
Kuadran 2
Kuadran 1
R sektor > r PDRB Sektor
Sektor Prima
Berkembang
Kuadran 3
Kuadran 4
R sektor < r PDRB Sektor
Sektor Terbelakang
Potensial
Sumber : Penulis, diolah

Keterangan :
Y sektor = nilai kontribusi sektor ke i
Y PDRB = rata-rata PDRB
R sektor = laju pertumbuhan sektor ke i
r PDRB = laju pertumbuhan PDRB

Dikategorikan lagi dalam 4 kategori yaitu sebagai berikut :


 Kuadran 1 : Daerah cepat maju dan cepat tumbuh yaitu daerah yang
memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi dan tingkat pendapatan
yang lebih tinggi dibanding rata-rata kabupaten/kota.
 Kuadran 2 :Daerah berkembang yaitu daerah yang memiliki tingkat
pertumbuhan tinggi tetapi tingkat pendapatan perkapita lebih
rendah dibanding rata-rata kabupaten/kota.
 Kuadran 3 : Daerah maju tapi tertekan, yaitu daerah yang memiliki
pendapatan perkapita lebih tinggi, tetapi tingkat pertumbuhan
ekonominya lebih rendah dibanding dengan rata-rata
kabupaten/kota.
 Kuadran 4 : Daerah relatif tertinggal yaitu daerah yang memiliki tingkat
pertumbuhan dan pendapatan perkapita yang lebih rendahdibanding
dengan rata-rata kabupaten/kota.

Typologi Klassen juga merupakan salah satu alat analisis ekonomi regional, yaitu alat
analisis yang digunakan untuk mengetahui gambaran tentang pola dan struktur
pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Pada pengertian ini, Typologi Klassen dilakukan
dengan membandingkan pertumbuhan ekonomi dengan pertumbuhan ekonomi daerah
yang menjadi acuan atau nasional dan membandingkan pertumbuhan PDRB per kapita
daerah dengan PDRB per kapita daerah yang menjadi acuan atau PDRB perkapita
secara nasional.

4.3.2 Hasil Analisis Typologi Klassen


 Laju Pertumbuhan Sektor (ri) Terhadap PDRB Kabupaten Kendal
Tabel 4.
Laju Pertumbuhan Sektor (ri) Terhadap PDRB Kabupaten Kendal
Sumber : Penulis, diolah
Contoh Rumus :
Laju Pertumbuhan Sektor (ri) Terhadap PDRB Kab. Kendal
Sektor PDRB Rerata
2017 2018 2019 2020
A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 0,00643007 0,005725293 0,00866369 -0,002175246 0,004660952
B. Pertambangan dan Penggalian 0,001734851 0,000716345 0,000533698 0,00021373 0,000799656
C. Industri Pengolahan 0,020630544 0,023516663 0,02203884 -0,003515918 0,015667532
D. Pengadaan Listrik dan Gas 9,3196E-05 9,46988E-05 0,000105818 -6,66542E-06 7,17618E-05
E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 3,64271E-05 3,76124E-05 2,4259E-05 1,67867E-05 2,87713E-05
F. Konstruksi 0,004683407 0,004207461 0,00264617 -0,002513493 0,002255886
G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 0,006442052 0,006417226 0,00602496 -0,004725971 0,003539567
H. Transportasi dan Pergudangan 0,001439488 0,00133469 0,001676932 -0,00734574 -0,000723657
I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0,002216012 0,00252687 0,002757923 -0,001567682 0,001483281
J. Informasi dan Komunikasi 0,004996057 0,004737487 0,004479825 0,006670677 0,005221011
K. Jasa Keuangan dan Asuransi 0,000908726 0,000552255 0,000446898 0,000288174 0,000549013
L. Real Estate 0,000712702 0,000512897 0,000515908 -1,4223E-05 0,000431821
M,N. Jasa Perusahaan 0,000227454 0,000235932 0,000279463 -0,000187239 0,000138903
O. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 0,000466356 0,000605218 0,000650949 -8,41619E-05 0,00040959
P. Jasa Pendidikan 0,001849881 0,001711365 0,001711067 -8,20203E-05 0,001297573
Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,000563932 0,000507939 0,000415961 0,000563171 0,00051275
R,S,T,U. Jasa lainnya 0,001193594 0,001128389 0,001067654 -0,001061139 0,000582124
PDRB 0,054624749 0,054568343 0,054040014 -0,01552696 0,036926536

( PDRB sektor pertaniantahun 2017−PDRB sektor pertanian tahun 2016)


= (ri)
PDRB sektor pertanian tahun 2017
Kabupaten Kendal

Laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kendal dari tahun 2017 hingga 2020 pada
sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan mengalami peningkatan pada tahun
2019 sebesar 0,00866369. Kemudian pada sektor Pertambangan dan Penggalian
mengalami peningkatan pada tahun 2018 sebesar 0,000716345.
Pada sektor Industri Pengolahan mengalami penurunan pada tahun 2020 sebesar -
0,003515918. Pada sektor Pengadaan Listrik dan Gas mengalami penurunan pada
tahun 2020 sebesar -6,66542E-06. Pada sektor Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur Ulang mengalami penurunan pada tahun 2020 sebesar
1,67867E-05.
Pada sektor Konstruksi mengalami penurunan pada tahun 2020 sebesar -
0,002513493. Pada sektorPerdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor mengalami penurunan pada tahun 2020 sebesar -0,004725971. Pada
sektor Transportasi dan Pergudangan mengalami peningkatan pada tahun 2019
sebesar 0,001676932 dan mengalami penurunan pada tahun 2020 sebesar -
0,00734574.
Pada sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum mengalami peningkatan
pada tahun 2019 sebesar 0,002757923dan mengalami penurunan pada tahun 2020
sebesar-0,001567682. Pada sektor Informasi dan Komunikasi mengalami
peningkatan pada tahun 2020 sebesar 0,006670677. Pada sektor Jasa Keuangan
dan Asuransi mengalami penurunan pada tahun 2020 sebesar 0,000288174.
Pada sektorReal Estate mengalami penurunan pada tahun 2020 sebesar -1,4223E-
05. Pada sektorJasa Perusahaan mengalami peningkatan pada tahun 2019
sebesar0,000279463dan mengalami penurunan pada tahun 2020 sebesar -
0,000187239. Pada sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan
Sosial Wajib mengalami peningkatan pada tahun 2019 sebesar0,000650949 dan
mengalami penurunan pada tahun 2020 sebesar-8,41619E-05.
Pada sektor Jasa Pendidikan mengalami penurunan pada tahun 2020 sebesar-
8,20203E-05. Pada sektorJasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial mengalami
penurunan pada tahun 2020 sebesar0,000563171. Pada sektor Jasa lainnya
mengalami penurunan pada tahun 2020 sebesar-0,001061139. Dari Produk
Domestik Regional Bruto tahun 2020 paling banyak mengalami penurunan yaitu
sebesar -0,0155269.

 Proporsi Kontribusi Sektor (yi) Terhadap PDRB Kabupaten Kendal


Tabel 4.
Proporsi Kontribusi Sektor (yi) Terhadap PDRB Kabupaten Kendal

PROPORSI KONTRIBUSI SEKTOR (yi)


Sektor PDRB TERHADAP PDRB KAB. KENDAL Rerata

2016 2017 2018 2019 2020


0,197
0,2081 0,2032 0,1958 0,1966 0,2003
A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 8
0,009
0,0085 0,0098 0,0099 0,0103 0,0097
B. Pertambangan dan Penggalian 9
0,402
0,4019 0,4006 0,4025 0,4053 0,4025
C. Industri Pengolahan 2
0,002
D. Pengadaan Listrik dan Gas 0,0022 0,0021 0,0021 0,0021 0,0021
1
E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah 0,000
0,0008 0,0008 0,0008 0,0008 0,0008
dan Daur Ulang 8
0,068
0,0665 0,0676 0,0671 0,0656 0,067
F. Konstruksi 1
G. Perdagangan Besar dan Eceran; 0,121
0,1224 0,1222 0,1214 0,1185 0,1213
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 9
H. Transportasi dan Pergudangan 0,0216 0,0218 0,022 0,0225 0,0155 0,0207
0,034
I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0,0339 0,0343 0,0358 0,0348 0,0348
9
0,045
0,0406 0,0434 0,0477 0,0552 0,0465
J. Informasi dan Komunikasi 7
K. Jasa Keuangan dan Asuransi 0,0186 0,0185 0,018 0,0175 0,0181 0,0181
0,009
0,0097 0,0099 0,0098 0,01 0,0098
L. Real Estate 8
0,002
0,0028 0,0028 0,003 0,0029 0,0029
M,N. Jasa Perusahaan 9
O. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan 0,018
0,0196 0,0189 0,0182 0,0184 0,0187
Jaminan Sosial Wajib 5
0,024
0,0233 0,0239 0,0247 0,025 0,0242
P. Jasa Pendidikan 3
0,006
0,0064 0,0066 0,0068 0,0075 0,0068
Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 7
0,014
0,0132 0,0137 0,0144 0,0135 0,0138
R,S,T,U. Jasa lainnya 1
PDRB 1 1 1 1 1 1
Sumber : Penulis, diolah
Contoh Rumus :
PDRB sektor pertanian tahun 2016
= (yi) Proporsi Kontribusi Sektor Kab. Kendal
Total PDRB Kabupaten Kendal tahun 2016

Sektor PDRB Kategori A yaitu Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan. Proporsi


Kontribusi sektor (yi) Kabupaten Kendal mengalami penurunan di tahun 2019 dengan
harga konstan 0,1958 dengan rerata 0,2003.
Sektor PDRB Kategori B yaitu Pertambangan dan Penggalian. Proporsi Kontribusi
sektor (yi) Kabupaten Kendal mengalami kenaikan di tahun 2020 dengan harga
konstan 0,0103 dengan rerata 0,0097.
Sektor PDRB Kategori C yaitu Industri Pengolahan. Proporsi Kontribusi sektor (yi)
Kabupaten Kendal mengalami penurunan di tahun 2017 dengan harga konstan
0,4006 dengan rerata 0,4025.
Sektor PDRB Kategori D yaitu Pengadaan Listrik dan Gas. Proporsi Kontribusi sektor
(yi) Kabupaten Kendal mengalami penurunan di tahun 2017-2020 dengan harga
konstan 0,0021 dengan rerata 0,00212.
Sektor PDRB Kategori E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur
Ulang. Proporsi Kontribusi sektor (yi) Kabupaten Kendal tidak mengalami penaikan
dan penurunan harga konstan nya stabil dengan rerata 0,0008
Sektor PDRB Kategori F yaitu Konstruksi. Proporsi Kontribusi sektor (yi) Kabupaten
Kendal mengalami penurunan di tahun 2020 dengan harga konstan 0,0656 dengan
rerata 0,067.
Sektor PDRB Kategori G yaituPerdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor. Proporsi Kontribusi sektor (yi) Kabupaten Kendal mengalami
penurunan di tahun 2020 dengan harga konstan 0,1185 dengan rerata 0,1213.
Sektor PDRB Kategori H yaitu Transportasi dan Pergudangan. Proporsi Kontribusi
sektor (yi) Kabupaten Kendal mengalami penurunan di tahun 2020 dengan harga
konstan 0,0155 dengan rerata 0,0207.
Sektor PDRB Kategori I yaitu Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum. Proporsi
kontribusi sektor (yi) Kabupaten Kendal mengalami penurunan ditahun 2020 dengan
harga konstan 0,0348 dengan rerata 0,0348.
Sektor PDRB Karegori J yaitu Informasi dan Komunikasi. Proporsi kontribusi sektor
(yi) Kabupaten Kendal mengalami kenaikan pada 2020 dengan harga konstan 0,0552
dengan rerata 0,0465.
Sektor PDRB Kategori KJasa Keuangan dan Asuransi. Proporsi kontribusi sektor(yi)
Kabupaten Kendal mengalami penurunan pada tahun 2018 dengan harga konstan
0,018 dengan rerata 0,0181.
Sektor PDRB Kategori L Real Estate. Proporsi kontribusi sektor (yi) Kabupaten
Kendal mengalami penurunan pada tahun 2020 dengan harga konstan 0,01 dengan
rerata 0,0098.
Sektor PDRB Kategori M,N Jasa perusahaan. Proporsi kontribusi sektor (yi)
Kabupaten Kendal mengalami kenaikan pada tahun 2020 dengan konstan 0,0029
dengan rerata 0,0029.
Sektor PDRB Kategori O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan
Sosial Wajib. Proporsi kontribusi sektor (yi) Kabupaten Kendal mengalami penurunan
pada tahun 2019 dengan konstan 0,0182 dengan rerata 0,0187.
Sektor PDRB Kategori P Jasa pendidikan. Proporsi kontribusi sektor (yi) Kabupaten
Kendal mengalami penurunan pada tahun 2020 dengan konstan 0,025 dengan rerata
0,0242.
Sektor PDRB Kategori Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial. Proporsi kegiatan
sektor (yi) Kabupaten Kendal mengalami kenaikan pada 2020 dengan konstan
0,0075 dengan rerata 0,0068.
Sektor PDRB Kategori R,S,T,U Jasa lainnya. Proporsi kegiatan sektor (yi) Kabupaten
Kendal mengalami penurunan pada tahun 2020 dengan konstan 0,0135 dengan
rerata 0,0138.

 Laju Pertumbuhan Sektor (Ri) Terhadap PDRB Provinsi Jawa Tengah


Tabel 4.
Laju Pertumbuhan Sektor (Ri) Terhadap PDRB Provinsi Jawa Tengah

Laju Pertumbuhan Sektor (Ri)


Terhadap PDRB Provinsi
Kategori Sektor PDRB JATENG Atas Dasar Harga Rerata
Konstan Tahun 2016
2017 2018 2019 2020
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
B Pertambangan dan Penggalian 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
C Industri Pengolahan 0,01 0,01 0,02 -0,01 0,01
D Pengadaan Listrik dan Gas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
E 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Limbah dan Daur Ulang
F Konstruksi 0,01 0,01 0,00 0,00 0,00
Perdagangan Besar dan Eceran;
G 0,01 0,01 0,01 -0,01 0,00
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
H Transportasi dan Pergudangan 0,00 0,00 0,00 -0,01 0,00
Penyediaan Akomodasi dan Makan
I 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Minum
J Informasi dan Komunikasi 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01
K Jasa Keuangan dan Asuransi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
L Real Estate 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
M,N Jasa Perusahaan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Administrasi Pemerintahan,
O 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
P Jasa Pendidikan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
R,S,T,U Jasa lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
TOTAL PDRB 0,05 0,05 0,05 -0,03 0,03
Sumber : Penulis, diolah
Contoh Rumus :
( PDRB sektor pertaniantahun 2017−PDRB sektor pertanian tahun 2016)
= (Ri) Provinsi
PDRB sektor pertanian 2017
Jawa Tengah

Berdasarkan data laju pertumbuhan sektor terhadap Provinsi Jawa Tengah, pada
sektor Industri Pengolahan tahun 2018-2019 mengalami peningkatan sebesar 0,01 dan
setelahnya mengalami penurunan sebesar 0,03. Pada sektor Informasi dan
Komunikasi tidak mengalami perubahan data yang signifikan karena di 4 tahun terakhir
memiliki data yang sama yaitu 0,01.
Pada sektor Industri Pengolahan menghasilkan data laju pertumbuhan dengan hasil
rerata 0,01. Selain itu, pada sektor Informasi dan Komunikasi juga menghasilkan rerata
0,01. Pada sektor lainnya tidak mengalami perubahan laju pertumbuhan yang
signifikan dengan hasil rerata 0,00.

 Proporsi Kontribusi Sektor (Yi) Terhadap PDRB Provinsi Jawa Tengah


Tabel 4.
Proporsi Kontribusi Sektor (Yi) Terhadap PDRB Provinsi Jawa Tengah

PROPORSI KONTRIBUSI
SEKTOR (Yi) TERHADAP PDRB
PROVINSI JATENG Atas Dasar RERAT
Kategori Sektor PDRB
Harga Konstan Tahun 2016 A

2016 2017 2018 2019 2020


0,13
A 0,14 0,13 0,13 0,12 0,13
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1
0,02
B 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02
Pertambangan dan Penggalian 2
0,33
C 0,35 0,35 0,34 0,34 0,34
Industri Pengolahan 8
0,00
D 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Pengadaan Listrik dan Gas 1
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
E 0,00 0,00 0,00 0,00 0 0,00
Limbah dan Daur Ulang
0,10
F 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10
Konstruksi 3
Perdagangan Besar dan Eceran; 0,14
G 0,14 0,14 0,15 0,15 0,14
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 4
0,02
H Transportasi dan Pergudangan 0,03 0,03 0,03 0,04 0,03
4
Penyediaan Akomodasi dan Makan 0,03
I 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03
Minum 2
0,06
J 0,04 0,05 0,05 0,05 0,05
Informasi dan Komunikasi 1
0,02
K 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03
Jasa Keuangan dan Asuransi 8
0,01
L 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02
Real Estate 9
0,00
M,N 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Jasa Perusahaan 4
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan 0,02
O 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03
dan Jaminan Sosial Wajib 6
P Jasa Pendidikan 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01
0,01
R,S,T,U 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02
Jasa lainnya 7
TOTAL PDRB 1,00 1,00 1,00 1,00 1 1,00
Sumber : Penulis, diolah
Contoh Rumus :
PDRB sektor pertanian Provinsi Jatengtahun 2016
= (Yi) Proporsi Kontribusi Prov. Jawa
Total PDRB Prov Jatengtahun 2016
Tengah
Kategori A adalah Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan mengalami penurunan di
tahun 2019 dengan harga konstan 0,12 dan rerata 0,13.
Kategori B adalah Pertambangan dan Penggalian tidak mengalami penaikan dan
penurunan harga konstan nya stabil dan rerata 0,02.
Kategori C adalah Indrustri Pengolahan mengalami penurunan di tahun 2020dengan
harga konstan 0,33 dan rerata 0,34.
Kategori D adalah Pengadaan Listrik dan Gas tidak mengalami penaikan dan
penurunan harga konstan nya stabil dan rerata 0,00.
Kategori E adalah Pengadaan Air, Pengelohaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
tidak mengalami penaikan dan penurunan harga konstan nya stabil dan rerata 0,00.
Kategori F Kontruksi tidak mengalami penurunan dan kenaikan harga konstan nya
stabil dan rerata 0,10.
Kategori G adalah Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor mengalami penaikan di tahun 2018 dan 2019 dengan harga konstan 0,15 dan
rerata 0,14.
Kategori H, Transportasi dan Pergudangan mengalami penurunan di tahun 2020
dengan harga konstan 0,02 dan rerata 0,03.
Kategori I, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum tidak mengalami penurunan
dan kenaikan harga konstan nya stabil dan rerata 0,03.
Kategori J, Informasi dan Komunikasi mengalami kenaikan harga konstan nya di
tahun 2020 dengan nilai 0,06 dan rerata 0,05.
Kategori K, Jasa Keuangan dan Asuransi mengalami penurunan harga konstan nya
di tahun 2020 dengan nilai 0,028 dengan rerata 0,03.
Kategori L, Real Estate tidak mengalami penaikan dan penurunan harga konstan nya
stabil dan rerata 0,02.
Kategori M dan N Jasa Perusahaan mengalami kenaikan harga konstan nya di tahun
2020 dengan nilai 0,004 dan rerata 0,00.
Kategori OAdministrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
mengalami penurunan harga konstan nya di tahun 2020 dengan nilai 0,026 dengan
rerata 0,03.
Kategori P Jasa Pendidikan tidak mengalami penaikan dan penurunan harga konstan
nya stabil dan rerata 0,04.
Kategori Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial tidak mengalami penaikan dan
penurunan harga konstan nya stabil dan rerata 0,01.
Kategori R,S,T, dan U Jasa lainnya mengalami penurunan harga konstan nya di
tahun 2020 dengan nilai 0,017 dan rerata 0,02.
 Klasifikasi Klassen
Tabel 4.

Klasifikasi Klassen
Sumber : Penulis, diolah

Dari hasil rata-rata yang didapatkan dari masing-masing sektor PDRB baik
Kabupaten Kendal dan Provinsi Jawa Tengah, maka didapatkan klasifikasi klassen sebagai
berikut :
Tabel
4.

Kontribusi Terhadap PDRB


Sumber : Penulis, diolah
Kuadran 1 yaitu sektor maju dan tumbuh cepat dengan :
 Kategori A (Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan)Rerata pertumbuhan sektor
Pertanian kehutanan perikanan.
 Kategori C (Industri Pengolahan) rata-rata pertumbuhan sektor industri pengolahan.
 Kategori D (Pengadaan Listrik dan Gas).
 Kategori E (Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang).
 Kategori I (Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum).
 Kategori M dan N (Jasa Perusahaan).
Dimana proporsi kontribusi Kabupaten Kendal (yi) dengan proporsi kontribusi (Yi)
Provinsi Jawa Tengah lebih besar proporsi kontribusi Kabupaten Kendal. Laju
pertumbuhan (ri) Kabupaten Kendal lebih besar dari laju pertumbuhan (Ri) Provinsi
Jawa Tengah.

Kuadran 2 yaitu sektor berkembang cepat :


 KategoriB (Pertambangan dan Penggalian) rata rata pertumbuhan sektor
pertambangan dan penggalian.
 Kategori F (Kontruksi).
 Kategori G (Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor).
 Kategori J (Informasi dan Komunikasi).
 Kategori K (Jasa Keuangan dan Asuransi).
 Kategori L (Real Estate).
 Kategori O (Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib).
 Kategori P (Jasa Pendidikan).
 Kategori Q (Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial).
 Kategori R,S,T,U (Jasa lainnya).
Dimana proporsi kontribusi Kab. Kendal (yi) dengan proporsi kontribusi (Yi)
Provinsi Jawa Tengah lebih kecil proporsi kontribusi Kabupaten Kendal. Laju
pertumbahan (ri) Kabupaten Kendal lebih besar dari laju pertumbuhan (Ri) Provinsi
Jawa Tengaj.

Kuadran 3 : sektor maju tapi tertekan

Kuadran 4 : sektor relatif tetinggal


 Kategori H (Transportasi dan Pergudangan).
Dimana proporsi kontribusi Kab. Kendal (yi) dengan proporsi kontribusi (Yi)
Provinsi Jateng lebih kecil proporsi kontribusi Kab. Kendal. Laju pertumbahan (ri)
Kab. Kendal lebih kecil dari laju pertumbuhan (Ri) Provinsi Jateng.

BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
DAFTAR PUSTAKA

Purwanti, Evi Yulia dan Hastarini Dwi A. 2008. Analisis Sektor dan Produk Unggulan
Kabupaten Kendal. Diakses pada 28 November 2021 pukul 18.58 melalui
https://core.ac.uk/download/pdf/11733504.pdf .
BPS

Anda mungkin juga menyukai