Mata Kuliah:
Ekonomi Kota dan Wilayah
Dosen Pengampu:
Elin Diyah Syafitri, S.T., M.Sc.
Ajeng Nugrahaning D, S.T., M.Sc.
Disusun Oleh:
Kelompok 5
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan tugas besar dengan
judul “Analisis Sektor Unggulan Untuk Pengembangan Sektor Ekonomi di Wilayah
Kota Tabalong”” tepat pada waktunya. Penulisan laporan ini dimaksudkan sebagai
salah satu syarat untuk memenuhi nilai mata kuliah Ekonomi Kota dan Wilayah
program studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Institut Teknologi Kalimantan.
Dengan selesainya laporan ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Elin Diyah Syafitri, S.T., M.Sc. dan Ibu Ajeng Nugrahaning D, S.T.,
M.Sc. selaku dosen pengampu mata kuliah Ekonomi Kota dan Wilayah yang
telah membantu dalam penyediaan data laporan ini.
2. Teman-teman yang senantiasa membantu memberikan saran, dan
masukan dalam penyusunan laporan ini
Akhir kata, penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kekurangan. Untuk itu penyusun saran dan
kritik yang bersifat membangun demi penyempurnaan laporan ini serta berharap
semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak.
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keberhasilan suatu negara dipengaruhi oleh banyak faktor salah satunya
adalah pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah
perekonomian jangka Panjang. Simon Kuznet mendefinisikan pertumbuhan
ekonomi adalah kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin
banyak jenis barang-barang ekonomi kepada penduduknya, kemampuan ini
tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologinya dan penyesuaian kelembagaan dan
ideologis yang diperlukan (Jinghan, 2012:57).
Pada saat ini tingkat kemiskinan di Indonesia berdasarkan data dari Badan
Pusat Statistik (BPS) tercatat sebesar 9,22 % atau 24,7 juta jiwa. Untuk Regional
Kalimantan, Provinsi Kalimantan Selatan mencatatkan angka kemiskinan terendah
dibanding provinsi lainnya dengan jumlah penduduk miskin sebanyak 190.029 jiwa
dengan tingkat kemiskinan sebesar 4,55%. Berbeda dengan provinsinya
persentase angka kemiskinan di Kabupaten Tabalong cenderung masih tinggi yaitu
sebesar 6,01% atau 15.220 jiwa.
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan, adapun tujuan
dalam pembuatan laporan ini yaitu.
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang penulis memilih
wilayah studi, rumusan masalah serta tujuan dalam penulisan
laporan ini.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini Berisikan tentang kesimpulan dan lesson learned yang
diperuntukan untuk perkembangan wilayah studi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perekonomian
2.1.1 Perekonomian Wilayah
Ekonomi atau economic dalam banyak literatur ekonomi disebutkan
berasal dari bahasa Yunani yaitu kata Oikos atau Oiku dan Nomos yang
berarti peraturan rumah tangga. Secara umum dapat dikatakan bahwa
ekonomi adalah sebuah bidang kajian tentang pengurusan sumber daya
material individu, masyarakat,dan negara untuk meningkatkan
kesejahteraan hidup manusia. Karena ekonomi merupakan ilmu tentang
perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang
bervariasi dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-
pilihan kegiatan produksi, konsumsi dan atau distribusi.
Teori basis ekonomi merupakan sektor basis, dimana di dalam teori basis
ekonomi dinyatakan bahwa laju pertumbuhan ekonomi pada suatu wilayah
ditentukan oleh besarnya peningkatan ekspor dari wilayah tersebut (Tarigan,
2005).
2.6 Analisis LQ
Analisis location quotient (LQ) merupakan suatu analisis yang digunakan
untuk mengetahui sejauh mana tingkat spesialisasi sektor-sektor ekonomi di suatu
wilayah yang memanfaatkan sektor basis atau leading sektor. Location quotient
menghitung perbandingan share output sektor i di kota atau kabupaten dan share
out sektor i di provinsi. Sektor unggulan disini berarti sektor bisnis yang tidak akan
habis apabila dieksploitasi oleh pemerintah wilayah. Menurut Hood (1998 dalam
Hendayana 2003), menyatakan bahwa location quotient adalah suatu alat
pengembangan ekonomi yang lebih sederhana dengan segala kelebihan dan
keterbatasannya..
𝑥𝑖
𝑦
𝐿𝑄 =
𝑥𝑖
𝑦
Keterangan:
Adapun rumus-rumus yang digunakan dalam metode analisis ini adalah sebagai
berikut:
×
𝑟𝑖𝑗 = ………….(5)
×
𝑟𝑖𝑛 = ………….(6)
×
𝑟𝑖𝑗 = ………….(7)
Keterangan:
1. Jika Mij > 0, maka pertumbuhan sektor i cepat pada wilayah provinsi
2. Jika Mij < 0, maka pertumbuhan sektor i lambat pada wilayah provinsi
3. Jika Cij > 0, berarti sektor/wilayah j mempunyai daya saing yang baik
dibandingkan sektor/wilayah provinsi lainnya untuk sektor i
4. Jika Cij < 0, berarti sektor i pada wilayah provinsi tidak dapat bersaing
dengan baik dibandingkan dengan wilayah provinsi lainnya.
Selain empat kriteria diatas, adapun kriteria lain seperti apabila
menunjukan pergeseran bersih (Dij) semua sektor pertanian adalah positif
(+) dan hal ini memberikan indikasi bahwa keseluruhan sektor tergolong
progresif begitupun sebaliknya.
BAB III
GAMBARAN UMUM
● Wilayah kegiatan I:
● Wilayah kegiatan II :
Dari kelima jenis tanah tersebut yang terbanyak adalah jenis tanah
Podzolik Merah Kuning dengan bahan induk batuan endapan (43,17 %)
dan tanah Podzolik Merah Kuningan, Latosol dan Litosol (29,05 %)
3.1.4 Geologi
Jenis batuan di wilayah Kabupaten Tabalong terdiri dari 3 jenis yaitu
batuan endapan permukaan (Ressen dan Halosen), batuan terobosan
(Miosen, Oligosen dan Eosen), dan batuan kapur yang terbentuk pada
masa Kenozoikum dan Mezoikum. Ditinjau dari formasinya terdiri dari 14
formasi, yaitu :
3.1.5 Iklim
Iklim dan curah hujan di Kabupaten Tabalong termasuk yang
beriklim tropis, musim hujan berkisar antara bulan Oktober sampai dengan
bulan April dan musim kemarau atau panas berkisar pada bulan Mei sampai
dengan September setiap tahunnya. Sedangkan suhu udara berkisar antara
31°C sampai 37°C pada musim kemarau dan 25°C sampai dengan 30°C
pada musim penghujan, dengan curah hujan rata-rata per tahun antara
2.000-3.000 mm.
3.1.6 Hidrologi
Aliran sungai di Kabupaten Tabalong terdiri atas beberapa sungai
kecil dan besar, yaitu terdiri dari sungai Missin, sungai Tutui dan sungai
Kumap yang bermuara di Sungai Tabalong Kiwa, sedangkan sungai Ayu,
sungai Uwi, sungai Uya, sungai Mangkupum dan sungai Kinarum bermuara
di sungai Tabalong Kanan. Seluruh sungai tersebut berhulu di Pegunungan
Meratus dengan cabang-cabang sungainya baik di hulu maupun hilir akan
menjadi sungai Tabalong. Panjang sungai tabalong 75 Km dengan lebar
60 m. Sungai terbesar yang terdapat di Kabupaten Tabalong adalah Sungai
Tabalong yang terbentuk oleh beberapa anak sungai yang berhulu di
Pegunungan Meratus. Pola aliran Sungai Tabalong.
Booming batu bara yang bersifat terbatas baik waktu maupun kandungan
depositnya Kabupaten Tabalong yang saat ini merupakan daerah penghasil
terbesar ”emas hitam” di samping Kabupaten Kotabaru dan Hulu Sungai Utara, itu
merupakan aset yang perlu dimanfaatkan untuk membangun pusat-pusat
perekonomian sebagai salah satu alternatif pembangunan perekonomian ke
depan. Adapun rincian lebih lanjut tentang perkembangan ekonomi di Kabupaten
Tabalong yang dijelaskan melalui penggambaran nilai dari setiap lapangan usaha
yang ditunjukkan dalam PDRB Kabupaten Tabalong.
Pertambangan dan Penggalian / Mining and Quarrying 7418.35 7673.70 7717.49 7266.73 8066.68
Pengadaan Listrik dan Gas / Electricity & Gas 7.67 8.70 9.67 10.41 11.19
Transportasi dan pergudangan/Transportation and Storing 343.71 384.03 432.14 419.68 441.82
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum/Acommodation 241.32 274.53 314.59 316.37 346.21
Informasi dan Komunikasi/Information and Communication 656.43 745.80 835.05 878.30 958.58
Jasa Keuangan/Monetary Service 304.74 340.77 366.91 380.21 406.44
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial/ Health and Social Service 114.80 128.09 140.00 152.19 170.48
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa nilai PDRB Kabupaten Tabalong atas dasar harga berlaku pada tahun
2019 ke tahun 2020 sempat mengalami penurunan dari Rp. 18,175.41 miliar rupiah menjadi Rp. 17,744.39 miliar rupiah.
Namun, mengalami kenaikan kembali pada tahun 2021 menjadi Rp. 19,255.14 miliar rupiah, hal ini dapat terjadi karena
dipengaruhi oleh penurunan produksi di seluruh sektor ekonomi.
3.2.2 PDRB Provinsi Kalimantan Selatan
Adapun data PDRB Provinsi Kalimantan Selatan atas dasar harga berlaku yang menjadi pembanding analisis
kedepannya sebagai berikut:
Tabel … PDRB Menurut Lapangan Usaha Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2017-2021
Transportasi dan
10,345,465.56 11,387,097.79 12,469,229.87 11,796,542.42 12,116,837.98
pergudangan/Transportation and Storing
3.2.3 Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Tabalong
Adapun tabel data Distribusi Persentase PDRB Provinsi Kabupaten Tabalong atas dasar harga berlaku pada setiap
sektor ekonomi sebagai berikut:
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan / Agriculture 11.09 11.01 10.87 11.05 10.71
Pertambangan dan Penggalian / Mining and Quarrying 45.76 44.31 42.46 40.95 41.89
Pengadaan Listrik dan Gas / Electricity & Gas 0.05 0.05 0.05 0.06 0.06
Transportasi dan pergudangan/Transportation and Storing 2.12 2.22 2.38 2.37 2.29
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum/Acommodation 1.49 1.59 1.73 1.78 1.80
Informasi dan Komunikasi/Information and Communication 4.05 4.31 4.59 4.95 4.98
Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial/Government 4.10 4.14 4.24 4.40 4.13
and Social Administration
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial/ Health and Social Service 0.71 0.74 0.77 0.86 0.89
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa secara umum pertumbuhan nilai PDRB memiliki nilai yang konstan,
dimana rata-rata distribusi PDRB di Kabupaten Tabalong dari tahun 2017 hingga 2021, jika dibulatkan memiliki persentase
sebesar 5,9%.
BAB IV
Location Quotient
SEKTOR EKONOMI Rata-rata Keterangan
2017 2018 2019 2020 2021
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan/Agriculture 0,762 0,773 0,760 0,768 0,769 0,7664 LQ < 1
Pertambangan dan Penggalian/Mining and Quarrying 2,198 2,145 2,227 2,243 2,162 2,195 LQ > 1
Industri Pengolahan / Manufacturing Industries 0,624 0,638 0,649 0,662 0,637 0,642 LQ < 1
Pengadaan Listrik dan Gas / Electricity & Gas 0,364 0,364 0,377 0,382 0,379 0,3732 LQ < 1
Pengadaan Air/Water supply 0,679 0,702 0,717 0,734 0,710 0,7084 LQ < 1
Jasa Keuangan/Monetary Service 0,521 0,544 0,565 0,584 0,586 0,56 LQ < 1
Real Estate/Real Estate 0,540 0,556 0,574 0,574 0,568 0,5624 LQ < 1
Jasa Perusahaan/Establishment Service 0,441 0,450 0,450 0,459 0,473 0,4546 LQ < 1
Jasa lainnya/Other Services 0,574 0,603 0,624 0,629 0,650 0,616 LQ < 1
1. Peranan sektor menonjol dan mampu memenuhi kebutuhan wilayah antara lain, yaitu Pertambangan dan
Penggalian; dan juga Informasi dan Komunikasi
2. Peranan sektor kurang menonjol dan kurang mampu memenuhi kebutuhan wilayah antara lain, Pertanian,
Kehutanan, dan Perikanan; Industri Pengolahan; Pengadaan Listrik dan Gas; Pengadaan Air; Konstruksi; Perdagangan
Besar dan Eceran; Transportasi dan Pergudangan; Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum; Jasa Keuangan; Real
Estate; Jasa Perusahaan; Adm Pemerintah, Pertahanan, dan Jaminan Sosial; Jasa Pendidikan; Jasa Kesehatan dan
Kegiatan Sosial; serta Jasa Lainnya.
Pengadaan Listrik dan Gas / Electricity & Gas 7.67 11.19 206,862.36 294,965.21
Mij Cij
SEKTOR Rij Rin rn Nij Dij
Nilai Ket Nilai Ket
Konstruksi/Construction Memiliki
0,321 0,270 0,210 200,55 54,19 Cepat 48,72 Keunggulan 303
Komparatif
Perdagangan Besar dan Eceran, dan Memiliki
0,353 0,279 0,210 268,02 74,70 Cepat 95,16 Keunggulan 438
Reparasi/Trade and Reparation
Komparatif
Memiliki
Jasa Keuangan/Monetary Service 0,334 0,208 0,210 64,11 13,35 Cepat 38,23 Keunggulan 116
Komparatif
1. Sektor unggulan, merupakan sektor di Kabupaten Tabalong yang tumbuh cepat dan memiliki keunggulan
komparatif yaitu Industri Pengolahan; Pengadaan Listrik dan Gas; Pengadaan Air; Kontruksi; Perdagangan Besar
dan Eceran, dan Reparasi; Transportasi dan pergudangan; Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum; Informasi dan
Komunikasi; Jasa Keuangan; Real Estate; Jasa Perusahaan; Jasa Pendidikan; Jasa Kesehatan; dan Jasa lainnya.
2. Sektor Andalan, merupakan sektor di Kabupaten Tabalong tumbuh cepat tetapi belum memiliki keunggulan komparatif
yaitu, Pertanian,Kehutanan, dan Perikanan; Pertambangan dan Penggalian; dan Adm Pemerintahan, Pertahanan dan
Jaminan Sosial
4.3 Analisis Sektor Unggulan
Berdasarkan hasil analisis LQ dan SSA, naka dapat dilakukan analisis
lanjutan untuk mengetahui sektor unggulan pada Kabupaten Tabalong, berikut
adalah tabel hasil analisis sektor unggulan Kabupaten Tabalong:
LOCATION
SHIFT-
SEKTOR EKONOMI QUOTIENT KETERANGAN
SHARE
(LQ)
Transportasi dan
- + Bukan Sektor Unggul
pergudangan/Transportation and Storing
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Kabupaten Tabalong berada di Kalimantan Selatan dengan luas daerah
3.553,42 km². Tabalong dikenal dengan hasil tambang berupa minyak
bumi dan batu bara. komoditas perkebunan dan pertanian yang menjadi
unggulan adalah kelapa sawit, kakao, dan karet. Potensi pariwisata yang
dimiliki Kabupaten Tabalong adalah Danau Undan, Upacara Adat dan
Budaya Warukin, Tanjung Puri Indah, serta beberapa air terjun dan gua.
2. Berdasarkan hasil analisis Location Quotient didapatkan bahwa sektor
ekonomi di Kabupaten Tabalong dapat dikelompokkan menjadi 2 yakni
sektor yang menonjol dalam memenuhi kebutuhan wilayah tabalong
seperti pertambangan, dan penggalian, lalu sektor yang mempunyai peran
kurang menonjol dalam memenuhi kebutuhan wilayah Tabalong seperti
Pertanian, Kehutanan, Jasa Perusahaan dan jasa lainnya. lalu hasil analisis
dari Shift Share didapatkan bahwa sektor unggulan yang terdapat di
Kabupaten Tabalong ini adalah Industri Pengolahan; Pengadaan Listrik dan
Gas, lalu Sektor andalannya berupa Pertanian,Kehutanan, dan Perikanan
3. Berdasarkan hasil analisis LQ dan Shift Share dapat diketahui bahwa
terdapat 1 sektor yang memiliki nilai positif (+) dari kedua analisis, dimana
1 sektor yang menjadi sektor unggulan di Kabupaten Tabalong yaitu Sektor
Informasi dan Komunikasi. Untuk jenis sektor yang lain belum masuk
kedalam sektor unggul.
5.4 Rekomendasi