Anda di halaman 1dari 46

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN UNTUK PENGEMBANGAN SEKTOR

EKONOMI DI WILAYAH KABUPATEN TABALONG

Mata Kuliah:
Ekonomi Kota dan Wilayah

Dosen Pengampu:
Elin Diyah Syafitri, S.T., M.Sc.
Ajeng Nugrahaning D, S.T., M.Sc.

Disusun Oleh:

Kelompok 5

James William (08211034)


Lina Amalia (08211040)
Nabila Endina K. (08211052)
Nezar Abdallah (08211056)
Pani Enjelina A. (08211062)
Shelsa Indah B. (08211068)

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
BALIKPAPAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan tugas besar dengan
judul “Analisis Sektor Unggulan Untuk Pengembangan Sektor Ekonomi di Wilayah
Kota Tabalong”” tepat pada waktunya. Penulisan laporan ini dimaksudkan sebagai
salah satu syarat untuk memenuhi nilai mata kuliah Ekonomi Kota dan Wilayah
program studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Institut Teknologi Kalimantan.
Dengan selesainya laporan ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Elin Diyah Syafitri, S.T., M.Sc. dan Ibu Ajeng Nugrahaning D, S.T.,
M.Sc. selaku dosen pengampu mata kuliah Ekonomi Kota dan Wilayah yang
telah membantu dalam penyediaan data laporan ini.
2. Teman-teman yang senantiasa membantu memberikan saran, dan
masukan dalam penyusunan laporan ini

Akhir kata, penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kekurangan. Untuk itu penyusun saran dan
kritik yang bersifat membangun demi penyempurnaan laporan ini serta berharap
semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak.

Balikpapan, 23 November 2022

Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keberhasilan suatu negara dipengaruhi oleh banyak faktor salah satunya
adalah pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah
perekonomian jangka Panjang. Simon Kuznet mendefinisikan pertumbuhan
ekonomi adalah kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin
banyak jenis barang-barang ekonomi kepada penduduknya, kemampuan ini
tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologinya dan penyesuaian kelembagaan dan
ideologis yang diperlukan (Jinghan, 2012:57).

Pertumbuhan ekonomi merupakan perkembangan kegiatan dalam


perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam
masyarakat bertambah sehingga akan meningkatkan kemakmuran masyarakat.
Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan GDP/GNP tanpa memandang
apakah kenaikan tersebut lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan
penduduk, dan apakah terjadi perubahan struktur ekonomi atau tidak. Suatu
perekonomian baru dapat dinyatakan dalam keadaan berkembang jika pendapatan
perkapita menunjukkan kecenderungan dalam jangka panjang naik.

Pada saat ini tingkat kemiskinan di Indonesia berdasarkan data dari Badan
Pusat Statistik (BPS) tercatat sebesar 9,22 % atau 24,7 juta jiwa. Untuk Regional
Kalimantan, Provinsi Kalimantan Selatan mencatatkan angka kemiskinan terendah
dibanding provinsi lainnya dengan jumlah penduduk miskin sebanyak 190.029 jiwa
dengan tingkat kemiskinan sebesar 4,55%. Berbeda dengan provinsinya
persentase angka kemiskinan di Kabupaten Tabalong cenderung masih tinggi yaitu
sebesar 6,01% atau 15.220 jiwa.

Kabupaten Tabalong merupakan salah satu Kabupaten yang berada di


Kalimantan Selatan dengan luas daerah 3.553,42 km². Kabupaten Tabalong
dikenal dengan hasil tambang berupa minyak bumi dan batu bara. Kedua sumber
daya alam tersebut memberikan dampak kemajuan yang besar bagi perekonomian
daerah, Sedangkan komoditas perkebunan dan pertanian yang menjadi unggulan
adalah kelapa sawit, kakao, dan karet. Potensi pariwisata yang dimiliki Kabupaten
Tabalong cukup beragam, diantaranya Danau Undan, Upacara Adat dan Budaya
Warukin, Tanjung Puri Indah, serta beberapa air terjun dan gua.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang diatas maka didapatkan Rumusan Masalah
Sebagai Berikut :

1. Bagaimana Permasalahan Ekonomi wilayah yang terdapat di Kabupaten


Tabalong ?
2. Bagaimana Sektor Unggulan dan Pengembangan wilayah di Kabupaten
Tabalong ?
3. Bagaimana Upaya Penanganan atau rekomendasi yang akan dilakukan
pada wilayah Kabupaten Tabalong berdasarkan analisis ?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan, adapun tujuan
dalam pembuatan laporan ini yaitu.

1. Untuk mengetahui Permasalahan Ekonomi wilayah yang terdapat di


Kabupaten Tabalong.
2. Untuk Mengetahui sektor unggulan dan pengembangan wilayah di
Kabupaten Tabalong.
3. Untuk Mengetahui upaya Penanganan wilayah Kabupaten Tabalong
berdasarkan analisis.

1.4 Sistematika Pembahasan


Adapun sistematika pembahasan yang digunakan dalam penyusunan
laporan ini, sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang penulis memilih
wilayah studi, rumusan masalah serta tujuan dalam penulisan
laporan ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Berisikan review literatur berupa perekonomian, permasalahan
ekonomi, PPDRB, sektor unggulan, sektor Basis, Location Quotient
(LQ), dan Shift Share.
BAB III GAMBARAN UMUM
Pada bab ini menjelaskan tentang gambaran umum dari wilayah
studi serta gambaran umum terkait perekonomian di wilayah studi

BAB IV IDENTIFIKASI DAN ANALISIS


Pada bab ini berisi identifikasi permasalahan dan analisis tentang
permasalahan ekonomi pada wilayah studi serta rekomendasi
dalam upaya penyelesaian masalah yang ada.

BAB V PENUTUP
Pada bab ini Berisikan tentang kesimpulan dan lesson learned yang
diperuntukan untuk perkembangan wilayah studi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perekonomian
2.1.1 Perekonomian Wilayah
Ekonomi atau economic dalam banyak literatur ekonomi disebutkan
berasal dari bahasa Yunani yaitu kata Oikos atau Oiku dan Nomos yang
berarti peraturan rumah tangga. Secara umum dapat dikatakan bahwa
ekonomi adalah sebuah bidang kajian tentang pengurusan sumber daya
material individu, masyarakat,dan negara untuk meningkatkan
kesejahteraan hidup manusia. Karena ekonomi merupakan ilmu tentang
perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang
bervariasi dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-
pilihan kegiatan produksi, konsumsi dan atau distribusi.

Perekonomian wilayah menganalisis suatu wilayah secara


keseluruhan atau melihat berbagai wilayah dengan potensinya yang
beragam dan cara mengatur suatu kebijakan yang dapat mempercepat
pertumbuhan ekonomi seluruh wilayah (Tarigan, 2005). Tujuan dari
perekonomian adalah untuk mensejahterakan dan memenuhi kebutuhan
hidup masyarakat, serta mencapai kemudahan dan kepuasan. Dengan
terpenuhinya kebutuhan masyarakat maka akan tercipta kesejahteraan
kelangsungan hidup yang produktif.

2.1.2 Pertumbuhan Ekonomi


Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu tujuan penting
pembangunan daerah. Pembangunan ekonomi merupakan upaya untuk
meningkatkan taraf hidup suatu negara, seringkali dikaitkan dengan
pendapatan riil per kapita (Suparmoko, 1997). Pertumbuhan ekonomi
merupakan salah satu indikator yang umum digunakan untuk mengukur
tingkat kesejahteraan suatu wilayah atau daerah. Negara akan mengalami
pertumbuhan ekonomi hanya jika peningkatan kapasitas seluruh kegiatan
ekonomi di wilayahnya dapat diukur. Selama beberapa dekade,
pembangunan daerah selalu berusaha untuk mempercepat pertumbuhan
ekonomi, terlepas dari apakah manfaat bagi kesejahteraan manusia
didistribusikan secara merata. Tetapi untuk pembangunan selanjutnya para
pengambil kebijakan pembangunan daerah telah memutuskan untuk
memperhitungkan manfaat dari pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat
sehingga tidak hanya memprioritaskan pertumbuhan ekonomi yang tinggi
saja namun tingkat pemerataan mulai menjadi suatu indikator bagi
kesejahteraan masyarakat.

2.2 Permasalahan Ekonomi Wilayah


Berbagai permasalahan ekonomi yang masih sering dihadapi oleh
Indonesia adalah masalah ketimpangan ekonomi regional maupun ketimpangan
dalam pendapatan. Meskipun pertumbuhan ekonomi terus berkembang seiring
dengan berjalannya waktu, namun tidak secara langsung dapat mengatasi
permasalahan ketimpangan yang ada. Hal ini salah satunya dapat dipicu oleh
sistem pemerintahan sentralistik yang diterapkan pada masa orde baru sehingga
timbul adanya rasa ketidakmerataan dalam pembangunan antar daerah.

Dalam upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut pemerintah pusat


perlu memberikan keluasan bagi pemerintah daerah untuk mengurus urusan di
daerah dengan memberikan dana perimbangan berupa Dana alokasi khusus, Dana
alokasi umum, Dana bagi hasil penerimaannya ditentukan oleh kondisi wilayah
tersebut misalnya jumlah penduduk, dan karakteristik wilayah.

2.3 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)


Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut Badan Pusat Statistik
merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi dari
suatu daerah dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun
atas dasar harga konstan. PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah
yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu, atau
merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit
ekonomi pada suatu daerah. PDRB meliputi:

● Upah dan gaji


● Bunga
● Sewa tanah
● Pajak tidak langsung
● Penyusutan
● Keuntungan

PDRB atas dasar harga berfungsi untuk menggambarkan nilai tambah


barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun berjalan,
sedangkan PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan
jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun
tertentu sebagai tahun yang menjadi acuan dasar. PDRB menurut harga berlaku
digunakan untuk mengetahui kemampuan sumber daya ekonomi, pergeseran, dan
struktur ekonomi suatu daerah. Sementara itu, PDRB konstan digunakan untuk
mengetahui pertumbuhan ekonomi secara riil dari tahun ke tahun atau
pertumbuhan ekonomi yang tidak dipengaruhi oleh faktor harga.

PDRB juga dapat digunakan untuk mengetahui perubahan harga dengan


menghitung deflator PDRB (perubahan indeks implisit). Indeks harga implisit
merupakan rasio antara PDRB menurut harga berlaku dan PDRB menurut harga
konstan.

2.4 Sektor Unggulan


Sektor unggulan perekonomian adalah sektor yang memiliki ketangguhan
dan kemampuan tinggi sehingga dapat dijadikan sebagai tumpuan harapan
pembangunan ekonomi. Sektor unggulan merupakan tulang punggung dan
penggerak perekonomian, sehingga dapat juga disebut sebagai sektor kunci atau
sektor pemimpin perekonomian suatu wilayah. Dengan demikian, sektor unggulan
merupakan refleksi dari suatu struktur perekonomian, sehingga dapat pula
dipandang sebagai salah satu aspek penciri atau karakteristik dari suatu
perekonomian (Deptan, 2005).

Kebijakan ekonomi saat ini pengembangannya diarahkan pada sektor


ekonomi unggulan yang erat dengan kepentingan masyarakat luas dan terkait
dengan potensi masyarakat serta sekaligus sesuai dengan sumberdaya ekonomi
lokal. Peranan sektor unggulan semakin strategis, karena merupakan sektor yang
mampu memberikan kontribusi yang berarti terhadap perolehan devisa. Kriteria
sektor unggulan akan sangat bervariasi. Hal ini didasarkan atas seberapa besar
peranan sektor tersebut dalam perekonomian daerah, diantaranya:

1. Sektor unggulan tersebut memiliki laju tumbuh yang tinggi;


2. Sektor tersebut memiliki angka penyerapan tenaga kerja yang relatif besar;
3. Sektor tersebut memiliki keterkaitan antar sektor yang tinggi baik kedepan
maupun kebelakang;
4. Dapat juga diartikan sebagai sektor yang mampu menciptakan nilai tambah
yang tinggi (Sambodo dalam Usya, 2006).

2.5 Sektor Basis


Sektor Basis adalah sektor unggulan atau kegiatan ekonomi yang melayani
baik pasar di daerah tersebut maupun luar daerah. Secara tidak langsung daerah
mempunyai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan akan barang dan jasa dari
luar daerah dengan cara mengekspor barang dan jasa yang dihasilkan oleh daerah
atau sektor tersebut ke daerah lainnya.

Teori basis ekonomi merupakan sektor basis, dimana di dalam teori basis
ekonomi dinyatakan bahwa laju pertumbuhan ekonomi pada suatu wilayah
ditentukan oleh besarnya peningkatan ekspor dari wilayah tersebut (Tarigan,
2005).

2.6 Analisis LQ
Analisis location quotient (LQ) merupakan suatu analisis yang digunakan
untuk mengetahui sejauh mana tingkat spesialisasi sektor-sektor ekonomi di suatu
wilayah yang memanfaatkan sektor basis atau leading sektor. Location quotient
menghitung perbandingan share output sektor i di kota atau kabupaten dan share
out sektor i di provinsi. Sektor unggulan disini berarti sektor bisnis yang tidak akan
habis apabila dieksploitasi oleh pemerintah wilayah. Menurut Hood (1998 dalam
Hendayana 2003), menyatakan bahwa location quotient adalah suatu alat
pengembangan ekonomi yang lebih sederhana dengan segala kelebihan dan
keterbatasannya..

Teknik LQ merupakan salah satu pendekatan yang umum digunakan dalam


model ekonomi basis sebagai langkah awal untuk memahami sektor kegiatan yang
menjadi pemicu pertumbuhan. LQ mengukur konsentrasi relatif atau derajat
spesialisasi kegiatan ekonomi melalui pendekatan perbandingan. Teknik LQ
banyak digunakan untuk membahas kondisi perekonomian, mengarah pada
identifikasi spesialisasi kegiatan perekonomian atau mengukur konsentrasi relatif
kegiatan ekonomi untuk mendapatkan gambaran dalam penetapan sektor
unggulan sebagai leading sektor suatu kegiatan ekonomi industri. Dasar
pembahasannya sering difokuskan pada aspek tenaga kerja dan pendapatan.

Teknik LQ belum bisa memberikan kesimpulan akhir dari sektor-sektor


yang teridentifikasi sebagai sektor strategis. Namun untuk tahap pertama sudah
cukup memberi gambaran akan kemampuan suatu wilayah dalam sektor yang
teridentifikasi. Adapun rumus yang digunakan dalam metode analisis ini adalah
sebagai berikut:

𝑥𝑖
𝑦
𝐿𝑄 =
𝑥𝑖
𝑦

Keterangan:

𝐿𝑄 : Nilai Location Quotient suatu wilayah

𝑥𝑖 : Peranan sektor i di suatu wilayah

𝑦 : PDRB suatu wilayah

𝑋𝑖 : Peranan sektor i di wilayah yang lebih luas

𝑌 : PDRB di wilayah yang lebih luas

Jika hasil perhitungan di formulasi di atas menghasilkan:

1. LQ > 1 artinya, komoditas itu menjadi basis atau menjadi sumber


pertumbuhan. Komoditas memiliki keunggulan komparatif, hasilnya tidak
saja dapat memenuhi kebutuhan di wilayah bersangkutan akan tetapi juga
dapat diekspor ke luar wilayah.
2. LQ = 1 komoditas itu tergolong non-basis, tida memiliki keunggulan
komparatif. Produksinya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan wilayah
sendiri dan tidak mampu untuk diekspor.
3. LQ < 1 komoditas ini juga termasuk non-basis. Produksi komoditas di
suatu wilayah tidak dapat memenuhi kebutuhan sendiri sehingga perlu
pasokan atau impor dari luar.
2.7 Analisis Shift-Share
Analisis shift share adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui
perubahan dan pergeseran sektor tertentu pada perekonomian regional maupun
lokal dibandingkan dengan perekonomian nasional dalam dua atau lebih kurun
waktu tertentu. Kemudian untuk penggunaan dari analisis shift share ini sendiri
dapat dispesifikasikan menjadi 2 yaitu untuk menganalisis dan mengetahui
pergeseran dan peranan perekonomian di daerah serta

Untuk menganalisis perubahan-perubahan berbagai indikator kegiatan


ekonomi. Untuk melakukan analisis shift share diperlukan 3 komponen yaitu
National Share, Proportional Shift, Differential shift atau Competitive Position.
National Share untuk mengetahui pergeseran struktur perekonomian suatu daerah
yang dipengaruhi oleh pergeseran perekonomian nasional, Proportional Shift
pertumbuhan nilai tambah bruto suatu sektor i dibandingkan total sektor di tingkat
nasional, Differential shift atau Competitive Position perbedaan pertumbuhan
perekonomian suatu daerah dengan nilai tambah bruto sektor yang sama di tingkat
nasional.

Tujuan analisis ini adalah untuk menentukan kinerja atau produktivitas


kerja perekonomian daerah dibandingkan dengan perekonomian di tingkat
regional atau nasional. Teknik ini membandingkan laju pertumbuhan
perekonomian nasional serta sektor-sektornya dan mengamati penyimpangan-
penyimpangan dari perbandingan yang dilakukan. Bila penyimpangan positif, maka
suatu sektor dalam daerah memiliki keunggulan kompetitif. Analisis shift share
membandingkan perbedaan laju pertumbuhan berbagai sektor di daerah nasional
(Tarigan, 2009).

Adapun rumus-rumus yang digunakan dalam metode analisis ini adalah sebagai
berikut:

Dij = Nij + Mij +Cij………………………..(1)

Nij = Eij x rn………………………………… (2)

Mij = Eij (rin – rn)........................... (3)

Cij = Eij (rij – rn).............................(4)


Selanjutnya dalam menentukan variabel-variabel rij, rin, rn akan di rincikan
sebagai berikut:

×
𝑟𝑖𝑗 = ………….(5)

×
𝑟𝑖𝑛 = ………….(6)

×
𝑟𝑖𝑗 = ………….(7)

Keterangan:

𝐷𝑖𝑗 : perubahan variabel output sektor i di wilayah kabupaten

𝑁𝑖𝑗 : pertumbuhan ekonomi nasional

𝑀𝑖𝑗 : bauran industri sektor i di wilayah kabupaten

𝐶𝑖𝑗 : keunggulan kompetitif sektor i di wilayah kabupaten

𝐸𝑖𝑗 : pendapatan sektor i di wilayah kabupaten

𝐸𝑖𝑛 : pendapatan sektor i di wilayah provinsi

𝐸𝑛 : pendapatan wilayah provinsi

𝐸 ∗ 𝑖𝑗 : pendapatan tahun terakhir

𝑟𝑖𝑗 : laju pertumbuhan sektor i di wilayah kabupaten

𝑟𝑖𝑛 : laju pertumbuhan sektor i di wilayah provinsi

𝑟𝑛 : laju pertumbuhan pendapatan di wilayah provinsi

Berdasarkan hasil penilaian, adapun kriteria penilaian pada analisis ini


sebagai berikut:

1. Jika Mij > 0, maka pertumbuhan sektor i cepat pada wilayah provinsi
2. Jika Mij < 0, maka pertumbuhan sektor i lambat pada wilayah provinsi
3. Jika Cij > 0, berarti sektor/wilayah j mempunyai daya saing yang baik
dibandingkan sektor/wilayah provinsi lainnya untuk sektor i
4. Jika Cij < 0, berarti sektor i pada wilayah provinsi tidak dapat bersaing
dengan baik dibandingkan dengan wilayah provinsi lainnya.
Selain empat kriteria diatas, adapun kriteria lain seperti apabila
menunjukan pergeseran bersih (Dij) semua sektor pertanian adalah positif
(+) dan hal ini memberikan indikasi bahwa keseluruhan sektor tergolong
progresif begitupun sebaliknya.
BAB III

GAMBARAN UMUM

3.1 Gambaran Umum Fisik


3.1.1 Administrasi dan Geografis
Secara administratif saat ini Kabupaten Tabalong dengan
ibukotanya Tanjung terdiri dari 12 Kecamatan yang terbagi atas dua
wilayah yaitu sebelah atas antara lain Kecamatan Jaro, Muara Uya, Upau,
Haruai, Bintang Ara, dan Murung Pudak. Sebelah bawah yaitu Kecamatan
Tanjung, Tanta, Muara Harus, Kelua, Pugaan dan Banua Lawas. Banyaknya
Kelurahan adalah 13 Kelurahan serta 121 Desa , dimana Kecamatan Banua
Lawas mempunyai desa terbanyak yaitu 15 desa dan yang paling sedikit
adalah Kecamatan Murung Pudak dengan 5 Desa. Jarak terjauh menuju
ibukota Pemerintahan Kabupaten dari Kecamatan adalah Kecamatan Jaro
60 km. Dan yang terdekat adalah Kecamatan Tanjung yaitu 2 km.

Berdasarkan letak geografisnya, Kabupaten Tabalong memiliki nilai


strategis karena berada pada jalur segitiga pertumbuhan antara lintas
Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan yang
dikenal sebagai “segitiga emas”. Posisi ini memungkinkan menjadi pusat
pertumbuhan pengembangan ekonomi dan sosial budaya dari ketiga
provinsi tersebut. Kabupaten Tabalong merupakan wilayah daratan dengan
ketinggian rata-rata ±21 meter di atas permukaan laut. Kabupaten
Tabalong berada di wilayah utara Provinsi Kalimantan Selatan, yang secara
geografis terletak antara 115°9′ - 115°47′ Bujur Timur dan 1°18′ - 2°25′
Lintang Selatan. Kabupaten Tabalong mempunyai luas wilayah 3.553,42
km² atau 355.342 Ha atau sebesar 10,61% dari luas Provinsi Kalimantan
Selatan. Berikut ini merupakan batas-batas administrasi dari Kabupaten
Tabalong:

1. Sebelah Barat : Kabupaten Barito Timur


2. Sebelah Timur : Kabupaten Paser Kalimantan Timur
3. Sebelah Selatan : Kabupaten Balangan dan Hulu Sungai
4. Sebelah Utara : Kabupaten Paser Kalimantan Timur
Tabel … Luas Kecamatan di Kabupaten Tabalong

No. Kecamatan Luas (Km²) Presentase (%)

1. Banua Lawas 150,85 4,25

2. Pugaan 31,88 0,9

3. Kelua 53,37 1,5

4. Muara Harus 26,8 0,75

5. Tanta 149,78 4,22

6. Tanjung 191,64 5,39

7. Murung Pundak 172,49 4,85

8. Haruai 271,97 7,65

9. Bintan Ara 1.170,18 32,93

10. Upau 183,01 5,15

11. Muara Uya 877,41 24,69

12. Jaro 273,97 7,71

Tabalong 3.553,35 100

Sumber: Kabupaten Tabalong dalam Angka, 2022

Gambar …Grafik Luas Kecamatan Kabupaten Tabalong


Sumber: Kabupaten Tabalong dalam Angka, 2022
Gambar … Peta Administrasi Kabupaten Tabalong
Sumber: Geospasial, 2022
3.1.2 Topografi
Berdasarkan keadaan topografinya wilayah Kabupaten Tabalong
dikelompokkan menjadi dua, yaitu: daerah datar dan daerah
berbukit/bergunung-gunung. Wilayah Tabalong di sebelah Utara dan Timur
yang meliputi wilayah Muara Uya, Jaro, dan Haruai merupakan daerah
bukit atau pegunungan. Wilayah bagian Barat merupakan daerah datar,
89% wilayah Tabalong. Wilayah ini sebagian kecil (2,5%) berawa-rawa
yang terdapat wilayah kecamatan Banua Lawas, Pugaan, Kelua, Muara
Harus, Tanta, Tanjung, dan Murung Pudak. Hanya sekitar 11 % dari
wilayah kabupaten ini adalah daerah berbukit-bukit. Dari aspek ketinggian
dari muka laut (dpl), hanya sekitar 0,81% wilayah Tabalong berada pada
ketinggian lebih dari 1000 meter dpl. Sebagian besar wilayahnya terletak
pada ketinggian 26 – 100 meter dpl.

Berdasarkan ketinggiannya dari permukaan laut, maka Kabupaten


Tabalong dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) wilayah kegiatan :

● Wilayah kegiatan I:

Wilayah ini meliputi areal seluas 7.062 Ha berada pada


ketinggian antara 0 - 7 meter dari permukaan laut, merupakan
daerah yang sering tergenang air. Umumnya didominasi oleh jenis
gleyhumus dan alluvial, sering disebut sebagai lahan dataran
rendah (low-land).

● Wilayah kegiatan II :

Wilayah ini meliputi areal seluas 350.000 Ha berada pada


ketinggian antara 7 – 25 meter dari permukaan laut. Umumnya
didominasi jenis tanah latosol dan podsolik merah kuning, biasa
disebut lahan dataran tinggi (up-land).

● Wilayah kegiatan III :

Wilayah ini meliputi areal seluas 2.933 Ha, pada umumnya


merupakan hutan lindung dan daerah tangkapan hujan (catchment
area), dengan ketinggian sampai 1.000 mdpl.
3.1.3 Jenis Tanah
Jenis tanah di wilayah Kabupaten Tabalong terdiri dari 5 jenis yaitu
jenis tanah Alluvial, Organosol Gleihumus, Podzolik Merah Kuning dengan
bahan induk batuan endapan, Podzolik Merah Kuning dengan bahan induk
batuan beku dan endapan, dan Podzolik Merah Kuning, Latosol dan Litosol.

Dari kelima jenis tanah tersebut yang terbanyak adalah jenis tanah
Podzolik Merah Kuning dengan bahan induk batuan endapan (43,17 %)
dan tanah Podzolik Merah Kuningan, Latosol dan Litosol (29,05 %)

3.1.4 Geologi
Jenis batuan di wilayah Kabupaten Tabalong terdiri dari 3 jenis yaitu
batuan endapan permukaan (Ressen dan Halosen), batuan terobosan
(Miosen, Oligosen dan Eosen), dan batuan kapur yang terbentuk pada
masa Kenozoikum dan Mezoikum. Ditinjau dari formasinya terdiri dari 14
formasi, yaitu :

● Formasi Aluvium Tua (Qai)


● Formasi Dohor (Gtd)
● Formasi Berai (Tomb)
● Formasi Montalat (Tomm)
● Formasi Warukin (Town) -
● Formasi Basal Kasau (Tkb)
● Formasi Tanjung (Tet)
● Formasi Pitab (Kp)
● Anggota Barabi Formasi Tanjung (Tetb)
● Batuan tak terinci (Ksv)
● Anggota Haruyan Formasi Pitab (Kph)
● Formasi Granit (Mgr)

Dari seluruh formasi batuan tersebut yang terbanyak terdapat di


Kabupaten Tabalong adalah batuan Formasi Berai (20,82 %), Formasi
Warukin (16,44 %) dan Formasi Tanjung (23,55 %).

3.1.5 Iklim
Iklim dan curah hujan di Kabupaten Tabalong termasuk yang
beriklim tropis, musim hujan berkisar antara bulan Oktober sampai dengan
bulan April dan musim kemarau atau panas berkisar pada bulan Mei sampai
dengan September setiap tahunnya. Sedangkan suhu udara berkisar antara
31°C sampai 37°C pada musim kemarau dan 25°C sampai dengan 30°C
pada musim penghujan, dengan curah hujan rata-rata per tahun antara
2.000-3.000 mm.

3.1.6 Hidrologi
Aliran sungai di Kabupaten Tabalong terdiri atas beberapa sungai
kecil dan besar, yaitu terdiri dari sungai Missin, sungai Tutui dan sungai
Kumap yang bermuara di Sungai Tabalong Kiwa, sedangkan sungai Ayu,
sungai Uwi, sungai Uya, sungai Mangkupum dan sungai Kinarum bermuara
di sungai Tabalong Kanan. Seluruh sungai tersebut berhulu di Pegunungan
Meratus dengan cabang-cabang sungainya baik di hulu maupun hilir akan
menjadi sungai Tabalong. Panjang sungai tabalong 75 Km dengan lebar
60 m. Sungai terbesar yang terdapat di Kabupaten Tabalong adalah Sungai
Tabalong yang terbentuk oleh beberapa anak sungai yang berhulu di
Pegunungan Meratus. Pola aliran Sungai Tabalong.

Sungai Tabalong memiliki panjang ± 75 Km dan lebar ± 60 m


dengan debit air 124,5 m3/det, debit terbesar pada bulan April (209,1
m3/det) dan terendah pada bulan September (25,8 m3/det). Jika hujan
terjadi secara berlebihan kapasitas sungai Tabalong tidak mampu
menampung, sehingga menyebabkan banjir pada daerah rendah yaitu di
kecamatan Banua Lawas, Kelua, Pugaan, Muara Harus, dan
Tanta.Berdasarkan pola alirannya terdapat 1 DAS yang terbagi dalam 2 sub
DAS dan 6 sub-sub DAS dengan luas catchment area masing-masing:

● DAS Tabalong (73.581 Ha)


● Sub DAS Tabalong Kiwa (26.110 Ha) dan Tabalong Kanan (38.261
Ha)
● Sub-sub DAS Ayu (42.812 Ha), Uwi (39.504 Ha), Tutui (36.818 Ha),
Missin (39.792 Ha), Kumap (40.470 Ha), dan Jaing (22.647 Ha)
3.1.7 Pola Penggunaan Lahan
Pola penggunaan lahan di Kabupaten Tabalong didominasi oleh
penggunaan hutan dan perkebunan. yaitu terdiri dari hutan lebat (52,75%)
dan perkebunan (20,58 %), yang secara rinci terdiri dari :

Tabel … Pembagian Lahan Kabupaten Tabalong

Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persentase (%)

Hutan Lebat 181.697 52,75

Hutan Belukar 22.934 6,24

Hutan Rawa 6.695 1,82

Semak 6.239 1,70

Alang-alang 25.406 6,91

Perkebunan 75.607 20,58

Kebun Campuran 11.842 3,22

Kampung 3.470 0,94

Tegalan/Ladang 4.380 1,20

Sawah 11.365 3,09

Rawa 3.710 1,01

Lain-lain 1.997 0,54

Total 355.342 100


Sumber: tabalongkab.co.id

3.2 Gambaran Umum Ekonomi Kabupaten Tabalong


Kabupaten Tabalong, keberadaannya tidak terlepas dari daerah sekitarnya,
seperti Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, dan Hulu
Sungai Selatan, bahkan Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah, Interaksi
Tabalong dengan daerah sekitarnya menentukan perkembangan kemajuan
Tabalong dan daerah lain tersebut. Daerah sekitarnya dapat memberi kontribusi
bagi perkembangan ekonomi Tabalong, begitu pula sebaliknya. Karena itu jaringan
kerjasama ekonomi antara daerah itu sangat vital.
Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah.
Khususnya pasal 87 dan 88 ayat (1) memberi peluang kepada daerah untuk
menjalin dan mengembangkan kerjasama guna memacu pembangunan daerah di
berbagai bidang, termasuk pembangunan ekonomi. Peluang ini bisa dimanfaatkan
dengan cara menjalin kerjasama antara Tabalong dengan daerah sekitarnya.
Misalnya, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Hulu Sungai Tengah, dan Hulu Sungai
Selatan menjadi pusat produksi (Production Center), sedangkan Tabalong menjadi
pusat pemasaran (marketing center) . Begitu pula kerjasama dengan Kalimantan
Timur dan Kalimantan Tengah karena Tabalong berbatasan dengan dua provinsi
tersebut.

Banyak bentuk kerjasama yang bisa di jalin dan di kembangkan untuk


membangun kawasan tersebut, baik dalam hal produksi barang, pemasaran,
maupun pemanfaatan dan pengembangan sumber daya yang tersedia, seperti
hasil pertanian, perkebunan, peternakan, kerajinan dan jasa, batu bara, hutan dan
lainnya.

Booming batu bara yang bersifat terbatas baik waktu maupun kandungan
depositnya Kabupaten Tabalong yang saat ini merupakan daerah penghasil
terbesar ”emas hitam” di samping Kabupaten Kotabaru dan Hulu Sungai Utara, itu
merupakan aset yang perlu dimanfaatkan untuk membangun pusat-pusat
perekonomian sebagai salah satu alternatif pembangunan perekonomian ke
depan. Adapun rincian lebih lanjut tentang perkembangan ekonomi di Kabupaten
Tabalong yang dijelaskan melalui penggambaran nilai dari setiap lapangan usaha
yang ditunjukkan dalam PDRB Kabupaten Tabalong.

3.2.1 PDRB Kabupaten Tabalong


Berdasarkan data BPS Kabupaten Tabalong Tahun 2022, besaran
PDRB atas dasar harga berlaku atau PDRB nominal disusun berdasarkan
harga yang berlaku pada periode perhitungan dan bertujuan untuk melihat
struktur perekonomian. Berikut merupakan data PDRB Kabupaten
Tabalong Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2017-2021
Tabel … PDRB Lapangan Usaha Kabupaten Tabalong Tahun 2017-2021

PDRB Lapangan Usaha (Milyar Rupiah)


SEKTOR EKONOMI
2017 2018 2019 2020 2021

Pertanian,Kehutanan, dan Perikanan / Agriculture 1797.96 1906.11 1976.21 1961.31 2061.50

Pertambangan dan Penggalian / Mining and Quarrying 7418.35 7673.70 7717.49 7266.73 8066.68

Industri Pengolahan / Manufacturing Industries 1458.58 1550.36 1612.42 1587.70 1712.27

Pengadaan Listrik dan Gas / Electricity & Gas 7.67 8.70 9.67 10.41 11.19

Pengadaan Air/Water supply 44.64 50.22 54.45 58.58 60.67

Konstruksi/Construction 953.30 1073.29 1188.81 1167.74 1259.58

Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi/Trade and


1274.01 1436.26 1603.97 1594.14 1724.24
Reparation

Transportasi dan pergudangan/Transportation and Storing 343.71 384.03 432.14 419.68 441.82

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum/Acommodation 241.32 274.53 314.59 316.37 346.21

Informasi dan Komunikasi/Information and Communication 656.43 745.80 835.05 878.30 958.58
Jasa Keuangan/Monetary Service 304.74 340.77 366.91 380.21 406.44

Real Estate/Real Estate 194.14 212.90 237.85 247.76 265.36

Jasa Perusahaan/Establishment Service 47.37 53.35 59.13 59.51 65.18

Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial/Government


664.74 716.36 770.41 780.27 794.31
and Social Administration

Jasa Pendidikan/Education 576.35 634.35 706.49 714.14 750.95

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial/ Health and Social Service 114.80 128.09 140.00 152.19 170.48

Jasa lainnya/Other Services 113.58 130.73 149.82 149.36 159.69

PDRB 16,211.70 17,319.54 18,175.41 17,744.39 19,255.14

Sumber: BPS Kabupaten Tabalong, 2022

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa nilai PDRB Kabupaten Tabalong atas dasar harga berlaku pada tahun
2019 ke tahun 2020 sempat mengalami penurunan dari Rp. 18,175.41 miliar rupiah menjadi Rp. 17,744.39 miliar rupiah.
Namun, mengalami kenaikan kembali pada tahun 2021 menjadi Rp. 19,255.14 miliar rupiah, hal ini dapat terjadi karena
dipengaruhi oleh penurunan produksi di seluruh sektor ekonomi.
3.2.2 PDRB Provinsi Kalimantan Selatan
Adapun data PDRB Provinsi Kalimantan Selatan atas dasar harga berlaku yang menjadi pembanding analisis
kedepannya sebagai berikut:

Tabel … PDRB Menurut Lapangan Usaha Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2017-2021

PDRB Lapangan Usaha (Milyar Rupiah)


SEKTOR EKONOMI
2017 2018 2019 2020 2021

Pertanian,Kehutanan, dan Perikanan /


23,171,075.68 24,458,195.87 25,837,610.31 25,787,638.72 26,827,758.81
Agriculture

Pertambangan dan Penggalian / Mining


33,121,191.74 35,461,568.39 34,419,635.31 32,696,344.08 37,308,542.70
and Quarrying

Industri Pengolahan / Manufacturing


22,951,175.97 24,081,103.07 24,677,565.02 24,215,391.28 26,862,852.21
Industries

Pengadaan Listrik dan Gas / Electricity &


206,862.36 237,105.73 255,041.40 274,729.38 294,965.21
Gas

Pengadaan Air/Water supply 645,162.44 709,004.04 754,901.68 805,799.91 855,212.11


Konstruksi/Construction 12,393,793.73 13,675,860.55 14,910,490.27 14,803,229.09 15,742,374.26

Perdagangan Besar dan Eceran, dan


15,483,032.37 17,220,840.88 19,031,707.14 18,731,969.68 19,798,253.90
Reparasi/Trade and Reparation

Transportasi dan
10,345,465.56 11,387,097.79 12,469,229.87 11,796,542.42 12,116,837.98
pergudangan/Transportation and Storing

Penyediaan Akomodasi dan Makan


3,143,536.27 3,463,666.12 3,834,598.98 3,846,298.27 4,006,240.17
Minum/Acommodation

Informasi dan Komunikasi/Information


5,535,375.12 6,065,457.61 6,570,311.90 7,032,160.26 7,586,349.56
and Communication

Jasa Keuangan/Monetary Service 5,738,713.61 6,207,185.67 6,450,604.51 6,569,432.47 6,933,859.50

Real Estate/Real Estate 3,531,104.38 3,795,365.92 41,186,67.03 4,352,929.63 4,676,170.96

Jasa Perusahaan/Establishment Service 1,053,373.87 1,175,720.32 13,057,31.84 1,309,540.08 1,379,195.31

Adm Pemerintahan, Pertahanan dan


Jaminan Sosial/Government and Social 9,485,821.33 10,222,282.09 11,091,979.29 11,397077.20 11,722,823.68
Administration
Jasa Pendidikan/Education 7,278,689.44 8,008,698.52 8,816,478.94 9,093,591.09 9,464,282.02

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial/


3,078,924.32 3,364,770.60 3,628,089.76 3,984,435.50 4,543,250.64
Health and Social Service

Jasa lainnya/Other Services 1,941,256.78 2,150,132.72 2,384,995.97 2,396,997.57 2,457,612.14

PDRB 159,104,554.99 171,684,055.90 180,557,639.22 179,094,106.63 192,576,581.16

Sumber: BPS Kabupaten Tabalong, 2022

3.2.3 Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Tabalong
Adapun tabel data Distribusi Persentase PDRB Provinsi Kabupaten Tabalong atas dasar harga berlaku pada setiap
sektor ekonomi sebagai berikut:

Tabel .. Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Tabalong 2017 -2021

Distribusi PDRB Kabupaten Tabalong Menurut Lapangan Usaha


(Persen)
SEKTOR EKONOMI

2017 2018 2019 2020 2021

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan / Agriculture 11.09 11.01 10.87 11.05 10.71
Pertambangan dan Penggalian / Mining and Quarrying 45.76 44.31 42.46 40.95 41.89

Industri Pengolahan / Manufacturing Industries 9.00 8.95 8.87 8.95 8.89

Pengadaan Listrik dan Gas / Electricity & Gas 0.05 0.05 0.05 0.06 0.06

Pengadaan Air/Water supply 0.28 0.29 0.30 0.33 0.32

Konstruksi/Construction 5.88 6.20 6.54 6.58 6.54

Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi/Trade and


7.86 8.29 8.82 8.98 8.95
Reparation

Transportasi dan pergudangan/Transportation and Storing 2.12 2.22 2.38 2.37 2.29

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum/Acommodation 1.49 1.59 1.73 1.78 1.80

Informasi dan Komunikasi/Information and Communication 4.05 4.31 4.59 4.95 4.98

Jasa Keuangan/Monetary Service 1.88 1.97 2.02 2.14 2.11

Real Estate/Real Estate 1.20 1.23 1.31 1.40 1.38

Jasa Perusahaan/Establishment Service 0.29 0.31 0.33 0.34 0.34

Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial/Government 4.10 4.14 4.24 4.40 4.13
and Social Administration

Jasa Pendidikan/Education 3.56 3.66 3.89 4.02 3.90

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial/ Health and Social Service 0.71 0.74 0.77 0.86 0.89

Jasa lainnya/Other Services 0.70 0.75 0.82 0.84 0.83

PDRB 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

Rata-rata 5,8835 5,8835 5,8818 5,8824 5,8829

Sumber: BPS Kabupaten Tabalong, 2022

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa secara umum pertumbuhan nilai PDRB memiliki nilai yang konstan,
dimana rata-rata distribusi PDRB di Kabupaten Tabalong dari tahun 2017 hingga 2021, jika dibulatkan memiliki persentase
sebesar 5,9%.
BAB IV

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS

4.1 Analisis Permasalahan Ekonomi Kabupaten Tabalong


Menurut Amalia & Razak (2015), kemiskinan menjadi persoalan yang
kompleks dalam suatu negara karena tidak hanya berkaitan dengan masalah
rendahnya tingkat pendapatan dan konsumsi, tetapi juga berkaitan dengan
rendahnya tingkat pendidikan, kesehatan serta ketidakberdayaan masyarakat
miskin untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan. Menurut hasil Susenas
pada tahun 2017 kemiskinan di Indonesia mencapai 10,12% (BPS 2018). Meskipun
jumlah tersebut turun dari tahun 2016 yang mencapai angka 10,70% (BPS 2017),
namun dengan adanya pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun maka
penurunan persentase itu menjadi kurang bermakna karena secara absolut jumlah
penduduk miskin di tahun 2017 masih sebesar 26,58 juta. Jumlah ini berkurang
sebanyak 1,18 juta orang dibanding tahun 2016, sementara pertumbuhan
penduduknya sebesar 1,49% per tahun atau setara dengan pertambahan 4 juta
penduduk (BPS 2018).

Provinsi Kalimantan Selatan adalah salah satu provinsi yang menyumbang


persentase penduduk miskin dengan angka 4,70% pada tahun 2017 (BPS Provinsi
Kalsel 2018). Di Kabupaten Tabalong, khususnya, pada tahun 2017 persentase
penduduk miskin mencapai 6,09% dengan jumlah sebanyak 15.000 jiwa (BPS
Kabupaten Tabalong 2018). Peningkatan angka kemiskinan di Kabupaten
Tabalong sendiri dipengaruhi oleh kondisi ekonomi makro seperti anjloknya harga
karet dan batubara, penurunan indeks angka kemiskinan ini membuktikan bahwa
mulai meningkatnya taraf hidup warga miskin. Hal ini juga dipengaruhi angka
inflansi 2.15 atau kurang dari target 2.5 sampai 3.
4.2 Analisis Sektor Unggulan Kabupaten Tabalong
4.2.1 Analisis LQ
Kabupaten Tabalong merupakan salah satu Kota di Provinsi Kalimantan Selatan. Secara umum, Kabupaten Tabalong
memiliki potensi di beberapa sektor. Berikut adalah tabel hasil analisis LQ pada Kabupaten Tabalong:

Tabel … Hasil Analisis Location Quotient PDRB Kabupaten Tabalong

Location Quotient
SEKTOR EKONOMI Rata-rata Keterangan
2017 2018 2019 2020 2021

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan/Agriculture 0,762 0,773 0,760 0,768 0,769 0,7664 LQ < 1

Pertambangan dan Penggalian/Mining and Quarrying 2,198 2,145 2,227 2,243 2,162 2,195 LQ > 1

Industri Pengolahan / Manufacturing Industries 0,624 0,638 0,649 0,662 0,637 0,642 LQ < 1

Pengadaan Listrik dan Gas / Electricity & Gas 0,364 0,364 0,377 0,382 0,379 0,3732 LQ < 1

Pengadaan Air/Water supply 0,679 0,702 0,717 0,734 0,710 0,7084 LQ < 1

Konstruksi/Construction 0,755 0,778 0,792 0,796 0,800 0,7842 LQ < 1

Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi/Trade and


0,808 0,827 0,837 0,859 0,871 0,8404 LQ < 1
Reparation
Transportasi dan pergudangan/Transportation and
0,326 0,334 0,344 0,359 0,365 0,3456 LQ < 1
Storing

Penyediaan Akomodasi dan Makan


0,753 0,786 0,815 0,830 0,864 0,8096 LQ < 1
Minum/Acommodation

Informasi dan Komunikasi/Information and


1,164 1,219 1,263 1,261 1,264 1,2342 LQ > 1
Communication

Jasa Keuangan/Monetary Service 0,521 0,544 0,565 0,584 0,586 0,56 LQ < 1

Real Estate/Real Estate 0,540 0,556 0,574 0,574 0,568 0,5624 LQ < 1

Jasa Perusahaan/Establishment Service 0,441 0,450 0,450 0,459 0,473 0,4546 LQ < 1

Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan


0,688 0,695 0,690 0,691 0,678 0,6884 LQ < 1
Sosial/Government and Social Administration

Jasa Pendidikan/Education 0,777 0,785 0,796 0,793 0,794 0,789 LQ < 1

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial/ Health and Social


0,366 0,377 0,383 0,386 0,375 0,3774 LQ < 1
Service

Jasa lainnya/Other Services 0,574 0,603 0,624 0,629 0,650 0,616 LQ < 1

Sumber: Analisis Penulis, 2022


Berdasarkan tabel hasil analisis diatas, dapat diketahui bahwa sektor ekonomi di Kabupaten Tabalong dapat
dikelompokkan menjadi 2 sebagai berikut:

1. Peranan sektor menonjol dan mampu memenuhi kebutuhan wilayah antara lain, yaitu Pertambangan dan
Penggalian; dan juga Informasi dan Komunikasi
2. Peranan sektor kurang menonjol dan kurang mampu memenuhi kebutuhan wilayah antara lain, Pertanian,
Kehutanan, dan Perikanan; Industri Pengolahan; Pengadaan Listrik dan Gas; Pengadaan Air; Konstruksi; Perdagangan
Besar dan Eceran; Transportasi dan Pergudangan; Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum; Jasa Keuangan; Real
Estate; Jasa Perusahaan; Adm Pemerintah, Pertahanan, dan Jaminan Sosial; Jasa Pendidikan; Jasa Kesehatan dan
Kegiatan Sosial; serta Jasa Lainnya.

4.2.2 Analisis Shift-Share


Berikut dilakukan suatu analisis Shift Share pada PDRB Kabupaten Tabalong untuk menganalisis peranan suatu
sektor ataupun pergeseran suatu sektor di Kabupaten Tabalong:
Tabel … Data untuk Analisis Shift-Share

PDRB TABALONG PDRB KALSEL


SEKTOR
2017 2021 2017 2021

Pertanian,Kehutanan, dan Perikanan / Agriculture 1797.96 2061.50 23,171,075.68 26,827,758.81

Pertambangan dan Penggalian / Mining and


7418.35 8066.68 33,121,191.74 37,308,542.70
Quarrying

Industri Pengolahan / Manufacturing Industries 1458.58 1712.27 22,951,175.97 26,862,852.21

Pengadaan Listrik dan Gas / Electricity & Gas 7.67 11.19 206,862.36 294,965.21

Pengadaan Air/Water supply 44.64 60.67 645,162.44 855,212.11

Konstruksi/Construction 953.30 1259.58 12,393,793.73 15,742,374.26

Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi/Trade


1274.01 1724.24 15,483,032.37 19,798,253.90
and Reparation

Transportasi dan pergudangan/Transportation and


343.71 441.82 10,345,465.56 12,116,837.98
Storing
Penyediaan Akomodasi dan Makan
241.32 346.21 3,143,536.27 4,006,240.17
Minum/Acommodation

Informasi dan Komunikasi/Information and


656.43 958.58 5,535,375.12 7,586,349.56
Communication

Jasa Keuangan/Monetary Service 304.74 406.44 5,738,713.61 6,933,859.50

Real Estate/Real Estate 194.14 265.36 3,531,104.38 4,676,170.96

Jasa Perusahaan/Establishment Service 47.37 65.18 1,053,373.87 1,379,195.31

Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan


664.74 794.31 9,485,821.33 11,722,823.68
Sosial/Government and Social Administration

Jasa Pendidikan/Education 576.35 750.95 7,278,689.44 9,464,282.02

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial/ Health and


114.80 170.48 3,078,924.32 4,543,250.64
Social Service

Jasa lainnya/Other Services 113.58 159.69 1,941,256.78 2,457,612.14

PDRB 16,211.70 19,255.14 159,104,554.99 192,576,581.16


Tabel … Hasil Analisis Shift-Share PDRB Kabupaten Tabalong

Mij Cij
SEKTOR Rij Rin rn Nij Dij
Nilai Ket Nilai Ket

Pertanian,Kehutanan, dan Perikanan / Belum Memiliki


0,147 0,158 0,210 378,25 59,69 Cepat -20,20 Keunggulan 418
Agriculture
Komparatif

Pertambangan dan Penggalian / Mining Belum Memiliki


0,087 0,126 0,210 1560,65 197,31 Cepat -289,54 Keunggulan 1468
and Quarrying
Komparatif

Industri Pengolahan / Manufacturing Memiliki


0,174 0,170 0,210 306,85 52,30 Cepat 5,10 Keunggulan 364
Industries
Komparatif

Pengadaan Listrik dan Gas / Electricity & Memiliki


0,459 0,426 0,210 1,61 0,69 Cepat 0,25 Keunggulan 3
Gas
Komparatif

Pengadaan Air/Water supply Memiliki


0,359 0,326 0,210 9,39 3,06 Cepat 1,50 Keunggulan 14
Komparatif

Konstruksi/Construction Memiliki
0,321 0,270 0,210 200,55 54,19 Cepat 48,72 Keunggulan 303
Komparatif
Perdagangan Besar dan Eceran, dan Memiliki
0,353 0,279 0,210 268,02 74,70 Cepat 95,16 Keunggulan 438
Reparasi/Trade and Reparation
Komparatif

Transportasi dan Memiliki


0,285 0,171 0,210 72,31 12,38 Cepat 39,26 Keunggulan 124
pergudangan/Transportation and Storing
Komparatif

Penyediaan Akomodasi dan Makan Memiliki


0,435 0,274 0,210 50,77 13,93 Cepat 38,66 Keunggulan 103
Minum/Acommodation
Komparatif

Informasi dan Komunikasi/Information Memiliki


0,460 0,371 0,210 138,10 51,17 Cepat 58,93 Keunggulan 248
and Communication
Komparatif

Memiliki
Jasa Keuangan/Monetary Service 0,334 0,208 0,210 64,11 13,35 Cepat 38,23 Keunggulan 116
Komparatif

Real Estate/Real Estate Memiliki


0,367 0,324 0,210 40,84 13,24 Cepat 8,26 Keunggulan 62
Komparatif

Jasa Perusahaan/Establishment Service Memiliki


0,376 0,309 0,210 9,97 3,08 Cepat 3,16 Keunggulan 16
Komparatif

Adm Pemerintahan, Pertahanan dan Belum Memiliki


0,195 0,236 0,210 139,85 32,98 Cepat -27,19 Keunggulan 146
Jaminan Sosial/Government and Social
Komparatif
Administration

Jasa Pendidikan/Education Memiliki


0,303 0,300 0,210 121,25 36,41 Cepat 1,54 Keunggulan 159
Komparatif

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial/ Memiliki


0,485 0,476 0,210 24,15 11,49 Cepat 1,08 Keunggulan 37
Health and Social Service
Komparatif

Jasa lainnya/Other Services Memiliki


0,406 0,266 0,210 23,89 6,36 Cepat 15,90 Keunggulan 46
Komparatif

PDRB 5,546 4,691 3,576 3410,58 636,32 18,814 4066

Sumber: Analisis Penulis, 2022


Berdasarkan tabel hasil analisis diatas, dapat diketahui bahwa sektor ekonomi di Kabupaten Tabalong dapat dikelompokkan
menjadi 2 sebagai berikut :

1. Sektor unggulan, merupakan sektor di Kabupaten Tabalong yang tumbuh cepat dan memiliki keunggulan
komparatif yaitu Industri Pengolahan; Pengadaan Listrik dan Gas; Pengadaan Air; Kontruksi; Perdagangan Besar
dan Eceran, dan Reparasi; Transportasi dan pergudangan; Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum; Informasi dan
Komunikasi; Jasa Keuangan; Real Estate; Jasa Perusahaan; Jasa Pendidikan; Jasa Kesehatan; dan Jasa lainnya.
2. Sektor Andalan, merupakan sektor di Kabupaten Tabalong tumbuh cepat tetapi belum memiliki keunggulan komparatif
yaitu, Pertanian,Kehutanan, dan Perikanan; Pertambangan dan Penggalian; dan Adm Pemerintahan, Pertahanan dan
Jaminan Sosial
4.3 Analisis Sektor Unggulan
Berdasarkan hasil analisis LQ dan SSA, naka dapat dilakukan analisis
lanjutan untuk mengetahui sektor unggulan pada Kabupaten Tabalong, berikut
adalah tabel hasil analisis sektor unggulan Kabupaten Tabalong:

Tabel … Hasil Analisis Sektor Unggulan Kabupaten Tabalong

LOCATION
SHIFT-
SEKTOR EKONOMI QUOTIENT KETERANGAN
SHARE
(LQ)

Pertanian,Kehutanan, dan Perikanan /


- - Bukan Sektor Unggul
Agriculture

Pertambangan dan Penggalian / Mining


+ - Bukan Sektor Unggul
and Quarrying

Industri Pengolahan / Manufacturing


- + Bukan Sektor Unggul
Industries

Pengadaan Listrik dan Gas / Electricity &


- + Bukan Sektor Unggul
Gas

Pengadaan Air/Water supply - + Bukan Sektor Unggul

Konstruksi/Construction - + Bukan Sektor Unggul

Perdagangan Besar dan Eceran, dan


- + Bukan Sektor Unggul
Reparasi/Trade and Reparation

Transportasi dan
- + Bukan Sektor Unggul
pergudangan/Transportation and Storing

Penyediaan Akomodasi dan Makan


- + Bukan Sektor Unggul
Minum/Acommodation

Informasi dan Komunikasi/Information


+ + Sektor Unggul
and Communication
Jasa Keuangan/Monetary Service - + Bukan Sektor Unggul

Real Estate/Real Estate - + Bukan Sektor Unggul

Jasa Perusahaan/Establishment Service - + Bukan Sektor Unggul

Adm Pemerintahan, Pertahanan dan


Jaminan Sosial/Government and Social - - Bukan Sektor Unggul
Administration

Jasa Pendidikan/Education - + Bukan Sektor Unggul

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial/


- + Bukan Sektor Unggul
Health and Social Service

Jasa lainnya/Other Services - + Bukan Sektor Unggul

Sumber: Analisis Penulis, 2022

Berdasarkan tabel hasil analisis diatas, dapat diketahui bahwa terdapat 1


sektor yang memiliki nilai positif (+) dari kedua analisis, dimana 1 sektor yang
menjadi sektor unggulan di Kabupaten Tabalong yaitu Sektor Informasi dan
Komunikasi. Untuk jenis sektor yang lain belum masuk kedalam sektor unggul.

4.4 Rekomendasi Upaya Mengatasi Permasalahan Kabupaten Tabalong


Menurut Peraturan Presiden No. 15/2010 tentang Percepatan
penanggulangan Kemiskinan Program penanggulangan kemiskinan adalah
kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dunia usaha, serta
masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui
bantuan sosial, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan usaha ekonomi mikro
dan kecil, serta program lain dalam rangka meningkatkan kegiatan ekonomi.

Dalam mengembangkangkan potensi wilayah Pemerintah Kabupaten


Tabalong menyatakan bahwa untuk mendorong lajunya pencapaian sasaran
pembangunan secara terarah dan terpadu di setiap Wilayah pembangunan perlu
dipelihara keseimbangan dan pelaksanaanya, maka dari itu pelaksanaan
pembangunan di daerah perlu disebar secara merata. lalu penentuan wilayah ini
perlu menentukan wilayah pembangunan yang harus disesuaikan dengan kondisi
dan potensi serta prioritas wilayah yang ada di samping pendekatan sistem
administrasi pemerintahan juga ciri khas masing masing wilayah pembangunan.
dari pendekatan tersebut Kabupaten Tabalong dibagi menjadi 3 wilayah
pengembangan pembangunan yaitu:

A. Wilayah Pengembangan Pembangunan Utara

Merupakan dataran Tinggi dan Pegunungan. Dimana Pegunungan


Meratus membentang dari arah utara ke selatan bagian Timur dengan
Potensi dan berorientasi pada usaha perkebunan pertanian tanaman
pangan, peternakan, perikanan, kehutanan, daerah transmigrasi dan
pariwisata. Wilayah ini meliputi Kecamatan Haruai, Muara Uya, Upau dan
Jaro dengan Pusat pengembangannya di Kecamatan Muara Uya.

B. Wilayah Pengembangan dan Pembangunan Tengah

Merupakan dataran datar dan bergelombang, dengan potensi dan


berorientasi pada lahan pangan, perkebunan dan juga sebagai pusat
pemerintahan, perdagangan, industri, pendidikan, kebudayaan, dan
Pariwisata Daerah . Hal ini sangat potensial karena didukung oleh letak
kota Tanjung sebagai kota penghubung antar Propinsi Kalimantan Timur
dan Kalimantan Tengah yang dapat dijadikan kota Transit. Kota Tanjung
didukung oleh jalan-jalan yang ada serta Lapangan terbang untuk
keperluan umum. Wilayah ini meliputi 3 Kecamatan yaitu Kecamatan
Tanjung, Tanta dan Murung Pudak dengan Pusat Pengembangan di
Kecamatan Tanjung.

C. Wilayah Pengembangan Pembangunan Selatan

Wilayah ini di dominasi oleh dataran rendah dan rawa dengan


potensi dan berorientasi pada daerah pertanian pangan, peternakan
unggas dan perikanan. Daerah ini juga dapat di kembangkan sebagai
daerah produsen industri kerajinan rumah tangga terutama purun dan
pandai besi. Wilayah ini meliputi empat Kecamatan yaitu Kecamatan Kelua,
Pugaan, Muara Harus dan Banua Lawas dengan pusat pengembangan di
Kecamatan Kelua.
BAB V

PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Kabupaten Tabalong berada di Kalimantan Selatan dengan luas daerah
3.553,42 km². Tabalong dikenal dengan hasil tambang berupa minyak
bumi dan batu bara. komoditas perkebunan dan pertanian yang menjadi
unggulan adalah kelapa sawit, kakao, dan karet. Potensi pariwisata yang
dimiliki Kabupaten Tabalong adalah Danau Undan, Upacara Adat dan
Budaya Warukin, Tanjung Puri Indah, serta beberapa air terjun dan gua.
2. Berdasarkan hasil analisis Location Quotient didapatkan bahwa sektor
ekonomi di Kabupaten Tabalong dapat dikelompokkan menjadi 2 yakni
sektor yang menonjol dalam memenuhi kebutuhan wilayah tabalong
seperti pertambangan, dan penggalian, lalu sektor yang mempunyai peran
kurang menonjol dalam memenuhi kebutuhan wilayah Tabalong seperti
Pertanian, Kehutanan, Jasa Perusahaan dan jasa lainnya. lalu hasil analisis
dari Shift Share didapatkan bahwa sektor unggulan yang terdapat di
Kabupaten Tabalong ini adalah Industri Pengolahan; Pengadaan Listrik dan
Gas, lalu Sektor andalannya berupa Pertanian,Kehutanan, dan Perikanan
3. Berdasarkan hasil analisis LQ dan Shift Share dapat diketahui bahwa
terdapat 1 sektor yang memiliki nilai positif (+) dari kedua analisis, dimana
1 sektor yang menjadi sektor unggulan di Kabupaten Tabalong yaitu Sektor
Informasi dan Komunikasi. Untuk jenis sektor yang lain belum masuk
kedalam sektor unggul.

5.2 Lesson Learned


Adapun pembelajaran yang dapat diambil dari dilakukannya analisis kepada
sektor-sektor di Kawasan Tabalong sebagai berikut:

1. Sektor unggulan merupakan sektor yang bisa mendorong


pertumbuhan serta perkembangan sektor lain, seperti memberi
masukan maupun menggunakan keluarannya sebagai masukan
dalam proses produksi.
2. Sangat penting melakukan identifikasi sektor unggulan dikarenakan
itu bisa menentukan potensi yang akan atau mungkin
dikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
sekitar agar bisa membantu menentukan strategi yang tepat untuk
melakukan akselerasi pertumbuhan ekonomi.
3. Dalam mengetahui sektor unggulan yang ada di Kawasan Tabalong,
maka bisa menggunakan analisis LQ, analisis Shift-Share dan
analisis Sektor Unggulan.

5.4 Rekomendasi

Rekomendasi yang bisa diberikan setelah dilakukannya penyusunan


laporan ini yaitu:

1. Selain dari sektor unggulan yang ada di Kawasan Tabalong, sumber


daya manusia yang mengelola di beberapa sektor harus memiliki
kualitas dan tanggung jawab, sehingga diperlukannya peningkatan
kualitas sumber daya manusia yang ada di Kabupaten Tabalong
dengan mengadakan pelatihan serta kegiatan-kegiatan yang
berupaya dalam mendukung seimbangnya pertumbuhan ekonomi
dengan pertumbuhan kualitas di Kawasan Tabalong.
DAFTAR PUSTAKA

Jannah, F. M. (2020). Peningkatan Ekonomi Di Tengah Pandemi Dalam Menunjang


Pergerakan Pertumbuhan Ekonomi Di Surabaya. Jurnal Inovasi Penelitian,
1(7), 1427-1432.

Anda mungkin juga menyukai